Anda di halaman 1dari 40

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB I PENGENALAN MATLAB ...................................................................... 1
BAB II ALGORITMA .......................................................................................... 8
BAB III ANILISIS ERROR ............................................................................... 15
BAB IV OPERASI MATRIKS .......................................................................... 17
BAB V POLINOMIAL FITTING ..................................................................... 20
BAB VI DIFFERENSIAL DAN INTEGRAL .................................................. 22
BAB VII PERHITUNGAN INVERSI ............................................................... 33

i
BAB I
PENGENALAN MATLAB

A. Pendahuluan

Matlab adalah singkatan dari Matrix Laboratory, suatu perangkat lunak


matematis yang menggunakan vektor dan matriks sebagai elemen data utama.
Matlab adalah bahasa pemrograman level tinggi yang khusus untuk komputasi
teknis. Bahasa ini mengintegrasikan kemampuan komputasi, visualisasi, dan
pemrograman yang mudah digunakan. Matlab memberikan sistem interaktif
yang menggunakan konsep array/matriks sebagai standar variabel elemennya
tanpa membutuhkan pendeklarasian array seperti pada bahasa lainnya. Berikut
ini disajikan beberapa elemen yang perlu dipahami agar dapat membuat
program matlab untuk melakukan komputasi.
2

B. Tinjauan Pustaka
1. Jendela Perintah (Command Window)

Pada command window, semua perintah matlab dituliskan dan


diekskusi. Kita dapat menuliskan perintah perhitungan sederhana,
memanggil fungsi, mencari informasi tentang sebuah fungsi dengan aturan
penulisannya (help), demo program, dan sebagainya. Setiap penulisan
perintah selalu diawali dengan prompt “>>”.

Selain menggunakan Command window, matlab menyediakan editor


penulisan naskah yang disebut Matlab Editor, berfungsi untuk membuat
skrip program matlab. Walaupun skrip program dapat dibuat dengan
menggunakan berbagai program editor seperti notepad, wordpad, ms.
word dan lain-lain. Namun sangat dianjurkan untuk menggunakan Matlab
Editor ini karena kemampuannya dalam mendeteksi kesalahan pengetikan
sintak oleh programmer.

2. Variabel dan Operator


a. Variabel

Variabel pada Matlab diberi nama yang dimulai dengan huruf


atau angka, maksimal 31 karakter. Nama variabel dengan huruf besar
(kapital) dianggap berbeda dengan nama variabel yang ditulis dengan
huruf kecil.

b. Operator
1) Operator Aritmatika

Operator Arti
+ Penjumlahan
3

- Pengurangan
* Perkalian (aturan matriks)
Perkalian masing-masing
.*
elemen (aturan array)
/ Pembagian kanan (matriks)
./ Pembagian kanan (array)
\ Pembagian kiri (matriks)
.\ Pembagian kiri (array)
^ Perpangkatan (matriks)
.^ Perpangkatan (array)

2) Operator Relasional

Operator Arti
== Penjumlahan
~= Pengurangan
< Perkalian (aturan matriks)
Perkalian masing-masing
>
elemen (aturan array)
<= Pembagian kanan (matriks)
>= Pembagian kanan (array)

3) Operator Logika

Operator Arti
& Akan menghasilkan nilai 1 jika kedua elemen yang
memiliki kesesuaian memiliki nilai true dan 0
untuk lainnya
| Akan bernilai 1 jika salah satu elemennya true
~ Komplen dari elemen yang dinputkan
xor Akan bernilai 1 jika salah satu dari kedua elemen
memiliki nilai berbeda dan bernilai 0 jika sama
4

3. Konstanta/tetapan

Konstanta Keterangan
pi 3.14159265…
i Unit imajiner, √-1
j Sama dengan i
realmin Bilangan riil positif terkecil
realmax Bilangan riil positif terendah
inf Bilangan tak hingga
NaN Not-a-Number

4. Fungsi-fungsi Matematis

Fungsi Keterangan
cos(x) Menghitung nilai cosinus x
sin(x) Menghitung nilai sinus x
tan(x) Menghitung nilai tangen x
floor(x) Pembulatan nilai kebawah
ceil(x) Pembulatan nilai keatas
round(x) Pembulatan pecahan ke bilangan terdekat
abs(x) Mengambil nilai absolut dari variabel x
sqrt(x) Menghitung akar dari x
real(x) Mengambil nilai riil dari variable x

5. Tanda Baca

Tanda Keterangan
% Untuk mengawali komentar/keterangan
, Untuk memisahkan dua variabel
; Untuk memisahkan pernyataan tanpa echo
… Untuk melanjutkan statement kebaris berikutnya
5

6. Input dan Output

Matlab juga menyediakan intruksi untuk menerima data dari keyboard


(input) dan menampilkan nilai variabel ke monitor (output), yaitu:

a. Melakukan input : x = input(‘Masukan nilai x :’)


b. Menampilkan : disp(‘Nilai dari x adalah’)
Atau dengan intruksi formatting ;

Fprintf(‘nilai dari x adalah %g’,x)

7. Instruksi Seleksi
a. Pemilihan bersyarat

Pemilihan di atas digunakan untuk memilih satu di antara


beberapa intruksi sesuai dengan syarat yang dipenuhi. Bila syarat-1
dipenuhi maka laksanakan intruksi-1. Bila syarat-2 dipenuhi,
laksaanakan intruksi-2. Bila tidak ada syarat yang dipenuhi maka
laksanakan intruksi-3.
b. Pemilihan kasus

Instruksi ini akan memilih satu instruksi berdasarkan nilai yang


diberikan pada variable. Bila nilainya adalah nilai-1 maka instruksi-1
dilaksanakan. Namun bila tidak satupun nilai yang memenuhi maka
instruksi-n yang dilaksanakan.
8. Intruksi Perulangan
a. Perulangan dengan for
6

Perulangan yang dibatasi oleh nilai var, mulai dari n1 hingga n3,
dengan perubahan nilai sebesar n2 pada setiap putaran.
Contoh:

b. Perulangan dengan while

Perulangan yang ditentukan oleh suatu syarat. Selama syarat


terpenuhi maka perulangan akan berlangsung.
Contoh:

C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa memahami dasar pemrograman Matlab dalam komputasi
fisika.
2. Mahasiswa dapat membuat program Matlab untuk menyelesaikan
persamaan fisika sederhana menggunakan metode numerik umum.

D. Percobaan Praktikum
1. Memulai matlab
a. Cari ikon Matlab kemudian klik dua kali kemudian jendela kerja
Matlab akan muncul.
b. Perintah (command) dari Matlab dituliskan setelah tanda >>.
c. Setelah selesai menggunakan Matlab, ketik quit dan enter.
2. Perkalian
Buatlah pada program matlab operasi perkalian di bawah ini:
7

3. Penjumlahan dan perkalian


Buatlah pada program matlab operasi penjumlahan dan perkalian di bawah
ini:

4. Pembagian
Buatlah pada program Matlab operasi pembagian di bawah ini:

5. Perhitungan sinus dan cosinus


Buatlah program di bawah ini pada Matlab.

E. Tugas Praktikum
1. Hitunglah luas area prospek geothermal yang ada di Lampung
2. Menghitung lamanya potensi tambang habis dalam hari dengan asumsi
dalam sehari didapat 1 truk muatan tambang dan libur pada hari Sabtu dan
Minggu
3. Buatlah fungsi sinus dan cosinus dengan frekuensi bervariasi
BAB II
ALGORITMA

A. Teori Dasar

Algoritma merupakan sekumpulan instruksi yang terstruktur dan terbatas


yang diimplementasikan kedalam bentuk program komputer untuk
menyelesaikan suatu masalah komputasi tertentu. Dalam matematika dan ilmu
komputer, algoritme adalah prosedur langkah-demi-langkah untuk
penghitungan. Algoritme digunakan untuk penghitungan, pemrosesan data,
dan penalaran otomatis.

Algoritme adalah metode efektif diekspresikan sebagai rangkaian terbatas


dari instruksi-instruksi yang telah didefinisikan dengan baik untuk menghitung
sebuah fungsi. Dimulai dari sebuah kondisi awal dan input awal (mungkin
kosong), instruksi-instruksi tersebut menjelaskan sebuah komputasi yang, bila
dieksekusi, diproses lewat sejumlah urutan kondisi terbatas yang terdefinisi
dengan baik, yang pada akhirnya menghasilkan "keluaran" dan berhenti di
kondisi akhir. Transisi dari satu kondisi ke kondisi selanjutnya tidak harus
deterministik; beberapa algoritme, dikenal dengan algoritme pengacakan,
menggunakan masukan acak.

Algoritme adalah rencana, proses langkah demi langkah yang logis untuk
menyelesaikan masalah. Algoritma biasanya ditulis sebagai diagram alur atau
pseudocode. Kunci dari setiap tugas pemecahan masalah adalah untuk
memandu proses pemikiran seseorang. Hal yang paling berguna untuk
dilakukan adalah terus bertanya ‘Bagaimana jika kita melakukannya dengan
cara ini’ Menjelajahi berbagai cara penyelesaian masalah dapat membantu
9

menemukan cara terbaik untuk menyelesaikannya (Levitin, Anany, 2010).


Untuk menuliskan lgoritma ada tiga cara yang umum digunakan :

1. Kalimat deskriptif

Notasi alami adalah Notasi algoritma dengan menggunakan kalimat


deskriptif. Notasi deskriptif tersusun atas tiga bagian utama, yaitu
1. Bagian Judul yaitu bagian yang terdiri atas nama algoritma, penjelasan
atau spesifikasi algoritma tersebut.
2. Bagian Deklarasi yaitu bagian untuk mendefinisikan semua nama yang
digunakan pada algoritma dapat berupa variabel, konstanta, tipe
ataupun fungsi.
3. Bagian Deskripsi yaitu bagian inti pada struktur algoritma yang berisi
uraian langkah-langkah penyelesaian masalah.

Contoh penulisan algoritma dengan notasi deskriptif. Algoritma untuk


menghitung Luas_Lingkaran. Algoritma menerima masukan jari-jari
lingkaran dan Menghitung luas lingkaran untuk ukuran jari-jari tertentu,
serta mencetak luasnya ke piranti keluaran. Deklarasi :
Jari_jari = real {tipe data bilangan pecahan}
Luas = real {tipe data bilangan pecahan}
PHI = 3.14
Deskripsi
1. Baca jari-jari lingkaran
2. Hitung luas lingkaran = PHI*jari-jari * jari_jari
3. Tampilkan luas lingkaran ke layer
4. Selesai

2. Pseudocode

Sebagian besar program dikembangkan menggunakan bahasa


pemrograman. Bahasa-bahasa ini memiliki sintaks tertentu yang harus
digunakan sehingga program akan berjalan dengan baik. Pseudocode bukan
bahasa pemrograman, ini adalah cara sederhana untuk menggambarkan
10

sekumpulan instruksi yang tidak harus menggunakan sintaksis tertentu.


Notasi pseudocode secara umum Tidak ada set ketat notasi standar untuk
kodesemu, tetapi beberapa yang paling dikenal adalah:
1. INPUT -menunjukkan pengguna akan memasukkan sesuatu.
2. OUTPUT -menunjukkan bahwa output akan muncul di layar.
3. WHILE -loop (iterasi yang memiliki kondisi di awal)
4. FOR-loop penghitungan (iterasi)
5. REPEAT –UNTIL-loop (iterasi) yang memiliki kondisi di akhir
6. IF –THEN –ELSE-keputusan (pilihan) di mana pilihan dibuat
7. Instruksi apa pun yang terjadi di dalam pilihan atau iterasi biasanya
diindentasi.
3. Flowchart

Flowchart adalah diagram yang mewakili sekumpulan instruksi.


Flowchart biasanya menggunakan simbol standar untuk mewakili berbagai
jenis instruksi. Simbol-simbol ini digunakan untuk membangun diagram
alur dan menunjukkan solusi langkah-demi-langkah untuk masalah
tersebut (Wirth, Nicholas, 2004).

Simbol Flowchart secara umum:


1. Terminal Box – Start/End

2. Input/Output

3. Proses/intruksi
11

4. Decision

5. Conektor/Arah Panah

Flowchart dapat digunakan untuk merencanakan program. Merencanakan


program yang bertanya kepada orang-orang apa subjek terbaik yang mereka
ambil, akan terlihat seperti ini sebagai diagram alur:

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengenal dan memahami algoritma pemograman pada
matlab.
2. Mahasiswa dapat memahami mengenai fungsi-fungsi algoritma yang ada
pada matlab.
12

3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan algoritma pemograman matlab dalam


persoalan deskriptif.

C. Percobaan Praktikum
1. Carilah nilai Luas serta keliling dari sebuah lingkaran jika jari-jari
lingkaran adalah 100 cm !
Penyelesaian:
r=100
L=pi*r^2
K=2*pi*r
disp([‘Luas Lingkaran =‘,num2str(L),’ cm2’])
disp([‘Keliling Lingkaran =‘,num2str(K),’ cm’])

Keterangan:
r=10; untuk membuat variabel r = 100
L=pi*r^2; untuk menghitung Luas Lingkaran.
K =2*pi*r; untuk menghitung keliling Lingkaran.
disp([‘Luas Lingkaran =‘,num2str(L),’ cm2’]), Untuk menampilkan
Luas Lingkaran dan kata ‘cm2’ pada hasil yang di dapat.
disp([‘Keliling Lingkaran=‘,num2str(K),’ cm’]), Untuk menampilkan
Hasil Keliling Lingkaran dan kata ‘cm’ pada hasil yang di dapat.

2. Tentukanlah Suhu dalam derajat Reamur dan Fahrenheit apabila diketahui


suhu dalam derajat Celcius adalah 1000C !
Penyelesaian:
C =100;
R = 4/5*C;
F =9/5 * C + 32;
disp([‘Suhu dalam Reamur =‘,num2str(R),’ derajat Reamur’])
disp([‘Suhu dalam Fahrenheit =‘,num2str(F),’ derajat Fahrenheit’])
13

Keterangan:
C=100 →memasukkan nilai suhu divariabel C dengan Nilai 100
R= 4/5*C →Memasukkan rumus Reamur dengan variable R.
F = 9/5*C + 32 →Memasukkan rumus Fahrenheit dengan variable F.
disp([‘Suhu dalam derajat Reamur =‘,num2str(R),’ derajat Reamur’]) →
Menampilakan nilai Reamur di layar komputer.
disp([‘Suhu dalam derajat Fahrenheit =‘,num2str(F),’ derajat Fahrenheit’])
→ Menampilkan nilai suhu dalam derajat Fahrenheit.

3. Tampilkan bilangan ganjil dari bilangan 10 samapai bilangan 30, kecuali


bilangan 11 dan 23 !
Penyelesaian:
clc;
disp('program untuk menampilkan bilangan ganjil dari 10 sampai 30
kecuali 11 dan 23');
n=10;
for i=1:20
nilai=mod(n,2);
if nilai==0

else
if n==11 | n==23

else
disp(['Bilangan ganjil= ' num2str(n)])
end
end
n=n+1;
end

clc; →digunakan untuk menghapus layar yang ada di command window.


14

disp('program untuk menampilkan bilangan ganjil dari 10 sampai 30


kecuali 11 dan 23'); →digunakan untuk menampilkan tulisan program
untuk menampilkan bilangan ganjil dari 10 sampai 30 kecuali 11 dan 23'.
n=10; →digunakan untuk member nilai n = 10.for i=1:20 looping I dari
1 sampai 20
nilai=mod(n,2); →sisa hasil bagi nilai n dengan 2
if nilai==0 →apakah variable nilai =0, kalau ya maka tidak ada statement.
Else →kalau tidak, maka ada peratnyaan lagi apakah n=11 dan n=23
if n==11 | n==23 →jika ya maka tidak ada statement.
Else →jika tidak, maka akan menampilakn bilangan ganjil
disp(['Bilangan ganjil= ' num2str(n)])
end
end
n=n+1; →nilai n ditambah dengan 1
end

D. Tugas
1. Buatlah suatu algoritma pemograman mengenai kehidupan sehari-hari
(minimal 3)
2. Buatlah suatu algoritma pemograman untuk menentukan nilai genap (seperti
percobaan praktikum nomor 3) dengan rentang bebas
Note: Setiap praktikan berbeda angka
BAB III
ANALISIS ERROR

A. Teori Dasar

Metode numerik hanya memperoleh solusi yang menghampiri/mendekati


solusi sejati sehingga solusi numerik dinamakan juga solusi hampiran
(approxomation) atau solusi pendekatan, namun solusi hampiran dapat dibuat
seteliti yang diinginkan. Solusi hampiran jelas tidak tepat sama dengan solusi
sejati, sehingga ada selisih antara keduanya. Selisih inilah yang disebut dengan
galat (ERROR).

Galat absolut suatu bilangan adalah selisih antara nilai sebenarnya (yang
telah diketahui) dengan suatu pendekatan pada nilai sebenarnya. Galat relative
adalah perbandingan antara galat absolut dengan nilai sebenarnya.

Solusi umum perhitungan galat absolut dinyatakan dalam persamaan


berikut,

𝐸 = 𝑃 − 𝑃∗

Dimana galat absolut E merupakan pengurangan nilai sejati P dengan nilai


hampiran P*

Perhitungan galat relative sejati (ε) dan galat hampiran (ε*) dinyatakan
dalam persamaan berikut,

𝐸
𝜀= × 100%
𝑃
16

𝐸
𝜀∗ = × 100%
𝑃∗

B. Tujuan Praktikum,
1. Melakukan perhitungan galat absolut
2. Melakukan perhitungan galat relative.
3. Melakukan perhitungan galat hampiran.
C. Percobaan

Menghitung Galat Absolut

≫ 𝑃 = 1000

≫ 𝑃𝑒 = 900

≫ 𝐸 = 𝑃 − 𝑃𝑒

≫ 𝐸 = 100

Menghitung Galat Relatif

≫ 𝑒 = 𝐸/𝑃 × 100%

≫ 𝑒 = 1%

Menghitung Galat Hampiran

≫ 𝑒 = 𝐸/𝑃𝑒 × 100%

≫ 𝑒 = 11.11%

D. Tugas
Pengukuran panjang jembatan dan pensil memberikan hasil 85.990 cm dan
12,2 cm. Apabila panjang yang benar (sejati) adalah 90.000 cm dan 14 cm
1. Lakukan perhitungan galat absolut dari pernyataan diatas.
2. Lakukan perhitungan galat relative dari pernyataan diatas.
3. Lakukan perhitungan galat hampiran dari pernyataan diatas.
BAB IV
OPERASI MATRIKS

A. Pendahuluan
Matriks didefinisikan sebagai suatu set vektor yang tersusun sedemikian
rupa sehingga terbentuk kumpulan bilangan dengan pola persegi empat, atau
berorder m (baris) x n (kolom) berdimensi dua.

Dalam sistem linear, pada umumnya hanya digunakan matriks bujur


sangkar sehingga secara sederhana: order matriks identik dengan jumlah
persamaan. Lambang matriks selalu dituliskan dengan huruf besar, sedangkan
elemen-elemennya dituliskan dengan huruf kecil seperti dalam penulisan
matriks diatas.
B. Tinjauan Pustaka

Pada hakikatnya Matlab hanya mengenal satu macam struktur data, yaitu
matriks. Skalar adalah matriks 1x1, vektor baris adalah matriks 1xN, dan
vektor kolom adalah matriks Nx1, dan matriks adalah larik NxM, N baris
dengan M kolom. Variabel tidak perlu didefinisikan (deklarasikan) lebih dulu,
bisa langsung diberi nilai.
18

• Matriks baris dapat dibentuk dengan interuksi sebagai berikut:

• Matriks kolom dibentuk dengan cara memberi titik koma di belakang


elemen:

• Transpose matriks dilakukan dengan diberi tanda petik tunggal:

Suatu variabel secara otomatis menjadi matriks apabila merupakan hasil


operasi dari suatu matriks. Matriks dapat dibentuk dengan definisi dimana baris
dipisahkan dengan titik dua.
Beberapa fungsi untuk memanipulasi matriks disediakan pula oleh Matlab,
antara lain sebagai berikut.

Chol(M) faktorisasi matriks M dengan metode Choleski


Det(M) menghitung determinan dari matriks M
Eign(M) menghitung nilai eigen dari matriks M
Inv(M) menghitung inversi matriks M
Logm(M) mencari logaritma dari matriks M
Sqrtm(M) mencari akar dari matriks M
Trace(M) menjumlahkan elemen diagonal dari matriks M
Eye(3) membentuk matriks diagonal identitas 3x3
Magic(n) membentuk matriks ajaib nxn
Ones(3) matriks 3x3 dengan elemen semua 1
Zero(3) matriks 3x3 dengan elemen semua 0
Pascal(3) matriks 3x3 dengan elemen segitiga pascal
Rand(3) matriks 3x3 dengan elemen bilangan acak positif antara 0-1
Randn(3) matriks 3x3 dengan elemen bilangan acak

C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami operasi matriks menggunakan matlab.
19

D. Percobaan Praktikum
1. Buatlah program di bawah ini pada matlab.

2. Tentukan matriks tranpose, operasikan penjumlahan, pengurangan dan


perkalian serta invers dari matriks di atas.

E. Tugas Praktikum
1. Penjumlahan dan pengurangan matriks dengan memanfaatkan fungsi rand
dan randn
2. Perkalian matriks A 3x5 B 7x2 C 6x9
3. Perkalian skalar berdasarkan soal no 2
4. Lakukan perhitungan inversi matriks berdasarkan hasil soal no 2
BAB V
POLINOMIAL FITTING

A. Tinjauan Pustaka

Pencocokan kurva (curve-fitting) merupakan suatu proses pencocokan


(fitting) data ke dalam suatu fungsi suku banyak atau polinomial. Kurva yang
terbentuk dapat berubah hasil dari fungsi linear (garis lurus), kuadrat,
eksponensial, suku banyak/polinomial pangkat tiga, empat dan lain
sebagainya. Dalam proses pencocokan kurva biasanya error atau kesalahan
dihitung dengan metode kuadrat terkecil (least squares method). Tujuannya
adalah menemukan suatu kurva halus yang paling mendekati data tetapi tidak
harus melewati setiap point data.

Matlab menyediakan perintah yang dapat kita gunakan untuk


mencocokkan sekumpulan data dengan kurva tertentu. Dengan menggunakan
perintah polyfit, Matlab akan menampilkan koefisien dari suatu polinom yang
tepat untuk data yang diberikan.

Polyfit (x,y,n) : menentukan koefisien polinomial berderajat n yang cocok


dengan y.

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami polinomial fitting
2. Mahasiswa mampu menganalisa koefisien polinomial yang cocok dengan
kurva sebenarnya
21

C. Percobaan Praktikum
1. Input data

𝑥 = [1 2 3 4 5 6 7 8 9 10]

𝑦 = [3 9 15 28 39 50 70 90 120 134]

2. Tentukan koefisien polinomial berderajat n yang cocok dengan y

𝑝𝑛 = 𝑝𝑜𝑙𝑦𝑓𝑖𝑡 (𝑥, 𝑦, 𝑛)

• Jika dipilih n=1 → dinamakan regresi linear (pendekatan garis lurus


terbaik)
• Jika dipilih n=2 → dinamakan polynomial kuadratis (pencocokan
kurva kuadrat terkecil)
• Jika dipilih n=3 → pencocokan kurva derajat 3
• dst
3. Selanjutnya data tersebut akan dicocokan dengan hasil polinomial yang
didapatkan.

D. Tugas
1. Tentukanlah koefisien suatu fungsi dari order rendah sampai tinggi
2. Hitung defiasi pada setiap orde
BAB VI
DIFERENSIAL DAN INTEGRAL

A. Teori Dasar

Menurut (Ross, 1984) persamaan diferensial dapat dikatakan sebagai


persamaan yang berisi turunan-turunan dari satu atau banyak variabel tak bebas
terhadap satu atau banyak variabel bebas. Persamaan diferensial dimanfaatkan
dalam berbagai penerapan teknik dan penerapan lain, contohnya gambar
matematis dari sistem fisis dan lainnya. Sistem fisis adalah sistem yang
berhubungan dengan gejala alam yang dikaji salah satunya dengan ilmu fisika.
Sistem fisis akan lebih dimengerti dengan menciptakan berbagai masalah
menjadi model.

Persamaan diferensial biasa (ordinary differential equation) yakni sebuah


persamaan yang berisi turunan-turunan dari satu atau lebih variabel tak bebas
terhadap satu variabel bebas. Jika y(x) merupakan sebuah fungsi satu variabel,
maka x disebut variabel bebas dan y disebut variabel tak bebas. Persamaan (1),
(2), (3) adalah contoh PDB.

𝑑2 𝑦 𝑑𝑦
(1) (𝑥 3 − 5𝑥 )=0 variabel bebas = 𝑥
𝑑𝑥 2 𝑑𝑥

variable tak bebas = 𝑦


(2) 𝑦 ′ = 3𝑒 2𝑥 + cos 3𝑥 variabel bebas = 𝑥 variable tak
bebas = 𝑦
𝑑2 𝑄 𝑑𝑄
(3) − 4 𝑑𝑡 + 8𝑄 = 2 variabel bebas = 𝑡
𝑑𝑡 2

variable tak bebas = 𝑄


23

Orde persamaan diferensial yakni tingkat tertinggi dari seluruh turunan


yang ada dalam persamaan diferensial. Persamaan (4) dan (5) adalah contoh
dari orde persamaan diferensial.
𝑑3 𝑦 𝑑𝑦
(4) 𝑑𝑥 3 − 𝑥𝑦 2 (𝑑𝑥 ) = 0 Persamaan diferensial biasa berorde tiga
𝑑4 𝑥 𝑑2 𝑥
(5) 𝑑𝑡 4 − 3 𝑑𝑡 2 + 4𝑥 = sin 2𝑡 Persamaan diferensial biasa berorde empat

Penyelesaian persamaan diferensial dapat dibedakan berdasarkan dua


metode yakni implisit dan eksplisit. Penyelesaian persamaan diferensial bentuk
eksplisit yakni solusi persamaan diferensial dengan fungsi yang mana variabel
bebas serta variabel tak bebas bisa dibedakan dengan jelas. Penyelesaian
eksplisit dinyatakan dalam bentuk y = f(x). Penyelesaian persamaan diferensial
bentuk implisit yakni solusi persamaan diferensial dengan fungsi yang mana
variabel bebas dengan variabel tak bebas tidak dapat dibedakan secara jelas.
Fungsi implisit ditulis dalam bentuk f(x,y) = 0.

Integrasi numerik sangat penting digunakan untuk menyelesaikan masalah


sains dan teknik. Hal ini disebabkan adanya ungkapan-ungkapan integral
matematis yang sulit atau tidak bisa dikerjakan secara analitik. Selain itu,
terkadang fungsi yang diintegralkan tidak berbentuk analitis tetapi berupa
berbagai titik data. Hal ini sering terjadi terutama dalam mengaplikasikan
perhitungan integral dibidang teknik. Oleh karena itu, dengan adanya analisis
intergral numerik menjadi penting bila pendekatan analitis mengalami
kesulitan dalam penyelesaiannya.

Dalam bab akan dibahas beberapa teknik integrasi numerik yakni


diantaranya menggunakan metode titik tengah, metode trapesium, dan aturan
Simpson 1/3. Pada persamaan (6) menunjukkan bentuk umum yang sering
dipakai untuk mendapatkan pendekatan integral fungsi y(x) pada batas interval
[a,b] .
𝑏
𝐼 = ∫𝑥=𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 (6)
24

Metode trapesium adalah metode integrasi numerik yang didasari dengan


menjumlahkan seluruh partisi berbentuk trapesium. Jika suatu integral didekati
dengan metode trapesium dengan satu partisi saja, maka dapat dituliskan
sebagai persamaan (7)
𝑏 𝑏−𝑎
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = [𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)] + 𝐸 (7)
2

Konsep umum dari aturan titik tengah hamper sama dengan aturan
trapesium. Dengan menjumlahkan seluruh partisi yang berbentuj persegi atau
fungsi f(x) pada titik tengah setiap interval, maka kesalahannya akan lebih kecil
bila dibandingkan dengan aturan trapesium.
25

Untuk mengurangi nilai error dari metode ini dengan cara membagi
interval x0 hingga x1 menjadi n partisi yang lebih kecil. Hal ini juga berlaku
untuk metode trapesium. Aturan titik tengah dengan banyak partisi dinyatakan
dengan persamaan (8)
𝑥0 +𝑁ℎ 1
∫𝑥0 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ ℎ ∑𝑁−1
𝑛=0 𝑓(𝑥0 + (𝑛 + 2) ℎ) (8)

Metode Simpson adalah suatu metode pendekatan integral selain metode


trapesium dan titik tengah. Dengan memakai metode Simpson diharapkan
meskipun lebar segmen h pada integrasi diambil cukup lebar, namun
diharapkan akan diperoleh ketelitian yang lebih tinggi dari metode sebelumya.
Persamaan (9) menyatakan persamaan umum penggunaan aturan Simpson 1/3
𝑁 𝑁
𝑏 −1 −1
2 2

∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≈ 𝑓(𝑎) + 4 ∑ 𝑓(𝑥2𝑖+1 ) ∑ 𝑓(𝑥2𝑖 ) + 𝑓(𝑏)
3
𝑎 𝑖=0 𝑖=𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝
[ ]

B. Tujuan
1. Praktikan dapat mengerti teori, konsep, serta solusi persamaan diferensial
biasa
2. Praktikan dapat mengerti teori, konsep, serta metode penyelesaian integrasi
numerik
3. Praktikan dapat menyelesaikan permasalahan kasus diferensial biasa
dengan berbagai orde menggunakan bantuan software matlab.
4. Praktikan dapat menyelesaikan permasalahan kasus integrasi secara
numerik menggunakan metode titik tengah, metode trapesium, dan aturan
Simpson 1/3 dengan software matlab.

C. Kegiatan Praktikum
1. Persamaan Diferensial Biasa
𝑓(𝑥) = sin (𝑥), dengan −𝜋 < 𝑥 < 𝜋
Menentukan turunan persmaan diferensial orde 1 dan orde 2
26

2. Integrasi Numerik Dengan Metode Titik Tengah


• Mendefinisikan fungsi yang akan diintegrasikan
• Menentukan batas bawah b dan batas atas a
𝑏−𝑎
• Menghitung lebar segmen yaitu ℎ =
𝑛

• Inisialisasi (memberikan harga awal) fungsi yang diintegrasikan yaitu


𝑠𝑢𝑚 = 0
• Menghitung jumlahan dari 𝑖 = 0 hingga 𝑖 = 𝑛 − 1
𝑠𝑢𝑚 = 𝑠𝑢𝑚 + 𝑓 ( 𝑎 + (𝑖 + 1/ 2)ℎ)
• Menghitung hasil integrasi, yaitu 𝐼 = ℎ ∗ 𝑠𝑢𝑚
• Mencetak hasil perhitungan

Contoh: Tentukan nilai integral dari fungsi di bawah ini


15

∫ (2𝑥 2 − 3𝑥 + 2) 𝑑𝑥
−10
27
28

3. Integrasi Numerik Dengan Metode Trapesium


• Mendefinisikan fungsi yang akan diintegrasikan
• Menentukan batas bawah b dan batas atas a integrasi
𝑏−𝑎
• Menghitung lebar segmen yaitu ℎ = 𝑛

• Inisialisasi (memberikan harga awal) fungsi yang diintegrasikan yaitu


𝐼 = 𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)
• Menghitung 𝐼 untuk 𝑛 = 1 hingga 𝑛 = 𝑁 − 1
• Mencetak hasil perhitungan

Contoh: Tentukan nilai integral dari fungsi di bawah ini


15

∫ (2𝑥 2 − 3𝑥 + 2) 𝑑𝑥
−10
29
30

4. Integrasi Numerik Dengan Aturan Simpson (1/3)


• Definisikan fungsi yang akan diintegrasikan
• Tentukan batas bawah 𝑏 dan batas atas 𝑎 integrasi
• Tentukan jumlah segmen 𝑁
𝑏−𝑎
• Hitung lebar segmen ℎ = 𝑛

• Inisialisai jumlahan 𝑠𝑢𝑚 = 𝑓 ( 𝑎) + 𝑓 (𝑏)


• Inisialisasi faktor bobot 𝑓𝑎𝑘 = 4
• Hitung jumlahan dari 𝑖 = 1 hingga 𝑖 = 𝑁 − 1
• Tentukan node tiap-tiap 𝑥𝑖 = 𝑎 + 𝑖ℎ
• Berikan syarat jika (𝑓𝑎𝑘 = 4), maka 𝑓𝑎𝑘 = 2
• Hitung nilai integral 𝑠𝑢𝑚 = 𝑠𝑢𝑚 + 𝑓𝑎𝑘 ∗ 𝑓 (𝑥)

• Hitung hasil akhir penjumlahan 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 = 3 ∗ 𝑠𝑢𝑚

Contoh: Tentukan nilai integral dari fungsi di bawah ini


15

∫ (2𝑥 2 − 3𝑥 + 2) 𝑑𝑥
−10
31
32
BAB VII
PERHITUNGAN INVERSI

A. Pendahuluan

Inversi geofisika mengacu pada pendekatan matematis dan statistik untuk


mendapatkan informasi terkait sifat fisik bawah permukaan (suseptibilitas
magnetik, densitas, konduktivitas listrik, dan lain-lain) dari data geofisika yang
diamati. Penerapan metode geofisika umumnya digunakan untuk membantu
memecahkan masalah lingkungan, geoteknik dan eksplorasi praktis. Hal ini
dilakukan dengan mengidentifikasi properti fisik yang akan diagnostik dari
struktur geologi yang dicari atau objek yang terkubur, misalnya kepadatan,
kecepatan seismik, konduktivitas listrik, atau kerentanan magnetik. Survei
geofisika yang sesuai kemudian dirancang dan data lapangan diperoleh dan
diplot. Dalam beberapa kasus, informasi yang diperlukan untuk memecahkan
masalah dapat diperoleh secara langsung dari plot-plot ini, tetapi dalam banyak
kasus diperlukan lebih banyak informasi tentang bawah permukaan.

Sebagai contoh peta anomali medan magnet yang disajikan pada Gambar
1. Memperlihatkan keberadaan objek batuab di bawah permukaan, dengan
perkiraan posisi, kedalaman, dan ketebalan. Namun peta kontur anomaly tidak
menyajikan informasi tentang kedalaman objek atau detail geometri
bentuknya. Sehingga untuk mendapatkan informasi tersebut maka data perlu
dibalik untuk menghasilkan distribusi bawah permukaan dari batuan
termagnetitasi.
34

Ahli geofisika telah lama menyadari kebutuhan untuk melakukan


perhitungan balik data pengukuran lapangan, akan tetapi keadaan sumber daya
komputasi beberapa dekade yang lalu sangat terbatas. Sehingga pemodelan
batuan bawah permukaan hanya dapat dilakukan sebatas prisma sederhana
dengan penyesuaian parameter sehingga data yang dimodelkan secara numerik
sesuai dengan pengamatan sebaik mungkin. Akan tetapi struktur bumi
umumnya jauh lebih rumit sehingga sering menghasilkan analisis dan
kesimpulan yang tidak tepat. Kemajuan besar dalam bidang matematika dan
komputasi geofisika mampu memecahkan permasalahan perhitungan dan
pemodelan inversi.

B. Tinjauan Pustaka

Solusi umum perhitungan model diberikan pada persamaan berikut,

𝑑 = 𝐺(𝑚) (1)

Dimana data pengukuran d merupakan perkalian fungsi forwar G dengan


parameter model m.
35

Solusi perhitungan pemodelan Inversi dapat dilakukan dengan melakukan


perhitungan parameter model,

𝑚=𝐺−1𝑚 = 𝐺 −1 (𝑑)
(2)

Sehingga parameter model dapat dihitung sebagai bentuk inversi matriks


berikut,

𝑚=𝐺 𝑇𝐺−1𝐺𝑇 𝑚 = [𝐺 𝑇 𝐺]−1 𝐺 𝑇 𝑑


(3)

C. Tujuan Praktikum
1. Melakukan perhitungan inversi linear 1 dimensi orde satu, dua, tiga, dan ke-
n
2. Melakukan perhitungan inversi linear 2 dimensi orde satu, dua, tiga, dan ke-
n
D. Prosedur

Percobaan 1

Untuk perhitungan inversi linear 1 dimensi orde satu dengan fungsi forward G
dapat dijabarkan dalam bentuk berikut,

𝑓(𝑥) = 𝑎 + 𝑏𝑥 (4)

Berdasarkan persamaan (1) solusi umum penyelesaian inversi ditulisakan


sebagai berikut,
36

𝑓1 1 𝑥1
𝑓2 1 𝑥2
𝑓3 1 𝑥3
𝑎
. = . . [ ] (5)
𝑏
. . .
. . .
[𝑓𝑁 ] [1 𝑥𝑁 ]

Dimana,

𝑓1 1 𝑥1
𝑓2 1 𝑥1
𝑓3 1 𝑥1
𝑎
𝑑= . 𝐺= . . 𝑚=[ ]
𝑏
. . .
. . .
[𝑓𝑁 ] [1 𝑥𝑁 ]

Untuk perhitungan inversi linear 1 dimensi orde ke-n dengan fungsi forward
G dapat dijabarkan dalam bentuk berikut,

𝑓(𝑥) = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + ⋯ 𝑒𝑥 𝑛
𝑎
𝑓1 1 𝑥1 𝑥1 2 𝑥1 3 … 𝑥1 𝑛
𝑏
𝑓2 1 𝑥2 𝑥2 2 𝑥2 3 … 𝑥2 𝑛
𝑐
𝑓3 1 𝑥3 𝑥3 2 𝑥2 3 … 𝑥3 𝑛 𝑑
. = . .
. . .
. . .
[𝑓𝑁 ] [1 𝑥𝑁 𝑥𝑁 𝑛 𝑥𝑁 3 … 𝑥𝑁 𝑛 ] [ 𝑒 ]

Dimana,
𝑎
𝑓1 1 𝑥1 𝑥1 2 𝑥1 3 … 𝑥1 𝑛
𝑏
𝑓2 1 𝑥2 𝑥2 2 𝑥2 3 … 𝑥2 𝑛
𝑐
𝑓3 1 𝑥3 𝑥3 2 𝑥2 3 … 𝑥3 𝑛 𝑑
𝑑= . 𝐺= . 𝑚=
.
. . .
. . .
[𝑓𝑁 ] [1 𝑥𝑁 𝑥𝑁 𝑛
𝑥𝑁 3 … 𝑥𝑁 𝑛 ] [𝑒 ]

Percobaan 2

Untuk perhitungan inversi linear 2 dimensi orde satu dengan fungsi forward G
dapat dijabarkan dalam bentuk berikut,
37

𝑓(𝑥) = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑦 (4)

Berdasarkan persamaan (1) solusi umum penyelesaian inversi ditulisakan


sebagai berikut,

𝑓1 1 𝑥1 𝑦1
𝑓2 1 𝑥2 𝑦1
𝑓3 1 𝑥3 𝑦1 𝑎
. = . [𝑏 ]
. . 𝑐
. .
[𝑓𝑁 ] [1 𝑥𝑁 𝑦𝑁 ]

Dimana,

𝑓1 1 𝑥1 𝑦1
𝑓2 1 𝑥2 𝑦1
𝑓3 1 𝑥3 𝑦1 𝑎
𝑑= . 𝐺= . 𝑚 = [𝑏 ]
. . 𝑐
. .
[𝑓𝑁 ] [1 𝑥𝑁 𝑦𝑁 ]

Untuk perhitungan inversi linear 2 dimensi orde 3 dengan fungsi forward G


dapat dijabarkan dalam bentuk berikut,

𝑓(𝑥) = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥𝑦 + 𝑓𝑥𝑦 2 + 𝑔𝑥 2 𝑦 + ℎ𝑦 + 𝑖𝑦 2 + 𝑗𝑦 3 (4)

Berdasarkan persamaan (1) solusi umum penyelesaian inversi ditulisakan


sebagai berikut,
𝑎
𝑏
𝑓1 1 𝑥1 𝑥1 2 𝑥1 3 𝑥1 𝑦1 𝑥1 𝑦1 2 𝑥1 2 𝑦1 𝑦1 𝑦1 2 𝑦1 3
𝑐
𝑓2 1 𝑥2 𝑥2 2 𝑥2 3 𝑥2 𝑦2 𝑥2 𝑦2 2 𝑥2 2 𝑦2 𝑦2 𝑦2 2 𝑦2 3 𝑑
𝑓3 1 𝑥3 𝑥3 2 𝑥3 3 𝑥3 𝑦3 𝑥3 𝑦3 2 𝑥3 2 𝑦3 𝑦3 𝑦3 2 𝑦3 3 𝑒
. = . 𝑓
. . 𝑔
. . ℎ
[𝑓𝑁 ] [1 𝑥𝑁 𝑥𝑁 2 𝑥𝑁 3 𝑥𝑁 𝑦𝑁 𝑥𝑁 𝑦𝑁 2 𝑥𝑁 2 𝑦𝑁 𝑦𝑁 𝑦𝑁 2 𝑦𝑁 3 ] 𝑖
[𝑗]

Dimana,
38

𝑎
𝑏
𝑓1
𝑐
𝑓2 𝑑
𝑓3 𝑒
𝑑= . ;𝑚= 𝑓
. 𝑔
. ℎ
[𝑓𝑁 ] 𝑖
𝑗
[ ]

1 𝑥1 𝑥1 2 𝑥1 3 𝑥1 𝑦1 𝑥1 𝑦1 2 𝑥1 2 𝑦1 𝑦1 𝑦1 2 𝑦1 3
1 𝑥2 𝑥2 2 𝑥2 3 𝑥2 𝑦2 𝑥2 𝑦2 2 𝑥2 2 𝑦2 𝑦2 𝑦2 2 𝑦2 3
1 𝑥3 𝑥3 2 𝑥3 3 𝑥3 𝑦3 𝑥3 𝑦3 2 𝑥3 2 𝑦3 𝑦3 𝑦3 2 𝑦3 3
𝐺= .
.
.
[1 𝑥𝑁 𝑥𝑁 2 𝑥𝑁 3 𝑥𝑁 𝑦𝑁 𝑥𝑁 𝑦𝑁 2 𝑥𝑁 2 𝑦𝑁 𝑦𝑁 𝑦𝑁 2 𝑦𝑁 3 ]

E. Tugas
1. Lakukan perhitungan inversi linear 1 dimensi orde satu, dua, dan tiga
2. Lakukan perhitungan inversi linear 2 dimensi orde satu, dua, dan tiga

Anda mungkin juga menyukai