Kasus Kelompok 2
Kasus Kelompok 2
ANGGOTA KELOMPOK
Agus adalah salah satu siswa di Sekolah Maju Makmur yang memiliki rekam jejak kurang baik
sekolahnya. Agus memiliki sikap yang kurang disiplin, sering bolos, sering tidak masuk sekolah
sehingga nilai agus berada di bawah standar KKM. Walaupun guru yang mengajar di kelas tersebut
sudah berusaha memberikan remidi. Pihak sekolah sudah melakukan berbagai upaya pendekatan,
namun Agus tidak ada perubahan, sehingga Agus beberapa kali tidak naik ke jenjang berikutnya.
Pada suatu ketika, orang tua Agus datang ke sekolah untuk menemui Kepala Sekolah memohon
keringanan dan kebijakan agar Agus dapat naik kelas. Sebagai ucapan terima kasih, apabila sekolah
memberikan kebijakan menaikkan Agus ke jenjang berikutnya, maka orang tua Agus akan menyumbang
Kebetulan berbarengan pada saat itu, sekolah tersebut sedang mengikuti persiapan lomba Sekolah
Sehat Tingkat Nasional yang membutuhkan sarana seperti toilet dan sarana kesehatan lainnya. Untuk
memutuskan masalah tersebut Bapak kepala Sekolah meminta ijin untuk rapat terlebih dahulu dengan
team manajemen sekolah dan panitia Lomba Sekolah Sehat. Dari hasil rapat antara team manajemen
dan panitia sekolah sehat kepala sekolah memutuskan untuk menolak bantuan tersebut karena tidak
sesuai dengan standarisasi penerimaan bantuan kepada sekolah, walaupun di sisi lain sekolah sangat
1. Kepala Sekolah menjelaskan kepada orang tua Agus, tanpa memberi bantuan seperti yang
disebutkan, sekolah akan membantu Agus dengan syarat Agus mau berubah, rajin sekolah,
mengikuti remidi sehingga memperoleh nilai standar. Untuk mewujudkan syarat itu Kepala
Sekolah menugaskan ibu Dian selaku wali kelas untuk melakukan home visite ke tempat kos si
Agus. Singkat cerita seminggu berlalu si Agus tidak ada perubahan bahkan orang tuanya pun ke
tempat kos Agus tidak mau ditemui oleh Agus. Dari hasil analisa tersebut, kepala sekolah
memberikan alternative ke dua kepada orang tua si Agus yaitu dengan memberikan persyaratan
Agus bisa naik kelas apabila orang tua dan si Agus mau membuat pernyataan untuk pindah
sekolah yang lebih dekat dengan lokasi rumah orang tuanya, untuk mempermudah mengontrol
dari sisi orang tua. Orang tua si Agus menerima persyaratan dari kepala sekolah untuk
memindahkan si Agus ke sekolah lain. Dan orang tua si Agus mengucapkan terima kasih kepada
sekolah yang memberikan kebijakan terbaik sehingga Agus dapat menyelesaikan pendidikan
wajib 12 tahun. Singkat cerita Agus mau bersekolah dengan rajin, dan melanjutkan sekolah ke
jenjang berikutnya. Saat ini Agus sudah bekerja di luar negeri dan masih tetap berhubungan baik
dengan guru-guru di SMP. Agus tidak memiliki rasa dendam dengan keputusan yang diambil
oleh pihak sekolah pada saat itu, justru hal ini membuat Agus bersemangat untuk melanjutkan