1
MODUL PENGAYAAN
ALAT SURVEI DAN AUTOCAD
Penyusun:
Sunarto, S.T.
Yudhiana Irawan, S.ST.
Lasono, S.Tr.
Rohmat Junarto, S.ST., M.Eng.
Taufiq Ihsanudin, S.T., M.Eng.
Dwi Wahyuningrum, S.T., M.Eng.
Farizal Febriantoro Wibowo, S.T.
Agus Parmadi, S.T.
Arifatul Mu’amalah, S.T.
Demmax’s Iriyanto Asso, S.T.
Desi Suci Richasari, S.T.
Fauziah Larasati, S.T.
Fauzia Aristalindra, S.T.
Hatma Styagraha Putra Historiawan, S.T.
Prasetyo Bayu Nugroho, S.T.
Siti Marfu’ah, S.T.
2021
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta pendidikan dan pengayaan program studi D4
Pertanahan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanahan Nasional. Sesuai dengan segmentasi peserta, maka modul ini
disusun dengan kualifikasi yang tidak diragukan lagi.
Modul Pengayaan Alat Survei dan AutoCAD ini bertujuan memberikan informasi kepada peserta mengenai
tata cara menggunakan alat dan mengoperasikan AutoCAD. Terdapat Langkah-langkah yang rinci yang
dapat diikuti oleh peserta dengan seksama.
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul masih banyak kekurangan, untuk itu penyusun
sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan modul ini memberikan
manfaat.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
MODUL I. WATERPASS
a. Type semua tetap (dumpy level), dimana teropong dengan nivo menjadi satu, penyetelan kedudukan
teropong di lakukan dengan tiga sekrup pengatur.
b. Type nivo refreksi (wye level), dimana teropong dapat di putar pada sumbu memanjangnya.
c. Type semua tetap dengan sekrup pengungkit (dumpy tilting level), pada jenis ini sumbu teropong
dapat di setel dengan menggunakan sekrup pengungkit (tilting screw).
d. Type otomatis (automatic level), pada jenis ini kedudukan sumbu teropong akan horizontal secara
otomatis karena di dalamnya di lengkapi dengan prisma- prisma yang di gantungkan pada plat baja.
e. Hand level, dimana alat ini hanya terdiri dari teropong yang di lengkapi dengan nivo, sedangkan
cara menggunakannya cukup di pegang dengan tangan.
5
Gambar 2. Waterpass AS-2s
Secara umum fitur dalam Waterpass adalah sebagai berikut:
Fitur Fungsi
Lensa Objektif menerima objek yang dibidik
Lensa Okuler mengamati objek yang dibidik.
Sekrup Fokus Benang mengatur fokus benang
Sekrup Penggerak menggerakan pesawat arah horisontal supaya kedudukan benang
Horizontal tepat pada objek yang dibidik.
Piringan Horizontal mengetahui besar gerakan sudut horizontal
Visir membantu proses pembidikan suatu objek secara kasar sehingga
berlangsung lebih cepat.
Cermin Nivo mempermudah pembacaan hasil pengukuran nivo kotak.
6
Urutan persyaratan statis memang demikian. Namun agar pengaturannya lebih sistematis dan tidak
berulang-ulang, urutan pengaturannya dibalik dari poin 3 ke 1.
Pengukuran bisa di lakukan jika 5 alat tersebut sudah tersedia. Berikut adalah penjelasan prosedur
pengambilan data menggunakan waterpass:
7
Gambar 3. Pengukuran Waterpass
Cara pengukuran:
10. Pada slag berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan sebaliknya, rambu menjadi bacaan
belakang
8
Gambar 4. Pengukuran Waterpass Tertutup
Agar didapat hasil yang teliti maka perlu adanya koreksi, dengan asumsi bahwa beda tinggi
pergi sama dengan beda tinggi pulang.
C = k / (n-1)
C = Koreksi
k = kesaahan
n = banyaknya titik
(n-1) = banyak slag (beda tinggi)
Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu setelah mengukur beda
tinggi AB, maka, rambu A dipindahkan ke titik C untuk mengukur beda tinggi BC sehingga
akan kita dapatkan beda tinggi BC. Setelah itu, rambu B dipindahkan ke titik D sehingga
akan di dapat beda tinggi CD. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan pembacaan
rambu yang diakibatkan skala nol pada rambu yang dikeluarkan oleh pabrik tidak berada
pada skala nol sebenarnya. Untuk mengoreksi data beda tinggi yang didapat, digunakan
rumus:
8√d
∆h = ∆H pergi – ∆H pulang / 2
9
Gambar 5. Pengukuran Waterpass dengan Metode Pulang Pergi
• 1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu
belakang.
• 1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang 1-2 km yang terbagi dalam slag
yang genap dan diukur pulang pergi dalam waktu 1 hari.
• 1 kring / sirkuit adalah suatu pengukuran sipat datar yang sifatnya tertutup sehingga
titik awal dan titik akhirnya adalah sama.
BT = BTB – BTA
Keterangan :
BT = beda tinggi
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan benang tengah titik tersebut,
dengan menggunakan rumus :
BT = BA + BB / 2
Keterangan :
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
• Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis gradien paling sesuai
dengan topografi yang ada.
• Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.
10
• Menghitung volume pekerjaan tanah.
• Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
• Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.
• Digunakan untuk mementukan ketinggian titik-titik yang menyebar dengan kerapatan tertentu untuk
membuat garis-garis ketinggian (kontur).
11
MODUL II. THEODOLITE
12
2) Bagian tengah, terdiri dari :
a. Pengunci / klem piringan lingkaran horizontal, berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci
lingkaran horizontal
b. Penggerak halus piringan lingkaran horizontal, berfungsi menggerakkan teropong arah
horisontal dengan perlahan pada saat klem horisontal dikunci
c. Nivo tabung, berfungsi mengatur posisi sumbu II berada pada posisi horizontal
d. Monitor pembacaan piringan HZ dan V, berfungsi untuk pembacaan skala lingkaran vertikal
dan horizontal
13
Pengenalan tombol – tombol pada layar monitor :
2.2.1 Leveling up
Telah disampaikan bahwa leveling up adalah prosedur membuat sumbu I benar-benar
vertikal. Prosesnya menggunakan skrup ABC dan mengamati nivo. Prosedur ini harus dilaksanakan
dengan penuh kehati-hatian. Hendaknya pengamat selalu mengecek kondisi leveling up ini, tidak
hanya di awal pengamatan tetapi juga selama rentang waktu pengamatan.
Penyimpangan sumbu I akan menyebabkan miringnya piringan horisontal dari kedudukan
horisontalnya, sehingga pengukuran sudut horisontal akan salah. Penyimpangan sumbu I berakibat
pula pada penyimpangan sumbu II, yang berarti kedudukan piringan vertikal menyimpang dari arah
vertikal, sehingga pengukuran sudut vertikal akan salah pula. Penyimpangan ini tetap ada meskipun
kedudukan teropong diputarbalikkan dari kedudukan BIASA menjadi LUAR BIASA. Dengan kata
lain, kesalahan ini tidak dapat terkoreksi dengan cara pengamatan BIASA dan LUAR BIASA.
Dengan demikian, mengatur sumbu I betul-betul vertikal merupakan hal yang mutlak harus
dilakukan agar pengukuran bisa akurat.
14
Gambar a dan b Proses Leveling up
2.2.2 Centering
Tingkat kehati-hatian dalam centring sangat dituntut. Centring haruslah tepat pada ‘titik’ di
bawah theodolit. Toleransi centring sebesar 0,5 mm. Kecepatan centring bergantung pada
keterampilan pengukurnya, kondisi medan, dan cuaca.
Adapun tahapan centring optis sebagai berikut:
a. Pasang patok di tempat yang aman, beri tanda silang atau tanda titik di bagian tengahnya. Atau
bisa ditancapkan paku seng jika pada permukaan yang keras.
b. Dirikan statif di atas titik, buka klem-klem ketiga kakinya, tarik kaki statif sedemikian hingga
panjangnya kurang lebih setinggi dada atas, lalu kencangkan secukupnya klem-klem statif.
Tengok titik di tanah dari lubang kepala statif, titik harus di bawah lubang kepala statif itu.
c. Pasang theodolit di atas statif, skrupkan dengan tidak terlalu kencang antara statif - theodolit.
d. Putar skrup-skrup ABC sehingga ketiganya berkedudukan ‘normal’ atau di tengah-tengah.
e. Lihat ke dalam teropong centring, titik di bawah theodolit harus terlihat jelas, demikian juga
tanda centring-nya. Jika kurang jelas, putar skrup-skrup penjelasnya.
f. Angkat 2 kaki statif sambil mata melihat ke dalam teropong centring, tepatkan ‘indeks
centring’ pada ‘titik di tanah’.
g. Tancapkan ketiga kaki statif dengan menginjak bagian bawah sehingga statif berdiri kokoh.
h. Dengan mata melihat ke dalam teropong centring, himpitkan kembali ‘indeks centring’ dengan
‘titik di tanah’ dengan memutar skrup ABC.
i. Amati nivo kotaknya, tengahkan gelembungnya dengan memanjang pendekkan 2 kaki statif.
Oleh karena itu, perlu dipilih skrup kaki statif mana yang dikendorkan untuk menaikkan atau
menurunkan kaki statif. Agar efektif pergeseran gelembung nivonya, pilihlah skrup yang
sejajar dengan pergerakan yang diinginkan gelembung nivo - tengah nivo.
j. Jika gelembung nivo kotak sudah tepat di tengah, amati nivo tabung dan tengahkan
gelembungnya dengan menggunakan sekrup ABC dengan metode ‘penyikuan’, kemudian putar
pada sembarang posisi. (Lihat cara leveling up).
15
k. Amati indeks centring melalui optical plummet, apakah masih berhimpit dengan titik di tanah?
Jika ya, maka theodolit siap digunakan. Jika belum, himpitkan lagi dengan cara membuka
skrup statif-theodolit lalu GESER theodolit dengan sangat hati-hati sambil mata mengamati
titik melalui optical plummet. Amati nivo tabungnya, jika bergeser tengahkan dengan cara
seperti pada tahap j.
16
17
MODUL III. TOTAL STATION
3.1 Horizon
3.1.1 Pengambilan Data
1. Membuat Job pada TS Horizon dapat menekan tombol “M” (Menu) kemudian memilih
menu“Collect Data” dengan cara menekan tombol “F1”
2. Untuk Membuat “Job” baru dengan cara menulis nama job pada isian “FN”. Nama
dapatberupa kombinasi angka dan huruf, kemudian tekan tombol “Ent”
18
4. Memasukan nama Identifikasi Titik pada isian “PT#”, memasukan code titik pada
isian “Pcode”, dan memasukan nilai tinggi alat di isian “I. Ht” kemudian tekan “Ent”
5. Kemudian muncul pilihan menu dilayar bagian bawah lalu pilih “OCC” dengan menekan
tombol “F3”.
6. Untuk memasukan nilai koordinatnya pilih menu “NEZ” dengan menekan “F4” →
Masukan koordinat titik berdiri alat dengan menekan tombol-tombol yang berada
disamping layar → tekan tombol “Ent” → pilih “Save” dengan menekan tombol “F4”
→ pilih “yes”
19
7. Memasukan nilai Backsight dengan cara : dari menu “Collect Data” memilih “Input
Backsight” dengan cara menekan tombol “F2”, kemudian Memasukan nama
Identifikasi Titik Backsight pada isian “PT#”, memasukan code titik pada isian
“Pcode”, dan memasukan nilai tinggi reflector di isian “R. Ht” kemudian pilih “BS”
dengan menekan tombol “F3”
8. Memasukan nilai koordinat backsight dengan memilih menu “NEZ” dengan menekan “F4”
9. Mengukur detil batas bidang ataupun detil situasi lain pada Total Staion Horizon
dapat dilakukan dengan cara mepilih menu “Measure” kemudian mengarahkan
teropong kearah prisma yang berdiri diatas titik detil dengan bantuan visir dan
tepatkan benang silang tepat ditengah prisma → memilih tipe data yang akan direkam
→ merubah ID, Code dan Tinggi Target pada isian yang disediakan → tekan “Ent” →
“Save”
Ket:
→
→
First Data : untuk melihat data dari file terekam pertama kali
Last Data : untuk melihat data dari file yang terekam paling akhir Input PT# : untuk melihat
data sesuai dengan ID/nama titik
12. Untuk menghapus data jika memory penuh dapat dilakukan dengan menekan tombol
“M” (Menu) → pilih “Memory MGR” dengan menekan tombol “F3” → pilih “File
Maintain” dengan menekan tombol “F4” → pilih file yang akan dihapus → pilih
“DEL” dengan menekan tombol “F2”
21
3.1.2 Staking Out
1. Mengatur Station berdiri Alat dan titik Backsight
2. Tekan tombol “S.O” atau pilih menu → Program → Layout
3. Untuk memilih titik yang akan dilakukan Stake out pilih “list” atau tekan F2,
kemudian pilih nama titik
22
6. Gerakan alat secara horizontal sampai nilai dHR : 000’00.00”
3.2 Sokkia
3.2.1 Pengambilan Data
1. Pada tampilan utama pilih menu DATA untuk membuat job baru (gunakan
tombol ESC untuk menemukan menu tersebut).
23
Pada JOB SELECTION pilih salah satu job yang nilainya 0 untuk pengukuran
baru. Mengganti namajob bisa dilakukan dengan menu JOB DETAILS.
2. Kemudian kembali ke tampilan awal dan memilih menu TOPO untuk mulai
melakukan pengaturanpengukuran.
24
4. Kedua memilih menu BS data untuk mendefinisikan titik acuan berdasarkan
nilai sudut (ANGLE) atau koordinat (COORD) yang diketahui. Mengisi nilai
koordinat/ azimuth backsight, lalu klik REC.
Memasukkan nilai HR atau tinggi reflector yang ada di atas titik backsight,
kemudian klik OK untukmenyimpan data.
5. Selanjutnya melakukan pengukuran poligon atau detil lanjutan dengan memilih salah satu
menu di TOPO, sesuai dengan data yang ingin direkam. Sebagai contoh memilih mode
pengukuran DIST+COORD untuk merekam data jarak dan koordinat dari suatu titik detil.
Mengarahkan teropong TS ke prisma pole target, dan memilih menu MEAS untuk melakukan
perekaman data atau AUTO untuk merekam sesuai mode perekaman sebelumnya. Kemudian
memasukkan HR atau tinggi prisma pole yang berdiri di atas target dan PT atau nomor titik
dan menekan menu REC untuk menyimpan data hasil perekaman.
25
3.2.2 Staking Out
1. Pada tampilan utama pilih MENU untuk mengarahkan ke menu S – O, kemudian pilih menu S – O data,
dan pada tampilan S – O Coord dapat dimasukkan koordinat yang akan di Stake Out dengan
menggunakan menu LOAD.
2. Pilih titik yang akan digunakan, dan inputkan tinggi HR yang digunakan kemudian klik OK
3. Arahkan Reflector ke titik mendekati titik yang diinginkan dengan mengarahkan Reflector ke kanan atau
ke kiri sesuai dengan selisih sudut sampai mendekati nilai 0”, Kemudian klik REC jika sudah sesuai,
sehingga hasil stake out akan tersimpan.
26
3.2.3 Program
A. Offset
1. Pada tampilan MENU, pilih OFFSET, kemudian pilih menu OFFSETDIST jika akan
melakukan offset jarak.
2. Arahkan teropong ke titik yang akan di offset dengan menggunakan jarak, setelah terarah
pilih menu MEAS, kemudian masukan jarak offset yang akan dimasukkan kemudian pilih MEAS.
3. Kemudian akan muncul koordinat hasil offset, setelah itu pilih REC untuk menyimpan hasil
offset titiknya.
27
2. Arahkan teropong ke titik pertama yang akan di ukur jaraknya dengan menggunakan MLM,
setelah terarah pilih menu MEAS, kemudian arahkan ke titik yang kedua dan pilih menu MLM,
sehingga akan muncul jarak antar titik pertama dan kedua, kemudian REC jika ingin
menyimpan hasil MLM ini.
2. Arahkan teropong ke titik pertama yang akan di ukur beda tingginya dengan menggunakan
REM, sebelum pilih MEAS, pastikan settingan HT untuk HR berisikan 0, agar hasil beda tinggi
tidak peru ditambahkan dengan tinggi reflector, setelah sesuai pilih menu MEAS, kemudian
arahkan ke target yang kedua jika sudah pilih REM
2. Akan muncul tampilan point point yang perlu dimasukkan untuk mengukur luasnya, untuk
memasukkan titik -titiknya dapat menggunakan menu LOAD atau dapat langsung mengukur
langsung dengan menu OBS, pada langkah ini menggunakan menu OBS, sehingga teropong perlu
diarahkan ke titik-titik bidang yang akan diukur luasnya. Kemudian pilih menu MEAS, lalu REC.
3. Masukkan tinggi reflector/ batas bidang yang akan diukur, kemudian klik OK. Lakukan
pengukuran yang sama untuk titik-titik batas bidang yang lain, setelah semua titik batas bidang
terukur kemudian pilih menu CALC, sehingga akan muncul luasan bidang yang diukur, hasil
hitungan luas dapat disimpan dengan menu REC.
29
3.3 Nikon
3.3.1 Pengaturan Alat untuk Pengukuran (Centering)
• Menentukan Titik berdiri alat, Berdiri alat pada pengukuran yang sesungguhnya didirikan di atas
titik referensi yang sudah diketahuikoordinatnya, bisa berupa titik polygon ataupun TDT.
• Mendirikan Statif diatas titik dan membentuk segitiga sama sisi bertujuan agar setiap
kaki setatipmenpunyai beban yang hampir sama.
• Membuka klem pengunci statif dan dirikan statif sedada surveyor bertujuan total station
jika dipasang pada kepala statif maka teropong total station akan sejajar dengan mata
surveyor.
• Kencangkan kembali klem pengunci statif dan pasang alat total station diatas kepala statif,
kemudiankunci statif dengan sekrup pengunci alat yang berada di bawah kepala statif.
• Melakukan sentering optis terhadap titik dengan cara melihat pada lensa plummet/Sentering
pembidiktitik, kemudian mengarahkan ke titik dengan bantuan kaki surveyor.
• Jika posisi titik tepat ditengah lingkaran hitam sentering kemudian kunci posisi kaki statif
dengan menginjak.
• Melakukan leveling nivo kotak dengan cara menaik turunkan kaki-kaki statif sehingga
gelembungpada nivo kotak berada di tengah.
30
3.3.2 Perekaman data
A. Identifikasi bidang atau daerah yang akan diukur
1. Melakukan identifikasi bidang beserta lokasi sekitar yang akan diukur.
2. Berdasarkan identifikasi bidang dapat diperoleh batas dan bentuk bidang yang akan diukur.
3. Selanjutnya menentukan dua titik ikat yang akan digunakan sebagai acuan
pengukuranbidang. Titik pertama sebagai titik berdiri alat (Occ Pt) dan titik kedua
sebagai titik acuan/ referensi (Backsight).
4. Melakukan set up alat ukur dan mereferensikan acuan pengukuran ke titik backsight.
5. Melakukan pengukuran batas bidang tanah.
31
B. Pengaturan pada menu dalam Total Station
1. Membuat Job dengan cara memilih tombol menu
Tombol Menu
Tombol Ent
3. Pilih Creat dengan menekan “MSR1” untuk membuat Nama Job Baru
Tombol “MSR1”
5. Mengatur Koordinat berdiri Alat dengan cara tekan tombol “7” atau “STN” kemudian
pilih“Known”
6. Memasukan ID titik berdiri alat yang dapat terdiri dari angka ataupun huruf yang diakhiri
denganangka bilangan yang bersifat unik tekan tombol arah kebawah
32
7. Memasukan nilai koordinat titik tersebut dengan menekan tombol yang berada di
samping layardisplay, kemudian mengisi code pada isian “CD” tekan tombol “Ent”
9. Mengatur Backsight, pada Nikon DTM 322 terdapat dua pilihan Backsight antaralain:
a. “Coord” yaitu memasukan bilangan koordinat titik referensi yang akan dijadikan acuan
b. “Angle” yaitu memasukan nilai azimuth antara titik referensi yang digunakan acuan
10. Untuk Backsight dengan Koordinat dengan cara memilih “Coord” Memasukan ID
titikreferensi acuan yang lain
33
11. Memasukan nilai koordinat titik acuan tersebut dengan menekan tombol “arah kebawah”
danjuga mengisi Code titik acuan tersebut kemudian tekan tombol “Ent”
12. Memasukan tinggi target pada isian “HT” tekan tombol “Ent”
13. Mengarahkan teropong ke arah Target titik acuan yang digunakan untuk Backsight
kemudian tekan “MSR1” untuk mengukur dan tekan “Ent” untuk merekam data
backsight
14. Untuk Backsight dengan azimuth dengan cara memilih “Angel” Memasukan ID titik
referensi acuan yang lain .
15. Memasukan nilai azimuth antara titik yang digunakan untuk acuan pengukuran, jika
azimuthnya terdiri dari drajat menit dan detik maka drajat ditulisakan pada angka di
depan titik, dua angka dibelakan titik didefinisikan sebagai menit dan dua angka terakhir
didefinisikan sebagai detik, Contoh : 45045’30” dapat dituliskan di alat dengan 44.4530.
34
16. Mengarahkan teropong ke arah Target titik acuan yang digunakan untuk Backsight
kemudian tekan “MSR1” untuk mengukur dan tekan “Ent” untuk merekam data
backsight
17. Mengukur detil pada Total Staion Nikon DTM 322 dapat dilakukan setelah mengatur
Job, Station Setup, dan Backsight. Untuk memulai mengukur detil batas bidang bidang
ataupun detil situasi lain dapat dengan cara mengarahkan teropong kearah prisma yang
berdiri diatastitik detil kemudian pada tampilan awal tekan tombol “MSR1”
18. Kemudian masukan ID titik detil, tinggi target pada isian “HT”, dan Code pada isian
“CD”kemudian tekan “Ent”, maka data akan tersimpan pada alat tersebut
19. Untuk mengukur dan langsung menyimpan dengan ID melanjutkan urutan sebelumya
dapatmenekan tombol “MSR2”.
35
1. Untuk memulai pekerjaan stakeout bisa langsung pilih tombol S-O. Pada menu stakeout terdapat 4
sub menu seperti gambar dibawah ini.
2. Untuk sub menu pertama yaitu menggunakan data sudut dan jarak. Masukan HD (jarak horizontal,
beda tinggi dan sudut horizontalnya → enter. Maka akan diarahkan seperti gambar dibawah ini.
3. Arahkan TS sampai dHA menjadi 0 lalu prisma target/refektor berdiri lurus di depan dengan jarak
kira – kira 6 meter dari TS → klik MSR 1 → pada gambar dibawah menunjukan L = 0 meter maka
sudutnya sudah tepat dan IN = 1.390 meter berarti prisma target harus maju sejauh 1.390 meter.
4. Jika sudah tepat pada posisi titik yang dicari maka dHA, L/R, IN/OUT akan mendekati 0. Setelah itu
klik tombol Rec/Ent untuk menyimpan point yang telah distakeout.
36
5. Untuk sub menu kedua yaitu dengan menggunakan data koordinat. Input point dengan ketikan PT
seperti contoh dibawah ini (point sudah tersimpan pada alat TS) lalu enter atau bisa juga dengan klik
tombol anak panah kebawah maka akan muncul koordinat yang akan di stakeout.
6. Arahkan teropong sampai dHA menjadi 0. Arahkan prisma target/reflektor ke arah tersebut dan
sejauh jarak yang ditunjukan pada HD. Klik MSR1 untuk melihat apakah posisi target sudah pada
posisi titik yang distakeout. Arahkan target sampi dHA, L/R, IN/OUT akan mendekati 0 meter.
Setelah itu klik tombol Rec/Ent untuk menyimpan point yang telah distakeout.
7. Untuk sub menu ketiga DivLine S-O. Menu ini digunakan jika ingin melakukan stakeout
disepanjang garis antara titik berdiri alat TS dengan titik tujuan/batas. Disini bisa diatur penggal –
penggal untuk setiap jaraknya. Setelah diarahkan ke target klik MSR1 muncul jarak dari titik berdiri
alat dengan titik tujuan/batas 3.870 meter. Atur span totalnya 2 maka point yang akan distakeout ada
pada jarak 1.935 meter atau ditengah – tengah antara titik berdiri alat TS dengan titik tujuan/batas.
Langkah stakeout sama seperti langkah-langkah yang sudah dijelaskan.
8. Untuk sub menu keempat RefLine S-O. Disini masukan 2 point yang sudah diketahui posisinya atau
dengan melakukan pengukuran terlebih dahulu → input offsets sta misal 2 meter berarti dari titik P1
ke arah P2 sepanjang 2 meter lalu di offset 1 meter (O/S) → enter → Lakukan stakeout seperti
langkah-langkah yang sudah dijelaskan.
37
3.3.4 Program
A. Area & Perim
Untuk memudahkan perhitungan pada pengukuran bidang tanah atau pengukuran terestris lainnya,
dalam total station merk Nikon terdapat menu bantuan seperti Area & Perim. Area & Perim digunakan
untuk menghitung luas dan keliling suatu daerah hasil pengukuran koordinat alat secara langsung.
Adapun langkah untuk mengetahui area & perim ialah sebagai berikut :
1. Masuk pada menu cogo, kemudian memilih tools area dan perim → enter
2. Pada jendela input PT, memasukkan titik – titik suatu daerah yang akan dihitung luas dan
kelilingnya. Misalkan PT 105, 106, dan 107 seperti gambar dibawah ini.
Catatan :
Apabila titik – titik daerah yang ingin diketahui luas dan kelilingnya belum terukur/tersimpan
sebelumnya, maka dapat dilakukan pengukuran langsung titik –titik daerah tersebut dengan
menekan tab MsrPT untuk input PT.
3. Menekan tab calc untuk mengetahui hasil perhitungan luas dan kelilingnya.
38
4. Hasil perhitungan luas dan keliling akan tertampilkan seperti gambar dibawah ini
5. Selanjutnya kita juga dapat menyimpan hasil perhitungan tersebut dengan menekan tombol enter
kemudian memberi nama dan selesai.
B. Inverse
Menu Cogo Inverse digunakan untuk menghitung sudut azimut dan jarak berdasar dari dua titik yang
diketahui koordinatnya. Adapun langkah untuk menngunakan bantuan menu inveres ialah sebagai
berikut :
Inverse (PT-PT)
1. Masuk pada menu cogo, kemudian memilih tools inverse → enter
3. Memasukkan titik kesatu dan kedua → enter, maka azimuth dari dua titik tersebut akan
tertampilkan.
Catatan :
Apabila titik – titik yang ingin diketahui azimuthnya belum terukur/tersimpan sebelumnya, maka
dapat dilakukan pengukuran langsung titik –titik tersebut dengan menekan tab MsrPT untuk input
PT.
39
Inverse ( 3PT Angle )
1. Masuk pada menu cogo, kemudian memilih tools inverse → enter
3. Selanjutnya, memasukkan tiga titik yang akan diketahui jaraknya maka pada jendela 3pt angle
akan ditampilkan hasilnya seperti gambar dibawah ini.
Catatan :
Apabila titik – titik yang ingin diketahui jaraknya belum terukur/tersimpan sebelumnya, maka dapat
dilakukan pengukuran langsung titik –titik tersebut dengan menekan tab MsrPT untuk input PT.
40
3.3.5 Download Data menggunakan SoftwareTransit
Setelah melakukan perekaman data pengukuran, data – data yang tersimpan di dalam TS dapat
diunduh sehingga dapat diolah sesuai keperluan pekerjaan masing – masing. Adapun langkah
pengunduhan data tersebut ialah sebagai berikut :
- Memilih data format sesuai dengan yang dikehendaki, Pilih Nikon Coordinate untuk
mengunduh XYZ data.
- Memberi nama untuk Job → kemudian milih folder penyimpanan. misal “D → TS Data”.
3. Setelah itu melakukan pengaturan untuk Unit, Setting dan Comm.
- Untuk Unit gunakan Degrees untuk Angle (sudut) dan Meters untuk Distance (jarak).
41
- Catatan : Untuk Setting, sesuaikan dengan pengaturan yang ada di TS.
4. Setelah setting pada sofware Transit selesai. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan TS untuk
diunduh data-datanya.
- Nyalakan TS dan pastikan Job yang akan unduh diaktifkan.
Menu → Job → pilih job yang akan anda aktifkan.
- Untuk mengunduh data Klik Menu > 5. Comm > 1. Download >
→
- Pada halaman Download tertera nama Job dan format dan data. Dapat menggunakan Format
sesuai pekerjaan, semisal : Nikon, dan Data : Coord (yang akan diunduh adalah data kordinat
bukan Raw/data mentah). Apabila telah sesuai klik → Enter
42
→
5. Setelah selesai setting sofware Transit dan TS. Tekan OK pada sofware Transit muncul
halaman berikut : ( Klik OK maka muncul halaman “Transfer Data Recorder to PC”)
6. Pada TS anda Klik --> GO pada halaman setelah halaman Download job.
7. Maka pada TS anda dan Sofware Transit muncul data yang terkirim dan tersimpan.
8. Setelah selesai akan muncul halaman untuk memberitahukan bahwa Transfer telah selesai dan
data dapat diolah lebih lanjut.
43
3.4 Leica
3.4.1 Pengambilan Data
1. Membuat Job pada TS Leica dengan memilih menu Job Baru
2. Mengisi nama job baru pada isian Job dan nama operator pada isian Operator, lalu memilih
lanjut, maka job yang dibuat akan tersimpan dan terpilih sebagai Job yang sedang aktif
3. Memasukkan nilai koordinat Occupation dan Backsight pada menu Fixpoint pada tab
Manage
4. Untuk memasukkan data koordinat baru, maka memilih Baru dengan mengklik F3
44
5. Menginput PtID, koordinat Easting, koordinat Northing, Height serta Kode Station dan
Backsight yang telah diketahui, lalu memilih Lanjut maka nilai koordinat Station dan
Backsight akan tersimpan
6. Untuk mulai melakukan setup Station dan Backsight pada Job ‘Pengayaan’ yang telah
dibuat, masuk ke menu Setup
8. Apabila sudah memiliki koordinat station tempat berdiri alat yang telah disimpat di menu
Fixpoint sebelumnya, maka pada menu Orientasi Koordinat memilih Lanjut dengan
menekan tombol F4
45
9. Memasukkan nama dan tinggi Station, lalu memilih Daftar dengan menekan F2 untuk
memilih koordinat Station yang telah disimpan sebelumnya, lalu menekan tombol OK
10. Setelah selesai mendefinisikan koordinat Station, maka memilih Lanjut dengan menekan F3
11. Memasukkan data koordinat Backsight yang telah disimpan sebelumnya pada isian PtID
dengan memilih Daftar (F1)
12. Memilih koordinat Backsight yang telah tersimpan sebelumnya lalu memilih Lanjut dengan
menekan tombol F4
13. Mengarahkan teropong ke arah titik Backsight, lalu memilih Ukur dengan menekan menu F1
14. Pada jendela Hasil Setup Station, menekan tombol F4 untuk melakukan Hitung koordinat
lalu memilih Set dengan menekan tombol F4, maka pengaturan Station dan Backsight telah
tersimpan pada Job “Pengayaan”
46
15. Untuk memulai pengukuran detil batas bidang, memilih menu Survey lalu menekan OK
16. Mengisi PtID dengan nama/nomor point dan kode titik detil yang akan diukur lalu
mengarahkan teropong ke titik batas bidang dan memilih Ukur dengan menekan F1
17. Untuk mengukur titik batas bidang yang lain, bisa langsung mengarahkan teropong ke titik
batas bidang lalu memilih Ukur dengan menekan tombol F1 karena PtID sudah otomatis
bertambah untuk titik batas bidang yang selanjutnya. Untuk mengukur detil situasi yang lain,
maka data mengubah PtID dan code sesuai dengan detil situasi yang akan diukur
47
3.4.2 Staking Out
1. Untuk melakukan stakeout titik batas bidang, dapat memilih menu Stakeout lalu menekan
tombol OK
2. Memilih point/titik yang akan dilakukan Stakeout, point tersebut sebelumnya telah disimpan
pada menu Fixpoint, setelah itu mengarahkan teropong mendekati titik lalu memilih menu
Ukur dengan menekan tombol F1
3. Setelah menekan tombol F1, maka di bagian kanan layar akan muncul tanda anak panah
horizontal dan vertical. Anak panah horizontal menunjukkan titik yang dicari berada
19.9198 ke arah kanan (dari teropong) dan 4.5209 meter kearah bawah (dari posisi teropong)
4. Mengarahkan kembali teropong berdasarkan petunjuk jarak dan arah panah, lalu menekan
F1 (Ukur), maka jarak dan arah titik stakeout akan otomatis menunjukkan jarak dan arah
baru menuju titik yang sedang di stakeout. Untuk melakukan stakeout pada titik-titik batas
bidang/detil situasi lain dapat mengulangi langkah 19 – 21
48
3.4.3 Program
A. Menghitung Luas
1. Untuk menghitung luas bidang yang titik-titiknya telah diukur sebelumnya dapat menggunakan
menu Luas&Vol, pada menu Utama memilih menu Aplikasi lalu menekan OK
2. Setelah memilih menu Aplikasi, maka akan terbuka Program pada tab Survey, untuk berpindah
ke menu Survey+ dapat dilakukan dengan menekan tombol . Setelah masuk ke menu
tab Survey+, maka memilih menu Luas&Vol lalu menekan O
4. Pada pilihan Konfig memilih 2D/3D lalu menekan tombol F4 untuk Lanjut
49
5. Memilih titik batas bidang yang telah diukur/tersimpan pada Job dengan menekan F4 atau tanda
panah ke bawah lalu menekan F1 (Daftar) untuk mencari titik batas bidang
6. Memilih dan memasukkan titik-titik batas bidang satu per satu hingga semua titik batas bidang
telah terpilih
7. Setelah semua titik batas bidang terinput, maka nilai luas bidang akan tampil pada isian A2D,
dan sketsa gambar bidang akan tampil di bagian kanan screen/layar
50
B. Inverse
1. Untuk mencari jarak dan bearing antara 2 titik yang telah diketahui koordinatnya dapat
menggunakan program Inverse yang terdapat pada menu COGO, pada tab Survey+
2. Setelah memilih program COGO, untuk menghitung jarak dan bearing antara 2 titik koordinat
yang telah diketahui/tersimpan maka memilih Trial dengan menekan F4 → Lanjut (F1) →
Lanjut (F1)
3. Mengisi isian “Dari” dan “Ke” dengan memilih titik awal dan akhir pada Daftar (F1) titik yang
telah tersimpan sebelumnya → Lanjut (F4)
4. Setelah isian “Dari” dan “Ke” terisi, menekan tombol F4 (panah ke atas) untuk menampilkan
pilihan Hitung, Setelah itu, menekan F2 (Hitung) untuk melakukan perhitungan bearing dan
jarak antara 2 titik yang telah diinput
51
5. Berikut merupakan hasil perhitungan bearing dan jarak dari titik 10 ke titik 11, untuk
menyimpan hasil perhitungan inverse dapat dilakukan dengan menekan tombol F3 (Simpan)
C. Transverse
1. Untuk mencari koordinat titik yang belum diketahui dapat menggunakan program Transverse
yang terdapat pada menu COGO, pada tab Survey+ dengan menginput koordinat satu titik yang
telah diketahui, jarak titik yang telah diketahui serta bearing antara titik yang telah diketahui ke
titik yang akan dicari tersebut
2. Setelah isian Point, Bearing, dan Jarak Hz diisi, maka bisa langsung menekan tombol F2
(Hitung) untuk menghitung koordinat titik yang dicari. Berikut merupakan hasil program
Transverse yang menampilkan Easting dan Northing titik yang dicari koordinatnya.
52
3.4.4 Download Data
1. Menghubungkan flashdisk/kabel USB pada USB port TS Leica
2. Untuk mendownload data hasil ukuran, dapat memilih menu Transfer Data lalu Ekspor
3. Melakukan pengaturan tipe data, jenis job, serta nama job yang akan didownload lalu menekan
F4 untuk Lanjut
4. Melakukan pengaturan format data Job hasil download, serta nama file dan ekstensinya lalu
menekan F4 untuk Lanjut
53
5. Melakukan pengaturan data hasil ekspor : pembatas data, satuan unit, header, serta isi data field,
setelah selesai melakukan pengaturan lalu menekan F4 dan data telah berhasil ditransfer
54
MODUL IV. GNSS
4.1 Comnav
4.1.1 Pengamatan GNSS Mode Statik
Survei statik dapat diterapkan untuk penetuan titik kontrol yang memerlukan ketelitian dalam milimeter.
Berikut adalah prosedur melakukan pengamatan GNSS dengan metode static:
1. Pastikan base GNSS sudah centering dan siap untuk di setting.
2. Buka aplikasi Survey Master kemudian Create Project > Project Name> Setting Datum> OK.
55
3. Pilih Menu Connection > Bluetooth > dan sambungkan ke base hingga muncul notifikasi “Device
Connected”.
4. Pilih Menu Static> Nama File > Nama titik> Setting tinggi antenna > Time interval pengamatan.
5. Klik Start Record, jika ingin menghentikan perekaman data, klik Stop Record.
56
4.1.2 Pengamatan GNSS RTK Radio
1. Bagian – bagian receiver GNSS Comnav ( Base )
A. Receiver E. Charger
D. Baterai
57
3. Persiapan Pengukuran
1) Menyiapkan satu set GNSS Comnav yang akan digunakan untuk pengukuran
bidang tanah metode RTK Radio, yaitu Satu set GNSS Comnav (Base dan Rover),
Statif, Bipoddan Rol Meter.
Gambar 1. Satu unit Base Comnav Gambar 2. Satu Unit Rover Comnav
• Mendirikan Statif pada titik Base station dan memasangkan tribach pada statif
• Melakukan centering
• Mengukur tinggi receiver yg berdiri pada base stations, dari titik base station
hingga tanda pengukuran tinggi yang ada pada receiver untuk input pada
pengaturanselanjutnya di controller.
58
a. Melakukan set up rover
• Memasang baterai pada receiver
59
3) Set Up Controller
a. Menyalakan controller dan menjalankan aplikasi Survey Master dan memilih
menuWizard
b. Membuat project
• Pada tab Project klik select memilih create untuk membuat project baru
menuliskan nama project, semisal “ modul-rtk-comnav1” OK
60
c. Mengatur sambungan antara controller dengan reciver ( base terlebih
dahulu )dengan bluetooth
• Pada menu Connection klik Select Memilih target device sesuai
nomerseri receiver base klik connect untuk menyambungkan
61
• Memasukkan nilai koordinat titik base station dan tinggi receivernya,
tunggu Base Config hingga tercentang semua.
62
e. Siap melakukan pengukuran bidang metode RTK Radio, yakni pada
jendelawizard memilih menu Start Work kemudian Topo Survey
b. Menempatkan rover pada tiap batas bidang tanah yang akan diukur ( pastikan
sentering ) , kemudian menunggu sampai fix memberi nama, kode bidang
serta tinggi antena kemudian simpan dengan klik ikon map pada bagian kanan
bawah.
c. Ulangi perintah diatas (b) untuk pengamatan titik – titik batas bidang lainnya.
63
4.1.3 Pengamatan GNSS Mode NTRIP CORS dan GSM
1. Dirikan satu set alat GPS merk COMNAV, yang terdiri dari base dan rover.
Hidupkan kedua receiver GPS dan ukur tinggi alat menggunakan meteran, lalu set up
alat menggunakan controller
2. Buka aplikasi SURVEY MASTER lalu menuju tab Project.
3. Pilih menu Wizard, dan langsung menuju ke langkah pertama yakni membuat project.
64
4. Klik Select lalu Create.
5. Buat deskripsi project dengan memberi nama project, lalu deskripsikan datum dengan klik
65
6. Jika datum belum pernah didefiniskan sebelumnya, klik Predefined. Pilih negara
Indonesia, cari datum DGN-95 dengan sistem proyeksi TM-3 zona 49.1 lalu klik OK.
7. Masuk ke langkah kedua, yakni Connection. Connect kan dengan perangkat receiver
GPS melalui bluetooth dengan meng klik tombol target device. Perhatikan nomor
perangkat dari receiver GPS.
66
8. Jika sudah terhubung dengan receiver, masuk ke langkah ketiga yakni membuat
Work Mode. Klik Select. Kita akan jadikan receiver sebagai rover dan CORS
sebagai basenya.Klik Rover, lalu Confirm.
9. Buat work mode baru dengan klik Add. Datalink type pilih PDA CORS. Protocol
pilih CORS dengan server INACORS. Pastikan IP Address dan port sudah sesuai
dengan CORS BIG. Unduh source list dan pilih nearest-rtcm3. Pastikan sudah
memiliki akun inacors dan masukkan username serta password. Klik confirm,
masukkan mask angle. Jika sudah, beri nama dan simpan work modenya. Pilih work
mode yang telah dibuat tadi dan klik Apply. Tunggu controller sukses
mengkonfigurasi receiver sebagai rover.
67
10. Setelah sukses, masuk ke langkah ke empat yakni mulai pengamatan GNSS dengan
klik Topo Survey. Tunggu hingga pengamatan mendapatkan titik secara Fixed. Beri
nama dan simpan titik tersebut. Jangan lupa masukkan tinggi alat. Nantinya titik
tersebut akan dijadikan sebagai base pengamatan GNSS.
11. Selanjutnya, karena GPS tadi akan dijadikan base, maka koneksi receiver diubah
menjadi sebagai base. Caranya pindah ke tab Device, lalu klik base. Buat work mode
baru dengan klik Add. Pilih Datalink Type, pilih Internal GSM dikarenakan
transmisi data menggunakan kartu GSM. Server pilih SinoGNSS dan masukkan IP
Address dari server COMNAV sesuai yang tertera pada video. Pilih base station pada
menu basename dengan mengunduhnya terlebih dahulu lalu pilih nomor perangkat
receiver dari beberapa pilihan yang tersedia. Jika sudah, klik confirm.
Pada menu Start Mode pilih Fix Position. Ini berarti kita akan mengambil titik yang sudah
diamati di awal tadi sebagai base dari pengamatan ini. Masukkan mask angle lalu simpan
work mode.
68
12. Apply work mode tersebut, load titik base dengan klik Library Choose, lalu pilih
titik yang sudah diamati diawal tadi. Klik OK. Masukkan tinggi alat base beserta
posisi ketinggiannya, apakah dalam slant ataupun vertical. Tunggu controller sukses
mengkonfigurasi receiver sebagai base.
13. Selanjutnya akan muncul pop up window yang memberitahukan untuk mengganti
konektivitas ke rover. Klik yes pada pop up window tersebut, maka tampilan
akan
langsung diarahkan pada menu Connection. Koneksikan dengan receiver yang
dijadikanrover dengan memilih nomor perangkat dari rover. Klik connect.
69
14. Karena setting rover, maka pindah ke tab device dan klik Rover. Buat work mode
untuk rover dengan klik Add. Pada datalink type, pilih PDA CORS. Protocol pilih
SinoGNSS. Pastikan IP Address dan port sudah sesuai dengan spesifikasi dari
SinoGNSS seperti yang tertera pada video. Masukkan nomor perangkat receiver base
pada menu source list. Klik tanda unduh disamping menu tersebut, lalu pilih nomor
perangkat yang tersedia dari pilihan yang ada. Klik confirm, masukkan mask angle
yang ada lalu simpan work mode. Apply work mode tersebut, tunggu controller
sukses mengkonfigurasi rover.
15. Mulai pengamatan dengan berpindah ke tab survey. Posisikan GNSS rover pada titik yang
ingin diamati, tunggu hingga pengamatannya FIX, lalu simpan titik tersebut dengan
memberi nama titik dan memasukkan tinggi alat rover. Lakukan hal yang sama untuk
pengamatan titik lainnya.
70
4.1.4 Staking Out
Tampilan ini memuat semua tampilan mode survey, fungsi yang paling sering digunakan adalah topo
survey, stake out, static, dan PPK.
2. Sebelum dilakukan proses stake out, input data hasil pengukuran sebelumnya dengan memilih menu
“Import”
72
3. Untuk mengimport data pengukuran sebelumnya, pilih format data yang sesuai dengan file yang ada
4. Cari file data pengukuran di penyimpanan memori controller dengan disesuaikan format data file. Klik
“OK” untuk import data maka akan muncul notifikasi seperti pada gambar berikut
73
5. Pilih salah satu point yang akan dilakukan proses stake out. Lalu klik “Stake” untuk memulai stake point
6. Berikut merupakan tampilan monitor proses stake out yang mendekati point objek pengukuran
sebelumnya dengan bantuan arah mata angin
74
7. Jika point stake out sudah mendekati point objek sebenarnya maka berikut merupakan tampilan hasil stake
out yang sudah sesuai dengan parameter nilai arah mata angin sampai mendekati koreksi milimeter
4.2 South
4.2.1 Pengamatan GNSS Mode Statik
Berikut adalah langkah-langkah set-up controller dengan mode static:
75
• Mengatur Coordinat System sesuai lokasi pengamatan, yakni DGN95 TM3 49.1
76
• Melakukan setting pada parameter – parameter yang ada pada menu static
setting. Isikan point ID, atur sampling interval ( interval perekaman data
pengamatan ), tinggi antena receiver GNSS, mask angle, PDOP → start
• Indikator perekaman data akan kedip – kedip merah dengan interval waktu
sesuai dengan sampling interval yang tadi telah diatur menunjukan bahwa
receiver GNSS sudah mulai melakuakan perekaman data. Jika pengamatan
sudah selesai klik STOP, maka pengamatan sudah berhenti dan telah tersimpan
di controller maupun receiver GNSS.
77
4.2.2 Pengamatan GNSS Mode RTK Radio South
1. Set Up Awal
a. Set up awal dapat mengikuti langkah-langkah yang sudah dilakukan pada saat
pengamatan metode static, seperti membuat project, mengatur sistem koordinat, dan
mengatur koneksi controller dengan receiver GNSS.
2. Melakukan setting Instrumen ( Base )
a. Memilih menu Setting → Instrument Setting → Base Setting
b. Pada jendela Base position → Memasukkan koordinat base pada base position →
ENH → klik base position → get from database → pilih point → OK, memasukkan
tinggi alat pada antenna height, masukkan mask angle ( misal 15 ),atur Datalinknya
Internal UHF → OK
78
c. Pada Jendela Data source, memilih channel yang akan digunakan ( semisal channel1 )
serta atur power (hight), air baudrate default, dan protocol south → OK → Start
d. Setelah pengaturan base station sudah selesai. Lakukan disconnect controller dengan
receiver tipe base selanjutnya hubungkan dengan receiver tipe rover.
3. Melakukan setting Instrumen ( Rover )
a. Memilih menu Setting → Instrument Setting → Rover Setting
b. Pada jendela Rover Setting, mengatur Datalinknya internal UHF, mask angele misal
15, serta data source ( channel 1 sesuai dengan channel pada Base, power hight, air
baudrate default, protocolsouth) → OK
79
c. Kembali ke menu utama dan siap melakukan pengukuran bidang
b. Melakukan perekaman titik yang diamat dengan memberi nama pada Pt name (misal
bidang01), code (bidang), dan masukkan tinggi antena (misal 1.8) → dapat juga
menambahkan foto pada tab take photo → kemudian Save.
c. Ulangi perintah diatas untuk pengamatan titik – titik batas bidang lainnya.
80
4.2.3 Pengamatan GNSS Mode RTK NTRIP CORS dan GSM
1. Set Up Awal
Set up awal dapat mengikuti langkah-langkah yang sudah dilakukan pada saat
pengamatan metode static, seperti membuat project, mengatur system koordinat, dan
mengatur koneksi controller dengan receiver GNSS.
a. Masuk menu setting lagi dan klik instrument setting. Karena receiver ini akan
dijadikan rover terlebih dahulu, maka pilih Rover Setting. Pada menu datalink, pilih
data collector internet. Jika menggunakan datalink tipe ini, pastikan controller
memiliki koneksi internet.
b. Pada menu data source, buat work mode baru dengan cara klik Add. Beri nama work
mode dan pilih server dari BIG dengan nomor IP seperti tertera dalam video.
Masukkan username dan password akun INACORS BIG, buat router mode menjadi
NTRIP (ROVER MODE). Pada menu mountpoint, klik refresh access point dan pilih
Nearest-rtcm3, lalu klik OK.
81
c. Pilih work mode yang sudah dibuat tersebut, lalu klik connect. Tunggu controller
sukses menghubungkan dengan receiver, hingga muncul tulisan LOGON SERVER
SUCCESSFULLY, jika sudah, klik Okk
82
b. Selanjutnya, kita ubah mode receiver menjadi mode base. Klik Setting, lalu
Instrument Setting. Klik base setting lalu klik OK.
83
c. Atur parameter-parameter untuk mode base. RTCM32 untuk menu message format,
Emission Fre 1, lalu base position pilih Manual Start Base. Pilih koordinat base menjadi
format NEH. Klik base position, pilih get from database. Load titik base yang sudah
diukur tadi lalu klik OK. Masukkan tinggi alat, metode pengukuran tingginya, mask
angle,serta tipe datalink gunakan Internal GSM.
84
d. Pada menu data source, buat sebuah work mode untuk base terlebih dahulu dengan
klik Add. Pada menu server, pilih server yang sesuai dengan alat SOUTH seperti
yang tertera pada video. Beri nama work mode, router mode pilih NTRIP, serta
pastikan router mode sudah sesuai dengan nomor perangkat receiver. Jika sudah, klik
OK. Klik work mode tersebut, lalu klik OK. Tunggu controller sukses
menghubungkan dengan perangkat receiver base hingga muncul tulisan LOGON
SERVER SUCCESSFULLY, lalu klik OK, lalu klik Start.
85
e. Selanjutnya, hubungkan controller dengan receiver GNSS yang difungsikan sebagai
rover.Klik setting lalu bluetooth manager. Pilih nomor bluetooth receiver rover, klik
connect.
f. Setelah berhasil dihubungkan dengan rover, klik Instrument Setting pada menu
Setting. Pilih rover setting, pilih internal GSM pada menu datalink. Pada menu data
source, buat work mode baru untuk Rover dengan klik Add. Pada pilihan server,
gunakan server dari SOUTH dengan nomor IP seperti yang tertera pada video. Router
mode pilih NTRIP.Pada menu mountpoint, klik refresh access point. Mountpoint akan
otomatis membaca dan memilih nomor perangkat dari receiver. Klik OK. Apply work
mode yang telah dibuat tersebut, tunggu hingga controller berhasil terhubung dengan
rover, lalu klik OK. jangan lupa untuk memasukkan mask angle.
g. Mulai pengamatan dengan berpindah ke menu Survey, lalu klik Point Survey.
Posisikan receiver GNSS rover pada titik yang ingin diamati. Tunggu hingga status
pengamatan menjadi FIX dan akurasi horizontal serta vertikalnya tinggi. Simpan titik
dengan nama tertentu, jangan lupa masukkan tinggi alat serta metode pengukuran 86
tingginya, lalu klik OK. Ambil foto posisi berdiri alat dari keempat arah mata angin,
lalu OK.
h. Lakukan hal yang sama untuk pengamatan titik-titik yang lain.
Dalam melakukan stakeout bisa menggunakan metode RTK Radio atau metode RTK
CORS. Pada receiver GNSS South ini bisa stake out dengan menggunakan data koordinat
ataupun dengan data CAD. Sebelum memulai stakeout langkah awalnyanya setting alat sesuai
dengan langkah-langkah yang sudah dijelaskan dimateri sebelumnya. Berikut ini langkah-
langkah dalam staking out menggunakan receiver GNSS South :
2. Pilih menu point → import, banyak tipe file yang bisa di import. Disini akan di contohkan
import point file dengan tipe *.txt. Urutan data pada notepad harus dibuat dengan urutan
seperti yang diminta pada file tipe tersebut
87
3. Berikut ini data koordinat hasil import
4. Selanjutnya memilih titik yang akan di stakeout. Klik pada titik → point stakeout →
mulai menuju arah titik yang ditunjukan pada controller. Pada gambar dibawah
ditunjukan receiver harus menuju ke selatan 14.924 m dan ke timur 0.146 m → Ketika
sudah hampir mendekati 0 seperti gambar dibawah ini maka sudah berada diposisi yang
akan dicari → klik save untuk menyimpan data hasil stakeout.
88
4.3 CHCNAV
4.3.1 Pengamatan GNSS Mode Statik
o Dirikan satu set alat GNSS merk CHCNAV, hidupkan, dan ukur tinggi alat.
o Set up controller dengan aplikasi LandStar 7. Masuk ke tab Projects, buat project baru
o Deskripsikan projek dan atur sistem koordinatnya menjadi DGN95 TM-3 zona 49.1.
o Pindah ke tab Configuration, hubungkan controller dengan receiver.
89
o Nyalakan menu Start Record, Data Format, dan Data Auto Save. Data format pilih format
HCN. Pilih interval waktu perekaman, defaultnya adalah tiap 2 detik. Masukkan sudut
elevasi, lama waktu perekaman, nama station, dan tinggi. Kemudian klik Set lalu Get.
90
▪ Pasangkan Extension Bar serta plat penunjuk tinggi
▪ Dirikan Statif Pada titik Base station dan pasangkan Tribach pada statif,
selanjutnyalakukan centering.
91
▪ Ukur tinggi receiver yg berdiri pada base stations Dari titik base station
hingga platpenunjuk tinggi.
92
o Set Up pada Controller
▪ Alat GNSS CHC menggunakan aplikasi LandStar untuk dapat digunakan
mengukur bidang pertanahan. Pertama adalah menyalakan Kontroler dan
pada menu utama pilihaplikasi Landstar.
▪ Atur nama project yang akan dibuat pada Coordinate System pilih Indonesia
DGN95TM-3 zone 49.1
93
▪ Code List atur sesuai Template dari controller setelah dipastikan Sudah
sesuai tekanOK
→
94
▪ Selanjutnya melakukan koneksi antara controller dengan receiver pada
menu utamaLandstar pilh config dan pilih menu Connect, untuk yang pertama
koneksikan dengan Receiver Base.
▪ Mengatur mode kerja yang akan digunakan dengan memilih menu Work Mode
padamenu dibawah pilih New.
▪ Atur work mode dengan memilih manual base atur Data Link dan pilih
Internal Radio Protocol yang digunakan adalah transparent Kemudian
pilih channel yang akan digunakan untuk mentranmisikan koreksi dari base
station.
1
2
4
3
→
95
▪ Simpan Work Mode yang sudah dibuat dan diberi nama Pilih Work mode
yang sudahtersimpan dan tekan Accept
96
→
▪ Kemudian mengatur work mode untuk receiver rover pada menu dibawah pilih
New
▪ Mengatur work mode dengan memilih Auto Rover atur Data Link dan pilih
Internal Radio Protocol yang digunakan adalah transparent Kemudian
pilih channel yangsama dengan channel yg telah diatur pada base tadi.
97
→
▪ Simpan work mode yang sudah dibuat dan diberi nama Pilih Workmode
yang sudahtersimpan dan tekan Accept.
98
▪ Selanjutnya pada menu Survey pilih Map dan Alat GPS Geodetik sudah
siap untukdigunakan mengukur bidang tanah dengan metode RTK radio.
99
▪ Untuk merekam tekan symbol warna hijau. Pindah ke titik batas bidang tanah
yang lain dan lakukan perekaman koordinatnya hingga semua bidang telah
terukur batasnya.
Bidang
Tanah
100
o Masuk tab Projects, klik Projects. Buat project baru dengan klik New.
o Deskripsikan projek dan atur koordinatnya menjadi DGN95 TM-3 zona 49.1. Klik
select untuk mengatur parameter dari TM3. Perhatikan Central Meridian, False
Easting, False Northing, dan scale factor pada tab Projection lalu klik Accept.
101
o Pindah ke tab Configuration. Hubungkan controller dengan receiver pada menu
Connect.Pilih nomor 102luetooth perangkat receiver lalu klik connect. Tunggu hingga
controller berhasil terhubung dengan receiver
102
o Selanjutnya pilih menu work mode. Buat work mode baru dengan klik new.
o Kita jadikan receiver sebagai rover dan CORS BIG sebagai base. Oleh karena itu pilih
Auto Rover pada pilihan work mode. Pilih PDA Network sebagai datalink typenya.
Pilih NTRIP sebagai protocol, dan pilih Domain dengan klik tulisan IP lalu pilih
nomor IP dariCORS BIG.
103
o Tentukan source table dengan mengunduhnya terlebih dahulu lalu pilih nearest-rtcm3.
Masukkan username dan password dari akun inacors BIG.
o Jika sudah, klik save dan beri nama work mode. Klik word mode tersebut, lalu klik
accept.Akan muncul pop up window mengingatkan untuk mengecek source table serta
akun dari inacors. Jika sudah benar, klik OK. Klik YES untuk men-cek login status
hingga muncul tulisan NTRIP LOGIN SUCCESFUL.
104
o Pengamatan dimulai, pindah ke tab Survey. Pilih menu Map. Tunggu hingga status
pengamatan menjadi FIX, serta akurasi horizontal dan verticalnya kecil. Simpan titik
tersebut sebagai base pengukuran.
o Selanjutnya ubah mode receiver menjadi base. Klik menu work mode pada tab
configuration, lalu buat work mode baru dengan klik new.
105
o Pada menu work mode, pilih manual base. Pada datalink tipe pilih receiver network.
Correction format pilih RTCM3.2 dan protocolnya APIS. Pilih nomor IP default
untuk alat CHCNAV dengan nomor seperti yang terdapat dalam video.
o Masukkan nomor APN dengan cara klik GET lalu klik SET. Pastikan nomor APN
sesuai dengan provider kartu GSM yang digunakan dalam receiver GNSS. Masukkan
elevation mask lalu simpan dan beri nama work mode. Pilih work mode tersebut lalu
klik accept.
106
o Load koordinat base yang sudah diamati di awal tadi dengan memilih menu manual
input. Masukkan titik base nya dan masukkan tinggi alat lalu klik OK. Akan muncul
pop up window yang menjelaskan tentang titik base yang diinput, rename titik
tersebut jika diperlukan. Jika sudah maka klik OK
o Selanjutnya, hubungkan controller dengan receiver GNSS lain yang berfungsi sebagai
rover. Pilih nomor Bluetooth yang cocok dengan perangkat receiver, lalu klik connect.
107
o Buat work mode baru untuk mode rover pada menu work mode, lalu klik new.
o Ubah work mode menjadi auto rover dan datalink tipe menjadi PDA Network. Pilih
APIS sebagai protocol serta piih domain yang sama dengan domain yang digunakan
untuk mode base tadi, yakni domain defaut dari alat CHCNAV. Pada menu baseID,
masukkan nomor perangkat dari receiver GNSS yang dijadikan base. Masukkan
elevation mask, lalu klik save dan simpan work mode. Apply work mode yang telah
dibuat dengan klik accept, lalu klik yes untuk men-check status log in. pastikan status
login berhasil hingga muncul tulisan APIS LOGIN SUCCESSFUL.
108
o Mulai pengamatan dengan berpindah ke tab survey lalu klik map. Posisikan receiver
GNSS rover pada titik yang ingin diamati. Tunggu hingga status pengamatan menjadi
FIX.
o Jika sudah fix, simpan titik tersebut dengan menandainya dengan nama tertentu serta
masukkan tinggi alat receiver.
o Lakukan hal yang sama untuk pengamatan titik-titik lainnya.
109
4.3.4 Staking Out
o Sebelum memulai pengukuran stake out, pastikan telah memiliki data koordinat titik-titik
yang akan di stake out. Masukkan data tersebut melalui menu Import pada tab Project.
o Pilih file tersebut, masukkan dalam format .csv kemudian klik import
110
o Kemudian akan muncul tampilan yang menginformasikan daftar titik-titik yang di import.
Klik OK.
o Menuju tab Survey, pilih menu PT Stakeout. Maka akan tertampil plot persebaran titik-titik
yang telah di import.
o Masukkan titik yang akan di stake out dengan meng klik pilihan yang ditandai di bawah.
Pilih titik tersebut, kemudian klik OK. Jika ingin memasukkan banyak titik sekaligus,
gunakan pilihan Multiple Operations.
111
o Lalu akan muncul arahan untuk menuju posisi titik tersebut. Ikuti petunjuk arahan yang ada
pada controller.
112
o Jika GNSS sudah mendekati posisi yang sebenarnya, maka tampilan receiver akan berubah
menjadi seperti di bawah. Perhatikan status nya, pastikan sudah FIX dengan ketelitian
horizontal dan vertical yang baik.
o Jika sudah presisi, maka tekan tanda seperti di bawah. Ulangi Langkah-langkah tadi untuk
titik-titik stake out yang lain
113
4.4 Topcon
4.4.1 Pengamatan Metode Statik
Menggunakan software MAGNET Field yamg telah diinstall pada Field Controller (FC).
Misalkan ada 2 titik yang akan diamati yaitu titik A dan B, dimana A berperan sebagai titik ikat.
4. Memilih menu Job, kemudian memilih New Job untuk membuat Job Baru, lalu mengisikan
nama file dan informasi lainnya
Memilih Next
114
5. GPS + Config memilih My PP Static, lalu menekan tombol edit untuk konfigurasi
Statik. Memilih PP Statik → Edit, kemudian mengklik next
Kemudian Next
6. Menekan next, lalu mengisi nilai Elevation Mask dan Logging Rate
7. Pada Static Antena, memasukkan tipe antena, tinggi antena, dan tipe tinggi dan untuk
Occupation Time nilai waktu sudah tersedia default
115
8. Menentukan parameter Stake Out (Stk Params)
9. Pada menu Advance, memberi checklist pada Multipath Reduction dan Coop-tracking, lalu
menekan finish
10. Masuk ke pengaturan system koordinat, menekan tombol next lalu menentukan proyeksi,
datum, dan model geoid. Setelah itu menekan next.
116
11. Masuk ke pengaturan satuan ukuran dan display
12. Masuk ke menu Alarm, apabila sudah diatur maka menekan Finish
13. Masuk ke menu Setup, lalu memilih Status untuk melihat posisi dan kenampakan satelit
117
14. Untuk mulai merekam data pengamatan, menekan Setup → Static Occupation lalu
mengisikan nama titik, code, string, tinggi antenna dan tipe tinggi antenna. Menekan Start
Occ untuk mulai merekam data pengamatan.
15. Jika sudah selesai merekam, menekan Stop Occ, tampilan titik dapat dilihat pada Map
1. Dirikan receiver base dititik base station, titik ini yang digunakan menjadi titik ikat pengukuran.
2. Hidupkan receiver dan hubungkan ke Field Controller.
3. Masuk ke program MAGNET Field di FC
4. Membuka job yang telah ada yang digunakan untuk pengukuran sebelumnya.
5. Setelah job terbuka, selanjutnya melakukan pengaturan sistem koordinat yang akan digunakan
dalam pengukuran. Dalam hal ini yang biasa digunakan oleh instansi ATR/BPN adalah TM-3
dengan zona wilayah DIY masuk zona 49.1. Pengaturan ini dilakukan pada menu
Configure→Coord Sys dan pilih proyeksi TM3491.
118
→
6. Kemudian mengatur konfigurasi pengukuran metode RTK radio pada menu Configure →
Survey dan pilih GNSS Configuration → Select from Library
119
7. Pilih My RTK. Tekan tombol edit untuk konfigurasi RTK Radio. Pilih tipe RTK kemudian klik
next.
8. Mengatur merk receiver yang digunakan untuk base serta rover yaitu Topcon. Kemudian
mengatur Base Receiver→mengatur Base Radio →mengatur Base Radio Parameter
→ →
120
→
9. Mengatur parameter pada Rover Receiver → mengatur Rover Radio → mengatur Rover
Radio Parameter (harus sama dengan Base Radio Parameter agar transmisi koreksi dari base
dapat diterima oleh rover)
→ →
121
10. Untuk parameter selanjutnya diatur sesuai default dan terakhir tekan tanda ceklist hijau diatas.
→ →
122
→ →
→ →
123
→ →
→ →
124
11. Menghubungkan dengan receiver base pada menu Connect→pilih Base→sesuaikan dengan
Bluetooth seri receiver base
12. Setelah terhubung kemudian ke menu Setup→pilih Start Base untuk mmemasukkan nilai
koordinat titik base→ pilih Start Base.
125
→
13. Setelah Start Base kemudian pilih frekuensi radio yang akan digunakan→ klik OK.
14. Tunggu hingga muncul info Modem setup successful → selanjutnya sambungkan FC dengan
receiver rover.
126
→
16. setelah terhubung dengan receiver rover kemudian pilih channel yang frekuensi nya sama
dengan yang diatur pada base tadi→ kemudian klik start radio→ tunggu hinga muncul info
Modem setup successful maka pengaturan radio pada receiver base dan rover telah terhubung
dan berhasil.
127
→
17. Pengukuran dapat dilakaukan pada menu Survey→pilih Topo. Untuk memulai perekaman data,
isilah nama titik, kode, tinggi, kemudian tekan symbol save. Secara otomatis data tersimpan.
128
18. Untuk melihat peta dari data ukuran ubah pada tampilan Map.
129
→
5. Kemudian mengatur konfigurasi pengukuran metode RTK NTRIP-CORS pada menu Configure
→ Survey dan pilih GNSS Configuration→Select from Library
130
6. Pilih My Network RTK. Tekan tombol edit untuk konfigurasi RTK CORS. Pilih tipe Network
RTK, Corrections pilih VRS dan Protocol pilih NTRIP 2.0/1.0, kemudian klik next.
7. Pada tampilan Receiver Make pada Rover Manufacturer pilih Topcon kemudian pilih Next→
pada tampilan Rover Radio pilih Controller,Type pilih Internal Cellular kemudian pilih Next
131
8. Pada tampilan Internet Address pada kolom Address masukan IP dan Port BIG ( pada contoh :
103.22.171.6:2001 ) dan untuk kolom Label nama alamat yang dituju ( contoh : BIG ) kemudian
pilih Next → pada tampilan Login Info masukan User ID dan Password yang telah didaftarkan
selanjutnya tekan Next
9. Pada tampilan Position in GGA centang Automatic Rover Pos lalu tekan Next → pada tampilan
TILT™ Settings centang pada Show eLevel dan Tilt Correction Limit sebesar 3.0° lalu tekan
Next
132
10. Pada tampilan Topo Survey centang pada Precies serta pilih Fixed Only pada tab Solution dan
centang pada Quick pilih Fixed Only pada Solution lalu tekan Next → Pada tampilan Auto Topo
Survey pilih Fiexd Only pada tab Solution, By Horiz Dist pada tab Method dan masukan Interval
( pada contoh : 15.00 m)
11. Pada tampilan Stake Setting masukan nilai Horz. Distance Tolerance sebesar 0.050 m, Vert.
Distance Tolerance sebesar 0.050 m, pada Tab Compass Orientation pilih Moving Direction dan
Display Reference pilih None lalu Next → Pada tampilan Stake setting centang pada Precies serta
pilih Fixed Only pada tab Solution dan centang pada Quick pilih Fixed Only pada Solution lalu
tekan Next
133
12. Atur pada tampilan Grade Stake Marking seperti pada gambar tersebut lalu tekan Next → pada
tampilan Staked Point Icon centang pada Use icon for staked point, pada tab Icon pilih Triangel
Flag lalu tekan Next
13. Pada tampilan Point Naming setting deflaut seperti berikut lalu tekan Next → pada tampilan
Tracking centang satelit yang digunakan lalu tekan Next
14. Pada tampilan Advanced di tab RTK Position pilih Extrapolation, centang pada Multripath
Reduction lalu tekan Next → pada tampilan Miscellaneous centang pada Stakeout sound, Beep
on storing points dan Switch 2G/3G on controller lalu tekan Centang Hijau
134
→
15. Selanjutnya masuk ke menu Configure → pada tampilan Connection tekan Refresh hingga
muncul tab pilihan mode yang diggunakan ( pada contoh : Nearest-rtcm3 ) lalu tekan Connect →
setelah Connnect maka pada Mount Points Request dan NTRIP Caster Connection akan
tercentang
→ →
135
16. Selanjutnya pilih menu Survey → menu Topo→ masukan nama titik dan nilai tinggi antena lalu
untuk menyimpan titik yang diukur tekan Save
→
3. Kemudian memilih jenis data yang akan di impor dapat berupa titik, line, area dll → pilih format
data yang akan diimpor, tekan Next→ kemudian memilih satuan jarak, tekan Next.
137
4. Kemudian pilih data yang akan di impor, tekan ceklis hijau→pilih sistem koordinat data yang di
impor kemudian tekan ceklis hijau
5. Apabila proses impor data telah berhasil maka akan ada info seperti gambar. Dan data tersebut
dapat dilakukan untuk stake out.
138
6. Untuk selanjutnya pada menu Stake→ kemudian pilih Points→ pilih titik yang akan di stake out
bisa dari peta ataupun dari data yang tersimpan.
7. Setelah titik yang akan di stake out telah terpilih → pilih Stake
139
8. Maka akan muncul lokasi berdiri receiver (A) dan titik yang akan di stake out (B)→ berjalan
mengikuti arahan yang tertampil pada layar bisa maju mundur kanan dan kiri hingga berdiri tepat
di titik
9. Setelah receiver berdiri tepat dititik stake out→Simpan hasil pengukuran stake out → dan
perbedaan antara titik desain dan titik stake out dapat dilihat pada report.
140
MODUL V. AutoCAD
AutoCAD merupakan desain perangkat lunak berbasis komputer atau CAD (Computer Aided Design) yang
digunakan untuk membuat gambar 2D dan 3D secara lebih presisi. Perangkat lunak ini biasa digunakan oleh
arsitek, insinyur, dan pekerja professional di bidang konstruksi. Terdapat beberapa jenis software AutoCAD
tergantung dari kebutuhan para penggunanya. AutoCAD Map 3D sendiri merupakan perangkat lunak yang
menggabungkan fungsi CAD dan SIG (Sistem informasi Geospasial), yang mana lebih difungsikan sebagai
software desain di bidang pemetaan 3D dan SIG.
AutoCAD AutoCAD Map 3D
Hanya bisa single user Dapat digunakan untuk single maupun multi user
Gambar tidak memiliki georeferensi dengan Gambar bisa diatur georeferensi dengan sistem
sistem koordinat tertentu koordinat tertentu
Tidak dapat melakukan import dan export Bisa melakukan import dan export format peta
format peta seperti SHP dan SDF seperti SHP dan SDF
Dapat mendeteksi dan membetulkan kesalahan
geometri pada gambar
Bidang survei/pengukuran dan pemetaan (khususnya bidang pertanahan) tentunya memerlukan sistem
koordinat tertentu dalam visualisasi datanya. Oleh karena itu, AutoCAD Map 3D merupakan pilihan yang
tepat untuk melakukan berbagai pekerjaan pengolahan data tersebut. Beberapa hal terkait pengolahan data
pengukuran yang dapat dikerjakan dengan AutoCAD Map 3D adalah sebagai berikut:
1. Menggambar hasil data pengukuran
2. Melakukan pengeditan data tekstual maupun spasial
3. Analisis GIS
4. Membuat layout peta
5. Integrasi database spasial
6. Visualisasi dan analisis permukaan
7. Membuat peta 2D maupun 3D
8. Pengolahan dengan file berformat SIG seperti SHP
9. Bekerja dengan lebih dari 4000 sistem koordinat yang ada di dunia, dsb.
141
Kenampakan antarmuka pada AutoCad Map 3D adalah sebagai berikut:
Ribbon → menu standar yang terpasang di bagian atas antarmuka aplikasi, terdiri atas beberapa icon seperti:
New : membuka project/dokumen baru
Open : membuka project/dokumen lama yang telah disimpan sebelumnya
Save : menyimpan project yang sedang berjalan
Print : memunculkan pengaturan untuk mencetak
Undo : membatalkan perintah sebelumnya
Menu → toolbar yang berisi kumpulan menu-menu dengan berbagai fungsi untuk pengolahan data/project.
Drawing Area → canvas tempat melakukan penggambaran objek/ data ukuran/ desain, yang
dilengkapi dengan beberapa menu dan tambahan informasi seperti:
Navigation pane : melakukan navigasi pada objek gambar, melakukan zoom, orbit
Informasi dimensi : memilik konsep visualisasi gambar (2D atau 3D)
Informasi skala : menampilkan angka skala objek sesuai satuan unit yang dipilih
Command Window → panel utama dari pengolahan di aplikasi yang berfungsi untuk mengetikan dan
memilih perintah secara langsung tanpa menggunakan menu/toolbars yang tersedia. Pada bagian bawahnya
ditampilkan juga beberapa informasi dan icon, seperti:
142
Angka koordinat : menunjukkan nilai koordinat/ posisi di mana kursor berada
Icon snap : menunjukkan status pointer/kursor
Icon UCS : User Coordinate System, menunjukkan arah sumbu koordinat XYZ (3D)
Icon lainnya : icon grid, deteksi sudut dsb
Object Snap (OSNAP) digunakan untuk membantu menentukan sebuah lokasi yang presisi pada objek kerja
yang diikuti dikala anda menggunakan sebuah perintah. Contohnya: anda dapat menggunakan object snaps
sebagai alat bantu dikala ingin menseleksi sebuah garis dari titik sentra bundar ke titik tengah sebuah garis.
Beberapa jenis Osnap adalah sebagai berikut:
• Endpoint : untuk menangkap titik ujung yaitu menempatkan tanda pada sudut dari sebuah objek garis,
polyline atau arc
• Midpoint : untuk menangkap titik tengah yaitu menempatkan tanda di tengah-tengah objek garis atau arc
• Center : untuk menangkap titik sentra yaitu menempatkan tanda pada sentra bundar atau arc
• Node : untuk menempatkan tanda pada sebuah point / titik
• Quadrant : menangkap titik kuadran bundar , yaitu menempatkan tanda sebuah sudut dari objek bundar
pada koordinat sudut 0 , 90 , 180 dan 270
• Intersection : menangkap titik perpotongan antara dua obyek berpotongan yaitu menempatkan tanda pada
dua objek atau item yang saling bersinggungan
• Insertion : untuk menangkap titik sisip
• Perpendicular : menangkap titik yang tegak lurus terhadap objek garis , bundar , maupun busur
• Tangent : menangkap titik singgung bundar atau busur.yaitu menempatkan tanda pada titik tangent di
objek lingkaran
• Nearest : untuk menangkap titik terdekat dari sebuah obyek
• Apparent Intersection : menangkap titik perpotongan dua obyek yang tidak ketemu
Penggunaan Mouse untuk bekerja menggunakan perangkat lunak AutoCAD Map 3D, akan berbeda
dibangdingkan ketika anda menggunakannya di perangkat lunak lainnya. Berikut beberapa kontrol yang bisa
ada terapkan ketika menggunakan mouse di software ini:
143
Referensi lanjutan:
https://help.autodesk.com/view/ACD/2019/ENU/?guid=GUID-C5C9380F-5469-4858-B306-
B1BFFC19C0A9
144
3. Pengaturan Text
Pilih Format, pilih Text Style
Pilih tipe huruf yang diinginkan
Ketik tinggi huruf pada kotak Height, Klik Apply
4. Pengaturan Garis
Pilih Format, pilih Line Style
Klik Load pada kotak dialog Linetype Manager
Muncul dialog Load or Reload Linetype, blok semua garis pada kotak linetype, dan OK
Klik OK pada kotak dialog Linetype Manager dan pilih sesuai kebutuhan
5. Pengaturan Demension
Pilih Format, arahkan kursor pada Dimension style lalu klik
Klik Modify maka akan muncul Modify Demension Style : Standart
Klik Line and Arrow, klik pada Dim Line1, Dim Line 2, Ext Line 1, Ext Line 2
Klik Text dan pilih Above pada kotak vertical, pilih centered pada kotak Horizontal, dan pilih
Aligned With Demension Line
Klik Primary unit, pilih Decimal pada kotak Unit Format, pilih angka 3 dibelakang koma pada
kotak precision
Pada Angular demension, pilih unit format Degrees Minutes Seconds, Pilih
Precision 0d00’00.00”
Klik OK pada kotak dialog Modify Demension Style Standart
Klik Close pada kotak dialog Dimension Manager
6. Pengaturan Snap→ Pengaturan Objek Snap sangat diperlukan untuk ketelitian
dalam penggambaran objek. Objek Snap membantu dalam menempatkan
objek dalam penggambaran objek-objek berupa titik , garis, dan lain-lain pada
layer kerja
Klik kanan OSNAP pada tampilan utama AutoDesk Map
Klik Setting, akan muncul Drawing Settings
Pada Objek Snap pilih End Point, Center, Node, Intersecsion, Perpendicular, Pilih OK
7. Pengatuarn Sistem Koordinat
Pilih menu Map Drafting
Klik Coordinate Systems
Klik Assign Global Coordinate System
Kemudian pilih sistem koordinat yang akan digunakan
145
Beberapa perintah penggambaran umum yang sering digunakan pada aplikasi AutoCad Map 3D
adalah sebagai berikut:
1. Menggambar Titik (POINT)
• Klik kiri ikon yang bergambar point
• Klik kiri lagi pada layar kerja dimana point tersebut akan digambar
• Tekan ESC untuk keluar dari perintah point.
• Jenis-jenis point dapat dipilih seperti Gambar 60 sebagai berikut.
2. Menggambar Garis (LINE / POLYLINE)
Line merupakan garis yang terdiri dari beberapa entitas yang satu dengan lainnya terpisah
meskipun dalam satu kesatuan. Sedangkan polyline merupakan garis dengan satu entitas
dimana garis yang terhubung merupakan satu kesatuan. Langkah-langkah menggambar suatu
garis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
•
Klik kiri ikon dengan gambar garis lurus pada drawing tools,
•
Klik kiri pada layar kerja pada tempat akan menggambar,
•
Apabila garis sudah terbentuk, klik kiri lagi untuk mengakhiri.
•
Penggambaran garis berbentuk polyline dapat dilakukan dengan cara yang sama tetapi
dengan icon polyline.
3. Menggambar Lingkaran (CIRCLE )
Prosedur menggambar lingkaran (circle) ini paling banyak digunakan dalam menggambar
menggunakan Autodesk Map, karena dalam menggambar titik untuk lebih teliti dan sederhana
digunakan perintah ini. Titik dapat dihasilkan dari pertemuan dua buah lingkaran dengan
jari-jari/diameter tertentu. Langkah-langkah menggambar lingkaran dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
•Klik kiri ikon circle
•Klik kiri pada layar kerja, dimana circle akan digambar
•Pada command tampil tayangan
•Command : c CIRCLE specify center point for circle or [3P/2P/Ttr(tan radius)]:
•Specify radius for circle or [diameter] <20.000>:20
•Ketik angka 20 , tekan enter, maka lingkaran akan terbentuk dengan diameter 20 unit akan
tergambar.
4. Menulis Teks (TEXT)
• Klik kiri ikon Text
146
• Klik pada layar kerja, kemudian tarik kekanan dan akhiri dengan klik kiri pada mouse,
maka akan muncul kotak dialog Text Formating.
• Ketik kata atau kalimat yang akan dituliskan pada kotak dialog yang telah disediakan, kemudian
ketik OK
5. Menghapus objek (ERASE)
Apabila terdapat objek yang sudah tidak diperlukan maka objek tersebut perlu untuk
dihapus. Cara menghapus dengan fsilitas ERASE. Objek tersebur dapat dihapus satu
demi satu atau sekaligus. Macam-macam cara untuk menghapus objek adalah sebagai
berikut :
• Sebagian Objek akan dihapus : klik ikon ERASE, klik kiri pada objek yang akan
dihapus, kemudian klik kanan
• Semua akan dihapus : pilih objek yang akan dihapus klik kiri, atau blok objek yang
akan dihapus tadi, kemudian klik ikon erase
6. Memperpanjang Garis (EXTEND)
Autodesk Map mempunyai fasilitas menperpanjang garis yang sebelumnya sudah
tergambar. Garis tersebut mungkin kurang panjang atau perlu disambungkan dengan
objek lain. Fasilitas untuk memperpanjang garis ini menggunakan fasilitas EXTEND.
Langkah-langkah memperpanjang garis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
• Klik ikon Extend,
• Klik kanan di sembarang tempat, kemudian klik kiri pada garis yang akan
diperpanjang,
• Tekan ESC atau enter untuk mengakiri proses tersebut, dan jika ingin mengulang perintah ini
lagi tekan enter dua kali
7. Memotong Garis (TRIM)
Fasilitas ini memungkinkan untuk memotong garis dari ukuran yang terlalu panjang. Fasilitas ini
dapat dipakai apabila ada garis pemotong. Langkah-langkah memotong Garis dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
• Klik ikon Trim,
• Klik kanan disembarang tempat, kemudian klik kiri pada garis yang akan dipotong
• Tekan ESC atau enter untuk mengakiri proses tersebut, dan jika ingin mengulang perintah ini lagi
tekan enter dua kali
8. Memutar Objek Gambar (ROTATE)
Fasilitas Rotate yang digunakan untuk memutar objek yang menggunakan referensi tertentu
atau tanpa referensi. Referensinya dapat berupa garis, titik, atau sudut. Langkah-langkah memutar
objek dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Klik ikon Rotate, klik kiri pilih objek yang akan diputar,
• Klik kanan disembarang tempat, kemudian klik kiri pada salah satu ujung / titik / sudut yang
menjadi poros rotasi.
• Putar sesuai arah yang diinginkan, kemudian klik kiri
9. Menggandakan objek Gambar (COPY)
Fasilitas COPY ini dapat menggandakan objek gambar secara berulang-ulang, tanpa harus
mengulang perintah. Langkah-langkah menggandakan objek gambar dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
• Klik ikon Copy Obyect, klik kiri objek yang akan dicopy,
• Klik kanan disembarang tempat, kemudian klik kiri pada salah satu ujung / titik
147
Command
No Command Fungsi
Alias
1 A ARC Untuk membuat garis melengkung
2 AA AREA Untuk menghitung area atau luas
3 AR ARRAY Untuk memperbanyak jumlah objek
4 B BLOCK Untuk membuat/ mendefinisikan sebuah block
5 BH HATCH Untuk mengarsir sebuah objek
Untuk membuat boundary/ region dari area
6 BO BOUNDARY
tertutup
7 C CIRCLE Untuk membuat lingkaran
8 CHA CHAMFER Untuk membengkokan sudut
9 CH PROPERTIES Untuk menampilkan menu properties
10 COL COLOR Untuk mewarnai objek
11 CO COPY Untuk meng-copy objek
Untuk memunculkan kotak dialog dimstyle
12 D DIMSTYLE
manager
13 DAL DIMALIGNED Untuk memunculkan dimensi panjang garis
14 DAN DIMANGULAR Untuk memunculkan dimensi sudut
Untuk memunculkan dimensi panjang garis
15 DAR DIMARC
melengkung
16 DBA DIMBASELINE Untuk memunculkan dimensi panjang baseline
17 DI DIST Untuk mengetahui panjang suatu garis
18 E ERASE Untuk menghapus objek
19 EL ELLIPSE Untuk membuat objek ellipse
20 EX EXTEND Untuk memperpanjang garis
21 EXIT QUIT Untuk menutup program
22 F FILLET Untuk melengkungkan sudut
23 H HATCH Untuk mengarsir objek
24 I INSERT Untuk memasukkan sebuah block
25 L LINE Untuk membuat garis
26 LA LAYER Untuk memunculkan layer properties manager
27 LEN LENGTHEN Untuk memanjangkan garis
28 M MOVE Untuk memindah atau menggeser objek
29 MI MIRROR Untuk mencerminkan objek
30 MT MTEXT Untuk membuat multiline text
31 O OFFSET Untuk meng-copy objek berdasarkan jarak tertentu
32 OS OSNAP Untuk menampilkan kotak dialog objek snap
33 P PAN Untuk menggeser layar
34 PE PEDIT Untuk mengedit sebuah polyline
35 PL PLINE Untuk membuat garis polyline
36 PO POINT Untuk membuat titik
37 POL POLYGON Untuk membuat polygon
38 PRINT PLOT Untuk mencetak atau mem-print
39 REC RECTANGLE Untuk membuat kotak atau rectangle
40 RO ROTATE Untuk memutar objek
41 SC SCALE Untuk merubah ukuran objek berdasarkan skala
42 TB TABLE Untuk membuat tabel
43 TR TRIM Untuk memotong objek
148
44 X EXPLODE Untuk memecah/meng-explode kesatuan objek
45 Z ZOOM Untuk mengatur ukuran tampilan objek dilayar
Langkah pertama adalah menggambar TDT ikatan bidang tanah dengan mengaplikasikan perintah-perintah
misalnya sebagai berikut :
1) Format…Layer…TDT…Current…OK
2) PO…enter…1000,1000…enter (TDT 001)
3) PO…enter…1012.351,982.994…enter (TDT 002)
4) Z…enter….E…enter
149
Pada langkah kedua, menggambar Jalan letak TDT itu berada dan sekaligus merupakan Jalan di pinggir
bidang tanah yang akan digambar. Perintah-perintah penggambaran tersebut misalnya dengan menggunakan
data sebagai berikut :
Membuat Garis (Jalan A-B)
1) Format…Layer… Jalan… Current… OK
2) C …enter… Klik TDT 001 … 1.2 … enter…C … enter… Klik TDT 002 … 21.262 …
enter… PO …enter… Klik perpotongan dua lingkaran (Titik A) … Klik kedua lingkaran … Delete
3) C … enter… Klik TDT 001 … 21.031 … enter … C … enter… Klik TDT 002 .. 1.548 …
enter… PO … enter… Klik perpotongan dua lingkaran (Titik B) … Klik kedua lingkaran… Delete
4) L …enter… Klik Titik A … Klik Titik B …enter
5) Len … enter … De … enter … 2 … enter … Klik ujung Titik A dan Titik B … enter
150
3) C … enter … Klik Titik I … 15.912 … enter … C … enter … Klik TDT 002 .... 6.074 … enter …
PO … enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik II) … Klik kedua lingkaran … Delete
4) C … enter … Klik Titik I … 26.129 … enter … C … enter … Klik TDT 001 ... 31.586 … enter …
PO … enter ... Klik perpotongan dua lingkaran (Titik IV) … Klik kedua lingkaran … Delete
5) C … enter … Klik Titik IV … 16.155 … enter … C… enter … Klik Titik II ... 26.231 ... enter ... PO
… enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik III) …
6) Klik kedua lingkaran … Delete
7) L … enter … Klik Titik I … Klik Titik II … Klik Titik III … Klik Titik IV … C … enter
Pada langkah terakhir adalah menggambar bangunan yang terdapat di dalam bidang tanah dengan perintah-
perintah menggunakan contoh data berikut ini:
Menggambar Bangunan a,b,c,d,e dan f
1) Format … Layer … Bangunan … Current …OK
2) C … enter … Klik Titik I … 9.852 … enter … C … enter … Klik Titik II … 9.9 … enter … PO …
enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik c) … Klik kedua lingkaran … Delete
3) C … enter … Klik Titik c … 4.322 … enter … C … enter … Klik Titik II … 6.875 … enter … PO
… enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik d) … Klik kedua lingkaran … Delete
4) C … enter … Klik Titik d … 14.335 … enter … C … enter … Klik Titik III … 7.347 … enter …
PO … enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik e) … Klik kedua lingkaran … Delete
5) C … enter … Klik Titik e … 8.795 … enter … C … enter … Klik Titik IV … 6.999 … enter … PO
… enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik f) … Klik kedua lingkaran … Delete
6) C…enter…Klik….Titik f…12.008…enter…C…..enter…Klik Titik I … 8.460 … enter … PO …
enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik a) … Klik kedua lingkaran … Delete
7) C … enter … Klik Titik a … 4.842 … enter … C … enter … Klik Titik I ... 11.155 … enter … PO
… enter … Klik perpotongan dua lingkaran (Titik b) … Klik kedua lingkaran … Delete
8) L … enter … Klik Titik a … Klik Titik b … Klik Titik c … Klik Titik d … Klik
9) Titik e … Klik Titik f … C … enter
151
5.3.2 Data Jarak dan Sudut
Penggambaran bidang tanah dengan menggunakan data jarak dan sudut dilakukan melalui beberapa tahapan
pekerjaan. Adapun tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Misalnya bidang tanah yang akan
digambar adalah bidang tanah PQRS dan menggunakan contoh data tertentu, maka tahapan pekerjaannya
dapat dilakukan sebagai berikut. Langkah penggambaran dilakukan dengan perintah :
11) Untuk meletakan garis AB’ yang akan dibentuk, dilakukan dengan meng-entry besarnya sudut dari
garis AB ke garis AB’ yang diinginkan. Contoh perintah dan datanya misalnya sebagai berikut:
Pada perintah : specify rotation angles (reference) ketik besarnya sudut, misalnya besar sudut
40d30’15” , ENTER … garis AB menjadi AB’.
Artinya: bahwa garis AB diputar 40 derajat 30 menit 15 detik supaya menjadi garis AB’.
12) Untuk melakukan plotting titik P dilakukan dari titik A. Misalnya jarak titik A ke titik P adalah 13,9
meter, maka perintah yang dilakukan adalah :
Buat lingkaran dengan titik pusat di Titik A dengan radius 13.9 meter.
152
13) Perpotongan antara garis AB’ dan lingkaran membentuk Titik P. Dengan perintah ini, titik P bisa
dikonstruksi. Selanjutnya garis AB’ dan Titik B’ dihapus.
7) Buat lingkaran dengan titik pusat di Titik B dengan radius 17.2 meter.
153
8) Perpotongan antara garis BA’ dan lingkaran tersebut membentuk Titik Q. Dengan perintah ini, titik
Q bisa dikonstruksi. Selanjutnya garis BA’ dan Titik A’ dihapus.
9) Langkah berikutnya adalah menggambar Titik R dan S dengan melakukan plotting titik-titik
tersebut. Misalnya data hasil ukuran Jarak PR = 20 meter, Jarak QR = 15 meter, Jarak PS = 12
meter, dan Jarak QS = 15 meter. Setelah dilakukan plotting Titik Q dan Titik S, selanjutnya
tergambar titik P, Q, R, S.
10) Selanjutnya tiap-tiap titik saling dihubungkan sehingga menghasilkan gambar Bidang PQRS.
Referensi lanjutan:
http://prodi1.stpn.ac.id/wp-
content/uploads/2016/12/modul%20teori%20semester%201%202019%20pdb.pdf
154
5.4 Standarisasi Layer GeoKKP
Standarisasi ini dimaksudkan agar layer-layer hasil digitasi sesuai dengan standar kantor pertanahan, baik
nama layer maupun warna layer harus sesuai dengan ketentuan kantor pertanahan. Berikut ini adalah menu-
menu yang akan digunakan untuk standarisasi penamaan berdasarkan standar kantor pertanahan:
Keterangan :
Menu-menu sebagai berikut untuk memasukkan teks NIB,Jenis Hak, dan nomor SU (Surat Ukur) yang
sesuai dengan ketentuan kantor pertanahan :
Menu penting selanjutnya adalah menu topologi. Topologi dimaksudkan untuk mengoreksi kesalahan-
kesalahan dalam proses digitasi, meskipun digitasi sudah sesuai dengan standar tetapi pasti masih ada
kesalahan-kesalahan seperti, garis (polyline) batas bidang tidak tertutup (undershoot), overshoot, digitasi
jalan menimpa digitasi bidang dan lain-lain. Berikut ini adalah menu-menu yang digunakan dalam proses
topologi :
155
Sedangkan kesalahan-kesalahan yang bias terjadi ketika melakukan digitasi objek sehingga perlu dilakukan
topologi adalah sebagai berikut:
Langkah-langkah untuk melakukan standardidasi dengan GeoKKP pada perangkat lunak AutoCAD Map 3D
untuk data/ project pertanahan adalah sebagai berikut:
1) Buka project file berformat *.dwg yang sudah terdapat fitur kadastral (bidang, jalan, dsb)
2) Blok semua bidang
3) Pilih menu Jadikan Batas Bidang
4) Pilih semua hasil digitasi bidang yang akan distandarisasi sebagai batas bidang
5) Berikut tampilan batas bidang yang telah distandarisasi
6) Blok semua hasil digitasi jalan, kemudian pilih menu jadikan batas jalan
7) Maka akan secara otomatis layer jalan akan terbentuk dengan warna dan layer yang sudah ditentukan
8) Gunakan menu-menu sebagai berikut untuk memasukkan teks NIB, Jenis Hak, dan nomor SU (Surat
Ukur) yang sesuai dengan ketentuan kantor pertanahan
9) Masukkan teks NIB, pilih menu masukkan teks NIB kemudian atur size (ukuran) tulisan, misalkan 5
lalu tekan enter, kemudian enter untuk memulai memasukkan teks NIB (Misalkan NIB = 00788)
10) Masukkan semua teks NIB sesuai dengan data raster yang ada hingga selesai
11) Masukkan jenis hak, (HM, HGU, HGB) pilih menu tambahkan teks Hak pilih menu kemudian atur
size (ukuran) tulisan, misalkan 5 lalu tekan enter, kemudian enter untuk memulai memasukkan teks
Hak, (Misalkan M.05333)
12) Masukkan semua teks hak sesuai dengan data raster yang ada hingga selesai
13) Masukkan nomor SU (apabila terdapat didalam peta raster)
Langkah-langkah untuk melakukan topologi pada data yang telah terstandardisasi dengan GeoKKP pada
perangkat lunak AutoCAD Map 3D untuk data/ project pertanahan adalah sebagai berikut:
156
3) Pilih menu Clean batas jalan, kemudian klik Reclean hingga nilai kesalahan mencapai nol
4) Kemudian kesalahan-kesalahan tersebut akan terlihat pada data spasialnya setelah klik menu Buat
Topologi Bidang
5) Lakukan editing data spasial hingga hasil digitasinya benar, contoh pengeditan pada kesalahan
overshoot dan undershoot adalah:
Referensi:
Khotimah, Siti, 2013, Updating Data Persil pada Aplikasi GeoKKP Kantor Pertanahan Kota Bandar
Lampung, Laporan Kerja Praktik Ahli Madya Teknik, Program Studi D3 Teknik Survey dan Pemetaan
Fakultas Teknik Universitas Lampung, Bandar Lampung.
157
MODUL VI. PEMBUATAN GAMBAR UKUR (GU)
1. Gambar Ukur merupakan data otentik (catatan asli) pengukuran bidang tanah, oleh
karena itu Gambar Ukur harus dibuat di lapangan pada saat pengukuran.
2. Gambar Ukur dibuat sedemikian rupa sehingga gambar bidang tanah dan catatannya
terbaca dengan jelas pada satu formulir.
158
3. Setiap formulir Gambar Ukur hanya menerangkan gambar bidang tanah yang dimuat
di dalamnya, jadi tidak diperkenankan menyambung beberapa formulir Gambar Ukur
untuk menggambarkan satu bidang tanah atau beberapa bidang tanah.
4. Penggambaran bidang tanah dan pencatatan angka ukur harus menggunakan tinta
tahan air, tidak diperkenankan menggunakan pensil
5. Gambar Ukur dapat menggambarkan satu bidang tanah atau lebih.
6. Apabila digunakan untuk menggambar beberapa bidang tanah, maka bidang-bidang
tanah tersebut harus terletak bersebelahan. Tidak diperkenankan untuk 2 atau
beberapa bidang tanah yang berjauhan atau terpisah digambarkan pada satu Gambar
Ukur
7. Gambar Ukur dapat dibuat pada formulir daftar isian, peta garis / peta foto, blow-up
foto udara atau citra lainnya
8. Seluruh data hasil ukuran batas bidang tanah dicatat pada Gambar Ukur dan harus
dapat digunakan untuk pengembalian batas bidang-bidang tanah yang bersangkutan
apabila diperlukan.
9. Setiap Gambar Ukur dibuatkan nomor gambar ukurnya samadengan nomor urut
dalam daftar isian 302 (dalam pendaftaran tanah sporadik).
10. Selain batas-batas bidang tanah dimasukkan juga situasi/detil yang ada di sekitarnya,
dan jika terdapat bangunan pada suatu bidang tanah maka digambarkan pada Gambar
Ukur.
11. Dalam Gambar Ukur dicantumkan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB) dan
simbol-simbol kartografi.
159
6.3 Tata Cara Pengisian Gambar Ukur
6.3.1 Halaman satu
160
• Lokasi
Isikan nomor peta pendaftaran dan lokasi bidang tanah yang diukur
• Keterangan Pemohon
Isikan keterangan pemohon atau penerima kuasa dari pemilik tanah
161
• Keterangan Pengukur
Isikan keterangan pengukur bidang tanah
• Sket Lokasi
Buat lokasi bidang tanah terhadap fasilitas umum atau tempat yang mudah
dikenali disekitar bidang tanah
162
6.3.2 Halaman dua
Penggambaran hasil semua pengukuran di lapangan baik sisi bidang tanah, garis kontrol,
garis arah tembakan Total Station, point – point tembakan Total Station / point – point
pengamatan GNSS, nama pemilik bidang tanah, pemilik bidang tanah yang berbatasan dan
lain – lain. Untuklampiran koordinat dan raw data dapat dibuat pada print out terpisah.
163
6.3.4 Halaman empat
Isikan persetujuan dari tetangga - tetangga batas bidang tanah. Diisi nama dan tanda tangan
2. Pisahkan data nomor point, koordinat X dan koordinat Y lalu simpan dalam format .csv
164
3. Buka Autocad dan setting ke dalam map classic workspace
165
4. Pilih format units ganti satuan dalam meter pada Units to scale inserted content
5. Ploting titik hasil ukuran tadi dengan cara klik pemetaan import titik dasar
teknik/detil select file .csv yang tadi telah dibuat atur format data dengan urutan
point, X, Y , lalu orde TDT pilih detil dan skala symbol diisi menyesuaikan agar titik
hasil ploting proporsional import
6. Untuk menampilkan hasil ploting dengan cara zoom extend, ketik pada command Z lalu
setting
ketik E lalu setting
166
7. Mulai pengkartiran dengan klik perintah Gambar Batas Bidang, jangan lupa O snap diatur
167
9. Langkah selanjutnya menggambar bidang 2 dan 3 dengan metode trilaterasi. Klik pada
perintah Gambar Garis GU buat garis dimulai dari titik BDG 6 masukan panjang seperti
pada sketsa gambar ukur setting , setelah garis tergambar klik kanan repeat gambar garis
GU, sekarang dimulai penggambaran garis kedua dari titik BDG 7 masukan panjang seperti
pada sketsa gambar ukur setting
168
10. Gunakan menu trilaterasi untuk menyatukan ujung dari kedua garis yang telah dibuat.
169
11. Lanjutkan proses tersebut sampai kedua bidang tergambar semuanya
12. Langkah selanjutnya klik pada menu tambahkan garis bebas untuk membuat garis – garis
batasbidang tanah tetangga yang berbatasan
170
13. Dengan layer yang sama buat garis arah tembakan total station dari TDV 1 menuju titik –
titik batas bidang tanah.
14. Buat garis arah tembakan menjadi garis putus – putus. Untuk membuat garis menjadi putus
– putus atur pada Linetype manager masuk pada menu load dan pilih garis ISO dash space
OK, untuk global scale factor dibuat 0.02 atau dapat dibuat menyesuaikan se proporsional
mungkin
OK
171
15. Langkah selanjutnya select pada seluruh garis arah tembakan Total Station lalu klik pada
line type control pilih tipe garis yang tadi telah dibuat, maka garis arah tembakan akan
berubah menjadi garis putus – putus.
16. Tambahkan text nama untuk seluruh bidang dan tetangga yang berbatasan. Klik pada posisi
textnama akan dibuat, atur ukuran, rotasi, style pada text agar jelas untuk dibaca dan ukuran
dibuat proporsioal menyesuaikan dengan bidangnya. Rapikan text nama agar bidang tanah
dapat terlihat jelas dan rapi.
172
17. Clean batas bidang tanah, yang berfungsi untuk melakukan koreksi beberapa kesalahan
seperti duplikasi link, cross line, dangling line, dan lain – lain, setelah tidak ada kesalahan
tersebut baru dapat dilakukan pembangunan topologi sehingga dapat didefinisikan luasnya.
Akan muncul tanda (-) jika topologi berhasil.
173
18. Untuk memunculkan dimensi pada bidang tanah dengan cara ketik DIMGRS pada command
setting lalu select bidang tanah yang akan dimunculkan dimensinya setting
19. Untuk memunculkan luas, dengan cara ketik DLUAS pada command setting lalu blok
padabidang tanah setting
20. Tambahkan nomor urut bidang dengan cara klik menu NIS lalu tuliskan pada bidang
tanah tersebut. Untuk mengisikan nomor identifikasi bidang bisa dengan menggunakan
menu NIBatau dengan melakukan rename pada tanda ( – ) yang ada pada tengah bidang
tanah yang muncul setelah dilakukan topologi
174
21. Untuk menampilkan nomor peta pendaftaran, masuk pada menu standarisasi pilih menu
TM 3 selanjutnya pilih menu Gambar Lembar. Select pada bidang tanah setting. Ketik
1000 padacommand untuk menampilkan nomor peta pendaftaran dengan skala 1 : 1000
Pengeplotan Menggunakan Data Ukuran Hasil Pengamatan GNSS Metode RTK NTRIP
1. Berikut ini merupakan koordinat dan raw data dari hasil pengamatan GNSS metode
RTKNTRIP
DAFTAR KOORDINAT
DAN RAW DATA
KOORDI KETELITIAN
POIN RM PDO SV Statu
NAT
T S P s s
X (m) Y (m) Z (m) X Y
precision precision
1 293032.2 639287.1 140.34 0.006 0.006 0.01 1.623 11 FIX
32 04 4 7 ED
2 293046.9 639284.1 140.38 0.004 0.004 0.00 1.375 12 FIX
32 35 5 8 ED
3 293044.2 639270.4 140.40 0.004 0.004 0.00 1.61 11 FIX
09 12 2 9 ED
4 293036.8 639271.8 140.45 0.003 0.003 0.00 1.212 14 FIX
85 97 2 5 ED
5 293029.5 639273.3 140.45 0.004 0.004 0.00 1.623 12 FIX
77 66 3 8 ED
6 293026.8 639259.6 140.42 0.001 0.001 0.00 1.583 13 FIX
01 57 9 1 ED
175
7 293034.1 639258.1 140.41 0.005 0.005 0.01 1.43 11 FIX
43 89 9 ED
8 293041.4 639256.6 140.43 0.003 0.003 0.00 1.375 11 FIX
65 75 8 4 ED
2. Pisahkan data nomor point, koordinat X dan koordinat Y lalu simpan data dalam format .csv
176
4. Pilih format units ganti satuan dalam meter pada Units to scale inserted content
5. Ploting titik hasil ukuran tadi dengan cara klik pemetaan import titik dasar teknik/detil
select file .csv yang tadi telah dibuat atur format data dengan urutan point, X, Y , lalu
orde TDT pilih detil dan skala symbol diisi menyesuaikan agar titik hasil ploting
proporsional import
6. Untuk menampilkan hasil ploting dengan cara zoom extend, ketik pada command Z lalu
setting ketikE lalu setting
177
7. Untuk langkah selanjutnya sama dengan langkah – langkah pada pengeplotan menggunakan
data ukuran total station, mari kita simak langkah – langkah selanjutnya sampai semua
bidang tanahtergambar.
Langkah Import Basemap
1. Jika kita bekerja secara online ketikan gettile pada command setting, maka akan keluar
menu Globe Service Client. Pada Zona TM 3 pilih TM 3 - 49.1, pada tile pilih Google
Sattelite Map lalu klik get tile
3. Jika kita bekerja secara offline, masuk pada menu pemetaan insert raster. Pilih foto yang
178
akandi akan ditampalkan dengan bidang tanah open
4. Masuk pada menu image correlation lalu klik OK. Bidang tanah sudah tepat pada posisi
yangsebenarnya.
179
2. Langkah awal masuk pada lembar kerja layout 1 lalu klik kanan pada lembar kerja, masuk
pada Page Setup Manager setelah itu buat baru format layoutnya dengan cara klik new
masukan namaformat layout yang akan dibuat OK
3. Pilih printer dan ukuran kertas disini dicontohkan kertas A4. Selanjutnya untuk skala pilih
custom lalu atur satuan dalam milimeter, atur unit sesuai skala yang diinginkan yaitu 0.25
karena outputkartir yang diinginkan skala 1 : 250. Pada drawing orientation pilih potrait lalu
OK.
4. Klik 2 kali pada format layout yang telah dibuat close. Maka format layoutnya sudah
berubah sesuai skala yang diinginkan lalu hapus tampilan lembar peta yang sudah ada pada
format layout
180
5. Langkah selanjutnya buat orientasi arah utara dengan garis bebas dan untuk skala angkanya
dengan text bebas, untuk ukuran dibuat se proporsional mungkin. Jika ingin otomatis bisa
dengancara mengambil pada folder GeoKKPWeb
6. Copy-kan gambar bidang tanah yang ada pada lembar kerja model ke dalam layout yang
telahdibuat
181
7. Langkah print kartirnya, masuk pada menu file plot pilih printer ok
Membuat Peta Dasar Pendaftaran & Peta Bidang Tanah secara offline. Mengapa offline?
Karena jika kita ingin membuat PBT secara online maka sebelumnya kita harus memiliki
data awal terlebih dahulu yaitu nomor berkas. Nomor berkas tersebut bisa diperoleh jika
ada permohonan pelayanan pertanahan atau jika kegiatan pendaftaran tanah sistematik
maka ada identitas si pemilik bidang tanah.
Sebelum masuk ke setiap teknis pembuatan kedua macam peta tersebut, saya sekilas akan
memberikan penjelasan mengenai pengertian kedua macam peta tersebut supaya kita lebih
paham dengan apa yang akan kita kerjakan.
Menurut PP 24 tahun 1997 point 14, disebutkan bahwa Peta Dasar Pendaftaran adalah
peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-unsur geografis, seperti sungai, jalan,
bangunan,dan termasuk batas fisik bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar.
182
c. Apabila file gambar sudah terbuka, lengkapilah gambar tersebut agar memenuhi syarat
sebagai sebuah Peta Bidang Tanah sebagaimana diatur dalam PMNA 3/1997 yaitu
memuat 1 bidang atau beberapa bidang tanah dan batas-batasnya. Penggambaran
dilakukan menggunakan toolsyang tersedia pada AutoCAD agar layer yang dihasilkan
sesuai dengan standar.
d. Pilihlah salah satu template Peta Bidang Tanah yang ada di folder GeoKKP yang
sesuai dengan kertas cetak yang akan digunakan. Jika akan mencetak peta bidang
tanah pada kertas A3 maka C:\GeoKKPWeb2012x64Bit MasterPBTA3.dwg
183
e. Klik pada template frame peta tersebut dengan sudut yang berseberangan, misalnya
dari ujungkiri atas ke ujung kanan bawah.
g. Pastekan pada file gambar anda, Edit Paste atau Edit Paste as Block
h. Frame peta yang dicopykan ke file gambar ini memiliki skala 1:1, artinya 1 mm ukuran
kertasdigambarkan 1 m pada bidang gambar. Berhubung pada langkah 4 dipilih kertas
berukuran A3 (420 x 297 mm) maka dimensi frame peta yang tergambar pada bidang
gambar adalah 420x 297 m.
184
i. Sesuaikan setiap informasi yang ada di peta, seperti nama provinsi, kecamatan, desa,
legenda, keterangan, dan seterusnya. Berhubung frame memiliki skala 1:1 maka skala
pada frame peta diganti menjadi 1:1.000. Jika menginginkan peta dengan skala yang
lain maka frame tersebut tinggal dikalikan dengan faktor skala. Contoh: jika akan
dibuat peta bidang dengan skala 1:5.000 maka frame peta dikalikan 5, dengan cara
pilih frame peta ketikkan “sc” klik ujung peta sebagai base point ketikkan “5”
enter.
j. Setelah setiap informasi yang ada di peta bidang disesuaikan, geser frame tersebut ke
lokasi yang akan dipetakan, matikan layer citra satelit, dan gambar siap untuk dicetak.
Klik kanan pada Tab “Model” Plot.
185
k. Pilih plotter/printer pada kolom “Name Printer/Plotter”, ukuran kertas yang digunakan
sesuai dengan ditentukan pada kolom “Paper size”, dan area plot pada “what to plot”.
Selanjutnya diatur juga pemosisian bidang gambar agar terlihat rapi dan untuk skala
dibuat 1:1. Pada contoh ini file akan diproduksi dalam bentuk pdf oleh karena itu pada
“Name Printer/Plotter” dipilih DWG To PDF, kertas ukuran A3, area plot adalah
Window, posisi peta “center the plot”, dan scale factor 1:1. Ketika plot area dipilih
window, silakan klik sudut frame peta ke sudut lain yang berseberangan. Jika semua
sudah sesuai maka klik OK.
186
l. Simpan file peta bidang pdf tersebut dan berikut contoh hasilnya:
187
c. Buka file drawing yang sebelumnya sudah dibuat, File → Open
d. Apabila file gambar sudah terbuka, lengkapilah gambar tersebut agar memenuhi syarat
sebagai sebuah Peta Dasar Pendaftaran sebagaimana diatur dalam PMNA 3/1997 yaitu
memuat gambar titik-titik dasar teknik, unsur-unsur geografis (sungai, jalan,
bangunan), dan batas fisik bidang- bidang tanah yang sudah terdaftar. Penggambaran
dilakukan menggunakan tools yang tersediapada AutoCAD agar layer yang dihasilkan
sesuai dengan standar.
188
e. Lakukan penggambaran grid peta untuk mendapatkan nomor lembar peta, Standarisasi
Menu TM3 → Gambar Lembar
f. Klik di salah satu titik yang ada di sekitar lokasi pemetaan dan lanjutkan dengan klik
di titiklain dengan posisinya berseberangan.
189
g. Ketik skala peta yang akan diproduksi pada kolom command kemudian enter,
sehingga padafile gambar akan terbentuk grid-grid lembar peta sesuai skala yang
dipilih.
h. Untuk membuat peta dasar pendaftaran, ketik command “MLxx” dengan xx adalah
skala peta yang akan diproduksi kemudian enter. Pemilihan skala peta disesuaikan
dengan skala grid yangsebelumnya dikerjakan pada langkah 6.
190
i. Ketikkan lembar peta yang akan dipetakan pada kolom command dengan
menghilangkan semua tanda baca seperti titik (.) dan garis (-). Contoh: lembar 07.209-
15-1 maka diketikkan menjadi 07209151.
j. Sesuaikanlah setiap informasi yang muncul pada peta dasar pendaftaran, mulai dari
judul peta, wilayah administrasi yang dipetakan, pihak yang membuat peta, kolom
pengesahan, dan informasi lain yang sekiranya perlu disesuaikan. Jika citra yang ada
pada lembar kerja tidak akan dicetak maka layer citra dapat dimatikan.
191
k. Jika semua informasi sudah lengkap, plot peta
tersebut. Klik kanan pada Tab “Layout_PP1000” → Plot
l. Pilih plotter/printer pada kolom “Name Printer/Plotter”, ukuran kertas yang digunakan
sesuai dengan ditentukan pada kolom “Paper size”, dan area plot pada “what to plot”.
Selanjutnya diatur juga pemosisian bidang gambar agar terlihat rapi dan untuk skala
biarkan default 1:1.
Pada contoh ini file akan diproduksi dalam bentuk pdf oleh karena itu pada “Name
Printer/Plotter” dipilih DWG To PDF, kertas ukuran A0, area plot adalah Layout,
posisi peta X: 75 & Y: 0, dan scale factor 1:1.
192
m. Simpan file peta dasar pendaftaran pdf tersebut dan berikut contoh hasilnya:
193