Anda di halaman 1dari 2

Indonesia Harus Miliki SDM Kemaritiman Handal-3

Merespon hal tersebut, Deputi Safri menegaskankan bahwa dalam hal penyediaan fasilitas
pembelajaran kepada siswa SMK hanya sebatas sebagai media pengenalan. Untuk itu, Deputi
Safri menegaskan bahwa dalam pengadaan simulator kelautan di SMK tidak perlu yang harus
mengeluarkan biaya mahal.

“Peralatan praktik kelautan bagi siswa SMK bidang kemaritiman sangat dibutuhkan. Namun kita
juga tidak perlu selalu bergantung padaalat-alat dari luar negeri. Yang kita utamakan sekarang
adalah soal fungsi, urusan canggih itu belakangan,” tegas Safri.

Sementarta dalam hal pelatihan, Kurniawan mengatakan bahwa BPSDM Kemenhub sudah
melakukan pembinaan kepada SMK yang ada di Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan
dibuatnya zonasi yang mana didalamnya terdapat Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP),
Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP), dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP)
yang dimiliki Kemenhub.

“Kemenhub sudah melakukan pembinaan kepada SMK di bidang kemaritiman di seluruh


Indonesia melalui instruktur-instruktur yang ada di sekolah-sekolah yang dimiliki Kemenhub.
Namun, adanya keterbatasan instruktur membuat pembinaan yang dilakukan tidak maksimal,”
tutur Kurniawan. Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) M. Ilyas mengatakan BPPT saat ini sudah melakukan kerja sama dengan
perusahaan-perusahaan untuk menunjang pengembangan simulator kapal produksi dalam
negeri.

“BPPT saat ini siap untuk mengembangkan simulator. Namun, pengembangan yang dilakukan
tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu dekat karena masih perlu dipelajari teknologinya
dan spesifikasi yang dibutuhkan oleh SMK. Setelah itu, BPPT dapat mendesain simulator kapal
ini,” katanya. Ilyas lantas menuturkan, BPPT saat ini sudah berperan sebagai tempat pelatihan
para siswa SMK untuk berlatih ilmu pelayaran. Melalui instruktur dan kapal-kapal yang dimiliki
BPPT, siswa SMK dilatih serta diajak berlayar untuk menekuni lebih dalam ilmu pelayaran
secara praktis. “BPPT sekarang memiliki empat kapal riset. Dan kami pun menerima anak-anak
SMK untuk praktik berlayar di kapal kami selama tiga bulan untuk praktik navigasi dan
nautika. Dan, siswa-siswa yang praktik berlayar bersama kami mudah mendapat pekerjaan.
Karena secara standar, kapal kami canggih,” ucapnya.
Namun begitu, Ilyas mengakui bahwa saat ini kemampuan BPPT untuk menerima siswa praktik
dari SMK bidang kemaritiman masih terbatas. Hal ini terjadi karena anggaran BPPT yang masih

Anda mungkin juga menyukai