oleh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengatakan pengembangan sekolah
mengacu pada standar tenaga pendidik dan standar proses. Standar tenaga pendidik yang sangat diharapkan
adalah harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sedangkan standar proses
salah satunya adalah pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan isi silabus KTSP dan perkembangan ilmu
pengetahuan yang ada di industri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini yang semakin pesat mengakibatkan
perubahan dalam dunia pendidikan. Segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat membuat
dunia pendidikan terus menyesuaikan diri, berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini disebabkan
karena dunia pendidikan sangat terkait dengan siswa. Siswa merupakan subjek utama dalam pendidikan. Oleh
karena itu siswa harus dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk
mandiri, sehingga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara.
Di Indonesia, upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik telah lama dilakukan. Semenjak masa
kepemimpinan Ir. Hadiwaratama, M. Sc. Eng. di Diktorak Dikmenjur dengan mendirikan beberapa lembaga
pendidikan dan pelatihan teknologi yang ada di pulau Jawa dan Sumatera seperti PPPPG Malang, PPPG
Teknologi Bandung, PPPG Teknologi Medan. Namun mapping pengelolaan training para guru-guru belum
merata, sehingga yang menikmati hanya sebagian besar teman-teman guru yang ada di Jawa, Bali dan
Sumatera. Sementara guru-guru yang berada di pulau Kalimatan, Sulawesi tidak banyak yang pernah training,
termasuk teman-teman guru yang ada di kota Makassar.
Ada beberapa standar kompetensi yang ada di Silabus KTSP khususnya program keahlian Teknik Kendaraan
Ringan SMK yang ada di Kota Makassar terkadang segaja dilewatkan dan tidak diajarkan kepada siswa, salah
satu contohnya materi EFI (Electronic Fuel Injection) dan Transmission Automatic. Hal ini disebabkan
beberapa penyebabnya antara lain ; (a) Lembaga pendidikan dan pelatihan pemerintah dan Swasta yang ada di
Makassar belum pernah mengadakan pelatihan khususnya menyankut perkembangan teknologi automotive
masa kini, (b) Pihak dunia Industri tidak menfasilitasi sekolah untuk mengadakan pelatihan guru-guru yang ada
di Makassar, (c) MGMP Program keahlian Teknik kendaraan ringan Kota Makassar tidak pernah mengadakan
kengiatan, (d) Beberapa sekolah SMK negeri dan swasta belum memiliki alat praga dan bahan praktek yang
mendukung.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kami berinisiatif membantu teman-teman guru yang ada di Kota Makassar
untuk men-Up grading pengetahuannya khususnya perkembangan teknologi Automotive yang di sesuaikan
dengan materi yang di silabus dengan mengundang beberapa instruktur dari pihak industri yang besar seperti;
PT Toyota Hadji Kalla, PT Daihatsu Astra International, dan PT Izusu Astra International.
B. Tujuan
Secara terperinci tujuan pelaksanaan kegiatan training guru poduktif SMK se kota Makassar program keahlian
teknik kendaraan ringan adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan pengetahuan teknologi perkembangan Automotive yang terkadang disepelekan oleh
banyak teman-teman guru pendidik produktif.
3. Memahami teori dan praktek serta menganalisis masalah pada materi service berkala engine EFI (Electronic
Fuel Injectio) menggunakan kabel jumper dan Multiscan.
Hasil (output) pelaksanaan pelatihan yang diharapkan diperoleh oleh peserta setelah mengikuti pelatihan yaitu:
1. Guru sebagai pendidik termotivasi untuk selalu meng-up grading pengetahuan perkembangan dunia
automotive yang setiap saat selalu ada perubahan.
2. Memperkenalkan dan mengajak untuk mempelajari lebih jauh khususnya materi yang disajikan pada
pelatihan ini sebagai penunjang pendidikan.
3. Training ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan menciptakan sebuah jalinan kerjasama yang
dapat menguntungkan kedua belah pihak (guru dan siswa).
4. Terbentuknya forum pembelajaran guru produktif program keahlian teknik kendaraan ringan yang akan
memfasilitasi lebih lanjut kegiatan peningkatan kompetensi dan kreatifitas guru pada tingkat Kota
Makassar.
5. Memancing pihak industry automotif untuk memberikan batuan fasilitas alat praktek dan bahan-bahan
ajar.
D. Dasar Hukum
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XI Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, pasal 30 sampai dengan pasal 44.
2. UU No. 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen Pasal 7 tentang Pengembangan diri guru serta pasal 20,
peningkatan dan pengembangan kualifikasi akademik dan kompetensi guru secara berkelanjutan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 31 Tahun 2005 tentang Pembinaan Unit Pelaksana Teknis
Pusat Pengembangan Penataran Guru Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan dan Balai Pengembangan
Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda.
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 129a/U/ 2004 Bab IV Pasal 4 ayat 2 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan.
E. MANFAAT
Adapun manfaat dari pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pribadi guru dan
meningkatkan motivasi dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik yang profesional.
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN
1. Pengorganisasian
Kegiatan training guru poduktif SMK se kota Makassar program keahlian teknik kendaraan ringan
dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang ditunjuk oleh Kepala SMKN 5 Makassar bekerjasama dengan Dinas
Pendidikan Nasional Kota Makassar. Struktur kepanitiaan secara terperinci ada pada lampiran.
1. Waktu dan Tempat
Kegiatan Pelatihan ini dilaksanakan di kota Makassar 3 hari. Kegiatan ini Insya Allah akan diadakan pada :
1. Narasumber / Fasiitator
2. Kualifikasi Fasilitator
1. Memiliki pemahaman kompetensi secara teoritis dan praktek service berkala pada engine EFI
(Electronic Fuel Injection).
2. Memiliki pemahaman dan konsep mengenai prinsip dan cara kerja transmission automatic.
3. Memiliki pemahaman dan konsep mengenai prinsip dan cara kerja VVTi (Variable Valve Timing
intelegent).
4. Memiliki pemahaman dan konsep mengenai prinsip dan cara kerja Commong Rail (engine diesel)
1. Guru Produktif SMK Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di kota Makassar dan sekitarnya.
2. Setiap SMK negeri dan swasta mengutus gurunya maksimal 2 orang, baik yang berstatus negeri
maupun swasta.
Snack
Makan Siang
Materi dalam bentuk CD
Sertifikat (yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kota Makassar)
1. Materi Pelatihan
Secara rinci materi Training Pelatihan Guru Produktif Program Teknik Kendaraan Ringan terbagi menjadi ;
1. EFI (Electronic Fuel Injection).
2. Transmission Automatic
3. VVTi (Variable Valve Timing Intelegent)
4. Commong Rail
5. Anggaran Kegiatan
Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan maksimal, maka diperlukan dana sebesar Dua Belas Juta Tujuh Puluh
Ribu Lima Ratus Rupiah yang bersumber dari :
1. Kontribusi peserta
1. Strategi Pelaksanaan
Pelaksanaan Training Guru Produktif Program keahlian teknik kendaraan ringan ini direncanakan diadakan
selama 3 hari. Pembahasan materi menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan praktek. Pada hari terakhir
dilakukan evaluasi secara individu.
1. H. Evaluasi
Ada banyak model yang bisa digunakan dalam melakukan evaluasi program pelaksannaan diklat atau training.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara model-model tersebut, tetapi secara umum model-model tersebut
memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek yang dievaluasi sebagai bahan
pertimbangan bagi pengambil kebijakan. (Suharsimi Arikunto dan Cecep Safruddin Abdul Jabbar :
2004). Salah satu model yang menjadi rujukan pada evaluasi kegiatan training adalah model CIPP (Context,
Input, Process dan Product).
BAB III
PENUTUP
Pelaksanaan Pelatihan Training Guru Produktif SMK program keahlian teknik kendaraan ringan se kota
Makassar merupakan pola pelatihan yang sistmatis. Hasil akhir yang diharapkan dari pelatihan tersebut adalah
meningkatnya kompetensi pemahaman; engine EFI, Transmission Automatic, VVTi dan Commong rail (engine
diesel). Sehingga kompetensi yang selama ini dilewatkan atau tidak diajarkan kepada siswa tidak terulang lagi,
sehingga kompetensi lulusan SMK di Makassar khususnya program keahlian teknik kendaraan ringan dapat
ditingkatkan secara bertahap.
Demikian proposal ini kami buat, sebagai gambaran bagi pelaksanaan pelatihan training guru produktif SMK di
kota Makassar merupakan suatu bentuk kegiatan yang mendukung pencapaian peningkatan kompetensi guru
produktif di bidangnya.
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA
2. H. Masrabu, S.Pd
2. Mursalim, S.Pd
2. Rosmala
3. Nurmin
2. Drs. Azis
3. Malik, S.Pd
2. Jamal
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
Pembukaan
MC
– Tilawah Al Quran
Kadir, S.Pd
– Sambutan – sambutan
Lampiran 3
HARGA
SEKSI URAIAN SATUAN JUMLAH
(RP)
Kerta 2 rim 35,000 70,000
ATK 1 set 100,000 100,000
Kesekretariatan Copy CD Makalah 30 lbr 3,000 90,000
Pembuatan Proposal 100 lbr 1,000 100,000
Pembuatan Sertifikat 50 lbr 3,000 150,000
Jumlah 510,000
Publikasi Media Cetak (Fajar) 1 x terbit 300,000 300,000
Spanduk 5 buah 150,000 750,000
Cuci Cetak Film 3R 50 lbr 5,000 250,000
Jumlah 1,300,000
Snack 4 x 50 org 7,500 1,500,000
Konsumsi
Makan Siang 3 x 50 org 20,000 3,000,000
Jumlah 4,500,000
Perlengkapan Sewa Gedung 3 hari 300,000 900,000
Sewa Handycam 1 set 300,000 300,000
Jumlah 1,200,000
Honor Instruktur 4 orang 750,000 3,000,000
Honor moderator 3 orang 150,000 450,000
Honor Honor MC 1 orang 100,000 100,000
Honor Kata Sambutan 1 orang 500,000 500,000
Honor Pembaca Do’a 1 orang 100,000 100,000
Jumlah 4,150,000
Tak terduga 10% 410,500
TOTAL 12,070,500
Terbilang: Dua Belas Juta Tujuh Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah
Lampiran 4
………………………………………………………………
………………………………………………………………..
…………………………………………………………………
1. ……………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………
RIWAYAT PENDIDIKAN:
1. ……………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………
Lampiran 5
ABSENSI PESERTA
NAMA
NO ALAMAT/ UTUSAN NO TELP/HP PARAF
LENGKAP
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11 Dst. ………………………………………..…………………….
Lampiran 6
1. Peserta wajib hadir minimal 15 menit sebelum acara setiap sesi pelatihan.
Lampiran 7
DATA PESERTA
………………………………………………………………..
………………………………………………………………..
…………………………………………………………………
1. ……………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
RIWAYAT PENDIDIKAN:
1. ……………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………
Lampiran 8
INSTRUMEN PENILAIAN
STATUS PENILAIAN
NO KOMPONEN PENILAIAN SKOR
SESUAI TIDAK
Makassar,………………..2013
Peserta
……………………………………
Lampiran 9
Komponen Evaluasi 1 2 3 4
Context Memahami tujuan pembelajaran setiap materi
yang diajarkan
Kondisi lingkungan belajar (kondisi kelas yang
efektif dan menyenangkan)
Kebutuhan dan karakteristik peserta diklat
(keterampilan sosial dan daya serap peserta)
Input Pengetahuan awal peserta mengenal konsep,
karakteristik dan cara kerja sistem.
Kerja sama
Jujur
Konsisten
Kreatif
Percaya diri
Kritis
Bertanggung jawab
Lampiran 10
NILAI NILAI
NO NAMA PESERTA % HADIR
TEORI PRAKTIK AKHIR
Makassar…………………2013
Instruktur
…………………………………..
PROPOSAL PELATIHAN GURU KREATIF
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini yang semakin pesat
mengakibatkan perubahan dalam dunia pendidikan. Segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat membuat dunia pendidikan terus menyesuaikan diri, berubah sesuai dengan perkembangan
zaman. Hal ini disebabkan karena dunia pendidikan sangat terkait dengan siswa. Siswa merupakan subjek
utama dalam pendidikan. Siswa merupakan subyek penting dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sedangkan guru adalah salah satu sumber belajar yang secara langsug berhadapan dengan siswa dalam
proses tersebut. Dalam kaitan tersebut, maka guru perlu senantiasa melakukan up grading terus menerus
termasuk dalam hal mendapatkan metode, pendekatan, atau cara yang tepat dalam pembelajaran, karena
hanya dengan cara yang tepat maka tujuan dan hasil belajar mengajar dapat diwujudkan.
Pelatihan pendidikan sangat penting bagi para guru. Pelatihan yang efektif, akan berdampak pada
mutu output para siswa didik. Untuk sebuah pencapaian nilai pendidikan yang bermutu tinggi, setiap guru di
Indonesia haruslah mendapatkan pelatihan dalam bidang pendidikan yang baik, dan dilakukan secara
konsisten dan berkelanjutan. Seorang guru bukan hanya harus menguasai materi kurikulum pendidikan, tetapi
lebih dari pada itu, seorang guru justru harus bisa mencapai target pendidikan yang diharapkan. Tercapainnya
sebuah target pendidikan akan dirasakan bukan hanya oleh para guru tersebut, tapi lebih dari pada itu,
hasilnya justru akan dirasakan oleh seluruh masyarakat luas.
Sebagai anak bangsa kita semua berharap akan terus bermunculan sosok guru-guru yang bukan
hanya mampu mengajar tapi juga mampu menghasilkan mutu pendidikan yang tinggi. Karena untuk
menghasilkan mutu pendidikan yang tinggi, para guru pun harus belajar dan berlatih terus menerus.
B. NAMA PELATIHAN
C. TUJUAN PELATIHAN
Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah :
1. Membentuk pribadi guru kreatif
2. Mengantarkan seorang guru untuk mendapatkan motivasi yang tepat dalam menjalani pekerjaannya menjadi
seorang pendidik
3. Membatu guru lebih mengenali kekuatan dan kelemahan diri atas potensi yang dimilikinya.
4. Membantu guru agar membuat pembelajaran berbasis teknologi dan informasi
D. SASARAN PELATIHAN
Sasaran peserta untuk pelatihan ini adalah :
1. Guru
2. Usia 22 – 40 tahun
3. Mempunyai keinginan mengembangkan diri
4. Peka terhadap perkembangan zaman
E. KOMPETENSI
Kompetensi yang diharapkan setelah peserta mengikuti pelatihan ini adalah :
1. Peserta mampu mengajar dengan cara yang kreatif dan tidak monoton
2. Peserta dapat lebih menggali potensi yang ada pada dirinya
3. Peserta dapat peka terhadap teknologi sehingga mampu membuat media pembelajaran yang kreatif dan
menyenagkan
F. JANGKA WAKTU
Jangka waktu pelatihan ini adalah 7 hari, dengan total 60 JP
G. TEMPAT PELATIHAN
Tempat pelatihan ini akan diselenggarakan di :
Tempat : Wisma Industri
Alamat : Jl. Raya Puncak Km.84 Cisarua-Bogor Jawa Barat
Telp / Fax : (021) 47863569
E-mail : e_wismaindustri@yahoo.com
Blog : http://wismaindustri.blogspot.com/
Denah :
Accomodation, Meeting Room, Set of Buffet Breakfast, Set of Buffet Lunch, Set of Buffet Dinner, Two times
Coffee Break, Goverment Tax & Service 20%
Meeting Facilities :
Wifi, Screen, LCD, White Board or Flip Chart, Memo Pad, Bolpoin, Ice water & Meeting Candies, Best quality
Sound System
Fasilitas Hotel :
Gedung serba guna, meeting room, water heater+TV, recreation room, room service, tenis court, volley ball,
badminton, jogging track, swimming pool
14 JP √
6 JP √
J. METODE PELATIHAN
Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktik
L. NARASUMBER
Narasumber 1
Nama : Prof. Arief Rahman
TTL : Malang, 19 Juni 1942
Jabatan : Guru Besar Universitas Negeri Jakarta
Domisili : Jakarta
Narasumber 2
Nama : Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd
TTL : Jakarta, 5 April 1962
Jabatan : Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik
BPSD dan PMP Kemdikbud
Domisili : Jakarta
M. PEMBIAYAAN
Kegiatan pelatihan ini diadakan oleh lembaga Jakarta Training Center, sumber pemasukan seluruhnya
berasal dari biaya peserta, adapun perinciannya adalah :
Dana yang dibutuhkan : Rp. 162.445.000
Perkiraan dana yang didapat : Rp. 200.000.000
N. PENYELENGGARA
Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan oleh :
Nama lembaga : Jakarta Training Center (JTC).
Alamat : Jl. Jendral Sudirman, No. 25
Telp/Fax : (021) 47863569
Blog : www.jakarta-trainingcenter.blogspot.com
Beberapa hari yang lalu aku diminta oleh Yayasan Nurul Iman untuk mengisi sebuah seminar dan workshop
cara merancang pembelajaran kreatif untuk siswa. Peserta workshop adalah guru-guru TK-SD-TPA Nurul Iman
– Jakarta. Rangkaian acara seminar dan workshop berlangsung selama 3 hari, dalam selang waktu yang
berbeda-beda.
Acara diawali dengan seminar yang menghadirkan pembicara ibu Ery Soekresno, seorang psikolog yang juga
trainer dan pengelola Sekolah Komunitas Kebon Maen, Cibinong. Beliau menyampaikan materi tentang
bagaimana cara meningkatkan kualitas guru. Aku suka dengan cara bu Ery memaparkan tentang cara belajar di
sekolahnya. Walaupun di sekolahnya tetap memakai KTSP, tapi buku cetak yang ada hanya digunakan sebagai
referensi para guru. Materi yang diajarkan lebih banyak memasukkan porsi keseharian kehidupan. Waah, coba
semakin banyak sekolah yang berani seperti itu.
Dalam sesi seminar berikutnya, aku mengisi materi tentang “Creative Delivery in Classroom“. Isi materi
seminarku adalah mengapa pembelajaran kreatif itu penting untuk anak usia TK-SD dan bagaimana
menghadirkan proses belajar kreatif untuk anak-anak.
Diantara materi yang sampaikan dalam seminar itu adalah tentang adanya perbedaan cara pandang antara orang
dewasa dan anak yang perlu diperhatikan oleh para guru.
Ketiga hal sederhana ini kadang dilupakan oleh orang dewasa (guru/orangtua) sehingga ketika memberi materi
kepada anak kecil sangat fokus pada pemberian materi (konten) sehingga prosesnya berlangsung tidak
menyenangkan bagi anak. Orang dewasa cenderung menganggap proses, kemasan, dan cara-cara yang
menyenangkan itu tidak penting dan hanya buang-buang waktu. Hal-hal yang dianggap penting oleh anak
cenderung dianggap sebagai asesori yang diabaikan orang dewasa. Padahal, jika orang dewasa (guru)
memperhatikan sudut pandang anak (proses, kemasan, menyenangkan), banyak hal yang bisa diperoleh: anak-
anak bahagia, materi-materi yang berat pun bisa diserap anak.
Dalam seminar tentang pengajaran/pembelajaran kreatif itu, aku juga membahaskan tentang kekuatan gambar
pada anak-anak usia visual & kinesthetic learner. Menghadirkan kekuatan aspek visual menjadi pintuk masuk
yang kuat untuk menghadirkan pengajaran yang kreatif di kelas.
Suasana Seminar:
Setelah seminar, para guru dibagi menjadi 3 kelas kecil. Acara selanjutnya adalah Workshop merancang
pembelajaran kreatif di kelas. Aku dibantu Wiwiet memegang 2 kelas.
Dalam workshop, kami mulai membimbing para guru untuk membuat materi pembelajaran yang kreatif. Proses
ini diawali dengan menurunkan silabus ke dalam peta materi belajar, yang kemudian diubah menjadi materi
belajar di kelas.
Proses pertama dalam workshop adalah mengajarkan kepada para guru teknik menurunkan silabus menjadi peta
materi belajar dengan menggunakan metode Mind Map. Dengan bantuan Text2mindmap.com kami
membimbing guru-guru mencari “kata kunci” dari silabus yang mereka miliki, kemudian menurunkan isi
silabus menjadi sebuah peta materi belajar (mindmap).
Text2mindmap adalah website untuk membuat mindmap berbasis Internet. Text2mindmap kami pilih karena
relatif mudah digunakan dan tidak terlalu berat untuk diakses secara bersamaan menggunakan internet di lab
komputer sekolah.
Dari hasil mindmap, materi workshop selanjutnya adalah belajar membuat materi presentasi. Proses membuat
materi presentasi ini diawali dengan mencari kata kunci berdasarkan mindmap yang sudah dibuat. Alat yang
digunakan adalah Text2Mindmap dan Power Point.
Contohnya:
Berikut contoh materi presentasi yang dibuat berdasarkan mindmap di atas:
Pada workshop hari kedua, materi yang dibahaskan adalah pendalaman materi membuat presentasi dengan
Power Point. Materi pendalaman ini dibuat berdasarkan evaluasi hari pertama workshop.
Yang menarik dari workshop ini adalah rentang keterampilan teknologi pada para guru yang sangat beragam.
Ada yang sudah sangat mahir sehingga mendamba adanya aplikasi animasi dalam presentasi, tapi ada yang
minta diajari dari mulai cara menyalakan komputer.
Itulah sebabnya, berdasarkan kesepakatan dengan Yayasan, kami sepakat untuk menjadikan workshop hari
kedua sebagai pendalaman dan praktek lebih banyak dari para guru untuk membuat mindmap hingga menjadi
materi presentasi slide Power Point. Kami ingin menjadikan workshop ini benar-benar bermanfaat bagi para
guru untuk membantu mereka di kelas, bukan hanya sekedar memenuhi formalitas saja.
Dan ternyata keputusan ini memang tepat. Terjadi perubahan yang siginifikan dalam peningkatan keterampilan
para guru.
Hari pertama workshop hanya 10% peserta yang berani mengumpulkan materi presentasi hasil karyanya. Tapi
pada workshop hari kedua, lebih dari 80% peserta berhasil membuat dan mengumpulkan materi slide.
Evaluasi dari workshop hari kedua, kendala terbesar ada pada kualitas koneksi Internet. Internet ini dibutuhkan
untuk mencari gambar dan materi presentasi agar variatif dan bagus. Tetapi karena kualitas koneksi Internet
kurang bagus, prosesnya sering terkendala dan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Workshop Hari Ketiga
Pada workshop sebelumnya, pendekatan utama untuk menyajikan materi kreatif adalah meningkatkan aspek
visual. Pada workshop hari ketiga, aku memperkenalkan lapbook sebagai alat untuk belajar. Lapbook adalah
materi belajar yang memfasilitas sisi kinestetis pada anak-anak karena sifatnya sangat hands-on. Lapbook
bermanfaat untuk stimulasi belajar yang sifatnya fisik (motorik halus), visual, teks, kreativitas.
Kegiatan workshop ini masih merupakan kelanjutan dari workshop-workshop sebelumnya. Prosesnya masih
menggunakan mindmap yang dibuat pada workshop hari pertama. Bedanya, kali ini hasil mindmap akan diolah
menjadi lapbook. Juga, materi lapbook ini ditujukan untuk anak-anak, bukan bahan materi guru.
Para guru berlatih membuat materi yang nantinya akan dibuat oleh anak-anak di kelas. Gagasan utama lapbook
adalah membuat rangkuman dari sebuah tema materi yang bisa membantu anak-anak lebih cepat memahami
materi yang dipelajarinya.
Bayangkan betapa asiknya kalau menjelang ujian anak-anak tidak belajar dari buku catatan tapi melalui materi
visual seperti lapbook. Suasana belajar pasti akan lebih menyenangkan dan menarik untuk anak.
Hal yang penting ditekankan dalam workshop membuat lapbook adalah bahwa ini bukan kelas prakarya.
Lapbook adalah alat untuk belajar.
Oleh karena itu, kemampuan yang perlu dikuasai oleh guru yang ingin menggunakan lapbook adalah mengenali
kata kunci dari tujuan belajar (learning outcomes) yang ingin dicapai. Dari sana baru ditarik mundur kira-kira
bagaimana cara menyampaikan materi tersebut kepada anak secara menarik dengan menggunakan media
lapbook. Karena lapbook bukan kelas prakarya, maka tantangan para guru adalah jangan sampai berfokus
hanya pada membuat dan menghias lapbook hingga bagus, tetapi juga memastikan agar materi pembelajaran
yang diharapkan dapat dicapai.
Sepertinya sesi ini adalah sesi favorit karena semua guru mengumpulkan hasil pekerjaan dengan hasil yang
bagus-bagus. Ada dari matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Olahraga dll.
Penutup
Sebenarnya, rancangan materi workshop ini ada satu tema lagi, yaitu membuat kegiatan belajar berbasis digital
(internet). Aku ingin memperkenalkan para guru dengan proses belajar digital menggunakan platform Edu
Glogster. Tetapi karena materi workshop hari kedua digunakan untuk pendalaman, maka materi ini tertunda.
Mungkin suatu waktu tema ini bisa diajarkan lagi. Tentu saja, ada prasyarat yang harus disiapkan yaitu
perbaikan kualitas koneksi Internet agar proses belajar dapat berlangsung lancar.
Secara keseluruhan, aku melihat antusiasme dan kehausan para guru untuk belajar. Bahagia melihat para guru
bersemangat untuk belajar, walaupun ada beberapa orang yang terkendala dengan keterampilan menggunakan
komputer. Materi lapbook menjadi favorit dan mencipta antusiasme tersendiri.
Harapanku, semoga para guru berhasil mempraktekkan teknik belajar menyenangkan ini di kelas & membuat
anak-anak semakin semangat belajar.
Berikut ini beberapa komentar tertulis para guru mengenai workshop ini:
PROPOSAL KEGIATAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DAN BUDI
PEKERTI MELALUI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) TAHUN 2013
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah merupakan amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini secara jelas dinyatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan peserta didik sebagaimana dalam tujuan pendidikan nasional tersebut, khususnya pendidikan
agama, dalam Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agam dan Keagamaan. Pendidikan
agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan
nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 tahun 2010, dalam pasal 13 dinyatakan bahwa Guru Pendidikan Agama minimal
memiliki kualifikasi akademik strata 1/Diploma IV, dari program studi pendidikan agam Islam dan atau program studi
agama dari Perguruan Tinggi yang terakreditasi dan memiliki sertifikat profesi guru pendidikan agama. Selanjutnya,
disebutkan bahwa Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial,
profesional, spritual dan kepemimpinan. Dengan demikian, GPAI harus memiliki kualifikasi akademik, sertifikat
profesional dan kompetensi.
Guru Pendidikan Agama Islam yang telah memenuhi kualifikasi dan memiliki sertifikat pendidik, namun kompetensi
yang dimiliki masih jauh dari memadai untuk menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan integratif antara
afektif, kognitif dan psikomotorik. Berdasarkan hasil kajian Temu Tokoh Pakar Pendidikan Agama Islam yang
diselenggarakan Direktorat Pendidikan Agama Islam pada 24 September 2012, bahwa problem penyelenggaraan
Pendidikan Agama Islam saat ini terletak pada lemahnya kualitas guru pendidikan agama, termasuk strategi
pembelajaran yang digunakan kurang menarik, dan penguasaan materi sangat terbatas.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu adanya pembinaan untuk meningkatkan kompetensi GPAI, Kelompok Kerja
Guru Pendidikan Agama Islam (KKG-PAI) Kabupaten Banjar akan melaksanakan pelatihan implementasi Kurikulum 2013
dengan bantuan Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI melalui
Bantuan Penyelenggaraan Implemantasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Melalui
Kelompok Kerja Guru (KKG).
B. Dasar Hukum
Dasar hukum penyelenggaraan pelatihan Implemantasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti
sebagai berikut:
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Sitem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undan RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Pendidikan Nasional.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikansi
Akademik dan Komptensi Guru.
C. Tujuan
Tujuan pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman tentang rasional Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti;
b. Memberikan pemahaman tentang elemen perubahan kurikulum 2013 PAI;
c. Memberikan pemahaman tentang Standar ompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar
(KD);
d. Memberikan pemaham tentang strategi implementasi Kurikulum 2013 PAI;
e. Memberikan pemahaman tentang model perancangan Pembelajaran PAI;
f. Memberikan pemahaman tentang konsep scientific approach dan authentic assesment sesuai tuntunan Kurikulum
2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti;
g. Memberikan pemahaman tentang praktik pembelajaran terbimbing.
D. Sasaran
Sasaran Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Ilsam dan Budi Pekerti adalah Guru PAI Sekolah
Dasar Negeri maupun Swasta yang ada di Kabupaten Banjar.
BAB II
PELAKSANAAN PELATIHAN
A. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
B. Panitia
a. Penanggung Jawab :
b. Ketua : H.M. Zakaria, S.PdI
c. Sekretaris : Izhari Tazkia
d. Anggota : Raihani Hayati, S.PdI
: M. Isaguzi, S.PdI
: H. Jailani, S.PdI
C. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu pelaksanaan pada hari Senin – Rabu tanggal 25 – 27 November 2013 tempat di Aula BKD Banjar Jl. Menteri
Empat Martapura.
D. Peserta
Peserta pelatihan adalah guru PAI pada sekolah yang belum mengikuti pelatihan implementasi kurikulum 2013
Pendidikan Agama Islam sebanyak 80 orang dari Sekolah Dasar Negeri/Swasta se-Kabupaten Banjar. (daftar peserta
terlampir)
E. Instruktor dan Fasilitator
Instruktur dan Fasilitator dalam pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
adalah sebagai berikut:
1. Drs. Ali Imron, M.PdI
2. Drs. Taufik
3. Drs. Abd. Sani, M.PdI
4. Ahmad Muzani, S.Ag.,M.PdI
5. Drs. Yordan
6. Rahmadi, S.Ag.,M.PdI
F. Materi Pelatihan
Materi pelatihan adalah sebagai berikut:
a. Perubahan mind set peserta pelatihan;
b. Konsep kurikulum 2013;
c. Rasionalisasi kurikulum 2013;
d. Elemen perubahan;
e. SKL, KI, dan KD;
f. Strategi implementasi;
g. Konsep pendekatan scientific;
h. Model pembelajaran;
i. Konsep penilaian autentik pada proses dan hasil belajar;
j. Penyusunan RPP;
k. Perancangan penilaian autentik;
l. Simulasi pembelajaran;
m. Peer teaching;
n. Pendampingan;
o. Pre tes dan post tes.
(jadual pelatihan terlampir)
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Peningkatan mutu guru pendidikan agama Islam mutlak harus diusahakan dan diupayakan secara optimal. Guru sebagai
ujung tombak penigkatan mutu sember daya manusia perlu terus dibina dan ditingkatkan kualitas profesionalnya. Untuk
merealisasikan hal tersebut diperlukan dukungan dari semua pihak, baik bersifat moril terlebih lagi materiil.
Kegiatan KKG PAI adalah salah satu wadah kegiatan guru dalam meningkatkan profesionallismenya dapat mendukung
usaha peningkatan mutu pendidikan , karena pada kegiatan tersebut guru berlatih dan berusaha menigkatkan
kompetensi dan profesinalismenya sehingga mampu menjadi guru yang berkompeten di bidangnya, memiliki etos kerja
yang tinggi, kinerjanya dapat dibanggakan dan dipertanggungjawabkan.
2. Saran
Dalam dunia global dan serba cepat, ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang kian cepat, hal ini perlu disikapi
oleh insan pendidikan terutama guru, yang menuntut kerja ekstra untuk elajar, mengembangkan dan menyesuaikan
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dukungan pendanaan yang cukup dalam setiap kegiatannya agar kegiatan tersebut
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancer. Sehingga peningkatan kualitas tenaga kependidikan yang merupakan tujuan
dari kegiatan ini bertambah lebih baik lagi.
CONTOH PROPOSAL IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
http://laskarazzahra.blogspot.com/2013/07/proposal-inflementasi-kurikulum-2013.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring
pendapat dan masukan dari masyarakat.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum
2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum
disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta
didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan
pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang
lebih baik
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3. Und.ang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
sebagai Daerah Otonom.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru
7. Keputusan menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 29a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan
C. Tujuan
Tujuan dari program ini adalah terlaksananya pelatihan Implementasi Kuriulum 2013 adalah :
1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan, minat, inovasi, dan kreativitas para guru dalam KKG dengan
menerapkan kurikulum 2013 untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja profesionalnya.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang terarah untuk peningkatan
profesionalisme secara berkelanjutan.
3. Membuka wawasan tentang kurikulum 2013 yang saat ini masih dianggap tabu
4. Menerapkan kurikulum 2013 di lingkungan Gugus V Kecamatan Munjul
D. Sasaran
Sasaran dari penggunaan dan pemanfaatan implementasi Kurikulum ini adalah :
1. 20 guru sebagai perwakilan dari 5 sekolah di lingkungan gugus V kecamatan Munjul
2. Seluruh anggota KKG yang akan diikutsertakan dalam kegiatan Desiminasi Inplementasi kurikulum
E. Hasil yang Diharapkan
1. Tumbuhnya dan meningkatnya kemampuan, minat, inovasi, dan kreativitas para guru dalam KKG dengan
menerapkan Kurikulum 2013 untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja profesionalnya.
2. Meningkatnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang terarah dan profesionalisme secara
berkelanjutan.
3. Terbukanya wawasan guru tentang kurikulum 2013
4. Sekolah dilingkungan Gugus V Kecamatan Munjul siap Menerapkan kurikulum 2013
BAB II
KEGIATAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. Program Kegiatan
1. Mengenal Struktur Kurikulum, anatara laian
a. Mengkaji dasar pemikiran dan rancangan kurikulum 2013 (permasalahan dan penyelesaian)
b. Usulan rancangan kurikulum
c. Komponen-komponen alternatif dalam rancangan kurikulum 2013
2. Elemen perubahan dalam kurikulum 2013
ajaran
a. Silabus
b. Rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Buku Tematik Integratif
d. Raport Kurikulum 2013
BAB III
PENUTUP
Keberhasilan pelaksanaan program kegiatan tentunya perlu dukungan dan berbagai pihak. Salah satu
pendukung yang paling berperan adalah pihak pemerintah. Untuk itu kami berharap kepada pemerintah melalui
Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang agar dapat memberikan bantuan demi kemajuan KKG kami.
Demikian Proposal ini kami ajukan dengan harapan dapat direalisasikan sehingga tujuan program
percepatan Pemerataan Mutu Pendidikan dapat terwujud.