Anda di halaman 1dari 12

Selasa (20 Oktober 2020) sampai sebelum Jumat (23 Oktober 2020)

LKM STATISTIKA DESKRIPTIF (MZ212)


Populasi & Sampel; Macam-macam pengambilan sampel;
Menentukan ukuran sampel
MISI 1. Berikut untuk pengelompokan topik 5 statistika deskriptif, yaitu tentang teksam (teknik
sampling)
Klp 202019037 RATNASARI EMAYANTI
Topik NIM NAMA
5 202019026 YOGANI INDAH PAWESTRI
202019029 MARGARETHA WIDYA AYUNINGSIH
202019030 WIDYAWATI
202019004 VALENCIA GABRIELLA LATTU
202019018 REVITA ADENINGTIAS
1 202019036 DWI NUR AFIFAH
6 202019008 ANDIKA SETYAWAN
202019024 SARA KARTIKA RATRI
202019023 ANTONIUS FARMEI UTARI
202019052 ANDINA ELA CAHYUNI MUHAMMAD AL FALAH
202019012
KURNIAWAN
202017071 DENILSON NDAONG
202016043 CALVRIN SAUKOLY
202019017 WIKAN DEWI ASRIYANI
202019031 LUCIA HARIS SETYANINGRUM
202019049 NATASYA SUKMA MURDANINGRUM
2 7 202019006 DWI TIKLA
202019009 BERNADETHA ISA NUGRAHENI 202019022 VERDIEGO ADE IRAWAN
202019040 ANNISA GITA CAHYANI 202019025 CHERITY CHRISTY RUMOUW
202019028 DHANI WIJAYA
202019055 EVA SETYA ALVIONA
202019043 TASYA GLORIA JESICA SAPAN
202019016 ANDHEA KESYA PRAMESTI
202019003 MARGARETHA DHEA ALFANI
202019032 AMAZIA ANANTA PRABASWARA 8 202019020 BLANDIKA DORKENSI BAWANGUN
3 202019048 SRI BUDIARTI 202019038 BANU AL WIZHAR

202019050 ALBERT DEO SAPUTRA 202019011 DIFTA ALIFAH SALSABILLA


202019056 RUSNIA TRI PRASTIKA SARI
202019041 ANTHONY DARMAWAN
202019046 ANGELA DEA SAPUTRI
202019044 BAGUS DWI HERI WIBOWO 9 202019047 AYU NOVIANA
202019034 MAY FANI 202019039 DEVITA POPPY ANDARI

4 202019035 FRAN RICARD LANGKA` 202019053 SARAH SILVANIA AKOLLO


202019002 RAHAYU RANILA
202019010 WAHYU HENDRIAWAN
202019045 AMELIA RISTY ANGGRAENI
202019014 DRESTHYA ARANGGANI 202019005 VICTORIA MEICHEL CHITTY PREVIA
10
202019015 ERLINA LARASATI 202019051 IDA IRIANI PAYAWA

5 202019019 ANGGI HARIYANTI 202019054 SETYO AJI RAHMANTO


202019042 SARAH JEVO SURYADI
202019021 PUTRI ADININGRUM
MISI 2. Pahami materi berikut.
1. Populasi (population/ universe)
Definisi : keseluruhan elemen/unit elementer/unit penelitian/unit analisis yang memiliki
karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Bila observasi dilakukan pada populasi maka diperoleh karakteristik yang sebenarnya
(parameter), seperti rata-rata populasi, variansi populasi, simpangan baku populasi
 , ,2

Ukuran populasi ada 2 macam:
1. Populasi Terhingga (finite population)
ialah ukuran populasi yang berapapun besarnya masih bisa dihitung (countable),
contohnya: populasi mahasiswa di suatu universitas.
2. Pupolasi Tak Terhingga (infinite population)
ialah ukuran populasi yang sudah sedemikian besarnya sehingga tidak bisa dihitung
(uncountable), contohnya: populasi ikan arwana di seluruh dunia.

2. Sampel (sample)
Definisi : bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya.
Bila observasi dilakukan pada sampel maka diperoleh karakteristik yang merupakan
pendugaan/ perkiraan dari parameter, yang juga disebut statistik, seperti rata-rata
 
sampel, variansi sampel, simpangan baku sampel x , S 2 , S .

Ada dua macam sampel, yaitu:


1. Sampel representative : sampel yang bisa mewakili keadaan populasinya, sehingga nilai
statistik yang diperoleh sama persis dengan parameternya.
2. Sampel nonrepresentative : sampel yang tidak bisa mewakili keadaan populasinya,
sehingga nilai statistik yang diperoleh tidak sama dengan parameternya.

3. Pengambilan Sampel (Sampling)


Definisi : Proses pengambilan sebagian dari keseluruhan objek/ memilih objek dari sebuah
populasi.
Alasan penggunaan sampel:
1. Dapat menghemat biaya
2. Dapat menghemat waktu
3. Untuk sumberdaya yang terbatas, pengambilan sampel dapat memperluas cakupan
studi
4. Bila proses riset bersifat destruktif, pengambilan sampel dapat menghemat produk
5. Apabila akses ke seluruh populasi tidak dapat dilakukan, pengambilan sampel adalah
satu satunya pilihan.
Satuan sampling: segala sesuatu yang dijadikan satuan (unit) yang nantinya akan menjadi
objek penelitian. Satuan sampel bisa berbentuk individu/ kumpulan individu, misalnya
seorang karyawan, perusahaan, desa, dll.
Ukuran sampel: banyaknya anggota sampel.
Kerangka sampling (sampling frame): daftar yang memuat semua seluruh anggota populasi
yang telah ditentukan secara tegas satuan-satuannya. Daftar tersebut meliputi nomor
urut (yang sangat diperlukan untuk proses pemilihan anggota sampel), nama atau
identitas setiap satuan sampling, atau atribut lainnya.
Contoh:
No Nama Pendapatan (Rp) Jumlah Anak
1. Alan 1.500.000 3
2. Budi 1.000.000 2
… … … …
N Zaky 750.000 4
Rencana sampling (sampling plan) : prosedur/ langkah-langkah yang ditempuh dalam
pengambilan sampel yang sesuai dengan teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel. Rencana sampling menyangkut:
1. Penentuan populasi sasaran dan populasi penelitian.
2. Penentuan bentuk dan ukuran satuan sampling.
3. Penentuan ukuran sampel.
4. Penentuan cara memilih satuan sampel.
Rancangan sampling (sampling design) : rencana sampling yang dilengkapi dengan metode
penaksiran/ analisis.
Presisi (precision): ukuran seberapa jauh alat akan memberikan hasil yang konsisten.
Presisi diukur oleh koefisien kesalahan standar (coefficient standard error), yang dinyatakan
sebagai berikut.
S
Sx  dimana S x  koefisien kesalahan standar
n 1
S  standar deviasi data sampel
n  ukuran sampel
Semakin kecil koefisien standar error, maka semakin tinggi presisi dari sampel tersebut. Jadi
jika ingin presisinya semakin tinggi maka hendaknya tingkat variasinya semakin kecil dan atau
ukuran sampel semakin besar.
Akurasi : Seberapa tepat alat mengukur apa yang seharusnya diukur. Akurasi menunjukkan
ketepatan / ketelitian menentukan sampel dalam menggambarkan karakteristik populasi.
Tingkat kepercayaan/ Tingkat keyakinan (Confidence level): tingkat kepercayaan sejauhmana
statistic sampel dapat mengestimasi dngan benar parameter. Contoh: jika dikatakan tingkat
kepercayaan yang digunakan 95%, ini berarti tingkat kepastian statistic sampel mengestimasi
(memperkirakan) dengan benar parameter populasi adalah 95%.
Tingkat signifikansi   menunjukkan probabilitas/ peluang kesalahan yang ditetapkan
peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak/ mendukung hipotesis nol.
Contoh: Ditetapkan tingkat signifikansi 0,05, artinya keputusan peneliti untuk menolak/
mendukung hipotesis nol memiliki probabilitas kesalahan sebesar 5%.

4. Tipe Teknik Penarikan sampel


1. Tipe sampling berdasarkan proses pemilihannya.
1.1. Teknik penarikan sampel dengan pengembalian (sampling with replacement)
Sampling dengan pengembalian apabila dalam proses pemilihannya, satuan sampling
yang sudah terpilih dikembalikan lagi ke dalam populasi sebelum pemilihan
berikutnya sehingga ada kemungkinan terpilih lebih dari sekali.
1.2. Teknik penarikan sampel tanpa pengembalian (sampling without replacement)
Sampling tanpa pengembalian apabila satuan sampling yang sudah terpilih tidak
dikembalikan ke populasi sehingga tidak mungkin terpilih lebih dari sekali.

2. Tipe sampling berdasarkan peluang pemilihannya.


2.1. Sampling probabilitas (probability sampling)
Sampling peluang adalah sampling yang dalam proses pemilihan satuan-satuan
samplingnya didasarkan pada unsur peluang sedemikian hingga peluang setiap satuan
sampling untuk terpilih diketahui besarnya.
2.2. Sampling nonprobability (nonprobability sampling)
Sampling dikatakan sampling non peluang jika dalam proses memilih satuan-satuan
sampling tidak dilibatkan unsur peluang.

Tipe Sampling probabilitas:


1. Sampling acak sederhana (simple random sampling)
2. Multistage Random Sampling
3. Sampling sistematik (systematic sampling)
4. Sampling berstrata/ Bertingkat (stratified sampling)
5. Sampling bergugus (cluster sampling)

Sampling Nonprobabilitas:
Pemilihan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan peneliti, sehingga
mengakibatkan semua anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
sebagai anggota sampel.
Tipe Sampling Nonprobabilitas adalah:
1. Jenuh
2. Voluntary
3. Purposive (Judgement sampling)
4. Snowball
5. Insidental

5. Langkah – Langkah Sampling


1. Menentukan populasi target.
2. Membuat kerangka sampling.
3. Menentukan metode pemilihan sampel.
4. Menentukan prosedur pemilihan unit sampel.
5. Menentukan ukuran sampel.
6. Melakukan pengambilan sampel.

MISI 3. Diskusikan dan kerjakan secara berkelompok untuk jenis-jenis sampling probabilitas
dan nonprobabilitas dengan pembagian kelompok sebagai berikut.

MATERI: No Kelompok
1 Simple Random Sampling 7
2 Multistage Random Sampling 9
3 Systematic sampling 2
4 Stratified sampling 4
5 Cluster sampling 6
6 Jenuh 1
7 Voluntary 8
8 Purposive (Judgement sampling) 5
9 Snowball 3
10 Insidental 10
Apa saja yang harus didiskusikan dan dicari?

1. Nama lain (jika ada)


2. Definisi
3. Ciri utama
4. Contohnya lengkap dengan langkah sampling serta menentukan banyaknya sampel yang
diambil
5. Kelebihan dan kekurangan

5 komponen di atas dibuat dalam PPT selengkap dan semenarik mungkin. Kemudian kelompok
bisa mengemasnya dalam PPT saja atau PPT beraudio.
Dikirim di WAG dengan nama “MZ212_teksam misi 3_klp (no klp)” paling lambat hari Rabu, 21
Oktober 2020 pukul 13.00 WIB.
MISI 4. Downloadlah dan pelajari PPT yang telah dibuat kelompok lain. Kemudian isikanlah
perbandingan teknik sampling kelompokmu dengan kelompok lain* (dalam 2 tabel perbandingan).
Temukan sebanyak-banyaknya perbedaan dari masing-masing teknik sampling.
Simpan dengan nama “MZ212_teksam misi 4_klp (no klp)” paling lambat hari Kamis, 22 Oktober
2020 pukul 22.00 WIB

Contoh 1 : Kelompok 2 mendapat materi pada misi 3 ialah Systematic sampling. Karena teknik
tersebut termasuk dalam sampling probabilitas maka
Tabel 1. Sampling probabilitas.

Simple Random Multistage Random Stratified


VS Cluster sampling
Sampling Sampling sampling
Systematic
sampling

Tabel 2. Sampling nonprobabilitas.

Purposive
VS Jenuh Voluntary (Judgement Snowball Insidental
sampling)
Jenuh -
Voluntary - -
Purposive
(Judgement - - -
sampling)
Snowball - - - -
Insidental - - - - -
Ket: tanda “-“ adalah cell yang tidak perlu diisikan.

Contoh 2 : Kelompok 10 mendapat materi pada misi 3 ialah insidental. Karena teknik tersebut
termasuk dalam sampling nonprobabilitas maka
Tabel 1. Sampling probabilitas.

Simple Multistage
Systematic Stratified Cluster
VS Random Random
sampling sampling sampling
Sampling Sampling
Jenuh -
Voluntary - -
Purposive
(Judgement - - -
sampling)
Snowball - - - -
Insidental - - - - -

Tabel 2. Sampling nonprobabilitas.

Purposive (Judgement
VS Jenuh Voluntary Snowball
sampling)
Insidental

Catatan : Masing-masing tugas dalam tiap-tiap misi jangan lupa untuk menuliskan identitas
lengkap dibagian awal file.

TEKNIK SAMPLING
1. Simple Random Sampling/Sampling Acak Sederhana
Teknik ini adalah pengambilan sampel yang sederhana (simple) karena dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata atau cluster sehingga setiap elemen yang akan dipilih
memiliki kesempatan yang sama. Teknik ini dapat digunakan apabila populasinya
homogen/relative homogen. Misalnya 1000 sekolah (N) dipilih sampel acak sebanyak 100
sekolah (n).
2. Multistage Random Sampling
Teknik memilih sampel yang dilakukan secara bertahap (by stages). Misalkan penelitian
tentang rata-rata kebutuhan harian dalam 1 rumah tangga untuk wilayah Jawa Tengah.
Maka tahap 1 memilih sampel kabupaten di Jawa Tengah. Tahap 2 memilih kecamatan
dari kabupaten yang terpilih. Tahap 3 memilih kelurahan dari kecamatan yang terpilih.
Tahap 4 memilih RW dari kelurahan yang terpilih. Tahap 5 (akhir) memilih beberapa RT
dari RW yang terpilih.
3. Sampling berstrata/ Bertingkat (stratified sampling)
Teknik ini memilih sampel dari populasi yang berstrata/bertingkat, dimana masing-masing
strata harus heterogen namun didalam strata harus homogen/relative homogen. Pemilihan
sampel dipih secara acak. Ada 2 jenis stratified sampling yaitu proportionate stratified
random sampling dan disproportionate stratified random sampling.
a. Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi heterogen dan berstrata secara proporsional.
Misalkan dalam sebuah universitas, data lulusan para pegawainya diketahui dan
disajikan pada Tabel 1 berikut,
Tabel 1. Data Lulusan Pegawai Universitas XXX
JENJANG BANYAKNYA
S3 100
S2 250
S1 340
D3 110
SMA/SMK 200
Ingin diambil sampel dari keseluruhan pegawai dengan tingkat kesalahan 5%, maka
banyaknya sampel yang akan dipilih sebanyak 251* pegawai. Pemilihan tiap
jenjangnya sebagai berikut :
S3 = 100: 1000 × 251 = 25,1 ≈ 25 S3 = 100: 1000 × 251 = 25,1 ≈ 26
S2 = 250: 1000 × 251 = 62,75 ≈ 63 S2 = 250: 1000 × 251 = 62,75 ≈ 63
S1 = 340: 1000 × 251 = 85,34 ≈ 85 Atau S1 = 340: 1000 × 251 = 85,34 ≈ 86
D3 = 110: 1000 × 251 = 27,61 ≈ 28 boleh D3 = 110: 1000 × 251 = 27,61 ≈ 28
SMA/SMK = 200: 900 × 251 = 50,2 ≈ 50 juga SMA/SMK = 200: 900 × 251 = 50,2 ≈ 51
Jumlah 251 dg Jumlah 254 (minimal 251)
(menggunakan aturan pembulatan) (dibulatkan ke atas)

*) Menggunakan tabel penghitungan Isaac and Michael.


**) Gunakan pembulatan keatas untuk menentukan banyaknya sampel. Lebih baik
lebih daripada kurang.
b. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi strata kurang/tidak proposional. Misalnya
seperti data pegawai di atas (disajikan pada Tabel 2)
Tabel 2. Data Lulusan Pegawai Universitas XXY
JENJANG BANYAKNYA
Profesor 3
S3 7
S2 90
S1 200
D3 110
SMA/SMK 180
Maka 3 profesor dan 7 pegawai S3 diambil semua sebagai sampel (karena
kuantitasnya terlalu kecil).
4. Sampling bergugus (cluster sampling).
Teknik ini juga sering disebut cluster random sampling, dimana memilih sampel dari
populasi dengan kelompok yang lebih kecil (cluster) dari populasinya. Antara cluster 1
dengan yang lain bersifat homogen/relative homogeny sedangkan didalam cluster
cenderung heterogen. Pemilihan teknik sampling ini biasanya digunakan untuk sampling
dengan populasi yang sangat luas. Jika dalam Stratified Random Sampling sampling yang
dipilih (biasanya) diambil yang mewakili, didalam teknik cluster random sampling sampel
cluster yang terpilih akan diteliti satu persatu (secara keseluruhan). Misalkan terdapat 34
provinsi dan sampel yang akan diambil sebanyak 13 provinsi, maka akan diambil sampel
secara random. Biasanya dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama memilih sampel daerah,
dan tahap kedua memilih sampel orang-orang yang ada didaerah itu.
5. Sampling sistematik (systematic sampling)
Teknik ini mengambil sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi bernomor dengan
pola tertentu. Pemilihan pertama dipilih secara (random) kemudian untuk selanjutnya
sampel dipilih secara sistematis berjarak k dimana k=N/n. Misalnya dalam suatu kabupaten
terdapat 1000 kepala keluarga (N = 1000) yang akan dipilih sebagai sampel sebanyak 100
KK. Kemudian ke-1000 KK ini diberikan nomor urut 1 s/d 1000 dan k = 1000/100 = 10.
Terpilihlah angka 9 secara acak sehingga sampel yang terpilih dengan nomor urut 9, 19,
29, ... sampai n = 100.
6. Sampling Jenuh
Teknik ini adalah teknik untuk menentukan sampel bisa semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Teknik ini sering digunakan bila jumlah populasi relative kecil (yaitu
kurang dari 30 orang)/penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil.
7. Sampling Voluntary
Teknik ini dilakukan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar sukarela. Contohnya
banyak digunakan di bidang kedokteran.
8. Sampling Purposive (Judgement sampling)
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih satuan sampling atas dasar
pertimbangan sekelompok pakar di bidang ilmu yang sedang diteliti. Contohnya, penelitan
untuk mengetahui indeks biaya hidup yang dilakukan oleh para pakar ekonomi.
9. Sampling Snowball
Teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil berdasarkan informasi
dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih. Contohnya adalah penelitian
mengenai penyebaran penyakit AIDS, yaitu dengan menelusuri orang-orang yang diduga
mengidap penyakit ini berdasarkan informasi dari si penderita pertama yang ditemukan.
Informasi tersebut bisa berupa siapa-siapa saja yang pernah berhubungan dengan si yang
sangat diperlukan untuk melacak penyebaran virus HIV.
10. Sampling Insidental
Teknik pemilihan sampel dengan menentukan sampel secara kebetulan, siapa saja yang
secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti (dan bersedia) digunakan sebagai
sampel (bila dipandang orang dijumpai cocok sebagai sumber data). Misalkan survey
pelanggan.
CARA MENENTUKAN BANYAKNYA SAMPEL
Ada berbagai cara untuk menentukan banyaknya sampel dari suatu populasi. Penjelasan
dibawah ini adalah beberapa cara untuk menentukan banyaknya sampel.

1. Menurut Slovin
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒
Dimana n : banyaknya sampel, N : banyaknya populasi, e : bounded of error.
Contohnya seorang peneliti akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada
karyawan PT. X3. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan tingkat
kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel minimal yang harus
diambil ?
2. Menurut Isaac and Michael.
Penentuan banyaknya sampel dengan tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10% disajikan
pada tabel 3 di bawah ini.
Rumus untuk menghitung dari populasi yang tidak diketahui jumlahnya sebagai
berikut,

𝜆 . 𝑁. 𝑃. 𝑄
𝑛=
𝑑 (𝑁 − 1) + 𝜆 . 𝑃. 𝑄
Dimana 𝑛 adalah banyaknya sampel 𝜆 dengan dk = 1, taraf kesalahan 1% atau 5%
atau 10%. 𝑃 = 𝑄 = 0,5; 𝑑 = 0,05.
Berikut adalah tabel untuk menentukan banyaknya sampe dari populasi tertentu.
Tabel 3. Penentuan Banyaknya Sampel dari Populasi Tertentu

***) Makin besar taraf kesalahan makin kecil ukuran sampel.


Ukuran sampel untuk penelitian :

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai 500.


2. Bila sampel dibagi dalam kategori, misalnya laki-laki dan wanita, dll. Maka
banyaknya anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis multivariate (misalnya
korelasi/regresi ganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5
(independen+dependen) maka banyaknya sampel 5×10 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana (menggunakan kelompok kontrol dan
eksperimen) masing-masing kelompok antara 10-20.

MISI 5. (tidak dikumpulkan) Diskusikan hal-hal berikut dengan kelompok. Jika dirasa perlu
maka teman-teman dapat sharing jawaban di WAG. Berikut hal-hal sebagai bahan diskusi
kelompok.

1. Berdasarkan definisi dari tugas kelompok 2 dan definisi di atas, maka menurut kelompok
setujukah jika sampling sistematik (systematic sampling) tergolong dalam probability
sampling? Atau malah seharusnya tergolong dalam nonprobability sampling?
2. Samakah sampling jenuh dengan sensus? Apa kesamaannya? Jika ada perbedaan, apa
kesamaan dan perbedaannya?
3. Jika kelompok ingin melakukan penelitian dari 2500 orang sebagai populasinya dengan
tingkat kesalahan 5%. Barapa banyak sampel yang dipilih? Hitung dengan 2 cara
(menurut Slovin dan Isaac and Michael). Kemudian jika hasil yang diperoleh berbeda,
mana yang teman-teman akan gunakan untuk menentukan banyaknya sampel?

Anda mungkin juga menyukai