Anda di halaman 1dari 2

BIOGRAFI BJ HABIBIE

Nama lengkap: Bacharuddin Jusuf Habibie


Tanggal lahir: 25 Juni 1936
Tempat lahir: Parepare, Sulawesi Selatan
Orang tua: Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo
Anak keempat dari delapan bersaudara
Istri: Hasri Ainun Habibie
Anak: Ilham Akbar dan Thareq Kemal

BJ Habibie pernah berkuliah di jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung pada 1954. Namun,
di sana hanya menghabiskan waktu enam bulan untuk studinya. Hal ini karena setahun kemudian ia
memilih melanjutkan pendidikan di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule (RWTH), Aachen,
Jerman.
Karier BJ Habibie
Dalam pemerintahan Indonesia, karier BJ Habibie dimulai saat pemerintahan presiden Soeharto. Ia
diminta kembali dari Jerman lalu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun
1978 sampai Maret 1998. Saat krisis 1998, Soeharto mundur dan menetapkan BJ Habibie sebagai
Presiden ke-3 Indonesia dari 1 Mei 1998 - 20 Oktober 1999. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden
ke-7 sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998 dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Soeharto.
Sebelum pulang ke Indonesia, Habibie telah lebih dulu berkarier di Jerman. Diketahui sang mantan
presiden tersebut sempat bekerja di berbagai perusahaan penerbangan dan konstruksi pesawat di Jerman
setelah menikah dengan sang istri, Hasri Ainun Besari.
BJ Habibie sempat merancang proyek pesawat CN-235 bersama para insinyur dari perusahaan Spanyol,
CASA, yang prototipenya berhasil mengudara pada akhir 1983. Dengan kecerdasan dan
pengalamannya, sosok BJ Habibie akhirnya berhasil membuat pesawat pertama Indonesia, yakni N250
Gatotkaca, pada 1995.
Bersama timnya dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), BJ Habibie merancang pesawat
baling-baling dengan daya angkut sekitar 50 penumpang dan bisa diperbesar hingga 70 penumpang
bernama N-250 Gatot Kaca.
Kisah Hidup Inspiratif
Dengan berbagai pencapaian dan perannya yang besar bagi bangsa Indonesia, kisah hidup BJ Habibie
pun diangkat ke film layar lebar.
Tak hanya soal inspirasinya, masyarakat Indonesia mengenal BJ Habibie karena kisah cintanya bersama
sang istri Ainun. Kisah cinta yang setia tersebut diabadikan dalam sebuah film berjudul 'Habibie &
Ainun' pada 2012, yang diadaptasi dari buku karya BJ Habibie sendiri.
Bahkan hingga akhir hayatnya, kisah cinta Habibie tetap menginspirasi banyak orang. BJ Habibie
dimakamkan di samping Ainun istrinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata slot 120.
BIOGRAFI JEND. AHMAD YANI

Nama: Jenderal Achmad Yani


Tempat Tanggal Lahir: Jenar, Purworejo, 19 Juni 1922
Tanda Penghormatan : Pahlawan Revolusi

BIOGRAFI
Jenderal TNI Anumerta AChmad Yani (Purworejo, 19 Juni 1922]]-Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober
1965) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Pendidikan formal diawalinya di HIS (setingkat
Sekolah Dasar) Bogor, yang diselesaikannya pada tahun 1935. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke
MULO (setingkat Sekolah Menegah Pertama) kelas B Afd. Bogor. Dari sana ia tamat pada tahun 1938,
selanjutnya ia masuk ke AMS (setingkat Sekolah Menengah Umum) bagian B Afd. Jakarta. Sekolah ini
dijalaninya hanya sampai kelas dua, sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh
Pemerintah Hindia Belanda.

Achmad Yani kemudian mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan
secara lebih intensif di Bogor. Dari sana ia mengawali karir militernya dengan pangkat Sersan.
Kemudian setelah tahun 1942 yakni setelah pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti
pendidikan Heiho di Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Berbagai prestasi pernah diraihnya pada masa perang kemerdekaan. Achmad Yani berhasil menyita
senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia diangkat menjadi
Komandan TKR Purwokerto. ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi, pasukan Achmad Yani
yang beroperasi di daerah Pingit berhasil menahan serangan Belanda di daerah tersebut. Maka saat
Agresi Militer Kedua Belanda terjadi, ia dipercayakan memegang jabatan sebagai Komandan
Wehrkreise II yang meliputi daerah pertahanan Kedu. Setelah Indonesia mendapat pengakuan
kedaulatan, ia diserahi tugas untuk melawan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang
membuat kekacauan di daerah Jawa Tengah. Ketika itu dibentuk pasukan Banteng Raiders yang diberi
latihan khusus hingga pasukan DI/TII pun berhasil dikalahkan. Seusai penumpasan DI/TII tersebut, ia
kembali ke Staf Angkatan Darat.

Pada tahun 1955, Achmad Yani disekolahkan pada Command and General Staff College di Fort Leaven
Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan. Pada tahun 1956, ia juga mengikuti pendidikan selama dua
bulan pada Spesial Warfare Course di Inggris. Tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi di
Sumatera Barat, Achmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando
Operasi 17 Agustus untuk memimpin penumpasan pemberontakan PRRI dan berhasil menumpasnya.
Hingga pada tahun 1962, ia diangkat menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Anda mungkin juga menyukai