Jala sosial-WPS Office

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 32

1.

Gejala sosial
Pengertian Gejala Sosial
Gejala sosial adalah masalah sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkah laku
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Gejala sosial termasuk fenomena yang ada di
masyarakat.
Gejala sosial diartikan sebagai sebuah peristiwa yang sering terjadi di lapisan masyarakat, baik
tradisional maupun modern. Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku
oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait.Munculnya fenomena sosial tersebut
berawal dari adanya perubahan sosial. Gejala sosial juga muncul dari berbagai masalah sosial,
baik yang berasal dari individu maupun kelompok.
Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang dibuat maupun dilakukan manusia dalam
lingkungan kehidupannya.
Itulah sedikit penjelasan tentang gejala sosial. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa memahami
macam-macam gejala sosial, faktor, dampak, hingga contohnya.

Faktor-Faktor Penyebab Gejala Sosial


Adanya berbagai gejala sosial di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya
adalah sebagai berikut:
Faktor Kultural
Faktor kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat.
Ada beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural, antara lain kemiskinan, kerja
bakti, prilaku menyimpang, dan sebagainya.
Faktor Struktural
Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang memengaruhi struktur. Adapun struktur yang
dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu.Faktor struktural dapat dilihat dari pola-
pola hubungan antarindividu dan kelompok yang terjalin di lingkungan masyarakat.Contoh
gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor struktural seperti penyuluhan sosial, interaksi dengan
orang lain, dan sebagainya.
Macam-Macam Gejala Sosial
1. Ekonomi
Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendapatan. Tingkat
pendapatan yang dimiliki individu dapat menimbulkan gejala sosial di masyarakat.Gejala sosial
yang dilihat dari aspek ekonomi sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Bila ada
seseorang yang kurang dapat mencukupi kebutuhan, akan terjadi beberapa gejala sosial di
lingkungan sekitarnya.Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi di masyarakat dapat
meliputi kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan, dan sebagainya.

2. Budaya
Indonesia memiliki budaya yang beranekaragam sehingga kita harus saling menghormati budaya
lain. Adanya perbedaan jangan dijadikan sebagai alat pemecah persatuan, melainkan kita harus
bersyukur karena keanekaragaman tersebut dapat menambah kekhasan budaya
indonesia.Keanekaragaman budaya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi setiap negara juga
memiliki budaya dengan karakteristik yang berbeda-beda.Kita juga harus menghormati budaya
asing. Keanekaragaman budaya di sekitar kita juga dapat menimbulkan gejala sosial, misalnya
tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja, dan sebagainya.

3. Lingkungan alam
Karakteristik gejala sosial dalam bidang lingkungan alam menyangkut aspek kondisi kesehatan.
Seseorang yang terkena penyakit dapat menimbulkan gejala sosial di lingkungan
sekitarnya.Contoh gejala yang ditimbulkan seperti munculnya, penyakit menular, pencemaran
lingkungan, dan sebagainya.

4. Psikologis
Perilaku seseorang/individu dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek psikologisnya.
Bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menimbulkan gejala sosial di masyarakat,
misalnya disorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat, dan lain-lain.
Dampak Gejala Sosial di Masyarakat
1.Dampak positif
Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat terbuka dan
mengimbangi perubahan sosial budaya yang ada. Maka, perubahan tersebut akan berdampak
positif dan memberikan kita manfaat. Hal ini dapat dilihat dengan kemajuan bidang
teknologi.Dalam bidang teknologi kita mengenal teknologi komunikasi, seperi telepon,
handphone, telegram, email, dan sebagainya.Dengan adanya alat komunikasi yang modern, kita
dapat melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.
2. Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan
culture shock. Ketaksanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa ke
arah perilaku menyimpang.

Contoh Gejala Sosial dalam Masyarakat


Kemiskinan merupakan contoh gejala sosial yang sering dijumpai di lingkungan masyarakat.
Kemskinan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kemiskinan absolut dan relatif.Kemiskinan
absolut yaitu individu atau kelompok orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum
hidupnya.Kemiskinan relatif yaitu individu atau kelompok orang yang mampu memenuhi
kebutuhan minimum hidupnya, akan tetapi dirinya masih merasa miskin jika dibandingkan
dengan orang lain atau kelompok lain.Kemiskinan bisa disebabkan ketakmampuan seseorang
dalam memenuhi kebutuhan primer. Namun, dalam sosiologi, satu di antara faktor penyebab
kemiskinan ialah lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi yang tidak berfungsi dengan
baik.Permasalahan ini dapat menyebar ke bidang lain seperti pendidikan, sosial, dan lain
sebagainya.Selain kemiskinan, contoh gejala sosial lainnya ialah kejahatan, perang,
kewirausahaan, dan persamaan gender.Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab
dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama memengaruhi praktik ekonomi.
Sedangkan kepentingan ekonomi menentukan teori politik.
2.Struktur sosial
Pengertian struktur sosial
Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, struktur sosial merupakan sebuah
konsep perumusan asas hubungan yang terjadi antar individu di dalam kehidupannya di tengah
masyarakat yang menjadi sebuah pedoman bagi tingkah laku seseorang.
Menurut Encyclopedia Britannica, pengertian struktur sosial dalam sudut pandang sosiologi
didefinisikan sebagai suatu pengaturan institusi yang unik dan juga stabil di mana setiap individu
di dalamnya saling berinteraksi satu sama lain dan hidup bersama membentuk lingkungan
masyarakat.
Struktur sosial juga dipandang sebagai salah satu ilmu yang ada dalam sosiologi, dimana
membahas mengenai hubungan internal yang dilembagakan oleh individu yang berada dalam
kelompok tersebut.
Terdapat pula pengertian struktur sosial menurut para ahli. Menurut George C. Homans, yang
mendefinisikan struktur sosial sebagai suatu pokok bahasan yang ada dalam ilmu sosiologi yang
terkait atau berhubungan dengan kepribadian dan perilaku sosial setiap orang yang ada dalam
kehidupannya setiap harinya untuk menyesuaikan diri dengan peraturan atau norma yang berlaku
di lingkungan tersebut.Berdasarkan pengertian mengenai struktur sosial di atas, secara umum
struktur sosial merupakan sebagai suatu pola hubungan sosial yang terbentuk antara individu
yang satu dengan individu lain yang membentuk suatu kelompok di dalam suatu lingkungan
masyarakat.Untuk dapat lebih memahami struktur sosial, buku Struktur Sosial dan Sistem Politik
Batak Toba Hingga 1945 yang menjabarkan mengenai kehidupan dan pergaulan sosial orang
Batak Toba dapat kamu pelajari.

Jenis Struktur Sosial


Struktur sosial juga bisa dibedakan berdasarkan jenisnya, berikut lima jenis struktur sosial yang
terbagi sebagai berikut:
1. Struktur Sosial Kaku dan Luwes
Struktur sosial jenis ini merupakan jenis dari struktur sosial yang memiliki pola susunan yang
memiliki kemungkinan untuk berubah sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
2. Struktur Sosial Formal dan Informal
Struktur formal merupakan jenis dari struktur sosial yang diakui oleh pihak yang bertanggung
jawab dan diatur berdasarkan hukum yang berlaku. Kemudian, struktur informal merupakan
jenis dari struktur sosial yang tidak diakui oleh pihak yang bertanggung jawab dan tidak diatur
oleh hukum, tetapi dalam kehidupan kelompok masyarakat struktur ini tetap digunakan.
3. Struktur Sosial Homogen dan Heterogen
Struktur homogen merupakan jenis dari struktur sosial yang unsur di dalamnya memiliki
pengaruh atau kedudukan yang sama terhadap dunia luar yang ada. Kemudian, struktur
heterogen merupakan jenis dari struktur sosial yang unsur di dalamnya memiliki pengaruh atau
kedudukan yang berbeda terhadap dunia luar yang ada.
4. Struktur Sosial Mekanis dan Statis
Struktur mekanis merupakan jenis dari struktur sosial yang menuntut adanya persamaan posisi
bagi seluruh anggota yang ada di dalam suatu kelompok agar fungsi yang ada dapat berjalan
dengan baik. Sedangkan, struktur status merupakan jenis dari struktur sosial yang dapat berjalan
dengan baik jika setiap anggota dalam sebuah kelompok telah terpenuhi terlebih dahulu.
5. Struktur Sosial Atas dan Bawah
Struktur atas merupakan jenis dari struktur sosial yang pada umumnya dikuasai atau dipegang
oleh pihak maupun golongan yang berwenang, pihak tersebut memegang kendali akan ekonomi,
politik, maupun sosial budaya dari struktur sosial yang ada. Kemudian, struktur bawah
merupakan jenis dari struktur sosial yang biasanya ditempati oleh pihak maupun golongan
masyarakat bawah yang memiliki taraf hidup lebih rendah.Pemahaman terkait struktur sosial
beserta ilmu sosial untuk menjelaskan fenomena yang ada di dalam masyarakat juga dapat kamu
temui pada buku Pengantar Ilmu Sosial karya Dadang Supardan.

Ciri-Ciri Struktur Sosial


Berdasarkan penjelasan yang ada di atas, kita dapat melihat bahwa struktur sosial memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Selalu berkembang dan dapat berubah, dimana seperti yang kita ketahui sendiri bahwa
seseorang yang berada dalam suatu tingkatan atau kelompok sosial tertentu dapat
mengalami perubahan baik itu naik maupun turun. Seperti yang terjadi pada kelas sosial
seseorang yang selalu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.Meliputi seluruh
kebudayaan dalam masyarakat, dalam menjalin suatu hubungan dengan individu lain
struktur sosial akan selalu ada, dimana seiring perkembangannya seorang individu akan
mencoba membuat hubungan dengan orang lain yang memiliki kebudayaan yang
berbeda.Membentuk suatu kelompok, dalam suatu lingkup masyarakat, terdapat individu
yang masing-masing memiliki perbedaannya, namun seringkali individu-individu yang
memiliki kesamaan atau ketertarikan yang sama akan membentuk suatu kelompok yang
menciptakan adanya struktur sosial.Terdapat dimensi vertikal maupun horizontal, dapat
kita ketahui berdasarkan penjelasan yang ada diatas bahwa struktur sosial terdiri dari
berbagai jenis, dimana adanya tingkatan yang tidak setara disebut dengan stratifikasi
sosial dan juga ada tingkatan yang setara yang disebut dengan diferensiasi sosial.
2. Meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat, dalam menjalin suatu hubungan dengan
individu lain struktur sosial akan selalu ada, dimana seiring perkembangannya seorang
individu akan mencoba membuat hubungan dengan orang lain yang memiliki kebudayaan
yang berbeda.
3. Membentuk suatu kelompok, dalam suatu lingkup masyarakat, terdapat individu yang
masing-masing memiliki perbedaannya, namun seringkali individu-individu yang
memiliki kesamaan atau ketertarikan yang sama akan membentuk suatu kelompok yang
menciptakan adanya struktur sosial.
4. Terdapat dimensi vertikal maupun horizontal, dapat kita ketahui berdasarkan penjelasan
yang ada diatas bahwa struktur sosial terdiri dari berbagai jenis, dimana adanya tingkatan
yang tidak setara disebut dengan stratifikasi sosial dan juga ada tingkatan yang setara
yang disebut dengan diferensiasi sosial.

Fungsi Struktur Sosial


Dengan semakin berkembangnya zaman, sangat penting adanya pembagian tugas yang jelas di
masyarakat. Fungsi struktur sosial dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Struktur sosial sebagai kontrol sosial bagi masyarakat, yang dimaksud adalah dengan
adanya struktur sosial yang jelas dan didalamnya terdapat norma maupun peraturan yang
jelas guna mengatur setiap individunya dapat menghindarkan resiko adanya perselisihan
maupun konflik antar tingkatan atau kelompok.
2. Struktur sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu yang ada di masyarakat
memiliki fungsi dan kelas yang berbeda satu sama lain, seperti yang kita ketahui bahwa
setiap individu memiliki keunikannya dan kelebihannya masing-masing, begitu pula
ketika menjadi bagian dari suatu kelompok.
Setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Di mana kekurangan
seseorang bisa jadi adalah kelebihan orang lain, di dalam struktur sosial tersebut mereka bisa
saling melengkapi dan bahu membahu untuk mencapai tujuan bersama.

Struktur Sosial – Dalam berinteraksi atau tergabung menjadi anggota atau suatu bagian dari
sebuah kelompok biasanya seseorang memiliki tujuan ataupun pembahasan yang sama antara
satu sama lain. Baik dalam ruang lingkup keluarga, teman, maupun hubungan yang lebih formal
seperti dalam pekerjaan dan masih banyak lagi.

Perbedaan yang ada tersebut membentuk struktur yang membangun struktur sosial yang ada di
masyarakat. Bagaimana setiap kelompok memiliki tujuan yang berbeda, baik berupa kelompok
atau komunitas hobi, kelompok atau komunitas pekerjaan kamu, dan masih banyak lagi.

Setiap perbedaan yang ada tersebut seringkali disebut dengan perbedaan sosial. Dimana,
perbedaan sosial yang ada baik secara vertikal maupun horizontal merupakan hal yang
membentuk struktur sosial yang ada di masyarakat. Berikut penjelasan mengenai struktur sosial.

Klasifikasi Struktur Sosial


Stratifikasi Sosial
a. Stratifikasi Sosial Tertutup
b. Stratifikasi Sosial Terbuka
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Diferensiasi Sosial
a. Ciri Fisik
b. Ciri Sosial
c. Ciri Budaya
Jenis Struktur Sosial
1. Struktur Sosial Kaku dan Luwes
2. Struktur Sosial Formal dan Informal
3. Struktur Sosial Homogen dan Heterogen
4. Struktur Sosial Mekanis dan Statis
5. Struktur Sosial Atas dan Bawah

Pengertian Struktur Sosial


Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, struktur sosial merupakan sebuah
konsep perumusan asas hubungan yang terjadi antar individu di dalam kehidupannya di tengah
masyarakat yang menjadi sebuah pedoman bagi tingkah laku seseorang.
Menurut Encyclopedia Britannica, pengertian struktur sosial dalam sudut pandang
sosiologi didefinisikan sebagai suatu pengaturan institusi yang unik dan juga stabil di mana
setiap individu di dalamnya saling berinteraksi satu sama lain dan hidup bersama membentuk
lingkungan masyarakat.
Struktur sosial juga dipandang sebagai salah satu ilmu yang ada dalam sosiologi, dimana
membahas mengenai hubungan internal yang dilembagakan oleh individu yang berada dalam
kelompok tersebut.
Terdapat pula pengertian struktur sosial menurut para ahli. Menurut George C. Homans,
yang mendefinisikan struktur sosial sebagai suatu pokok bahasan yang ada dalam ilmu sosiologi
yang terkait atau berhubungan dengan kepribadian dan perilaku sosial setiap orang yang ada
dalam kehidupannya setiap harinya untuk menyesuaikan diri dengan peraturan atau norma yang
berlaku di lingkungan tersebut.
Berdasarkan pengertian mengenai struktur sosial di atas, secara umum struktur sosial
merupakan sebagai suatu pola hubungan sosial yang terbentuk antara individu yang satu dengan
individu lain yang membentuk suatu kelompok di dalam suatu lingkungan masyarakat.
Untuk dapat lebih memahami struktur sosial, buku Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak
Toba Hingga 1945 yang menjabarkan mengenai kehidupan dan pergaulan sosial orang Batak
Toba dapat kamu pelajari.
Klasifikasi Struktur Sosial
Struktur sosial dibagi menjadi dua kategori berdasarkan klasifikasinya yang diciptakan oleh para
ahli sosiologi untuk lebih memahami mengenai pembagian dan jenis dari struktur sosial yang
ada. Dua kategori tersebut dibedakan berdasarkan sudut pandang tertentu yang ada, yaitu
Stratifikasi Sosial dan Diferensiasi Sosial. Berikut penjelasannya.

Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial atau klasifikasi sosial yang memiliki perbedaan tingkatan secara vertikal
merupakan bentuk struktur sosial pada masyarakat yang pada setiap tingkatannya memiliki nilai
yang berbeda antara satu tingkatan dengan tingkatan lainnya.
Dalam stratifikasi sosial dapat dibagi lagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu stratifikasi sosial
tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan yang terakhir stratifikasi sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup
merupakan stratifikasi sosial yang menggambarkan bahwa tidak memungkinkan bagi individu
maupun kelompok yang berada dalam tingkatan tertentu untuk terjadi mobilitas sosial atau yang
dimaksud dengan terjadinya perpindahan posisi dari satu tingkatan ke tingkatan lain. Contoh dari
stratifikasi sosial tertutup ini adalah sistem kasta yang ada pada masyarakat Bali di Indonesia.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka
merupakan stratifikasi sosial yang menggambarkan bahwa sangat memungkinkan bagi individu
maupun kelompok yang berada dalam tingkatan tertentu untuk terjadi mobilitas sosial atau yang
dimaksud dengan terjadinya perpindahan posisi dari satu tingkatan ke tingkatan lain baik
meningkat maupun menurun.
Contoh dari stratifikasi sosial terbuka ini adalah ketika seseorang yang tadinya merupakan buruh
pekerja yang kemudian membuka usaha dan sukses sehingga menjadi pengusaha besar, ataupun
sebaliknya ketika seorang pengusaha besar yang mengalami kerugian sehingga bangkrut.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
merupakan stratifikasi sosial yang terjadi ketika adanya penggabungan antara stratifikasi sosial
terbuka dengan stratifikasi sosial tertutup.
Contoh dari stratifikasi sosial campuran ini dapat kita lihat salah satu contoh kasusnya adalah
masyarakat Hindu Bali, dimana seperti yang kita tahu bahwa adanya sistem kasta di dalam
masyarakat Hindu Bali yang tidak dapat diubah.
Namun, jika seseorang dari kasta rendah berpindah ke ibu kota dan menjadi pengusaha sukses
atau memiliki prestasi pendidikan maupun ekonomi maka tingkatan sosialnya juga akan naik,
namun dia tidak bisa mengubah kasta yang sudah ditentukan.

Diferensiasi Sosial
Diferensiasi Sosial atau klasifikasi sosial yang memiliki perbedaan tingkatan horizontal
merupakan bentuk struktur sosial pada masyarakat yang memiliki nilai yang sama atau setara
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Beberapa contoh dari diferensiasi sosial adalah
diferensiasi ras maupun etnisitas, diferensiasi agama, diferensiasi suku, dan masih banyak lagi.

Soerjono Soekanto yang merupakan Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Fakultas
Hukum Universitas Indonesia menyatakan bahwa diferensiasi sosial merupakan variasi dari
pekerjaan, prestise, serta kekuasaan sebuah kelompok dalam lingkungan masyarakat yang
berkaitan dengan interaksi ataupun akibat umum yang terjadi karena adanya proses interaksi
sosial.

Diferensiasi sosial berdasarkan ciri-cirinya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu ciri fisik, ciri
sosial, dan ciri budaya yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan bentuk fisik antara individu
dengan individu yang lain dalam suatu lingkup masyarakat. Contoh dari ciri fisik ini adalah,
bentuk mata, warna, maupun rambut.

b. Ciri Sosial
merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan status sosial yang dimiliki
seseorang. Contoh dari ciri sosial ini adalah jabatan, profesi, maupun kekuasaan yang dimiliki
seseorang.
c. Ciri Budaya
merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan budaya antar individu.
Contoh dari ciri budaya adalah perbedaan agama, suku, ras, bahasa, kepercayaan, adat istiadat,
maupun norma atau nilai yang dipegang oleh seseorang. Penjelasan lebih lanjut juga dapat kamu
temukan pada buku Agama & Pembentukan Struktur Sosial dibawah ini.

AGAMA DAN PEMBENTUKAN STRUKTUR SOSIAL: Pertautan Agama, Budaya, dan


Tradisi Sosial

Jenis Struktur Sosial


Struktur sosial juga bisa dibedakan berdasarkan jenisnya, berikut lima jenis struktur sosial yang
terbagi sebagai berikut:
1. Struktur Sosial Kaku dan Luwes
Struktur sosial jenis ini merupakan jenis dari struktur sosial yang memiliki pola susunan yang
memiliki kemungkinan untuk berubah sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
2. Struktur Sosial Formal dan Informal
Struktur formal merupakan jenis dari struktur sosial yang diakui oleh pihak yang bertanggung
jawab dan diatur berdasarkan hukum yang berlaku. Kemudian, struktur informal merupakan
jenis dari struktur sosial yang tidak diakui oleh pihak yang bertanggung jawab dan tidak diatur
oleh hukum, tetapi dalam kehidupan kelompok masyarakat struktur ini tetap digunakan.
3. Struktur Sosial Homogen dan Heterogen
Struktur homogen merupakan jenis dari struktur sosial yang unsur di dalamnya memiliki
pengaruh atau kedudukan yang sama terhadap dunia luar yang ada. Kemudian, struktur
heterogen merupakan jenis dari struktur sosial yang unsur di dalamnya memiliki pengaruh atau
kedudukan yang berbeda terhadap dunia luar yang ada.
4. Struktur Sosial Mekanis dan Statis
Struktur mekanis merupakan jenis dari struktur sosial yang menuntut adanya persamaan posisi
bagi seluruh anggota yang ada di dalam suatu kelompok agar fungsi yang ada dapat berjalan
dengan baik. Sedangkan, struktur status merupakan jenis dari struktur sosial yang dapat berjalan
dengan baik jika setiap anggota dalam sebuah kelompok telah terpenuhi terlebih dahulu.
5. Struktur Sosial Atas dan Bawah
Struktur atas merupakan jenis dari struktur sosial yang pada umumnya dikuasai atau dipegang
oleh pihak maupun golongan yang berwenang, pihak tersebut memegang kendali akan ekonomi,
politik, maupun sosial budaya dari struktur sosial yang ada. Kemudian, struktur bawah
merupakan jenis dari struktur sosial yang biasanya ditempati oleh pihak maupun golongan
masyarakat bawah yang memiliki taraf hidup lebih rendah.

Pemahaman terkait struktur sosial beserta ilmu sosial untuk menjelaskan fenomena yang ada di
dalam masyarakat juga dapat kamu temui pada buku Pengantar Ilmu Sosial karya Dadang
Supardan.

Ciri-Ciri Struktur Sosial


Berdasarkan penjelasan yang ada di atas, kita dapat melihat bahwa struktur sosial memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Selalu berkembang dan dapat berubah, dimana seperti yang kita ketahui sendiri bahwa
seseorang yang berada dalam suatu tingkatan atau kelompok sosial tertentu dapat
mengalami perubahan baik itu naik maupun turun. Seperti yang terjadi pada kelas sosial
seseorang yang selalu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu.
2. Meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat, dalam menjalin suatu hubungan dengan
individu lain struktur sosial akan selalu ada, dimana seiring perkembangannya seorang
individu akan mencoba membuat hubungan dengan orang lain yang memiliki kebudayaan
yang berbeda.
3. Membentuk suatu kelompok, dalam suatu lingkup masyarakat, terdapat individu yang
masing-masing memiliki perbedaannya, namun seringkali individu-individu yang
memiliki kesamaan atau ketertarikan yang sama akan membentuk suatu kelompok yang
menciptakan adanya struktur sosial.
4. Terdapat dimensi vertikal maupun horizontal, dapat kita ketahui berdasarkan penjelasan
yang ada diatas bahwa struktur sosial terdiri dari berbagai jenis, dimana adanya tingkatan
yang tidak setara disebut dengan stratifikasi sosial dan juga ada tingkatan yang setara
yang disebut dengan diferensiasi sosial.
Fungsi Struktur Sosial
Dengan semakin berkembangnya zaman, sangat penting adanya pembagian tugas yang jelas di
masyarakat. Fungsi struktur sosial dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Struktur sosial sebagai kontrol sosial bagi masyarakat, yang dimaksud adalah dengan
adanya struktur sosial yang jelas dan didalamnya terdapat norma maupun peraturan yang
jelas guna mengatur setiap individunya dapat menghindarkan resiko adanya perselisihan
maupun konflik antar tingkatan atau kelompok.
2. Struktur sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu yang ada di masyarakat
memiliki fungsi dan kelas yang berbeda satu sama lain, seperti yang kita ketahui bahwa
setiap individu memiliki keunikannya dan kelebihannya masing-masing, begitu pula
ketika menjadi bagian dari suatu kelompok.
Setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Di mana kekurangan
seseorang bisa jadi adalah kelebihan orang lain, di dalam struktur sosial tersebut mereka bisa
saling melengkapi dan bahu membahu untuk mencapai tujuan bersama.

Unsur-Unsur Struktur Sosial


Menurut salah satu ahli sosiologi dari Amerika yaitu Charles P. Loomis, mengutarakan bahwa
setidaknya ada sepuluh unsur penting dalam struktur sosial yang ada sebagai berikut:
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya keyakinan maupun pengetahuan bagi
seluruh anggota yang ada di dalamnya. Hal tersebut dapat berfungsi sebagai alat untuk
menganalisis akan suatu masalah untuk mengambil tindakan dari anggota struktur sosial
tersebut.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya perasaan kepedulian atau solidaritas antar
anggota kelompok. Dengan adanya rasa kepedulian satu sama lain, maka tidak adanya
pikiran negatif antara satu individu dengan individu lainnya dalam struktur sosial
tersebut.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya tujuan yang sama serta cita-cita bersama
yang ingin dicapai dalam sebuah kelompok. Dengan begitu, setiap anggota kelompok
akan berusaha menjalankan tugasnya masing-masing untuk mencapai tujuan akhir
bersama.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya nilai maupun aturan atau norma sosial yang
dapat dijadikan sebuah patokan dan pedoman bagi anggota untuk bertindak atau
bertingkah laku yang ada di dalam kelompok tersebut.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya kedudukan maupun peran yang diberikan
kepada seseorang untuk membantu mengarahkan serta mengawasi pola tindakan maupun
perilaku anggota yang ada di dalam kelompok tersebut.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya sebuah sistem berupa sanksi yang dapat
digunakan ketika seorang anggota kelompok melanggar norma atau aturan yang telah
dibuat sehingga keadilan dan kedamaian dalam kelompok masyarakat tersebut tetap
terjaga.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya sebuah sistem ketegangan, sistem konflik,
dan juga sistem penyimpangan yang disertai dengan adanya perbedaan setiap anggota
kelompok baik dalam kemampuan maupun persepsi akan memecahkan suatu masalah.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya sebuah sarana maupun alat perlengkapan
sistem sosial yang dapat digunakan. Sarana maupun alat perlengkapan tersebut dapat
berbentuk lembaga maupun pranata sosial.
 Dalam sebuah struktur sosial penting adanya orang yang mampu memegang kekuasaan,
dimana sebagai kepala dari sebuah kelompok mampu mengarahkan dan memerintah
anggota di dalam kelompoknya sehingga tujuan yang ingin dicapai akan lebih terarah dan
termonitor.
 Terakhir, dalam sebuah struktur sosial penting adanya tingkatan yang ditentukan
berdasarkan peran maupun status yang dimainkan setiap anggota kelompoknya, sehingga
terlihat dengan jelas siapa yang memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam
kelompok tersebut.

3.Stravikasi sosial
Stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat dalam kelas yang dapat disusun secara
bertingkat. Stratifikasi sosial dapat disebut pula sebagai lapisan antar masyarakat.Seperti yang
Grameds ketahui, bahwa dalam kehidupan masyarakat yang beragam ada perbedaan antar satu
individu dengan lainnya atau dengan kelompok lain dan hal tersebut sangatlah wajar
terjadi.Keberagaman dalam masyarakat adalah sebuah fenomena sosial yang sifatnya horizontal
dan vertikal. Perbedaan antara anggota masyarakat dalam ilmu sosiologi dikenal sebagai
stratifikasi sosial. Stratifikasi inilah yang akhirnya mengelompokan setiap individu dan
kelompok yang memiliki perbedaan tersebut.
Stratifikasi sosial secara umum adalah pengelompokan anggota masyarakat dengan cara
bertingkat maupun vertikal. Stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang artinya adalah
lapisan dan sosial yang artinya adalah masyarakat.Apabila kedua kata tersebut digabungkan,
maka stratifikasi sosial juga dapat diartikan sebagai lapisan masyarakat. Sehingga, maknanya
secara umum adalah penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas yang telah disusun secara
bertingkat.Pengelompokan atau penggolongan kelas masyarakat tersebut sifatnya adalah hierarki
vertikal yang akibatnya adalah memunculkan istilah kelas sosial atas atau upper class. Tingkatan
kelas sosial tersebut terbentuk karena adanya suatu hal yang dihargai di tengah
masyarakat.Menurut Gaetano Mosca yaitu seorang sosiolog asal Italia, pengelompokan
masyarakat tersebut berkaitan dengan konsep kekuasaan yaitu ada sekelompok masyarakat yang
memang lebih berkuasa apabila dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lainnya.Selain
soal kekuasaan, stratifikasi sosial terbentuk karena berkaitan pula dengan konsep status sosial.
Konsep status sosial tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang antropolog asal Amerika
Serikat bernama Ralph Linton.Adapula konsep status sosial yang dikemukakan oleh Linton
adalah status utama atau master status, status yang diraih atau achieved status dan status yang
diperoleh atau ascribed status. Perbedaan status sosial yang ada di masyarakat kemudian turut
membentuk stratifikasi sosial.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjelaskan bahwa merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat dalam kelas secara
bertingkat atas dasar kekuasaan, prestise maupun hak istimewa.
Agar lebih jelas, berikut pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli.
1. Indera Ratna Irawati
Dalam buku berjudul ‘Stratifikasi dan Mobilitas Sosial’ yang ditulis oleh Indera Ratna Irawati,
merupakan pembedaan posisi sosial individu dalam masyarakat.Stratifikasi sosial dapat diartikan
pula sebagai pengelompokan masyarakat secara budaya, sosial, ekonomi maupun politik dalam
lapisan yang jenjang. Dasar pembeda antara satu posisi sosial dengan posisi lainnya adalah
perbedaan status sosial, kekayaan, ekonomi, pekerjaan, kekuasaan dan lainnya.
2. Pitirim Sorokin
Menurut bukunya yang berjudul ‘Social Stratification’, merupakan perbedaan penduduk atau
masyarakat dalam lapisan kelas secara hierarkis atau bertingkat. Sistem lapisan dalam
masyarakat tersebut menjadi ciri yang tetap serta umum dalam masyarakat yang hidup secara
teratur.
3. Robert M.Z. Lawang
Menurut Robert M.Z Lawang merupakan penggolongan orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu pada lapisan hierarkis sesuai dengan privilege, prestise serta dimensi kekuasaan.
4. Astrid S. Susanto
Astrid S. Susanto menjelaskan bahwa stratifikasi sosial merupakan hasil dari kebiasaan
hubungan antara manusia dengan teratur serta tersusun, sehingga setiap orang memiliki situasi
untuk menentukan hubungan dengan manusia atau individu lainnya baik secara vertikal maupun
horizontal.
5. D. Hendropuspito
Pengertian menurut Hendropuspito adalah tatanan vertikal di berbagai lapisan sosial sesuai
dengan tinggi rendahnya kedudukan seseorang. Sehingga, stratifikasi sosial adalah bentuk
pengelompokan masyarakat sesuai dengan lapisan sosialnya. Lalu pengelompokan tersebut
membentuk kelas-kelas sosial yang menunjukan kelompok paling berkuasa serta kelompok
paling lemah.
6. Cole, Nicki Lisa, Ph.D
Stratifikasi sosial dijelaskan oleh Nicki Lisa sebagai pendekatan titik temu. Pendekatan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti heteroseksisme, seksisme, dan rasisme.
Stratifikasi sosial atau pengelompokan masyarakat sesuai dengan kelas sosialnya bukanlah suatu
tindakan diskriminatif. Sebab stratifikasi sosial dinilai dibutuhkan oleh masyarakat, karena
memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut penjelasan fungsi-fungsi dari stratifikasi sosial.


1. Distribusi hak istimewa yang sifatnya objektif
Fungsi yang pertama merupakan distribusi terhadap hak-hak istimewa yang sifatnya objektif.
Maksud dari distribusi hak istimewa yang objektif termasuk dalam menentukan tingkat
kekayaan, penghasilan, keselamatan serta kewenangan pada jabatan maupun kedudukan
seseorang.
2. Menentukan prestise serta penghargaan
Menentukan prestise serta penghargaan seorang individu di tengah masyarakat, maksudnya
adalah sistem tingkatan strata sosial ini bersangkutan pada prestise serta penghargaan seorang
individu.Dalam hal ini, penghargaan pada seorang individu yang menduduki serta melaksanakan
tugasnya dapat dipandang sebagai insentif yang menarik mereka untuk dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.Contohnya ketika ada seseorang yang memiliki keturunan keluarga
kerajaan atau keraton, maka orang tersebut berhak untuk mendapatkan gelar kebangsawanan
sebagai penghargaan maupun prestise yang ia miliki.
3. Kriteria dari sistem pertentangan
Fungsi yang selanjutnya adalah sebagai kriteria dari sistem pertentangan. Kriteria sistem
pertentangan tersebut, dapat diperoleh dengan kualitas pribadi, kerabat tertentu, keanggotaan
kelompok, wewenang maupun kekuasaan.
4. Menentukan simbol status maupun kedudukan seseorang
Stratifikasi sosial berfungsi untuk menentukan simbol status maupun kedudukan seseorang.
Sebab, setiap strata sosial ditandai dengan pangkat maupun simbol yang menunjukan
kedudukannya, peran khusus serta standar dari tingkah laku seseorang dalam
kehidupannya.Contohnya adalah tingkah laku dan cara berpakaian setiap individu yang berasal
dari strata sosial yang berbeda, maka cara berpakaiannya pun berbeda. Sebab, tingkah laku dan
cara berpakaian seseorang yang berasal dari kalangan borjuis pasti akan berbeda dengan
masyarakat dengan tingkat sosial yang lain.Tingkat mudah maupun tidaknya bertukar kedudukan
Stratifikasi sosial juga berfungsi untuk menentukan tingkat mudah maupun tidaknya seseorang
yang bertukar kedudukan dalam struktur sosial. Dengan adanya stratifikasi sosial, maka akan
membuat masyarakat dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk berpindah strata
dalam stratifikasi sosial.
5. Alat solidaritas antar individu atau antar kelompok
Fungsi keenam dari stratifikasi sosial adalah sebagai pemersatu bangsa yang dapat
mengkoordinasikan serta mengharmonisasikan setiap unit yang ada dalam struktur sosial
tersebut.
Faktor-faktor Terbentuknya Stratifikasi Sosial
Pada umumnya, stratifikasi sosial terbentuk melalui dua cara yaitu secara ilmiah dengan selaras
melalui pertumbuhan masyarakat serta dengan disengaja atau direncanakan oleh manusia. Akan
tetapi, dasar-dasar yang menjadi faktor dari terbentuknya stratifikasi sosial ada empat faktor.
Berikut penjelasannya.
1. Kekuasaan
Faktor pertama adalah karena kekuasaan. Seorang individu maupun sekelompok masyarakat
yang memiliki kewenangan besar atau kekuasaan akan berada pada tingkat lapisan atas serta
bawah. Kekuasaan ini terbentuk sebab ada faktor yang mendorong lingkungan sosial untuk
menciptakan serta mempertahankannya.Adanya kewenangan dan kekuasaan ini untuk mengukur
kepemilikan kekuatan seseorang dalam mengatur sekaligus menguasai sumber produksi atau
pemerintahan. Orang yang memiliki kekuasaan maupun kewenangan paling besar lah yang akan
menempati lapisan paling atas dalam masyarakat.Dasar dari pembentukan stratifikasi sosial juga
berkaitan dengan kekayaan seseorang. Sebab, orang kaya cenderung bisa menguasai orang lain
yang masuk dalam kategori tidak kaya dalam masyarakat. Di sisi lain, kekuasaan serta
kewenangan seseorang juga akan mendatangkan kekayaan.
2. Kekayaan
Faktor lain yang membentuk adalah kekayaan. Sebab orang yang memiliki kekayaan atau
memiliki penghasilan tinggi akan menduduki lapisan teratas dalam masyarakat.Kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang tersebut bisa mempengaruhi gaya hidup, jenis makanan yang
dikonsumsi, cara berpakaian, transportasi pribadi hingga kepemilikan atas barang
mewah.Kekayaan seseorang dapat diukur dari kepemilikan harta benda yang terlihat dari jumlah
materilnya. Kekayaan tersebut yang akhirnya menentukan kedudukan seseorang dalam
masyarakat. Karena, orang yang memiliki kekayaan paling banyak akan masuk dalam kelompok
masyarakat terbatas.Sementara itu, orang yang tidak memiliki kekayaan atau jumlah
kekayaannya paling rendah, maka ia akan berada dalam lapisan sosial masyarakat paling rendah
pula. Seseorang dapat melihat kekayaan orang lain dari tempat tinggalnya, cara berpakaian,
benda yang ia miliki, kebiasaanya dalam berbelanja maupun berbagi dengan orang lain.
3. Kehormatan
Kehormatan yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya diukur dari kekayaan yang dimiliki atau
kekuasaannya. Kehormatan seseorang juga diukur dari cara pandang masyarakat terhadap orang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Cara lain untuk mengukur kehormatan seseorang adalah
dari gelar kebangsawanan yang dimiliki. Orang yang paling disegani atau dihormati di kalangan
masyarakat akan menempati lapisan sosial paling atas.Ukuran kehormatan seseorang akan sangat
terasa pada kehidupan masyarakat tradisional. Sebab, orang yang paling dihormati biasanya akan
memberikan banyak jasanya pada masyarakat, orangtua atau orang yang memiliki perilaku dan
budi yang luhur.Dalam masyarakat tradisional, seorang individu yang paling dihormati biasa
disebut sebagai tetua adat. Orang tersebut adalah seorang pemimpin di masyarakat yang pernah
memiliki jasa besar pada masyarakat di masa lalunya.
4.Ilmu Pengetahuan
Faktor terakhir adalah karena ilmu pengetahuan. Maksudnya, orang yang memiliki tingkat
pendidikan paling tinggi maka ia dapat menempati lapisan sosial paling atas dalam
masyarakat.Namun, tingkat pendidikan seseorang sebagai salah satu faktor pembentuk
stratifikasi sosial sering kali menjadi polemik yang akhirnya memberikan dampak negatif. Oleh
sebab itu, orang-orang memandang tingginya tingkat pendidikan seseorang dari mutu ilmu
pengetahuan yang ia miliki, tetapi hanya dari gelar akademiknya saja.Hal inilah yang akhirnya
membuat banyak orang berusaha untuk mendapatkan gelar akademik setinggi-tingginya atau
ijazah dengan berbagai cara, meskipun dengan cara yang tidak terpuji atau tidak mementingkan
ilmu pengetahuan yang didapatkan.Karena hal inilah, ilmu pengetahuan untuk membentuk
stratifikasi sosial sering kali digunakan sebagai acuan bagi masyarakat yang sangat menghargai
ilmu pengetahuan. Orang yang paling banyak menguasai ilmu pengetahuan, maka ia akan berada
dalam lapisan sosial teratas dalam masyarakat.

Sifat Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial dibagi menjadi tiga macam yang setiap macamnya memiliki sifat berbeda-
beda. Setiap bentuk dari stratifikasi akan menentukan kebebasan setiap individu atau anggota
masyarakat dalam strata sosial.
1. Stratifikasi sosial terbuka
Sifat terbuka dalam bentuk stratifikasi yang memiliki sifat dinamis dengan mobilitas yang cukup
besar. Dalam hal ini, setiap anggota masyarakat dapat berpindah-pindah dengan bebas dalam
strata sosial, baik horizontal maupun vertikal.Meskipun mobilitas yang dibutuhkan harus melalui
sebuah perjuangan yang berat, akan tetapi kemungkinan seorang individu untuk berpindah strata
sosial tetap selalu ada. Contohnya ketika ada seorang individu yang dahulu bekerja hanya
sebagai staf kantor biasa di kantornya, kemudian ia mendapatkan kesempatan promosi jabatan
sebagai manajer atau pemimpin di kantor cabangnya.Contoh lainnya dari stratifikasi terbuka
adalah seorang anak yang bapaknya bekerja sebagai tukang becak. Anak tersebut dengan gigih
berusaha menempuh pendidikan di perguruan tinggi, kemudian karena kecerdasan dan
kemampuannya ia mendapatkan beasiswa hingga menjadi lulusan terbaik.Lalu ia bekerja di salah
satu pekerjaan ternama. Pencapaian dari sang anak tersebut termasuk salah satu faktor dari
terbentuknya stratifikasi sosial, sebab ia mulanya berasal dari lapisan rendah, kemudian karena
berusaha ia berhasil menuju ke lapisan menengah atau teratas. Tidak hanya itu saja, ia juga
mengangkat derajat dari orang tuanya.Kegigihan seseorang termasuk menjadi faktor dari
terbentuknya stratifikasi sosial dan penentu seseorang bisa berpindah lapisan atau tingkatan kelas
dari terbawah menjadi teratas.
2. Stratifikasi sosial tertutup
Bentuk kedua adalah stratifikasi tertutup yang sifatnya diskriminatif. Karena bentuk kedua
stratifikasi ini sulit untuk melakukan mobilitas vertikal. Sebab, setiap anggota dari strata sosial
hanya akan melakukan mobilitas horizontal saja.Contohnya seperti sistem kasta yang ada pada
agama Hindu. Sistem kasta tersebut mengelompokan anggota masyarakat menjadi empat kasta
yaitu Ksatria, Brahmana, Waisya dan Sudra. Menurut sistem kasta tersebut, seseorang akan
kesulitan apabila ingin berpindah kelas, karena kasta diperoleh dari garis keturunan
seseorang.Contoh lainnya adalah sistem kasta yang menentukan hak waris seseorang. Seperti
sistem kasta pada kerajaan Inggris atau kerajaan lain di Eropa. Seseorang yang menjadi
keturunan raja ataupun ratu maka sudah pasti mendapatkan warisan atau dapat meneruskan tahta
dari sang raja maupun ratu.
3. Stratifikasi sosial campuran
Bentuk ketiga dari stratifikasi sosial adalah gabungan atau campuran antara stratifikasi tertutup
dengan terbuka. Sehingga bentuk stratifikasi ini memiliki sifat yang mirip dengan kedua bentuk
stratifikasi lain.Seorang individu dapat berpindah ke lapisan atau tingkat sosial yang lain dengan
cara pindah ke daerah yang lapisan sosialnya memiliki sifat terbuka. Contohnya ketika ada
seorang individu yang memiliki kasta sudra, maka ia bisa berpindah ke daerah yang
masyarakatnya tidak mengenal atau menganut sistem kasta.Contoh lain dari sifat campuran
adalah sistem kasta di Bali yang membuat masyarakat setempat sulit berpindah kedudukan. Akan
tetapi, stratifikasi ini membuat orang yang memiliki kasta paling tinggi di Bali lebih memiliki
kebebasank berpindah kasta di daerah tersebut, akan tetapi mereka tetap bisa berpindah
kedudukan dengan berpindah ke wilayah lain.untuk berubah. Meskipun masyarakat Bali akan
kesulitan.
Stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat dalam kelas yang dapat disusun secara
bertingkat. Stratifikasi sosial dapat disebut pula sebagai lapisan antar masyarakat.Seperti yang
Grameds ketahui, bahwa dalam kehidupan masyarakat yang beragam ada perbedaan antar satu
individu dengan lainnya atau dengan kelompok lain dan hal tersebut sangatlah wajar
terjadi.Keberagaman dalam masyarakat adalah sebuah fenomena sosial yang sifatnya horizontal
dan vertikal. Perbedaan antara anggota masyarakat dalam ilmu sosiologi dikenal sebagai
stratifikasi sosial. Stratifikasi inilah yang akhirnya mengelompokan setiap individu dan
kelompok yang memiliki perbedaan tersebut.
Stratifikasi sosial secara umum adalah pengelompokan anggota masyarakat dengan cara
bertingkat maupun vertikal. Stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang artinya adalah
lapisan dan sosial yang artinya adalah masyarakat.Apabila kedua kata tersebut digabungkan,
maka stratifikasi sosial juga dapat diartikan sebagai lapisan masyarakat. Sehingga, maknanya
secara umum adalah penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas yang telah disusun secara
bertingkat.Pengelompokan atau penggolongan kelas masyarakat tersebut sifatnya adalah hierarki
vertikal yang akibatnya adalah memunculkan istilah kelas sosial atas atau upper class. Tingkatan
kelas sosial tersebut terbentuk karena adanya suatu hal yang dihargai di tengah
masyarakat.Menurut Gaetano Mosca yaitu seorang sosiolog asal Italia, pengelompokan
masyarakat tersebut berkaitan dengan konsep kekuasaan yaitu ada sekelompok masyarakat yang
memang lebih berkuasa apabila dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lainnya.Selain
soal kekuasaan, stratifikasi sosial terbentuk karena berkaitan pula dengan konsep status sosial.
Konsep status sosial tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang antropolog asal Amerika
Serikat bernama Ralph Linton.Adapula konsep status sosial yang dikemukakan oleh Linton
adalah status utama atau master status, status yang diraih atau achieved status dan status yang
diperoleh atau ascribed status. Perbedaan status sosial yang ada di masyarakat kemudian turut
membentuk stratifikasi sosial.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjelaskan bahwa merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat dalam kelas secara
bertingkat atas dasar kekuasaan, prestise maupun hak istimewa.

Agar lebih jelas, berikut pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli.
1. Indera Ratna Irawati
Dalam buku berjudul ‘Stratifikasi dan Mobilitas Sosial’ yang ditulis oleh Indera Ratna Irawati,
merupakan pembedaan posisi sosial individu dalam masyarakat.Stratifikasi sosial dapat diartikan
pula sebagai pengelompokan masyarakat secara budaya, sosial, ekonomi maupun politik dalam
lapisan yang jenjang. Dasar pembeda antara satu posisi sosial dengan posisi lainnya adalah
perbedaan status sosial, kekayaan, ekonomi, pekerjaan, kekuasaan dan lainnya.
2. Pitirim Sorokin
Menurut bukunya yang berjudul ‘Social Stratification’, merupakan perbedaan penduduk atau
masyarakat dalam lapisan kelas secara hierarkis atau bertingkat. Sistem lapisan dalam
masyarakat tersebut menjadi ciri yang tetap serta umum dalam masyarakat yang hidup secara
teratur.
3. Robert M.Z. Lawang
Menurut Robert M.Z Lawang merupakan penggolongan orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu pada lapisan hierarkis sesuai dengan privilege, prestise serta dimensi kekuasaan.
4. Astrid S. Susanto
Astrid S. Susanto menjelaskan bahwa stratifikasi sosial merupakan hasil dari kebiasaan
hubungan antara manusia dengan teratur serta tersusun, sehingga setiap orang memiliki situasi
untuk menentukan hubungan dengan manusia atau individu lainnya baik secara vertikal maupun
horizontal.
5. D. Hendropuspito
Pengertian menurut Hendropuspito adalah tatanan vertikal di berbagai lapisan sosial sesuai
dengan tinggi rendahnya kedudukan seseorang. Sehingga, stratifikasi sosial adalah bentuk
pengelompokan masyarakat sesuai dengan lapisan sosialnya. Lalu pengelompokan tersebut
membentuk kelas-kelas sosial yang menunjukan kelompok paling berkuasa serta kelompok
paling lemah.
6. Cole, Nicki Lisa, Ph.D
Stratifikasi sosial dijelaskan oleh Nicki Lisa sebagai pendekatan titik temu. Pendekatan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti heteroseksisme, seksisme, dan rasisme.
Stratifikasi sosial atau pengelompokan masyarakat sesuai dengan kelas sosialnya bukanlah suatu
tindakan diskriminatif. Sebab stratifikasi sosial dinilai dibutuhkan oleh masyarakat, karena
memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
fungsi-fungsi dari stratifikasi sosial.
1. Distribusi hak istimewa yang sifatnya objektif
Fungsi yang pertama merupakan distribusi terhadap hak-hak istimewa yang sifatnya objektif.
Maksud dari distribusi hak istimewa yang objektif termasuk dalam menentukan tingkat
kekayaan, penghasilan, keselamatan serta kewenangan pada jabatan maupun kedudukan
seseorang.
2. Menentukan prestise serta penghargaan
Menentukan prestise serta penghargaan seorang individu di tengah masyarakat, maksudnya
adalah sistem tingkatan strata sosial ini bersangkutan pada prestise serta penghargaan seorang
individu.Dalam hal ini, penghargaan pada seorang individu yang menduduki serta melaksanakan
tugasnya dapat dipandang sebagai insentif yang menarik mereka untuk dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.Contohnya ketika ada seseorang yang memiliki keturunan keluarga
kerajaan atau keraton, maka orang tersebut berhak untuk mendapatkan gelar kebangsawanan
sebagai penghargaan maupun prestise yang ia miliki.
3. Kriteria dari sistem pertentangan
Fungsi yang selanjutnya adalah sebagai kriteria dari sistem pertentangan. Kriteria sistem
pertentangan tersebut, dapat diperoleh dengan kualitas pribadi, kerabat tertentu, keanggotaan
kelompok, wewenang maupun kekuasaan.
4. Menentukan simbol status maupun kedudukan seseorang
Stratifikasi sosial berfungsi untuk menentukan simbol status maupun kedudukan seseorang.
Sebab, setiap strata sosial ditandai dengan pangkat maupun simbol yang menunjukan
kedudukannya, peran khusus serta standar dari tingkah laku seseorang dalam
kehidupannya.Contohnya adalah tingkah laku dan cara berpakaian setiap individu yang berasal
dari strata sosial yang berbeda, maka cara berpakaiannya pun berbeda. Sebab, tingkah laku dan
cara berpakaian seseorang yang berasal dari kalangan borjuis pasti akan berbeda dengan
masyarakat dengan tingkat sosial yang lain.Tingkat mudah maupun tidaknya bertukar
kedudukanStratifikasi sosial juga berfungsi untuk menentukan tingkat mudah maupun tidaknya
seseorang yang bertukar kedudukan dalam struktur sosial. Dengan adanya stratifikasi sosial,
maka akan membuat masyarakat dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk berpindah
strata dalam stratifikasi sosial.
5. Alat solidaritas antar individu atau antar kelompok
Fungsi keenam dari stratifikasi sosial adalah sebagai pemersatu bangsa yang dapat
mengkoordinasikan serta mengharmonisasikan setiap unit yang ada dalam struktur sosial
tersebut.
Faktor-faktor Terbentuknya Stratifikasi Sosial
Pada umumnya, stratifikasi sosial terbentuk melalui dua cara yaitu secara ilmiah dengan selaras
melalui pertumbuhan masyarakat serta dengan disengaja atau direncanakan oleh manusia. Akan
tetapi, dasar-dasar yang menjadi faktor dari terbentuknya stratifikasi sosial ada empat faktor.
Berikut penjelasannya.
1. Kekuasaan
Faktor pertama adalah karena kekuasaan. Seorang individu maupun sekelompok masyarakat
yang memiliki kewenangan besar atau kekuasaan akan berada pada tingkat lapisan atas serta
bawah. Kekuasaan ini terbentuk sebab ada faktor yang mendorong lingkungan sosial untuk
menciptakan serta mempertahankannya.Adanya kewenangan dan kekuasaan ini untuk mengukur
kepemilikan kekuatan seseorang dalam mengatur sekaligus menguasai sumber produksi atau
pemerintahan. Orang yang memiliki kekuasaan maupun kewenangan paling besar lah yang akan
menempati lapisan paling atas dalam masyarakat.Dasar dari pembentukan stratifikasi sosial juga
berkaitan dengan kekayaan seseorang. Sebab, orang kaya cenderung bisa menguasai orang lain
yang masuk dalam kategori tidak kaya dalam masyarakat. Di sisi lain, kekuasaan serta
kewenangan seseorang juga akan mendatangkan kekayaan.
2. Kekayaan
Faktor lain yang membentuk adalah kekayaan. Sebab orang yang memiliki kekayaan atau
memiliki penghasilan tinggi akan menduduki lapisan teratas dalam masyarakat.Kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang tersebut bisa mempengaruhi gaya hidup, jenis makanan yang
dikonsumsi, cara berpakaian, transportasi pribadi hingga kepemilikan atas barang
mewah.Kekayaan seseorang dapat diukur dari kepemilikan harta benda yang terlihat dari jumlah
materilnya. Kekayaan tersebut yang akhirnya menentukan kedudukan seseorang dalam
masyarakat. Karena, orang yang memiliki kekayaan paling banyak akan masuk dalam kelompok
masyarakat terbatas.Sementara itu, orang yang tidak memiliki kekayaan atau jumlah
kekayaannya paling rendah, maka ia akan berada dalam lapisan sosial masyarakat paling rendah
pula. Seseorang dapat melihat kekayaan orang lain dari tempat tinggalnya, cara berpakaian,
benda yang ia miliki, kebiasaanya dalam berbelanja maupun berbagi dengan orang lain.
3. Kehormatan
Kehormatan yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya diukur dari kekayaan yang dimiliki atau
kekuasaannya. Kehormatan seseorang juga diukur dari cara pandang masyarakat terhadap orang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Cara lain untuk mengukur kehormatan seseorang adalah
dari gelar kebangsawanan yang dimiliki. Orang yang paling disegani atau dihormati di kalangan
masyarakat akan menempati lapisan sosial paling atas.Ukuran kehormatan seseorang akan sangat
terasa pada kehidupan masyarakat tradisional. Sebab, orang yang paling dihormati biasanya akan
memberikan banyak jasanya pada masyarakat, orangtua atau orang yang memiliki perilaku dan
budi yang luhur.
Dalam masyarakat tradisional, seorang individu yang paling dihormati biasa disebut sebagai
tetua adat. Orang tersebut adalah seorang pemimpin di masyarakat yang pernah memiliki jasa
besar pada masyarakat di masa lalunya.
4.Ilmu Pengetahuan
Faktor terakhir adalah karena ilmu pengetahuan. Maksudnya, orang yang memiliki tingkat
pendidikan paling tinggi maka ia dapat menempati lapisan sosial paling atas dalam
masyarakat.namun, tingkat pendidikan seseorang sebagai salah satu faktor pembentuk stratifikasi
sosial sering kali menjadi polemik yang akhirnya memberikan dampak negatif. Oleh sebab itu,
orang-orang memandang tingginya tingkat pendidikan seseorang dari mutu ilmu pengetahuan
yang ia miliki, tetapi hanya dari gelar akademiknya saja.hal inilah yang akhirnya membuat
banyak orang berusaha untuk mendapatkan gelar akademik setinggi-tingginya atau ijazah dengan
berbagai cara, meskipun dengan cara yang tidak terpuji atau tidak mementingkan ilmu
pengetahuan yang didapatkan.karena hal inilah, ilmu pengetahuan untuk membentuk stratifikasi
sosial sering kali digunakan sebagai acuan bagi masyarakat yang sangat menghargai ilmu
pengetahuan. Orang yang paling banyak menguasai ilmu pengetahuan, maka ia akan berada
dalam lapisan sosial teratas dalam masyarakat.
Sifat Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dibagi menjadi tiga macam yang setiap macamnya memiliki sifat berbeda-
beda. Setiap bentuk dari stratifikasi akan menentukan kebebasan setiap individu atau anggota
masyarakat dalam strata sosial.
1. Stratifikasi sosial terbuka
Sifat terbuka dalam bentuk stratifikasi yang memiliki sifat dinamis dengan mobilitas yang cukup
besar. Dalam hal ini, setiap anggota masyarakat dapat berpindah-pindah dengan bebas dalam
strata sosial, baik horizontal maupun vertikal.Meskipun mobilitas yang dibutuhkan harus melalui
sebuah perjuangan yang berat, akan tetapi kemungkinan seorang individu untuk berpindah strata
sosial tetap selalu ada. Contohnya ketika ada seorang individu yang dahulu bekerja hanya
sebagai staf kantor biasa di kantornya, kemudian ia mendapatkan kesempatan promosi jabatan
sebagai manajer atau pemimpin di kantor cabangnya.Contoh lainnya dari stratifikasi terbuka
adalah seorang anak yang bapaknya bekerja sebagai tukang becak. Anak tersebut dengan gigih
berusaha menempuh pendidikan di perguruan tinggi, kemudian karena kecerdasan dan
kemampuannya ia mendapatkan beasiswa hingga menjadi lulusan terbaik.Lalu ia bekerja di salah
satu pekerjaan ternama. Pencapaian dari sang anak tersebut termasuk salah satu faktor dari
terbentuknya stratifikasi sosial, sebab ia mulanya berasal dari lapisan rendah, kemudian karena
berusaha ia berhasil menuju ke lapisan menengah atau teratas. Tidak hanya itu saja, ia juga
mengangkat derajat dari orang tuanya.Kegigihan seseorang termasuk menjadi faktor dari
terbentuknya stratifikasi sosial dan penentu seseorang bisa berpindah lapisan atau tingkatan kelas
dari terbawah menjadi teratas.
2. Stratifikasi sosial tertutup
Bentuk kedua adalah stratifikasi tertutup yang sifatnya diskriminatif. Karena bentuk kedua
stratifikasi ini sulit untuk melakukan mobilitas vertikal. Sebab, setiap anggota dari strata sosial
hanya akan melakukan mobilitas horizontal saja.Contohnya seperti sistem kasta yang ada pada
agama Hindu. Sistem kasta tersebut mengelompokan anggota masyarakat menjadi empat kasta
yaitu Ksatria, Brahmana, Waisya dan Sudra. Menurut sistem kasta tersebut, seseorang akan
kesulitan apabila ingin berpindah kelas, karena kasta diperoleh dari garis keturunan
seseorang.Contoh lainnya adalah sistem kasta yang menentukan hak waris seseorang. Seperti
sistem kasta pada kerajaan Inggris atau kerajaan lain di Eropa. Seseorang yang menjadi
keturunan raja ataupun ratu maka sudah pasti mendapatkan warisan atau dapat meneruskan tahta
dari sang raja maupun ratu.
3. Stratifikasi sosial campuran
Bentuk ketiga dari stratifikasi sosial adalah gabungan atau campuran antara stratifikasi tertutup
dengan terbuka. Sehingga bentuk stratifikasi ini memiliki sifat yang mirip dengan kedua bentuk
stratifikasi lain.Seorang individu dapat berpindah ke lapisan atau tingkat sosial yang lain dengan
cara pindah ke daerah yang lapisan sosialnya memiliki sifat terbuka. Contohnya ketika ada
seorang individu yang memiliki kasta sudra, maka ia bisa berpindah ke daerah yang
masyarakatnya tidak mengenal atau menganut sistem kasta.Contoh lain dari sifat campuran
adalah sistem kasta di Bali yang membuat masyarakat setempat sulit berpindah kedudukan. Akan
tetapi, stratifikasi ini membuat orang yang memiliki kasta paling tinggi di Bali lebih memiliki
kebebasan untuk berubah.Meskipun masyarakat Bali akan kesulitan untuk berpindah kasta di
daerah tersebut, akan tetapi mereka tetap bisa berpindah kedudukan dengan berpindah ke
wilayah lain.
Demikianlah penjelasan mengenai stratifikasi sosial. Apabila Grameds tertarik untuk mendalami
materi tentang stratifikasi sosial atau ingin belajar ilmu Sosiologi yang lain, maka Grameds dapat
menambah wawasan dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Gramedia selalu
menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi
4.diferensial sosial
Pengertian
Diferensiasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara horizontal, artinya
pembedaan ini masih memiliki derajat atau tingkatan yang sama. Sebagai contoh, pembedaan
masyarakat yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis suku bangsa, agama, pekerjaan, dan jenis
kelamin tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah antara satu dengan lainnya.Menurut
Soerjono Soekanto, hal ini merupakan bentuk dari variasi pekerjaan, prestise, dan kekuasaan
kelompok dalam masyarakat. Artinya, diferensiasi itu bisa menunjukkan keragaman yang
dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja di Indonesia, ada banyak keragaman yang sangat banyak
dan bisa menjadi potensi dalam pembangunan baik dari suku, adat-istiadat, bahasa, budaya,
agama, dan lain sebagainya. Sampai sini kita ketahui bahwa konsep ini lebih diartikan sebagai
keberagaman yang bersifat horizontal, bukan sebagai pembeda kelas yang bersifat vertikal.

Ciri-Ciri
Ciri-ciri diferensiasi sosial terbagi atas ciri fisik, ciri sosial, dan ciri budaya.
1. Ciri-ciri fisik
Ciri fisik berhubungan dengan sifat yang dibawa oleh ras seperti bentuk dan warna rambut,
postur tubuh, warna mata, dan lain sebagainya.
2. Ciri-ciri sosial
Ciri sosial berkaitan dengan fungsi individu dalam bermasyarakat. Kita semua pasti tahu bahwa
setiap individu dalam masyarakat memiliki tugas yang berbeda berkaitan dengan profesi,
pekerjaan, atau mata pencaharian.
3. Ciri-ciri budaya
Ciri budaya berhubungan dengan adat-istiadat maupun kebudayaan yang berkembang dalam
masyarakat. Di Indonesia ada banyak sistem budaya yang menjadi ciri khasnya masing0masing
seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa, Bali, Sunda, Madura, Batak, Dayak, dan lain
sebagainya.

Jenis-Jenis
Berdasarkan jenisnya, terbagi menjadi diferensiasi tingkatan (rank differentiation), diferensiasi
fungsional (functional differentiation), dan diferensiasi adat (custom differentiation).
Diferensiasi tingkatan terjadi pada penyaluran barang atau jasa yang dibutuhkan di suatu daerah.
Hal ini menyebabkan barang atau jasa tersebut memiliki perbedaan harga. Perbedaan harga
tersebut terjadi karena penyalurannya melalui berbagai tangan untuk sampai ditujuan.
Diferensiasi fungsional dapat dilihat di suatu lembaga sosial. Adanya pembagian kerja yang
berbeda-beda yang menyebabkan setiap orang harus melaksanakan kewajiban sesuai dengan
fungsinya.
Diferensiasi adat merupakan aturan atau norma yang mengikat di suatu masyarakat. Adanya
norma ini bertujuan untuk mengatur ketertiban masyarakat. Perbedaan-perbedaan sosial di
masyarakat bukan menjadi sebuah konflik, tapi akan memenuhi kedudukan yang ada sesuai
dengan hak masing-masing di masyarakat tersebut.
5.multikulturalisme
Istilah multikulturalisme identik dengan memaknai perbedaan. Pejabat politik dan pemerintahan
sering menggunakan istilah multikulturalisme untuk menggambarkan keanekaragaman bangsa
Indonesia.Dewasa ini, penggunaan istilah multikulturalisme tidak hanya terbatas pada pejabat
atau kalangan akademisi saja. Pelajar sekolah dasar sudah mulai dikenalkan dengan istilah
multikulturalisme.Multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak atau beragam
dan kultural yang berarti tentang budaya. Apa definisi dari multikulturalisme?
Definisi Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat
modern.Multikultural sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis
masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.Multikulturalisme mengisyaratkan pengakuan
terhadap realitas keragaman kultural yang mencakup keberagaman tradisional dan keberagaman
bentuk-bentuk kehidupan. atau subkultur.
Bagian dari keberagaman tradisional adalah suku, ras, dan agama. Sedangkan, keberagaman
bentuk-bentuk kehidupan adalah segala hal yang bekaitan dan bermunculan di detiap tahap
sejarah kehidupan masyarakat di luar keberagaman tradisional.Multikulturalisme menjadi
pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan
yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, kemajemukan
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.Sehingga, dapat dikatakan, masyarakat multikultural
adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas dan budaya dengan segala
kelebihannya.

Istilah multikulturalisme identik dengan memaknai perbedaan. Pejabat politik dan pemerintahan
sering menggunakan istilah multikulturalisme untuk menggambarkan keanekaragaman bangsa
Indonesia.
Dewasa ini, penggunaan istilah multikulturalisme tidak hanya terbatas pada pejabat atau
kalangan akademisi saja. Pelajar sekolah dasar sudah mulai dikenalkan dengan istilah
multikulturalisme.
Multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak atau beragam dan kultural yang
berarti tentang budaya. Apa definisi dari multikulturalisme?
Definisi Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern.
Multikultural sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang
berbeda dalam suatu negara.
Multikulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman kultural yang
mencakup keberagaman tradisional dan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan. atau subkultur.
Bagian dari keberagaman tradisional adalah suku, ras, dan agama. Sedangkan, keberagaman
bentuk-bentuk kehidupan adalah segala hal yang bekaitan dan bermunculan di detiap tahap
sejarah kehidupan masyarakat di luar keberagaman tradisional.
Multikulturalisme menjadi pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan,
pluralitas, kemajemukan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Sehingga, dapat dikatakan, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari
beberapa macam komunitas dan budaya dengan segala kelebihannya.

Jenis-jenis Multikulturalisme
 Multikulturalisme Isolasionis: Mengacu pada masyarakat di mana berbagai kelompok
kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya
minimal satu sama lain.
 Multikulturalisme Akomodatif: Masyarakat yang memiliki kultur dominan dan membuat
penyesuaian bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Kaum mayoritas memberikan
kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan
kebudayaan mereka.
 Multikulturalisme Otonomis: Masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kultural
utama berusaha mewujudkan kesetaraan dengan budaya dominan dan menginginkan
kehidupan otonom yang secara kolektif bisa diterima.
 Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif: Masyarakat plural di mana kelompok-
kelompok kultural tidak terlalu terfokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi
menciptakan penegasan perspektif khas mereka.
 Multikulturalisme Kosmopolitan: masyarakat plural yang menghapus batas-batas kultural
untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada
budaya tertentu

6.masyarakat multikulturalisme
Pengertian masyarakat multikultural
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, istilah masyarakat
multikultural terdiri dari tiga kata yaitu masyarakat, multi, dan kultural.
Masyarakat artinya adalah satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh perasaan bersama.Multi berarti
banyak atau beranekaragam. Sedangkan kultural berarti budaya.jadi, masyarakat multikultural
adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan.Akar dari
multikulturalisme adalah kebudayaan.
Banyaknya struktur kebudayaan ini disebabkan banyaknya suku bangsa yang mempunyai
struktur budaya sendiri, yang berbeda dengan budaya suku bangsa lain.Pada hakikatnya, konsep
masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak suku bangsa dan budaya
dengan beragam adat istiadat.
Dalam kerangka hidup bersama berdampingan satu sama lain yang sederajat dan saling
berinterseksi dalam suatu tatanan kesatuan sosial politik.Masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat multikultural. Ini dibuktikan dengan banyaknya suku dan kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai