Jala sosial-WPS Office
Jala sosial-WPS Office
Jala sosial-WPS Office
Gejala sosial
Pengertian Gejala Sosial
Gejala sosial adalah masalah sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkah laku
manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Gejala sosial termasuk fenomena yang ada di
masyarakat.
Gejala sosial diartikan sebagai sebuah peristiwa yang sering terjadi di lapisan masyarakat, baik
tradisional maupun modern. Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku
oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait.Munculnya fenomena sosial tersebut
berawal dari adanya perubahan sosial. Gejala sosial juga muncul dari berbagai masalah sosial,
baik yang berasal dari individu maupun kelompok.
Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang dibuat maupun dilakukan manusia dalam
lingkungan kehidupannya.
Itulah sedikit penjelasan tentang gejala sosial. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa memahami
macam-macam gejala sosial, faktor, dampak, hingga contohnya.
2. Budaya
Indonesia memiliki budaya yang beranekaragam sehingga kita harus saling menghormati budaya
lain. Adanya perbedaan jangan dijadikan sebagai alat pemecah persatuan, melainkan kita harus
bersyukur karena keanekaragaman tersebut dapat menambah kekhasan budaya
indonesia.Keanekaragaman budaya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi setiap negara juga
memiliki budaya dengan karakteristik yang berbeda-beda.Kita juga harus menghormati budaya
asing. Keanekaragaman budaya di sekitar kita juga dapat menimbulkan gejala sosial, misalnya
tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja, dan sebagainya.
3. Lingkungan alam
Karakteristik gejala sosial dalam bidang lingkungan alam menyangkut aspek kondisi kesehatan.
Seseorang yang terkena penyakit dapat menimbulkan gejala sosial di lingkungan
sekitarnya.Contoh gejala yang ditimbulkan seperti munculnya, penyakit menular, pencemaran
lingkungan, dan sebagainya.
4. Psikologis
Perilaku seseorang/individu dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek psikologisnya.
Bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menimbulkan gejala sosial di masyarakat,
misalnya disorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat, dan lain-lain.
Dampak Gejala Sosial di Masyarakat
1.Dampak positif
Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat terbuka dan
mengimbangi perubahan sosial budaya yang ada. Maka, perubahan tersebut akan berdampak
positif dan memberikan kita manfaat. Hal ini dapat dilihat dengan kemajuan bidang
teknologi.Dalam bidang teknologi kita mengenal teknologi komunikasi, seperi telepon,
handphone, telegram, email, dan sebagainya.Dengan adanya alat komunikasi yang modern, kita
dapat melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.
2. Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan
culture shock. Ketaksanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa ke
arah perilaku menyimpang.
Struktur Sosial – Dalam berinteraksi atau tergabung menjadi anggota atau suatu bagian dari
sebuah kelompok biasanya seseorang memiliki tujuan ataupun pembahasan yang sama antara
satu sama lain. Baik dalam ruang lingkup keluarga, teman, maupun hubungan yang lebih formal
seperti dalam pekerjaan dan masih banyak lagi.
Perbedaan yang ada tersebut membentuk struktur yang membangun struktur sosial yang ada di
masyarakat. Bagaimana setiap kelompok memiliki tujuan yang berbeda, baik berupa kelompok
atau komunitas hobi, kelompok atau komunitas pekerjaan kamu, dan masih banyak lagi.
Setiap perbedaan yang ada tersebut seringkali disebut dengan perbedaan sosial. Dimana,
perbedaan sosial yang ada baik secara vertikal maupun horizontal merupakan hal yang
membentuk struktur sosial yang ada di masyarakat. Berikut penjelasan mengenai struktur sosial.
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial atau klasifikasi sosial yang memiliki perbedaan tingkatan secara vertikal
merupakan bentuk struktur sosial pada masyarakat yang pada setiap tingkatannya memiliki nilai
yang berbeda antara satu tingkatan dengan tingkatan lainnya.
Dalam stratifikasi sosial dapat dibagi lagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu stratifikasi sosial
tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan yang terakhir stratifikasi sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup
merupakan stratifikasi sosial yang menggambarkan bahwa tidak memungkinkan bagi individu
maupun kelompok yang berada dalam tingkatan tertentu untuk terjadi mobilitas sosial atau yang
dimaksud dengan terjadinya perpindahan posisi dari satu tingkatan ke tingkatan lain. Contoh dari
stratifikasi sosial tertutup ini adalah sistem kasta yang ada pada masyarakat Bali di Indonesia.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka
merupakan stratifikasi sosial yang menggambarkan bahwa sangat memungkinkan bagi individu
maupun kelompok yang berada dalam tingkatan tertentu untuk terjadi mobilitas sosial atau yang
dimaksud dengan terjadinya perpindahan posisi dari satu tingkatan ke tingkatan lain baik
meningkat maupun menurun.
Contoh dari stratifikasi sosial terbuka ini adalah ketika seseorang yang tadinya merupakan buruh
pekerja yang kemudian membuka usaha dan sukses sehingga menjadi pengusaha besar, ataupun
sebaliknya ketika seorang pengusaha besar yang mengalami kerugian sehingga bangkrut.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
merupakan stratifikasi sosial yang terjadi ketika adanya penggabungan antara stratifikasi sosial
terbuka dengan stratifikasi sosial tertutup.
Contoh dari stratifikasi sosial campuran ini dapat kita lihat salah satu contoh kasusnya adalah
masyarakat Hindu Bali, dimana seperti yang kita tahu bahwa adanya sistem kasta di dalam
masyarakat Hindu Bali yang tidak dapat diubah.
Namun, jika seseorang dari kasta rendah berpindah ke ibu kota dan menjadi pengusaha sukses
atau memiliki prestasi pendidikan maupun ekonomi maka tingkatan sosialnya juga akan naik,
namun dia tidak bisa mengubah kasta yang sudah ditentukan.
Diferensiasi Sosial
Diferensiasi Sosial atau klasifikasi sosial yang memiliki perbedaan tingkatan horizontal
merupakan bentuk struktur sosial pada masyarakat yang memiliki nilai yang sama atau setara
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Beberapa contoh dari diferensiasi sosial adalah
diferensiasi ras maupun etnisitas, diferensiasi agama, diferensiasi suku, dan masih banyak lagi.
Soerjono Soekanto yang merupakan Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Fakultas
Hukum Universitas Indonesia menyatakan bahwa diferensiasi sosial merupakan variasi dari
pekerjaan, prestise, serta kekuasaan sebuah kelompok dalam lingkungan masyarakat yang
berkaitan dengan interaksi ataupun akibat umum yang terjadi karena adanya proses interaksi
sosial.
Diferensiasi sosial berdasarkan ciri-cirinya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu ciri fisik, ciri
sosial, dan ciri budaya yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan bentuk fisik antara individu
dengan individu yang lain dalam suatu lingkup masyarakat. Contoh dari ciri fisik ini adalah,
bentuk mata, warna, maupun rambut.
b. Ciri Sosial
merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan status sosial yang dimiliki
seseorang. Contoh dari ciri sosial ini adalah jabatan, profesi, maupun kekuasaan yang dimiliki
seseorang.
c. Ciri Budaya
merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan budaya antar individu.
Contoh dari ciri budaya adalah perbedaan agama, suku, ras, bahasa, kepercayaan, adat istiadat,
maupun norma atau nilai yang dipegang oleh seseorang. Penjelasan lebih lanjut juga dapat kamu
temukan pada buku Agama & Pembentukan Struktur Sosial dibawah ini.
Pemahaman terkait struktur sosial beserta ilmu sosial untuk menjelaskan fenomena yang ada di
dalam masyarakat juga dapat kamu temui pada buku Pengantar Ilmu Sosial karya Dadang
Supardan.
3.Stravikasi sosial
Stratifikasi sosial adalah penggolongan masyarakat dalam kelas yang dapat disusun secara
bertingkat. Stratifikasi sosial dapat disebut pula sebagai lapisan antar masyarakat.Seperti yang
Grameds ketahui, bahwa dalam kehidupan masyarakat yang beragam ada perbedaan antar satu
individu dengan lainnya atau dengan kelompok lain dan hal tersebut sangatlah wajar
terjadi.Keberagaman dalam masyarakat adalah sebuah fenomena sosial yang sifatnya horizontal
dan vertikal. Perbedaan antara anggota masyarakat dalam ilmu sosiologi dikenal sebagai
stratifikasi sosial. Stratifikasi inilah yang akhirnya mengelompokan setiap individu dan
kelompok yang memiliki perbedaan tersebut.
Stratifikasi sosial secara umum adalah pengelompokan anggota masyarakat dengan cara
bertingkat maupun vertikal. Stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang artinya adalah
lapisan dan sosial yang artinya adalah masyarakat.Apabila kedua kata tersebut digabungkan,
maka stratifikasi sosial juga dapat diartikan sebagai lapisan masyarakat. Sehingga, maknanya
secara umum adalah penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas yang telah disusun secara
bertingkat.Pengelompokan atau penggolongan kelas masyarakat tersebut sifatnya adalah hierarki
vertikal yang akibatnya adalah memunculkan istilah kelas sosial atas atau upper class. Tingkatan
kelas sosial tersebut terbentuk karena adanya suatu hal yang dihargai di tengah
masyarakat.Menurut Gaetano Mosca yaitu seorang sosiolog asal Italia, pengelompokan
masyarakat tersebut berkaitan dengan konsep kekuasaan yaitu ada sekelompok masyarakat yang
memang lebih berkuasa apabila dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang lainnya.Selain
soal kekuasaan, stratifikasi sosial terbentuk karena berkaitan pula dengan konsep status sosial.
Konsep status sosial tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang antropolog asal Amerika
Serikat bernama Ralph Linton.Adapula konsep status sosial yang dikemukakan oleh Linton
adalah status utama atau master status, status yang diraih atau achieved status dan status yang
diperoleh atau ascribed status. Perbedaan status sosial yang ada di masyarakat kemudian turut
membentuk stratifikasi sosial.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menjelaskan bahwa merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat dalam kelas secara
bertingkat atas dasar kekuasaan, prestise maupun hak istimewa.
Agar lebih jelas, berikut pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli.
1. Indera Ratna Irawati
Dalam buku berjudul ‘Stratifikasi dan Mobilitas Sosial’ yang ditulis oleh Indera Ratna Irawati,
merupakan pembedaan posisi sosial individu dalam masyarakat.Stratifikasi sosial dapat diartikan
pula sebagai pengelompokan masyarakat secara budaya, sosial, ekonomi maupun politik dalam
lapisan yang jenjang. Dasar pembeda antara satu posisi sosial dengan posisi lainnya adalah
perbedaan status sosial, kekayaan, ekonomi, pekerjaan, kekuasaan dan lainnya.
2. Pitirim Sorokin
Menurut bukunya yang berjudul ‘Social Stratification’, merupakan perbedaan penduduk atau
masyarakat dalam lapisan kelas secara hierarkis atau bertingkat. Sistem lapisan dalam
masyarakat tersebut menjadi ciri yang tetap serta umum dalam masyarakat yang hidup secara
teratur.
3. Robert M.Z. Lawang
Menurut Robert M.Z Lawang merupakan penggolongan orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu pada lapisan hierarkis sesuai dengan privilege, prestise serta dimensi kekuasaan.
4. Astrid S. Susanto
Astrid S. Susanto menjelaskan bahwa stratifikasi sosial merupakan hasil dari kebiasaan
hubungan antara manusia dengan teratur serta tersusun, sehingga setiap orang memiliki situasi
untuk menentukan hubungan dengan manusia atau individu lainnya baik secara vertikal maupun
horizontal.
5. D. Hendropuspito
Pengertian menurut Hendropuspito adalah tatanan vertikal di berbagai lapisan sosial sesuai
dengan tinggi rendahnya kedudukan seseorang. Sehingga, stratifikasi sosial adalah bentuk
pengelompokan masyarakat sesuai dengan lapisan sosialnya. Lalu pengelompokan tersebut
membentuk kelas-kelas sosial yang menunjukan kelompok paling berkuasa serta kelompok
paling lemah.
6. Cole, Nicki Lisa, Ph.D
Stratifikasi sosial dijelaskan oleh Nicki Lisa sebagai pendekatan titik temu. Pendekatan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti heteroseksisme, seksisme, dan rasisme.
Stratifikasi sosial atau pengelompokan masyarakat sesuai dengan kelas sosialnya bukanlah suatu
tindakan diskriminatif. Sebab stratifikasi sosial dinilai dibutuhkan oleh masyarakat, karena
memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
Agar lebih jelas, berikut pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli.
1. Indera Ratna Irawati
Dalam buku berjudul ‘Stratifikasi dan Mobilitas Sosial’ yang ditulis oleh Indera Ratna Irawati,
merupakan pembedaan posisi sosial individu dalam masyarakat.Stratifikasi sosial dapat diartikan
pula sebagai pengelompokan masyarakat secara budaya, sosial, ekonomi maupun politik dalam
lapisan yang jenjang. Dasar pembeda antara satu posisi sosial dengan posisi lainnya adalah
perbedaan status sosial, kekayaan, ekonomi, pekerjaan, kekuasaan dan lainnya.
2. Pitirim Sorokin
Menurut bukunya yang berjudul ‘Social Stratification’, merupakan perbedaan penduduk atau
masyarakat dalam lapisan kelas secara hierarkis atau bertingkat. Sistem lapisan dalam
masyarakat tersebut menjadi ciri yang tetap serta umum dalam masyarakat yang hidup secara
teratur.
3. Robert M.Z. Lawang
Menurut Robert M.Z Lawang merupakan penggolongan orang yang termasuk dalam suatu sistem
sosial tertentu pada lapisan hierarkis sesuai dengan privilege, prestise serta dimensi kekuasaan.
4. Astrid S. Susanto
Astrid S. Susanto menjelaskan bahwa stratifikasi sosial merupakan hasil dari kebiasaan
hubungan antara manusia dengan teratur serta tersusun, sehingga setiap orang memiliki situasi
untuk menentukan hubungan dengan manusia atau individu lainnya baik secara vertikal maupun
horizontal.
5. D. Hendropuspito
Pengertian menurut Hendropuspito adalah tatanan vertikal di berbagai lapisan sosial sesuai
dengan tinggi rendahnya kedudukan seseorang. Sehingga, stratifikasi sosial adalah bentuk
pengelompokan masyarakat sesuai dengan lapisan sosialnya. Lalu pengelompokan tersebut
membentuk kelas-kelas sosial yang menunjukan kelompok paling berkuasa serta kelompok
paling lemah.
6. Cole, Nicki Lisa, Ph.D
Stratifikasi sosial dijelaskan oleh Nicki Lisa sebagai pendekatan titik temu. Pendekatan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti heteroseksisme, seksisme, dan rasisme.
Stratifikasi sosial atau pengelompokan masyarakat sesuai dengan kelas sosialnya bukanlah suatu
tindakan diskriminatif. Sebab stratifikasi sosial dinilai dibutuhkan oleh masyarakat, karena
memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
fungsi-fungsi dari stratifikasi sosial.
1. Distribusi hak istimewa yang sifatnya objektif
Fungsi yang pertama merupakan distribusi terhadap hak-hak istimewa yang sifatnya objektif.
Maksud dari distribusi hak istimewa yang objektif termasuk dalam menentukan tingkat
kekayaan, penghasilan, keselamatan serta kewenangan pada jabatan maupun kedudukan
seseorang.
2. Menentukan prestise serta penghargaan
Menentukan prestise serta penghargaan seorang individu di tengah masyarakat, maksudnya
adalah sistem tingkatan strata sosial ini bersangkutan pada prestise serta penghargaan seorang
individu.Dalam hal ini, penghargaan pada seorang individu yang menduduki serta melaksanakan
tugasnya dapat dipandang sebagai insentif yang menarik mereka untuk dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik.Contohnya ketika ada seseorang yang memiliki keturunan keluarga
kerajaan atau keraton, maka orang tersebut berhak untuk mendapatkan gelar kebangsawanan
sebagai penghargaan maupun prestise yang ia miliki.
3. Kriteria dari sistem pertentangan
Fungsi yang selanjutnya adalah sebagai kriteria dari sistem pertentangan. Kriteria sistem
pertentangan tersebut, dapat diperoleh dengan kualitas pribadi, kerabat tertentu, keanggotaan
kelompok, wewenang maupun kekuasaan.
4. Menentukan simbol status maupun kedudukan seseorang
Stratifikasi sosial berfungsi untuk menentukan simbol status maupun kedudukan seseorang.
Sebab, setiap strata sosial ditandai dengan pangkat maupun simbol yang menunjukan
kedudukannya, peran khusus serta standar dari tingkah laku seseorang dalam
kehidupannya.Contohnya adalah tingkah laku dan cara berpakaian setiap individu yang berasal
dari strata sosial yang berbeda, maka cara berpakaiannya pun berbeda. Sebab, tingkah laku dan
cara berpakaian seseorang yang berasal dari kalangan borjuis pasti akan berbeda dengan
masyarakat dengan tingkat sosial yang lain.Tingkat mudah maupun tidaknya bertukar
kedudukanStratifikasi sosial juga berfungsi untuk menentukan tingkat mudah maupun tidaknya
seseorang yang bertukar kedudukan dalam struktur sosial. Dengan adanya stratifikasi sosial,
maka akan membuat masyarakat dapat mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk berpindah
strata dalam stratifikasi sosial.
5. Alat solidaritas antar individu atau antar kelompok
Fungsi keenam dari stratifikasi sosial adalah sebagai pemersatu bangsa yang dapat
mengkoordinasikan serta mengharmonisasikan setiap unit yang ada dalam struktur sosial
tersebut.
Faktor-faktor Terbentuknya Stratifikasi Sosial
Pada umumnya, stratifikasi sosial terbentuk melalui dua cara yaitu secara ilmiah dengan selaras
melalui pertumbuhan masyarakat serta dengan disengaja atau direncanakan oleh manusia. Akan
tetapi, dasar-dasar yang menjadi faktor dari terbentuknya stratifikasi sosial ada empat faktor.
Berikut penjelasannya.
1. Kekuasaan
Faktor pertama adalah karena kekuasaan. Seorang individu maupun sekelompok masyarakat
yang memiliki kewenangan besar atau kekuasaan akan berada pada tingkat lapisan atas serta
bawah. Kekuasaan ini terbentuk sebab ada faktor yang mendorong lingkungan sosial untuk
menciptakan serta mempertahankannya.Adanya kewenangan dan kekuasaan ini untuk mengukur
kepemilikan kekuatan seseorang dalam mengatur sekaligus menguasai sumber produksi atau
pemerintahan. Orang yang memiliki kekuasaan maupun kewenangan paling besar lah yang akan
menempati lapisan paling atas dalam masyarakat.Dasar dari pembentukan stratifikasi sosial juga
berkaitan dengan kekayaan seseorang. Sebab, orang kaya cenderung bisa menguasai orang lain
yang masuk dalam kategori tidak kaya dalam masyarakat. Di sisi lain, kekuasaan serta
kewenangan seseorang juga akan mendatangkan kekayaan.
2. Kekayaan
Faktor lain yang membentuk adalah kekayaan. Sebab orang yang memiliki kekayaan atau
memiliki penghasilan tinggi akan menduduki lapisan teratas dalam masyarakat.Kekayaan yang
dimiliki oleh seseorang tersebut bisa mempengaruhi gaya hidup, jenis makanan yang
dikonsumsi, cara berpakaian, transportasi pribadi hingga kepemilikan atas barang
mewah.Kekayaan seseorang dapat diukur dari kepemilikan harta benda yang terlihat dari jumlah
materilnya. Kekayaan tersebut yang akhirnya menentukan kedudukan seseorang dalam
masyarakat. Karena, orang yang memiliki kekayaan paling banyak akan masuk dalam kelompok
masyarakat terbatas.Sementara itu, orang yang tidak memiliki kekayaan atau jumlah
kekayaannya paling rendah, maka ia akan berada dalam lapisan sosial masyarakat paling rendah
pula. Seseorang dapat melihat kekayaan orang lain dari tempat tinggalnya, cara berpakaian,
benda yang ia miliki, kebiasaanya dalam berbelanja maupun berbagi dengan orang lain.
3. Kehormatan
Kehormatan yang dimiliki oleh seseorang tidak hanya diukur dari kekayaan yang dimiliki atau
kekuasaannya. Kehormatan seseorang juga diukur dari cara pandang masyarakat terhadap orang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.Cara lain untuk mengukur kehormatan seseorang adalah
dari gelar kebangsawanan yang dimiliki. Orang yang paling disegani atau dihormati di kalangan
masyarakat akan menempati lapisan sosial paling atas.Ukuran kehormatan seseorang akan sangat
terasa pada kehidupan masyarakat tradisional. Sebab, orang yang paling dihormati biasanya akan
memberikan banyak jasanya pada masyarakat, orangtua atau orang yang memiliki perilaku dan
budi yang luhur.
Dalam masyarakat tradisional, seorang individu yang paling dihormati biasa disebut sebagai
tetua adat. Orang tersebut adalah seorang pemimpin di masyarakat yang pernah memiliki jasa
besar pada masyarakat di masa lalunya.
4.Ilmu Pengetahuan
Faktor terakhir adalah karena ilmu pengetahuan. Maksudnya, orang yang memiliki tingkat
pendidikan paling tinggi maka ia dapat menempati lapisan sosial paling atas dalam
masyarakat.namun, tingkat pendidikan seseorang sebagai salah satu faktor pembentuk stratifikasi
sosial sering kali menjadi polemik yang akhirnya memberikan dampak negatif. Oleh sebab itu,
orang-orang memandang tingginya tingkat pendidikan seseorang dari mutu ilmu pengetahuan
yang ia miliki, tetapi hanya dari gelar akademiknya saja.hal inilah yang akhirnya membuat
banyak orang berusaha untuk mendapatkan gelar akademik setinggi-tingginya atau ijazah dengan
berbagai cara, meskipun dengan cara yang tidak terpuji atau tidak mementingkan ilmu
pengetahuan yang didapatkan.karena hal inilah, ilmu pengetahuan untuk membentuk stratifikasi
sosial sering kali digunakan sebagai acuan bagi masyarakat yang sangat menghargai ilmu
pengetahuan. Orang yang paling banyak menguasai ilmu pengetahuan, maka ia akan berada
dalam lapisan sosial teratas dalam masyarakat.
Sifat Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dibagi menjadi tiga macam yang setiap macamnya memiliki sifat berbeda-
beda. Setiap bentuk dari stratifikasi akan menentukan kebebasan setiap individu atau anggota
masyarakat dalam strata sosial.
1. Stratifikasi sosial terbuka
Sifat terbuka dalam bentuk stratifikasi yang memiliki sifat dinamis dengan mobilitas yang cukup
besar. Dalam hal ini, setiap anggota masyarakat dapat berpindah-pindah dengan bebas dalam
strata sosial, baik horizontal maupun vertikal.Meskipun mobilitas yang dibutuhkan harus melalui
sebuah perjuangan yang berat, akan tetapi kemungkinan seorang individu untuk berpindah strata
sosial tetap selalu ada. Contohnya ketika ada seorang individu yang dahulu bekerja hanya
sebagai staf kantor biasa di kantornya, kemudian ia mendapatkan kesempatan promosi jabatan
sebagai manajer atau pemimpin di kantor cabangnya.Contoh lainnya dari stratifikasi terbuka
adalah seorang anak yang bapaknya bekerja sebagai tukang becak. Anak tersebut dengan gigih
berusaha menempuh pendidikan di perguruan tinggi, kemudian karena kecerdasan dan
kemampuannya ia mendapatkan beasiswa hingga menjadi lulusan terbaik.Lalu ia bekerja di salah
satu pekerjaan ternama. Pencapaian dari sang anak tersebut termasuk salah satu faktor dari
terbentuknya stratifikasi sosial, sebab ia mulanya berasal dari lapisan rendah, kemudian karena
berusaha ia berhasil menuju ke lapisan menengah atau teratas. Tidak hanya itu saja, ia juga
mengangkat derajat dari orang tuanya.Kegigihan seseorang termasuk menjadi faktor dari
terbentuknya stratifikasi sosial dan penentu seseorang bisa berpindah lapisan atau tingkatan kelas
dari terbawah menjadi teratas.
2. Stratifikasi sosial tertutup
Bentuk kedua adalah stratifikasi tertutup yang sifatnya diskriminatif. Karena bentuk kedua
stratifikasi ini sulit untuk melakukan mobilitas vertikal. Sebab, setiap anggota dari strata sosial
hanya akan melakukan mobilitas horizontal saja.Contohnya seperti sistem kasta yang ada pada
agama Hindu. Sistem kasta tersebut mengelompokan anggota masyarakat menjadi empat kasta
yaitu Ksatria, Brahmana, Waisya dan Sudra. Menurut sistem kasta tersebut, seseorang akan
kesulitan apabila ingin berpindah kelas, karena kasta diperoleh dari garis keturunan
seseorang.Contoh lainnya adalah sistem kasta yang menentukan hak waris seseorang. Seperti
sistem kasta pada kerajaan Inggris atau kerajaan lain di Eropa. Seseorang yang menjadi
keturunan raja ataupun ratu maka sudah pasti mendapatkan warisan atau dapat meneruskan tahta
dari sang raja maupun ratu.
3. Stratifikasi sosial campuran
Bentuk ketiga dari stratifikasi sosial adalah gabungan atau campuran antara stratifikasi tertutup
dengan terbuka. Sehingga bentuk stratifikasi ini memiliki sifat yang mirip dengan kedua bentuk
stratifikasi lain.Seorang individu dapat berpindah ke lapisan atau tingkat sosial yang lain dengan
cara pindah ke daerah yang lapisan sosialnya memiliki sifat terbuka. Contohnya ketika ada
seorang individu yang memiliki kasta sudra, maka ia bisa berpindah ke daerah yang
masyarakatnya tidak mengenal atau menganut sistem kasta.Contoh lain dari sifat campuran
adalah sistem kasta di Bali yang membuat masyarakat setempat sulit berpindah kedudukan. Akan
tetapi, stratifikasi ini membuat orang yang memiliki kasta paling tinggi di Bali lebih memiliki
kebebasan untuk berubah.Meskipun masyarakat Bali akan kesulitan untuk berpindah kasta di
daerah tersebut, akan tetapi mereka tetap bisa berpindah kedudukan dengan berpindah ke
wilayah lain.
Demikianlah penjelasan mengenai stratifikasi sosial. Apabila Grameds tertarik untuk mendalami
materi tentang stratifikasi sosial atau ingin belajar ilmu Sosiologi yang lain, maka Grameds dapat
menambah wawasan dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Gramedia selalu
menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi
4.diferensial sosial
Pengertian
Diferensiasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara horizontal, artinya
pembedaan ini masih memiliki derajat atau tingkatan yang sama. Sebagai contoh, pembedaan
masyarakat yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis suku bangsa, agama, pekerjaan, dan jenis
kelamin tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah antara satu dengan lainnya.Menurut
Soerjono Soekanto, hal ini merupakan bentuk dari variasi pekerjaan, prestise, dan kekuasaan
kelompok dalam masyarakat. Artinya, diferensiasi itu bisa menunjukkan keragaman yang
dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja di Indonesia, ada banyak keragaman yang sangat banyak
dan bisa menjadi potensi dalam pembangunan baik dari suku, adat-istiadat, bahasa, budaya,
agama, dan lain sebagainya. Sampai sini kita ketahui bahwa konsep ini lebih diartikan sebagai
keberagaman yang bersifat horizontal, bukan sebagai pembeda kelas yang bersifat vertikal.
Ciri-Ciri
Ciri-ciri diferensiasi sosial terbagi atas ciri fisik, ciri sosial, dan ciri budaya.
1. Ciri-ciri fisik
Ciri fisik berhubungan dengan sifat yang dibawa oleh ras seperti bentuk dan warna rambut,
postur tubuh, warna mata, dan lain sebagainya.
2. Ciri-ciri sosial
Ciri sosial berkaitan dengan fungsi individu dalam bermasyarakat. Kita semua pasti tahu bahwa
setiap individu dalam masyarakat memiliki tugas yang berbeda berkaitan dengan profesi,
pekerjaan, atau mata pencaharian.
3. Ciri-ciri budaya
Ciri budaya berhubungan dengan adat-istiadat maupun kebudayaan yang berkembang dalam
masyarakat. Di Indonesia ada banyak sistem budaya yang menjadi ciri khasnya masing0masing
seperti yang terdapat pada masyarakat Jawa, Bali, Sunda, Madura, Batak, Dayak, dan lain
sebagainya.
Jenis-Jenis
Berdasarkan jenisnya, terbagi menjadi diferensiasi tingkatan (rank differentiation), diferensiasi
fungsional (functional differentiation), dan diferensiasi adat (custom differentiation).
Diferensiasi tingkatan terjadi pada penyaluran barang atau jasa yang dibutuhkan di suatu daerah.
Hal ini menyebabkan barang atau jasa tersebut memiliki perbedaan harga. Perbedaan harga
tersebut terjadi karena penyalurannya melalui berbagai tangan untuk sampai ditujuan.
Diferensiasi fungsional dapat dilihat di suatu lembaga sosial. Adanya pembagian kerja yang
berbeda-beda yang menyebabkan setiap orang harus melaksanakan kewajiban sesuai dengan
fungsinya.
Diferensiasi adat merupakan aturan atau norma yang mengikat di suatu masyarakat. Adanya
norma ini bertujuan untuk mengatur ketertiban masyarakat. Perbedaan-perbedaan sosial di
masyarakat bukan menjadi sebuah konflik, tapi akan memenuhi kedudukan yang ada sesuai
dengan hak masing-masing di masyarakat tersebut.
5.multikulturalisme
Istilah multikulturalisme identik dengan memaknai perbedaan. Pejabat politik dan pemerintahan
sering menggunakan istilah multikulturalisme untuk menggambarkan keanekaragaman bangsa
Indonesia.Dewasa ini, penggunaan istilah multikulturalisme tidak hanya terbatas pada pejabat
atau kalangan akademisi saja. Pelajar sekolah dasar sudah mulai dikenalkan dengan istilah
multikulturalisme.Multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak atau beragam
dan kultural yang berarti tentang budaya. Apa definisi dari multikulturalisme?
Definisi Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat
modern.Multikultural sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis
masyarakat yang berbeda dalam suatu negara.Multikulturalisme mengisyaratkan pengakuan
terhadap realitas keragaman kultural yang mencakup keberagaman tradisional dan keberagaman
bentuk-bentuk kehidupan. atau subkultur.
Bagian dari keberagaman tradisional adalah suku, ras, dan agama. Sedangkan, keberagaman
bentuk-bentuk kehidupan adalah segala hal yang bekaitan dan bermunculan di detiap tahap
sejarah kehidupan masyarakat di luar keberagaman tradisional.Multikulturalisme menjadi
pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan
yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas, kemajemukan
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.Sehingga, dapat dikatakan, masyarakat multikultural
adalah suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa macam komunitas dan budaya dengan segala
kelebihannya.
Istilah multikulturalisme identik dengan memaknai perbedaan. Pejabat politik dan pemerintahan
sering menggunakan istilah multikulturalisme untuk menggambarkan keanekaragaman bangsa
Indonesia.
Dewasa ini, penggunaan istilah multikulturalisme tidak hanya terbatas pada pejabat atau
kalangan akademisi saja. Pelajar sekolah dasar sudah mulai dikenalkan dengan istilah
multikulturalisme.
Multikulturalisme berasal dari kata multi yang berarti banyak atau beragam dan kultural yang
berarti tentang budaya. Apa definisi dari multikulturalisme?
Definisi Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern.
Multikultural sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan berbagai etnis masyarakat yang
berbeda dalam suatu negara.
Multikulturalisme mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman kultural yang
mencakup keberagaman tradisional dan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan. atau subkultur.
Bagian dari keberagaman tradisional adalah suku, ras, dan agama. Sedangkan, keberagaman
bentuk-bentuk kehidupan adalah segala hal yang bekaitan dan bermunculan di detiap tahap
sejarah kehidupan masyarakat di luar keberagaman tradisional.
Multikulturalisme menjadi pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan,
pluralitas, kemajemukan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Sehingga, dapat dikatakan, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari
beberapa macam komunitas dan budaya dengan segala kelebihannya.
Jenis-jenis Multikulturalisme
Multikulturalisme Isolasionis: Mengacu pada masyarakat di mana berbagai kelompok
kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya
minimal satu sama lain.
Multikulturalisme Akomodatif: Masyarakat yang memiliki kultur dominan dan membuat
penyesuaian bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Kaum mayoritas memberikan
kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan
kebudayaan mereka.
Multikulturalisme Otonomis: Masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kultural
utama berusaha mewujudkan kesetaraan dengan budaya dominan dan menginginkan
kehidupan otonom yang secara kolektif bisa diterima.
Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif: Masyarakat plural di mana kelompok-
kelompok kultural tidak terlalu terfokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi
menciptakan penegasan perspektif khas mereka.
Multikulturalisme Kosmopolitan: masyarakat plural yang menghapus batas-batas kultural
untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat kepada
budaya tertentu
6.masyarakat multikulturalisme
Pengertian masyarakat multikultural
Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, istilah masyarakat
multikultural terdiri dari tiga kata yaitu masyarakat, multi, dan kultural.
Masyarakat artinya adalah satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh perasaan bersama.Multi berarti
banyak atau beranekaragam. Sedangkan kultural berarti budaya.jadi, masyarakat multikultural
adalah suatu masyarakat yang terdiri atas banyak struktur kebudayaan.Akar dari
multikulturalisme adalah kebudayaan.
Banyaknya struktur kebudayaan ini disebabkan banyaknya suku bangsa yang mempunyai
struktur budaya sendiri, yang berbeda dengan budaya suku bangsa lain.Pada hakikatnya, konsep
masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mempunyai banyak suku bangsa dan budaya
dengan beragam adat istiadat.
Dalam kerangka hidup bersama berdampingan satu sama lain yang sederajat dan saling
berinterseksi dalam suatu tatanan kesatuan sosial politik.Masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat multikultural. Ini dibuktikan dengan banyaknya suku dan kebudayaan.