Anda di halaman 1dari 75

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PADA


PT. AKSARA GRAFIKA MAKASSAR

ATIKA MAHMUDA
105720228510

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK


PRODUKSI DALAM MENENTUKAN HARGA
JUAL PADA PT. AKSARA GRAFIKA
MAKASSAR

Nama Mahasiswa : ATIKA MAHMUDA

No. Stambuk/Nim : 105720228510

Jurusan : MANAJEMEN

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

PerguruanTinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Menyatakan bahwa skripsi ini telah di periksa dan telah di ajukan di depan panitia
penguji Skripsi Strata (S1) Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar

Makassar, Mei 2014

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Asdi .MM. Abd. Salam HB, S.E., M.Si., Ak.

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen

Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Moh.Aris Pasigai,SE,MM

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 5

A. Pengertian Biaya ............................................................................... 5

B. Harga Pokok Produksi ...................................................................... 8

C. Harga Jual Produk ............................................................................. 14

D. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................. 22

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 24

B. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 24

iii
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 25

D. Metode Analisis Data ......................................................................... 25

E. Definisi Operasional Variabel............................................................. 26

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 27

A. Sejarah Perusahaan ............................................................................. 27

B. Struktur organisasi .............................................................................. 28

C. Kegiatan usaha perusahaan ................................................................. 31

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 33

A. Pengelompokan Biaya ........................................................................ 33

B. Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi ........................................ 36

C. Perhitungan Harga Pokok Penjualan .................................................. 42

D. Penetapan Harga Jual dan Perencanaan Laba .................................... 44

E. Penetapan Harga Pokok Produksi ....................................................... 47

F. Pembahasan ......................................................................................... 56

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 57

A. Kesimpulan ........................................................................................ 57

B. Saran ................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... ..... 60

iv
ABSTRAK

Atika mahmuda, 105720228510. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi


Dalam Menentukan Harga Jual Pada PT. Aksara Grafika Makassar“ dibimbing
oleh Pembimbing 1 : Asdi , Pembimbing 2 : Abdul Salam HB.
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan mempelajari bagaimana pelaksanaan perhitungan harga pokok produksi
dalam menentukan harga jual yang diterapkan perusahaan,dan untuk mengetahui
dan mempelajari efektivitas penetapan harga jual di perusahaan dan juga untuk
mengetahui manfaat perhitungan harga pokok produksi dalam efektivitas
pemberian harga jual di perusahaan..

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan audit keuangan telah


bermanfaat dalam penetapan harga jual. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan
pada bagian keuangan yang memadai, ditandai dengan adanya program kerja
pemeriksaan keuangan, adanya independensi dan kompetensi dari pemeriksa,
adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas, serta dipatuhi kebijakan
yang telah ditetapkan.

Penerapan kedua metode yakni metoda full costing dan metode direct
costing dapat di terapkan secara bersamaan khususnya untuk menambah volume
penjualan produk sehingga laba jangka pendek bertambah dan dengannya laba
jangka panjang pun akan bertambah pula.

v
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DALAM
RANGKA MENENTUKAN HARGA JUAL PADA
PT. AKSARA GRAFIKA MAKASSAR

ATIKA MAHMUDA

105720228510

UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR


SARJANA EKONOMI PADA JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2014
Ada kerinduan dalam ketakutan dan
kekhawatiran yang selalu dan selalu
hadir dalam syahduNya,Memasuki
relung hati menerobos segala rasa dan
asa hingga tak tersisa,membuat diri
semakin malu akan dosa,memanggil ku
untuk senantiasa bersujud di atas
Sajadah syukurMu.

Dalam bait-bait sebuah harapan dan


sejuta dosa,selalu terbesit rintihan
yang menjadi paragrap dalam
do’a,menjadikan air mata saksi di kala
alunan hati tak tentu arah,entah
dimana harus ku sandarkan tujuan
dalam kerasnya dunia.

Ada kasih sayang putih yang jadi saksi


merahnya noda,semoga kelak kaulah
satu kiriman dariNya.
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan diterima oleh panitia ujian skripsi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis dengan surat keputusan rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar Nomor : 100 tahun 1435 H/ 2014 M dan telah dipertahankan di depan

penguji pada hari rabu tanggal 30 bulan mei tahun 2014, sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sya’ban 1435 H
Makassar,------------------------
Juni 2014 M
Panitia ujian

1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd (.........................)

(Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A (.........................)

(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (.........................)

(WD 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji : 1. Hj. Naidah, SE,M.Si (.........................)

2. Ismail Badollahi, SE.M.Si.Ak (.........................)

3. Moh. Aris Pasigai, SE.MM (.........................)

4. Dr. Andi Mappatompo.MM (.........................)

iii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul: “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual

pada PT. Aksara Grafika Makassar”. Baktiku dan terima kasihku yang dalam kepada

Ayahanda Almarhum.H.Bahduri dan Ibunda Almarhum.Hj.Sitti Hajar dengan segala

limpahan kasih sayang ,bimbingan serta doa dan dukungannya yang tak ternilai

kepada penulis.

Skripsi ini terdiri dari enam Bab yang tersusun secara sistematis. Bab I

pendahuluan, yang menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian

dan manfaat hasil penelitian. Bab II berisi tinjauan pustaka, kerangka pikir dan

hipotesis. Bab III metode penelitian, yang terdiri lokasi dan waktu penelitian, defenisi

operasional, , metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, serta metode analisis.

Bab IV gambaran umum penelitian yang terdiri dari sejarah dishub, sturuktur

organisasi, dan tujuan. Bab V hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari hasil

penelitian sistem informasi manajemen dishub dan pelayanan masyarakt pada dishub.

Bab VI kesimpulan dan saran.

iv
Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dan dorongan dari berbagai

pihak, baik bantuan moril maupun materil yang telah diberikan kepada penulis. Oleh

karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati yang tulus,

perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Dr. H Mahmud Nuhung,MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM selaku ketua Jurusan Manajemen Universitas

Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Drs.Asdi ,MM selaku Pembimbing I dan Bapak Abd. Salam HB,SE., M.Si.

Ak selaku pembinbing II yang telah memberikan bantuan tenaga dan pikiran serta

meluangkan waktunya dengan keikhlasan dalam membimbing dan memberikan

petunjuk dalam penulisan skripsi ini.

5. Para dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

khususnya di jurusan manajemen yang dengan tulus membimbing dan

mengajarkan ilmunya kepada kami selama di bangku kuliah.

6. Bapak Kepala Pimpinan PT. Aksara Grafika Makassar , serta seluruh staf pegawai

yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini.

v
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku dan terkhusus buat saudara-saudaraku yang

tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil selama ini.

8. Sobat-sobat seperjuanganku di kelas Manajemen 2. 2010, Nurhani, Herlina, siti

jahirah, Rosdiani, Hermiati dan semuanya yang penulis tidak bisa menyebutkan

satu per satu,perjuangan kita itu bukti keseriusan pada pendidikan yang pernah

kita jalani.

9. Buat teman-teman karibku khususnya Tahrim Irham Jufri dan semua yang turut

mendukung dan membantu penulis meski hanya dengan do’a tapi tidak sempat

penulis mencantumkan namanya, terima kasih banyak karena semua itu cukup

berarti bagi penulis.

Tak ada manusia yang sempurna, begitupun dengan skripsi ini yang masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat kami harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga amal dan kebajikan

yang telah diberikan kepada penulis dapat bernilai ibadah di sisi-Nya dan mendapat

pahala yang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat kepada pembaca pada umumnya,dan khususnya kepada penulis.

Makassar, 25 Mei 2014

Penulis

vi
vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.Biaya bahan baku langsung………………………………………….......37

Tabel 2.Biaya tenaga kerja langsung……………………………………………..38

Tabel 3.Biaya overhead pabrik…………………………………………………...39

Tabel 4.Biaya pokok produksi…………………………………………………...40

Tabel 5.Production cost…………………………………………………………..41

Tabel 6.Biaya penjualan dan administrasi………………………………………..42

Tabel 7.Pengelompokkan biaya sesuai perilakunya…………………………….. 50

Tabel 8.Taksiran harga pokok per Unit/pack produk…………………………….51

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka pikir ..................................................................................... 23

Gambar 2. Struktur Organisasi.............................................................................. 28

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harga jual suatu produk ditentukan dari penentuan harga pokok produksi.

Jika perhitungan harga pokok produksi tidak tepat maka akan mempengaruhi

penentuan harga jual produk yang tidak tepat juga. Misalnya perhitungan harga

pokok produksi yang tinggi, maka akan menghasilkan penentuan harga jual yang

tinggi pula. Akibatnya suatu produk tidak mampu bersaing di pasar. Begitu juga

sebaliknya, jika perhitungan harga pokok produksi rendah maka akan

menghasilkan penentuan harga jual yang rendah pula akibataya perusahaan tidak

mencapai laba yang maksimal walaupun harga jual dapat bersaing di pasar.

Seperti diungkapkan oleh Rudianto, bahwa salah satu persoalan rumit

yang dihadapi oleh manajemen suatu perusahaan adalah menetapkan harga jual

produk perusahaan. Harga jual produk perusahaan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Namun, penetapan harga jual

yang dianggap tepat bukan perkara mudah. Penetapan harga suatu produk

memerlukan analisis pasar, analisis pesaing, dan analisis produksi. Itu berarti

memerlukan koordinasi di antara bagian pemasaran, bagian penelitian, bagian

keuangan, bagian Manajemen, dan bagian produksi serta beberapa bagian yang

terkait.

Penetapan harga jual produk memerlukan berbagai pertimbangan yang

terintegrasi. Mulai dari biaya produksi, biaya operasional, target laba yang

diinginkan perusahaan, daya beli masyarakat, harga jual pesaing, kondisi

1
2

perekonomian, elastisitas harga produk dan sebagainya. Karena itu, penentuan

harga jual produk perusahaan haruslah merupakan kebijakan yang harus benar-

benar dipertimbangkan secara matang dan terintegrasi.

Walaupun terdapat banyak aspek yang dipertimbangkan oleh perusahaan

dalam menentukan harga jual produk, tetapi seringkali faktor biaya dijadikan titik

tolak dalam penetapan harga jual produk. Kebijakan harga jual produk dan biaya

akan selalu berubah-ubah sesuai dengan perubahan biaya produk dan kondisi

pasar. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk

di dalam suatu periode akan dijadikan dasar untuk menetapkan harga jual produk.

Persoalannya, berapa besar marjin laba yang diinginkan perusahaan untuk setiap

unit produk yang dihasilkannya. Penetapan marjin laba di atas biaya yang

dikeluarkan perusahaan memerlukan suatu keahlian khusus dengan pertimbangan

dari berbagai aspek yang kompleks sebagaimana disebutkan di atas.

Dalam penentuan harga pokok produksi kaitannya dengan harga jual

produk, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Secara garis besar

terdapat dua pendekatan pokok yaitu:

1. Pendekatan biaya.

Terbagi ke dalam beberapa metode, yaitu:

a. Penetapan harga biaya plus,

b. Penetapan mark-up, dan

c. Penetapan harga breakeven.

2. Pendekatan pasar atau persaingan.


3

PT. Aksara Grafika Makassar yang bergerak di bidang produksi dengan

produk utama Media cetak, melakukan penentuan harga pokok produksi 6 bulan

sebelum produksi berjalan. Penentuan harga pokok produksi tersebut bertujuan

untuk menetapkan harga jual media cetak yang dihasilkan. Hal ini akan

mengakibatkan perhitungan harga pokok produksi yang kurang akurat, karena

penentuan harga pokok produksi tersebut bersifat prediksi (perkiraan). Dari

perkiraan tersebut bisa saja terjadi penentuan biaya produksi yang tinggi sehingga

membawa dampak pada harga jual yang tinggi tetapi pada kenyataannya bahwa

sesungguhnya adalah rendah sehingga produk tidak mampu bersaing di pasaran.

Begitu juga sebaliknya dengan penetapan biaya-biaya produksi yang rendah akan

membawa pengarah harga jual yang rendah. Tetapi setelah waktu berjalan,

ternyata biaya produksi yang diperkirakan mengalami kenaikan yang melonjak,

sehingga perusahaan mengalami kerugian.

Berdasarkan paparan di atas, dalam Proposal ini penulis tertarik untuk

mengangkat masalah di atas, dengan mengambil tema “

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Rangka Menentukan Harga

Jual Pada PT. Aksara Grafika Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Dalam Proposal ini, akan dititikberatkan pembahasan pada masalah di

atas, yaitu:

1. Bagaimana metode perhitungan harga pokok produksi pada PT Aksara

Grafika Makassar ?
4

2. Bagaimana metode penetapan harga jual pada PT Aksara Grafika Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu:

1. Untuk mengetahui metode perhitungan harga pokok produksi pada PT Aksara

Grafika Makassar.

2. Untuk mengetahui metode penetapan harga jual pada PT Aksara Grafika

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak manajemen PT Aksara Grafika

Makassar Kaitannya terhadap kualitas pelayanan dan penyediaan fasilitas

pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak pelanggan PT Aksara Grafika

Makassar.

3. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian

yang releven dengan penelitian ini.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Biaya

Di dalam pembahasan mengenai “biaya” mendapat tempat yang sangat

luas. Bahkan terdapat pembahasan akuntansi khusus mengenai biaya, yang disebut

sebagai “Akuntansi Biaya”. Akuntansi biaya, seperti disebutkan oleh Maher dan

Deakin, merupakan bagian yang integral dengan financial accounting. Dengan

demikian, “Akuntansi biaya” adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan

alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis,

serta menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.

Biaya (cost) berbeda dengan beban (expense). Cost adalah pengorbanan

ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban

(expense) adalah expired cost, yaitu pengorbanan yang diperlukan atau

dikeluarkan untuk merealisasi hasil. Beban dikaitkan dengan revenue pada

periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan

perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan

realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense

tetapi digolongkan sebagai loss.

Biaya, seperti dikemukakan oleh Kotler, dapat digolongkan ke dalam dua

jenis:

1. Biaya tetap

Biaya tetap (fixed cost, juga sering disebut overhead) adalah biaya-biaya yang

tidak akan berbeda karena pengaruh produksi atau penjualan. Perusahaan

55
6

harus membayar tagihan setiap bulan untuk sewa, listrik, bunga pinjaman,

gaji, dan lain-lain.

2. Biaya variabel

Biaya variabel akan naik dan turun seirama dengan tingkat produksi. Biaya-

biaya ini dihitung konstan per unit yang diproduksi. Biaya-biaya ini disebut

variabel karena jumlah totalnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah unit yang

diproduksi. Biaya total (total cost) merupakan gabungan biaya tetap dan biaya

variabel untuk setiap tingkat produksi tertentu. Adapun biaya rata-rata

(average cost) adalah biaya per unit pada tingkat produksi tersebut; biaya ini

sama dengan biaya total dibagi produksi.

Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu

informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu

untuk :

1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi

atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk m,enyusun perencanaan, dan

selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan

akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan di

masa yang akan datang.

2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat

membantu dalam :

a. Penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun barang dalam

proses,
7

b. Penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak,

walaupun tidak selamanya penentuan harga jual berdasarkan harga pokok,

dan penetapan laba.

c. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen.

Selanjutnya, Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

menggolongkan biaya di antaranya :

1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan

a. Factory Cost (Biaya Produksi)

1) Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)

3) Biaya Overhead.

b. Commercial Expense (Biaya Operasi)

1) Biaya penjualan dan pemasaran

2) Biaya administrasi dan umum.

2. Berdasarkan Periode Akuntansi

a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal). Pengeluaran ini akan memberi

manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini

dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran

dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi

manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan

pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.

b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan). Pengeluaran ini akan

memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi.


8

Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan

dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai

revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada

periode terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan

umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin.

B. Harga Pokok Produksi

Harga, menurut Basu Swastha, adalah sejumlah uang (ditambah beberapa

barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang

beserta pelayanannya.

Sedangkan kata “produksi” sering digunakan dalam istilah membuat

sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi dapat

diartikan: “Pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang

diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa”.

Dari segi sistem akuntansi biaya (cost system), harga pokok produksi dapat

dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu :

1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu sistem

pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai

dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga

pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya

sesungguhnya dikumpulkan.

2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem

pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar
9

harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan

dikerjakan.

Sedangkan dari segi Sistem Pengumpulan Harga Pokok, dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu:

1. Job Order Cost. Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang

dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan

mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada

metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.

2. Process Cost. Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya

dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi

diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan

homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada

metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock.

Untuk menghitung biaya dari metode harga pokok proses (process

cost) adalah sebagai berikut:

a. Laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan,

meringkas dan menghitung harga pokok baik total maupun satuan atau per

unit. Apabila produk diolah melalui beberapa tahap atau departemen,

laporan harga pokok disusun setiap departemen di mana produk diolah.

b. Biaya produksi periode tertentu dibebankan kepada produk melalui

rekening barang dalam proses yang diselenggarakan untuk setiap elemen

biaya. Apabila produk diolah melalui beberapa departemen, rekening


10

barang dalam proses disamping diselenggarakan untuk setiap elemen biaya

harus diselenggarakan untuk setiap departemen di mana produk diproses.

c. Produksi dikumpulkan dan dilaporkan untuk satuan waktu atau periode

tertentu. Apabila produk diproses melalui beberapa tahap atau departemen,

laporan produksi tersebut dibuat untuk setiap departemen.

d. Produksi ekuivalen (equivalent production) digunakan untuk menghitung

harga pokok satuan. Produksi ekuivalen adalah tingkatan atau jumlah

produksi di mana pengolahan produk dinyatakan dalam ukuran produk

selesai.

e. Untuk menghitung harga pokok satuan setiap elemen biaya produksi

tertentu, maka elemen biaya produksi tertentu (misalnya biaya bahan)

tersebut dibagi dengan produksi ekuivalen imtuk elemen biaya yang

bersangkutan (produksi ekuivalen bahan).

Lebih jauh, menurut Rudianto, Harga Pokok Produksi terdiri dari:

1. Biaya bahan baku langsung (Direct matenals)

Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan yang

membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat dimasukkan

langsung dalam kalkulasi biaya produk. Pertimbangan utama dalam

mengelompokkan bahan kedalam bahan baku langsung adalah kemudahan

penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang jadi.

Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan mebel merupakan bagian dari

barang jadi, namun agar perhitungan biaya mebel tersebut bisa dilakukan
11

secara cepat, bahan ini dapat diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak

langsung.

Rudianto memformulasikan penghitungan Biaya bahan baku sebagai

berikut. Biaya bahan baku ditentukan oleh kebutuhan bahan baku dari setiap

unit produk yang dihasilkan perusahaan dikalikan dengan volume produksi,

sehingga ditemukan volume total bahan baku untuk periode tersebut.

Kebutuhan total bahan baku untuk produksi ditambah dengan persediaan

bahan baku yang diinginkan pada periode tersebut dan dikurangi dengan

persediaan bahan baku yang direncanakan pada awal periode. Dari

penjumlahan dan pengurangan akan diperoleh volume bahan baku yang

direncanakan untuk dibeli, dikalikan dengan harga baku per unitnya akan

diperoleh nilai pembelian bahan baku yang direncanakan.

Dari formulasi di atas, lebih mudah dipahami jika dilihat pada formula

dalam bentuk rumus di bawah ini:

Volume Total Bahan Baku = Bahan baku per unit x volume produksi
Bahan Baku yang dibeli = Volume total bahan baku + persediaan akhir
– persediaan awal
Nilai Pembelian Bahan Baku = Bahan Baku yang akan dibeli x harga per

unit

2. Biaya tenaga kerja langsung, adalah karyawan atau karyawati yang dikerahkan

untuk mengubah bahan iangsung menjadi barang jadi. Biaya untuk ini

meliputi gaji para karyawan yang dapat dibebankan kepada produk tertentu.
12

3. Biaya beban pabrik {Factory overhead).

Yang disebut overhead pabrikasi atau "beban pabrik” dapat

didefinisikan sebagai biaya dari bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung

dan semua biaya pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke

produk. Secara sederhana overhead pabrik mencakup semua biaya pabrikasi

kecuali bahan langsung dan pekerja langsung. Bahan baku tidak langsung

adalah semua bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi

pemakaiannya kecil sehingga tidak dapat dianggap sebagai bahan baku

langsung. Bahan-bahan seperti minyak pelumas, minyak gemuk, lap

pembersih, termasuk dalam perbekalan pabrik (factoty supplies) yang

merupakan bahan baku tidak langsung yang diperlukan untuk menjaga agar

lokasi kerja dan mesin-mesin tetap dalam keadaan siap-pakai dan aman.)

Dan tenaga kerja tidak langsung adalah para karyawati-karyawati yang

dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau

pembentukan barang jadi. Biaya pekerja tidak langsung meliputi gaji para

penyelia (supervisor), kepala gudangm dan pekerja lain yang bertugas dalam

kerja pemeliharaan yang tidak secara langsung berkaitan dengan produksi.

Selanjutnya, informasi harga pokok produksi sangat bermanfaat

khususnya dalam:

a. Menentukan harga jual produk.

Perusahaan yang berproduksi massal memproses produknya untuk

memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi

dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk mengetahui perkiraan biaya


13

produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya

produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan

disamping data biaya yang lain.

b. Memantau realisasi biaya.

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk

dilaksanakan, manajemen memerlukan penetapan biaya produksi yang

sesungguhnya dikeliuarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut.

Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan

informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu

untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya

produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan

biaya produksi untuk jangka waktu tersebut dilakukan dengan

menggunakan “Metode harga pokok proses”.

c. Menghitung laba/rugi bruto periode tertentu.

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan

dalam periode tertentu mampu rnenghasilkan laba bruto atau

mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya

produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam

periode tertentu. Informasi laba/rugi bruto periodik diperlukan untuk

rnengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan

menghasilkan laba/rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok proses

digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya


14

produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna

menghasilkan informasi laba/rugi bruto tiap periode.

d. Menentukan harga pokok produksi jadi dan produk dalam proses yang

disajikan dalam neraca.

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban

keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa

neraca dan laporan rugi laba. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan

harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada

tanggal neraca masih dalam proses (work in pracess). Untuk tujuan tersebut,

manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode.

Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut manajemen dapat

menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku

dijual pada tanggal neraca. Di samping itu berdasarkan catatan tersebut,

manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk

yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi

yang melekat pada produk jadi yang belum laku di jual pada tanggal neraca

disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi.

Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih

dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan

produk dalam proses.

C. Harga Jual Produk

Penentuan harga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi

manajemen. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua ongkos, atau
15

bahkan lebih dari itu, yaitu untuk mendapatkan laba. Salah satu prinsip bagi

manajemen dalam penentuan harga ini adalah: „Menitikberatkan pada kemauan

pembeli untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk

menutup ongkos-ongkos dan menghasilkan laba”.

Tingkat harga produk/jasa dipengaruh oleh beberapa faktor, seperti:

kondisi perekonomian, penawaran dan permintaan, elastisitas permintaan,

persaingan, biaya, tujuan manajer, dan Pengawasan pemerintah.

Rudianto mengatakan, bahwa secara umum terdapat beberapa metode

yang dapat dipergunakan untuk menentukan harga jual suatu produk dengan

berbasis pada besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan, yaitu:

1. Metode Maksimalisasi Laba

Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

menghasilkan laba maksimal dalam jangka panjang. Laba maksimal dalam

jangka pendek bukan tujuan yang baik dari perusahaan yang ingin hidup

berkesinambungan dalam jangka panjang. Laba usaha per unit produk yang

besar, tetapi tidak diimbangi dengan volume penjualan produk yang optimal,

jelas hanya akan menghasilkan laba usaha total yang tidak optimal.

Sebaliknya, laba usaha per unit produk yang kecil tetapi diimbangi dengan

penjualan produk dalam volume yang besar, mungkin juga tidak akan

menghasilkan laba usaha total seperti yang diharapkan.

Jika faktor harga jual akan berpengaruh secara nyata terhadap volume

penjualan produk maka menghitung dan menganalisis berbagai variasi dan

alternatif harga jual dan volume penjualan sangat diperlukan untuk melihat
16

alternatif yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Kombinasi antara

harga jual dan volume penjualan yang paling menguntungkan harus dipilih

untuk melihat dampak optimalnya perolehan laba usaha perusahaan.

2. Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal

Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat

pengembalian atas modal yang ditanamkannya di dalam suatu bidang usaha,

sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan

perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para

penanam modal perusahaan mengharuskan perusahaan menggunakannya

sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada kapasitas produksi

yang dimiliki perusahaan.

Dengan demikian, dapat diformulasikan harga jual dengan metode

pengembalian atas modal adalah sebagai berikut:

Harga = total biaya + (tingkat pengembalian modal x modal)


Volume penjualan

Misal = 320.000.000 + (20% x 500.000.000) = Rp.8.400/unit


50.000

( Sumber:Maher, Michael W, akuntansi biaya , Erlangga 2001 )

3. Metode Biaya Konversi

Jika suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu produk dengan

komposisi biaya yang berbeda satu dengan lainnya maka perusahaan tersebut

dapat mempertimbangkan untuk membuat pilihan produksi yang paling

menguntungkan bagi perusahaan. Artinya, jika perusahaan memiliki 2 produk

untuk dihasilkan dengan jumlah laba per unit yang sama antara satu produk
17

dengan lainnya maka perusahaan harus melihat komposisi biaya di antara

kedua produk. Dengan melihat dan menganalisa komposisi biaya masing-

masing produk tersebut, perusahaan dapat memilih untuk memproduksi salah

satu produk saja yang memberikan keuntungan total yang lebih besar bagi

perusahaan.

4. Metode Marjin Kontribusi

Marjin kontribusi adalah selisih harga jual dengan biaya produksi

variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Marjin

kontribusi bukanlah laba kotor usaha. Marjin kontribusi dihitung dengan

mengabaikan biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan. Jika perusahaan telah

mencapai titik impas (break event point) maka biaya tetap yang dikeluarkan

perusahaan pada periode tersebut telah dibebankan dan ditutup oleh volume

impas tersebut. Itu juga berarti bahwa untuk volume penjualan di atas volume

impas perusahaan dapat mengabaikan biaya tetap tersebut dalam menentukan

harga jual produknya. Tentu saja hal itu hanyalah salah satu alternatif yang

dapat diambil perusahaan dalam menghadapi berbagai persoalan di dalam

menentukan harga jual produknya. Misalnya, dalam menghadapi persaingan

harga yang ketat menentukan harga jual produk untuk pesanan khusus,

menentukan harga jual produk untuk pesanan tambahan, dan sebagainya.

5. Metode Biaya Standar

Jika perusahaan telah memiliki biaya standar yang dijadikan tolok ukur

dalam menentukan besarnya biaya produksi maka penentuan harga jual pula

ditentukan berdasarkan biaya standar yang dimiliki perusahaan. Persoalannya,


18

seringkali realisasi biaya produk menyimpang dari biaya standar yang dimiliki

perusahaan. Jika terjadi penyimpangan realisasi biaya produksi dari biaya

standarnya maka harus segera diambil tindakan cepat untuk merevisi

keputusan harga jual yang telah ditetapkan.

Secara umum terdapat 4 jenis perusahaan dilihat dari reaksi yang

mereka lakukan terhadap penyimpangan biaya standar, yaitu:

a. Perusahaan yang tidak merevisi standar yang telah ditetapkannya,

walaupun terjadi penyimpangan di dalam realisasi biaya produksi.

b. Perusahaan yang merevisi standar yang telah ditetapkan dalam batas

tertentu, pada saat terjadi penyimpangan di dalam realisasi biaya produksi.

c. Perusahaan yang merevisi standar yang telah ditetapkan agar lebih sesuai

dengan kondisi aktual, pada saat terjadi penyimpangan di dalam realisasi

biaya produksi.

d. Perusahaan menggunakan harga pasar, pada saat terjadi penyimpangan

terhadap realisasi biaya produksi.

Sementara itu, Basu Swastha, membagi metode penetapan harga ke dalam

dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan biaya (metode penetapan harga biaya

plus, metode penetapan harga mark-up, dan metode penetapan harga breakeven),

serta pendekatan pasar atau persaingan.

1. Metode Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-Plus Pricing Method)

Dalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah

seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang
19

dikehendaki pada unit tersebut (disebut marjin). Jadi, harga jual produk itu

dapat dihitung dengan rumus:

Biaya Total + Marjin = Harga Jual

( sumber:Deakin, Edward B ,akuntansi biaya , Erlangga 2001 )

Sebagai contoh: Perusahaan telah memutuhkan untuk memenuhi pesanan dari

langganannya sebanyak 300 bungkus roti pompa. Biaya yang akan

dikeluarkan untuk memproduksi diperkirakan sebanyak Rp.3.350.000 dengan

perincian sebagai berikut:

- Biaya Bahan Baku (Material) = Rp.2.000.000,-

` - Biaya tenaga kerja = Rp. 750.000,-

- Biaya lain seperti penyusutan alat dsb = Rp. 600.000,-


Jumlah Biaya = Rp. 3.350.000,-

Jika perusahaan menginginkan laba sebesar 15% dari biaya total, maka

harga total = Biaya total + marjin (laba)

= Rp. 3.350.000, + (15 % x Rp.3.350.000,)

= Rp. 3.852.500,0

Dengan demikian setiap Roti ditetapkan harganya sebesar Rp.38.525,-

2. Metode Penetapan Harga Mark-Up (Mark-up Pricing Method

Penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya

plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan lebih banyak menggunakan

penetapan harga mark-up. Pedagang yang membeli barang-barang dagangan

akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan

sejumlah mark-up.
20

Harga Beli + Mark Up = Harga Jual

( Sumber:Deakin, Edward B .akuntansi biaya, Erlangga 2001 )

Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya.

Keuntungan dapat diperoleh dari sebagian mark-up tersebut. Selain itu,

pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah biaya yang juga

diambilkan dari sebagian mark-up.

3. Metode Penetapan Harga Break-Even (Break-even Pricing Method)

Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan

pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah penetapan harga break-

even. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break-even bilamana

penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa

harga jualnya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan

mendapatkan laba bilamana penjualan yang dicapai berada di atas titik break-

even (titik impas); jika penjualan berada di bawah titik break-even, maka

penjualan akan merugi.

Metode penetapan harga break-even ini dapat diterapkan dengan

menggunakan beberapa anggapan tertentu, yaitu:

a. Seluruh biaya dapat digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap

b. Seluruh barang yang diproduksi akan terjual

c. Biaya variabel per unitnya tetap.

Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel

( Sumber:Deakin , Edward B ,akuntansi biaya ,Erlangga 2001 )


21

Setelah diketahui, maka kita sekarang dapat mencari titik pertemuan biaya

total dengan penghasilan total. Titik ini dinamakan titik break event (break even

point). Untuk menentukan titik break-event dapat menggunakan rumus:

Break Event Point = BTT

(dalam unit) H – BVR

Break Event Point = BTT

(dalam rupiah) 1 – BVR/H

Di mana:

BTT = Biaya Tetap Total

H = Harga jual per unit

BVR = Biaya Variabel Rata-rata

H – BVR = Kontribusi per unit pada overhead

(Sumber: Keown, Arthur j. Dasar-dasar Mnajemen keuangan ,Jakarta 2004)

Contoh: perusahaan akan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp.250., biaya

variabel sebesar Rp.30. per unit. Jika dikehendaki harga jual per unit sebesar

Rp.80, maka titik break evennya dapat dicari sebagai berikut:

BEP (dalam unit) = 250 = 5 unit

80-30

BEP(dalam rupiah) =250 =Rp.400

4. Metode Penetapan Harga Dalam Hubungannya dengan Pasar

Dalam hal ini, penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi

justru harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Penjual atau perusahaan

dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga pasar agar dapat bersaing,
22

atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga

dalam persaingan.

D. Kerangka Pikir Penelitian

Pada PT Aksara Grafika Makassar, yang produksi utamanya adalah media

cetak menetapkan harga jual dengan memperhitungkan terlebih dahulu harga

pokok produksi yang ditentukan oleh biaya produksi dan biaya opersional.

Sebagaimana kita ketahui bahwa penetapan harga jual juga di tentukan

oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dan faktor itu muncul dengan

beberapa metode seperti metode maksimalisasi laba, metode tingkat pengembalian

atas modal, metode biaya konversi, metode margin kontribusi, serta metode biaya

standar.

Setelah tahap tersebut dilakukan maka akan menghasilkan temuan

penetapan harga jual pada PT Aksara Grafika Makassar, dari temuan ini akan di

buat rekomendasi yang nantinya akan di masukkan dalam laporan pemeriksaan

untuk di berikan pada pimpinan perusahaan sebagai hasil dari penetapan harga

jual.

Untuk memperjelas uraian tersebut maka di buat suatu kerangka pikir yang

di gambarkan sebagai berikut:


23

PT. AKSARA GRAFIKA MAKASSAR

Produksi Media
Cetak

Penetapan Harga Pokok

 Biaya Produksi

 Biaya Operasional

Penetapan Harga Jual

 Metode Maksimalisasi Laba

 Metode Tingkat Pengembalian


Atas Modal yang Digunakan

 Metode Biaya Konversi

 Metode Margin Kontribusi

 Metode Biaya Standar

Rekomendasi

Gambar 1.Kerangka Pikir


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Akasara Grafika Makassar, yang

beralamat di jalan ir.sutami kompleks pergudangan dan industri parangloe

indah blok f3 no.15-17 Makassar , selama 2 (dua) bulan.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu

data yang diperoleh dari data yang telah tersedia. Data tersebut mencakup:

data tentang perhitungan harga pokok produksi dan penentuan harga jual

produk yang dapat dilihat dari laporan keuangan per periode manajemen,

yakni laporan keuangan per bulan tahun 2013. Dari kedua data tersebut

kemudian akan dilihat bagaimana perusahaan menerapkan perhitungan harga

pokok produksi dan harga jual produk yang dihasilkannya.

Selain data tersebut, dalam penelitian ini juga dibutuhkan data

pendukung yang meliputi:

a. Data tentang struktur organisasi perusahaan

b. Data tentang bidang usaha perusahaan

c. Sejarah dan perkembangan perusahaan

24
24
25

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penelitian lapangan

yang dilakukan dengan menggunakan penelitian langsung. Penelitian langsung

menggunakan cara:

1) dokumentasi

Yaitu dengan cara penelitian dan mencatatnya secara sisitematis , mencatat

dan membuat resume dari dokumen-dokumen yang di peroleh langsung

dari perusahaan terkait mengenai pertumbuhan usaha pada PT Aksara

Grafika Makassar sebagai tambahan dari data yang ada.

2) wawancara

Yaitu mengadakan wawancara langsung atau lisan dengan petugas atau

karyawan yang berwenang , terutama pada saat penganbilan data laporan

keuangan.

D. Metode Analisis Data

Tahapan analisis / pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian

ini menggunakan Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif. Digunakan untuk

menggambarkan dan menguraikan metode perhitungan harga pokok produksi

dan penentuan harga jual produk PT. Aksara Grafika Makassar. Adapun

rumus-rumus tersebut adalah:

 Metode Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-plus Pricing Method )

Biaya Total + Margin = HargaJual


26

 Metode Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method )

HargaBeli + Mark Up = HargaJual

 Metode Penetapan Harga Break-Even (Break-Even Pricing Method)

Biaya Total = BiayaTetap + BiayaVariabel

E. Definisi Operasional Variabel

1). Harga Pokok Produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

dalam memproduksi produk yang dihasilkannya.

2). Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi adalah metode yang

digunakan oleh perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi.

3). Metode penetapan harga jual adalah metode yang digunakan oleh

perusahaan dalam menetapkan harga dari produk yang dihasilkan untuk

dijual kepada konsumen.


27

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pendirian Perusahaan

PT Aksara Grafika Makassar Pertama kali didirikan pada bulan Februari

tahun 2000 yang melihat prospek cerah dalam bidang media cetak.

PT Aksara Grafika Makassar sejak pendirian mengalami pertumbuhan

yang cepat. Dengan didukung oleh sumber daya manusia berpengalaman dan

professional, perusahaan terus mengembangkan usaha untuk menjadi perusahaan

terdepan dalam bidangnya. Sejak pendirian perusahaan, PT Aksara Grafika

Makassar telah mengalami banyak pengalaman dalam menjalankan bisnis

sehingga dapat dipercaya. Namun, perusahaan belum merasa puas dengan prestasi

yang diraihnya itu, masih terus melakukan perbaikan-perbaikan dan terus

mengembangkan usahanya sehingga diharapkan di masa mendatang permintaan

produk perusahaan terus mengalami peningkatan.

Kunci utama perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan sejenis adalah

kualitas produk dan pelayanan yang prima.

Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan percetakan media terbaik di Indonesia.

2. Misi Perusahaan

Memberikan manfaat bagi semua stakeholder.

27
28

B. Struktur Organisasi

Untuk mendukung kegiatan perusahaan, dibentuk struktur organisasi utuk

memperoleh kejelasan mengenai pembagian kerja, tanggung jawab dan tugas

masing-masing bidang. Struktur organisasi dituangkan dalam bentuk chart yang

menerangkan pembagian tata kerja yang diberlakukan di perusahaan.

Di bawah ini adalah struktur organisasi PT Aksara Grafika Makassar

KOMISARIS
UTAMA

DIREKTUR

Sekretaris

Mgr Adm & Mgr Sarana dan


Mgr Operasi Mgr Pemasaran
Keuangan Prasarana

Finance
Pabrik Sales Manager

HRD
Mutu CSO Manager

Sumber : PT Aksara grafika Makassar 2013.

Gambar 2

Bagan Struktur Organisasi PT Aksara Grafika Makassar


29

Seluruh tenaga pendukung mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya

dalam mendukung seluruh kegiatan perusahaan baik marketing, operasional,

keuangan, dan lain-lain. Adapun tata kerja dari struktur organisasi di atas adalah

sebagai berikut:

1. Komisaris

Tugas Komisaris: Mengawasi kegiatan yang dilaksanakan Direktur dalam

menjalankan perusahaan.

2. Direktur

Tugas Direktur :

a. Mengawasi dan mengontrol pelaksanaan kegiatan perusahaan.

b. Memonitor keuangan perusahaan.

c. Melaporkan kegiatan perusahaan kepada Komisaris.

d. Bertanggung jawab kepada Komisaris.

3. Sekretaris

Tugas Sekretaris:

a. Menjadi wakil direktur dalam bidang administrasi, khususnya surat

menyurat atau bidang public relation yang berhubungan dengan jadwal

kerja direktur.

b. Bertanggung jawab atas segala aktivitas langsung kepada Direktur.

4. Manajer Administrasi & Keuangan

Tugas Manajer Keuangan :

a. Merencanakan, mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan lalu lintas

keuangan dalam perusahaan.


30

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pencatatan kegiatan keuangan

maupun aset perusahaan.

c. Bertanggung jawab kepada General Manager.

5. Finance Manager

a. Mencatat segala transaksi, baik keuangan perusahaan, aset perusahaan

maupun keluar-masuk media cetak.

b. Melaporkan semua pembukuan transaksi perusahaan kepada manajer

keuangan.

c. Memberikan tanggung jawab kepada manajer keuangan.

6. Manajer Pemasaran

a. Mengatur semua kegiatan pemasaran.

b. Menyusun strategi pemasaran perusahaan.

c. Merencanakan media promosi.

d. Bertanggung jawab kepada General Manager.

7. Manajer Operasi

a. Bertanggung jawab dalam bidang transportasi dan pengiriman media

cetak.

b. Bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional.

c. Bertanggung jawab kepada direktur dalam bidang operasional.

8. Manajer Sarana dan Prasarana

a. Menyiapkan semua sarana dan prasarana bagi kelangsungan pekerjaan.

b. Melakukan inventarisasi semua aset perusahaan.

c. Bertanggung jawab kepada direktur.


31

9. Manajer Pabrik

a. Mengatur, merencanakan dan mengawasi pegawai.

b. Mengatur schedule pekerjaan/produksi.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur.

C. Kegiatan Usaha Perusahaan

Berdasarkan tujuan dan akta pendirian, PT Aksara Grafika Makassar

mempunyai bidang usaha dalam memproduksi produkMedia cetak.

Secara umum kegiatan usaha PT Aksara Grafika Makassar terdiri dari 4

kegiatan usaha, yaitu:

1. Kegiatan memproduksi media cetak, dalam kegiatan produksi barang dibagi

menjadi beberapa tahap produksi, yaitu :

a) Pembelian bahan baku.

b) Kegiatan perencanaan produksi.

c) Proses produk Media cetak.

2. Kegiatan menjual media cetak, dalam hal ini kegiatan menjual media cetak

meliputi beberapa macam penjualan, diantaranya :

a) Kegiatan penjualan media cetak ke distributor.

b) Kegiatan penjualan media cetak ke distributor melalui pengiriman media

cetak dengan perantara pihak luar.

3. Kegiatan keuangan, secara umum meliputi kegiatan yang berhubungan dengan

penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan, diantaranya :


32

a) Kegiatan penerimaan pembayaran via collector.

b) Kegiatan penerimaan pembayaran via transfer bank.

c) Kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas tunai.

4. Kegiatan Akuntansi, secara umumnya meliputi kegiatan yang bersifat

pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran dari hasil transaksi perusahaan

hingga kegiatan pengolahan transaksi hingga menjadi laporan keuangan.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengelompokkan Biaya

PT Aksara Grafika Makassar sebagai perusahaan industri yang memproduksi

Media cetak membagi biaya yang timbul ke dalam dua kelompok besar, yaitu

kelompok biaya produksi (berkaitan erat dengan proses produksi) dan kelompok

biaya non produksi (yang juga menunjang proses produksi secara tidak langsung

sehingga produk tersebut dapat terjual). Pembagian secara mendetail yang

dilakukan PT Aksara Grafika Makassar adalah sebagai berikut:

a. Biaya produksi

Adalah semua biaya yang secara langsung berkaitan erat dengan proses

produksi yang meliputi biaya baku langsung, tenaga kerja langsung dan

overhead pabrik. Biaya produksi meliputi:

1) Biaya bahan baku

(a) Biaya bahan baku utama (main materials)

(b) Biaya bahan baku pendukung (sub materials)

(c) Biaya bahan baku pengepakan (packing material)

2) Biaya tenaga kerja langsung

(a) Gaji dan upah (wages and allowance)

(b) Tunjangan (welfare)

3) Biaya overhead pabrik yang terdiri dari:

33
34

(a) Biaya bahan bakar (fuel)

(b) Biaya expendable

(c) Biaya listrik dan air (electricity and water)

(d) Biaya import dan pengangkutan (import and freight in)

(e) Biaya ATK (stationery and printing)

(f) Biaya konsumsi dan rumah tangga

(g) Biaya perbaikan dan pemeliharaan peralatan pabrik

(h) Biaya penyusutan gedung

(i) Biaya penyusutan mesin pabrik

b. Biaya non produksi

Biaya non produksi adalah semua biaya-biaya yang secara tidak langsung

mendukung dihasilkannya produk dan memungkinkan dilakukannya penjualan

atas produk tersebut. Meliputi biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.

Namun, perlu dikemukakan di sini, bahwa pada PT. Aksara Grafika

Makassar akun biaya penjualan dan administrasi seperti dapat dilihat pada

Laporan Keuangan menjadi satu. Sementara pada umumnya, akun biaya

penjualan dan administrasi & umum terpisah. Hal itu disebabkan penyusunan

laporan keuangan PT Aksara Grafika Makassar disesuaikan dengan kegiatan

perusahaan. Sebab lainnya adalah perusahaan masih termasuk ke dalam

kategori bukan perusahaan besar yang kegiatan pemasaran dan administrasi

terpisah dan dikerjakan oleh banyak orang. Sementara pada PT Aksara Grafika

Makassar kegiatan pemasaran dan administrasi dijadikan satu untuk alasan


35

efisiensi, sehingga hal itu mempengaruhi terhadap penyusunan laporan

keuangan.

Dengan demikian, biaya non produksi pada PT Aksara Grafika Makassar

meliputi:

1) Beban penjualan dan administrasi, terdiri atas:

(a) Gaji/upah (Sallaries)

(b) Tunjangan kesehatan (Medical allowance)

(c) Asuransi (Insurance)

(d) Keamanan dan kebersihan (Security and Cleaning)

(e) Kerumahtanggaan (Household need)

(f) Jamsostek

(g) Sumbangan dan jamuan (Donation and entertainment)

(h) Retribusi dan Perizinan (Legal and permit)

(i) Transportasi (Vehicle)

(j) ATK (Office stationaries and printing)

(k) Administrasi Pajak (Tax administration and pinalty)

(l) Telepon dan fax (Telephone and fax)

(m) Pos, materai dan kurir (Post, stamp, and courier)

(n) Perbaikan dan pemeliharaan (Repair and maintenance)

(o) Penyusutan (depreciation)

(p) Pengangkutan barang (Freight out)

(q) Biaya lain-lain (Other selling & General Adm)


36

(r) Koran dan majalah (Newspaper and Magazine)

B. Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi

Berdasarkan penelitian penulis mengenai perhitungan harga pokok

produksi yang digunakan oleh PT Aksara Grafika Makassar, diperoleh

kesimpulan bahwa perusahaan menerapkan metode standard cost system atau

dengan istilah lain metode full costing. Di mana bukan hanya biaya-biaya yang

bersifat variabel yang dibebankan pada harga pokok produksi tetapi juga biaya

tetap seperti gaji dan depresiasi.

Seperti akan dilihat kemudian, perlakuan terhadap biaya dalam penetapan

harga pokok jual pun menerapkan metode standard cost system, di mana harga

jual ditetapkan berdasarkan perhitungan biaya variabel dan biaya tetap dalam

memproduksi produk. Hal ini memungkinkan perusahaan dalam mengambil

keputusan untuk jangka panjang mengenai harga jual demi tujuan kesinambungan

perusahaan.

Untuk lebih jelasnya, perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan

untuk menetapkan harga jual pada PT Aksara Grafika Makassar disajikan sebagai

berikut.

1. Biaya Bahan Baku Langsung (Direct Materials)

Bahan baku dicatat sebesar harga beli ditambah dengan biaya lainnya

yang terjadi dalam rangka perolehan bahan tersebut sampai bahan baku siap

dipakai dalam proses produksi. Untuk bahan baku yang cacat/rusak dan tidak
37

layak dipakai menurut bagian quality control, maka barang-barang tersebut

akan dijual kembali dan akan menambah pendapatan di luar usaha yang pada

akhirnya akan dikompensasikan/mengurangi harga pokok penjualan Media

cetak pada periode tersebut.

Berdasarkan data yang penulis peroleh, biaya bahan baku Media cetak

yang dikeluarkan selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Biaya Bahan Baku Langsung

PT Aksara Grafika Makassar, 2013

KETERANGAN JUMLAH

Main material Rp. 3,164,057,307.96

Sub Material Rp. 268,890,833.92

Packing Material Rp. 235,402,910.00

Jumlah Rp. 3,668,351,051.88

Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014

Jumlah Media cetak yang diproduksi tahun 2013 sebanyak 5,495 pack,

jadi biaya bahan baku langsung yang dibebankan kepada satu pack Media cetak

dapat dihitung sebagai berikut:

BTKL per unit = Rp. 3,668,351,051.88

5,495

= Rp. 667,579.81,-
38

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour)

Biaya tenaga kerja langsung adalah upah untuk karyawan di pabrik

yang memproduksi media cetak mulai dari bahan baku sampai barang jadi.

Oleh karena itu jasanya diperhitungkan langsung pada proses produksi.

Perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung didasarkan pada

jumlah biaya yang dikeluarkan yang kemudian dibagi dengan total unit

produksi. Pada PT Aksara Grafika Makassar, proses pembuatan media cetak

melalui beberapa tahap pemrosesan, dan masing-masing tahap tersebut

terdapat beberapa orang tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus yang

sesuai dengan bagiannya.

Berikut ini data-data biaya tenaga kerja langsung yang dibebankan

pada tahun 2013:

Tabel 2

Biaya Tenaga Kerja Langsung

PT Aksara Grafika Makassar, 2013

KETERANGAN JUMLAH

Wages and Allowance Rp. 259,837,445.00

Welfare Rp. 26,690,585.00

Jumlah Rp. 286,528,030.00

Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014


39

Jumlah media cetak yang diproduksi tahun 2013 sebanyak 5,495 pack,

jadi biaya tenaga kerja yang dibebankan kepada satu pack media cetak dapat

dihitung sebagai berikut:

BTKL per pack = Rp. 286,528,030.00

5,495

= Rp. 52,143.41

3. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead)

Biaya overhead pabrik merupakan biaya-biaya selain bahan baku

langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan produksi.

Tabel 3

Biaya Overhead Pabrik PT Aksara Grafika Makassar, 2013

KETERANGAN JUMLAH

Fuel 170,399,000.00
Expendable 78,659,754.00
Electricity and Water 44,553,700.00
Fee Impor & Freight In 19,205,948.00
Stationary and Printing 8,022,000.00
Household Needs 10,313,985.00
Repair and Maintenance 28,801,000.00
Depreciation of Building 45,440,664.30
Depreciation of Machineries 138,358,735.34
Total Factory Overhead Rp. 543,754,786.64
Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014
40

Jumlah media cetak yang diproduksi tahun 2013 sebanyak 5,495 pack,

maka jumlah Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang dibebankan pada satu pack

media cetak dapat dihitung sebagai berikut:

BOP per unit = Rp. 543,754,786.64

5,495

= Rp. 98,954.47

Dengan demikian, biaya produksi per pack media cetak dapat

dijumlahkan sebagai berikut:

Tabel 4

Biaya Pokok Produksi / pack

PT Aksara Grafika Makassar, 2013

KETERANGAN JUMLAH

Biaya bahan baku langsung Rp. 667,579.81

Biaya tenaga kerja langsung Rp. 52,143.41

Biaya overhead pabrik Rp. 98,954.47

Harga pokok produksi/unit Rp. 818,677.69

Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014

Pembuktian perhitungan di atas, dapat dicocokkan dengan laporan

Production Cost yang diambil dari perusahaan.

Di bawah ini adalah production cost PT Aksara Grafika Makassar tahun

2013:
41

Tabel 5

Production Cost

PT Aksara Grafika Makassar, 2013

DESCRIPTION Cumulatif
Amount %
Material Cost :
Main Material 3,164,057,307.96 70.33
Sub Material 268,890,833.92 5.98
Packing Material 235,402,910.00 5.23
Total Material Consumption 3,668,351,051.88 81.54

Labour Cost :
Wages and Allowance 259,837,445.00 5.78
Welfare 26,690,585.00 0.59
Total Labour Cost 286,528,030.00 6.37

Overhead Cost :
Fuel 170,399,000.00 3.79
Expendable 78,659,754.00 1.75
Electricity and Water 44,553,700.00 0.99
Fee Impor & Freight In 19,205,948.00 0.43
Stationary and Printing 8,022,000.00 0.18
Household Needs 10,313,985.00 0.23
Repair and Maintenance 28,801,000.00 0.64
Depreciation of Building 45,440,664.30 1.01
Depreciation of Machineries 138,358,735.34 3.08
Total Factory Overhead 543,754,786.64 12.09

Total Production Cost 4,498,633,868.52 100.00


Quantity Production (M3) 5,494.40
Production Cost per Unit (Rp.) 818,767.08
Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014

Dari laporan keuangan Production cost PT Aksara Grafika Makassar

tahun 2013 di atas, terdapat kecocokkan perhitungan harga pokok produksi / pack

media cetak, yaitu sebesar Rp. 818,767.08.


42

C. Perhitungan Harga Pokok Penjualan

Setelah elemen-elemen harga pokok produksi diketahui, maka penulis

akan menyajikan perhitungan harga pokok penjualan per unit/pack media cetak

yang diproduksi oleh PT Aksara Grafika Makassar untuk tahun 2013. Dalam

penentuan harga jual media cetak per pack, PT Aksara Grafika Makassar

membebankan biaya produksi, biaya penjualan, biaya penjualan dan administrasi

terhadap produk.

Berikut ini adalah data dari biaya-biaya tersebut yang dikeluarkan pada

tahun 2013:

Tabel 6

Biaya Penjualan dan Administrasi PT Aksara Grafika Makassar, 2013

KETERANGAN JUMLAH

Salaries 526,486,783.00
Medical Allowance 239,700.00
Insurance 7,534,203.00
Security and Cleaning 628,400.00
Household Needs 13,510,385.00
Jamsostek 15,335,899.00
Donation and Entertainment 10,467,500.00
Legal and Permint 27,832,780.00
Vehicle Expenses 202,973,405.00
Office Stationaries and Printing 14,559,803.00
Tax Administration and Pinalty 26,453,288.00
Telephone and Fax 68,165,908.00
43

Post, Stamp and Courier 5,700,580.00


Repair and Maintenance 74,408,904.00
Depreciation 131,665,106.86
Freight Out 274,548,600.00
Other Selling & General Adm. 650,000.00
Newspaper and Magazine 409,600.00
Total Operating Expenses Rp. 1,401,570,844.86
Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014

Jadi biaya penjualan dan administrasi yang dibebankan ke satu unit/pack

media cetak yang diproduksi tahun 2013 (sebanyak 5,495 unit), adalah sebagai

berikut:

Biaya penjualan per pack = Rp. 1,401,570,844.86

5,495

= Rp. 255,062.94

Setelah diketahui harga pokok produksi dan biaya operasi non produksi,

maka di bawah ini adalah perhitungan harga pokok penjualan. Harga pokok

penjualan pada PT Aksara Grafika Makassar, seperti telah disebutkan di atas,

menggunakan metode standard cost system, yaitu penetapan harga jual dengan

mempertimbangkan biaya yang dihabiskan dalam memproduksi produk, baik

biaya tetap maupun biaya variabel.


44

Biaya bahan baku Rp. 667,579.81


Biaya tenaga kerja langsung Rp. 52,143.41
Biaya overhead pabrik Rp. 98,954.47
Harga pokok produksi/unit Rp. 818,677.69
Biaya penjualan dan administrasi Rp. 255,062.94
Harga pokok penjualan/unit Rp. 1,073,740.63

Dari perhitungan di atas, maka diketahui harga pokok penjualan per

unit/pack media cetak adalah sebesar Rp.1,073,740.63.

D. Penetapan Harga Jual dan Perencanaan Laba menggunakan metode Cost

Plus

Dalam menghitung harga jual, PT Aksara Grafika Makassar

menggunakan metode cost plus atau metode mark up, sedangkan dalam

perencanaan labanya perusahaan menggunakan metode standard cost system atau

metode full costing. Alasan perusahaan menerapkan metode ini karena dengan

menerapkan metode full costing diharapkan semua biaya yang dikorbankan dapat

diperoleh kembali melalui penjualan dan memberikan laba sesuai dengan yang

diinginkan perusahaan.

Laba perusahaan merupakan selisih antara pendapatan perusahaan dengan

semua biaya yang dikeluarkan dalam periode yang sama untuk mencapai laba

yang optimal. Perusahaan harus melakukan perencanaan laba sehingga kegiatan-


45

kegiatan dalam perusahaan dapat terkoordinasi dengan baik untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Tujuan dasar perencanaan laba adalah untuk mencari jalan yang paling

menguntungkan bagi perusahaan. Pada umumnya laba perusahaan ditentukan oleh

tiga faktor penting yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu harga jual, besarnya

biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut, dan banyaknya produk yang

berhasil dijual.

Dasar pengambilan keputusan oleh manajemen adalah data yang

merupakan hasil perhitungan dari pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan,

pendekatan dalam membuat perencanaan laba melalui hubungan biaya-volume-

laba akan memberikan informasi apakah kenaikan/penurunan biaya variabel akan

mempengaruhi volume penjualan, apakah kenaikan/penurunan biaya tetap juga

mempengaruhi volume penjualan dan lain-lain. Besarnya laba yang diinginkan

perusahaan dihitung melalui titik impas, dengan mengetahui besarnya produk

yang harus dihasilkan untuk mencapai keadaan di mana perusahaan tidak

mendapatkan keuntungan maupun menderita kerugian maka dapat dihitung

besarnya produk yang harus dijual untuk mencapai laba yang diinginkan, atau

berapa laba yang diperoleh perusahaan untuk menjual produknya di atas titik

impas.

Ketika perusahaan sudah melakukan perhitungan harga pokok penjualan

per unit/pack media cetak, maka perusahaan akan menentukan berapa tingkat laba

yang diinginkan untuk diperoleh perusahaan atas penjualan yang akan dilakukan.
46

Dan tingkat laba yang diinginkan akan ditentukan oleh kebijakan manajemen agar

produk yang dihasilkan harganya dapat terjangkau oleh masyarakat dan juga laba

yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

PT Aksara Grafika Makassar menetapkan harga jual dengan menggunakan

metode cost plus atau metode mark up, yaitu penetapan harga jual di atas biaya

yang dikeluarkan. Hal ini terkait dengan laba yang hendak dicapai. Jadi, harga

jual sama dengan tingkat laba yang hendak dicapai. Tingkat laba/harga jual yang

ditetapkan adalah sebesar 20% dari penjualan. Hal ini berarti 80% dari hasil

penjualan itu harus menutupi jumlah biaya variabel dan tetap, dengan kata lain

80% dari penjualan adalah sama dengan jumlah biaya variabel dan biaya tetap.

Perhitungan yang dilakukan oleh PT Aksara Grafika Makassar dalam

merencanakan laba atau penetapan harga jual suatu produk yaitu dengan cara

harga pokok penjualan produk di mark up sesuai dengan besarnya laba

perusahaan yang diinginkan agar semua biaya dapat tertutup dan perusahaan tidak

mengalami suatu kerugian, caranya adalah sebagai berikut:

Total biaya per unit/pack = Rp. 1,073,740.63

Laba yang diinginkan (20%)= Rp. 214,748.13

Harga jual per unit/pack = Rp. 1,288,488.76

Dari hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa harga jual sebesar Rp.

1,288,488.76 masih memberikan laba sesuai yang diinginkan perusahaan atau

sebesar 20%. Dengan demikian, harga jual tersebut akan digunakan oleh PT

Aksara Grafika Makassar untuk menjual produknya agar laba 20% dapat tercapai.
47

Untuk perbandingan pada perhitungan selanjutnya, jika perusahaan

menjual 100 pack media cetak, maka labanya adalah sebagai berikut:

Penjualan Rp. 128,848,875.60


(100 unit @ Rp. 1,288,488.76)
Harga Pokok penjualan
(100 unit @ Rp. 1,073,740.63) Rp. 107,374,063.00
Laba (rugi) Rp. 21,474,812.60

E. Penetapan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Actual Cost System

/Direct Costing

1. Pengklasifikasian Perilaku Biaya

Dalam melakukan pengelompokkan yang didasarkan atas tingkah laku

biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi, biaya-biaya akan

dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.

Pada saat dilakukan penelitian, PT Aksara Grafika Makassar belum

melakukan pengelompokkan biaya ke dalam biaya tetap dan variabel oleh karena

perusahaan masih menggunakan metode standard cost system (full costing) dalam

perhitungan harga pokok penjualannya. Maka berdasarkan data yang telah

diperoleh akan dilakukan analisis sebagai berikut:

a. Biaya bahan baku merupakan biaya variabel karena besarnya biaya ini

tergantung dari jumlah volume produksi.

b. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya variabel, karena besarnya biaya

ini juga tergantung dari volume produksi yang dilakukan, di mana semakin
48

banyak pesanan yang diterima maka semakin banyak pula waktu yang

diperlukan oleh tenaga kerja untuk menyelesaikan jumlah pesanan tersebut.

c. Biaya gaji merupakan biaya tetap yang dibayarkan setiap bulan.

d. Biaya bahan bakar merupakan biaya variabel, karena besarnya biaya ini

tergantung dari volume produksi yang dilakukan.

e. Biaya listrik merupakan biaya semi variabel, di mana bersifat tetap karena

perusahaan merupakan pelanggan tetap dari PLN dan bersifat variabel karena

digunakan untuk menjalankan mesin-mesin produksi, sehingga apabila

volume pemakaian meningkat maka akan mempengaruhi biaya pemakaian

listrik.

f. Biaya penyusutan merupakan biaya tetap yang dibebankan setiap tahun

berdasarkan tarif yang telah ditetapkan.

g. Biaya reparasi dan pemeliharaan merupakan biaya semi variabel, di mana

biaya reparasi merupakan biaya variabel karena jumlahnya tidak sama

tergantung pemakaian, sedangkan biaya pemeliharaan merupakan biaya tetap

karena biaya tersebut dikeluarkan secara rutin yang besarnya sesuai

kebijaksanaan manajemen.

h. Biaya ATK merupakan biaya variabel yang besarnya ditentukan oleh

kebijaksanaan manajemen.

i. Biaya asuransi dan biaya JAMSOSTEK merupakan biaya tetap yang

dibayarkan setiap bulan.


49

j. Biaya telepon merupakan biaya semi variabel, di mana bersifat tetap karena

perusahaan merupakan pelanggan tetap Telkom dan bersifat variabel karena

besarnya tergantung pemakaian.

k. Biaya entertainment merupakan biaya variabel karena dalam melaksanakan

kegiatan pemasaran sebagai upaya meningkatkan penjualan membutuhkan

biaya entertainment kepada relasi bisnis.

l. Biaya transportasi bisnis merupakan biaya tetap karena besarnya ditentukan

oleh kebijaksanaan manajemen.

m. Biaya tunjangan kesehatan merupakan biaya variabel karena besarnya

tergantung dari jumlah klaim yang diberikan karyawan kepada perusahaan.

n. Biaya konsumsi dan rumah tangga merupakan biaya tetap karena besarnya

ditentukan oleh kebijaksanaan manajemen.

Pada Tabel di bawah ini disajikan rincian biaya yang diperhitungkan

untuk memproduksi media cetak sebanyak 100 unit/pack yang telah

dikelompokkan sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume produksi. Dari tabel tersebut dapat dilihat besarnya biaya tetap

dan biaya variabel yang terjadi.


50

Tabel 7

Pengelompokkan Biaya sesuai Dengan Perilakunya

Unsur Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel


Biaya Produksi:
Biaya bahan baku langsung 66,757,980.93
Biaya tenaga kerja langsung 5,214,340.86
Biaya Overhead Pabrik:
Fuel 3,100,982.71
Expendable 1,431,478.69
Electricity and Water 324,321.75 486,482.62
Fee Impor & Freight In 349,516.80
Stationary and Printing 145,987.26
Household Needs 187,697.63
Repair and Maintenance 209,652.41 314,478.62
Depreciation of Building 826,945.67
Depreciation of Machineries 2,517,902.37
Biaya penjualan dan adm:
Salaries 9,581,197.14
Medical Allowance 4,362.15
Insurance 137,110.15
Security and Cleaning 11,435.85
Household Needs 245,866.88
Jamsostek 279,088.24
Donation and Entertainment 190,491.36
Legal and Permint 506,511.01
Vehicle Expenses 3,693,783.53
Office Stationaries and 264,964.57
Printing
Tax Administration and
Pinalty 481,406.52
Telephone and Fax 496,203.15 744,304.73
Post, Stamp and Courier 103,741.22
Repair and Maintenance 541,648.07 812,472.11
Depreciation 2,396,089.30
Freight Out 4,996,334.85
Other Selling & General Adm. 4,731.57 7,097.36
Newspaper & Magazine 7,454.05
Total Biaya 18,248,750.75 89,125,311.38
Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014
51

Tabel 8

Taksiran Harga Pokok per Unit/Pack Produk

TAKSIRAN HARGA POKOK PER UNIT/PACK PRODUK


UNTUK 100 PACK MEDIA CETAK JADI
Unsur Biaya Jumlah Biaya Biaya /unit
(Rp.) (Rp.)
Biaya bahan baku 66,757,980.93
667,579.81
Biaya tenaga kerja 5,214,340.86
langsung
52,143.41
Biaya overhead pabrik 5,828,926.70
langsung
58,289.27
Total Biaya Produksi Variabel 778,012.48
Biaya Penjualan & Adm 11,324,062.89 113,240.63
variable
Total Biaya Penjualan & Adm Variabel 113,240.63
Biaya overhead pabrik
4,066,519.83 40,665.20
tetap
Biaya penjualan & adm
14,182,230.92 141,822.31
tetap
Harga Pokok Penjualan Per Unit/Pack 1,073,740.62
Sumber: PT Aksara Grafika Makassar, 2014

2. Analisis Pemanfaatan Metode Direct Costing

Dalam menghitung harga pokok produksi, pengendalian biaya serta

meninjau kebijaksanaan harga, PT Aksara Grafika Makassar masih menggunakan

metode full costing. Metode ini kurang tepat bila digunakan untuk pengambilan
52

keputusan jangka pendek, khususnya dalam penerimaan pesanan/tawaran khusus.

Hal ini dapat dilihat yaitu bila ada pesanan khusus dengan harga

permintaan/penawaran yang lebih rendah dari harga jual yang telah ditetapkan

perusahaan, maka pesanan tersebut akan ditolak karena tidak memberikan laba

sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

Dengan menggunakan metode direct costing, maka pesanan khusus

dengan harga permintaan yang lebih rendah dari harga jual yang telah ditetapkan

perusahaan mungkin masih dapat diterima dengan syarat harga jual pesanan

khusus lebih besar dari seluruh jumlah biaya variabel, perusahaan masih akan

mendapat tambahan laba yang mungkin apabila pesanan tersebut ditolak maka

kesempatan mendapat tambahan laba akan hilang apabila memakai standar harga

dengan perhitungan biaya full costing.

Dalam hal ini analisa direct costing dalam perhitungan harga pokok

produksi untuk menentukan harga jual sangat bermanfaat bagi perusahaan.

Dengan bantuan analisis Break Even dan Analisis hubungan Cost-Volume-Profit,

PT Aksara Grafika Makassar dapat dibantu dalam menentukan berapa banyaknya

media cetak jadi yang harus dijual dengan tingkat harga tertentu sekaligus

memperhatikan biaya produksi yang ada agar tidak mengalami kerugian

melainkan pulang pokok (impas), bahkan diharapkan laba dengan tingkat tertentu

dapat diperoleh.

Di bawah ini adalah perhitungan Direct Costing dengan bantuan analisa

break even dan hubungan Cost-Volume-Profit:


53

a. Dengan bantuan analisa break even, PT Aksara Grafika Makassar dapat

memperkirakan besarnya penjualan/harga jual yang harus dikenakan untuk

100 unit media cetak impas (pulang pokok). Rumusnya adalah:

BEPunit = Jumlah Biaya Tetap

Harga Jual/unit – Biaya Variabel

100 unit = Rp. 18,248,750.75

harga jual/unit – Rp. 89,125,311.38

100 (H. jual/unit – Rp. 89,125,311.38)= Rp. 18,248,750.75

Harja jual / unit = Rp. 89,125,311.38 + 18,248,750.75


100

= Rp. 1,073,740.62

Jadi PT Aksara Grafika Makassar harus menjual media cetak yang

diproduksinya dengan harga sebesar Rp. 1,073,740.62 / unit.

Analisa Direct Costing:


Penjualan Rp. 107,374,062.00
(100 unit @ Rp. 1,073,740.62)
Harga Pokok Produksi variabel
(100 unit @ Rp. 778,012.48) Rp. 77,801,248.00
Batas Kontribusi Kotor Rp. 29,572,814.00
Biaya variabel lainnya:
Penjualan dan Adm Rp. 11,324,062.89
Batas Kontribusi Bersih Rp. 18,248,751.11
Biaya tetap:
Overhead Pabrik tetap Rp. 4,066,519.83
Penjualan& adm tetap Rp. 14,182,230.92
Rp. 18,248,750.75
Laba (rugi) Rp. 0
54

Dari analisis direct costing yang dilakukan dapat dilihat bahwa apabila

PT Aksara Grafika Makassar menjual 100 unit produknya dengan harga Rp.

1,073,740.62 / unit, maka perusahaan mengalami pulang pokok yang berarti

hasil penjualan cukup untuk menutupi biaya produksi, biaya penjualan dan

biaya administrasi. Angka tersebut juga sebagai peringatan untuk tidak

menjual produk di bawah Rp. 1,073,740.62 / unit karena akan mengalami

kerugian.

b. Dengan bantuan analisis hubungan Cost-Volume-Profit dapat dianalisis

sebagai berikut:

Agar PT Aksara Grafika Makassar memperoleh laba 20% dari

penjualan berarti 80% dari hasil penjualan itu harus menutupi jumlah biaya

variabel dan tetap.

80% Penjualan = Rp. 89,125,311.38 + Rp. 18,248,750.75

= Rp. 107,374,062.13

Penjualan = Rp. 134,217,577.66

Dengan penjualan sebesar 134,217,577.66 untuk produksi media cetak

sebanyak 100 unit/pack, maka harga jual yang dikenakan atas tiap unit produk

tersebut adalah:

Harga jual = Rp. 134,217,577.66

100

= Rp. 1,342,175.78 / pack


55

Dari analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk dapat

memperoleh 20% laba dari penjualan PT Aksara Grafika Makassar harus

menjual 100 unit media cetak dengan harga /pack Rp. 1,342,175.78.

Dengan analisis Direct Costing tersebut hal ini dapat dibuktikan

sebagai berikut:

Penjualan Rp. 134,217,577.66


(100 unit @ Rp. 1,342,175.78)
Harga Pokok Produksi variabel
(100 unit @ Rp. 778,012.48) Rp. 77,801,248.00
Batas Kontribusi Kotor Rp. 56,416,329.66

Biaya variabel lainnya:


Penjualan dan Adm Rp. 11,324,062.89
Batas Kontribusi Bersih Rp. 45,092,266.77

Biaya tetap:
Overhead Pabrik tetap Rp. 4,066,519.83
Penjualan& adm tetap Rp. 14,182,230.92
Rp. 18,248,750.75
Laba (rugi) Rp. 26,843,516.02

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa dari 100 pack media cetak yang

terjual, dengan menggunakan metode direct costing atau actual cost system

menghasilkan laba sebesar Rp. 26,843,516.02. Hal ini jika dibandingkan dengan

perolehan laba dengan menggunakan metode standard cost system atau full

costing di atas yang hanya menghasilkan laba dari 100 pack media cetak sebesar

Rp.21,474,812.60. Dengan demikian, terdapat selisih laba sebesar Rp.

5,368,703.42. Lebih besar menggunakan actual cost system dibanding dengan

menggunakan standard cost system.


56

F. Pembahasan

Melalui penggunaan kedua metode perhitungan biaya di atas, yaitu metode

standard cost system atau full costing dan actual cost system atau direct costing

sebagai dasar dalam perhitungan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan

harga jual produk, dapat dilihat bahwa kedua metode tersebut memiliki perbedaan

dalam aplikasinya, terutama dalam alokasi biaya tetap dan variabel yang

dibebankan kepada produk.

Hal itu pun berpengaruh terhadap penetapan harga jual, juga berpengaruh

terhadap perencanaan laba khususnya laba jangka pendek. Metode direct costing

memungkinkan perusahaan menerima pesanan khusus di bawah harga pokok

penjualan yang ditetapkan pada metode full costing, selama jumlah penjualan

lebih besar dari biaya variabel.

Dari perbandingan penjualan 100 unit media cetak di atas, misalnya,

penetapan harga jual pun memiliki perbedaan dan juga laba yang diperoleh pun

memiliki perbedaan, lebih besar menggunakan direct costing. Hal itu disebabkan

biaya yang dibebankan kepada produk hanya dari biaya variabel. Sehingga hal itu

akan berpengaruh terhadap penyusunan laporan keuangan perusahaan.

Meskipun demikian, penerapan kedua metode tersebut dapat diterapkan

secara bersamaan pada PT Aksara Grafika Makassar. Metode full costing

digunakan dalam perencanaan laba jangka panjang dan metode direct costing

dapat digunakan dalam perencanaan laba jangka pendek.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan seluruh pembahasan yang telah

dibahas pada bab-bab sebelumnya ke dalam beberapa poin berikut ini.

1. Perhitungan harga pokok produksi yang digunakan oleh PT Aksara Grafika

Makassar, diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan menerapkan metode

standard cost system atau dengan istilah lain metode full costing. Di mana

bukan hanya biaya-biaya yang bersifat variabel yang dibebankan pada harga

pokok produksi tetapi juga biaya tetap seperti gaji dan depresiasi.

2. Dalam penentuan harga jual media cetak per pack, PT Aksara Grafika

Makassar membebankan biaya produksi, biaya penjualan, biaya penjualan dan

administrasi terhadap produk. Dalam menghitung harga jual, PT Aksara

Grafika Makassar menggunakan metode cost plus atau metode mark up,

sedangkan dalam perencanaan labanya perusahaan menggunakan metode

standard cost system atau metode full costing. Alasan perusahaan menerapkan

metode ini karena dengan menerapkan metode full costing diharapkan semua

biaya yang dikorbankan dapat diperoleh kembali melalui penjualan dan

memberikan laba sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

3. Perhitungan harga pokok produksi dan harga jual produk yang diterapkan

pada PT Aksara Grafika Makassar telah sesuai dengan teori-teori akuntansi.

Namun, perusahaan belum melakukan pemisahan biaya secara khusus antara

biaya variabel dan biaya tetap.

57
58

4. Dari perhitungan 100 pack media cetak yang terjual, dengan menggunakan

metode direct costing atau actual cost system menghasilkan laba sebesar Rp.

26,843,516.02. Hal ini jika dibandingkan dengan perolehan laba dengan

menggunakan metode standard cost system atau full costing di atas yang

hanya menghasilkan laba dari 100 pack media cetak sebesar

Rp.21,474,812.60. Dengan demikian, terdapat selisih laba sebesar Rp.

5,368,703.42. Lebih besar menggunakan actual cost system dibanding dengan

menggunakan standard cost system.

5. Peranan perhitungan biaya dengan metode full costing digunakan untuk

perencanaan laba jangka panjang, sedangkan metode direct costing digunakan

untuk perencanaan laba jangka pendek khususnya untuk menerima pesanan

pesanan khusus di bawah harga pokok penjualan yang ditetapkan pada metode

full costing. Dengan demikian, penerapan kedua metode tersebut dapat

diterapkan secara bersamaan. Metode full costing digunakan dalam

perencanaan laba jangka panjang dan metode direct costing dapat digunakan

dalam perencanaan laba jangka pendek, khususnya untuk menambah volume

penjualan produk sehingga laba jangka pendek bertambah, dan dengannya

laba jangka panjang pun akan bertambah pula.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

bermaksud untuk memberikan masukan yang mungkin bermanfaat bagi

perusahaan:
59

1. Dikarenakan terbukti metode direct costing menghasilkan laba yang lebih

besar, hendaknya perusahaan PT Aksara Grafika Makassar menggunakan

metode direct costing dalam perhitungan biayanya, khususnya dalam

menerima pesanan khusus, sehingga mampu bersaing dengan perusahaan

lain.

2. Dikarenakan belum terdapat pengelompokkan biaya ke dalam biaya tetap

dan biaya variabel, hendaknya perusahaan PT Aksara Grafika Makassar

membuat klasifikasi biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel dari

seluruh biaya produksi dan non produksi sehingga dapat diterapkan

metode direct costing.

3. Diperlukan perencanaan laba untuk tahun mendatang yang sesuai dengan

alokasi biaya yang ada secara tepat. Perencanaan laba harus diestimasi

secara tepat sehingga laba akan mengalami kenaikan dari setiap periode.

4. Faktor-faktor lain yang mendukung kenaikan laba harus juga ditingkatkan,

misalnya peningkatan volume penjualan, promosi, kualitas produk, dan

pelayanan terhadap konsumen.

5. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan data yang lebih luas,

sehingga diperoleh kesimpulan penelitian yang mendukung penelitian ini.


60

DAFTAR PUSTAKA

Dyckman, Dukes dan Davis. Akuntansi Intermediate. Jilid I. Edisi Ketiga.


Diterjemahkan oleh Munir Ali. Jakarta: Erlangga, 2000.

Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,


Salemba Empat, Jakarta, 2004.

Indriantoro, Nur & Supomo B. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajemen


dan Akuntansi. Yogyakarta: BPFE, 2002.

Keown, Arthur J. Dasar-dasar Manajamen Keuangan Jakarta: Salemba Empat,


2004.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas, Jilid 2, Jakarta: Indeks,


2005.

Maher, Michael W. dan Deakin, Edward B. Akuntansi Biaya, Jakarta: Erlangga,


2001.

Niswonger, Rollin & Fess, Phillip E. Prinsip-prinsip Akuntansi Edisi Ke-16,


Jakarta: Salemba Empat.

Polimeni, Ralph S. & Cashin, James A. Teori dan soal-soal akuntansi biaya,
Jakarta: Erlangga, 2002.

Raybun, L. Gayle. Akuntansi Biaya: Pendekatan Manajemen Biaya, Jakarta:


Erlangga, 2002.

Roni, Helmy. Akuntansi Biaya: Pengantar untuk Perencanaan dan Pengendalian


Biaya Produksi, Jakarta: FEUI, 2001.

Rudianto. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Grasindo, 2006.

Swastha, Basu. Pengantar Bisnis Modern Yogyakarta: Liberty, 2002.


Atika Mahmuda Bahduri, Lahir pada senin 24 Juli 1991
di kota Tarakan Kalimantan utara.anak ke lima dari
lima bersaudara pasangan Drs.H.Bahduri (alm) dan
Hj.Sitti Hajar (alm).Mengenyam pendidikan Taman
Kanak-Kanak di TK.Muhammadiyah Hidayatullah
Tarakan (1996-1998).Melanjutkan Pendidikan Sekolah
Dasar di SD 002 Tarakan (1998-2003).Meneruskan
Pendidikan Tingkat Menengah di MTs Negeri Tarakan
(2003-2006).dan Meneruskan pendidikan Menengah
atas di SMA Muhammadiyah Tarakan (2006-
2009).Kemudian meneruskan Pendidikan Kesarjanaan
di fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar (2010-2014) dengan
mengambil jurusan Manajemen.

Selama Menjalani Pendidikan Sempat menimba ilmu di organisasi


kemuhammadiyahan Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) Tarakan.

Anda mungkin juga menyukai