Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LOW BACK

PAIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGMATINGGI KOTA


PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2021

Asri Nurjannah1, Mastiur Napitupulu2, Asnil Adli Simamora3


1
Mahasiswa Program Studi keperawatan Program Sarjana Universitas Aufa Royhan
2,3
Dosen Program Studi keperawatan Program Sarjana Universitas Aufa Royhan
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Kota Padangsidimpuan
(asrinurjannah909@gmail.com)

ABSTRAK
Low back pain adalah nyeri yang berada di daerah punggung antara sudut bawah kosta
(tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Prevalensi penderita low back
pain di Indonesia pada tahun 2016 mencapai (12%). Penderita low back pain di wilayah
kerja Puskesmas padangmatinggi mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2019
sebanyak 98 orang meningkat pada tahun 2020 menjadi 105 orang. Tujuan Penelitian ini
untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian low back pain di wilayah
kerja puskesmas padangmatinggi kota padangsidimpuan. Jenis penelitian ialah penelitian
kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 105 orang .Teknik
penetapan sampel ialah consecutive sampling dengan jumlah sebanyak 60 orang. Alat
pengumpulan sampel ialah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas faktor usia
>50 tahun yang mengalami (26.5%) sedangkan usia <50 tahun yang mengalami (38.7%),
jenis kelamin laki-laki yang mengalami (36.7%) sedangkan perempuan (28.3%), dan
lama kerja yang mengalami >8 jam/hari (41.7%) sedangkan <8jam/hari (23.3%). Hasil uji
Chi- square menunjukkan nilai dan p = 0,000 ( p < 0,005 ) sehingga hasilnya adanya
faktor yang berhubungan dengan kejadian low back pain di wilayah kerja puskesmas
padangmatinggi kota padangsidimpuan tahun 2021. Saran penelitian di harapkan adanya
peningkatan pengetahuan faktor yang berhubungan dengan kejadian low back pain bagi
penderita low back pain melalui penyuluhan kesehatan.

Kata Kunci: low back pain, usia, jenis kelamin, lama kerja
Daftar Pustaka : 2002 – 2016 ( 38 )

ABSTRACT
Low Back Pain is one pain that exists on back area between costal bottom corner (Rib)
until sacred lumbo (around tail bound). Prevalence of low back pain patient in indonesia
is about 12% in the year 2016. Patient of low back pain in job-desk area of local
goverment clinic of padangmatinggi has improvement in the year 2019, they are about 98
people and it is increasing in the year 2020 to be 105 people. The aim of this research is
to know the related factors of low back pain phenomena in job-desk area of local
government clinic of padangmatinggi kota padangsidimpuan. Type pf this research is
quantitative research with cross sectional study approach. The population of this
research is about 105 people. Then the sample is taken by consecutive sampling
technique and they are about 60 people. Instrumentation of this research is
questionnaires. The result shows that majority of age factors >50 years old get the
phenomena, that is about 26,5% meanwhile <50 years old get the phenomena, that is
about 38,7%, based on the sex on male get the phenomena is about 36,7% while the
female is about 28,3%, based on the long-job is getting >8 hours/day, that is about
41,7% meanwhile<3 hours/day is about 23.3%. the restult of chi-square test shows that
p= 0.000 (p<0.005), here it can be said that there is an factors that related to the low
back pain phenomena in job-desk area of local government clinic of padangmatinggi kota

1
padangsidimpuan in the year 2021. The suggestion, it is expected to increase of
knowledge about the related factors about low back pain fpr the patient through the
health-counseling

Key Words: low back pain,age, sex,long-jobs


Bibliography : 2002 – 2016 ( 38 )

1. PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah ini merupakan


penyebab urutan paling sering dari
Low back pain merupakan
pembatasan aktivitas pada penduduk
salah satu gangguan muskuloskletal
dengan usia< 45 tahun, urutan ke 5
yang disebabkan oleh beberapa faktor
alasan perawatan di rumah sakit, dan
risiko yang salah satunya adalah usia >
alasan penyebab yang paling sering
50 tahun karena disebabkan faktor lain
untuk tindakan operasi di Amerika
yaitu faktor fisik yang mencakup
(Wheeler, 2009) .
ketegangan fisik, seringnya
Di Indonesia, Low back pain
mengangkat beban, dan postur kerja
lebih sering dijumpai pada golongan
yang kurang tepat (Silviyani, 2014).
usia 50 tahun ke atas. Secara
Berdasarkan Data yang di
keseluruhan, low back pain yang
dapatkan oleh World Health
paling banyak dijumpai dengan angka
Organization (WHO, 2013) nyeri
prevalensi 12%. Akan tetapi sekitar
punggung bawah di derita oleh usia
80-90% dari mereka yang mengalami
muda maupun tua. Sebanyak 20%-
nyeri punggung bawah tidak
25%. Menurut Global Burden Of
melakukan usaha apapun untuk
Disease Study 2017, angka kejadian
mengatasi timbulnya gejala tersebut.
penderita nyeri punggung bawah pada
Dengan kata lain, hanya sekitar 10-
tahun 1990 sebesar 377,5 juta dan
20% dari mereka yang mencari
meningkat menjadi 577 juta di tahun
perawatan medis ke pelayanan
2017. Pada tahun 2017 prevalensi
kesehatan (Kreshnanda, 2016).
nyeri punggung bawah tertinggi adalah
Penyakit nyeri ini meliputi:
Amerika Latin Selatan (13,47%),
osteomyelitis, artritis rheumathoid,
diikuti oleh asia pasifik (13,16%),
gout artritis, artritis septik (Suratun,
sedangkan terendah adalah Asia Timur
2011).
(3,92%),
Manifestasi nyeri dapat
Diikuti oleh Amerika Latin
bervariasi, seperti tidak nyaman ketika
Tengah (5, 62%). Angka kejadian
disentuh, pembengkakan, peradangan,
nyeri punggung bawah tertinggi adalah
kekakuan, atau pembatasan gerakan.
Asia Selatan (96,3 juta), diikuti oleh
Nyeri juga sering menimbulkan
Asia Timur (67,7 juta), sedangkan
gangguan mobilitas, fungsi
angka kejadian nyeri punggung bawah
kemandirian, partisipasi dalam
terendah adalah Oseania (0,7 juta),
kegiatan sosial, kualitas hidup dan
disusul Karibia (2,7 juta).
salah satu dari sepuluh penyebab
Nyeri punggung bawah
utama kecacatan di Negara
terhitung hampir mengurangi
berkembang (Hermsen et al, 2011).
produktivitas hingga 28 juta USD atau
Nyeri punggung bawah apabila
setara dengan 280 milyar rupiah dan
tidak ditangani yang ditimbulkan tidak
lebih dari 80 juta USD dihabiskan
hanya menyebabkan nyeri, frustasi dan
setiap tahunnya untuk mengatasinya.
distress, akan tetapi juga dapat

2
menimbulkan kaku sekujur tubuh yang melihat hubungan variabel independen
berujung tidak bisa berjalan atau (usia, jenis kelamin, lama kerja)
menggerakkan tubuhnya yang dengan variabel dependen (low back
mengakibatkan cacat seumur hidup pain). Dalam penelitian ini mengambil
pada lansia. Nyeri tersebut menjadi data dari responden dengan metode
suatu masalah karena gangguan survei menggunakan kuesioner.
kesehatan yang dapat menganggu Alat pengumpul data yang digunakan
aktivitas dan menjadi adalah Data Primer dan Data Sekunder
ketidaknyamanan yang Analisa data yang dilakukan ada 2
berkepanjangan, serta terasa seperti cara, yaitu Univariat dan Bivariat
rasa panas, kesemutan atau tertusuk dengan Uji chi square
dan ditikam (Mujianto, 2013). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan survey awal yang
1. Analisa Univariat
dilakukan oleh peneliti pada tanggal
19-21 Desember 2020 di Puskesmas
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Padangmatinggi didadapatkan data dari
Karakteristik Responden
periode tahun 2018 penderita sebanyak
Berdasarkan usia, jenis kelamin,
80 orang, tahun 2019 sebanyak 98
dan lama kerja
orang dan pada tahun 2020 di mulai No. Karakterisitk N %
dari bulan januari - november Responden
penderita low back pain sebanyak 105 1. Usia (tahun)
orang.dengan rata-rata umur 31-70 >50 tahun 31 51.7%
tahun. <50tahun 29 48.3%
Berdasarkan latar belakang 2. Jenis
kelamin 40 66.7%
diatas peneliti tertarik untuk Laki laki
melakukan penelitian tentang” faktor Perempuan 20 33.3%
yang berhubungan dengan kejadian 3. Pendidikan
low back pain di wilayah kerja terakhir 12 20.0 %
puskesmas padangmatinggi kota SD 12 20.0 %
SMP 19 31.7%
Padangsidimpuan tahun 2021. SMA 9 15.0 %
2. METODE PENELITIAN D3 8 13.3%
S1
Desain penelitian yang 4. Pekerjaan
digunakan yaitu penelitian kuantitatif. supir 40 66,7%
metode Penelitian ini menggunakan penjahit 20 33,3%
cross sectional study. yaitu mencari 2. Lama
hubungan antar variabel yang bekerja 44 73.3%
>8jam/hari 16
dilakukan dengan analisis data, dengan <8jam/hari
melakukan observasi atau Total 60 100.0%
pengumpulan data dalam waktu yang
bersamaan. Metode ini bertujuan untuk
Sumber : Puskesmas Padangmatinggi sebanyak 29 orang (48,3%).
Kota Padangsidimpuan Berdasarkan tabel jenis kelamin
mayoritas responden laki-laki sebanyak
Berdasarkan tabel diatas dapat 40 responden (66,7%) dan minoritas
dilihat dari 60 responden, bahwa berjenis kelamin perempuan berjumlah
mayoritas responden berada pada usia 20 responden (33,3%). Berdasarkan
>50 tahun sebanyak 31 responden tabel diatas dilihat dari pendidikan
(51,7%) dan minoritas usia <50 tahun terakhir mayoritas responden tamat

3
sma sebanyak 19 responden (31,7%)
dan minoritas berpendidikan s1 Tabel 2. Distribusi Frekuensi
sebanyak 8 responden (13,3%) kejadian low back pain di wilayah
Berdasarkan tabel pekerjaan mayoritas kerja puskesmas padangmatinggi
responden bekerja sebagai supir kota padangsidimpuan
sebanyak 40 responden (66,7%) dan
minoritas bekerja penjahit berjumlah No Kategori N %
20 responden (33,3%), berdasarkan 1 Tidak 21 35.0%
mengalami
tabel lama bekerja mayoritas responden
2 Mengalami 39 65,0%
yang bekerja >8 jam/hari sebanyak 44 Total 60 100,0%
responden (73,3%) dan minoritas
responden yang bekerja <8jam/hari
sebanyak 16 responden (26,7%)
Dari tabel diatas dapat pain, dan 39 responden (65,0%)
disimpulkan bahwa 21 responden mengalami low back pain.
(35.0%) tidak mengalami low back
2. Analisa Bivariat
Tabel 3 Distribusi Hubungan usia dengan kejadian low back pain di wilayah
kerja puskesmas Padangmatinggi kota padangsidimpuan
Low back pain
No. Usia Total P Value
Tidak Mengalami Mengalami
N F N F N F
1. >50 15 25.0% 16 26.7% 31 51.7% 0,03
2. <50 6 10.0% 23 38.3% 29 48.3%
Total 21 35.0% 39 65.0% 60 100%

Berdasarkan tabel diatas tahun adalah 29 orang (48.3%), yang


didapatkan hasil dari 60 responden, tidak mengalami adalah 6 orang
usia >50 tahun adalah 31 orang (10.0%), yang mengalami adalah 23
(51.7%), yang tidak mengalami adalah orang (38.3%).
15 orang (25.0%), yang mengalami Setelah dilakukan uji statistik
adalah 16 orang (26.7%). dan usia <50 menggunakan Uji fisher didapatkan
p=0.032s (<0.05), maka Ho
ditolak
dan Ha diterima. Jadi dapat Padangmatinggi kota
disimpulkan bahwa ada hubungan Padangsidimpuan
usia dengan kejadian low back pain di
wilayah kerja puskesmas

Tabel 4 Distribusi Hubungan jenis kelamin dengan kejadian low back pain di
wilayah kerja puskesmas Padangmatinggi kota padangsidimpuan
Low back pain
No. Jenis kelamin Tidak Total P Value
mengalami
Mengalami
N F N F N F
1. Laki-laki 18 30.0% 22 36.7% 40 66.7% 0,02
2. Perempuan 3 5.0% 17 28.3% 20 33.3%
Total 21 35.0% 39 65.0% 60 100%

4
Berdasarkan tabel diatas didapatkan Setelah dilakukan uji statistik
hasil dari 60 responden, jenis kelamin laki- menggunakan Uji fisher didapatkan p=0.025
laki adalah 40 orang (66.7%), yang tidak (<0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi
mengalami adalah 18 orang (30.0%), yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan jenis
mengalami adalah 22 orang (36.7%). dan jenis kelamin dengan kejadian low back pain di
kelamin perempuan adalah 20 orang (33.3%), wilayah kerja puskesmas padangmatinggi kota
yang tidak mengalami adalah 3 orang (5.0%), padangsidimpuan
yang mengalami adalah 17 orang (28.3%).

Tabel 5 Distribusi hubungan lama kerja dengan kejadian low back pain di
wilayah kerja puskesmas Padangmatinggi kota padangsidimpuan
No. Lama kerja Low back pain Total P Value
Tidak Mengalami
Mengalami
N F N F N F
1. >8jam/hari 19 31.7% 25 41.7% 44 73.3%
2. <8jam/hari 2 3.3% 14 23.3% 16 26.7% 0,03
Total 21 35.0% 39 65.0% 60 100%

Berdasarkan tabel diatas (51.7%) dibandingkan dengan yang


didapatkan hasil dari 60 responden, yang berusia <50 tahun sebanyak 29 responden
lama kerja >8 jam/hari adalah 44 orang (48.3%). Hal ini dikarenakan umumnya
(73.3%) yang tidak mengalami adalah 19 usia lanjut kemampuan fisiknya akan
orang (31.7%), yang mengalami adalah 25 menurun seiring berjalannya waktu.
orang (41.7%). dan yang lama kerja Keluhan otot skeletal biasanya dialami
<8jam/hari adalah 16 orang (26.7%), yang oleh seseorang pada usia kerja yakni 24-65
tidak mengalami adalah 2 orang (3.3%), tahun (Karwowski dan Marras, 2006).
yang mengalami adalah 14 orang (23.3%).
Setelah dilakukan uji statistik Berdasarkan hasil penelitian maka
menggunakan Uji fisher didapatkan dapat diketahui bahwa responden dengan
p=0.034 (<0.05), maka Ho ditolak dan Ha jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebanyak 40 orang (66,7,0%).
ada hubungan lama kerja dengan kejadian Menurut peneliti, laki-laki dan
low back pain di wilayah kerja puskesmas perempuan memiliki risiko yang sama
padangmatinggi kota padangsidimpuan terhadap keluhan nyeri punggung, namun
pada kenyataannya jenis kelamin
4. PEMBAHASAN seseorang dapat mempengaruhi timbulnya
keluhan nyeri punggung, karena pada laki-
1. Analisa Univariat laki keluhan ini lebih sering terjadi
Karakteristik Responden misalnya akibat sering mengangkat beban
Berdasarkan hasil penelitian yang berat selama bekerja dengan kurun waktu
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas yang lama.
padangmatinggi kota padangsidimpuan, Berdasarkan hasil penelitian,
diperoleh hasil bahwa dari 60 responden diketahui bahwa responden dengan
yang diberikan kuesioner, sebanyak 39 pendidikan terakhir sma sebanyak 19
orang (65.0%) yang mengalami low back responden (31.7%). Semakin tinggi
pain dan 21 orang (35.0%) yang tidak pendidikan seseorang semakin banyak pula
mengalami low back pain. ilmu yang di dapat. Tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, seseorang akan berpengaruh terhadap
diketahui bahwa yang mengalami low back wawasan dan cara pandangnya dalam
pain cenderung dialami seseorang yang menghadapi suatu masalah. Seseorang
berusia >50 tahun sebanyak 31 responden yang mengalami tingkat pendidikan yang
tinggi cenderung mengutamakan rasio saat

5
menghadapi gagasan baru dibandingkan ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
mereka dengan pendidikan yang lebih kategori responden beumur dibawah 50
rendah (Notoadmojo, 2012) tahun dan kategori umur responden
Berdasarkan hasil penelitian maka berumur 50 tahun keatas. Sebagian besar
dapat diketahui bahwa pekerjaan terbanyak responden berumur >50 tahun yaitu
adalah supir sebanyak 40 orang (66,7%). sebanyak 31 orang sedangkan responden
Faktor penyebab low back pain salah yang berumur <50 tahun yaitu sebanyak 29
satunya adalah faktor fisik yang orang. Berdasarkan uji statistik diperoleh
berhubungan dengan pekerjaan seperti nilai p=0.032 (p<0.05) yang berarti ada
duduk dan mengemudi, duduk atau berdiri hubungan antara usia dengan low back
berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statis), pain di wilayah kerja puskesmas
getaran, mengangkat, membawa beban, padangmatinggi kota padangsidimpuan
membungkuk dan memutar badannya tahun 2021. Dari hasil ini dapat diketahui
(Mahadewa & Maliawan, 2014). Diduga bahwa semakin tinggi usia seseorang maka
penyebab supir mengalami low back pain semakin tinggi pula tingkat kejadian low
karena supir yang bekerja dengan duduk back pain yang dialaminya.
dan mengemudi yang berjam-jam setiap Hasil penelitian ini sejalan dengan
hari, sehingga lama kelamaan supir penelitian yang dilakukan oleh Yamin
tersebut akan merasakan kelelahan pada (2015) yang menyatakan bahwa dari 70
otot skeletalnya dalam hal ini pekerja, diantara 36 orang yang tergolong
menyebabkan low back pain muda, 82,4% yang mengalami low back
Berdasarkan hasil penelitian dapat pain dan diantara 34 orang dengan kategori
diketahui bahwa Pekerja yang memiliki tua, 44,4% yang mengalami low back pain.
lama kerja >8jam/hari sebanyak 44 Hasil penelitian tersebut menunjukkan
responden ( 73.3%) sedangkan yang bahwa terdapat hubungan bermakna antara
bekerja <8jam/hari sebanyak 16 responden usia dengan kejadian low back pain pada
(26.7%). Pekerja yang tidak memenuhi buruh angkut di gudang logistik sub divisi
syarat atau lebih dari 8 jam akan lebih regional bulog Kota Makassar. Penelitian
berisiko besarnya tingkat kejadian low ini tidak sejalan dengan penelitian yang
back pain daripada yang memenuhi syarat. menyatakan bahwa dari 42 pekerja,
Jumlah waktu kerja yang efisien untuk diantara 18 orang yang tergolong muda,
seminggu adalah antara 40-48 jam yang 28,6% merasakan adanya keluhan low
terbagi dalam 5 atau 6 hari kerja dan back pain dan diantara 24 orang yang
maksimum waktu kerja tambahan yang memiliki usia tua, 42,9% merasakan
masih efisien adalah 30 menit. Seseorang adanya keluhan low back pain. Hasil
yang bekerja secara terus-menerus pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa
suatu ketika akan mengalami kejadian, tidak ada hubungan antara usia dengan
baik pekerjaan fisik maupun mental kejadian low back pain pada pekerja
(Nurmanto, 1998). sewing.
dilakukan apabila mulai merasa nyeri. Berdasarkan hasil penelitian dapat
rusahaan. Pencegahan yang dapat diketahui bahwa semakin bertambahnya
dilakukan demi mengurangi risiko usia maka akan terjadi penurunan fungsi
sistem tubuh manusia yang salah satunya
2. Analisa Bivariat adalah sistem musculoskeletal yang
Hubungan usia dengan kejadian low didalamnya termasuk kejadian low back
back pain di wilayah kerja puskesmas pain. Pekerja yang berusia tua lebih mudah
padangmatinggi kota padangsidimpuan mengalami kejadian low back pain karena
Faktor usia seseorang dapat kemampuan untuk menahan beban dan
memengaruhi kejadian low back pain. pergerakan tubuh semakin berkurang
Pada usia lanjut, kekuatan dan ketahanan (Jatmikawati, 2006). Tidak dapat
otot akan mulai menurun sehingga risiko dipungkiri juga pekerja yang berusia muda
terjadinya keluhan otot semakin meningkat dapat berpotensi mengalami kejadian low
(Tarwaka, 2004). Umur dalam penelitian back pain jika faktor lain seperti jam

6
kerjanya yang melebihi batas normal, serta diketahui bahwa rata-rata kekuatan otot
posisi kerja yang statis dalam waktu wanita kurang lebih hanya 60% dari
tertentu. kekuatan otot pria, khususnya untuk otot
Hubungan jenis kelamin dengan lengan, punggung dan kaki yang
kejadian low back pain di wilayah kerja menyatakan bahwa perbandingan keluhan
puskesmas padangmatinggi kota otot antara pria dan wanita adalah 1 : 3
padangsidimpuan (Meliala, 2004).
Jenis kelamin menjadi salah satu Berdasarkan observasi dapat
faktor resiko keluhan nyeri punggung diketahui bahwa tingkat ketahanan antara
bawah. Tingkat ketahanan antara laki-laki jenis kelamin laki-laki dan perempuan
dan perempuan berbeda. Berdasarkan hasil berbeda . Tidak dapat dipungkiri pekerja
penelitian diperoleh data distribusi yang dengan berjenis kelamin laki-laki
frekuensi diketahui responden berjenis dapat berpotensi mengalami kejadian low
kelamin laki-laki sebanyak 40 0rang, back pain karna lebih sering menggunakan
sedangkan responden berjenis kelamin kekuatan otot yang lebih dibandingkan
perempuan sebanyak 20 orang. perempuan
Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai Hubungan lama kerja dengan kejadian
p=0.025 (p<0.05) yang berarti ada low back pain di wilayah kerja
hubungan antara jenis kelamin dengan puskesmas padangmatinggi kota
kejadian low back pain di wilayah kerja padangsidimpuan
puskesmas padangmatinggi kota Lama kerja adalah waktu kerja
padangsidimpuan tahun 2021. Dari hasil setiap hari yang dilakukan oleh pekerja
ini dapat diketahui bahwa kekuatan otot untuk bekerja. Secara normal lama kerja
wanita kurang lebih hanya 60% dari yang diperkenankan kepada setiap pekerja
kekuatan otot pria, maka semakin tinggi yaitu tidak lebih dari 8 jam/hari. Menurut
pula tingkat kejadian low back pain yang Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13
dialaminya. Tahun 2003, waktu kerja yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan dipersyaratkan dalam sehari yaitu 7-8 jam.
penelitan yang dilakukan syahria (2015) Lama kerja dalam penelitian ini dibagi
yang menyatakan bahwa dari 70 menjadi 2 kategori, yaitu lama kerja <8
responden, diantara 37 orang berjenis jam perhari dan kategori lama kerja atau
kelamin perempun, 78,4% mengalami >8 jam perhari.
keluhan low back pain dan diantara 33 Sebagian besar responden yang
orang berjenis kelamin laki-laki, 45,5% lama kerjanya >8jam/hari sebanyak 44
mengalami keluhan low back pain. Hasil orang sedangkan responden yang lama
tersebut menunjukkan bahwa ada kerjanya <8jam sebanyak 16 orang.
hubungan antara jenis kelamin dengan Berdasarkan observasi lapangan, terlihat
keluhan low back pain pada buruh angkut bahwa beberapa pekerja seperti supir
di gudang logistik sub divisi Kota misalnya dapat melebihi jam kerja yang
Makassar. Penelitian ini tidak sejalan ditentukan apabila terjadi banyak
dengan penelitian Islamiati (2014) yang penumpang Berdasarkan hasil uji statistik
menyatakan bahwa dari 33 responden, diperoleh nilai p=0.034 (p<0.05) yang
diantara 24 orang berkenis kelamin laki- berarti ada hubungan antara lama kerja
laki, 62,5% mengalami keluhan low back dengan kejadian low back pain di wilayah
pain dan diantara 9 orang berjenis kerja puskesmas padangmatinggi kota
perempuan, 55,6% mengalami keluhan low padangsidimpuan tahun 2021.
back pain. Hasil tersebut menunjukkan Dari hasil ini dapat diketahui bahwa
bahwa tidak ada hubungan antara masa semakin lama pekerja bekerja selama 1
kerja dengan keluhan low back pain pada hari, maka semakin tinggi pula tingkat
operator forklift di PT. Pertamina kejadian low back pain yang dialaminya.
Lubricants Production Unit Jakarta. Berdasarkan penelitian yang
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, banyak dari pekerja pada
dilakukan, Dari penelitian ini dapat waktu tertentu yang bekerja selama 8 jam

7
(atau kurang) perhari tidak mempunyai gangguan kessehatan, penyakit dan
waktu istirahat atau biasa disebut dengan kecelakaan serta ketidakpuasan
istilah non-stop. Karena permintaan (Suma’mur, 2014).
konsumen yang terlalu banyak sehingga
pekerja tersebut tetap bekerja tanpa
istirahat. Jika seorang pekerja harus 5. KESIMPULAN DAN SARAN
bekerja lebih dari lama kerja yang
dianjurkan, maka hal tersebut akan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
mempengaruhi fisik, performanya, dan dilakukan terhadap 60 responden tentang
produktivitasnya sehingga jika terjadi faktor yang berhubungan dengan kejadian
secara terus-menerus akan menimbulkan low back pain di wilayah kerja puskesmas
berbagai penyakit yang salah satunya padangmatinggi kota padangsidimpuan ,
adalah low back pain. maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penelitian ini sejalan dengan 1. mayoritas responden berada pada usia
penelitian yang dilakukan oleh Rismayanti >50 tahun sebanyak 31 responden
(2015) yang menyatakan bahwa dari 70 (51,7%). mayoritas responden berjenis
responden, diantara 31 orang yang lama kelamin laki-laki sebanyak 40
kerjanya tidak memenuhi syarat, 80,6% responden (66,7%), mayoritas
mengalami keluhan low back pain dan responden berpendidikan terakhir smp
diantara 39 orang yang lama kerjanya sebanyak 19 responden (31,7%),
memenuhi syarat, 48,7% mengalami mayoritas responden bekerja sebagai
keluhan low back pain. Hasil penelitian supir sebanyak 40 responden (66,7%),
tersebut menunjukkan bahwa ada mayoritas responden yang bekerja >8
hubungan antara lama kerja dengan jam/hari sebanyak 44 responden
keluhan low back pain pada buruh angkut (73,3%)
di gudang logistik sub divisi regional Kota 2. Ada hubungan antara usia dengan
Makassar. Penelitian ini tidak sejalan kejadian low back pain di wilayah
dengan penelitian Warapsari (2014) yang kerja puskesmas padangmatinggi kota
mengatakan bahwa tidak ada hubungan padangsidimpuan dengan nilai p =
lama kerja terhadap low back pain pada 0.032.
pekerja pengolahan bandeng presto 3. Ada hubungan antara jenis kelamin
kelurahan Bandengan kecamatan Kendal dengan kejadian low back pain di
dengan nilai p=0,142. wilayah kerja puskesmas
Berdasarkan observasi yang padangmatinggi kota padangsidimpuan
dilakukan, terdapat ketidaksesuaikan dengan nilai p = 0.025.
waktu jam kerja atau jam kerja melewati 4. Ada hubungan antara lama kerja
batas waktu apabila terdapat peningkatan dengan kejadian low back pain di
pelanggan atau konsumen Akibat dari wilayah kerja puskesmas
peningkatan tersebut, pekerja akan padangmatinggi kota padangsidimpuan
mengambil waktu istirahatnya dan dengan nilai p = 0.034.
digunakan untuk menutupi banyaknya
pelanggan tersebut. Olehnya itu, sebagian
besar pekerja yang lama kerjanya tidak 6. SARAN
memenuhi syarat tidak disadari mengalami a. Bagi Responden
kejadian low back pain. Responden dapat mengetahui
Memperpanjang waktu kerja lebih faktor yang berhubungan dengan
dari kemampuan lama kerja biasanya tidak kejadian low back pain dan
disertai efisiensi, efektivitas dan memberikan wawasan terhadap
produktivitas kerja yang optimal, bahkan responden.
biasanya terlihat penurunan kualitas dan b. Bagi Tempat Peneliti
hasil kerja serta bekerja dengan waktu Dapat memberi manfaat dan
yang berkepanjangan timbul informasi kepada tenaga kesehatan
kecenderungan untuk terjadinya kelelahan, sehingga bisa digunakan dalam

8
membuat kebijakan dengan faktor Practice Guideline from the
yang berhubungan dengan America College of Physicians and
kejadian low back pain the Amerika Pain Society.
c. Bagi Institut Pendidikan ACP.Vol: 147. No: 7.
Penelitian ini dapat digunakan
sebagai salah satu referensi bagi Dharma. (2015). Metodologi Penelitian
mahasiswa serta sebagai Keperawatan: Panduan
pembendaharaan Kepustakaan di Melaksanakan dan menerapkan
Fakultas Aufa Royhan Penelitian. Cetakan Pertama,
Padangsidimpuan. Jakarta: Trans Info Media.
d. Bagi Peneliti selanjutnya Dharmayana, 2012, Tata
Sebagai salah satu data dasar
Laksana
dalam pengembangan peneliti Nyeri,
selanjutnya tentang faktor yang disitasi: 15
berhubungan dengan kejadian low maret 2017
back pain .
<http://malutpost.com/berita/index
.php?option=com_content&task=
7. REFERENSI view&id=110&Itemid=38>
Adults With Joint Pain And Comorbidity, Dinas Kesehatan Jombang, 2016, Data
Design Of A Prospective Cohort Kesakitan 2015
Study, Musculoskeletal Disorders
2011, 12:241. Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat,
2015, Profil Statistik Kesehatan
Andarmoyo , S. (2013). Konsep dan Proses 2015,
KeperawatanNyeri, Ar-Ruzz.
Yogyakarta. Falsalado C.W., 2014, Keperawatan
komunitas, Nuha Medika,
Arikunto,,Suharsimi, 2016, Prosedur Yogyakarta Hermsen, L., Leone,
Penelitian Suatu Pendekatan S., Windt, D., et al, 2011,
Praktek, Edisi Functional Outcome In Older
Baer, A., (2014), The Approach to The Ginting.(2010). Pemeriksaan Fisioterapi.
Painful Joint, Disitasi: 10 Maret Surakarta: Muhammadiyah
2019 www University Press.
emedicine.medscape.com/article/3
360540-overview. Hermsen et al, (2011).Acute and Chronic
Whisplas Disorders, Center of
Baer, A., 2014, The Approach to The Trauma and Injury Recovery South
Painful Joint, Disitasi: 10 Maret Australian, Australia.
2017
<www.emedicine.medscape.com/a Hernani & Hayani, E, 2011, Identification
rticle/3360540-overview> of chemical components on red
ginger (Zingiber officinale var.
Bambang, W. Dkk. (2012). Sport massage: Rubrum) by GC-MS, Proc.
Teori Dan Praktik. Surakarta: International Seminar on natural
Penerbit Yuma Pustaka products chemistry and utilization
Brunner & Suddarth, 2011, Buku Ajar of natural resources, UI-Unesco,
Jakarta :501-505.
Medikal Bedah, Volume 1, Edisi 8,
EGC, Jakarta Hidayat, A. A., 2012, Riset Keperawatan
Chou. (2012). Diagnosis and Treatment of dan Teknik Penulisan Ilmiah,
low back pain: A Joint Clinical Salemba Medika, Jakarta

9
Jakarta : Badan Pusat Statistik Prasetyo, S. N. (2010). Konsepdan Proses
KeperawatanNyeri. Yogyakarta:
Kozier , B. et al. (2002). Kozier&Erb´s GrahaIlmu.
techniques in clinical
nursig.(5thed). New jersey: Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta
prentice.
Septiawan.(2013). Faktor yang
Kreshnanda, L.P.S, (2016). Prevalensi dan Berhubungan Dengan Keluhan
Gambaran Keluhan Low Back Nyeri Punggung Bawah pada
Pain Pada wanita Tukang Suun di Pekerja Bangunan di PT.
Pasar Bandung, Januari 2014, E- Mikroland Property Depelopment
Journal Medika, 5(8): pp.1-6. Semarang Tahun 2012. Skripsi
Semarang: Fakultas Ilmu
McCann, J .A. S. (2009). Pain Keolahragaan Universitas Negeri
management made incredibly easy. Semarang.
Springhuose: Lippincott Williams
& Wilkins. Sigamani.(2010). Ergonomi. Konsep Dasar
dan Aplikasinya. Edisi Kedua.
Meliala, L. Dkk. (2003), Patofisiologi dan Gunawidia: Surabaya
penatalaksanaan Nyeri punggung
bawah, yogyakarta: Bagian/ SMF Silviyani V, Susanto T, Asmaningrum N.
Penyakitsyaraf RSUP Dr. Sardjito/ (2013). Hubungan Posisi Bekerja
FK UGM. Suplemen Berkala Petani Lansia dengan Resiko
Neurosains, Vol 4, No.2 : 101-104. terjadinya Nyeri Punggung Bawah
di Wilayah kerja Puskesmas
Nasir, abdul., muhith, abdul dan M.E. Sumber jambe Kabupaten jember.
ideputri, 2011, Buku ajar Artikel Illmiah Hasil Penelitian
metodologi penelitian kesehatan, Mahasiswa, Jember:
Nuha Medika, Yogyakarta UniversitasJember.
Nila M.K. Pemberian kompres panas Tamansuri, Anas, 2013, Konsep dan
terhadap penurunan nyeri Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta,
payudara. Disitasi: 3 maret 2017 Kedokteran EGC
<http://stikeskusumahusada.ac.id>
Trimunggara K, (2010). Faktor-Faktor
Noor, (2013).Buku ajar gangguan yang Mempengaruhi Keluhan Low
muskuloskletal. Jakarta: Back Pain pada Kegiatan
SalembaMedika Mengemudi Tim Ekspedisi PT.
Enseval Putera Megatrading
Notoadmojo, S. (2010).Metodologi Jakarta tahun 2010. Jurnal
Penelitian Kesehatan, Ergonomi Indonesia. Jakarta:
RinekaCipta, Jakarta. Fakultas kedokteran dan Ilmu
Notoatmodjo, S, 2012, Metodologi Kesehatan Universitas Islam
Penelitian Kesehatan. Ed.rev, Negeri Syarif Hidayatullah.
Rineka Cipta, Jakarta Uliyah, M & Hidayat, A.A, 2010,
Notoatmodjo, S, 2012, Metodologi Ketrampilan dasar praktik klinik
Penelitian Kesehatan. Ed.rev, kebidanan, Salemba medika,
Rineka Cipta, Jakarta Jakarta

Potter & Perry, (2011).Fundamental of Wina E.W.L., 2011, Pengaruh nisbah


nursingedisi. 7. Jakarta: rimpang dengan pelarut dan lama
Salembamedika ekstraksi terhadap mutu oleoresin
jahe merah, Institut pertanian

10
bogor, Bogor

Wiyono, 2010, Perawatan keluarga


terutama pada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan
dengan nyeri sendi dalam
memberikan asuhan keperawatan
keluarga dengan Artritis
Rheumatoid, disitasi 15 Maret
2017<http://digilib.unimus.ac.id/fil
es/110/jtptunimus-gdl-
zulipurnaw-5461-1-babi.pdf>

11

Anda mungkin juga menyukai