Anda di halaman 1dari 5

PERSYARATAN IZIN RUMAH SAKIT

1. ADMINISTRASI UMUM
A. Persyaratan umum :
1) Berbadan Hukum :
a) Badan hukum publik, untuk Rumah Sakit Pemerintah.
b) Badan hukum yang bersifat nirlaba dan profit berupa perkumpulan, yayasan, dan perseroan
terbatas, untuk Rumah Sakit Swasta. Badan hukum yang bersifat profit, jenis kegiatan
usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.
2) Profil Rumah Sakit, paling sedikit meliputi:
a) visi dan misi;
b) lingkup kegiatan;
c) rencana strategi;
d) struktur organisasi Rumah Sakit;
e) perencanaan pemenuhan ketersediaan Tenaga Kesehatan dan tenaga nonkesehatan terhadap
jumlah, spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia;
f) perencanaan kebutuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan terhadap jumlah, jenis, dan
spesifikasi.
3) Dokumen Komitmen untuk melakukan akreditasi oleh Lembaga Akreditasi Rumah Sakit untuk
Rumah Sakit baru.
4) Surat keterangan kesesuaian peruntukan lokasi dan lahan serta pertimbangan kebutuhan rumah
sakit dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
5) Durasi pemenuhan standar oleh pelaku usaha untuk perizinan baru selama 2 (dua) tahun, sejak
NIB terbit.
B. Persyaratan Perpanjangan :
1) Dokumen Izin Berusaha Rumah Sakit yang masih berlaku.
2) Dokumen Bukti Akreditasi.
3) Self assessment Rumah Sakit yang meliputi jenis pelayanan, sumber daya manusia, fasilitas
kesehatan, peralatan dan sarana penunjang.
4) Dokumen/bukti uji fungsi dan/atau uji coba untuk alat kesehatan baru.
5) Dokumen kalibrasi untuk alat kesehatan yang wajib kalibrasi.
6) Durasi pemenuhan persyaratan oleh pelaku usaha selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak
diterbitkannya izin perpanjangan aktivitas Rumah Sakit.
C. Persyaratan Perubahan :
1) Dokumen Izin Berusaha Rumah Sakit yang masih berlaku;
2) Dokumen surat pernyataan penggantian badan hukum, nama Rumah Sakit, kepemilikan modal,
jenis Rumah Sakit, klasifikasi Rumah Sakit, dan/atau alamat Rumah Sakit, yang ditandatangani
pemilik Rumah Sakit;
3) Dokumen perubahan NIB; dan/atau
4) Self assessment Rumah Sakit yang meliputi jenis pelayanan, sumber daya manusia, fasilitas
kesehatan, peralatan dan sarana penunjang.
Rumah Sakit harus melakukan perubahan izin usaha dalam hal terdapat perubahan:
1) badan hukum;
2) nama Rumah Sakit;
3) kepemilikan modal;
4) jenis Rumah Sakit;
5) klasifikasi Rumah Sakit; dan/atau
6) alamat Rumah Sakit.
II. TEKNIS, meliputi :
a. Feasibility Study Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan Studi Kelayakan (Feasibility Study)
pada saat awal perizinan usaha untuk pertama kali. Feasibility Study/studi kelayakan ini
merupakan hasil analisis dan penjelasan kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari
pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit yang terdiri atas:
1) kajian kebutuhan pelayanan Rumah Sakit yang meliputi:
a) kajian demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan kepadatan penduduk serta
karakteristik penduduk yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan status perkawinan;
b) kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan, tingkat pendidikan,
angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata bruto;
c) kajian morbiditas dan mortalitas, yang mempertimbangkan sekurangkurangnya sepuluh
penyakit utama, angka kematian (GDR, NDR), dan angka persalinan;
d) kajian kebijakan dan regulasi, yang mempertimbangkan kebijakan dan regulasi
pengembangan wilayah pembangunan sektor nonkesehatan, kesehatan, dan
perumahsakitan.
e) kajian aspek internal Rumah Sakit merupakan rancangan sistem-sistem yang akan
dilaksanakan atau dioperasionalkan, yang terdiri dari sistem manajemen organisasi
termasuk sistem manajemen unit-unit pelayanan, sistem unggulan pelayanan, alih
teknologi peralatan, sistem tarif, serta rencana kinerja dan keuangan.
2) kajian kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, dan peralatan sesuai
kriteria klasifikasi Rumah Sakit, meliputi :
a) rencana cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain
b) jumlah, spesialisasi, dan kualifikasi sumber daya manusia
c) jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan
3) kajian kemampuan pendanaan/pembiayaan yang meliputi:
a) prakiraan jumlah kebutuhan dana investasi dan sumber pendanaan;
b) prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan terhadap prakiraan jumlah kunjungan dan
pengisian tempat tidur;
c) prakiraan biaya atau proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap prakiraan sumber
daya manusia;
d) proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun; dan
e) proyeksi laba atau rugi 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun.
b. Detail Engineering Design
Detail Engineering Design (DED) merupakan gambar perencanaan lengkap Rumah Sakit yang akan
dibangun yang meliputi gambar arsitektur, struktur dan mekanika elektrik sesuai dengan persyaratan
teknis. Detail Engineering Design (DED) ini menjadi persyaratan yang harus dipenuhi rumah sakit
pada saat awal perizinan usaha untuk pertama kali.
c. Master Plan
Master plan memuat analisis kondisi umum dengan aspek internal dan eksternal termasuk analisis
dampak lingkungan dan lalu lintas, Master Program (dalam rencana pengembangan SDM, rencana
pengembangan pelayanan Rumah Sakit, rencana layanan unggulan terintegrasi), Program Fungsi
(aktivitas layanan hubungan fungsional, pengelompokan/zonasi, zonasi masa pandemik, pola sirkulasi
kegiatan Rumah Sakit, kebutuhan pembiayaan, rencana blok bangunan dan konsep utilitas Rumah
Sakit, dan rencana pentahapan pengembangan.
d. Dokumen/bukti uji fungsi dan/atau uji coba untuk alat kesehatan baru.
e. Dokumen kalibrasi untuk alat kesehatan yang wajib kalibrasi.
III. LOKASI
1) Secara geografis tidak berada di lokasi area berbahaya (di tepi lereng, dekat kaki gunung yang
rawan terhadap longsor, dekat anak sungai atau badan air yang dapat mengikis fondasi, dekat
dengan jalur patahan aktif/gempa, rawan tsunami, rawan banjir, berada dalam zona topan/badai
dan lainlain).
2) Tidak berada di lokasi yang mengganggu kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit antara lain:
berada dalam jalur take off dan landing pesawat, TPA sampah, stasiun pemancar, kawasan
industri berat, SUTT dan SUTET.
3) Lokasi harus mudah dijangkau oleh masyarakat atau dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur
dan fasilitas transportasi umum, jalur komunikasi, pedestrian, jalur-jalur difabel.
4) Tersedia lahan untuk parkir, dengan asumsi perhitungan kebutuhan lahan parkir minimal 20% dari
luas total bangunan (sudah termasuk jalur sirkulasi kendaraan). Penyediaan lahan parkir tidak
boleh mengurangi daerah penghijauan yang telah ditetapkan.
5) Tersedia utilitas publik antara lain, air bersih, listrik, drainase kota, jalur telepon.
6) Lokasi harus berada pada lahan yang sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana
tata bangunan lingkungan kabupaten/kota setempat, dan peruntukan lahan untuk fungsi Rumah
Sakit (zona hijau sesuai Peraturan Daerah setempat).
7) Lahan harus memiliki batas yang jelas dan dilengkapi akses/pintu yang terpisah dengan bangunan
fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

IV. BANGUNAN, PRASARANA, DAN ALAT KESEHATAN


Bangunan :
1) Bangunan harus memenuhi prinsip keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan serta
kemudahan.
2) Rencana blok bangunan Rumah Sakit harus berada dalam satu area yang terintegrasi dan saling
terhubung.
3) Bangunan dan prasarana harus memenuhi peryaratan teknis bangunan Rumah Sakit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan melibatkan tim ahli bangunan.
4) Bangunan untuk masing-masing jenis Rumah Sakit dibutuhkan dalam rangka menjamin pelayanan
kesehatan diberikan secara aman dan bermutu untuk setiap layanan di masing-masing jenis Rumah
Sakit.

Prasarana :
1) Prasarana harus memenuhi prinsip keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan serta
kemudahan.
2) Prasarana untuk masing-masing jenis Rumah Sakit dibutuhkan dalam rangka menjamin pelayanan
kesehatan diberikan secara aman dan bermutu untuk setiap layanan di masing-masing jenis Rumah
Sakit.

Peralatan :
Peralatan medis dan peralatan nonmedis yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu,
keamanan, keselamatan, dan laik pakai.
V. STRUKTUR ORGANISASI SDM DAN SDM
a. Pimpinan Rumah Sakit :
1) Pimpinan Rumah Sakit tidak boleh merangkap jabatan manajerial di Rumah Sakit lain.
2) Pemilik Rumah Sakit tidak boleh merangkap menjadi kepala atau direktur Rumah Sakit.
3) Kepala atau direktur Rumah Sakit dan pimpinan unsur pelayanan medik di Rumah Sakit harus
seorang tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan.
4) Kemampuan dan keahlian di bidang perumahsakitan dapat diperoleh melalui pendidikan
formal, pelatihan, dan/atau pengalaman bekerja di Rumah Sakit.
5) Kepala, direktur medis, direktur SDM harus berkewarganegaraan Indonesia.
b. Sumber daya manusia pada Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus merupakan tenaga tetap.
c. Rumah Sakit harus memiliki sumber daya tenaga tetap yang bekerja secara purna waktu, minimal
80% (delapan puluh persen) dari jumlah total SDM. Tenaga tetap tersebut diangkat dan ditetapkan
oleh pimpinan Rumah Sakit.
d. Sumber daya manusia pada Rumah Sakit umum merupakan tenaga tetap meliputi:
1) tenaga medis;
2) tenaga psikologi klinis;
3) tenaga keperawatan;
4) tenaga kebidanan;
5) tenaga kefarmasian;
6) tenaga kesehatan masyarakat;
7) tenaga kesehatan lingkungan;
8) tenaga gizi;
9) tenaga keterapian fisik;
10) tenaga keteknisian medis;
11) tenaga teknik biomedika;
12) tenaga kesehatan lain;
13) tenaga manajemen Rumah Sakit; dan
14) tenaga nonkesehatan

VI. PELAYANAN
Pelayanan Kesehatan berupa penyelenggaraan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Menteri.
1) Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit umum paling sedikit terdiri atas:
a) Pelayanan spesialis anak, dan Pelayanan medik dan penunjang medik berupa;
(1) pelayanan medik umum;
(2) pelayanan medik spesialis;
(a) pelayanan medik spesialis dasar; dan/atau
(b) pelayanan medik spesialis lain.
(3) pelayanan medik subspesialis;
(a) pelayanan medik subspesialis dasar; dan/atau
(b) pelayanan medik subspesialis
b) pelayanan keperawatan dan kebidanan, meliputi asuhan keperawatan generalis dan asuhan
keperawatan spesialis, dan asuhan kebidanan.
c) pelayanan kefarmasian terdiri atas pengelolaan alat kesehatan, sediaan farmasi, dan bahan
habis pakai yang dilakukan oleh instalasi farmasi sistem satu pintu, serta pelayanan farmasi
klinis, yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri mengenai standar pelayanan
kefarmasian di Rumah Sakit.
d) pelayanan penunjang terdiri atas pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenaga kesehatan
dan pelayanan penunjang yang diberikan oleh tenaga nonkesehatan.
e) Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit umum tersebut sesuai dengan self assessment
Rumah Sakit.

VII. PERSYARATAN IZIN LAINNYA


a. Persyaratan Produk/Proses/Jasa :
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Rumah Sakit harus sesuai dengan standar pelayanan dan standar
profesi tenaga kesehatan yang ditetapkan/disahkan oleh Menteri Kesehatan.
b. Sistem Manajemen Usaha :
Sistem Manajemen Usaha meliputi:
1) Tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis berupa peraturan internal Rumah Sakit (hospital by
laws), standar prosedur operasional dan kebijakan teknis lain yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah
Sakit.
2) Pengendalian dokumen dan pencatatan.
3) Kerjasama dengan pihak lain yang mendukung pelayanan, pendidikan dan penelitian.
4) Kerjasama lain dalam rangka pengelolaan aset.
5) Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut yang efektif dan terdokumentasi (audit kinerja dan audit
medis, pemeliharaan peralatan dan fasilitas, pengelolaan SDM).
6) Informasi umum tentang Rumah Sakit dan informasi khusus yang berkaitan dengan pelayanan medis
kepada pasien termasuk mekanisme pengaduan.

Anda mungkin juga menyukai