Anda di halaman 1dari 8

Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya

Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
PERENCANAAN BISNIS
DASAR PEMBANGUNAN RS DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN
Siti Arita, Annisa Nurani, dr. Yona Mimanda, DR.drg. Wahyu Sulistyadi
Aritaarum17@gmail.com.
Universitas Respati Indonesia, Universitas Indonesia
Megister Administrasi Rumah sakit

Abstrak
Dalam sebuah pembangunan suatu Rumah Sakit atau unit usaha lain maka dibutuhkan
adanya perencanaan, sehingga lahirlah sebuah studi kelayakan akan suatu usaha. Pelaksanaan,
Pembangunan, pengembangan Gedung merupakan sistem
perencanaan, pengawasan serta pengendalian suatu kegiatan konstruksi yang bertujuan
guna mencapai suatu sasaran yang diinginkan, sehingga proses perangkuman kegiatan ini
memerlukan suatu ketelitian. Dalam manuscript ini membahas tentang perencaan bisnis, dasar
pembangunan RS dan estimasi biaya yang dibutuhkan jika membuka satu rumah askit
berdasarkan tipe-nya. Studi literature yang digunakan dari berbagai sumber yang akan
dijelaskan berdasarkan teori – teori yang ada kemudian dijelaskan mengenai procedure dan
langkah pembuatan rumah sakit.
Pendahuluan
Sarana kesehatan merupakan hal yang sangat penting, karena semakin dirasakan
keperluannya oleh masyarakat dan juga kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat. Dengan peningkatan pasien yang meningkat setiap bulan, apabila tidak ditunjang
dengan fasilitas yang memadai, maka akan mengakibatkan pasien tidak dapat ditangani atau
dilayani secara maksimal. Pertambahan jumlah penderita sakit atau pasien setiap bulan
menyebabkan suatu tuntutan untuk mendirikan sebuah rumah sakit umum. Tugas dan fungsi
rumah sakit telah dijabarkan dalam undang- undang tersebut, tugas rumah sakit yaitu
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif. Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan untuk dapat
menberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Upaya pemenuhan fasilitas kesehatan ini
menjadi alasan perlunya pembangunan dan pengembangan Rumah Sakit untuk menambah
jumlah tempat tidur rumah sakit dan fasilitas medik bagi masyarakat dan sebagai syarat
terpenuhinya peningkatan kelas rumah sakit.

Tinjauan Teori
Bangunan Rumah Sakit adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan,
ataupun di bawah tanah/perairan yang digunakan untuk penyelenggaraan Rumah Sakit.
Ruangan adalah bagian dari Ruang merupakan tempat yang dibatasi oleh bidang-bidang fisik
maupun non fisik yang memiliki fungsi spesifik. Perencanaan umum rumah sakit harus
memerlukan suatu pemilihan tempat yang cermat yaitu : sedikit mungkin terganggu oleh suara
–suara bising dan polusi atmosfer, ukuran tempat 75 m2 tiap kamar untuk rumah sakit
semacam pavilum, blok–blok mengelompok sehingga bagian depan menghadap selatan, 80 m
dari jalan kereta api atau jalan raya, 40 m dari jalan lalu lintas lokal.

Pengaturan persyaratan teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit bertujuan untuk
Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya
Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
mewujudkan Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit yang fungsional dan sesuai dengan tata
bangunan dan prasarana yang serasi dan selaras dengan lingkungannya, mewujudkan tertib
pengelolaan bangunan dan prasarana yang menjamin keandalan teknis bangunan dan prasarana
dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan dan meningkatkan peran serta
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam pengelolaan Rumah Sakit yang sesuai
dengan persyaratan teknis.
Bangunan Rumah Sakit meliputi persyaratan Administratif yang diantaranya adalah
Teknis Bangunan Gedung Pada Umumnya terdiri atas aspek tata bangunan (meliputi
peruntukan dan intensitas bangunan, arsitektur bangunan, dan pengendalian dampak
lingkungan) dan keandalan bangunan (persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan, sesuai fungsi Rumah Sakit). Dan Teknis Bangunan Rumah Sakit terdiri atas:
Rencana Blok Bangunan, Massa Bangunan, tata letak bangunan (site plan), pemanfaatan Ruang
dan desain tata Ruang dan komponen bangunan. Persyaratan Teknis Bangunan Rumah Sakit
yang meliputi Rencana Blok Bangunan Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan peruntukan
lokasi bangunan, kepadatan bangunan, ketinggian bangunan, dan jarak bebas bangunan.
Bangunan Rumah Sakit terdiri atas: Ruang rawat jalan, Ruang rawat inap, Ruang
gawat darurat, Ruang operasi, Ruang perawatan intensif, Ruang kebidanan dan penyakit
kandungan, Ruang rehabilitasi medik, Ruang radiologi, Ruang laboratorium, bank darah
Rumah Sakit, Ruang sterilisasi, Ruang farmasi, Ruang rekam medis, Ruang tenaga kesehatan,
Ruang pendidikan dan latihan, Ruang kantor dan administrasi, Ruang ibadah, Ruang tunggu,
Ruang penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah Sakit, Ruang menyusui, Ruang mekanik,
Ruang dapur dan gizi, laundry, kamar jenazah, taman, pengelolaan sampah, pelataran parkir
yang mencukupi.
Prasarana Rumah Sakit meliputi : Instalasi air, Instalasi mekanikal dan elektrikal,
Instalasi gas medik dan vakum medik, Instalasi uap, Instalasi pengelolaan limbah, pencegahan
dan penanggulangan kebakaran, petunjuk, persyaratan teknis dan sarana evakuasi saat terjadi
keadaan darurat, Instalasi tata udara, sistem informasi dan komunikasi dan ambulans.
Persyaratan Izin yaitu
1. Izin Mendirikan Rumah Sakit
Izin mendirikan diberikan untuk mendirikan bangunan baru atau mengubah fungsi
bangunan lama untuk difungsikan sebagai rumah sakit. Pengajuan izin mendirikan paling
sedikit 12 (dua belas) bulan sebelum pembangunan rumah sakit.
2. Persyaratan
Pemilik atau pengelola yang akan mendirikan rumah sakit harus mengajukan
permohonan izin mendirikan kepada institusi yang berwenang sebelum dilakukan pendirian
bangunan sesuai dengan klasifikasi rumah sakit dengan melampirkan dokumen administrasi:
1) Surat rekomendasi dari tim ahli bangunan pada
2) Badan/Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu bidang kesehatan atau Dinas Pekerjaan
Umum setempat;
3) Surat rekomendasi dari pejabat yang berwenang dibidang kesehatan pada Pemerintah
Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan data
rasio kebutuhan jumlah 1 tempat tidur Rumah Sakit per 1000 penduduk dengan batas
toleransi kelebihan 10% dari kebutuhan tempat tidur di Provinsi/Kabupaten/Kota (yang
dinyatakan masih terdapat kekurangan tempat tidur)
4) Fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,kecuali instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah
Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya
Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
5) Studi kelayakan (feasibility study) rumah sakit
6) Master plan;
7) Detail Engineering Design (DED)
8) Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan
9) Fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan hukum pemilik rumah
sakit;
10) Izin Undang-Undang Gangguan (Hinder Ordonantie/HO)
11) Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
12) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
13) Untuk RS PMA harus melampirkan izin prinsip PMA.
3. Keterangan persyaratan Izin Mendirikan :
1) Studi kelayakan merupakan gambaran kegiatan perencanaan rumah sakit secara fisik dan
non-fisik yang terdiri atas: kajian kebutuhan pelayanan rumah sakit yang meliputi: Kajian
demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan kepadatan penduduk serta
karakteristik penduduk yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan status perkawinan,
Kajian sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/kebudayaan, tingkat pendidikan,
angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata bruto, Kajian
morbiditas dan mortalitas, mempertimbangkan sekurang-kurangnya sepuluh penyakit
utama, angka kematian (GDR, NDR), dan angka persalinan, Kajian kebijakan dan
regulasi, yang mempertimbangkan kebijakan dan regulasi pengembangan wilayah
pembangunan sektor non-kesehatan, kesehatan, dan perumahsakitan. Kajian aspek
internal Rumah Sakit merupakan rancangan sistem-sistem yang akan dilaksanakan atau
dioperasionalkan, yang terdiri dari sistem manajemen organisasi termasuk sistem
manajemen unit-unit pelayanan, sistem unggulan pelayanan, arif teknologi peralatan,
sistem tarif, serta rencana kinerja dan keuangan.
2) Kebutuhan lahan, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, dan peralatan sesuai
kriteria klasifikasi Rumah Sakit yang akan didirikan yang meliputi : Lahan dan
bangunan rumah sakit harus dalam satu kesatuan lokasi yang saling berhubungan dengan
ukuran, luas dan bentuk lahan serta bangunan/ruang mengikuti ketentuan tata ruang
daerah setempat yang berlaku. Persyaratan lokasi meliputi: Tidak berada di lokasi area
berbahaya (ditepi lereng, dekat kaki gunung yang rawan terhadap longsor, dekat anak
sungai atau badan air yang dapat mengikis fondasi, dekat dengan jalur patahan
aktif/gempa, rawan tsunami, rawan banjir, berada dalam zona topan/badai, dan lain-lain).
Harus tersedia infrastruktur aksesibilitas untuk jalur transportasi. Ketersediaan utilitas
publik mencukupi seperti air bersih, jaringan air kotor, listrik, jalur komunikasi/telepon.
Ketersediaan lahan parkir. Tidak berada di bawah pengaruh SUTT dan SUTET. Rencana
cakupan, jenis pelayanan kesehatan, dan fasilitas lain; Jumlah, spesialisasi, dan
kualifikasi sumber daya manusia; dan Jumlah, jenis, dan spesifikasi peralatan mulai dari
peralatan sederhana hingga peralatan canggih.
3) Kajian kemampuan pendanaan/pembiayaan yang meliputi: Prakiraan jumlah kebutuhan
dana investasi dan sumber pendanaan, Prakiraan pendapatan atau proyeksi pendapatan
terhadap prakiraan jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur, Prakiraan biaya atau
proyeksi biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap prakiraan sumber daya manusia,
Proyeksi arus kas 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun; dan Proyeksi laba atau rugi 5
(lima) sampai 10 (sepuluh) tahun.
Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya
Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
4) Master plan memuat strategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
tahun ke depan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara optimal yang meliputi
identifikasi proyek perencanaan, demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada, modal
dan pembiayaan.
5) Detail Engineering Design (DED) merupakan gambar perencanaan lengkap rumah sakit
yang akan dibangun yang meliputi gambar arsitektur, struktur dan mekanika elektrik
sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan oleh Menteri.
6) Dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e terdiri atas upaya pengelolaan lingkungan (UKL), upaya pemantauan lingkungan
(UPL), atau analisis dampak lingkungan (AMDAL) berdasarkan klasifikasi rumah sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Izin Undang - Undang Gangguan (hinder ordonantie/HO) dan/atau surat izin tempat
usaha (SITU), dan izin mendirikan bangunan (IMB) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g, huruf h, dan huruf i diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Tabel 1 Sarana, Jenis Izin, dan Rekomendasi Teknis

SARANA/ JENIS IZIN PTSP/BADAN PEMBENT UK KETERANGAN


USAHA /DINAS TIM VISITASI
(2)
(1)
Rumah Sakit BKPM Rekomendasi teknis dari
Kelas A/RS Izin Dit Yankes Dirjen Pelayanan Kesehatan
PMA Mendirikan Pusat Rujukan
BKPM Rekomendasi teknis dari
Iizn Dit Yankes Dirjen Pelayanan Kesehatan
Operasional Pusat Rujukan
Izin
peningkatan BKPM Dit Yankes Rekomendasi teknis dari
kelas dari Pusat Rujukan Dirjen Pelayanan Kesehatan
kelas B ke
kelas A
Rumah Sakit Izin Rekomendasi Teknis dari
Kelas B Mendirikan Provinsi Dinkes Prov Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi
Izin Rekomendasi Teknis dari
Operasional Provinsi Dinkes Prov Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi
Izin
peningkatan Rekomendasi teknis dari
kelas dari Provinsi Dinkes Prov Dinas Kesehatan Provinsi
kelas C ke
kelas B
Rumah Sakit Izin Dinkes Rekomendasi teknis dari
Kelas C mendirikan Kab/Kota Kab/Kota Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Izin Dinkes Rekomendasi Teknis dari
Operasional Kab/Kota Kab/Kota Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya
Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
Izin Rekomendasi Teknis dari
peningkatan Kab/Kota Dinkes Kepala Dinas Kesehatan
kelas D ke Kab/Kota Kabupaten/Kota
kelas C
Rumah Sakit Izin Dinkes Rekomendasi Teknis dari
Kelas D mendirikan Kab/Kota Kab/Kota Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota
Izin Dinkes Rekomendasi Teknis dari
Operasional Kab/Kota Kab/Kota Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota

4. Izin Operasional dan Peningkatan Kelas


Izin operasional merupakan izin yang diberikan kepada pengelola
rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
termasuk penetapan/peningkatan kelas. Pengajuan atau permohonan
perpanjangan izin operasional paling sedikit 7 (tujuh) bulan sebelum
izin operasional habis.
Untuk permohonan izin operasional yang baru pertama kali,
pemohon harus segera mengajukan permohonan izin operasional
setelah bangunan selesai didirikan dengan persyaratan telah tersedia
minimal 70% dari seluruh pelayanan yang ada sesuai dengan
klasifikasi rumah sakit.
Persyaratan, Untuk memperoleh izin operasional, pengelola
mengajukan permohonan secara tertulis kepada pejabat penerbit izin
sesuai dengan klasifikasi rumah sakit dengan melampirkan dokumen
administrasi:
1) Izin mendirikan rumah sakit, bagi permohonan Izin operasional untuk
pertama kali
2) Profil rumah sakit, meliputi visi dan misi, lingkup kegiatan, rencana
strategi, dan struktur organisasi;
3) Isian instrumen self-assessment sesuai klasifikasi rumah sakit yang meliputi
pelayanan, sumber daya manusia, bangunan dan prasarana serta peralatan
kesehatan;
4) Gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan prasarana
pendukung;
5) Izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifikat laik fungsi;
6) Dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan;
7) Daftar sumber daya manusia;
8) Daftar peralatan medis dan nonmedis;
9) Daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan;
10) Berita acara hasil uji fungsi peralatan kesehatan disertai kelengkapan berkas
izin pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk peralatan tertentu; dan
Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya
Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
11) Dokumen administrasi dan manajemen, meliputi:
a) Badan hukum atau kepemilikan;

b) Peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws);

c) Komite Medik;

d) Komite Keperawatan;

e) Satuan Pemeriksaan Internal;

f) Surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan;

g) Standar prosedur operasional kredensial staf medis;

h) Surat penugasan klinis staf medis; dan

i) Surat keterangan/sertifikat hasil uji/kalibrasi alat kesehatan.


12) Surat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan
klasifikasi Rumah Sakit;
13) Surat tanda telah terakreditasi;
14) Untuk pengajuan Izin Peningkatan Kelas harus melampirkan surat tanda
akreditasi paripurna pada klasifikasi rumah sakit sebelumnya.
Tabel 2. Pembinaan dan Pengawasan

SARANA/ USAHA Pembinaan dan Keterangan


Pengawasan
Rumah Sakit Kelas Dirjen Pelayanan Kesehatan, Dalam kondisi tertentu
A/RS PMA Kepala Dinas Kesehatan yang diduga dapat berdampak
Provinsi dan Kepala Dinas terhadap stabilitas pelayanan
Kesehatan Kabupaten/Kota kesehatan pada
setempat, BPRS Provinsi umumnya secara
Rumah Sakit Kelas B Kepala Dinas Kesehatan nasional, Menteri
Provinsi dan Kepala Dinas berhak melakukan pembinaan
Kesehatan Kabupaten/Kota dan pengawasan
setempat, BPRS Provinsi langsung ke rumah sakit,
Bersama BPRS Indonesia
Rumah Sakit Kelas C Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat, BPRS Provinsi
Rumah sakit Tipe D Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Dinas
Kesehatan Kab/Kota
setempat, BPRS Provinsi

5. Analisis Proyek
1). Rencana Kerja
 Waktu
Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya
Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
Waktu yang dibutuhkan untuk membangun Rumah Sakit X adalah sekitar
kurang lebih 3 tahun pembangunan.Dikarenakan banyak ruangan yang difungsikan
sebagai fasilitas penunjang kebutuhan pasien dan keluarganya. Serta banyaknya
alat rumah sakit maupun fasilitas penunjang yang akan diletakkan pada ruangannya
masing-masing.
2). Jasa
Dalam pembangunan Rumah Sakit X ini, menggunakan jasa konstruksi.
3). Konsep Bussiness Plan
Pembangunan Rumah Sakit X ini, didasarkan pada masalah yang sedang terjadi
yaitu kurang fasilitas rumah sakit yang lengkap dan nyaman yang ada di
Indonesia.Serta kurang meratanya pelayanan terhadap semua golongan
masyarakat.Untuk itu, kami mewujudkannya sebagai dedikasi terhadap bangsa
Indonesia dan kepedulian terhadap seluruh masyarakat Indonesia.
4). Anggaran – Cash Flow
No. Keterangan Biaya
A. Tanah (11.000 m2) Rp. 700.000,-/m2 Rp. 7.700.000.000
B. Biaya Proyek Utama
1. Rancangan bangunan Rp. 800.000.000
2. Legal Permit (IZIN) Rp. 550.000.000
3. Konstruksi :
a. CUT & FIELD Rp. 500.000.000
2
b. Gedung Utama (Rp. 4.000.000,-/m ) Rp. 18.000.000.000
c. Fasilitas Gedung Utama Rp.150.000.0000.000
(Foodcourt, Apotek dan Taman)
d. Peralatan Medis Rp. 6.100.000.000
e. Perlengkapan Kantor Rp. 1.810.000.000
f. Kendaraan (Ambulance) sebanyak 3unit Rp. 700.000.000
Sub Total keseluruhan Proyek Utama Rp. 185.660.000.000

Rincian Cash Flow Perhitungan Gaji untuk Rumah Sakit X:


 Tenaga Kerja Medis :
Gaji tenaga medis ahli, Dokter (60 orang) : Rp 1.000.000.000
Gaji tenaga medis lainnya, Suster (100 orang) : Rp 300.000.000
Gaji cleaning service (50 orang) : Rp 140.000.000
Total Rp 1.440.000.000
 Apoteker
Gaji Apoteker (5 orang) : Rp 25.000.000
Gaji asisten apoteker (6 orang) : Rp 24.000.000
Gaji cleaning service, khusus apotek (3 orang) : Rp 8.400.000
Rp 57.400.000
 Foodcourt :
Gaji cleaning service (4 orang) : Rp 11.600.000
Rencana bisnis, dasar pembangunan RS, dan Estimasi Biaya
Siti arita, Annisa Nurani, dr. Yona mimanda, Dr.drg. Wahyu Sulistyadi
2019
Gaji pengelola foodcourt (manager) : Rp 7.000.000
Rp 18.600.000
 Taman :
Gaji pengelola taman : Rp 5.000.000
Gaji tukang kebun (6 orang) : Rp 12.000.000
Rp 17.000.000
Total Gaji untuk Rumah Sakit X Adalah Rp 1.533.000.000

Kesimpulan
Izin Mendirikan, Izin Operasional dan Peningkatan Kelas Rumah Sakit merupakan acuan
bagi seluruh Badan/Dinas/PTSP, Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dalam rangka pelaksanaan
pendirian, penyelenggaraan dan peningkatan kelas Rumah Sakit sesuai dengan standar yang
harus dipenuhi meliputi aspek administrasi manajemen, pelayanan, sumber daya manusia, sarana
prasarana serta peralatan kesehatan.
Diharapkan dengan diterapkannya Izin Mendirikan, Izin Operasional dan Peningkatan
Kelas Rumah Sakit ini dapat memacu rumah rumah sakit di Indonesia agar semakin
meningkatkan mutu pelayanannya, efektif dan efisien sesuai Standar dan Kompetensi Pelayanan

Daftar Pustaka
97467PMK_No._24_ttg_Persyaratan_Teknis_Bangunan_dan_Prasarana_Rumah_Sakit. Diunduh
tanggal 06 november 2019 jam 13.35 wib
Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menkes RI No.983/SK/XI/1992 tentang Pedoman
Organisasi Ruang Rumah Sakit Umum.
http://bikelase.blogspot.com/2014/11/proposal-pembangunan-rumah-sakit cita.html Diunduh
tanggl 09/11/2019 jam 09.32 wib
Kemenkes RI .Petunjuk Teknis Izin Mendirikan, Izin Operasional Dan Peningkatan Kelas Rs.
2017. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
PMK_No__30_Th_2019_ttg_Klasifikasi_dan_Perizinan_Rumah_Sakit. Diunduh tanggal 06
november 2019 jam 13.36
Sofyan M. Nasir dan Calysvie Yapri, Dasar-DasarArsitektur Vol.5. ( Bandung: M2S,1985 ) hal
87

Anda mungkin juga menyukai