Anda di halaman 1dari 9

A.

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan

bagian dari sumber kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya

kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik yang

sangat kompleks sehingga perlu diterapkan sistem informasi yang baik. Setiap rumah sakit wajib

melaksanakan sistem informasi rumah sakit (SIRS), agar dapat melakukan suatu proses

pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data rumah sakit yang terintegrasi (Permenkes RI

No.1171 tahun 2011).

Sistem informasi rumah sakit dapat mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas

pelayanan di rumah sakit. Kelancaran arus informasi sangat diperlukan untuk kegiatan

operasional rumah sakit. Kemudahan akses informasi yang diberikan oleh rumah sakit akan

dapat meningkatkan kepuasan pasien. Rumah sakit perlu memiliki sistem informasi yang baik

melalui proses perencanaan.

Proses pendaftaran pasien atau admission di Rumah sakit, khususnya Poliklinik dan Gawat

darurat umumnya masih menggunakan sistem yang manual. Hal ini menyebabkan pasien harus

mengantri lama untuk melakukan pendaftaran. Selain itu, setelah selesai pendaftaran pasien

harus mengantri lagi di poliklinik yang dituju. Masalah tersebut memperlambat pasien untuk

mendapatkan pelayanan di Rumah sakit.

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat memperlancar proses tersebut di

poliklinik dan gawat darurat pada Rumah sakit. Beberapa pengembangan aplikasi pendaftaran

pada poliklinik dan gawat darurat. Sebagai contoh adalah sistem informasi pendaftaran pasien

rawat jalan di rumah sakit dengan menggunakan program Informasi tekhnologi terkini.
Secara umum sistem informasi yang dibangun menggunakan aplikasi yang transaksinya

dilakukan di klinik sehingga akan menimbulkan penumpukan di lokasi pendaftaran. Maka dari

itu makalah ini membahas pembangunan aplikasi pendaftaran yang dapat dilakukan oleh pasien

di lokasi klinik maupun melalui peralatan android yang terhubung dengan sistem informasi

poliklinik. Hal ini akan memudahkan pasien dalam melakukan pendaftaran dan mengurangi

tumpukan antrian pasien di lokasi pendaftaran. Disamping itu sistem informasi dilengkapi

dengan fitur pengingat menggunakan SMS gateway untuk mengingatkan pasien untuk

melakukan kontrol pemeriksaan selanjutnya sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh dokter.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam penerapan

Teknologi Informasi di Rumah sakit pada proses Admission dan juga dalam mendukung era

globalisasi khususnya pada industry 4.0.

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan proses perencanaan pendaftaran online di Rumah Sakit

b. Mengetahui sasaran dan tujuan penerapan pendaftaran online di Rumah Sakit

c. Mendeskripsikan kebutuhan sumber daya manusia dalam penerapan pendaftaran online di

Rumah Sakit.

d. Mendeskripsikan sarana dan prasarana dalam penerapan pendaftaran online di Rumah

Sakit Mata.
e. Mendeskripsikan anggaran dana yang dibutuhkan untuk penerapan pendaftaran online di

Rumah Sakit.

f. Mendeskripsikan kebijakan yang mendukung perencanaan penerapan pendaftaran online di

Rumah Sakit.

g. Mengetahui standar prosedur operasional dalam penerapan pendaftaran online di Rumah

Sakit.

Proses pendaftaran online berbasis Android di Rumah sakit bertujuan membuat mudah

bagi pendaftar atau pasien yang ingin mendapatkan akses pelayanan di Rumah sakit. Selain itu

proses admission ini juga dapat membuat rumah sakit menjadi lebih efisien dan dapat

mengendalikan biaya yang dikeluarkan selama proses manual.

C. TINJAUAN TEORI

Proses admisi di rumah sakit itu bisa bersifat elektif dan gawat darurat tergantung dari

kasus yang ditemukan oleh dokter. Admisi yang bersifat elektif biasanya pada pasien yang tidak

mengalami sakit yang mendadak dan tidak mengancam nyawa, sedangkan admisi yang bersifat

gawat darurat itu bersifat mendadak, mengalami trauma berat, penyakit dalam grade lanjutan dan

penyakit yang mengancam nyawa pasien.

Dokter adalah orang yang menentukan apakah pasien perlu dirawat atau tidak. Proses

admisi ini sangat penting karena ditakutkan akan terjadi tumpang tindih dan perebutan jenis

pelayanan tertentu antara pasien yang berasal dari unit elektif (rawat jalan) dan unit gawat

darurat.
Untuk mempermudah proses admisi ini, maka rumah sakit di luar negeri telah membuat

suatu unit atau departemen sendiri yang disebut departemen admisi yang tugasnya mengatur alur

pasien, mengatur tujuan pengiriman pasien ke ruang bangsal dan menentukan posisi pasien

dalam daftar tunggu (waiting list) untuk mendapatkan pelayanan-pelayanan penunjang.

Jika tidak bisa membentuk satu unit atau departemen sendiri maka rumah sakit bisa

menunjuk satu orang yang bertugas mengawasi proses admisi ini (Admission Manager) yang

memiliki kebijakan dan kewenangan dalam mengatur alur pasien.

A. Sebelum Dirawat Di Rumah Sakit (Pre Admission)

Harus diketahui bersama bahwa proses admisi bukan hanya proses saat pasien tersebut

telah tiba di rumah sakit, namun sebelum pasien tersebut datang ke rumah sakit yang

biasanya bersifat elektif.

Garis besar penting yang harus diperhatikan dalam proses pre-admission ini adalah:

 Harus jelas terlebih dahulu apakah pasien itu akan masuk melalui pintu rawat jalan

atau gawat darurat. Penjelasan tersebut harus berdasarkan rujukan dan keputusan dari

dokter keluarga/ dokter pelayanan primer.

 Pasien yang baru akan dirawat (pre-admission) masih belum dianggap sebagai pasien

rawat inap (outpatient) jika masih ada tatalaksana yang seharusnya masih dilakukan

oleh dokter keluarga/ dokter layanan primer yang masih belum dilakukan oleh pasien

(misalnya pemeriksaan penunjang radiologi dan laboratorium).

 Pasien harus diberikan penjelasan mengenai kondisi kesehatannya, rencana terapi

dan prosedur yang akan dijalaninya.


B. Admisi Elektif (Electif Admissions)

Inti dari pelayanan admisi elektif ini adalah perencanaan. Setiap pasien yang masuk

secara elektif (rawat jalan) harus sudah melalui proses pre-admission terlebih dahulu.

Proses pre-admission ini harus menjadi prosedur standar untuk semua admisi elektif dalam

pelaksanaan pengobatan pasien.

Selain itu pada admisi yang bersifat elektif ini harus ada penjadwalan yang baik,

waiting list yang tersentralisasi sehingga memudahkan pasien untuk mengetahui posisi

mereka pada saat ini. Bahkan pada proses admisi ini harus sudah bisa merencanakan waktu

pasien pulang (discharge) pasien sejak dari hari pertama pasien itu datang ke rumah sakit.

Pasien yang bisa melakukan admisi elektif adalah yang tidak mengalami

kegawatdaruratan, misalnya:

 pasien rujukan dari dokter keluarga/ dokter pelayanan primer

 pasien yang datang dengan rencana operasi

 pasien yang masuk berdasarkan hasil konsultasi dan pemeriksaan di poliklinik

C. Admisi Gawat Darurat (Emergency Admissions)

Admisi Gawat Darurat didefinisikan sebagai proses masuknya pasien yang tidak

direncanakan dikarenakan trauma (cedera) atau penyakit akut yang tidak bisa ditangani

sebagai pasien rawat jalan. Prinsip pelayanan melalui ke bagian gawat darurat adalah

hanyalah pasien yang mengalami kegawatdaruratan.


Faktor yang penting dalam memasukkan pasien melalui gawat darurat adalah sebagai

berikut:

 adanya proses triase, penilaian kondisi klinis pasien, pemeriksaan radiologi dan

patologi klinik yang cepat.

 dari hasil tersebut dapat dilakukan pendiagnosisan penyakit yang cepat

 adanya keputusan dari dokter senior saat pengambilan keputusan perawatan.

 adanya kerjasama antar multidisiplin ilmu

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes) mengembangkan sebuah

sistem antrian online berbasis online atau mobile. Sistem ini berguna untuk mempermudah

masyarakat untuk mendapatkan nomor antrian periksa melalui loket pendaftaran (pasien

datang langsung ke RS), atau melalui mobile phone berbasis android. Alur registrasi pasien

pendaftaran di Rumah sakit dibagi menjadi 3 jalur yaitu pasien datang langsung, reservasi

melalui SMS gateway, dan reservasi online melalui android atau website. Alur pertukaran

data sistem antrian online menurut Ditjen Yankes yaitu: pasien request daftar dan jadwal

klinik serta jadwal dokter, SIMRS memberikan respon berupa balasan berupa jadwal klinik

dan jadwal dokter, pasien melakukan registrasi dengan memasukan format yang sudah

ditentukan seperti nama, nomor rekam medis, klinik/dokter yang dituju, dan cara bayar.

SIMRS melakukan verifikasi data pasien dan memberikan feedback dalam bentuk nomor

antrian atau keterangan error apabila data tidak ditemukan.


D. KESIMPULAN

Pembahasan tentang perencanaan penerapan pendaftran online Rumah Sakit, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Sasaran dan tujuan perencanaan penerapan pendaftaran online sudah jelas dan sesuai

dengan tujuan Rumah Sakit yaitu meningkatkan kenyamanan pasien dan memberikan

pelayanan dengan standar optimal. Dalam hal lama perencanaan pendaftaran online Rumah

Sakit sebaiknya tidak mempersiapkannya dengan mendadak.

2. Strategi yang dipersiapkan Rumah Sakit untuk pendaftaran online terdiri dari sarana dan

prasarana penunjang, sumber daya manusia, alur pendaftaran, kelebihan dan kekurangan

dari sistem pendaftaran online serta perencanaan pengembangan sistem selanjutnya.

3. Kebijakan pendukung penerapan pendaftaran online di Rumah Sakit harus diatur dalam

keputusan direktur yang mengatur tentang perbaikan pelayanan yang menghasilkan

peningkatan kualitas mutu pelayanan.

4. Rumah Sakit juga harus memiliki standar prosedur operasional yang mengatur tentang

pendaftaran online.

5. Harus ada monitoring dan evaluasi dari hasil pendaftaran online pada setiap rumah sakit.
E. REFERENSI

Puspita, Eka. (2018). Evaluasi Penerapan Pendaftaran Online Di Rumah Sakit Mata Solo.

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta. 2018

Hariana, E., Sanjaya, G.Y., Rahmanti, A.R., Murtiningsih, B.,Nugroho, E. (2013). Penggunaan

sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di DIY [Tesis Ilmiah]. Yogyakarta :

Sesindo

Peraturan Menteri Kesehatan No.1171 tahun 2011 tentang Sisten Informasi Rumah Sakit. Jakarta

: Permenkes RI

Rustianto,E.(2011). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang Terintegrasi. Yogyakarta :

Gosyen Publishing

Supriyanto,Y. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Fasilitas Terhadap

Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Diponegoro journal of

management vol.1 no.1 tahun 2012, halaman 472-480

Undang-Undang No.44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai