Anda di halaman 1dari 24

Global Green and Healthy Hospitals

CHEMICAL

Mata Kuliah : Perkembangan Teknologi Rumah Sakit

Dosen Pembimbing : Syafiul Syaaf, Ir., MARS

DISUSUN OLEH :

Annisa Nurani Dewi (186080001)

dr. Arief Kurnia (186080007)

dr. Chitra Hetti Fatimah (186080046)

dr. Yona Mimanda (186080079)

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA JAKARTA

2020
BAB I

GAMBARAN UMUM GREEN BUILDING

1.1 Green Building (Bangunan Hijau)


Green Building adalah bangunan yang sejak dimulai dalam tahap perencanaan,
pembangunan, pengoprasian hingga dalam operasional pemeliharaannya memperhatikan aspek-
aspek dalam melindungi, menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga
mutu dari kualitas udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang
semua berpegang pada kaidah bersinambungan.
Istilah green building merupakan upaya untuk menghasilkan bangunan dengan
menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya secara efisien
selama daur hidup bangunan sejak perencanaan, pembangunan, operasional, pemeliharaan,
renovasi bahkan hingga pembongkaran.
Bangunan hijau (Green Building) didesain untuk mereduksi dampak lingkungan
terbangun pada kesehatan manusia dan alam, melalui efisiensi dalam penggunaan energi, air dan
sumber daya lain, perlindungan kesehatan penghuninya dan meningkatkan produktifitas pekerja,
mereduksi limbah/buangan padat, cair dan gas, mengurangi polusi/pencemaran padat, cair dan
gas serta mereduksi kerusakan lingkungan.
Gedung atau bangunan mempunyai pengaruh yang begitu besar terhadap kehidupan
manusia di dunia. Banguanan tersebut bisa memperkaya suatu komunitas, kesehatan, mendukung
kegiatan dan bisnis. Bangunan juga mempunyai pengaruh pada budaya dan lingkungan (Hon.
Barry Penner, Misnistry of Environment Province of British Columbia, Canada).
Green Building tidaklah bisa hanya diartikan sebagai bangunan atau gedung hijau. Secara
umum green building construction diartikan sebagai Pembangunan struktur bangunan dengan
proses atau tahapan yang berorientasi terhadap lingkungan dan sumber daya yangg efisien di
seluruh life-cycle bangunan itu sendiri, mulai dari penentuan langkah untuk mendesain,
konstruksi, operasi, pemeliharaan, renovasi dan dekonstruksi. Sepintas bangunan ini dapat dilihat
dari bentuk, fungsi dan tingkat pemakaian energi dalam operasionalnya.
1.2 Konsep Green Building
Dengan konsep green building diharapkan bisa mengurangi penggunaan energi serta
dampak polusi sekaligus juga desain bangunan menjadi ramah lingkungan. Dalam Bulan Mutu
Nasional dan Hari Standar Dunia, 2008 dijelaskan bahwa dalam merancang dan mendesain
”Intelligent dan Green building” harus memperhatikan:
1. Pemanfaatan material yang berkelanjutan
2. Keterkaitan dengan ekologi lokal
3. Konservasi energi
4. Efisiensi penggunaan air
5. Penanganan limbah
6. Memperkuat keterkaitan dengan alam
7. Pemakaian kembali/renovasi bangunan

1.3 Aspek Green Building


Berikut adalah beberapa aspek utama green building. Global Green USA memberikan
panduan langkah strategi green bulding berbiaya rendah, yaitu :
1. Material
Material yang digunakan untuk membangun harus diperoleh dari alam, dan merupakan
sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan. Daya tahan material
bangunan yang layak sebaiknya teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang,
mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali dan didaur ulang.
a. Gunakan 30%-50% flyash pada concrete
 Deskripsi: Flyash yang dihasilkan dari coal burning power plants dapat
mengganti 15%-40% pemakaian semen
 Keuntungan: Mengurangi pemakaian semen sehingga bisa mengurangi
produksi semen.
b. Gunakan engineered wood untuk headers, joint dan sheathing
 Deskripsi: Engineered lumber dihasilkan dari kayu berdiameter kecil
 Keuntungan: Pemakaian engineered wood mengurangi penebangan pohon-
pohon besar dan memperlancar proses pertumbuhan hutan
c. Gunakan material hasil daur ulang pada isolasi, drywall dan karpet
 Deskripsi: Memaksimalkan penggunaan isolasi, drywall dan karpet dari
material daur ulang kertas, plastik, kaca, wool atau cotton.
 Keuntungan: Pengurangi tingkat produksi sampah, sebagai contoh
pemakaian isolasi daur ulang bisa menyerap 30% kaca daur ulang.

2. Energi
Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu,
bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi,
terutama lampu dan AC. Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka agar mengurangi
pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas
penghuninya. Green Building juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan
listrik hemat energi, serta teknologi energi terbarukan, seperti turbin angin dan panel
surya.
a. Maksimalkan cahaya matahari untuk penerangan gedung
 Deskripsi : biasanya cahaya alami/matahari yang cocok untuk penerangan di
sisi utara dan selatan, untuk sisi timur dan barat perlu ditambahkan screen
atau penghalang panas matahari.
 Keuntungan : pemakaian cahaya matahari/alami untuk penerangan gedung
akan mengurangi pemakaian energi listrik
b. Buat jendela untuk sirkulasi udara alami
 Deskripsi : sistem ventilasi alami akan membuat udara segar secara alami.
Pada saat tertentu sistem ventilasi alami ini bisa menggantikan fungsi ac
(saat musin hujan dsb).
 Keuntungan : mengurangi pemakaian air conditioning (AC), sehingga akan
menghemat pemakaian energi.
c. Pilih warna atap yang terang
 Deskripsi : warna atap yang gelap akan menyerap panas, hal ini akan
membuat ruangan di bawahnya menjadi panas. Sedangkan warna atap yang
terang akan memantulkan panas
 Keuntungan : warna atap yang terang bisa mengurangi efek panas yang
diterima gedung, hal ini akan membuat udara di dalam gedung menjadi
lebih nyaman dan bisa mengurangi pemakaian air conditioning (AC).
d. Pasang screen atau penghalang panas matahari
 Deskripsi : screen merupakan komponen penghalang panas matahari pada
jendela kaca
 Keuntungan : mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam gedung
sehingga bisa menghemat pemakaian energi
e. Pasang kipas angin atau ceiling fan
 Deskripsi : penempatan kipas angin maupun ceiling fan akan mempercantik
ruangan. Dengan fungsinya fan akan membuat adanya sirkulasi udara dalam
ruangan sehingga udara menjadi segar.
 Keuntungan : Pemakaian fan juga mengurangi pemakaian ac, dimana energi
yang dibutuhkan fan jauh lebih kecil daripada ac, dan tidak menimbulkan
polusi udara karena pemakaian freon.
f. Memperkecil/mengurangi pemakaian air conditioning (AC).
 Deskripsi : AC merupakan peralatan pengkomsumsi energi yang besar
dalam operasional gedung. Pengurangan pemakaian ini bisa dengan cara
menyetel temperature pada kisaran 25-26°C, sehingga kerja ac tidak terlalu
berat bila dibandingkan menyetel suhu rendah. Service yang teratur juga
akan membuat kerja ac menjadi optimal.
 Keuntungan : Dengan pengurangan pemakaian ac maka akan didapatkan
penghematan pemakaian energi.
g. Pasang combined-hydroponic heating (cocok untuk daerah dingin)
 Deskripsi : Combined-hydroponic heating menggunakan penyimpan air
panas pada water heater untuk mengoperasikan radiator pemanas udara.
 Keuntungan : Combined-hydroponic heating menyimpan energi saat water
heater sedang bekerja dan menyimpannya di tempat penyimpanan air panas,
hal ini mengurangi pemakaian jumlah tempat penyimpanan energi panas.
h. Gunakan fluorescent lights dengan balast elektronik
 Deskripsi : Pemakaian lampu jenis fluorescent meminimalkan jumlah lampu
dengan kualitas yang tidak kalah terang. Selain efisien, balast elektronik
juga mengurangi berkedibnya lampu.
 Keuntungan : Lampu hemat energi akan menjadikan hematnya pemakaian
energi secara keseluruhan. Fluorescent light ini juga mempunyai umur hidup
yang panjang.
i. Pasang isolasi high r – value
 Deskripsi : Pemasangan thermal barrier high r value pada dinding, plafond
dan lantai
 Keuntungan : Thermal barrier menghambat laju perpindahan panas antar
ruangan sehingga suhu ruangan akan terjaga, dengan demikian akan hemat
pemakaian AC.
j. Pilih energy star appliances
 Deskripsi : Kulkas dan freezers adalah pengkomsumsi energi terbesar dalam
rumah tangga, alat tersebut bisa menyerap 25% komsumsi energi.
Pemakaian alat rumah tangga dengan energi star akan menghemat 10-15%
komsumsi energi.
 Keuntungan : Pemakaian alat rumah tangga dengan energy star bisa
menghemat 10-15% komsumsi energi.

3. Air
Penggunaan air dapat dihemat dengan memasang sistem tangkapan air hujan. Cara ini
akan mendaur ulang air yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram
toilet. Penggunaan peralatan hemat air, seperti semprotan air beraliran rendah, tidak
menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet hemat air, dan memasang
sistem pemanas air tanpa listrik.
a. Perencanaan penggunaa air dan efisiensi landscape
 Deskripsi : Perencanaan landscape yang hemat air, mengurangi turf area dan
meminimalkan maintenance/pemeliharaan serta membuat saluran air yang
efisien.
 Keuntungan : Mengurangi komsumsi air yang berlebihan.
b. Pasang sanitary fixtures yang hemat air
 Deskripsi: kebanyakan closet tipe baru hanya menggunakan 1.6 gallon/flush
dibanding closet jenis lama yang menggunakan 5-7 gallon/flush.
Penggunaan pengatur aliran air pada kran/wastafel/urinoir dan peralatan
sanitari lainnya.
 Keuntungan: Mengurangi komsumsi air yang berlebihan namun tetap
mengoptimalkan kebersihan sanitari.
c. Gunakan material paving
 Deskripsi: Gunakanlah material paving pada daerah terbuka
 Keuntungan: Mengurangi aliran air ke sungai, air yang diterima akan
dialirkan ke dalam tanah melalui sela-sela paving.

4. Kesehatan (Kualitas Udara Ruangan)


Penggunaan bahan-bahan bangunan dan furniture tidak beracun, bebas emisi beremisi
rendah atau non-VOC (senyawa organik yang mudah menguap), dan tahan air untuk
mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga
dapat ditingkatkan melalui sistem ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.
Adanya bangunan dengan menggunakan proses-proses yang ramah lingkungan,
penggunaan sumber daya secara efisien selama daur hidup bangun sejak perencanaan,
pembangunan, operasional, pemeliharaan, renovasi bahkan pembongkaran tentu saja
menghasilkan manfaat.
a. Hindari atau minimalkan penggunaan cat voc
 Deskripsi: Mengurangi penggunaan cat yang menggadung kadar VOC
(volatile organic compound)
 Keuntungan: Pemakain VOC ini bisa membuat iritasi pada mata, hidung.
VOC juga merusak lapisan ozon
b. Gunakan formaldehyde free atau fully sealed materials untuk cabinet dan counter
 Deskripsi: Partical board berisi formaldehyde, dimana dapat menguarkan
gas pada umur 10-15 tahun.
 Keuntungan: Mengurangi iritasi pada mata, hidung
c. Arahkan ventilasi dapur keluar
 Deskripsi: Asap, gas dan uap bisa dihasilkan dari penggunaan kompor
dalam memasak. Arahkan ventilasi penyerap udara keluar ruangan.
 Keuntungan: Menjadikan udara dalam ruangan tetap sehat, bersih dan tidak
panas.
d. Pasang sensor karbon dioksida
 Deskripsi: Sensor karbon monoksida akan memonitor level CO2 udara.
 Keuntungan: Mengurangi kuman akibat CO2.

1.4 Manfaat Green Building


Berikut adalah manfaat pembangunan green building, yaitu:

1. Manfaat Lingkungan

a. Meningkatkan dan melindungi keragaman ekosistem


b. Memperbaiki kualitas udara
c. Mereduksi limbah
d. Konservasi sumber daya alam

2. Manfaat Ekonomi

a. Mereduksi biaya operasional


b. Menciptakan dan memperluas pasar bagi produk dan jasa hijau
c. Meningkatkan produktivitas penghuni
d. Mengoptimalkan kinerja daur hidup ekonomi

3. Manfaat Sosial

a. Meningkatkan kesehatan dan kenyamanan penghuni


b. Meningkatkan kualitas estetika
c. Mereduksi masalah dengan infrastruktur lokal
Built it Green (2005), Tidak ada yang misterius tentang green building, dunia sedang
bergerak kearah green construction, beberapa tujuan utama green adalah :

a. Pelestarian sumber daya alam

Gedung konvensional merupakan pengkomsumsi sumber daya alam yang begitu besar
seperti air, bahan bakar minyak, kayu, gipsum dan material alam lainnya. Dengan konsep
green, gedung diharapakan menggunakan materil yang bisa di daur ulang, digunakan
secara berulang atau minimal mengurangi komsumsi sumber daya alam

b. Menggunakan Energi dengan Bijaksana

Hasil survei menunjukan 31% pengeluaran rumah tangga adalah untuk komsumsi energi,
hal ini merupakan angka yang sangat besar. Program pengurangan komsumsi energi ini
akan menjadikan penghematan bagi pemakai gedung pada umumnya.

c. Meningkatkan kualitas udara ruangan

Sirkulasi udara yang baik akan meningkatkan kualitas udara tanpa selalu menggunakan
AC. Pemanfaatan udara alami menjadi bagian dalam rangka meningkatkan kualitas udara.
BAB II

GAMBARAN UMUM GREEN HOSPITAL DI INDONESIA

2.1 Green Hospital


Rumah sakit ramah lingkungan atau dikenal dengan istilah green hospital adalah rumah
sakit yang didesain, dibangun/direnovasi dan dioperasikan serta dipelihara dengan
mempertimbangkan prinsip kesehatan dan lingkungan berkelanjutan.

2.2 Prinsip Rumah Sakit Ramah Lingkungan


Persoalan kesehatan masyarakat ke depan membutuhkan sistem yang berkelanjutan,
dalam arti sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dinilai perlu untuk siap memenuhi
berbagai kebutuhan di masa mendatang. Dan rumah sakit akan terus menempati posisi yang
penting dalam mewujudkan berbagai kebutuhan-kebutuhan termasuk kebutuhan untuk
melindungi dan mengelola sumber daya alam dan kualitas lingkungan hidup.
Dalam rangka mewujudkan rumah sakit yang antisipatif terhadap dampak pemanasan dan
perubahan iklim global, maka di masa mendatang rumah sakit perlu memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut :
a. Rumah sakit perlu mendesain bangunan yang menjamin keamanan dan keselamatan
pasien di semua area dengan bahan konstruksi yang mampu mereduksi kebisingan,
bersifat non toksik dengan sirkulasi udara dan penerangan yang baik.
b. Desain konstruksi bangunan rumah sakit harus memprioritaskan pada desain untuk
kemudahan pengendalian infeksi dan penyiapan kondisi darurat.
c. Memaksimalkan kemudahan tenaga medis, staf, pasien dan keluarganya dalam alur
desain proses kegiatan rumah sakit.
d. Desain bangunan rumah sakit harus fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
e. Menerapkan prinsip-prinsip green pada desain dan konstruksi rumah sakit.
Terkait dengan penerapan prinsip green dalam desain dan konstruksi rumah sakit, Joint
Comission International Accreditation (2008) merumuskan konsep green pada rumah sakit
sebagai berikut :
a. Rumah sakit di masa mendatang harus menjadi tempat yang sehat baik di dalam maupun
di lingkungan sekitarnya.
b. Mengurangi tingkat toksisitas pada bahan-bahan yang digunakan oleh rumah sakit.
c. Rumah sakit harus sesedikit mungkin menggunakan sumber daya energi dan air, serta
mengurangi produksi limbah yang dihasilkan.
d. Mensejajarkan kesehatan lingkungan dalam mempertimbangkan prioritas sistem
kesehatan sesuai ketentuan bangunan hijau.

e. Memasukkan “konsep berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan.

Bagaimana rumah sakit menerapkan pinsip-prinsip ramah lingkungan ?. Tentunya cukup


banyak aspek yang perlu dikaji. Berikut tujuan dari penerapan prinsip ramah lingkungan di
rumah sakit :
a. Melindungi kesehatan para penghuni gedung (pasien, karyawan, pengunjung).
b. Melindungi kesehatan masyarakat sekitar.
c. Melaksanakan tindakan pencegahan akibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian.
d. Efisiensi penggunaan sumber daya rumah sakit.
e. Berkonstribusi dalam mengendalikan dan mencegah dampak negatif dari perubahan iklim
dan pemanasan global.

Penerapan rumah sakit ramah lingkungan hendaknya mencakup 2 (dua) kelompok besar
yaitu penerapan konsep ramah lingkungan pada tahap operasional, serta dalam aspek desain dan
konstruksi bangunan rumah sakit yang secara garis besar penerapannya meliputi :
a. Lokasi yang berkelanjutan
Pengelolaan tapak/halaman yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
b. Efisiensi dalam pengunaan air
Efisiensi pemanfaatan air dan konservasi sumber daya air.
c. Efisiensi dan konservasi energi
Efisiensi energi dan penggunaan energi alternatif serta reduksi emisi karbon.
d. Pengunaan material ramah lingkungan dan sumber daya alam alternatif
Penggunaan material non toksik, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan daur ulang.
e. Kualitas udara di dalam ruangan
Mencegah polusi, meningkatkan kualitas udara ruang indoor dan kenyamanan penghuni.
f. Pengembangan inovasi
Mengembangkan inovasi dan kreativitas kegiatan yang berbasis green hospital.

2.3 Kriteria Rumah Sakit Ramah Lingkungan


Kriteria rumah sakit ramah lingkungan meliputi :
a. Kriteria desain dan konstruksi, meliputi :
1. Pengembangan Lahan Yang Tepat
Bangunan rumah sakit memiliki area hijau, berada di lokasi yang tepat, memiliki
akses ke fasilitas umum, tersedia fasilitas transportasi umum, memiliki area
lansekap (landscape) berimbang, melakukan upaya untuk menciptakan iklim
mikro, tersedianya area parkir sepeda, tersedianya manajemen limpasan air hujan
dan upaya lain untuk mengurangi beban banjir ke kawasan sekitar.
2. Efisiensi dan Konservasi Energi
Bangunan rumah sakit dilengkapi meteran listrik (kWh meter) pada setiap sub-
sistem beban listrik secara terpisah terutama antara fasilitas pelayanan rumah sakit
dan medis, melakukan kalkulasi listrik, melakukan pengukuran efisiensi energi,
menggunakan pencahayaan alami, dilengkapi ventilasi, menghitung dampak
perubahan iklim lokal melalui pengukuran emisi CO2 dan menggunakan sumber
energi baru dan terbarukan.
3. Konservasi Air
Bangunan rumah sakit dilengkapi alat meteran air, melakukan pengurangan
penggunaan air, menggunakan water fixture hemat air, memasang instalasi daur
ulang air limbah, menggunakan sumber air alternatif, melakukan upaya peresapan
air hujan dan efisiensi air untuk penyiraman taman.
4. Material, Sumber Daya dan Daur Hidup
Bangunan rumah sakit tidak menggunakan Chloro Fluoro Carbon (CFC) sebagai
refrigerant dan halon sebagai bahan pemadam kebakaran, menggunakan material
yang memiliki sertifikat manajemen lingkungan, menggunakan kembali material
bekas dan material kayu bersertifikasi ramah lingkungan, tidak menggunakan
bahan perusak ozon, desain modular untuk bangunan dan menggunakan material
lokal.
5. Kesehatan dan Kenyamanan Lingkungan Dalam Ruang
Bangunan rumah sakit dilengkapi ventilasi yang memanfaatkan potensi udara
luar, pengukuran emisi CO2, memasang larangan merokok sebagai kawasan tanpa
rokok, tidak menggunakan material polutan, terdapat pandangan keluar,
menggunakan penerangan, mengontrol suhu dan kelembaban ruangan serta
mereduksi kebisingan yang berlebih.
Rumah sakit memiliki ruangan dengan tata kualitas udara dalam ruang dan desain
ventilasi yang memenuhi standar, sehingga menjamin kualitas udara dalam ruang
bebas dari mikrobiologi, bahan kimia, asap rokok, gas berbahaya seperti VOC
(volatile organic compound a.l formaldehida, acetaldehyde, naftalin dan toluene)
yang dilepaskan ke udara dari material interior dan gas berbahaya lainnya.
6. Taman penyembuhan
Rumah sakit menyediakan fasilitas penghijauan baik di lingkungan outdoor
maupun indoor dengan desain yang bisa memberikan efek penyembuhan pasien,
mengurangi efek stres dan menciptakan taman dengan fungsi relaksasi bagi pasien
dan karyawan.
7. Manajemen Lingkungan Gedung
Bangunan rumah sakit dilengkapi fasilitas pemilahan sampah, memiliki tenaga
bersertifikasi green building, melaksanakan aktivitas pencegahan pencemaran
selama konstruksi, melakukan uji kesesuaian prosedur, menyusun database
implementasi green building, melakukan kesepakatan dengan pihak penyewa
gedung untuk melaksanakan prinsip green dan melakukan survey kenyamanan
pengguna gedung secara berkala.
Penerapan kriteria desain dan konstruksi secara keseluruhan diutamakan untuk
rumah sakit yang akan dibangun sedangkan untuk rumah sakit yang sudah
beroperasi, penerapan kriteria ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah
sakit tersebut.

b. Kriteria operasional, meliputi :


1. Efisiensi Energi
Rumah sakit melaksanakan manajemen energi dengan menerapkan program
efisiensi/penghematan energi (listrik, bahan bakar dll) dengan menerapkan
perhitungan kinerja energi, menggunakan jenis energi yang ramah lingkungan
serta memilih jenis peralatan yang hemat energi.
2. Tata Udara
Rumah sakit memiliki prosedur pemeliharaan dan pemantauan tata udara ruangan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan melaksanakannya secara konsisten.
3. Pengelolaan Limbah
Rumah sakit menerapkan pengelolaan limbah medis dan non medis sesuai
ketentuan, menerapkan upaya pengurangan, penggunaan kembali, daur ulang dan
komposting dari limbah yang dihasilkan. Penggunaan insinerator untuk
memusnahkan limbah medis hanya sebagai alternatif terakhir saja.
4. Efisiensi dan Konservasi Air
Rumah sakit melakukan tindakan efisiensi penggunaan air dengan menyediakan
alat monitoring (meteran air), sarana penyuluhan penghematan air, menggunakan
sumber air alternatif seperti air daur ulang air limbah, melakukan konservasi air
dengan membangun sumur resapan air hujan, biopori dan kolam ekologi,
menggunakan peralatan plumbing yang hemat air, melakukan daur ulang air
limbah, pemisahan air dengan cemaran air ringan untuk reuse.
5. Transportasi
Rumah sakit menyediakan fasilitas dan kemudahan akses menuju transportasi
umum seperti angkutan umum, bus kota dan lain-lain dengan menyediakan
fasilitas jalur pedestrian/akses pejalan kaki dengan mengacu pada Peraturan
Menteri PU No. 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Selain itu rumah sakit
menggunakan kendaraan rendah emisi dan efisien dalam penggunaan bahan bakar
dan menyediakan fasilitas parkir sepeda.
6. Pendidikan Ramah Lingkungan
Rumah sakit melakukan pendidikan ramah lingkungan secara berkesinambungan
melalui sosialisasi, pelatihan, seminar dan lain-lain bagi karyawan dan masyarakat
lainnya, menyediakan fasilitas penyebaran informasi green seperti
majalah/tabloid, poster, spanduk, standing banner dan lain-lain, serta petunjuk-
petunjuk berbudaya ramah lingkungan di ruangan-ruangan dan lingkungan luar
rumah sakit.
7. Kebersihan Ramah Lingkungan
Rumah sakit selalu menjaga kebersihan ruangan, halaman, sarana, prasarana dan
peralatan rumah sakit dengan menggunakan prosedur yang aman bagi lingkungan
dan menggunakan bahan pembersih dan peralatan kebersihan non toksik dan tidak
mengandung bahan beracun berbahaya.
8. Makanan yang Sehat
Rumah sakit menyediakan makanan bagi pasien dan karyawan dengan bersumber
bahan makanan lokal organik yang segar (fresh), tidak mengandung bahan toksik
dan menerapkan prinsip-prinsip sanitasi dan higienis makanan pada semua aspek
dalam penanganan makanan di rumah sakit dan menggunakan peralatan/material
penyajian makanan yang aman dari bahan toksik dan bahan beracun berbahaya.
9. Pengadaan Material Ramah Lingkungan
Rumah sakit menerapkan prosedur pengadaan barang maupun jasa/ pekerjaan
yang memenuhi prinsip-prinsip ramah lingkungan.
10. Manajemen Ramah Lingkungan
Rumah sakit melaksanakan sistem manajemen rumah sakit ramah lingkungan
dengan mengacu pada standar manajemen sesuai sistem manajemen lingkungan
(ISO 14001) dengan melaksanakan tahapan-tahapan : kebijakan, perencanaan,
implementasi dan operasi, pengecekan dan upaya perbaikan, serta mengkaji
kembali pelaksanaan manajemen.
2.4 Keuntungan Penerapan Rumah Sakit Ramah Lingkungan
Dalam pelaksanaannya, penerapan rumah sakit ramah lingkungan akan merubah desain,
konstruksi bangunan, prosedur, desain peralatan/teknologi, substitusi bahan yang aman dan akan
berimplikasi pada kebutuhan kebijakan dan regulasi, kelembagaan, pembiayaan, teknis
operasional bahkan kebutuhan sosial. Pemenuhan kebutuhan tersebut di atas, satu sisi akan
menambah beban biaya pada pengelola rumah sakit, namun di sisi lain beban yang dirasakan
akan terbayar dengan manfaat yang lebih besar. Berdasarkan hasil studi, maka terdapat 4 (empat)
manfaat yang akan dirasakan oleh rumah sakit, meliputi :
a. Manfaat Kesehatan
Manfaat kesehatan yang diperoleh dari perubahan desain rumah sakit dengan paradigma
green hospital adalah :
1. Menurunkan rata-rata kasus infeksi rumah sakit
2. Memperbaiki tingkat keselamatan pasien
3. Memperpendek lamanya waktu tinggal pasien

b. Manfaat Ekonomi
Manfaat ekonomi yang akan diperoleh meliputi :
1. Menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan rumah sakit akibat efisiennya
penggunaan sumber daya energi, air, dan bahan rumah sakit.
2. Lebih menjamin terlindunginya masyarakat rumah sakit (pasien, pengunjung dan
karyawan) dari ancaman infeksi infeksi rumah sakit, masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, dan keselamatan pasien yang berdampak terhadap minimalisasi
biaya pemeliharaan kesehatan yang harus disediakan.
3. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia rumah sakit yang berdampak
pada peningkatan kinerja pelayanan.
4. Lebih menjamin kegiatan pelayanan kesehatan yang paripurna dan berkelanjutan
melalui desain lingkungan yang hijau dan menyeluruh, nyaman dan aman.
5. Meningkatkan pendapatan rumah sakit peningkatan jumlah kunjungan pasien
sehingga segera mengembalikan nilai investasi yang dikeluarkan dalam penerapan
green hospital.
c. Manfaat Sosial
Manfaat sosial yang akan diperoleh dari penerapan prinsip rumah sakit ramah lingkungan
meliputi :
1. Meningkatkan pencitraan positif sebagai nilai tambah rumah sakit dalam
pemenuhan standar yang berlaku.
2. Rasa nyaman, relaksasi dan suasana penyembuhan dari lingkungan rumah sakit
menciptakan interaksi sosial yang positif di dalam rumah sakit.
3. Masyarakat rumah sakit akan mendapatkan pendidikan informal tentang
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
4. Menciptakan budaya ramah lingkungan pada masyarakat rumah sakit yang
berdampak pada terlaksananya penerapan efisiensi penggunaan sumber daya
rumah sakit.

d. Manfaat Lingkungan
Manfaat lingkungan yang akan diperoleh dari penerapan prinsip rumah sakit ramah
lingkungan meliputi :
1. Terjaganya mutu lingkungan hidup di dalam dan sekitar rumah sakit akibat
ancaman pencemaran limbah rumah sakit.
2. Memperkecil dampak negatif lingkungan hidup pada masyarakat rumah sakit
yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat rumah sakit.
3. Mencegah dampak negatif akibat penanganan limbah bahan beracun berbahaya
dari rumah sakit.
4. Membantu mentaati berbagai peraturan perundangan kesehatan, perumahsakitan,
lingkungan hidup, dll.
BAB III

CHEMICALS (BAHAN KIMIA)

3.1 Bahan Kimia

Mengganti bahan kimia berbahaya dengan alternatif yang lebih aman untuk mengurangi
limbah beracun dan berbahaya di komunitas layanan kesehatan.

Produk dan layanan yang mengandung zat beracun digunakan di banyak lingkungan
perawatan kesehatan setiap hari. Produk dan layanan ini seringkali diperlukan untuk sanitasi,
estetika dasar, atau tujuan medis. Pendidikan tentang bahaya zat ini dapat menyebabkan, serta
sumber dan alternatif yang lebih sehat, dibutuhkan oleh penyedia layanan kesehatan untuk
melengkapi mereka dengan kekuatan pengambilan keputusan untuk memilih produk dan layanan
yang melindungi kesehatan pasien, pekerja, dan komunitas yang lebih luas.

Kebijakan perusahaan yang menetapkan bahan kimia beracun mana yang tidak dapat
digunakan dikenal sebagai kebijakan kimia yang lebih aman. Kebijakan kimia yang lebih aman
menjadi semakin lazim karena organisasi menyadari dampak berbahaya dari banyak bahan kimia
di mana-mana dan memilih untuk menggunakan produk dan layanan yang lebih aman dan lebih
hijau.

3.2 Tujuan

Meningkatkan kesehatan dan keselamatan pasien, staf, masyarakat dan lingkungan oleh
menggunakan bahan kimia, bahan, produk dan proses yang lebih aman, melampaui persyaratan
kepatuhan lingkungan.

Didanai oleh Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada - Program Pendanaan Komunitas
EcoAction, inisiatif air bersih dua tahun ini akan mengurangi limbah beracun dan berbahaya
yang dihasilkan oleh operasi fasilitas perawatan kesehatan melalui identifikasi, implementasi,
dan evaluasi inovatif, teknologi bebas racun dan penggunaan bahan kimia. strategi.
Bekerja secara kolaboratif dengan BC Lower Mainland GreenCare, Aliansi Kesehatan
Chatham-Kent Ontario, Synergie Santé Environnement, Koalisi untuk Pengurangan Infeksi
Acquired Healthcare, Kelas 1 Inc., Crothall Healthcare dan Tersano Inc., akan berupaya
mengurangi racun dan limbah berbahaya lainnya dengan mengganti agen kimia dengan alternatif
yang lebih aman dan sistem implementasi yang mengurangi atau menghilangkan kebutuhan
untuk penggunaan bahan kimia.

Hasil dari upaya percontohan ini akan digunakan untuk mengembangkan praktik terbaik
yang komprehensif untuk secara strategis mengurangi bahan kimia di fasilitas perawatan
kesehatan. Webinar, studi kasus, laporan dan materi penjangkauan lainnya akan dikembangkan
berdasarkan keberhasilan dan pelajaran utama yang dipelajari dan didistribusikan secara nasional
ke komunitas perawatan kesehatan yang lebih luas.

3.3 Masalah Global

Paparan kimia beracun dimulai sebelum kelahiran dan terus sepanjang hidup kita. Banyak
dari ini bahan kimia telah dikaitkan dengan penyakit serius, termasuk asma, infertilitas,
ketidakmampuan belajar, Penyakit Parkinson dan kanker. Bahan kimia ini juga merupakan
sumber utama polusi udara dalam ruangan. Beberapa, seperti merkuri dan dioksin, telah
diidentifikasi sebagai bahan kimia global yang menjadi perhatian oleh pemerintah dunia atas
kontribusi mereka masalah kesehatan lingkungan internasional.

Persentase besar dari semua kanker adalah disebabkan lingkungan dan pekerjaan
eksposur. Wanita hamil, janin, bayi, anak-anak dan pekerja sangat rentan. Sudah, dua belas juta
kanker didiagnosis setiap tahun di seluruh dunia, dan setiap tahun lebih dari tujuh juta orang
meninggal karena kanker. Mayoritas dari semuanya kanker terjadi di berpenghasilan rendah dan
menengah negara, dan proporsi ini meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia telah menghitung
bahwa hampir sepersepuluh dari semua kematian dapat dicegah pada tahun 2004 disebabkan
oleh zat beracun.

Secara keseluruhan, industri bahan kimia global diproyeksikan tumbuh terus hingga
2030, dengan kelanjutan dari peningkatan penggunaan dan produksi bahan kimia dalam
pengembangan negara. Paralel dengan tren ini, kesehatan dampak bahan kimia hampir pasti terus
tumbuh.

3.4 Solusi Rumah Sakit

Bahan kimia ada di mana-mana di lingkungan rumah sakit. Di A.S., misalnya, layanan
kesehatan sektor adalah pengguna tunggal terbesar bahan kimia, menghabiskan lebih dari dua
kali lipat jumlah yang dihabiskan oleh industri konsumsi terbesar kedua sektor. Sektor kesehatan
di banyak lainnya negara juga mengkonsumsi sejumlah besar bahan kimia. Sebagai Pendekatan
Strategis PBB untuk Manajemen Bahan Kimia Internasional (SAICM) menunjukkan:

Sektor perawatan kesehatan adalah konsumen utama bahan kimia termasuk yang
terdokumentasi dengan baik menyebabkan dampak serius pada kesehatan dan lingkungan.
Dengan demikian, sektor yang misinya adalah melindungi kesehatan manusia berkontribusi pada
beban penyakit. Bahan kimia dalam produk yang digunakan dalam kesehatan perawatan
mempengaruhi kesehatan manusia sepanjang hidup siklus produk ini yaitu, selama produksi,
penggunaan dan pembuangan. Populasi rentan termasuk pasien, petugas kesehatan yang
mengalami paparan setiap hari, pekerja pabrik yang memproduksi produk, pekerja dalam limbah
fasilitas pembuangan, dan orang-orang yang tinggal di dekat pabrik atau tempat pembuangan
limbah.

Penelitian terbaru di beberapa negara telah menunjukkan bahwa karyawan sektor


kesehatan mungkin lebih berisiko dari bahan kimia yang digunakan di tempat kerja mereka
sendiri dari masyarakat umum. Misalnya, kesehatan pekerja sektor telah dilaporkan memiliki
tingkat asma dewasa tertinggi di antara semua jurusan kelompok kerja dan berada pada risiko
yang lebih besar mengembangkan penyakit pernapasan kronis.

Banyak bahan kimia yang digunakan oleh sektor kesehatan dipekerjakan untuk tujuan
khusus yang unik untuk perawatan kesehatan, misalnya, kemoterapi untuk mengobati kanker,
atau desinfektan untuk sterilisasi. Namun semakin banyak rumah sakit yang mengganti sebagian
zat berbahaya dengan alternatif yang lebih aman, tanpa mengorbankan kualitas perawatan
pasien. Dengan mengatasi paparan bahan kimia di pengaturan kesehatan, sektor kesehatan tidak
hanya dapat melindungi pasien dan kesehatan pekerja, tetapi juga secara aktif menunjukkan
keselamatan manajemen bahan kimia dengan demikian memimpin dengan contoh.

3.5 Tindakan Yang Dilakukan

a. Mengembangkan kebijakan bahan kimia dan bahan di seluruh institusi dan


protokol untuk melindungi pasien, pekerja, dan masyarakat kesehatan dan
lingkungan, sambil membantu mendorong masyarakat menuntut alternatif.
b. Menerapkan fasilitas-rencana aksi kimia khusus dengan tolok ukur dan jadwal.
c. Berpartisipasi dalam WHO-HCWH Global Health-Free Mercury Care Initiative
dengan mengganti semua termometer air raksa dan perangkat tekanan darah
dengan aman, akurat, terjangkau alternatif.
d. Kemungkinan penggunaan bahan kimia yang menjadi perhatian, termasuk, untuk
contoh, glutaraldehida, penghambat api terhalogenasi, PVC, DEHP dan BPA, dan
mencari alternatif dan pengganti yang lebih aman.
e. Libatkan mitra teknis untuk menyediakan sistem teknologi inovatif dan informasi
tentang bahan kimia yang mengurangi racun untuk perawatan kesehatan.
f. Kembangkan penelitian latar belakang tentang strategi praktik terbaik untuk
pengurangan racun dalam operasi perawatan kesehatan.
g. Libatkan fasilitas mitra yang bersedia menerapkan (pilot) sistem dan strategi baru;
meresmikan komitmen organisasi mereka untuk proyek percontohan.
h. Kembangkan rencana implementasi dengan fasilitas mitra untuk pengenalan
sistem dan strategi baru.
i. Menetapkan garis dasar pembelian bahan kimia, penggunaan bahan kimia, dan
timbulan limbah berbahaya di fasilitas percontohan; mengembangkan prosedur
evaluasi standar untuk membandingkan hasil tahun 2 dengan baseline awal.
j. Mengawasi implementasi sistem dan strategi baru (tindakan pengurangan bahan
kimia) di fasilitas perawatan kesehatan percontohan.
k. Melakukan evaluasi tengah proyek yang sedang berlangsung tentang pengurangan
racun yang dicapai oleh proyek percontohan (tindakan pengurangan); menilai
temuan untuk menentukan apakah rencana implementasi dapat dimodifikasi untuk
mengoptimalkan hasil.
l. Mengembangkan praktik terbaik dan studi kasus proyek percontohan serta strategi
komunikasi untuk memperkenalkan temuan kepada komunitas perawatan
kesehatan nasional.
m. Lengkapi proyek percontohan dengan evaluasi akhir dan validasi pengurangan
racun yang dicapai sesuai dengan data dasar yang telah ditetapkan.
n. Melakukan kegiatan komunikasi / penyadaran untuk mendistribusikan temuan dan
rekomendasi percontohan kepada komunitas perawatan kesehatan nasional;
menilai tingkat minat dalam mengejar proyek pengurangan tambahan atau yang
diperluas di mitra atau fasilitas lainnya.

3.6 Indikator / Hasil Kinerja

a. Pengurangan atau pengalihan limbah beracun atau berbahaya


b. Peserta dalam Kegiatan
c. Relawan berpartisipasi langsung dalam proyek
d. Pekerjaan Diciptakan
BAB IV

PENUTUP

Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit menggunakan berbagai bahan, fasilitas atau
peralatan yang dapat mengandung bahan berbahaya dan beracun, dan akibat interaksinya dengan
manusia dan lingkungan hidup di rumah sakit dapat menyebabkan masalah kesehatan lingkungan
yang ditandai dengan indikator menurunnya kualitas media kesehatan lingkungan di rumah sakit,
seperti media air, udara, pangan, sarana dan bangunan, serta vektor dan binatang pembawa
penyakit. Akibatnya, kegiatan pelayanan rumah sakit tidak menjamin perlindungan kesehatan
bagi petugas, pasien, pengunjung termasuk masyarakat di sekitar rumah sakit apabila upaya
kesehatan lingkungan tidak dilaksanakan sesuai dengan standar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Saat ini standar rumah sakit ramah lingkungan (green hospital) telah mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan kebijakan, peraturan perundang-undangan, pedoman
teknisterkait kesehatan lingkungan. Sementara disisi lain masyarakat menuntut perbaikan
kualitas pelayanan rumah sakit melalui perbaikan kualitas kesehatan lingkungan.

Oleh karena itu, diharapkan upaya kesehatan lingkungan rumah sakit dimasa mendatang
dapat dilaksanakan sesuai dengan standar dan peraturan perundangan yang berlaku, yang
mencakup seluruh dimensi, menyeluruh, terpadu, terkini dan berwawasan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

https://greenhealthcare.ca/safer-chemicals/

https://www.greenhospitals.net/chemicals/

Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan (Green Hospital) di Indonesia, Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai