Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS INDONESIA

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN


ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR) UNTUK MONITORING
OBESITAS PADA ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester


Mata Ajar Sistem Informasi Manajemen

Disusun Oleh :
Anafrin Yugistyowati
NPM 1006800693

MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


KEKHUSUSAN KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2011

1
ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR) UNTUK MONITORING
OBESITAS PADA ANAK
Anafrin Yugistyowati, NPM : 1006800693

Program Magister Kekhususan Keperawatan Anak


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011

Abstrak
Banyak hambatan dalam pencegahan, identifikasi, dan pengelolaan obesitas pada
anak dan remaja. Lebih banyak data dan informasi yang diperlukan untuk
pemahaman dalam mempengaruhi perilaku dan hasil yang diharapkan pada anak
dan keluarga. Modifikasi asuhan keperawatan pada anak melalui pendekatan
sistem Electronic Medical Record (EMR) dapat mencegah, mengidentifikasi dan
mengelola masalah obesitas berdasarkan standar rekomendasi American Academy
of Pediatrics (AAP). Penggunaan EMR untuk mengatasi masalah obesitas anak
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dengan
peningkatan pengaksesan data pasien, pendokumentasian yang efisien, penyajian
data pengobatan secara tepat, dan akses bahan edukasi yang tepat untuk pasien.

Kata Kunci: Obesitas, Asuhan Keperawatan Anak, Electronic Medical Record


(EMR), American Academy of Pediatrics (AAP)

Latar Belakang
Dalam 3 dekade terakhir prevalensi nasional kelebihan berat badan tiga kali lipat
terjadi pada anak-anak dan remaja. Sekitar 37 % anak memiliki BMI lebih dari 85
persentil membuat mereka mengalami kelebihan berat badan atau disebut dengan
istilah obesitas. Secara psikologis dan medis sangat penting efek kelebihan berat
badan terhadap penyakit yang akan terjadi pada anak dan remaja (Hockenberry,
M.J & Wilson, D, 2007).

2
Anak obesitas merupakan masalah yang kompleks yang harus ditangani dalam
beberapa pengaturan dan perubahan gaya hidup. Meskipun intervensi perawatan
primer saja tidak akan menyelesaikan epidemi obesitas, tetapi menangani masalah
ini dalam perawatan primer merupakan komponen penting dari pendekatan
keseluruhan. American Academy of Pediatrics memberikan rekomendasi untuk
mengatasi kelebihan berat badan anak meliputi bimbingan untuk penilaian kondisi
kelebihan berat badan atau obesitas, penilaian dan konseling diet, aktivitas fisik,
dan kebiasaan sehari-hari (Rattay, K.T, 2009).

Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa banyak praktisi kesehatan tidak


memberikan perawatan yang konsisten dengan rekomendasi ini. Hambatan untuk
memberikan perawatan yang direkomendasikan untuk mengatasi obesitas antara
lain meliputi alat atau sumber daya yang kurang memadai, kurangnya
pengetahuan dan keterampilan, kurangnya waktu, dan kurangnya kesadaran
masyarakat. Dalam sistem EMR ini dimodifikasi untuk menanamkan pedoman
klinis dan pendekatan praktik terbaik yang membantu tenaga kesehatan bekerja
dengan keluarga untuk melakukan perubahan perilaku (Kim, G. R & Lehmann, C.
U, 2008).

Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang EMR yang
memainkan peran penting dalam meningkatkan kemitraan antara keluarga dan
penyedia layanan kesehatan, mempromosikan perawatan diri, dan meningkatkan
pengambilan keputusan keluarga mengenai kesehatan anak dan remaja khususnya
masalah obesitas.

Tinjauan Pustaka
Dalam pelayanan kesehatan khususnya pemberian asuhan keperawatan,
penggunaan teknologi informasi telah terbukti sangat bermanfaat. The American
Academy of Nursing (AAN, 2003) telah menginisiasi proyek teknologi AAN,
yaitu sebuah proyek yang mencakup beberapa tahapan untuk menganalisis peran
teknologi dalam meningkatkan keamanan dan efektifitas dalam pemberian asuhan

3
keperawatan, termasuk diantaranya adalah Electronic Health / Medical Record
(EHR / EMR), Decision Support System (DSS), dan teknologi pemberian obat
dengan aman (Medication Safety Technology). Melalui proyek tersebut terbukti
bahwa teknologi dapat meningkatkan keamanan bagi klien melalui pencegahan
terjadinya kesalahan, pengawasan respon tanggap darurat dan meminimalkan
terjadinya cedera setelah suatu kesalahan terjadi serta melakukan evaluasi
penyebab kesalahan yang terjadi (McCartney, 2006).

Sistem informasi rekam medik elektronik (rekam medik berbasis komputer) atau
disebut dengan Electronic Medical Record (EMR) adalah sistem penyimpanan
informasi secara elektronik mengenai status kesehatan serta pelayanan kesehatan,
yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya dan tersimpan sehingga dapat melayani
berbagai pengguna rekam yang sah (Turisco, 2008). Sistem informasi ini kini
telah banyak diterapkan oleh Rumah Sakit yang ada di Indonesia karena telah
terbukti memberi kemudahan pada petugas pelayanan kesehatan, sehingga
mempercepat proses yang akan diperlukan baik bagi pihak rumah sakit maupun
bagi pihak pasien tersebut.

Pemanfaatan sistem informasi manajemen keperawatan tentang EMR juga


digunakan dan mulai dikembangkan pada keperawatan anak, yaitu untuk
mengatasi masalah obesitas pada anak dan remaja. Informasi rekam medik
elektronik merupakan upaya perbaikan pelayanan kesehatan yang meliputi: model
untuk perbaikan, model pembelajaran kolaboratif dan model perawatan untuk
kesehatan anak. Model ini menawarkan struktur baru untuk mengatasi masalah
anak di sektor perawatan kesehatan dan mencakup pendukung keperawatan,
sistem informasi klinis, sumber daya komunitas, dukungan keluarga dan design
sistem. Dengan pemanfaatan EMR ini menanamkan pedoman klinis dan
pendekatan praktik terbaik yang membantu tenaga kesehatan bekerja dengan
keluarga untuk melakukan perubahan perilaku khususnya dalam mengatasi
masalah obesitas pada anak (Rattay, K.T, 2009).

4
Penelitian yang dilakukan oleh Bordowitz et al, bahwa EMR berpengaruh
terhadap peningkatan dokumentasi dan pengobatan obesitas pada pasien dewasa.
EMR juga telah digunakan untuk mendidik praktisi kesehatan tentang kinerja
mereka, untuk membimbing perawatan anak dan untuk memfasilitasi peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan. Karena manfaat EMR ini, perbaikan mungkin lebih
berkelanjutan dan lebih disebarluaskan lagi.

EMR mendukung dalam praktek perawatan anak dengan masalah obesitas.


Modifikasi EMR termasuk alat yang berfungsi untuk memperingatkan pasien
bahwa BMI di atas kisaran berat badan yang sehat, sebuah protokol klinis
elektronik untuk menilai dan nasihat tentang perilaku gaya hidup yang
ditargetkan, serta pengingat pada layar untuk berat badan yang disarankan untuk
meninjau kemajuan yang dibuat menuju tujuan gaya hidup sehat yang diatur
dalam setiap kunjungan anak di tempat pelayanan kesehatan .

Alat-alat yang dirancang dalam EMR untuk digunakan pada anak-anak umur 2
sampai 18 tahun dalam memfasilitasi promosi perilaku hidup sehat dan diagnosis
serta manajemen anak-anak dengan masalah obesitas dimodifikasi sesuai standar
perawatan. Pertama, secara otomatis penilaian BMI dilakukan dari tinggi badan
dan berat badan. Perawat melihat BMI dan persentil BMI, bersama dengan tinggi
badan dan berat badan, tekanan darah, denyut jantung, dan suhu tubuh pada layar
EMR. Kedua, penilaian pertumbuhan harus diselesaikan di bagian penilaian
kemajuan pada catatan kunjungan. Penilaian ini mencakup daftar drop-down
tanggapan, termasuk obesitas, berat badan yang normal, dan berat badan pasien.
Catatan kunjungan tidak dapat diakhiri tanpa penyelesaian penilaian
pertumbuhan. Fitur dalam EMR yang dirancang untuk mendorong perawat
meninjau pertumbuhan BMI setiap pasien. Ketiga, pertanyaan benar / salah
tentang kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan konsumsi minuman manis / gula
harus dikaji. Orang tua atau pasien mengisi survei dan perawat melakukan
tanggapan dalam kuesioner yang ada di EMR. Tanggapan yang benar / salah
mempercepat entri data. Jika orangtua tidak mengisi survei secara lengkap karena
hambatan bahasa, maka perawat membantu keluarga menyelesaikan survei ini.

5
Keempat, perawat mereview dan memberi tanggapan untuk membantu pasien
dan keluarga tentang konseling gaya hidup yang sehat sampai perawat menarik
kesimpulan akhir dan kesiapan BMI yang ditargetkan. Untuk perubahan fitur di
EMR dengan mengetik "kesiapan BMI" ke dalam kolom catatan kemajuan.
Beberapa baris teks disiapkan untuk dokumen konseling dalam menetapkan
tujuan gaya hidup sehat didasarkan pada kesiapan pasien dan keluarga untuk
berubah. Kelima, praktek untuk menetapkan BMI, yaitu 85 persentil untuk anak-
anak umur 2 sampai 18 tahun dirancang untuk memfasilitasi perintah dan arahan
untuk evaluasi dan pengelolaan penyakit penyerta terkait dengan kelebihan berat
badan. Set ini mencakup bagian diagnosis yang menghubungkan kelebihan berat
badan yang berhubungan dengan klasifikasi diagnosis penyakit internasional.
Dengan daftar tes laboratorium dan tes diagnostik lain dapat menjadi arahan untuk
memfasilitasi diagnosis atau pengobatan pasien. Keenam, instruksi pasien untuk
anak dalam kunjungannya. Akhirnya, penyedia dapat menggunakan
EMR untuk mengakses sumber daya komunitas berbasis komputer untuk merujuk
keluarga menjadi sumber daya yang dapat mendukung dalam mencapai gaya
hidup sehat mereka (Rattay, K.T, 2009).

Gambar.1
Survey Pengkajian Masalah Obesitas Dalam System EMR

6
Gambar.2
“Allert Smart Set” Untuk Anak Usia 2 s.d 18 Tahun Dengan BMI > 85 Persentil

Gambar.3
Smart Set Kesiapan BMI

7
Pembahasan

EMR pada era saat ini sangat membantu kinerja petugas pelayanan kesehatan
karena memberi kemudahan-kemudahan dalam mendata segala sesuatu yang
dibutuhkan pasien dengan cara yang cepat. Kelebihan EMR dalam pemanfaatan
monitoring obesitas pada anak sangat membantu kinerja petugas pelayanan
kesehatan karena memberi kemudahan-kemudahan dalam mendata segala sesuatu
yang dibutuhkan pasien dengan cara yang cepat dan mendukung dalam perubahan
perilaku dan gaya hidup pasien. Namun dibalik kemudahan-kemudahan yang
terdapat dalam sistem informasi EMR terdapat pula kelemahan-kelemahan dalam
mengoperasikannya, seperti: diperlukan sistem jaringan (software) serta sistem
keamanan yang kuat, kerumitan pengoperasian karena keterbatasan penguasaan IT
oleh beberapa tenaga kesehatan, besarnya dana yang harus disediakan baik untuk
penyediaan maupun perawatan, kebijakan dan birokrasi yang ada dalam
penggunaan EMR, dan kemampuan perawat dalam penguasaan teknologi
(Indrajit, E , 2001).

Strategi pelaksanaan EMR untuk pencegahan, identifikasi, dan manajemen anak


dengan masalah obesitas yang dapat diaplikasikan di Indonesia bukan suatu hal
yang tidak mungkin dilaksanakan, jika dilakukan dengan sepenuh hati dan
bekerjasama dengan semua pihak yang terkait mulai dari pihak managerial,
perawat pelaksana, tim kesehatan yang lain, pasien, dan tenaga ahli teknologi
informatika. Penyelenggaraan dengan dana besar diawal tidak seberapa
dibandingkan dengan investasi jangka panjang terkait dengan kualitas sumber
daya manusia, kualitas pendokumentasian keperawatan, kualitas pengembangan
teknologi informatika, penghematan tenaga, dan kualitas kinerja perawat.
Penerapan teknologi informasi EMR dalam monitoring masalah obesitas pada
anak justru akan memberikan nilai lebih dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan anak. Strategi pelaksanaan EMR di Indonesia juga meliputi, upaya
merubah pola pikir dan stigma orang tua tentang masalah obesitas dan
memotivasi keluarga untuk membawa anak dengan masalah obesitas ke pelayanan
kesehatan, mengenalkan keluarga tentang EMR untuk mengatasi masalah

8
obesitas, dan memotivasi untuk follow up untuk mengatasi masalah obesitas
dengan menggunakan sistem EMR.

Implikasi Dalam Keperawatan Anak

Fasilitas EMR merupakan alat berbasis komputer yang berfungsi untuk


memperingatkan pasien bahwa BMI di atas kisaran berat badan yang sehat,
sebuah protokol klinis elektronik untuk menilai dan nasihat tentang perilaku gaya
hidup yang ditargetkan, serta pengingat pada layar untuk berat badan yang
disarankan untuk masalah obesitas pada anak. Perawat anak memiliki peran
penting mereview dan memberi tanggapan untuk membantu pasien dan keluarga
tentang konseling gaya hidup yang sehat sampai perawat menarik kesimpulan
akhir dan kesiapan BMI yang ditargetkan pasien dan keluarga. Konseling dalam
menetapkan tujuan gaya hidup sehat didasarkan pada kesiapan pasien dan
keluarga untuk berubah. Akhirnya, tenaga kesehatan dapat menggunakan EMR
dengan mengakses sumber daya komunitas berbasis komputer dengan melibatkan
keluarga sebagai sumber daya yang dapat mendukung dalam mencapai perubahan
perilaku dan gaya hidup sehat anak .

Kesimpulan

Penggunaan EMR sebagai alat pendokumentasian terkomputerisasi dan


pengelolaan masalah obesitas pada anak menjadi sarana yang dapat dimanfaatkan
secara efektif dalam pelayanan keperawatan, antara lain : dalam dokumentasi
asuhan keperawatan pada pasien, komunikasi yang baik antar perawat, pasien
maupun sistem kesehatan yang lainnya, serta sebagai sarana pendidikan kesehatan
bagi anak dan keluarga. Tenaga kesehatan dapat menggunakan EMR dalam
memonitoring dan managemen masalah obesitas pada anak untuk mencapai
perubahan perilaku yang sesuai standar kesehatan.

9
Rekomendasi

Adapun rekomendasi yang penulis berikan untuk lebih menyempurnakan


teknologi inovatif ini adalah modifikasi software EMR yang menawarkan
perangkat set dan fitur bahasa yang mudah dipahami dan diaplikasikan sesuai
permintaan konsumen meliputi: model pembelajaran kolaboratif dan model
perawatan untuk kesehatan anak dengan masalah obesitas, sehingga menjadi
sarana yang dapat dimanfaatkan secara efektif dalam pelayanan keperawatan
anak.

Daftar Pustaka

Green, S. D and Thomas, J. D. (2008). Interdisciplinary collaboration and the


electronic medical record. Journal Pediatric Nursing. vol. 34 pp. 225-228,
diperoleh melalui http://proquest.umi.com/pqdweb

Hockenberry, M.J. and Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care of infants and
children. Eighth Edition. St. Louis : Mosby Elsevier

Indrajit, E. (2001). Management system information and information technology.


Jakarta : Gramedia Group

Jannetti, A. J. (2008). CNE series: technology in pediatric healthcare. Journal


Pediatric Nursing. vol. 34 pp.228-229, diperoleh melalui
http://proquest.umi.com/pqdweb

Jha, Ashis. (2009). Use of electronic health record in U.S. Hospitals. The New
Egland Journal of Medicine. diperoleh melalui
http://proquest.umi.com/pqdweb

Kim, G. R and Lehmann, C. U. (2008). Pediatric aspects of inpatient health


information technology systems. American Academy of Pediatrics. pp.
1287-1296, diperoleh melalui http://pediatrics.org//

10
McCartney, P. R. (2006). Using technology to promote perinatal patient safety.
JOGNN, vol. 35, pp. 424-431, diperoleh melalui
http://proquest.umi.com/pqdweb

Rattay, K.T. (2009). Use Of An electronic medical record system to support


primary care recommendations to prevent, identify, and manage chilhood
obesity . American Academy of Pediatrics. pp. 100-107, diperoleh melalui
http://pediatrics.org//

Sittig, D.F and Singh, H. (2011). Legal, ethical, and financial dilemmas in
electronic health record adoption. American Academy of Pediatrics. pp.
1042-1047, diperoleh melalui http://pediatrics.org//

Spooner, S.A. (2007). Special requirements of electronic health record systems in


pediatrics. American Academy of Pediatrics. pp.631-637, diperoleh
melalui http://pediatrics.org//

Turisco, Fran, Rhoads, Jared. (2008). Eqquipped for efficiency: improving nursing
care through technology, California Healthcare Foundation

11

Anda mungkin juga menyukai