SEPSIS
SEPSIS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
Vital Sign
HR : 165x/menit
RR : 65x/menit
T : 36.2oC
SO2 : 86%
Pemeriksaan Fisik:
Kepala : Bulat, simetris, UUB datar, UUB 2x2 cm, UUK 1/2x1/2 cm,
LK 34 cm (normocephal)
Mulut : Mukosa mulut dan bibir basah, sianosis sirkum oral tidak ada,
tongue tie tidak ada
Perkusi : timpani
Kultur darah
Manifestasi klinis
- Obstruksi jalan napas. MAS dini akan bermanifestasi sebagai obstruksi saluran
napas.Gasping, apnu, dan sianosis dapat terjadi akibat mekonium kental yang
menyumbat saluran napas besar.
- Distres pernapasan. Mekonium yang teraspirasi sampai ke saluran napas distal tetapi
tidak menyebabkan obstruksi total akan bermanifestasi sebagai distres pernapasan,
berupa takipnu, napas cuping hidung, retraksi interkostal, peningkatan diameter
anteroposterior dada, dan sianosis.
Pemeriksaan penunjang
Tata laksana
a. Bila bayi bugar, berikan perawatan rutin tanpa memandang konsistensi mekonium.
3. Obstruksi. Pada bayi dengan aspirasi mekonium berat, dapat terjadi obstruksi
mekanik saluran napas dan pneumonitis kimia.Atelektasis dan inflamasi yang terus
berjalan serta terbentuknya pirau ekstrapulmonar akan memperburuk mismatch
ventilasi-perfusi dan mengakibatkan hipoksemia berat.
5. Ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik terindikasi bila PaCO2 >60 mmHg atau
terdapat hipoksemia persisten (PaO2 <50 mmHg). Pada kasus berat, seringkali
dibutuhkan inspiratory pressure yang lebih tinggi dibandingkan kasus sindrom gawat
napas. Waktu ekspirasi yang cukup harus diberikan untuk mencegah air trapping
akibat obstruksi parsial saluran napas. Bayi dengan MAS berat yang tidak berespons
dengan ventilator konvensional dan yang mengalami air leak syndrome mungkin
membutuhkan high frequency oscillatory ventilator.
6. Medikamentosa.
Prognosis
Tanda awal sepsis pada bayi baru lahir tidak spesifik, sehingga skrining dan
pengelolaan terhadap faktor risiko perlu dilakukan.Terapi awal pada neonatus yang
mengalami sepsis harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil kultur.
- Early onset sepsis (EOS), timbul dalam 3 hari pertama, berupa gangguan
multisistem- dengan gejala pernapasan yang menonjol; ditandai dengan
awitan tiba-tiba dan cepatberkembang menjadi syok septik dengan mortalitas
tinggi.
- Late onset sepsis (LOS), timbul setelah umur 3 hari, lebih sering di atas 1
minggu. Pada sepsis awitan lambat, biasanya ditemukan fokus infeksi dan
sering disertai dengan meningitis.
- Sepsis nosokomial, ditemukan pada bayi risiko tinggi yang dirawat,
berhubungan dengan monitor invasif dan berbagai teknik yang digunakan di
ruang rawat intensif.
Penegakan Diagnosis
Tatalaksana
-Antibiotik
Antibiotik awal diberikan ampisilin dan gentamisin. Bila organisme tidak dapat
ditemukan dan bayi tetap menunjukkan tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti ampisilin
danberi sefotaksim, sedangkan gentamisin tetap dilanjutkan. Pada sepsis nosokomial,
pemberian antibiotik disesuaikan dengan pola kuman setempat. Jika disertai dengan
meningitis, terapi antibiotik diberikan dengan dosis meningitis selama 14 hari untuk
kuman Gram positif dan 21 hari untuk kuman Gram negatif. Lanjutan terapi
dilakukan berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas, gejala klinis, dan pemeriksaan
laboratorium serial (misalnya CRP).
- Respiratori
Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah
hipoksia. Pada kasus tertentu mungkin dibutuhkan ventilator mekanik.
- Kardiologi
Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan serta lakukan
pemantauan tekanan darah (bila tersedia fasilitas) dan perfusi jaringan untuk
medeteksi dini adanya syok. Pada gangguan perfusi dapat diberikan volume
ekspander (NaCl fisiologis, darah atau albumin, tergantukebutuhan) sebanyak 10
ml/kgBB dalam waktu setengah jam, dapat diulang 1-2 kali. Jangan lupa untuk
melakukan monitor keseimbangan cairan. Pada beberapa keadaan mungkin
diperlukan obat-obat inotropik seperti dopamine atau dobutamin.
- Hematologi
Transfusi komponen jika diperlukan, atasi kelainan yang mendasari.
- Tunjangan nutrisi adekuat
- Manajemen khusus
Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta serta
komplikasi yang-terjadi (misal: kejang, gangguan metabolik,
hematologi, respirasi, gastrointestinal, kardiorespirasi, hiperbilirubin).
Pada kasus tertentu dibutuhkan imunoterapi dengan pemberian
imunoglobulin, antibodi monoklonal atau transfusi tukar (bila fasilitas
memungkinkan).
Transfusi tukar diberikan jika tidak terdapat perbaikan klinis dan
laboratorium setelah pemberian antibiotik adekuat.
- Bedah
- Tumbuh Kembang
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita dengan sepsis, terutama jika
disertai dengan meningitis, adalah gangguan tumbuh kembang berupa gejala
sisa neurologis seperti retardasi mental, gangguan penglihatan, kesukaran
belajar dan kelainan tingkah laku.
Farmakologi Ampicilin dan Gentamicin
1. Ampisilin
Farmakodinamik
Mekanisme kerja obat ampicillin dimulai ketika obat terikat pada reseptor
primer protein PBPs dan secara cepat menginaktivasi protein tersebut. PBPs berlokasi
di bagian dalam membran dinding sel bakteri dan memainkan peranan penting dalam
siklus sel, serta pembentukkan morfogenetik dari dinding sel peptidoglikan. Fungsi
peptidoglikan adalah mempertahankan integritas dinding sel pada lingkungan yang
hipotonik.
Selanjutnya, inaktivasi PBPs akan mengganggu pembentukan rantai
peptidoglikan yang diperlukan untuk kekuatan dan rigiditas dinding sel bakteri.
Gangguan terhadap sintesis dinding sel bakteri mengakibatkan melemahnya dinding
sel, lisis sel dan kematian sel.
Farmakokinetik
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
Waktu paruh obat per oral sekitar 60-90 menit, per injeksi sekitar 27 menit. Sebagian
besar ampicillin diekskresikan ke urine dalam bentuk tidak berubah, sama seperti
amoxicillin. Obat juga diekskresikan ke dalam air susu ibu dan feses.
Resistensi
Dosis pemberian ampicillin pada dewasa dan anak adalah sebagai berikut.
Dosis Dewasa
Dosis ampicillin pada orang dewasa dengan infeksi saluran pernafasan atas:
Dosis Anak
Gonorrhea
Pemberian obat ampicillin untuk infeksi ini terdiri dari dosis dewasa dan anak.
Dosis Dewasa
Dosis Anak
Meningitis Bakterial
Dosis pemberian ampicillin pada dewasa dan anak dengan meningitis bakterial adalah
sebagai berikut.
Dosis Dewasa
Dosis ampicillin pada dewasa dengan meningitis bakterial:
Parenteral: 150 - 200 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 3 - 4 jam (IV)
Dosis maksimum: 12 gram/hari
Dosis Neonatus
Usia mencapai 7 hari: 100 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam (IV)
Usia 8 - 28 hari: 150 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam (IV)
Pada neonatus dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu:
Dosis Anak
Parenteral: 150 - 200 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 3–4 jam (IV). Durasi
terapi sedikitnya 14 hari, bila tanpa komplikasi. Dosis maksimum 12 gram/hari.
Sepsis
Pemberian obat ampicillin untuk septikemia terdiri dari dosis dewasa dan anak.
Dosis Dewasa
Dosis Neonatus
Dosis Anak
Dosis anak >20 kg dengan septikemia adalah 150–200 mg/kgBB per hari.
Pemberian obat dimulai secara intravena sedikitnya 3 hari, dilanjutkan secara
intramuskular tiap 3-4 jam. Durasi terapi sedikitnya 10 hari.
Efek Samping
Efek samping yang pernah dilaporkan:
Gastrointestinal: nyeri tenggorokan, glositis, stomatitis, black hairy tongue,
pseudomembranous colitis, dan diare
Hematologi: anemia, trombositopenia, trombositopenik purpura, eosinofilia,
leukopenia
Hepar: hepatitis, kolestasis, kenaikan enzim serum glutamic-oxaloacetic
transaminase (SGOT) dan serum glutamic-pyruvic transaminase (SGPT)
Sistem susunan saraf pusat: kejang
Kulit: eritema, pruritus, urtikaria
Lainnya: demam, reaksi hipersensitivitas
Interaksi Obat
Ampicillin dapat menghilangkan efek terapeutik vaksin oral tifoid, vaksin
kolera, atau BCG. Penggunaan bersamaan dengan obat tetrasiklin, dapat
menghilangkan efek terapeutik ampicillin. Selain itu, ampicillin dapat menurunkan
absorpsi atau bioavailabilitas obat atenolol, juga dapat mengakselerasi degradasi obat
golongan aminoglikosida.
Penggunaan ampicillin bersamaan dengan obat klorokuin, dapat menurunkan
konsentrasi ampicillin dalam serum. Ampicillin dapat memperbesar efek
antikoagulan dari warfarin. Sedangkan, penggunaan ampicillin bersamaan dengan
obat probenecid dapat meningkatkan konsentrasi ampicillin dalam serum.
Konsentrasi obat ampicillin yang tinggi dalam urine dapat memberikan hasil
tes glukosa yang false positive, apabila digunakan larutan Benedict, Fehling, atau
Clinitest.
Kontraindikasi
Penggunaan obat ampicillin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
alergi terhadap obat ampicillin, atau komponennya, atau dengan derivat penisilin
lainnya seperti golongan sefalosporin.
Peringatan
Pemberian ampicillin diawasi pada neonatus ≤6 hari dan pasien dengan
gangguan fungsi ginjal. Hal ini terkait dengan akumulasi obat dalam darah oleh
karena konsentrasi obat dalam serum yang tinggi dan memanjangnya waktu paruh
obat. Sehingga dapat menimbulkan toksisitas obat ampicillin.
Peringatan juga diberikan pada penggunaan jangka panjang yang dapat
menyebabkan superinfeksi jamur atau bakteri. Pada penggunaan ampicillin untuk
tujuan profilaksis endokarditis, obat ini sebaiknya digunakan hanya pada pasien
dengan risiko tinggi saja. Pada pasien dengan mononukleosis infeksius sebaiknya
tidak diberikan antibiotik kelas ampicillin karena berisiko menyebabkan reaksi ruam.
2. Gentamicin
Farmakokinetik
Gentamicin memiliki absorpsi yang kurang baik jika diberikan per oral.
Ekskresi utamanya via urine dalam bentuk yang tidak berubah.
Absorpsi
Absorpsi gentamicin pada saluran cerna rendah. Absorpsi cepat jika diberikan
secara intramuskular, dengan waktu mencapai konsentrasi plasma tertinggi berkisar
antara 30-60 menit.
Distribusi
Gentamicin terdistribusi secara luas ke jaringan, limfe, pleura, cairan sendi
maupun peritoneum. Gentamicin dapat menembus sawar plasenta. Akan tetapi
penetrasi menembus sawar darah otak serta jaringan okular rendah. Distribusi
gentamicin berikatan dengan protein plasma <30%.
Metabolisme
Gentamicin tidak mengalami perubahan bentuk karena tidak dimetabolisme
oleh tubuh.
Eliminasi
Gentamicin terutama dieliminasi di ginjal. Eliminasi gentamicin pada empedu
hanya sedikit. [7] Gentamicin dieliminasi dalam bentuk aktif tanpa perubahan bentuk.
Fungsi ginjal berperan penting dalam proses eliminasi obat ini. Pada penderita
dewasa tanpa penurunan fungsi ginjal, waktu paruh eliminasi berkisar 2-4 jam,
sedangkan pada individu dengan gangguan fungsi ginjal 24-60 jam.
Infeksi Mata
Pada kasus infeksi mata superfisial, gentamicin dapat digunakan untuk
penderita anak maupun dewasa sebanyak 1-2 tetes gentamicin 0,3% hingga 6 kali
sehari atau 2-3 kali sehari pemberian gentamicin 0,3% ointment.
Pada infeksi yang berat, dapat diberikan 1-2 tetes gentamicin 0,3% setiap 15
menit, kemudian jumlah tetesan dititrasi seiring perbaikan gejala. Akan tetapi
penggunaan ointment mata pada neonatus dalam rangka profilaksis gonococcal
ophthalmia neonatorum tidak disarankan karena berasosiasi dengan reaksi
peradangan berat.
Otitis Eksterna
Pada kasus otitis eksterna, gentamicin tetes telinga 0,3% dapat diberikan 3-4
kali per hari sebanyak 2-3 tetes per kali hingga terjadi resolusi gejala (umumnya 6
hari). Gentamicin tidak boleh digunakan pada pasien dengan ruptur membran timpani
karena dapat menyebabkan ototoksisitas.
Populasi khusus
Klirens gentamicin sangat bergantung pada laju filtrasi glomerulus sehingga
pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal eliminasi gentamicin dapat
berlangsung lebih lambat.
Dosis disesuaikan berdasarkan dosisi 1,7 mg/kgBB/dosis diberikan setiap 8 jam atau
5-7 mg/kgBB/ dosis sekali sehari. Pada pasien dengan klirens kreatinin >50 ml/menit,
tidak dibutuhkan penyesuaian dosis. Pada pasien dengan klirens kreatinin 10-50
ml/menit, dosis diberikan setiap 12-48 jam. Pada pasien dengan klirens kreatinin < 10
ml/menit, dosis diberikan setiap 48-72 jam.
Efek Samping
Efek samping gentamicin yang pernah dilaporkan antara lain gangguan
vestibular, neuropati perifer, atau peningkatan kadar kreatinin transien.
Ototoksik
The Canadian Adverse Drug Reaction Monitoring Program (CADRMP)
melaporkan efek samping penggunaan tetes telinga gentamicin yakni gangguan
vestibular dan ketulian pada pasien dengan perforasi membran timpani atau pengguna
tuba timpanoplasti. Sifat ototoksik pada vestibula dan koklea ini juga dilaporkan pada
penggunaan gentamicin intravena.
Nefrotoksik
Efek nefrotoksik dapat timbul akibat administrasi gentamicin terutama pada
populasi dengan gangguan fungsi ginjal dan penggunaan jangka lama atau dosis lebih
tinggi dari rekomendasi. Penurunan fungsi ginjal akibat penggunaan gentamicin dapat
ditandai dengan peningkatan Blood Urea Nitrogen (BUN), kreatinin serum,
proteinuria, hingga oliguria. Oleh karenanya, penting untuk dilakukan pemantauan
fungsi ginjal, dan penyesuaian dosis berdasarkan klirens kreatinin.
Neurotoksik
Efek samping neurotoksik gentamicin yang pernah dilaporkan adalah
gangguan N.VIII, neuropati perifer, ensefalopati, konvulsi, dan myasthenia gravis
like-syndrome.
Interaksi Obat
Gentamicin dapat mengalami interaksi dengan beberapa obat-obatan
mengakibatkan penurunan ekskresi obat, peningkatan risiko perdarahan, dan
nefrotoksik.
Efek Samping
Efek samping gentamicin yang pernah dilaporkan antara lain gangguan
vestibular, neuropati perifer, atau peningkatan kadar kreatinin transien.
Ototoksik
The Canadian Adverse Drug Reaction Monitoring Program (CADRMP)
melaporkan efek samping penggunaan tetes telinga gentamicin yakni gangguan
vestibular dan ketulian pada pasien dengan perforasi membran timpani atau pengguna
tuba timpanoplasti. Sifat ototoksik pada vestibula dan koklea ini juga dilaporkan pada
penggunaan gentamicin intravena.
Nefrotoksik
Efek nefrotoksik dapat timbul akibat administrasi gentamicin terutama pada
populasi dengan gangguan fungsi ginjal dan penggunaan jangka lama atau dosis lebih
tinggi dari rekomendasi. Penurunan fungsi ginjal akibat penggunaan gentamicin dapat
ditandai dengan peningkatan Blood Urea Nitrogen (BUN), kreatinin serum,
proteinuria, hingga oliguria. Oleh karenanya, penting untuk dilakukan pemantauan
fungsi ginjal, dan penyesuaian dosis berdasarkan klirens kreatinin.
Neurotoksik
Efek samping neurotoksik gentamicin yang pernah dilaporkan adalah
gangguan N.VIII, neuropati perifer, ensefalopati, konvulsi, dan myasthenia gravis
like-syndrome.
Interaksi Obat
Gentamicin dapat mengalami interaksi dengan beberapa obat-obatan
mengakibatkan penurunan ekskresi obat, peningkatan risiko perdarahan, dan
nefrotoksik.
Kontraindikasi
Gentamicin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas
terhadap gentamicin maupun obat golongan aminoglikosida lainnya akibat
kecenderungan reaksi sensitivitas silang pada obat golongan aminoglikosida. Obat ini
mengandung sodium metabisulfite. Reaksi alergi ringan hingga anafilaksis dapat
timbul dipicu sulfite tersebut.
Peringatan
Gentamicin memiliki efek samping nefrotoksik. Penggunaan gentamicin pada
pasien dengan penurunan fungsi ginjal berisiko lebih besar menimbulkan perburukan
fungsi ginjal. Fungsi ginjal harus dipantau untuk pertimbangan penyesuaian dosis
maupun penghentian konsumsi obat. Gentamicin juga berpotensi ototoksik terutama
pada penderita dengan perforasi membran timpani atau pada penggunaan gentamicin
intravena.