Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

 DESKRIPSI
 Administrasi keuangan adalah aktivitas-aktivitas atau segala kegiatan yang berhubungan dengan
keuangan mulai dari pengumpulan dokumen-dokumen keuangan, pencatatan keuangan  sampai dengan
cara atau prosedur penyimpanan dokumen keuangan. Keuangan merupakan pondasi dasar bagi organisasi
dalam menjalankan kegiatannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Segala aktivitas
diorganisasi perlu digerakkan mulai dari planning, organizing, actuating sampai dengan controling, dan
salah satu syarat untuk menggerakkan tersebut dibutuhkan dana/anggaran yang benar dan tepat sesuai
dengan apa yang dibutuhkan dan di rencanakan sebelumnya. Oleh karena itu agar perencanaan keuangan
dan pengelolaan dana dapat berjalan dengan benar dan tepat diperlukan suatu administrasi keuangan yang
baik. Dalam modul ini akan dibahas mengenai pengertian administrasi keuangan, fungsi-fungsi
administrasi keuangan, mencatat proses penerimaan dan pengeluaran uang, menelaah dan melakukan
proses pembayaran tunai, mencatat bukti-bukti transaksi keuangan dengan tepat dan membuat laporan
keuangan yang baik.

 TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari  modul Administrasi Keuangan, peserta didik diharapkan dapat :

1. Memahami dan menjelaskan arti administrasi keuangan dengan baik dan tepat
2. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan di unit-unit tertentu
3. Menjelaskan fungsi-fungsi administrasi keuangan dengan baik dan benar
4. Mengklasifikasikan fungsi-fungsi administrasi keuangan diberbagai instansi/lembaga
5. Menjelaskan proses penerimaan dan pengeluaran uang
6. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang
7. Menelaah alur pembayaran uang tunai melalui kas
8. Melakukan pembayaran melalui uang tunai
9. Memahami cara mempersiapkan dokumen untuk pengajuan uang tunai
10. Mempraktikkan cara membuat dokumen pengajuan uang tunai
11. Menjelaskan prosedur pencatatan bukti-bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran uang
12. Mempraktekkan prosedur pencatatan bukti-bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran uang.
13. Memahami dan menjelaskan penyusunan laporan keuangan
14. Menyusun dan membuat laporan keuangan sesuai standar yang berlaku.
 PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah pendahuluan modul ini sehingga peserta didik benar-benar memahami isi, kegunaan,
kompetensi / kemampuan yang akan dicapai, dan cara mempelajari materi ini !
2. Bacalah dengan cermat rumusan tujuan akhir dari kegiatan belajar ini.Tujuan tersebut memuat kinerja
yang diharapkan, kriteria keberhasilan dan kondisi yang diberikan dalam rangka membentuk
kompetensi kerja yang akan dicapai melalui bahan ajar ini.
3. Diskusikan dengan sesama peserta didik apa yang telah peserta didik cermati untuk mendapatkan
pemahaman yang baik tentang tujuan belajar dan kompetensi yang ingin dicapai dalam bahan ajar ini.
Bila masih ragu maka bertanyalah pada fasilitator sampai Peserta didik paham.
4. Bacalah dengan cermat materi setiap kegiatan belajar, kerjakan tugas dan jawablah pertanyaan tes
kemudian cocokkan jawaban peserta didik dengan kunci jawaban. Lakukan kegiatan ini sampai peserta
didik tuntas menguasai hasil belajar yang diharapkan.
5. Bila dalam proses memahami materi ini peserta didik mendapatkan kesulitan maka diskusikan dengan
teman-teman peserta didik atau konsultasikan dengan fasilitator.
 KEGIATAN BELAJAR 1
ADMINISTRASI KEUANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk :

1. Menyimpulkan pengertian Administrasi dari beberapa pendapat


2. Mengemukakan arti administrasi keuangan secara keseluruhan
3. Menerangkan fungsi-fungsi administrasi keuangan bagi organisasi
 MATERI AJAR
Pengertian Administrasi
Pembahasan mengenai administrasi sebenarnya telah dibahas lebih pada tingkat X Jurusan Administrasi
Perkantoran pada mata diklat Pengantar Administrasi Perkantoran. Oleh sebab itu, pada level ini (XI)
akan dibahas secara garis besarnya saja. Ada dua pengertian administrasi, Yaitu administrasi dalam arti
sempit dan dalam arti luas.

1. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara
sistematis dengan tujuan untuk menyediakan keterangan serta memudahkan memperolehnya kembali
secara keseluruhan dan dalam satu hubungan satu sama lain.
2. Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan
pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
 Pengertian Administrasi Keuangan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan
terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu. Administrasi sebagai suatu proses dapat diperinci menjadi 8 unsur umum yang bersifat
dinamis, yaitu : (1) Tata Keorganisasian, (2) Tata Pimpinan, (3) Tata Hubungan, (4) Tata Keterangan, (5)
Tata Kepegawaian, (6) Tata Keuangan, (7) Tata Perbekalan, (8) Tata Humas.

Dari 8 unsur diatas, salah satu unsur administrasi yang bersifat dinamis adalah “Tata Keuangan” atau juga
pada umumnya disebut sebagai “Administrasi Keuangan”. Hal ini menjadi logis bahwa semua aktivitas
yang dilakukan di organisasi baik pemerintah atau swasta dalam rangka mencapai tujuan perlu adanya
dukungan dana/biaya yang memadai. Oleh karena itu perlu adanya suatu pengelolaan (administrasi) dana
yang baik sehingga dengan biaya yang terbatas dapat mencapai hasil yang maksimal

Secara ringkas, keuangan diartikan segala sesuatu yang berkaitan dengan keuangan. Dengan demikian
administrasi keuangan berarti pengelolaan yang meliputi segala aktivitas yang berkaitan dengan keuangan
dengan pencapaian tujuan sebuah organisasi. Administrasi keuangan juga dapat berarti rangkaian
kegiatan penataan yang berupa penyusunan anggaran belanja, penentuan sumber biaya, cara pemakaian,
pembukuan, dan pertanggungjawaban atas pembiayaan dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.

Administrasi keuangan terbagi dalam 2 kegiatan :

1. Pengelolaan Keuangan, pengertian ini adalah pengertian administrasi keuangan secara luas. Dalam
pengertian ini terkandung proses pengaturan serta penetapan kebijakan yang berkaitan dengan
pengadaan atau pemanfaatan keuangan sehingga tugas-tugas pokok organisasi dapat terwujud secara
efektif dan efektif.
2. Tata Usaha Keuangan. Hal ini adalah pengertian administrasi keuangan secara sempit bahwa
administrasi keuangan berkaitan dengan proses-proses menerima, menyimpan, serta mengeluarkan
dengan aktivitas penatabukuan. Aktivitas ini dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang sedang berlaku.
 Komponen-komponen dalam Administrasi Keuangan
Sebagai bentuk pengelolaan, perlu ada beberapa komponen didalam administrasi keuangan. Komponen
tersebut setidaknya terdiri dari :

1. Perencanaan keuangan, yaitu merencanakan pemasukan serta pengeluaran keuangan maupun aktivitas-
aktivitas lainnya untuk kurun waktu tertentu.
2. Penganggaran keuangan. Pemasukan, pengeluaran maupun aktivitas yang telah direncanakan
sebelumnya kemudian didetailkan dan dibuatkan anggarannya.
3. Pengelolaan keuangan. Penggunaan dana sedemikian rupa agar dapat bermanfaat secara maksimal.
4. Pencarian keuangan. Upaya mendapatkan pendanaan agar segala aktivitas organisasi dapat berjalan
lancar.
5. Penyimpanan keuangan. Upaya mengumpulkan dana organisasi kemudian menyimpannya dalam
keadaan terkondisi aman.
6. Pengendalian keuangan. Berkaitan dengan penilaian dan perbaikan sistem maupun kinerja keuangan di
dalam organisasi.
7. Pemeriksaan keuangan. Berkaitan dengan pemeriksaan atau audit internal terhadap pengunaan
keuangan agar penyimpangan dapat dicegah
 Fungsi Administrasi Keuangan
Berfungsinya komponen-komponen dalam administrasi keuangan diatas akan sangat membantu kinerja
organisasi secara organisasi keseluruhan. Adapun manfaat dan fungsinya adalah sbb :

1. Teraturnya penerimaan maupun pengeluaran organisasi.


2. Pemanfaatan uang mampu dikendalikan dan dikoordinasikan dengan baik.
3. Berkurangnya kekeliruan dalam pembuatan laporan keuangan
Menurut pendapat lainnya fungsi administrasi keuangan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Investasi, meliputi bagaimana pengelolaan dana ke dalam aktiva-aktiva yang akan digunakan
untuk berusaha mencapai tujuan tersebut. Dana tersebut bisa berasal dari modal sendiri atau dari luar.
Secara garis besar keputusan investasi ini dikelompokkan kedalam 2 jenis, yaitu :
2. Investasi jangka pendek meliputi investasi dalam kas, persediaan, piutang, dan lain-lain.
3. investasi jangka panjang berupa gedung, tanah, peralatan produksi, kendaraan dan lain-lain.
4. Fungsi Mencari dana, meliputi fungsi pencarian modal yang dibutuhkan untuk membelanjai usaha-
usaha yang dijalankan. Disamping itu, juga berfungsi untuk memilih sumber-sumber dana yang tepat
terhadap berbagai jenis kebutuhan.
5. Fungsi Pembelanjaan, meliputi kegiatan tentang penggunaan dana baik dana dari luar maupun dana
milik sendiri yang dipergunakan untuk membelanjai seluruh kegiatan. Dalam hal ini pembelanjaan
berhubungan dengan proses produksi maupun pendukung proses produksi.
6. Fungsi Pembagian Laba, yaitu menentukan policy dalam mengadakan pembagian laba usaha. Fungsi
pembagian laba ini sebenarnya dapat dimasukkan di dalam fungsi mencari dana. Maksudnya adalah
bahwa diusahakan adanya dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri untuk mengembangkan
usaha-usaha perusahaan tersebut.
Kegiatan administrasi keuangan yang terdapat dalam suatu perusahaan, fungsi administrasi  keuangan
perusahaan khususnya mereka yang menjadi staff (administrator) adalah sebagai berikut :

1. Pembayaran dan Penagihan


Tugas staff administrasi keuangan membayar tagihan untuk korporasi. Fungsi administrasi keuangan,
misalnya melakukan prosedur perjanjian pembelian dengan faktur vendor dan menerima laporan untuk
memastikan pembayaran yang dikirim untuk pembelian resmi oleh perusahaan hingga diterima.
Administrator Keuangan mempunyai rekening penjual dan memastikan keakuratan faktur pada semua
bahan yang diterima.

2. Entri Jurnal.
Seorang administrator keuangan melakukan tugas akuntansi seperti membuat jurnal secara teratur. Jurnal
entri dalam prinsip dasar akuntansi adalah catatan kronologis semua transaksi untuk sebuah perusahaan.
Entri dibuat menjadi buku besar akuntansi, yang dibuat oleh akun. Administrator keuangan bekerja
dengan departemen akuntansi untuk menyelesaikan jurnal ini.

3. Akun Rekonsiliasi dan Penutupan.


Administrator Keuangan berpartisipasi dalam kegiatan penutupan organisasi. Penutupan adalah proses
akuntansi yang dapat mencakup rekonsiliasi perbedaan persediaan, depresiasi aset tetap perusahaan dan
posting informasi penagihan. Administrator juga berpartisipasi dalam kegiatan penggajian untuk
korporasi. Menutup akun rekonsiliasi yang dilakukan setiap bulan atau tahun di kebanyakan organisasi.

Sebuah perusahaan menganalisa informasi keuangan yang digunakan untuk membuat anggaran bulanan
oleh staff administrasi keuangan. Fungsi administrasi keuangan juga, memantau anggaran dan melakukan
analisis biaya dan peramalan keuangan. Karyawan di posisi administrator keuangan juga mempersiapkan
laporan keuangan untuk manajemen yang mencakup laporan biaya dan laporan arus kas. Administrator
keuangan memonitor investasi perusahaan.

Tugas administrator keuangan dalam sebuah organisasi mempersiapkan pajak bagi organisasi, sesuai
dengan ketentuan dan prosedurnya.
 RANGKUMAN
1. Administrasi adalah kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan pembagian
kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan sumber daya untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
2. Administrasi keuangan adalah rangkaian kegiatan penataan yang berupa penyusunan anggaran belanja,
penentuan sumber biaya, cara pemakaian, pembukuan, dan pertanggungjawaban atas pembiayaan
dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
3. Komponen-komponen dalam administrasi keuangan terdiri dari :  Perencanaan keuangan,
Penganggaran keuangan, Pengelolaan keuangan, Pencarian keuangan, Penyimpanan keuangan,
Pengendalian keuangan, Pemeriksaan keuangan.
4. Fungsi dan manfaat administrasi keuangan. Dengan ada pengelolaan administrasi keuangan baik, maka
akan memberikan manfaat pada organisasi, antara lain manfaatnya sebagai berikut: (a) Teraturnya
penerimaan maupun pengeluaran organisasi, (b) Pemanfaatan uang mampu dikendalikan dan
dikoordinasikan dengan baik, (c) Berkurangnya kekeliruan dalam pembuatan laporan keuangan
5. Fungsi Administrasi Keuangan adalah sebagai berikut : Fungsi Investasi, Fungsi Mencari
dana, Fungsi Pembelanjaan, Fungsi Pembagian Laba
Seorang staf yang menjalani profesi sebagai administrator bidang keuangan, mempunyai fungsi sebagai
berikut :

1. Pembayaran dan Penagihan


2. Entri Jurnal
3. Akun Rekonsiliasi dan Penutupan.
 
KEGIATAN BELAJAR 2
 PENERIMAAN DAN PENGELUARAN UANG
 TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk :

1. Menyimpulkan prosedur penerimaan dan pengeluaran uang


2. Memahami cara melakukan penerimaan dan pengeluaran uang secara prosedural
3. Mempresentasikan prosedur penerimaan dan pengeluaran uang
4. Mempraktikkan cara penerimaan dan pengeluaran uang sesuai prosedur yang berlaku di organisasi.
MATERI AJAR
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pembelajaran 1, bahwa tata usaha keuangan adalah
kegiatan yang berhubungan proses-proses menerima, menyimpan, serta mengeluarkan dengan aktivitas
penatabukuan. Aktivitas ini dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang sedang berlaku.

Dari penjelasan diatas, bahwa salah satu kegiatan administrasi keuangan yang sangat vital/penting adalah
kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang yang harus sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.

 SISTEM PENERIMAAN & PENGELUARAN KAS


 Pengertian Sistem dan Prosedur
Definisi Sistem dan Prosedur menurut Richard F. Neuchel dalam bukunya yang berjudul Manajemen by
System, “Sistem adalah suatu jaringan sejumlah prosedur yang saling berhubungan yang dikembangkan
sesuai dengan suatu pola (rencana) guna melaksanakan aktivitas utama perusahaan” (R.Soemita Adi
Kusuma, 1985:2).

Suatu prosedur adalah operasi tulis menulis yang berurutan yang biasanya menyangkut beberapa orang
dalam satu atau beberapa bagian, guna menjamin keseragaman pelaksanaan suatu transaksi perusahaan
yang berulang-ulang. (R. Soemita Adi Kusuma,2)

 Pengertian Kas
Kas merupakan elemen aktiva yang paling likuid dan hampir semua transaksi pada akhirnya akan
berhubungan dengan kas. Kas didalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai alat pertukaran yang
dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah
sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
(Zaki Baridwan,1980:4)

Pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa kas merupakan alat pertukaran yang berupa uang atau yang
dapat dipersamakan dengan uang baik yang ada di perusahaan maupun yang ada di bank yang dapat
diambil sewaktu-waktu tanpa mengurangi nilai nominalnya. Kas sangat mudah dipindah tangankan dan
tidak dapat dibuktikan kepemilikannya, sehingga kas sangat mudah diselewengkan. Oleh karena itu perlu
diadakan pengawasan yang tepat terhadap kas dengan menerapkan sistem pengendalian intern yang baik.

 Pengertian Pengendalian Intern


Pengertian pengendalian intern menurut American Institute Of Certified Public Accountan didefinisikan
sebagai pengawasan intern, dimana Pengawasan intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan
pengukuran yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan, untuk melindungi aktiva, menjaga ketelitian dan
keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan
manajemen. (Wing Wahyu Winarno,1994:88)

Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah :

1. Menjaga Kekayaan dan Catatan Akuntansi


2. Memeriksa Ketelitian dan Keandalan Data Akuntansi
3. Mendorong Efisiensi
4. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen
 SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan
tunai/pendapatan jasa dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara kredit. Dibawah ini
akan dibahas mengenai kedua sistem akuntansi penerimaan kas tersebut.

 Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai


Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai (perusahaan dagang) atau pendapatan jasa (perusahaan
jasa). Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
mengharuskan :

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara
melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank penerbit
kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu :

1. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.


2. Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales (COD sales ).
3. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yang terkait, yaitu :

1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Kas
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Akuntansi
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dalam penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu
tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu , namun pada
umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan
penjualan tunai.
5. Kuantitas produk yang yang dijual.
6. Otorisasi jabatan yang berwenang.
(Mulyadi, 1993:464-465)

1. Dokumen Penerimaan Kas. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah :
Faktur Penjualan Tunai
2. Pita Register Kas
3. Credit Card Sales Slip
4. Bill Of Lading
5. Faktur Penjualan COD
6. Bukti Setor Bank
7. Rekap Harga Pokok Penjualan
2. Pendokumentasian Penerimaan Kas. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah :
3. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas datapenjualan. Jika
perusahaan menjual berbagai macam produk dan manajemen memerkukan informasi penjualan setiap
jenis produk yang dijualnya selama jangka waktu tertentu, dalam jurnal penjualan disediakan satu kolom
untuk setiap jenis produk guns meringkas informasi penjualan menurut jenis produk tersebut.

2. Jurnal Penerimaan Kas


Jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari

berbagai sumber, diantaranya penjulan tunai.

3. Jurnal Umum
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai , jurnal ini digunakan oleh

fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.

4. Kartu Persediaan
Kartu persedian digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga

pokok produk yang dijual. Kartu persedian ini diselenggarakan  di fungsi akuntansi

untuk mengawasi mutasi dan persedian barang yang disimpan digudang.


5. Kartu Gudang

Catatan  ini tidak termasuk catatan akuntansi karena hanya nerisi data kuantitas persediaan yang disimpan
digudang. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat .kartu gudang digunakan untuk
mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.

 Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :

1. Prosedur Order Penjualan


2. Prosedur Penerimaan Kas
3. Prosedur Penyerahan Barang
4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
5. Prosedur Penyetoran Kas ke BankProsedur Pencatatan Penerimaan Kas
6. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur
penjualan tunai.
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan
tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
3. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu
kredit.
4. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah
diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
5. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada
faktur penjualan tunai.
6. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang.
 Penerimaan kas dari piutang berasal dari penjualan secara kredit. Berdasarkan sistem pengendalian intern
yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:

1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank
(giro bilyet).
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.
Prosedur penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui tiga cara,yaitu sebagai berikut :
3. Melalui penagihan perusahaan pos
4. Melalui lock box collection plan
 Sistem penerimaan dari piutang melibatkan beberapa fungsi yang terkait yaitu :

1. Fungsi Sekretariat. Bertanggung jawab dalam menerima cek dan surat pemberitahuan melalui pos dari
para debitur perusahaan dan bertugas membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat
pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur.
2. Fungsi Penagihan. Bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan
berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi Kas. Bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari
piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang
dilaksanakan melalui penagihan perusahaan). Fungsi kas juga bertanggung jawab untuk menyetorkan
kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut dengan segera ke bank dalam jumlah penuh.
4. Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal
penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
5. Fungsi Pemeriksa Intern. Bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di
tangan fungsi kas secara periodik. Selain itu juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi
bank untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarkan oleh fungsi akuntansi.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :

1. Surat Pemberitahuan
2. Daftar Surat Pemberitahuan
3. Bukti Setor Bank
4. Kuitansi
 Dokumen Penerimaan Kas secara umum
Penerimaan kas dalam perusahaan pada umumnya bersal dari transaksi penjualan tunai dan penerimaan
piutang dari debitor. Penerimaan piutang bisa terjadi dalam bentuk cek yang dikirimkan debitor melalui
pos atau diserhakan langsung, bisa juga melalui transfer dana dari debitor kepada rekening perusahaan di
bank. Oleh karena itu dalam perusahaan yang aktivitas usahanya dilakukan melalui prosedur operasional
yang ditetapkan, dokumen-dokumen yang terkait dengan penerimaan kas yaitu sebagai berikut :

1. Bukti penerimaan kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti transaksi penerimaan kas dari
manapun sumbernya.
2. Faktur (nota) penjualan tunai sebagi bukti pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari transaksi
penjualan tunai.
3. Daftar Surat Pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari
penerimaan piutang.
4. Surat pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari
penerimaan piutang.
5. memo (nota) kredit dari bank sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari penerimaan
piutang melalui transfer dana dari debitor.
6. bukti setoran ke bank sebagai bukti pendukung yang digunakan untuk mengecekan jumlah dana yang
diterima dengan jumlah yang disetorkan ke bank.
Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang disajikan sebagai berikut:

1. Organisasi
1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara pemindah
bukuan (giro bilyet).
4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat
oleh fungsi akuntansi.
5. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang) harus didasarkan atas
surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.
Pelaksanaan di Perkantoran :

1. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan
transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
3. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi
pemeriksa intern. ( Mulyadi, 1993 : 472 – 473)
 SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS
Pembayaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk pembayaran dalam
kecil, biasanya dilaksanakan melalui dana kas kecil. Dana kas kecil merupakan uang kas yang disediakan
untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar
dengan cek. (Zaki Baridwan, 1980 : 63).

Seperti halnya ongkos transport atau unit keperluan sehari-hari dimana pembayaran dengan cek untuk
hal-hal yang sekecil itu akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda, membosankan, dan beban
pencatatannya mahal. Dana kas kecil diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab untuk
membayar biaya yang relatif kecil dan meminta pengisian kembali dari kas besar.

Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan kas kecil ada dua, yaitu sebagai berikut :

1. Metode Fluktuasi.
Dalam metode ini pembentukan dana kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil. Pengeluaran
dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil, sehingga saldo rekening kas kecil
selalu berubah. Dalam pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sesuai dengan keperluan (tidak
berdasarkan jumlah pengeluaran sebelumnya) dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.

2. Metode Imprest.
Pembentukan dana kas kecil dengan metode ini dilakukan dengan cek dan dicetak dengan mendebit
rekening dana kas kecil. Saldo kas kecil tidak berubah sesuai yang ditetapkan, kecuali jika saldo yang
ditetapkan itu dinaikkan atau dikurangi. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal tetapi
hanya dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti transaksi sebagai arsip sementara oleh pemegang kas
kecil. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukti
pengeluaran kas kecil. Bukti penggeluaran ini dicap “telah dibayar” agar tidak digunakan lagi. Pengisian
ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening kas.

Pengeluaran kas dengan menggunakan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern, yaitu:

1. Dengan digunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya
sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.
2. Dilibatkannya pihak luar dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas.
3. Bagi perusahaan yang mengeluarkan cek, pengembalian cancelled check digunakan sebagai tanda
terima dari pihak yang menerima pembayaran. Check Issuer secara otomatis menerima tanda
penerimaan kas di pihak yang menerima pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :

1. Bukti Kas Keluar


2. Cek
3. Permintaan cek
Dokumen Pengeluaran Kas

Secara umum, perusahaan mengeluarkan kas untuk pembayaran utang dan pembayaran biaya operasional.
Pembayaran dalam dalam jumlah besar dilakukan dengan kas, sedangkan bila dalam jumlah kecil,
dilakukan dengan dana kas kecil. Dokumen yang terkait dengan pengeluaran kas adalah sebagai berikut :

1. Bukti pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti segala jenis tran-saksi
pengeluaran kas.
2. Faktur (nota) pembelian tunai, sebagai bukti pendukung pengeluaran kas pada pembelian tunai.
3. Faktur pembelian kredit sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran utang.
4. Bukti penerimaan barang sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran utang.
5. Permintaan pengisian kembali kas kecil sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pengisian
dana kas kecil.
6. Bukti pengeluaran kas kecil sebagai pendukung permintaan pengisian kembali kas kecil.
7. Surat permintaan pengeluaran kas kecil sebagai pendukung pengeluaran kas keci
Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :

1. Jurnal Pengeluaran Kas


2. Register Check
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :

1. Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas. Apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, maka
fungsi tersebut mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatat utang.
2. Fungsi Pencatat Utang. Bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan
otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen
terebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas
dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Selain itu fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi
sebagai bukupembantu.
3. Fungsi Keuangan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek dan
mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
4. Fungsi Akuntansi Biaya. Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas
yangmenyangkutbiayadanpersediaan.
5. Fungsi Akuntansi Umum. Bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas
dalamjurnalpengeluarankasatauregister.
6. Fungsi Audit Intern. Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik
dan mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi. Selain itu juga
bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan
dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dirancang dengan merinci
unsur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta unsur praktek yang sehat yang
disebutkan dibawah ini:

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.


2. Transasksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh Bagian Kasa sejak
awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.
3. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan.
4. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang.
5. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang
berwewenang.
6. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek)
harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan
yang dilampiri dengan dokumen mendukung yang lengkap.
Pelaksanaan di Kantor :

1. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang
tidak semestinya.
2. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh
Bagian Kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
3. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk
mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan
fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
4. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau
dengan pemindah bukuan.
5. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi
pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.
6. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut
catatan akuntansi.
7. Kas yang ada di tangan (cash insafe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) di asuransikan
dari kerugian.
8. Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).
9. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan
(misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).
10. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kasa.
(Mulyadi, 1993 : 519-520)
 
RANGKUMAN
1. Sistem Penerimaan dan pengeluaran kas adalah suatu prosedur pencatatan keuangan yang diterima atau
dikeluarkan melalui kas dan kegiatan tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya guna
menjamin keseragaman pelaksanaan suatu transaksi perusahaan dalam mencapai tujuan.
2. Sistem akuntansi penerimaan kas. Yaitu prosedur pencatatan penerimaan melalui kas. Sistem
penerimaan kas terdiri dari 2 kegiatan utama atau sumber utama, yaitu :
3. Sistem penerimaan dari penjualan tunai/pendapatan jasa
4. Sistem penerimaan dari piutang
5. Sistem akuntansi pengeluaran kas. Yaitu prosedur pencatatan pengeluaran melalui kas. Sistem
pengeluaran kas terdiri dari :
6. Penggunaan metode dengan sistem dana kas kecil (Imprest dan fluktuasi)
7. Pembayaran utang
8. Pembiayaan kegiatan operasional baik langsung atau tidak langsung
9. Dokumen penerimaan kas, terdiri dari :
10. Faktur penjualan tunai
11. Pita register kas
12. Credit card sales slip
13. Bill Of Lading
14. Faktur Penjualan COD
15. Bukti Setor Bank
16. Rekap Harga Pokok Penjualan
17. Dokumen Pengeluaran kas, terdiri dari :
18. Bukti pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti segala jenis transaksi
pengeluaran kas.
19. Faktur (nota) pembelian tunai, sebagai bukti pendukung pengeluaran kas pada pembelian tunai.
20. Faktur pembelian kredit sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran utang.
21. Bukti penerimaan barang sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran utang.
22. Permintaan pengisian kembali kas kecil sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pengisian
dana kas kecil.
23. Bukti pengeluaran kas kecil sebagai pendukung permintaan pengisian kembali kas kecil.
24. Surat permintaan pengeluaran kas kecil sebagai pendukung pengeluaran kas kecil
25. Pendokumentasian kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas.
26. Pencatatan transaksi penerimaan kas melalui kegiatan penjurnalan, yang terdiri dari :
 Jurnal penjualan
 Jurnal penerimaan kas
 Jurnal umum
 Kartu persediaan
 Kartu gudang
1. Pencatatan transaksi pengeluaran kas melalui kegiatan penjurnalan, yang terdiri dari
 Jurnal pembelian
 Jurnal pengeluaran kas
 Jurnal umum

KEGIATAN BELAJAR 3
 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
 UJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk :

1. Menyimpulkan prosedur penyusunan laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku
2. Memahami cara penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
3. Mempresentasikan penyusunan laporan keuangan
4. Mempraktikkan cara penyusunan laporan keuangan perusahaan sesuai standar akuntansi yang berlaku.
MATERI AJAR
Sesuai dengan definisi akuntansi sebagai kegiatan yang meliputi proses pencatatan sampai dengan
penganalisaan data-data keuangan perusahaan, produk (output) yang dihasilkan dari kegiatan tersebut
berupa pelaporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari pelaporan keuangan yang khusus digunakan
untuk kepentingan internal perusahaan saja dan juga ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal
perusahaan.

Kalau kita lebih memahami bahwa tujuan dari penyelenggaraan administrasi keuangan yang baik adalah
penyajian informasi keuangan yang tentunya akuntable dan realistis. informasi keuangan ini adalah salah
satunya berupa Laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut dari suatu perusahaan berguna bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dan yang memerlukan (user) sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Dengan informasi (Laporan Keuangan) yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan
kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.

1. Pengertian Laporan Keuangan


Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa laporan keuangan adalah statement perusahaan berupa
keadaan keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu yang digunakan untuk pengambilan keputusan
baik secara internal atau eksternal perusahaan.

1. Syarat-syarat penyusunan Laporan Keuangan


Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting
bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas sebagai berikut :

1. Kualitas Primer. Yaitu kualitas utama yang membuat informasi keuangan berguna sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi :
2. Berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki
hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi keuangan dikatakan relevan jika dapat
membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakainya (user). Informasi yang
relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan balik dan tepat waktu.
3. Handal (reliable). Berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas dari
kesalahan dan penyimpangan didalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang
memenuhi syarat antara lain : dapat diperiksa, penyajiannya jujur dan netral.
4. Kualitas Sekunder. Merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam penyusunan
laporan keuangan. Meskipun bukan kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak
positif bagi pengguna/user. Kualitas sekunder meliputi :
5. Keterbandingan yang berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih
bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari
perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi
dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini
memberikan kemungkinan bagi para pemakainya  untuk mengenali dan menganalisis persamaan atau
perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena  metode akuntansi yang digunakan dapat
diperbandingkan.
6. Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi
para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama
pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan
akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan
perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu
dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam
laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti keunggulan
metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan
dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.
MAKALAH

OTOMATISASI TATA KELOLA KEUANGAN

Di
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama : Puji Pratama
Kelas : XII OTKP 2

SMKN 1 Muara Teweh

Anda mungkin juga menyukai