Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN CBL

PENYAKIT INFEKSI DI KOMUNITAS


Dosen : Rizqi Wahyu H., M.Kep

Kelompok 7 :
1. Iis purtiningsih 202201053
2. Jekola Albintdow 202201056
3. Maritsya Kharisma 202201059
4. Norti 202201064
5. Putra Armadilo Januarta 202201068
6. Richo Giovani 202201072
7. Salsabilla Alief Azalia Azzahra 202201075
8. Septi Dwi Permatasari 202201079
9. Sherly Berliana Febrianti 202201082
10. Sofia Ad-Dini 202201085
11. Vini alviona Seadamo 202201090
12. Wury Diani Mukti 202201094
13. Yuttia Ayu Kartika Dewi 202201098

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S-1)


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2023
BAB I
KASUS
Ners Ujang adalah penanggungjawab program perkesmas di Puskesmas Karangwaru. Ners ujang
mengunjungi kelompok swabantu (Self Help Group) penderita TB paru dengan menghadirkan TB
survivor. Penderita TB mengungkapkan kesedihannya selama menyandang sebagai penderita TB
dan banyak pengalaman tidak menyenangkan yang dirasakan. Mereka sudah berupaya untuk
menjalankan saran petugas kesehatan salah satunya pengobatan teratur sehingga memutus mata
rantai TB di masyarakat. Hampir semua penderita menyatakan malu dengan tetangga lain karena
penyakitnya, dan tetangga juga bersikap negatif terhadap mereka.
Learning Outcome:
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian komunitas pada penyakit infeksi
2) Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis keperawatan komunitas
3) Mahasiswa mampu menyusun rencana keperawatan komunitas pada penyakit infeksi
BAB II
LAPORAN HASIL DISKUSI CBL
1.Data Tambahan :
 Yuttia - Bagaimana perilaku sehari-hari masyaraka :
Hasil wawancara yang dilakukan pada warga didapatkan hasil bahwa : Sebagian besar
warga belum mengetahui penyebab dari TB, cara penularan, tanda dan gejala.
Hasil wawancara pada ibu kader dan masyarakat bahwa kader kesehatan khususnya untuk
menemukan suspect TBC memang tidak ada dan belum ada kader yang terlatih.
 Wury - Data angket :
1. Labeling/stigma masyarakat terhadap penderita TBC masih ada (55%)
2. Masih ada asumsi: keluarga penderita TB perlu diasingkan karena dapat menularkan
penyakit sebanyak 20%
3. Masih ada anggapan: orang yang menderita TB perlu dibatasi dalam kegiatan sebanyak
50%
 Iis - Dukungan dari warga terhadap penderita TB :
Masih ada GAP antara penderita TB dari warga, warga menghindar saat bertemu dengan
penderita.
2.Menegakan diagnosis Keperawatan Komunitas :

ANALISA DATA

NO DATA (DS/DO) DIAGNOSA


1. Data subyektif: Koping Komunitas Tidak Efektif
(D.0095)
- Penderita TB mengungkapkan
kesedihannya selama menyandang
sebagai penderita TB dan banyak
pengalaman tidak menyenangkan
yang dirasakan.
- Hampir semua penderita
menyatakan malu dengan tetangga
lain karena penyakitnya, dan
tetangga juga bersikap negative
terhadap mereka.
Data obyektif :
- Mereka sudah berupaya untuk
menjalankan saran petugas
kesehatan salah satunya pengobatan
teratur sehingga memutus mata
rantai TB di masyarakat
- Latbelling/stigma masyarakat
terhadap penderita TBC masih 55%
- masih ada asumsi : keluarga
penderita TB perlu diasingkan
karena dapat menularkan penyakit
sebanyak 20%
- masih ada anggapan : orang
menderita TB perlu dibatasi dalam
kegiatan sebanyak 50%
- belum ada kader yang terlatih
untuk menemukan suspek dari
kasus TB
2. Data Subjektif : Defisit Pengetahuan (D.0111)
- hasil wawancara yang dilakukan
pada warga : sebagian besar warga
belum mengetahui penyebab dari
TB, cara penularan, pencegahan,
tanda dan gejala

Data Objektif :
- Hasil wawancara pada ibu kader
dan masyarakat bahwa kader
kesehatan khususnya untuk
menemukan suspect TBC memang
tidak ada dan belum ada kader yang
terlatih.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS YANG DITEGAKKAN

1. Koping komunitas tidak efektif (D.0095)


2. Defisit Pengetahuan (D.0111)
RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


1. Koping Status Koping Komunitas Manajemen
komunitas Tidak (L.015089) Lingkungan Komunitas
Efektif (D.0095) (I.14515)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 Observasi :
jam masalah koping
-Lakukan skrining
komunitas diharapkan
risiko gangguan
membaik dengan kriteria
kesehatan lingkungan
hasil :
-Identifikasi factor
-Keberdayaan komunitas
risiko kesehatan yang di
dari menurun (1) menjadi
ketahui
cukup meningkat (4)
Terapeutik :
-Perencanaan komunitas
dari menurun (1) menjadi -Libatkan partisipasi
cukup menigkat (4) masyarakat dalam
memelihara keamanan
-Pemecahan masalah
lingkungan
komunitas dari menurun
(1) menjadi cukup Edukasi :
meningkat (4)
-Promosikan kebijakan
-partisipasi masyarakat pemerintah untuk
dari menurun (1) menjadi mengurangi resiko
cukup meningkat (4) penyakit
-Komunikasi positif dari -Berikan pendidikan
menurun (1) menjadi kesehatan untuk
cukup meningkat (4) kelompok risiko
-Konflik dalam komunitas -Informasikan layanan
dari meningkat (1) kesehatan ke individu,
menjadi cukup menurun keluarga, kelompok
(4) berisiko dan
masyarakat
-Tingkat kejadian penyakit
dari meningkat (1) Kolaborasi :
menjadi cukup menurun
-Kolaborasi dalam tim
(4)
multidisiplin untuk
-Tingkat stress dari mengidentifikasi
meningkat (1) menjadi ancaman keamanan di
cukup menurun (4) masyarakat
-Kolaborasi dengan tim
kesetan lain dalam
program kesehatan
komunitas untuk
menghadapi risiko yang
di ketahui
-kolaborasi dengan
kelompok masyarakat
dalam menjalankan
peraturan pemerintah
Pengembangan
Kesehatan Masyarakat
(I.14548)
Observasi :
-Identifikasi masalah
atau isu kesehatan dan
prioritasnya
-Identifikasi kekuatan
dan patner dalam
pengembangan
masyarakat
Terapeutik :
-Libatkan anggota
masyarakat untuk
meningkatkan
kesadaran terhadap isu
dan masalah kesehatan
yang dihadapi
-Libatkan masyarakat
dalam proses
perencanaan dan
implementasi serta
revisinya
-Kembangkan strategi
dalam manajemen
konflik
-Persatukan anggota
masyarakat dengan
cita-cita komunitas
yang sama
-Bangun komitmen
antar anggota
masyarakat
2. Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan
Pengetahuan (L.12111) (I.12383)
(D.0111)
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 1x24
-Identifikasi kesiapan
jam masalah deficit
dan kemampuan
pengetahuan diharapkan
menerima informasi
meningkat dengan kriteria
hasil : -Identifikasi factor-
faktor yang dapat
-Perilaku sesuai anjuran
meningkatkan dan
dari menurun (1) menjadi
menurunkan motivasi
cukup meningkat (4)
-Verbalisasi minat dalam perilaku hidup bersih
belajar dari menurun (1) dan sehat
menjadi cukup meningkat
Terapeutik :
(4)
-Sediakan materi dan
-Kemampuan menjelaskan
media pendidikan
suatu topik dari menurun
kesehatan
(1) menjadi cukup
meningkat (4) -Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
-Perilaku sesuai dengan
kesepakatan
pengetahuan dari menurun
(1) menjadi cukup -Berikan kesempatan
meningkat (4) untuk bertanya
-Persepsi yang keliru Edukasi :
terhadap masalah dari
meningkat (1) menjadi -Jelaskan factor-faktor
cukup menurun (4) yang dapat
mempengaruhi
-Perilaku dari memburuk kesehatan
(1) menjadi cukup
membaik (4) -Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
-Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidp bersih dan sehat
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Dx 1 : Koping komunitas tidak efektif
SLKI : Status koping komunitas
SIKI : Manajemen lingkungan komunitas, dan Pengembangan kesehatan masyarakat
Dx 2 : Defisit pengetahuan
SLKI : Tingkat pengetahuan
SIKI : Edukasi kesehatan
SARAN :

Diharpakan dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih inovatif dalam menyelesaikan kasus dan
dapat melakukan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif

Anda mungkin juga menyukai