Anda di halaman 1dari 9

PENCATATAN DAN PELAPORAN

No.Dokumen : 346 /SPO/ UKM/PKM-DP/I/2016


No. Revisi :0
SOP
TanggalTerbit : 1 Maret 2016
Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas ALI TABA, SKM, M.Adm.KP
Tanrutedong NIP : 19670703 199001 1 001
1. Pengertian Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk kegiatan pencatatan dan pelaporan yang
disusun dan disajikan untuk memantau secara kohort perkembangan pengobatan
pasien yang dilakukan pada setiap unit pelayanan kesehatan sampai ke
Kementerian Kesehatan

2. Tujuan Memastikan petugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan pasien sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan
Memantau secara kohort perkembangan pengobatan pasien
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tanrutedong no 091 /SK/PKM-DP/III/2016 tentang
penetapan Standar Prosedur Operasional Layanan Klinis di Puskesmas Tanrutedong
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan nomor 364/menkes/sk/V/2009 Pedoman
penanggulangan tuberkulosis (TB)
5. Langkah-langkah 6. Bagan Alir
1 Pencatatan dan pelaporan
pada tingkat fasilitas Pencatatan dan
Pencatatan dan
pelaporan pada
pelayanan kesehatan tingkat fasilitas pelaporan pada
pelayanan tingkat dInas
2 Pencatatan dan pelaporan kesehatan Kab./Kota
pada tingkat dinas
Kab./Kota
3 Pencatatan dan pelaporan
pada tingkat Dinas
Kesehatan Provinsi
Pencatatan dan
pencatatan dan
4 Pencatatan dan pelaporan pelaporan pada
pelaporan pada
tingkat Dinas
pada tingkat pusat tingkat pusat Kesehatan Provinsi

7. Unit terkait Tata Usaha


8.Rekaman historis perubahan
isi
No Yang dirubah Tgl mulai diberlakukan
perubahan
KM, M.Adm.KP
3 199001 1 001
elaporan yang
n pengobatan
ai ke

n sesuai dengan

mas Tanrutedong
man
PENANGANAN TB
SPO No.Dokumen : 347 /SPO/TB/PKM-DP/III/2016
No. Revisi : 0
TanggalTerbit : 1 Maret 2016
Halaman :½
UPTD Puskesmas ALI TABA, SKM, M.Adm.KP
Tanrutedong NIP : 19670703 199001 1 001
1. Pengertian
Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobakterium
tuberkulosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh
dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan
lokasi infeksi primer.
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama
menyerang parenkin paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke
bagian tubuh lainnya, terutama meninges, ginjal, tulang, dan nodus
limfe.

2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan langkah-langkah dalam


melakukan penanganan TBC
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tanrutedong no /SK/PKMDP/III/2016
tentang penetapan Standar Prosedur Operasional Layanan
Klinis di Puskesmas Tanrutedong

4. Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 364/menkes/sk/V/2009
Pedoman penanggulangan tuberkulosis (TB)
5. Langkah-langkah 6. Bagan Alir
1 Petugas melakukan Anamnesa dan
Pemeriksaan Fisik
2 Apabila pada anamnesa pelanggan Petugas
mengatakan sudah menderita batuk melakukan
Anamnesa dan
lebih dari 2 minggu, maka segera Pemeriksaan
sarankan pelanggan untuk Fisik
melakukan pemeriksaan
Laboratorium tes BTA
3 Petugas memberikan rujukan internal
ke Laboratorium
4  Apabila hasil tes BTA menunjukkan
hasil positif,positif 2 atau positif 3,
maka berikan pengobatan sesuai
Kategori I Apakah
pelanggan
5 Apabila hasil BTA positif pada Petugas memberikan mengeluh
batuk lebih
terapi bukan TB
pelanggan kambuh atau gagal atau Tidak
dari 2
?minggu
putus berobat, diobati kategori II.

6 Apabila hasil tes BTA menunjukkan


negative  namun ada curiga TB beri ya
antibiotik spectrum luas. Bila ada
perbaikan bukan TB. Bila tidak ada
perbaikan foto thorax
Apabila hasil tes BTA menunjukkan
negative  namun ada curiga TB beri
antibiotik spectrum luas. Bila ada
perbaikan bukan TB. Bila tidak ada
perbaikan foto thorax Pelanggan diperiksa
BTA : SPS

7 Apabila hasil foto toraks


menunjukkan gambaran TB Paru
maka beri pengobatan TB kategori I,
Bila hasil foto toraks negative berarti
bukan TB

Apakah hasil
Petugas memberikan tidak tes BTA
pengobatan dengan +1+,2+,3
antibiotika spectrum
luas selama 2 minggu

ya

bulan
kategori I selama 6
pengobatan sesuai
Petugas memberikan
Apakah
ada
perbaikan ya
setelah 2
? minggu

tidak

Lakukan foto toraks bukan


TB
V

Apakah
ada
gambaran
TB
tidak

ya

Petugas memberikan
pengobatan TB kategori
I
selesai

7. Unit terkait 1. laboratorium


2. apotek
8.Rekaman historis
perubahan isi
No Yang dirubah Tgl mulai diberlakukan
perubahan
PENGOBATAN TB PARU
No.Dokumen : 348 /SOP/PKM-DP/I/2016
No. Revisi : 0
SOP
TanggalTerbit : 1 Maret 2016
Halaman :½
UPTD Puskesmas ALI TABA, SKM, M.Adm.KP
Tanrutedong NIP : 19670703 199001 1 001
1. Pengertian Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru
Untuk menyembuhkan
sesuai tata pasien, mencegah
laksana pengobatan kematian,
TB Nasional
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan
2. Tujuan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
Obat Anti Tuberkulosis (OAT).

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tanrutedong no 091 /SK/PKM-


DP/III/2016 tentang penetapan Standar Prosedur
Operasional Layanan Klinis di Puskesmas
Tanrutedong

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan nomor


364/menkes/sk/V/2009 Pedoman penanggulangan
tuberkulosis (TB)
5. Langkah-langkah 6. Bagan Alir
1 Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilaksanakan pada pasien
2 Pasien yang telah diperiksa dahaknya
Berikan
dipersilahkan masuk ke ruangan penjelasan
Pasien yang telah
tentang diperiksa dahaknya
3 Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil tindakan yang
akan
dipersilahkan masuk
pemeriksaan dahak di TB 05. dilaksanakan ke ruangan
pada pasien
4 Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan
pengobatan dengan OAT kategori I, dan untuk
pasien dengan BTA negative dan rongsent
Untuk pasien dengan
mendukung diberikan pengobatan dengan hasil BTA positif diberikan
kategori I sesuai berat badan pasien. pengobatan dengan OAT
kategori I, dan untuk
Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai pasien dengan BTA
negative dan rongsent Pasien diberi
berikut : mendukung diberikan penjelasan sesuai
pengobatan dengan dengan hasil
kategori I sesuai berat pemeriksaan dahak
badan pasien. di TB 05
Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien
Tahap intensif Tahap Lanjutan 3
Berat Badan tiap hari selama kali seminggu
56 hari RHZE selama 16 minggu
(150/75/400/275) RH (150 /150)
30-37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38-54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT Setelah
pengobatan
55-70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT tahap intensif
akhir bulan ke II,
>71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT dilakukan
pemeriksaan pengobatan
BTA, bila hasil pada akhir bulan ke VI atau akhir
negative
5 Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke
dan dilakukan pemeriksaan ulang
dilanjutkan negative dilanjutkan pengobatannya,
tahap lanjutan,
II, dilakukan pemeriksaan BTA, bila hasil dan bila hasil
pada akhir bulan ke V, bila hasil
negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan kemudian diperiksa dahak ulang
BTA positif dilanjutkan tahap lanjutan,
akhir bulan ke II,
dilakukan
pemeriksaan pengobatan
BTA, bila hasil pada akhir bulan ke VI atau akhir
negative
Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke
dan dilakukan pemeriksaan ulang
dilanjutkan negative dilanjutkan pengobatannya,
tahap lanjutan,
II, dilakukan pemeriksaan BTA, bila hasil dan bila hasil
pada akhir bulan ke V, bila hasil

negative dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan kemudian diperiksa dahak ulang
BTA positif dilanjutkan tahap lanjutan,
pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan diberikan akhir tahap intensif negative
Dengan dosissesuai
dengan dosis sesuaiberat
tabel badan
sebagai berikut :
pasien.
sisipan dengan Dan bila hasil pemeriksaan pada
dosis sesuai
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB berat badan
pasien
Tahap intensif
Berat Badan
(150/75/400/275)

30-37 kg 2 tablet 4 KDT Bila hasil pemeriksaan pada


bulan ke VI negative dan pada
38-54 kg 3 tablet 4 KDT awal pengobatan positif

55-70 kg 4 tablet 4 KDT .pasien dinyatakan sembuh


>71 kg 5 tablet 4 KDT

6 Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap


intensif negative dilanjutkan tahap lanjutan,
kemudian diperiksa dahak ulang pada akhir bulan
ke V, bila hasil negative dilanjutkan
pengobatannya, dan dilakukan pemeriksaan
ulang pada akhir bulan ke VI atau akhir Dan bila pada akhir
pengobatan. pengobatan hasil
negative dan pada awal
pengobatan negative
7 Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dengan rongsent positif
dan pada awal pengobatan positif pasien pasien dikatakan
pengobatan lengkap
dinyatakan sembuh.

8 Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative


dan pada awal pengobatan negative dengan
rongsent positif pasien dikatakan pengobatan
lengkap.

7. Unit terkait 1. Laboratorium 3. Pendaftaran


2.Poli umum
8.Rekaman historis perubahan
No isi Tgl mulai
perubahan diberlakukan
PENANGANAN KUSTA
No.Dokumen : 349 /SOP/PKM-DP/I/2016
No. Revisi : 0
SOP
TanggalTerbit : 1 Maret 2016
Halaman : 1/1
UPTD Puskesmas ALI TABA, SKM, M.Adm.KP
Tanrutedong NIP : 19670703 199001 1 001
1. Pengertian Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien rawat jalan sehingga
dapat ditegakkan diagnosa sebagai pasien kusta
2. Tujuan Ketepatan penatalaksanaan dan terapi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Tanrutedong no 091 /SK/PKM-DP/III/2016
tentang penetapan Standar Prosedur Operasional Layanan Klinis di
Puskesmas Tanrutedong
4. Referensi Kementerian kesehatan RI direktorat jenderal pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkingan tahun 2012 tentang pedoman nasional
program pengendalan penyakit Kusta
5. Langkah-langkah 6. Bagan alir
1 Memeriksa cardinal sign
( bercak mati rasa yang
berbatas tegas, penebalan ;;
pemerik ;; tidak jelas
syaraf tepi yang disertai Pasien saan
Datang cardinal ;;
penurunan fungsi BTA) sign

2 Mengklarifikasi cardinal sign

;
;
;
;
;
;
dengan mengambil skin smear
;;;
;;;

3 Melakukan scarting dan laboratorium


Jelas
mendokumentasikan ke dalam rujuk ke

blangko pasien apabilah


sudah tegak diagnosa kusta
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;
;

4 Memberikan MDT Positif


lakukan skin
smear

Melakukan lakukan skin


scarring dan smear
dokumentasi

menjelaskan prosedur lihat basil


pengobatan

beri MDT negatif

negatif Rujuk ke
spesialis kusta

Pasien
Pasien
pulang

7. Unit terkait 1. laboratorium 3. Pendaftaran Poli umum


2. Poli Umum 4. Apotek
8. Rekaman historis perubahan
isi
No Yang dirubah Tgl mulai
perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai