Anda di halaman 1dari 3

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 /POJK.

03/2018 TENTANG
KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF
BANK PERKREDITAN RAKYAT

Pasal 17 ayat (5)

(5) Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan jangka waktu yang lebih lama dari jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan analisis atas kondisi ekonomi wilayah setempat
dan sekitarnya.

Penjelasan

Ayat (5) Yang dimaksud dengan “analisis atas kondisi ekonomi wilayah setempat dan sekitarnya”
antara lain didasarkan pada pertumbuhan ekonomi, pengamatan terhadap harga dan/atau tingkat
penjualan tanah dan/atau bangunan di wilayah tersebut.

Mhs, OJK yang dimaksud dalam POJK di atas adalah merujuk pada UU OJK dan POJK di ttd oleh Pak
Wimboh sebagai ketua shg jika ada perubahan maka penandatangan adalah Ketua OJK. Shg bukan
wewenang Kepala KR.
Lelang Eksekusi dengan Mekanisme AYDA Salah Satu Solusi Produktifitas Lelang
Roby Fadil

Jum'at, 26 Juni 2020   |   4227 kali


Lahat, 26 Juni 2020 - Dengan menerapkan protokol kesehatan Social Distancing/Physical Distancing,
sesuai anjuran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar terhindar dari wabah COVID-
19, KPKNL Lahat hari ini tetap melaksanakan lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak
Tanggungan secara normal /tatap muka dengan kehadiran Penjual.

Pelaksanaan lelang yang dipimpin oleh Iftah Lana Fauzana selaku Pejabat Lelang dan Pranju Lawis
Lumbantobing sebagai Saksi juga dihadiri secara langsung oleh Sdri Lena Meliana sebagai Pejabat
Penjual dan Sdri Nora Silvia Gustriani sebagai saksi.

Lelang kali ini berhasil meraup pokok lelang sebesar Rp. 8.629.433.400 yang diambil alih melalui
mekanisme AYDA (Aset Yang Diambil Alih) oleh Bank selaku Kreditor dengan menyertakan Akta de
Command sebagai syarat dokumen yang bersifat khusus yang disampaikan pada saat sebelum
pelaksanaan lelang.

Keikutsertaan Pemohon Lelang sebagai Peserta Lelang memang memiliki legitimasi hukum karena
diatur dalam beberapa aturan sebagai berikut :

1.    Undang Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Pada Pasal 12A ayat (1) mengatur bahwa
bank umum dapat membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan maupun di luar
pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa
untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan dalam hal nasabah Debitur tidak memenuhi
kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan
secepatnya.

2.    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Pada
Pasal 40 ayat (1) mengatur bahwa dalam hal Nasabah Penerima Fasilitas tidak memenuhi
kewajibannya, Bank Syariah dan UUS dapat membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui
maupun di luar pelelangan, berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau
berdasarkan pemberian kuasa untuk menjual dari pemilik agunan, dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) tahun.

3.   Peraturan Menteri Keuangan No. 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Pada
pasal 78 ayat (1) mengatur bahwa bank sebagai Kreditor dapat membeli agunannya melalui lelang,
dengan ketentuan menyampaikan surat pernyataan dalam bentuk Akte Notaris, bahwa pembelian
tersebut dilakukan untuk pihak lain yang akan ditunjuk kemudian dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
terhitung mulai tanggal pelaksanaan lelang, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.

4.    Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara No. 2/KN/2017 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Lelang setidaknya terdapat 3 jenis lelang eksekusi (UUHT, Pengadilan serta
Jaminan Fuducia) yang dapat diikuti oleh bank kreditor dengan terlebih dahulu menyerahkan surat
pernyataan yang dibuat oleh Notaris dalam hal bank kreditor akan ikut menjadi Peserta Lelang (Akta
de Command).
 

Dengan hasil pelaksanaan lelang ini setidaknya membantu capaian pokok lelang serta PNBP Bea
Lelang pada KPKNL Lahat ditengah Pandemi COVID-19 yang hingga kini belum berakhir.

- Seksi Hukum dan Informasi

Anda mungkin juga menyukai