Anda di halaman 1dari 23

ABSTRAK

     Pada awalnya narkotika hanya digunakan sebagai alat bagi ritual keagamaan


dan disamping itu juga dipergunakan untuk pengobatan, jenis narkotika yang
digunakan pada mulanya adalah candu atau lazim disebut sebagai madat atau
opium. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkoba digunakan untuk
hal-hal negatif, di dunia kedokteran narkotika banyak digunakan khususnya dalam
proses pembiusan sebelum pasien dioperasi.
       Seiring dengan perkembangan zaman juga, seseorang yang pada awalnya
awam terhadap narkotika berubah menjadi seorang pecandu yang sulit terlepas
dari ketergantungannya. Pecandu narkotika merupakan “self victimizing victims”,
karena pecandu narkotika menderita sindroma ketergantungan akibat dari
penyalahgunaan narkotika yang dilakukannya sendiri. 
          Penyalahgunaan narkotika dapat terjadi melalui beberapa factor,dari
pergaulan nya sendiri bahkan bisa terjadi karena lingkungan keluarga yang cukup
dapat memengaruhi penyalahan narkoba. Selain itu, dikarenakan  rendahnya
pengetahuan mengenai bahaya narkoba dikalangan pelajar serta masih adanya
pandangan yang salah bahwa narkoba dapat menimbulkan rasa nikmat.
Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia dan
masa depan bangsa, sebab korbanya terutama generasi muda. Hal ini berdampak
buruk pada kesehatan, pendidikan, kehidupan sosial-ekonomi, dan ketahanan
bangsa.Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku manusia, bukan
semata-mata masalah zat atau narkoba.Sebagai masalah perilaku, banyak variabel
yang mempengaruhinya, oleh karena itu informasi mengenai bahaya narkoba
kepada anak dan remaja, usaha mengubah perilaku dengan memberikan
keterampilan yang diperlukan serta pendidikan perbaikan perilaku sangat
bermanfaat untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini.
          Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan bantuan
dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya  kepada  Guru yang
mengampu pelajaran Geografi yaitu Ibu Dwi Rahmawati , Rekan-rekan X IA 5,
dan lain-lain. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
          Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang saya buat
ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik
dan saran agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna  dimasa yang
akan datang.

Semarang,November 2013
MOTTO
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal
yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali.
Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat
meminta dan memohon..
Jadi diri sendiri, cari jati diri, dan dapetin hidup yang mandiri
optimis, karena hidup terus mengalir dan kehidupan terus berputar
esekali lihat ke belakang untuk melanjutkan perjalanan yang tiada berujung.
Di dunia penuh persaingan,siapa yang tidak bersiap-siap dia akan kalah.
Mungkin orang dapat lupa akan sesuatu,tetapi janganlah lupa akan jasa-jasa orang
terdekatmu.
Angka bukanlah hal terpenting didunia tapi bagaimana menghargai kehidupan
itulah yang paling utama.
Jadikanlah makian,sindiran,cobaan hidup sebagai acuanmu untuk menjadi lebih
baik dari mereka.
Jangan tujukan kepintaranmu dengan kesombongan,karena kepintaranmu akan
tertutup oleh kesombongan itu sendiri
DAFTAR ISI
MOTTO                                                                        
ABSTRAK                                                                     
KATA PENGANTAR                                                     
MOTTO                                                                        
BAB I   : PENDAHULUAN                                           
A.    Latar belakang masalah
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan penelitian
D.    Manfaat penelitian
BAB II   : LANDASAN TEORI                                      
A.    Telaah pustaka
B.     Landasan teoritik
C.   Hipotesis
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN                         
A.    Identivikasi variable
B.     Populasi dan penentuan sampel penelitian
C.   Metode pengumpulan data
BAB IV  : ANALISIS DATA                                          
A.    Latar belakang objek penelitian
B.   Analisis data
BAB V    : PENUTUP                                                    
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA                                                       28

 
BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG MASALAH
 Dengan makalah ini, penulis memilih judul “ Penyalahgunaan Narkoba Dalam
Kehidupan Pelajar “ dengan alasan sebagai berikut :
1.      Saat ini kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dengan cepat diIndonesia
terutama menimpa pelajar dan generasi muda, meskipun pemerintah, masyarakat,
dan guru sebagai pendidik telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi
penyalahgunaan narkoba.

2.     Rendahnya pengetahuan mengenai bahaya narkoba dikalangan pelajar,dan


kurangnya pengetahuan mengenai bahaya narkoba itu sendiri.

3.      Masih adanya pandangan yang salah baik oleh siswa maupun masyarakat bahwa
narkoba dapat menimbulkan rasa nyama dan nikmat sehingga banyak kalangan
pelajar maupun masyarakat menggunakan narkoba,untuk kepuasan masing-
masing.

B.   RUMUSAN PERMASALAHAN

Rumusan masalah dalam topic “ Penyalahgunaan Narkoba Dalam Kehidupan


Pelajar“ sebagai berikut :

1.     Penyebab dari penyalah gunaan narkoba dalam kehidupan pelajar ?


2.     Cara menanggulanginya atau mengatasi penyalahgunaan narkoba dalam
kehidupan pelajar ?
3.     Akibat penyalahgunaan narkoba ?

C.   TUJUAN PENELITIAN

Dalam menyusun makalah ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :

1.      Agar pembaca mengetahui bahaya narkoba.


2.      Agar pembaca mengetahui cara menanggulangi penyalahgunaan narkoba dengan
benar.
3.      Agar pembaca mengetahui akibat penyalahgunaan narkoba.

D.   MANFAAT PENELITIAN

1.     Pembaca dapat mengetahui akan bahaya narkoba bagi lingkungan pelajar.
2.     Pembaca dapat mengetahui bahaya dari narkoba itu sendiri.
3.     Pembaca dapat mengatasi akan bahaya narkoba itu sendiri.
4.     Pembaca dapat lebih berhati-hati dalam menghadapi narkoba.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.   TELAAH PUSTAKA

Pada bab II ini akan dipaparkan secara singkat kajian psikology dan kajian sosial
yang dipakai sebagai dasar teori penyusunan makalah ini. Bab ini juga akan
membahas tentang landasan teoritik mengenai penyalahgunaan narkoba yang
terjadi pada lingkungan pelajar masa kini.

B.   LANDASAN TEORITIK


          Pengertian Narkoba
Narkoba adalah obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum,
dihisap, dihirup, ditelan atau disuntik berpengaruh pada kerja otak dan sering
menyebabkan ketergantungan.Akibatnya, kerja otak berubah. Demikian pula
fungsi vital organ lain seperti jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain.
Narkoba ( narkotika, psikotropika, dan obat terlarang ) adalah istilah yang
digunakan penegak hukum dan masyarakat. Narkoba disebut berbahaya, karena
tidak aman digunakan atau membahayakan dan penggunaanya bertentangan
dengan hukum. Dahulu beberapa jenis narkoba digunakan sebagai obatseperti
opium ( getah tanaman candu ), morfin (yang berasal dari opium mentah ), petidin
( opioda sintetik ), untuk menghilangkan rasa sakit pada penyakit kanker,
amfetamin untuk mengurangi nafsu makan, serta berbagai pil tidur dan obat
penenang. Kodein yang merupakan bahan alami yang terdapat pada candu, secara
luas digunakan pada pengobatan sebagai obat batuk. Akan tetapi, sekarang tidak
digunakan lagi dalam pengobatan karena berpotensi menyebabkan ketergantungan
yang tinggi.
Penggolongan Narkoba
Penggolongan jeis-jenis narkoba berikut didasarkan pada
peraturan  perundang-undangan yang berlaku.
1.      Narkotika
Zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik sintetis atau
semisintetis yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran dan menghilangkan
rasa nyeri.
a         Narkotika golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan
dan tidak digunakan untuk terapi. Contoh : heroin, kokain, dan ganja.
b        Narkotika golongan II :  berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan dan
digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin, petidin, dan
metadon.
c         Narkotika golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan
banyak digunakan pada terapi. Contoh : kodein

2.      Psikotropika
Zat atau obat, baik alami maupun sintetis bukan narkotika,yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat dan menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, yang dibagi menurut potensi
yang menyebabkan ketergantungan :
a         Psikotropika golongan I : Sangat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
digunakan dalam terapi. Contoh : MDMA ( ekstasi ), LSD, dan STP.
b        Psikotropika golongan II :kuat menyebabkan ketergantungan,digunakan amat
terbatas pada terapi. Contoh : amfetamin, metamfetamin ( sabu ), fensiklidin, dan
retalin.
c         Psikotropika golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan dan
banyak digunakn dalam terapi. Contoh : pentobarbital, dan flunitrazepam.
d        Psikotropika golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan
sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbital,
barbital, dan nitrazepam ( nipam, pil KB/Koplo, DUM, MG, Lexo dan lain-lain).

3.      Zat Psiko-aktif Lain


Zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja
otak. Zat psiko-aktif lain yang sering disalahgunakan adalah :
a         Alkohol, yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras.
b        Solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada berbagai
keperluan pabrik, kantor, dan rumah tangga.
cNikotin yang terdapat pada tembakau
d        Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala.
 Narkoba yang Sering Disalahgunakan
1        Opioda ( morfin, heroin, putauw, dan lain-lain ).
Segolongan zat dengan daya kerja serupa, ada yang alami, sintetik,
dan  semisintetik. Opioda alami berasal dari getah opium poppy, seperti morfin
opium,dan kodein. Contoh opioda semisintetik adalah heroin, dan
hidromorfin.Serta contoh, opioda sintetik adalah meperidin.
Cara pemakainnyaadalah disuntik ke dalam pembuluh darah atau dihisap
melalui hidung setelah dibakar.
Pengaruh jangka pendek : hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang,
munculnya rasa nyaman, diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk,
pemakai dapat meninggal karena overdosis.
Pengaruh jangka panjang : ketergantungan ( gejala putus zat ), dapat timbul
komplikasi, seperti sembelit, gangguan menstruasi, dan impotensi. Karena
pemakaian jarum suntik tidak steril timbul abses, hepatitis yang merusak hati, dan
penyakit HIV/AIDS yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga mudah
terkena infeksi dan akhirnya menyebabkan kematian.
2        Ganja ( marijuana, cimeng, gelek, hasis )
Ganja mengandung THC (tetrahydro-cannabinol) yang bersifat
psikoaktif.Ganja yang dipakai biasanya berupa tanaman kering yang dirajang,
dilinting, dan disulut seperti rokok.
Pengaruh jangka pendek : muncul cemas, rasa gembira,
halusinasi,  peningkatan denyut jantung, dan selera makan meningkat.
Pengaruh jangka panjang : daya pikir berkurang, motivasi belajar turun,
perhatian ke sekitarnya berkurang, daya tahan tubuh terhadap infeksi menurun,
mengurangi kesuburan,aliran darah ke jantung berkurang dan terjadi perubahan
pada sel-sel otak.
3        Kokain ( kokain, crack, daun koka, dan pasta koka )
Kokai berasal dari tanaman koka, tergolongstimulansi (meningkatkan
aktivitas otak dan fungsi organ tubuh lain). Kokain berbentuk kristal putih.
Digunakan dengan cara disedot melalui hidung, dirokok, atau disuntik.
Pengaruh jangka pendek : rasa percaya diri meningkat, kebutuhan tidur
berkurang, minat seksual meningkat dan halusinasi.
Pengaruh jangka panjang :kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak, dan
terjadi gangguan jiwa (psikotik).
4        Alkohol
Alkohol terdapat pada minuman keras, yang kadar etanolnya berbeda-beda.
Minuman keras golongan A berkadar etanol 1-5%  contoh : Bir.Minuman keras
golongan B ( 5-20%) digunakan pada berbagai jenis minuman anggur. Minuman
keras golongan C (20-45%) contoh : vodka, rum, gin.
Pemakain jangka panjang menyebabkan kerusakan pada hati, lambung,
otak, gangguan jantung, meningkatnya resiko kanker.
5        Golongan amfetamin : amfetamin, ekstasi, sabu
Amfetamin sering digunakan untuk menurunkan berat badan karena dapat
mengurangi rasa lapar.Amfetamin cepat menyebabkan ketergantungan.
Termasuk golongan amfetamin, adalah MDMA (ekstasi, ineks) dan
metamfetamin (sabu), yang banyak disalahgunakan. Berbentuk pil warna-warni
atau kristal putih. Amfetamin disebut disainer drug karena dibuat dalam
laboratorium gelap, yang kandungannya adalah campuran berbagai jenis zat.
Cara pemakaian : diminum (ekstasi), dihsap melalui hidup (sabu), dan
disuntik. Pengaruh jangka pendek, muncul rasa tidak enag, nafsu makan hilang,
dapat terjadi gangguan jiwa. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia,
penyakit jantung, dan terjadi gangguan jiwa (psikotik).
6        Golongan halusinogen : Lysergig acid ( LSD )
LSD menyebabkan halusinasi, bentuk seperti kertas berukuran kecil, atau
berbentuk pil dan kapsul.Cara pemkaian LSD adalah dengan meletakkan LSD
pada lidah, pengaruh LSD tak dapat diduga, sensasi dan perasaan berubah secara
dramatis. Dengan mengalamiflashbackatau bad trips (halusinasi / penglihatan
semu). Dapat merusak sel otak, gangguan daya ingat yang diikuti meningkatnya
resiko kejang serta kegagalan pernapasan dan jantung
7        Sedativa dan hipnotika ( obat penenang, obat tidur )
Pengaruhnya sama dengan alkohol yaitu menekan kerja otak dan aktivitas
organ tubuh lain (depresan). Jika diminum bersama alkohol akan meningkatkan
pengaruhnya, sehingga dapat terjadi kematian.
8        Solven dan Inhalansi
Zat pelarut ini mudah menguap dan gas berupa senyawa organik untuk
keperluan rumah tangga, kantor, dan pabrik. Contoh : tiner, areton, lem, dan
bensin.
Zat ini sangat berbahaya, karena begitu dihisap, zat akan masuk ke darah
dan segera masuk ke otak. Pengaruh jangka pendek, seperti pengaruh pemakaian
alkohol dapat berakibat mati mendadak, kaera kekurangan oksigen, dan persepsi
salah (merasa bias terbang sehingga mati karena terjun dari tempat tinggi)
sedangkan pengaruh jangka panjang : kerusakan otak, paru-paru dan jantung.
9        Nikotin
Nikotin terdapat pada tembakau, selain nikotin tembakau mengandung tar
dan CO yang merbahaya, serta zat lain, seluruhnya tak kurang dari 400
senyawa.Nikotin adalah penyebab ketergantungan, sedangkan tar adalah penyebab
kanker.
Survei menunjukan bahwa merokok pada anak dan remaja adalah pintu
gerbang masuk pada pemakaian ganja, heroin, ekstasi, dan sabu yang banyak
disalahgunakan.Oleh karena itu, pencegahan penyalahgunaan narkoba dimulai
dengan mencegah merokok.
10    Kafein
Kafein terdapat dalam kopi, berberapa obat penghilang rasa nyeri, minuman
penyegar, kola, dan teh
                Cara Kerja Narkoba dan Pengaruhnya pada Otak
Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas
kehidupan perasaan yang disebut sistem lembus.Hipotalamus-pusat kenikmatan
pada otak adalah bagian dari sistem lembus.Narkoba menghasilkan perasaan
“high” dengan mengubah susunan biokimia molekul pada sel otak yang
disebutneuro-transmitter.
Dapat dikatakan otak bekerja dengan motto “ jika merasa enak, lakukanlah”.
Otak dilengkapi alat untuk menguatkan rasa nikmat dan menghindari rasa sakit,
atau tidak enak, guna membantu kita memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti
rasa lapar, haus, dan tidur.Mekanisme ini merupakan mekanisme pertahanan diri.
Jika pecandu menkonsumsi narkoba otak dapat membaca tanggapan pecandu, jika
merasa nikmat, otak mengeluarkan neurotransmitter yang menyampaikan pesan : “
zat ini berguna bagi mekanisme pertahanan tubuh. Jadi, ulangi
pemakaiannya”.Jika mengkonsumsi narkoba lagi, pecandu kembali merasa nikmat,
seolah-olah kebutuhan terpuaskan.Otak merekamnya sebagai sesuatu yang harus
dicari sebagai prioritas.Akibatnya, otak membuat “program salah” seolah-olah
pecandu memang memerlukanya sebagai mekanisme pertahanan diri dan terjadi
kecanduan.
C.   HIPOTESIS

1.    Hipotesis Kerja (Ha)

Adanya bahaya narkoba generasi penerus bangsa yang menjadi akibat terjadinya
penyalahgunaan narkoba.
Pemikiran mengenai nikmatnya mengonsumsi narkoba juga menjadi salah satu
factor penyalahgunaan narkoba.

2.    Hipotesis Nol (H0)

Tidak ada masyarakat yang bilang kalau narkoba itu adalah barang (obat) yang
baik, sebaliknya narkoba itu adalah obat yang merusak akal generasi penerus
bangsa.
Kurangnya ilmu agama juga bukan salah satu penyebab penyalahgunaan narkoba.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.   IDENTIFIKASI VARIABEL

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka variable yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :

1.     Variable Bebas        : Pendidikan Agama

Pendidikan agama diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan


oleh pendidik kepada anak didik, yang berdasarkan hukum-hukum agama.
Pendidikan agama tidak hanya terdiri dari pengetahuan agama yang bersifat
teoritis maupun praktis. Pendidikan agama lebih jauh dari itu adalah bertujuan
membentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran agama, dan membentuk pribadi
yang mampu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangannya.
Variabel ini akan diungkap dengan Skala Pendidikan Agama. Semakin tinggi skor
pendidikan agama, maka semakin tinggi pendidikan agama yang diterima,
sedangkan semakin rendah skor pendidikan agama maka semakin rendah pula
pendidikan yang diterima.
2.     VaribelTergantung    : Kecenderungan pelaku

Kecenderungan pelaku diartikan sebagai kebiasaan pelaku dalam melakukan suatu


kegiatan yang dapat berdampak positive maupun negative. Dalam pembahasan
kali ini kecenderungan pelaku lebih berdampak negative,dengan kecenderungan
mengonsumsi narkoba maka pelaku akan menghalangkan segala cara dalam
mendapatkan barang tersebut. Seperti perampokan,pembunuhan dan sebagainya.

B.   POPULASI DAN PENENTUAN SAMPEL PENELITIAN

Sampel penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah siswa siswi SMA
Negeri 7 pada kelas X IPA 5. Karakteristik yang diambil dalam sampel penelitian
ini adalah :

1.     Siswa yang beragama islam                             : 34 orang


2.     Siswa yang beragama katholik                                 :  2 orang
Teknik yang digunakan dalam penilitian ini adalah sampel bertingkat (strata)
dimana sampel yang diambil dengan cara membagi populasi menjadi kelas atau
tingkat berdasarkan umur,ekonomi,dan pendidikan.
UMUR 15
EKONOMI SEDERHANA 31
PENDIDIKAN SMP 36

UMUR 16
EKONOMI KURANG MAMPU 5
PENDIDIKAN SMP 36

C.   METODE PENGUMPULAN DATA


Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah melalui analisis
media massa. Dalam metode ini dapat diketahui dengan cara mencari seperti
dalam film – film kini yang mengenai penyalahgunaan narkoba seperti contoh
berikut :
 Film “Selamanya”. Film ber genre drama ini menceritakan tentang sebuah cinta se
pasang remaja yang dibumbui dengan permasalahan narkoba. Permasalahan dalam 
film ini merupakan sebuah perjuangan remaja yang kecanduan 
narkoba untuk berusaha lepas dari kecanduan putaw. Dengan kemampuan Ody C. 
Harahab sang  sutradara
film “selamanya” ini terlihat semakin nyata dari segi visual dan audionya, karena d
ia pandai memberikan ideidenya dalam mengkampanyekan penyalahgunaan narko
ba melalui film “Selamanya” ini. Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan 
yang muncul adalah berapa frekuensi kemunculan adegan transaksi narkoba, adega
n penggunaan narkoba, adegan efek narkoba, dan 
adegan tahap rehabilitasi narkoba dalam film “Selamanya” sejalan dengan itu, lang
kah konkret yang dilakukan sebagai tujuan penelitian adalah ingin mengetahui frek
uensi kemunculan adegan transaksi, penggunaan, efek, dan tahap rehabilitasi narko
ba dalam film “Selamanya” karya Ody 
C. Harahab. Pada penelitian ini digunakan tipe deskriptif, dengan metode penelitia
n kuantitatif. Yang betujuan untuk menggambarkan keadaan gejala sosial apa adan
ya, tanpa melihat hubungan hubunagan yang ada, atau untuk menentukan frekuens
i atau penyebaran suatu gejala dengan gejala lain disuatu masyarakat. selain itu pe
nelitian deskriptif hanya memaparkan situasi 
peristiwa, peneliti ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hip
otesis atau membuat prediksi. Oleh karena itu, analisis isi dalam penelitian ini term
asuk metode analisis yang menganalisis tatanan pertandaan yang bersifat denotatif. 
Ruang lingkupnya adalah film “Selamanya”, satuan ukurnya adalah kemunculan s
cene yang mengandung unsurunsur adegan 
penyalahgunaan narkoba, sedangkan untuk unit analisisnya adalah isi pesan dalam 
satu scene yang mengandung adegan penggunaan narkoba. 
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka yang paling besar kemunculan fre
kuensinya dari 75 scene yang ada di dalam film “Selamanya” ter dapat 40 scene ya
ng mengandung unsure adegan narkoba, kemempat kategoti tersebut adalah adega
n efek narkoba, yaitu sebanya 23 scen atau 57.5 %. Menurut teori yang dicetuskan 
oleh Cohen (1963) yang menyatakan bahwa media 
membentuk persepsi atau pengetahuan public tentang apa yang dianggap penting, 
dengan ungkapan lain apa yang dianggap penting oleh media, maka dianggap penti
ng juga oleh public. Dari teori tersebut, maka pesan didalam film “Selamanya” san
gatlah penting untuk dikonsumsi oleh khalayak, khususnya kalangan generasi mud
a agar mengerti bagaikama bahaya narkoba itu 
sebenarnya. Penelititan ini masih jauh dari sempurna, terutama kurangnya literatur
e yang berkenaan dengan pilihan pendekatan metode penelitian yang digunakan ya
itu metode analisis si. Oleh karena itudisarankan oleh peneliti, agar peneliti lain ag
ar menggali lebih dalam tentang referensi, yang berkenaan dengan metode peneliti
an analisis isi agar diperoleh informasi ilmiah,  sehingga pada
gilirannya dapat diterapkan dalam menganalisis isi media. Sedangkan dari hasil
penelitian diatas
dapat dilihat betapa besarnya dampak yang terjadi akibat
penyalahgunaan narkoba yang dilakukan
oleh kalangan muda, oleh karena itu akan lebih baik jika pecinta film khususnya di 
kalangan remaja dapat mengambil hikmahnya dari pesan yang disampaikan melalu
i film yang didalamnya terdapat adeganadegan yang kurang baik, seperti penyalah
gunaan narkoba yang terdapat di dalam film “selamanya” karya Ody C. Harahap i
ni. 

BAB IV
ANALISIS DATA
A.   LATAR BELAKANG OBJEK PENELITIAN

1.      Penyebab penyalahan narkoba dikalangan pelajar : Penyalahgunaan narkoba


sangat kompleks, tetapi selalu merupakan interaksi dari tiga faktor penebab yaitu
narkoba, individu, dan lingkungan. Faktor narkoba berbicara tentang farmalogi zat,
yaitu jenis dosis, cara pakai, pengaruhnya pada tubuh, serta ketersediaan dan
pengendalian peredarannya.Dari sudut individu, penyalahgunaan narkoba harus
dipahami dari masalah perilaku yang kompleks, yang juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan.Lingkungan berbicara tentang keluarga, kelompok sebaya, kehidupan
sekolah, dan masyarakat.Dari ketiganya, yang terpenting adalah faktor individu.
Seorang harus bertanggung jawab atas perilakunya dan tidak boleh
mempersalahkan orang lain atau keadaan. Tanggung jawab adalah masalah
pengambilan keputusan, yang dilakukan atas pertimbangan mengenai apa yang
baik dan buruk. Ada lima faktor utama seorang menjadi rawan terhadap narkoba
yaitu :
         Keyakinan Adiktif
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri, orang lain dan dunia
sekitar. Semua keyakinan itu menentukan kepribadian, dan perilakunya sehari-
hari. Beberapa keyakinan adiktif adalah harus sempurna,harus menguasai dan
mengendalikan orang lain, harus memperoleh apa yang
diinginkannya. Keyakinaan itu umumnya tidak disadari, seseorang tidak akan
mengatakan keyakinan itu kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain.
        Kepribadian Adiktif
Beberapa ciri kepribadian adiktif adalah teropsesi pada diri sendiri, kurangnya jati
diri, hidup tanpa tujuan, depresi yang tersembunyi, tidak mampu mengatasi
masalah dan kebutuhan pemuasan segera.
        Ketidakmampuan Menghadapi Masalah
Seorang yang tinggal dalam keluarga dan masyarakat adiktif, memiliki sedikit
sekali orang-orang yang dapat menjadi teladan tentang bagaimana menghadapi
masalah dengan baik dan benar.Sebaliknya kebanyakan orang lebih suka mencari
penyelesaian masalah saat itu juga yang langsung dapat memuaskan keinginannya.
        Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Emosional
Tidak Terpenuhinya Kebutuhan yang seharusnya seorang terima yaitu, rasa aman,
tujuan hidup, serta kegembiraan.Hal ini masih pula ditambah ketidakmampuan
seseorang mengatasi masalah, dan rasa nyaman pada adiksi.
        Kurangnya Dukungan Sosial
Tanpa adanya dukungan sosial yang memadai dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat, ketidakmampuan menghadapi masalah menyebabkan mencari
penyelesaian pada narkoba.

2.     Akibat penyalahgunaan narkoba :   


        Bagi Diri Sendiri
a.       Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja :
1)      Daya ingat sehinnga mudah lupa
2)      Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi
3)      Persepsi sehingga memberi perasaan semu.
b.      Keracunan, yaitu timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup,
berpengaruh pada tubuh dan perilakunya.
c.       Overdosis, terjadi karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan
dosis yang dahulu digunakan. Overdosis dapat menyebabkan kematian karena
terhentinya pernapasan atau peredaran otak.
d.      Gejala putus zat, yaitu gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau
dihentikan pemakaianya.
e.       Berulang kali kambuh, yaitu ketergantungan menyebabkan craving (rasa rindu
pada narkoba) walaupun telah berhenti pakai. Itulah sebabnya pecandu akan
berulang kali kambuh.
f.       Gangguan perilaku, yaitu sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, menarik
diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga terganggu. Terjadi perubahan
mental, gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar lemah.
g.      Gangguan kesehatan, yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti,
hati, jantung, paru-paru, ginjal, dan lai-lain,
h.      Kendornya nilai-nilai, yaitu mengendornya nilai-nilai kehidupan agama, sosial-
budaya, seperti seks bebas dengan akibat(penyakit kelamin, kehamilan tak
diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asocial, mementingkan diri sendiri,
dan tidak mempedulikan kepentingan orang lain.
i.        Masalah ekonomi dan hukum, yaitu pecandu terlibat hutang, karena berusaha
memenuhi kebutuhannya akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual barang-
barang milik pribadi atau keluarga. Jika masih sekolah, uang sekolah
digunakan  untuk membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah, dan di tahan
polisi atau bahkan di penjara.
        Bagi Keluarga
Suasana nyaman dan tentram terganggu.Keluarga resah karena barang-
barang berharga dirumah hilang.Anak berbohong, mencuri, menipu, tak
bertanggung jawab, hidup semaunya dan asocial.Orang tua malu karena memiliki
anak pecandu, merasa bersalah, dan berusaha menutupi perbuatan anak.
Masa depan anak tidak jelas. Ia putus sekolah karena dikeluarkan dari
sekolah, stres meningkat. Orang tua putus asa, sebab pengeluaran uang meningkat
karena pemakaian narkoba atau Karena anak harus berulang kali dirawat, bahkan
mungkin mendekam di penjara.Keluarga harus menanggung beban sosial-
ekonomi.
        Bagi Sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses
belajar. Siswa penyalahguna narkoba mengganggu terciptanya suasana belajar-
mengajar.Prestasi belajar turun drastis, tidak saja bagi siswa berprestasi, melainkan
juga mereka yang kurang berprestasi.Penyalahgunaan narkoba berkaitan dengan
kenakalan dan putus sekolah. Kemungkinan siswa penyalahguna membolos lebih
besar dari pada siswa lain.
Penyalahgunaan narkoba berkaitan dengan kejahatan dan perilaku asocial
lain yang mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-barang milik
sekolahan, dan meningkatnya perkelahian.
        Bagi masyarakat, Bangsa, dan Negara
Mafia perdagangan gelap,selalu berusaha memasok narkoba.terjalin
hubungan pengedar atau bandar dengan korban dan tercipta pasar gelap. Oleh
karena itu, sekali pasar terbuka, sulit memutuskan mata rantai
peredaranya.Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan dan
kesinambungan pembangunan terencana.Negara menderita kerugian karena
masyarakat tidak produktif dan kejahatan meningkat, belum lagi sarana atau
prasarana yang harus disediakan.
(Lydia Herlina Martono/Satya Joewana 2009:18)

3.     Cara menanggulanginya


        Rehabilitasi
        Pendidikan agama ditingkatkan
        Menghindari pergaulan bebas
        Pendidikan narkoba dilakukan sejak dini
        Pemantauan orangtua tidak terlalu bebas
        Pemberian kasih sayang yang cukup
B.   ANALISI DATA

1. MASALAH YANG DIHADAPI


Dalam menyikapi permasalahan penyalahgunaan Narkoba yang makin marak,
modus, jenis maupun daya edarnya, disini Indonesia telah melakukan upaya dalam
menghadapi masalah ini melalui undang-undang tentang Narkoba yaitu Undang-
Undang Narkotika No.35 tahun 2009 sebagai perubahan dari Undang-Undang No.
22 tahun 1997. Tetapi jika kita lihat dari hasil survey dilapangan, peningkatan
tentang penyalahgunaan Narkoba makin meningkat setiap tahunnya. Ini karena
aturan yang sudah ada mungkin belum bisa dengan baik dalam mengatasi
penyalahgunaan Narkoba dan dalam pelaksanaannya masih belum terealisasi
dengan baik dikarenakan mental model penegak hukum kita masih rendah dalam
penanganan masalah Narkoba, masih terjadi negosiasi dalam pelaksanaan proses
hukum.
Jika dilihat dari kejadian dilapangan banyak aparatur yang malahan menjadi
dekingan perdagangan Narkoba tersebut, sehingga barang haram tersebut dapat
beredar dengan bebas. Dan tidak sedikit aparat pemerintah yang terjurumus
didalam penyalahgunaan Narkoba tersebut. Hal ini sangat memperinhatinkan
dimana harapan masyarakat menganggap Aparatur negara ini mampu menjadi
tauladan tapi malah menjadi contoh buruk bagi masyarakat. Banyak contoh-contoh
aparatur negara yang terjurumus kedalam lembah hitam yang kelam ini yang bisa
kita saksikan sekarang ini.
Ini merupakan permasalahan yang serius yang merupakan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No 35
tahun 2009 untuk memberantas penyebaran Narkoba yang merupakan kejahatan
besar yang terorganisir. Tetapi pemerintah dalam hal ini, BNN sebagai lembaga
pemerintah yang berperan sebagai focal point Indonesia di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika,
prekursor dan bahan adiktif lainnya terkesan lamban dalam melakukan
penaggulangan bahaya Narkoba. Banyak pemakai yang tertangkap, tetapi belum
ada bandar besar Narkoba yang tertangkap. Jika bandar besar Narkoba belum
tertangakap maka akan sulit bagi BNN untuk menjadi lembaga negara yang
sebagai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba tersebut.
Diibaratkan BNN hanya mengobati penyakit tetapi tidak mencari akar dari
penyakit tersebut.
Kejahatan penyebaran Narkoba ini yang merupakan bagian dari kejahatan
terorganisasi, pada dasarnya termasuk salah satu kejahatan terhadap pembangunan
dan kejahatan terhadap kesejahteraan sosial yang menjadi pusat perhatian dan
keprihatinan nasional dan internasional. Hal itu sangat beralasan, mengingat ruang
lingkup dan dimensinya begitu luas, sehingga kegiatannya mengandung ciri-ciri
sebagai organized crime, white-collar crime, corporate crime, dan transnational
crime. Bahkan, dengan menggunakan sarana teknologi dapat menjadi salah satu
bentuk dari cyber crime. Ini berdampak terhadapnya bertambahnya korban
penyalahgunaan Narkoba
2. PEYALAHGUNAAN NARKOBA DILIHAT DARI KAPABILITAS
RESPONSIF
Sesungguhnya tugas untuk pencegahan dan pemberantasan Narkoba itu bukan
hanya merupakan tugas pemerintah, polisi, aparatur negara atau lebih khususnya
lembaga Negara yaitu BNN saja, tetapi juga merupakan tugas segenap lapisan
masyarakat Indonesia, mulai dari komponen terkecil yaitu keluarga, Rukun
Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW), agar dapat mensosialisasikan begitu
berbahayanya Narkoba ini yang dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan sel
tubuh manusia serta berdampak kepada menurunnya kualitas sumber daya
manusia Indonesia.
Disinilah kapabilitas Responsif pemerintah dan masyarakat masih sangat kurang
terhadap penyalahgunaan Narkoba ini. Masih terjadi kotak-kotak antara satu dan
yang lainnya. Apalagi dikota besar banyak yang hanya memikirkan diri mereka
sendiri sehingga kurang memperhatikan sekitar lingkungan dan keluarga. Kita
tidak akan bakalan tahu jika anggota keluarga kita kemungkinan adalah seorang
pemakai atau pengedar Narkoba sebelum ditangkap oleh pihak yang berwajib, dan
baru akan terjadi penyesalan karena kita tidak berusaha untuk memperhatikan
lingkungan kita sendiri.
Responsif terhadap penyalahgunaan Narkoba sangat penting. Ini adalah salah satu
kunci untuk mengurangi terhadap penyalahgunaan Narkoba yang sekarang ini
persentasenya semakin meningkat kerjasama antara masyarakat dan pemerintah
sangat diharapkan, proses penegakan hukum harus benar-benar ditegakkan. Cari
bandar besarnya, supaya dapat mencegah peredaran Narkoba tersebut. Berlakukan
hukum yang pantas kepada para pengedar ataupun bandar Narkoba tersebut agar
timbul rasa jera.
3. PEYALAHGUNAAN NARKOBA DILIHAT DARI KAPABILITAS
REGULATIF
Dilihat dari kapabilitas Regulatif, dalam penyalahgunaan Narkoba Hukum di
Indonesia masih lemah. Ini dapat dibuktikan dari meningkatnya jumlah kasus
penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. Penanganan hukum terhadap kasus
penyalahgunaan dan pengedaran Narkoba seringkali hanya menggunakan pasal
minimalis. Contohnya status mereka pengedar atau bandar, tapi akhirnya turun
menjadi pemakai. Hal seperni inilah yang menngakibatkan pertumbuhan jaringan
Narkoba semakin meningkat. Contoh lainnya adalah grasi yang diberikan terhadap
kasus Narkoba yang membuat Indonesia akan sulit bebas dari Narkoba.
Undang-Undang tentang Narkoba ini juga kurang update. Ini ditandai dengan tidak
adanya unsur turunan jenis narkoba yang mana pada negara lain sudah dilarang.
Ini harus segera disikapi oleh pemerintah agar tidak terjadi kerancuan dalam
proses penegakan hukum kasus penyalahgunaan Narkoba ini. Dan segera
disosialisasikan kepada masyarakat agar masyarakat dapat tahu tentang hal
tersebut.
BAB V
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari makalah ini adalah penyalahgunaan narkoba dikalangan
remaja masih marak terjadi dan untuk menanggulanginya masih membutuhkan
dari peran keluarga,guru,masyarakat tidak hanya hukum. Karena hukum di
Indonesia masih tergolong lemah.
B.   SARAN
Dalam rangka semagat untuk terus memerangi peyalahgunaan dan peredaran
Narkoba mari kita sama memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kita bulatkan
tekat, pemerintah dan masyarakat bersatu dalam membebaskan negara kita dari
ancaman bahaya Narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/7780/1/
kandungan_adegan_penyalahgunaan_narkoba_dalam_film.pdf
http://hardiyantiee.blogspot.com/2012/11/kapabilitas-sistem-politik.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba

http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.3-bab-395.pdf
http://smiledotcrew.blogspot.com/2011/02/makalah-bahaya-narkoba-bagi-
remaja.html
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124464-RB06P39p-Penggunaan%20istilah-
Literatur.pdf

http://wishwondersurprise.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-yang-baik-dan-
benar.html

Anda mungkin juga menyukai