2 - Struktur Atom
2 - Struktur Atom
BAB II
STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
KELENGKAPAN
i. Kompetensi Program Studi
Pada modul ini akan dibahas mengenai struktur atom dan statistic electron
sebagai dasar dari material elektroteknik yang diharapkan dapat mengacu pada
kompetensi Program Studi Teknik Elektro sebagai berikut :
Kompetensi Utama : Kemampuan menerapkan pengetahuan material
elektroteknik pada Teknik Tenaga Listrik, Telekomunikasi serta
Kendali, Komputer & Elektronika
Material Elektroteknik 8
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
v. Indikator/Kriteria Penilaian
Keberhasilan sasaran belajar diketahui ketika mahasiswa mengetahui dan
mencapai sasaran pembelajaran yang telah disebutkan pada bagian sasaran
pembelajaran
ISI MODUL
Tiap atom terdiri dari suatu nukleus yang sangat kecil mengandung proton
dan neutron yang dikelilingi oleh perputaran elektron. Baik elektron maupun
proton adalah bermuatan listrik, besarnya muatan listrik tersebut adalah 1,6 x 10-19
Coulomb. Elektron bermuatan negatip, proton bermuatan positip sedangkan
neutron bermuatan netral. Massa partikel subatom tersebut sangatlah kecil, proton
dan neutron memiliki massa yang hampir sama sebesar 1,6 x 10-27 kg, massa
tersebut lebih besar dari massa elektron sebesar 9,1 x 10-37 kg.
Material Elektroteknik 9
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Tiap unsur kimia dikarekterisasi dengan jumlah proton dalam nukleus atau
nomor atom (Z). Untuk atom netral atau atom kompleks, nomor atom sama
dengan jumlah elektron. Setiap unsur memiliki nomor atom tersendiri, khususnya
elektron yang paling luar menentukan sifat-siafat yang diutamakan dalam teknik,
yaitu:
− Menentukan sifat-sifat kimia,
− Menentukan ikatan antara atom-atom, dengan demikian menentukan
karakteristik mekanik dan kekuatan,
− Menentukan ukuran atom dan mempengaruhi konduktivitas listrik material,
− Mempengaruhi karakteristik optik.
Massa atom A dari atom spesifik dinyatakan sebagai jumlah massa proton
dan neutron dalam nukleus. Walaupun jumlah proton sama untuk semua atom dari
suatu elemen, jumlah neutron N dapat menjadi variabel. Sehingga, atom dari
beberapa elemen mempunyai dua atau lebih massa atom yang berbeda disebut
isotop. Berat atom berkaitan dengan rata-rata berat massa atomik dari atom
secara alamiah menjadi isotop. Satuan massa atom, amu (atomic mass unit)
digunakan untuk perhitungan berat atom. 1 amu didefinisikan sebagai 1/12 massa
atom dari isotop karbon, karbon 12 (12C): (A = 12,00000). Massa proton dan
neutron adalah sedikit lebih besar dari satu, dengan persmaan
A≈Z+N (2.1)
Berat atom suatu elemen atau berat molekul dari suatu campuran secara spesifik
berdasarkan amu per atom (molekul) atau massa per mole material. Dalam satu
mole zat adalah 6, 023 x 1023 (bilangan Avogadro) atom atau molekul. Perhitungan
berat dua atom berkaitan dengan persamaan berikut,
Material Elektroteknik 10
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Contoh, berat atom besi adalah 55,85 amu/atom atau 55,85 g/mole. Kadang-
kadang menggunakan amu per atom atau molekul dikonversi dengan cara lain g
(atau kg)/mole.
Menurut model atom Bohr, suatu atom terdiri atas sebuah inti yang
bermuatan positip, yang dikelilingi oleh sebuah inti yang bermuatan positip, yang
dikelilingi oleh sebuah atau lebih elektron yang bermuatan negatip sehingga atom
tersebut netral (muatan inti + muatan elektron – neutron = 0).
Tempat-tempat kedudukan elektron sudah tertentu dan terdiri dari
beberapa kulit (shell) yang masing-masing disebut K, L, M, N dan seterusnya,
dengan konfigurasi sebagai berikut:
N
M
L
K
inti
K u l i t:
Pertama : K dapat menampung maksimum 2 elektron
Kedua : L dapat menampung maksimum 8 elektron
Ketiga : M dapat menampung maksimum 18 elektron
Keempat : N dapat menampung maksimum 32 elektron
Material Elektroteknik 11
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
:
:
Ke X : X dapat menampung maksimum 2 X2 elektron
Susunan dan konfigurasi elektron atom unsur-unsur pada setian kulit dan
subkulit seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1.
Material Elektroteknik 12
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Material Elektroteknik 13
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Jika diteliti lebih lanjut konfigurasi elektron ini terpecah lagi menjadi grup-grup
kwantum menurut notasi spektroskopi sebagai berikut:
K menjadi 1 s
L menjadi 2 s, 2 p
M menjadi 3 s, 3 p, dan 3 d
N menjadi 4 s, 4 p, 4 d dan 4 f
Dimana subkulit:
s dapat menampung maksimum 2 elektron
p dapat menampung maksimum 6 elektron
d dapat menampung maksimum 10 elektron
f dapat menampung maksimum 14 elektron.
a. Monokristal
Material Elektroteknik 14
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Sel primitif ini dibentuk oleh tiga vektor dasar a, b, c yang tersusun secara
berulang di dalam bahan dengan vektor pergeseran (translation vektor):
Bentuk sel-sel primitif ditentukan oleh sudut α, β, γ dari ketiga vektor dasar
tersebut. Ada tujuh sistem kristal, dengan karakteristik geometriknya seperti
tercantum dalam Tabel 2.2.
120o
c
c c
a
b
a a
b a
Gambar 2.2. Kristal bukan kubik (a) tetrogonal: a1 = b2 ≠ c; sudutnya = 90o. (b)
Ortorombik a ≠ b ≠ c; sudutnya = 90º. (c) Heksagonal: a 1 = a 2 ≠
c; sudutnya 90º, dan 120 o
Material Elektroteknik 15
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
b. Polikristal
c. Amorphous
d. Bahan Amorphous-Kristal
Bersifat amorphous tetapi terdapat keadaan kristal di beberapa bagian.
Ikatan kimia terjadi untuk mendapatkan kondisi lebih stabil dibanding bila
berdiri sendiri-sendiri. Secara umum ikatan kimia dibagi dua menjadi kelompok
yaitu ikatan primer atau ikatan kuat dan ikatan sekunder atau ikatan lemah. Ikatan
primer terdiri dari tiga macam yaitu ikatan ionik, ikatan konvalen dan ikatan logam.
Material Elektroteknik 16
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
delapan buah elektron. Dengan menerima satu atau dua elektron, keduanya
menjadi ion bermuatan negatip. Gaya elektrostatik antara ion positif dengan ion
negatif mencirikan ikatan yang banyak dimiliki bahan dielektrik, inorganik dimana
komposisinya terdiri dari ion bukan sejenisnya.
Muatan negatip dapat menarik semua muatan positip dan muatan positip
dapat menarik semua muatan negatip. Akibatnya, ion natrium dikelilingi oleh
sejumlah ion Cl dikelilingi oleh sejumlah ion Na positip. Gaya tarik menarik merata
kesegala jurusan. Persyaratan utama dalam material dengan ikatan ion ialah
bahwa jumlah muatan positip harus sama dengan jumlah muatan negatip. Jadi
komposisi natrium klorida adalah NaCl. Magnesium klorida mempunyai komposisi
MgCl2, karena atom magnesium dapat memberikan dua elektron dari kulit
valensinya, sedang atom klor hanya dapat menerima satu saja.
Karena gaya tarik menarik Coulomb ini melibatkan semua tetangga, bahan
dengan ikatn ion sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion valensi ganda.
Sebagai contoh, bila magnesium dan oksigen bergabung membentuk MgO, energi
yang dilepaskan adalah 570 kJ/mol (136.000 kalori) per 0,6 x 1024 ion Mg 2+ dan
0,6 x 1024 ion O2-. Jadi MgO harus dipanaskan sampai sekitar 2800 oC sebelum
mempunyai cukup energi dan mencair.
Material Elektroteknik 17
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
pendek. Sebagai contoh karbon dengan satu ikatan C-C mempunyai energi ikatan
370 kJ/mol dengan panjang ikatan 1,54 A sedangkan untuk ikatan rangkap C=C
melibatkan energi 680 KJ/mol dengan panjang ikatan 1,3 A. harga energi dan
panjang ikatan untuk beberapa material dapat dilihat pada tabel berikut:
Material Elektroteknik 18
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
(FCC) bertetangga dengan 12 atom lain dan awan elektron dapat terbentuk dari
kelompok atom-atom ini.
Bila model atom Bohr pada Gambar 2.1 diperbesar, maka yang terlihat
hanya sebagian dari lintasan elektron seperti terlihat pada Gambar 2.3 (a). Untuk
mempermudah, maka lintasan elektron pada model atom Bohr dibuat menjadi
garis-garis horizontal seperti terlihat pada Gambar 2.3 (b) dan disebut tingkat
energi.
Tingkat Energi
R3
R2
Lintasan 3 ER3
Lintasan 2 ER2
R1
Inti atom Lintasan 1 ER1
tepi inti
(a) (b)
Gambar 2.3 (a) Sebagian dari model atom Bohr, (b) tingkat energi atom
Material Elektroteknik 19
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Energi
Elektron–elektron di jalur energi lebih dalam dari jalur energi valensi karena
ikatannya yang kuat dengan inti atom tidak memberikan arti apa-apa pada sifat
konduksi material.
Elektron–elektron di jalur energi valensi apabila memperoleh eksitasi energi
luar maka akan meninggalkan jalur energi valensi dan berlaku sebagai elektron
bebas. Elektron bebas ini akan bersifat menghantarkan arus listrik. Terdapatnya
elektron bebas ini bahan bersifat konduktif.
Material Elektroteknik 20
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Dalam model jalur energi elektron bebas melakukan konduksi listrik dalam
suatu jalur energi yaitu jalur energi konduksi.
Karena jalur energi lebih rendah dari jalur energi tidak memberikan arti apa-
apa bagi sifat konduksi listrik material, maka model jalur energi material
disederhanakan dengan hanya terdiri atas jalur energi valensi dan jalur energi
konduksi.
Pada Gambar 2.5 di bawah ini diperlihatkan model jalur energi material.
Antara jalur energi valensi dengan jalur energi konduksi terdapat celah energi
(energy gap, Eg). Celah energi menggambarkan berapa energi eksitasi yang
diperlukan untuk mengeksitasi elektron valensi menjadi elektron bebas yang
memberikan sifat konduksi listrik material.
EVdc
WF
EC Asumsi:
EF = EC
EF = tingkat
EF energi Fermi
EV
Gambar 2.5. Model jalur energi suatu bahan (semikonduktor atau Insulator)
Model jalur energi pada Gambar 2.5 menggambarkan keadaan tingkat energi
velensi dan konduksi bahan semikonduktor atau insulator, dimana terdapat celah
energi Eg > 0. Dalam pembahasan selanjutnya model jalur energi material-
material akan jelas perbedaan kedua bahan tersebut.
Elektron-elektron pada material-material konduktor maupun semikonduktor
dapat diemisikan ke luar (Evac) material-material tersebut.
Material Elektroteknik 21
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
Jalur
kenduksi Jalur
EC kenduksi
EC EC
Eg ≈ 6 eV Jalur
terlarang Eg ≈ 1 eV
EV
EV
EV Jalur
valensi
Material Elektroteknik 22
BAB II STRUKTUR ATOM DAN STATISTIK ELEKTRON
PEDOMAN PENILAIAN
Ø Mampu menjelaskan perbedaan listrik dinamis dan listrik statis serta
memberikan contoh (40 %)
Ø Mampu menjelaskan jenis material elektroteknik yang digunakan dalam
teknik elektro (60 %)
Material Elektroteknik 23