Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN PERALATAN KHUSUS

UNTUK MENGURANGI RESIKO RADIASI

No. Dokumen : 03/RADIOLOGI/UKP/TBR


Ditetapkan Oleh:
Tgl. Terbit : 22 Oktober 2015 Kepala Puskesmas
Kecamatan Tambora
PUSKESMAS SOP No. Revisi : 00

KECAMATAN Mulai Berlaku : 22 Oktober 2015


dr. Ahrahayati Wildany
TAMBORA Halaman : 1/3 NIP.196311282002122001

1. Pengertian 1. Prosedur ini sebagai acuan dalam melaksanakan pengamanan radiasi di


Puskesmas Kecamatan Tambora.
2. Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat, dan
lingkungan.Serta prinsip prinsip bahwa kegiatan pemanfaatan radiasi
pengion direncanakan dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh undang-undang dan menjamin paparan ditekan serendah
rendahnya.
3. Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja dan masyarakat tidak boleh
melebihi Nilai Batas Dosi ( NBD ) yang ditentukan..
4. Program keamanan dan keselamatan radiasi di buat untuk menunjukan
tanggung jawab manajemen untuk memberika proteksi dan keselamatan
radiasi melalui penerapan manajemen, kebijakan, prosedur , dan susunan
organisasi yang sesuai dengan sifat dan besarnya potensi bahaya radiasi
bagi manusia sehingga resiko pemanfaatan radiasi region dapat dikurangi
serendah mungkin sedangkan manfaat yang diperoleh sebesar – besarnya.

2. Tujuan 1. Program proteksi dan keselamatan radiasi dilaksanakan dilingkungan


Puksesmas Kecamatan Tambora rencana kegiatan yang akan dilakukan
meliputi :
1.1 Pemantauan Daerah Kerja.
1.2 Pemantauan Perorangan.
1.3 Perawatan Peralatan.
1.4 Pemantauan Kesehatan Pekerja Radiasi.

2. Resiko Keamanan Radiasi dan Penanggulangan


Dalam setiap tindakan yang dilakukan dibagian radiologi yang dilakukan
oleh petugas radiasi selalu mempunyai potensi bahaya didalamnya baik itu
dari manusia, alat yang digunakan maupun tempat kerja. Penggunaan APD
yang tepat dan benar merupakan salah satu cara untuk mengendalikan
resiko tersebut, bila pengendalian secara teknis dan administrative belum
dapat mengurangi dampak resiko yang ada.

Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi.


1. Peralatan proteksi yang digunakan disesuaikan dengan potensi bahaya
yang ditimbulkan oleh sumber radiasi tersebut, antara lain :
1.1 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63
Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan terhadap
Pemanfaatan Radiasi Pegion Pasal 10 Ayat (1) yang menjelaskan
untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi
maka dilakukan pemantauan ekterna dan intrna. Pemantauan ekterna
dilakukan dengan menggunakan dosimeter perorangan atau monitor
perorangan. Monitor perorangan digunakan untuk mengetahui besar
dosis radiasi yang diterima pekerja dalam suatu periode tertentu.
Mengingat dengan PT-KJARD-045 tentang petunjuk teknis deteksi
jumlah radiasi yang bertujuan dengan mengikuti instruksi kerja
pemeriksaan yang benar akan dapat mengurangi bahaya radiasi
sehingga terjamin kesehatan dan keselamatan untuk pasien yang
bertugas. TLD digunakan pada setiap kegiatan dimedan radiasi,
setiap bulan (maksimal 3 bulan) TLD harus dikirim ke BPFK untuk
dievaluasi. Jumlah TLD sebanyak 4 orang, diantaranya yaitu :
- Dokter Radiologi ( Dr. Kesuma Mulya Sp.Rad ).
- Petugas Proteksi Radiasi ( Suwardi , AMR ).
- Radiographer ( Citra Chandra Dewi , Amd. Rad ).

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kecamatan Tambora No. 291 tahun 2015 tentang
Jenis dan Pelaksanaan Pelayanan Radiodiagnostik.
2. SK Kepala Puskesmas Kecamatan Tambora No. 292 tahun 2015 tentang
Persyaratan Pelaksana Pelayanan Radiodiagnostik.

4. Referensi 1. Perka Bapeten No. 4 Tahun 2013 tentang proteksi dan keselamatan
radiasi.
2. PP No. 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan
sumber radioaktif.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2000 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pegion pasal
10 Ayat ( 1 ).

5. Alat dan 1. Alat :


bahan 1.1 Apron.
1.2 Logo tanda bahaya radiasi.
1.3 Lampu merah tanda bahaya radiasi.
1.4 Film badge/ TLD.
1.5 Pintu masuk yang di lapisi Pb setebal 2 mm.
1.6 Tembok beton setebal 15 cm di lapisi Pb setebal 2 mm.
1.7 Tulisan peringatan bahaya radiasi.

6. Langkah – 1. Petugas radiologi menghidupkan lampu tanda bahaya radiasi setiap


langkah melakukan pemotretan.
2. Petugas radiologi menutup pintu ruang pemeriksaan dengan rapat setiap
melakukan pemotretan.
3. Petugas radiologi memastikan hanya pasien yang ada dalam ruang
pemeriksaan pada saat melakukan pemotretan.
4. Petugas radiologi mengatur faktor exposi serendah mungkin.
5. Petugas radiologi mengatur lapangan penyinaran sekecil mungkin.
6. Petugas radiologi memastikan bila terpaksa ada yang harus memegang
pasien, pastikan memakai apron.
7. Petugas radiologi berada di balik tembok pengaman dan memakai apron,
pada saat melakukan pemotretan.
8. Petugas radiologi selalu memakai film badge/TLD untuk memonitor radiasi
yang diterima.
9. Petugas radiologi melakukan pemeliharaan alat alat dan melakukan
kalibrasi melalui petugas pemeliharaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan

No. Dokumen : 03/RADIOLOGI/UKP/TBR


No. Revisi : 00
Halaman : 2/3
Hal penting yang perlu di perhatiakan adalah monitoring alat rontgen berupa uji
kesesuaian secara rutin oleh BPFK untuk memastikan keandalan alat sehinga
di pastikan tidak ada kebocoran radiasi. Di samping itu di lakukan juga survey
paparan radiasi di ruang radiologi dan ruangan sekitarnya guna memastikan
tingkat paparan radiasi aman bagi pasien, petugas serta lingkungan sekitar.

7. Unit terkait 1. Unit radiologi.


2. Loket.
3. Kasir
4. Unit pengirim rujukan.
5. BAPETEN.
8. Dokumen 1. Ceklist pelayanan radiologi.
terkait 2. Kartu pemeliharaan barang.

9. Riwayat Isi Perubahan No. Revisi Tgl. Revisi


perubahan
dokumen

No. Dokumen : 03/RADIOLOGI/UKP/TBR


No. Revisi : 00
Halaman : 3/3

Anda mungkin juga menyukai