Anda di halaman 1dari 10

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dinamika populasi penduduk dunia merupakan fenomena yang sangat

menarik untuk dikaji dalam berbagai penelitian terutama dalam ilmu ekonomi

demografi. Sejarah mencatat bahwa capaian jumlah satu miliar jiwa penduduk

dunia pertama kali dicapai dalam waktu 50.000 tahun, namun jumlah tersebut

bertambah menjadi tujuh miliar jiwa hanya dalam waktu 25 tahun (Seven Billion

and Growing: A 21st Century Perspective on Population, 2012:3). Fakta tersebut

membuat fertilitas sebagai salah satu indikator pertumbuhan populasi penduduk

dunia menjadi sangat penting untuk diteliti.

Sumber: World Economic Forum 2012


Gambar 1.1
Negara Berdasarkan Tingkat Fertilitas
Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations) mengklasifikasikan tiga

jenis negara berdasarkan tingkat fertilitas. Pada tahun 2005, dari 197 negara; 74

1
SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

negara termasuk dalam negara dengan tingkat fertilitas rendah, 65 negara

termasuk dalam negara dengan tingkat fertilitas sedang (intermediate fertility),

dan 58 negara termasuk dalam negara dengan tingkat fertilitas tinggi (Seven

Billion and Growing: A 21st Century Perspective on Population, 2012:9).

Indonesia merupakan negara sedang berkembang dengan tingkat fertilitas sedang

(intermediate fertility) dengan jumlah penduduk mencapai 237.641.326 juta jiwa

pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 2012) dan hingga pada tahun 2013,

Indonesia menjadi negara terluas sekaligus negara dengan jumlah penduduk

tertinggi di ASEAN dengan Angka Fertilitas Total atau Total Fertility Rate

sebesar 2,6 persen; lebih tinggi dari rata-rata TFR negara-negara anggota ASEAN,

yaitu 2,4 persen. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2014).

Salah satu wilayah di Indonesia yang menunjukkan angka fertilitas yang

masih cukup tinggi adalah Kawasan Timur Indonesia. Kawasan Timur Indonesia

(KTI) berdasarkan KEPPRES REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN

2001 terdiri atas 14 provinsi yakni : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, dan provinsi di Irian Jaya. Provinsi di Irian

Jaya pada perkembangannya, kemudian berubah nama menjadi provinsi Papua

berdasarkan UU NOMOR 21 TAHUN 2001 dan dibagi menjadi Papua dan Barat

berdasarkan PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 2007 sehingga

Kawasan Timur Indonesia terdiri atas 15 provinsi.

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

Perbedaan kualitas dan intensitas pembangunan diduga menyebabkan

Kawasan Timur Indonesia mengalami sejumlah permasalahan pada pembangunan

sumberdaya manusia, terutama dalam hal pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat

pada Tabel 1.1 dimana pada tahun 2012, sebanyak 10 provinsi dari 15 provinsi di

Kawasan Timur Indonesia masih memiliki Angka Partisipasi Sekolah untuk

program Wajib Belajar 9 tahun (SMP) di bawah nasional dan masih terdapat 7

provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang memiliki Angka Partisipasi Sekolah

untuk program Wajib Belajar 12 tahun (SMA) di bawah nasional.

Tabel 1.1
Angka Partisipasi Sekolah Kawasan Timur Indonesia Tahun 2012 (%)

Provinsi Tingkat Pendidikan


SD SMP SMA PT
Nusa Tenggara Timur 98,19 91,55 60,75 17,59
Nusa Tenggara Barat 96,12 88,68 62,15 18,36
Kalimantan Barat 96,63 85,22 54,65 14,18
kalimantan Tengah 98,50 85,55 54,06 13,65
Kalimantan Selatan 97,90 85,35 57,55 16,68
Kalimantan Timur 99,17 96,53 71,16 19,22
Sulawesi Utara 98,22 88,50 65,43 16,25
Gorontalo 97,52 82,57 57,82 20,07
Sulawesi Tengah 96,54 84,42 59,60 16,23
Sulawesi Selatan 97,59 87,69 61,60 22,76
Sulawesi Tenggara 97,41 87,85 65,26 23,70
Maluku 98,30 94,66 68,40 29,00
Maluku Utara 98,24 90,87 68,26 21,70
Papua 75,34 68,99 50,66 13,80
Papua Barat 95,56 91,65 67,18 19,90
Nasional 97,95 89,66 61,06 15,84
Sumber : Badan Pusat Statistik 2014
Di sisi lain, perbedaan kualitas dan intensitas pembangunan juga turut

mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di Kawasan Timur Indonesia. Pada

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

Gambar 1.2 dapat dilihat dari 15 provinsi di Kawasan Timur Indonesia, hanya 5

provinsi yang memiliki Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di atas rata-

rata Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Nasional pada tahun 2012.

TPAK (%)
90
Nasional 67,88 %
80
NTB
70 NTT
Kalimantan Barat
60
Kalimantan Tengah
50 Kalimantan Selatan
40 Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
30
Gorontalo
20 Sulawesi Tengah

10 Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
0
Maluku
Maluku
NTB

Sulawesi Selatan
NTT

Sulawesi Utara
Gorontalo

Sulawesi Tenggara
Nasional

Kalimantan Tengah

Papua
Sulawesi Tengah
Kalimantan Barat

Maluku Utara
Kalimantan Selatan

Papua Barat
Kalimantan Timur

Maluku Utara
Papua
Papua Barat

Sumber : Badan Pusat Statistik 2012

Gambar 1.2
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Nasional dan Kawasan Timur Indonesia
Tahun 2012 (%)
Rendahnya tingkat pendidikan, banyaknya provinsi di Kawasan Timur

Indonesia yang masih memiliki Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di bawah

nasional, serta kondisi geografis di Kawasan Timur Indonesia membuat daerah-

daerah di Kawasan Timur Indonesia mengalami ketertinggalan pembangunan.

Data dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

tahun 2014 menyebutkan terdapat 183 kabupaten yang dikategorikan sebagai

Daerah Tertinggal dengan penyebaran daerah tertinggal sebesar 70 persen atau

128 daerah tertinggal terdapat di Kawasan Timur Indonesia pada tahun 2014.

Kondisi tersebut diduga turut mempengaruhi fertilitas di Kawasan Timur

Indonesia yang masih cukup tinggi. Hal tersebut terlihat pada Gambar 1.3 dimana

tren penurunan fertilitas di Kawasan Timur Indonesia antara tahun 1971 hingga

2012 masih relatif lebih lambat daripada pulau Sumatera, Jawa, dan Bali.

Rata-rata Jumlah Anak per Perempuan (%)


8
6,9 7,2
7
6,4 6 6,3 6 6 5,61
6 5,3
5
3,7
4
3,1 3,2 2,6
2,7 2,8 2,8
3
2,4 2,3
2
1
0
1971
2012

Gambar 1.3
Tingkat Fertilitas Berdasarkan Pulau Tahun 1971 dan 2012
Dugaan tersebut ditunjukkan oleh hasil penelitian Badan Pusat Penelitian dan

Pengembangan BKKBN yang berjudul Perkawinan Muda Di Kalangan

Perempuan: Mengapa..?(2011:3) yang menyimpulkan bahwa perkawinan usia

muda pada perempuan dipengaruhi oleh rendahnya pendidikan perempuan di

Indonesia; tak terkecuali di Kawasan Timur Indonesia. Penelitian yang sama juga

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

menyatakan bahwa faktor ekonomi merupakan faktor yang paling dominan

terhadap perkawinan pertama pada perempuan. Fakta tersebut sangat menarik

untuk dijadikan dasar penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi fertilitas di provinsi Kawasan Timur Indonesia. Faktor

ekonomi rumah tangga, karakteristik individu, dan wilayah tempat tinggal rumah

tangga di provinsi Kawasan Timur Indonesia diduga menjadi faktor penting yang

dijadikan pertimbangan dalam perilaku fertilitas rumah tangga di provinsi

Kawasan Timur Indonesia.

Dugaan bahwa perilaku fertilitas dipengaruhi oleh faktor ekonomi rumah

tangga, karakteristik istri, dan wilayah tempat tinggal rumah tangga berawal dari

penelitian yang dilakukan oleh Becker. Becker (1960:209) mencoba menganalisis

keputusan rumah tangga untuk menentukan ukuran rumah tangga dengan

menggunakan kerangka mikroekonomi sebagai dasar teori fertilitas neo klasik

yang disusunnya. Becker (1960:209) “mengklasifikasikan” anak sebagai barang

konsumsi yang tahan lama (durable goods) dan mendatangkan kepuasan ataupun

barang produksi yang dapat menghasilkan barang dan jasa sehingga memiliki

hubungan serupa dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang

konsumsi yang tahan lama (consumer durables) dan barang produksi seperti

pendapatan dan status ekonomi rumah tangga.

Hasil penelitian Hondroyiannis (2004:480) serta Wang dan Famoye

(1997:281) yang bertujuan untuk menguji teori fertilitas neo klasik Becker

tersebut menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga, status ekonomi rumah

tangga, karakteristik perempuan seperti jam bekerja istri, pendidikan istri, dan

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

wilayah tempat tinggal rumah tangga memiliki hubungan negatif dengan fertilitas

dan mengindikasikan bahwa rumah tangga dengan pendapatan yang lebih tinggi

cenderung lebih memilih memiliki sedikit anak.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variabel ekonomi: pengeluaran konsumsi per kapita

rumah tangga (Per Capita Consumption Expenditure/PCE) dan status

ekonomi rumah tangga terhadap banyaknya anak lahir hidup (fertilitas)

dalam rumah tangga di provinsi Kawasan Timur Indonesia ?

2. Bagaimana pengaruh variabel karakteristik istri dan rumah tangga: jam

bekerja istri, pendidikan istri, usia istri, dan wilayah tempat tinggal rumah

tangga terhadap banyaknya anak lahir hidup (fertilitas) dalam rumah

tangga di provinsi Kawasan Timur Indonesia ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh variabel ekonomi: pengeluaran konsumsi per kapita

rumah tangga (Per Capita Consumption Expenditure/PCE) dan status

ekonomi rumah tangga terhadap banyaknya anak lahir hidup (fertilitas)

dalam rumah tangga di provinsi Kawasan Timur Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh variabel karakteristik istri dan rumah tangga: jam

bekerja istri, tingkat pendidikan istri, usia istri, dan wilayah tempat tinggal

rumah tangga terhadap banyaknya anak lahir hidup (fertilitas) dalam

rumah tangga di provinsi Kawasan Timur Indonesia.

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Ilmiah

Untuk memahami dan mengetahui faktor-faktor ekonomi, karakteristik

istri, dan rumah tangga yang mempengaruhi banyaknya anak lahir hidup

(fertilitas) dalam rumah tangga di provinsi Kawasan Timur Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi pembaca

dan peneliti yang tertarik dalam bidang ekonomi pembangunan dan

perencanaan terutama studi ilmu ekonomi demografi.

3. Manfaat Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan dasar

kajian, evaluasi dan pertimbangan bagi Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta pemerintah di provinsi

Kawasan Timur Indonesia, dalam merumuskan kebijakan dalam bidang

demografi dan pembangunan sumber daya manusia.

1.5. Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini akan dibahas dalam lima bab yang saling

berhubungan dan disesuaikan dengan materi pembahasan. Sistematika skripsi ini

disusun sebagai berikut:

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang penulisan, rumusan permasalahan yang

ditinjau, tujuan dari penelitian, manfaat yang diberikan oleh penelitian, dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas

secara rinci serta dikemukakan pula mengenai penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya, hipotesis dari permasalahan yang diteliti, dan model analisis yang

digunakan berdasarkan landasan teori serta kerangka berpikir.

BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini berisi pendekatan penelitian yang digunakan untuk menjawab

permasalahan dalam menyelesaikan penelitian, identifikasi variabel, definisi

operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data dan

teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi gambaran umum tentang obyek penelitian dalam waktu

tertentu. Dinamika dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini selanjutnya

akan dibahas lebih mendalam. Bab ini turut memuat analisis model, pembuktian

hipotesis serta pembahasan.

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab terakhir ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya, yang berisi

kesimpulan hasil pembahasan secara menyeluruh serta saran yang dianggap perlu

berkenaan untuk implementasi pada kebijakan maupun penelitian selanjutnya.

SKRIPSI DETERMINAN FERTILITAS.... EDWIN DWI PRANATA

Anda mungkin juga menyukai