Anda di halaman 1dari 61

METODE HARGA

POKOK PESANAN

Pertemuan ke 3
PENGERTIAN METODE HARGA POKOK PESANAN

 Metode akumulasi kos digunakan untuk mengakumulasikan biaya


produksi tergantung pada sifat proses produksinya.
 Ada dua metode akumulasi : metode akumulasi kos berdasarkan
proses dan metode akumulasi berdasarkan pesanan (job order
costing)
 Biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok
produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan.
Siklus Siklus
Pembuatan Produk Akuntansi Biaya

Penentuan harga
Pembelian dan pokok bahan baku
Penyimpanan yang dibeli
Bahan Baku

Penentuan harga
Biaya tenaga kerja Biaya overhead
pokok bahan baku
langsung pabrik
yang dipakai
Pengolahan
Bahan Baku
menjadi
Produk Jadi
Pengumpulan
biaya produksi

Penyimpanan
Produk Jadi
dalam Gudang Penentuan harga
pokok produk jadi

Gambar : Siklus Pembuatan Produk Dan Siklus Akuntansi Biaya


SIKLUS PEMBUATAN PRODUK

Gudang Barang

Pembelian

Gudang
bahan baku

Produk Jadi

Produk Dalam Proses

Pabrik
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA
Penentuan harga pokok
bahan baku yang dibeli

Penentuan harga pokok


Bahan baku yang dipakai

Tenaga kerja langsung

Penentuan harga
pokok produk jadi

Pengumpulan
Biaya Overhead pabrik biaya
produksi
ALIRAN BIAYA PRODUKSI DALAM REKENING
BUKU BESAR

Persediaan Bahan
Baku

Barang
Persediaan
Gaji dan Upah dalam
Produk Jadi
Proses

Biaya Overhead
Pabrik yang
Dibebankan
KARAKTERISTIK USAHA PERUSAHAAN YANG
PRODUKSINYA BERDASARKAN PESANAN

1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.


2. Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diminta
pemesan.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi
persedian di gudang.

Contohnya : Penjahit, Penerbangan Pribadi, Jasa Konstruksi


KARAKTERISTIK JOB ORDER COSTING

1. Jasa atau produk yang diproduksi sangat bervariasi, sesuai pesanan.


2. Kos diakumulasi per pesanan setiap kali satu pesanan selesai dikerjakan.
3. Kos per unit dihitung dengan cara membagi total kos pesanan dengan
jumlah unit produk yang diproduksi untuk pesanan bersangkutan.
4. Setiap komponen kos produksi dapat diidentifikasi langsung ke masing-
masing pesanan, kecuali kos bersifat umum dan bersama, misalnya
overhead. Oleh karena itu, dalam job order costing kos produksi
diklasifikasikan menjadi kos bahan baku langsung, kos tenaga kerja
langsung, dan overhead.
5. Setiap pesanan harus dibuatkan kartu pesanan untuk mencatat setiap kos
yang dibebankan untuk pesanan bersangkutan.
C O NTOH

 Perusahaan mebel (PT X) memesan sebuah meja yang berbentuk bundar dan diberi ukuran
atau ornament bunga. Sedangkan PT Y memesan sebuah meja yang berbentuk kotak
dengan tambahan bahan kaca sebagai pemanisnya. Masing- masing dari PT X dan PT Y
akan menerima tagihan biaya yang berbeda atas meja yang mereka pesan karena
berbeda dari segala aspek, salah satunya adalah bahan baku yang digunakan. Meja
pesanan PT X tidak perlu bahan baku kaca, sedangkan meja pesanan PT Y memerlukan
tambahan bahan baku kaca.

 Ketika menerima pesanan, perusahaan harus segera mencatat kualifikasi produk yang
dipesan secara cermat dan terperinci. Kemudian dimasukkan ke dalam kartu kos pesanan.
Perusahaan harus sudah memiliki sistem yang memadai untuk menghitung perkiraan kos
yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut dan perkiraan laba kotor yang
diinginkan sehingga dengan segera dapat memberikan informasi tentang harga pesanan ke
pelanggan.
SIKLUS KEGIATAN JOB ORDER COSTING
MANFAAT INFORMASI
HARGA POKOK PESANAN

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan ke pemesan.


2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3. Memantau realisasi biaya produksi.
4. Menghitung laba/rugi tiap pesanan.
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.
1. Menentukan Harga Jual
Formula menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan:

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp. xxx


Taksiran biaya nonproduksi yang dibebankan kepada pesanan
xxx +
Taksiran total biaya pesanan Rp. xxx
Laba yang diinginkan Rp. xxx +
Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp. xxx

Menaksir biaya produksi dengan unsur-unsur biaya sbb:


Taksiran biaya bahan baku Rp. xxx
Taksisran biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +
Taksiran biaya produksi Rp. xxx
2. Mempertimbangkan Penerimaan Atau Penolakan Pesanan

Jumlah harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya sbb:

Biaya produksi pesanan


Taksiran biaya bahan baku Rp. xxx
Taksiran biaya tenaga kerja Rp. xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +
Taksiran total biaya produksi Rp. xxx
Biaya memproduksi
Taksiran biaya administrasi & umum Rp. xxx
Taksiran biaya pemasaran Rp. xxx +
Taksiran biaya memproduksi Rp. xxx +
Taksiran total harga pokok pesanan Rp. xxx
3. Memantau realisasi biaya produksi

Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan:

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. xxx

Biaya tenaga kerja sesungguhnya Rp. xxx

Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +

Total biaya produksi sesungguhnya Rp. xxx


4. Menghitung laba/rugi tiap pesanan

Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sbb:


Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp.xxx
Biaya produksi pesanan tertentu
Biaya bahan baku sesungguhnya Rp. xxx
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp. xxx
Taksiran biaya overhead pabrik Rp. xxx +
Total biaya produksi pesanan Rp. xxx -
Laba bruto Rp. xxx
HUBUNGAN PENGUMPULAN BIAYA ,
PENGUKURAN BIAYA , DA N PEMBEBA NAN BIAYA
Pengumpulan Pengukuran Pembebanan
Biaya Biaya Biaya
Pencatatan Biaya: Klasifikasi Biaya: Pembebanan ke Objek:

Pembelian Bahan Bahan Baku


Produk 1
Gaji TK Tenaga Kerja (TK)
Gaji TK bag finishing Langsung

Gaji mandor
Produk 2
Depresiasi
Bahan habis pakai Overhead

PBB
REKENING KONTROL DENGAN REKENING PEMBANTU

 Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening pembantu untuk


merinci biaya-biaya produksi.
 Rekening pembantu (subsidiary account) dikontrol ketelitiannya
dengan menggunakan rekening control (controlling account)
didalam buku besar.
 Rekening control menampung data yang bersumber dari jurnal,
sedangkan rekening pembantu data bersumber dari dokumen
sumber.
Hubungan antara Rekening Kontrol dengan Rekening Pembantu

Buku Besar
Dokumen
Jurnal
sumber
Rekening kontrol

Rekonsiliasi

Buku Pembantu

Rekening Pembantu
KARTU HARGA POKOK (JOB ORDER COST SHEET)

 Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam


metode harga pokok pesanan.
 Kartu ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang
digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan
produk.

 Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat


secara rinci didalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan.
KA RTU BIAYA ATA S PESA NAN
CONTOH KARTU BIAYA PESANAN
PROSEDUR BERKENAAN DENGAN BAHAN BAKU

Prosedur yang menyangkut bahan baku :


1) Pembelian bahan baku
2) Penggunaan bahan baku

Jurnal – Jurnal Yang Diperlukan


1. Mencatat pembelian bahan baku:
Persediaan bahan baku xxx
Utang dagang / Kas xxx

2. Mencatat pembelian bahan penolong:


Persediaan bahan penolong xxx
Utang dagang / Kas xxx
Prosedur Bahan Baku

3. Mencatat pemakaian bahan baku :


BDP – Biaya bahan baku xxx
Persediaan bahan baku xxx

4. Mencatat pemakain bahan penolong:


BOP sesungguhnya xxx
Persediaan bahan penolong xxx
PROSEDUR BIAYA TENAGA KERJA

Prosedur biaya tenaga kerja dapat dibagi dalam dua tahap:


a) Mengumpulkan data-data upah, penjabaran pendapatan
karyawan dan pembayaran gaji dan upah.
b) Pembagian dan pembebanan biaya upah kepada masing-
masing job, bagian perusahaan dan kelompok-kelompok
biaya lainnya.
Jurnal – Jurnal yang Diperlukan
5. Biaya tenaga kerja :
a. Mencatat yang terutang oleh perusahaan:
Gaji dan upah xxx
Utang gaji dan upah xxx

b. Mencatat distribusi
BDP – BTKL xxx
BOP sesungguhnya xxx
Biaya adm. & umum xxx
Biaya pemasaran xxx
Gaji dan upah xxx

c. Pembayaran Biaya Gaji & Upah


Utang gaji dan upah xxx
Kas xxx
Prosedur Biaya Overhead Pabrik

 Biaya overhead pabrik dibebankan dengan tarif ditentukan


dimuka.

 Tarif Ditentukan Dimuka :


Suatu jumlah yang diperoleh dengan membagi total biaya overhead
pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang dengan total dasar
alokasi biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode mendatang.

𝑬𝒔𝒕𝒊𝒎𝒂𝒔𝒊 𝑩𝑶𝑷
𝑻𝒂𝒓𝒊𝒇 𝑩𝑶𝑷 =
𝑫𝒂𝒔𝒂𝒓 𝑨𝒍𝒐𝒌𝒂𝒔𝒊 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂

BOP Dibebankan= tarif BOP x Dasa Pembebanan


Jurnal – Jurnal yang Diperlukan

6. Mencatat BOP yang dibebankan :


BDP – BOP xxx
BOP yg dibebankan xxx
7. Mencatat BOP yang sesungguhnya :
BOP yg sesungguhnya xxx
Macam-macam rek. Yg dikredit xxx

8. Penutup BOP yg dibebankan :


BOP yg dibebankan xxx
BOP yg sesungguhnya xxx

9. Selisih BOP :
Selisih (kurang) BOP xxx
BOP yg sesungguhnya xxx

BOP yg sesungguhnya xxx


Selisih (Lebih) BOP xxx
Akuntansi Untuk Pesan Selesai dan Penjualan

10. Pencatatan harga pokok produk jadi :


Persediaan produk jadi xxx
BDP - Biaya bahan baku xxx
BDP – Biaya tenaga kerja langsung xxx
BDP – Biaya overhead pabrik xxx

11. Pencatatan harga pokok produk yang dijual :


Harga pokok penjualan xxx
Persediaan produk jadi xxx

12. Pencatatan pendapatan penjualan :


Piutang dagang / Kas xxx
Hasil Penjualan xxx
METODE HARGA POKOK PESANAN

• Metode harga pokok produksi diawali dengan


pencatatan biaya bahan baku dilanjutkan pencatatan
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
dan barang jadi yang ditransfer ke bagian gudang.
CONTOH SOAL:

PT Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi


berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan
menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan
dalam penentuan harga pokok produksi adalah full costing. Dalam bulan
november 2019, PT Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan
sebanyak 1.500 lembar dari PT Rimedi. Harga yang dibebankan kepada
pemesan tersebut adalah Rp 3.000,- per lembar. Dalam bulan yang sama
perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebesar Rp
1.000,- per lembar. Pesanan dari PT Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan
PT Oki diberi nomor 102.
Berikut Adalah Kegiatan Produksi Dan Kegiatan Lain Untuk Memenuhi
Pesanan Tersebut:

1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.


Pada tgl 3 nov perusahaan membeli bahan baku dan penolong:
Bahan baku:
Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp 5.475.000

Bahan penolong:
Bahan penolong P 17kg @ Rp 10.000 Rp 170.000
Bahan penolong Q 60 L @ Rp 5.000 Rp 300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp 470.000
Jumlah total Rp 5.945.000
JURNAL :

• Jurnal 1
Persediaan bahan baku Rp 5.475.000
Utang dagang Rp 5.475.000

• Jurnal 2
Persediaan bahan penolong Rp 470.000
Utang dagang Rp 470.000
2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi
Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 101
Kertas jenis X 85 ream @ Rp 10.000,- Rp 850.000
Tinta jenis A 5 kg @ Rp 100.000,- Rp 500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 101 Rp 1.350.000

Bahan baku yang digunakan untuk pesanan 102


Kertas jenis Y 10 roll @ Rp 350.000,- Rp 3.500.000
Tinta jenis B 25 kg @ Rp 25.000,- Rp 625.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 102 Rp 4.125.000
Jumlah bahan baku yang dipakai Rp 5.475.000
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan
penolong sebagai berikut:

Bahan penolong P 10 kg @ Rp 10.000 Rp 100.000


Bahan penolong Q 40 L @ Rp 5.000 Rp 200.000
Jumlah bahan penolong yg dipakai Rp300.000

Masukkan data tersebut dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan
JURNAL:
• Jurnal 3
BDP-BBB Rp5.475.000
Persediaan Bahan baku Rp5.475.000
(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku)

• Jurnal 4
BOP Sesungguhnya Rp 300.000
Persediaan Bahan Penolong Rp 300.000
(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong)
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja (BTK)
Upah langsung pesanan 101  225 jam @Rp4000 Rp 900.000
Upah langsung pesanan 102  1.250 jam @Rp4000 Rp 5.000.000
Upah tidak langsung Rp 3.000.000
Jumlah upah Rp 8.900.000
Gaji karyawan adm & umum Rp 4.000.000
Gaji karyawan bag pemasaran Rp 7.500.000
Jumlah gaji Rp 11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp 20.400.000

Pencatatan BTK dilakukan melalui 3 tahap berikut:


1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
3. Pencatatan pembayaran gaji dan upah
a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
• Jurnal 5
Gaji dan upah Rp 20.400.000
Utang gaji dan upah Rp 20.400.000

b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja Jurnal distribusi biaya tenaga kerja
• Jurnal 6
BDP-BTKL Rp5.900.000
BOP Sesungguhnya Rp3.000.000
B. Adm & Umum Rp4.000.000
B. Pemasaran Rp 7.500.000
Gaji dan upah Rp 20.400.000

c. Pencatatan pembayaran gaji dan upah


• Jurnal 7
Utang Gaji dan Upah Rp 20.400.000
Kas Rp 20.400.000
4. Pencatatan BOP
BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari BTKL.

BOP yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb:


Pesanan 101 150% xRp 900.000 Rp 1.350.000
Pesanan 102 150% xRp 5.000.000 Rp 7.500.000
Rp 8.850.000

• Jurnal 8
BDP-BOP Rp8.850.000
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
Misalnya biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi selain bahan penolong dan BTKL:
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
Jumlah Rp 5.700.000

Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:


• Jurnal 9
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp 5.700.000
Biaya depresiasi mesin Rp 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik & mesin Rp 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp 500.000
Untuk mengetahui apakah BOP yang dibebankan berdasar tarif menyimpang dari BOP
Sesungguhnya, saldo rekening BOP yang dibebankan ditutup ke rekening BOP
sesungguhnya.
• Jurnal 10
BOP yang dibebankan Rp 8.850.000
BOP Sesungguhnya Rp 8.850.000
Debit :
Jurnal 4 Rp 300.000
Jurnal 6 Rp 3.000.000
Jurnal 9 Rp 5.700.000
Rp 9.000.000
Kredit :
Jurnal 10 Rp 8.850.000
Selisih pembebanan kurang Rp 150.000

• Jurnal 11
Selisih BOP Rp 150.000
BOP Sesungguhnya Rp 150.000
Pencatatan harga pokok produk jadi
HPP dihitung sbb:
B Bahan baku Rp 1.350.000
BTKL Rp 900.000
BOP Rp 1.350.000
Jumlah harga pokok pesanan 101 Rp 3.600.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi:


• Jurnal 12
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
BDP-BBB Rp 1.350.000
BDP-BTKL Rp 900.000
BDP-BOP Rp 1.350.000
Pencatatan Harga Pokok Produk Dalam Proses

Pesanan 102 pada akhir periode belum selesai dikerjakan.

Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang belum selesai


• Jurnal 13
Persediaan Produk dalam Proses Rp 16.625.000
BDP-BBB Rp 4.125.000
BDP-BTKL Rp 5.000.000
BDP-BOP Rp 7.500.000
Pencatatan Harga Pokok Produk Yang
Dijual

• Jurnal 14
Harga pokok penjualan Rp 3.600.000
Persediaan Produk Jadi Rp 3.600.000
Contoh Akuntansi Biaya Bahan Baku
• Akuntansi Pembelian Bahan
Tanggal 1 Maret 2019 perusahaan membeli 5000 unit bahan baku dan 1000
unit bahan baku pembantu dengan harga masing-masing Rp. 5 juta dan Rp.
500ribu
Persediaan bahan baku Rp. 5.500.000
Persedian pembantu Rp. 500.000
Kas/Hutang Rp. 5.500.000

Pembelian bahan baku utama dan pembantu tidak dipisahkan, karena umumnya
saat beli salalu bersamaan.
Akuntansi Biaya Bahan Baku (Lanjutan …)

 Akuntansi Penggunaan Bahan


Perusahaan menggunakan 1000 unit bahan baku dan 250 unit bahan
pembantu dengan harga pokok 1 juta dan 125 ribu.

BDP – bahan baku Rp. 1.000.000


BOP sesungguhnya Rp. 125.000
 Persediaan bahan baku Rp. 1.000.000
Persedian pembantu Rp. 125.000

Pencatatan penggunaan bahan baku pembantu  BOP rill


Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
 Akuntansi Pembebanan Gaji dan Upah
Untuk membuat produk, dikeluarkan biaya gaji dan upah sebesar 1,6 juta
sebagai BTKL dan 400 ribu sebagai BTKTL (biaya tenaga kerja tidak
langsung).

BDP – BTKL Rp. 1.600.000


BOP – sesungguhnya Rp. 400.000
 Hutang gaji dan upah Rp. 2.000.000

BTKTL di catat sebagai komponen BOP rill


Biaya Overhead Pabrik
 Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

BOP rill tidak dibebankan ke produk


Dalam suatu periode tertentu, BOP rill yang dikeluarkan berupa :
Penyusutan 100.000
Asuransi 50.000
Bahan pembantu 125.000
Lain-lain 100.000
BTKTL 400.000
Total 775.000

BOP – sesungguhnya Rp. 250.000


 Biaya Penyusutan Rp. 100.000
 Biaya Asuransi Rp. 50.000
 Lain-lain Rp. 100.000
Biaya Overhead Pabrik (Lanjutan…)

 Akuntansi BOP Yang Dibebankan

Tarif BOP/JKL Rp. 1.000


Jumlah jam kerja langsung 800 jam
BOP yang dibebankan 800 JKL x Rp. 1000/JKL = Rp. 800.000

BDP – BOP Rp. 800.000


 BOP yang dibebankan Rp. 800.000
BOP Rill Vs Dibebankan Sebagai Pengendalian

 Selisih BOP  dihitung tiap akhir periode


Dari contoh terdahulu :
Jumlah BOP rill Rp. 775.000
Jumlah BOP yang dibebankan Rp. 800.000
Terjadi selisih BOP Rp. 25.000

 Pencatatan selisih :
BOP yang dibebankan Rp. 800.000
 BOP Sesungguhnya Rp. 775.000
 Selisih BOP (menguntungkan) Rp. 25.000

Selisih BOP Rp. 25.000


Laba Selisih BOP Rp. 25.000
Akuntansi Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi :
Bahan Baku Rp. 1.000.000
Tenaga Kerja Rp. 1.600.000 Rp. 3.400.000
BOP Rp. 800.000

Pesanan diambil dan dibayar seharga Rp. 5.000.000


• Pemindahan ke rekening barang jadi
Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000
 BDP - BB Rp. 1.000.000
 BDP – BTK Rp. 1.600.000
 BDP – BOP Rp. 800.000
AKUNTANSI PENJUALAN

• Penjualan / saat terjadi kesepakatan penjualan :


Harga pokok penjualan Rp. 3.400.000
 Persediaan barang jadi Rp. 3.400.000

• Saat barang pesanan dibayar


Kas / piutang Rp. 5.000.000
 Hasil Penjualan Rp. 5.000.000
Contoh 1:

Perusahaan mebel “ANTIK” berproduksi atas dasar


pesanan. Biaya-biaya dikumpulkan atas dasar pesanan.
Pada tanggal 17 Juli 2019, perusahaan “ANTIK”
mendapat pesanan untuk membuat meja dari HOTEL
GARUDA dengan biaya atau kontrak sebesar
Rp12.000.000,00. Pesanan harus sudah selesai paling
lambat tanggal 12 Agustus 2019. Atas pesanan tersebut
perusahaan “ANTIK” memberi kode job nomor 58.
Contoh 1 (lanjutan):

Transaksi yang terjadi sehubungan dengan pesanan job nomor 58 tersebut


adalah sebagai berikut:
Pembelian bahan-bahan yang dilakukan:
20 keping kayu mahoni @ Rp500.000,00
100 liter politur @ Rp 5.000,00
15 peti lem @ Rp 20.000,00
5 peti paku @ Rp 40.000,00

Permintaan bahan baku untuk memproduksi job nomor 58


5 keping kayu mahoni
10 liter politur
1 peti lem
1 peti paku
Contoh 1 (lanjutan):

 Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan:


Tenaga kerja langsung Rp3.500.000,00
Tenaga kerja tidak langsung Rp1.000.000,00

 Biaya overhead pabrik sesungguhnya selain yang terjadi di atas adalah sebesar
Rp2.000.000,00.

 Biaya overhead pabrik dibebankan atas dasar tarif yaitu 75% dari biaya
tenaga kerja langsung.

 Pesanan tersebut dapat diselesaikan dan diserahkan kepada pemesannya


sedangkan pembayarannya diterima 20 hari kemudian.
Diminta:

1. Jurnal-jurnal yang diperlukan.


2. Aliran biaya pada akun-akun yang bersangkutan.
3. Kartu biaya atas pesanan tersebut.
Jawab:

Jurnal-jurnal yang diperlukan


Mencatat pembelian bahan-bahan:
Persediaan bahan Rp11.000.000 -
Utang dagang - Rp11.000.000
Mencatat pemakaian bahan baku dan bahan pembantu:
BDP-BBB (Job Nomor 58) Rp2.500.000 -
BOP-sesungguhnya Rp 110.000 -
Persediaan bahan - Rp2.610.000

Mencatat pembayaran gaji dan upah:


Biaya gaji dan upah Rp4.500.000 -
Utang gaji/Kas - Rp4.500.000
Jawab:
Jurnal-jurnal yang diperlukan
Mencatat biaya gaji dan upah langsung dan tidak langsung:
BDP-BTKL Job 58 Rp3.500.000 -
BOP-sesungguhnya Rp1.000.000 -
Biaya gaji dan upah - Rp4.500.000

Mencatat BOP-sesungguhnya yang lain:


BOP-sesungguhnya Rp2.000.000 -
Macam-macam kredit - Rp2.000.000

Mencatat BOP-dibebankan pada Job 58, sebesar 75% x


Rp3.500.000:
BDP-BOP Job 58 Rp2.625.000 -
BOP-dibebankan - Rp2.625.000
Jawab:
Jurnal-jurnal yang diperlukan
Mencatat produk selesai (Job 58):
Persediaan barang jadi Rp8.625.000 -
BDP-Job 58 - Rp8.625.000
atau
Persediaan barang jadi Rp8.625.000 -
BDP-BBB - Rp2.500.000
BDP-BTKL - Rp3.500.000
BDP-BOP - Rp2.625.000

Mencatat penyerahan produk selesai (Job 58):


Piutang dagang Rp 12.000.000 -
Harga pokok penjualan Rp 8.625.000 -
Persediaan barang jadi - Rp 8.625.000
Penjualan - Rp 12.000.000
Aliran biaya pada akun-akun yang bersangkutan
Kartu biaya atas pesanan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai