Anda di halaman 1dari 23

SIKLUS AKUNTANSI

KOS, SISTEM KOS, DAN


METODE AKUMULASI KOS
JENIS SIKLUS KEGIATAN USAHA DAN SIKLUS AKUNTANSI KOS

A. SIKLUS KEGIATAN USAHA JASA

Siklus kegiatan usaha jasa sangat pendek. Siklus ini akan berputar kembali seperti semula
B. SIKLUS KEGIATAN USAHA DAGANG

Siklus kegiatan usaha dagang lebih panjang dari siklus usaha jasa karena ada kegiatan
pembelian barang dagangan. Pada kegiatan usaha dagang ini, pembeli/pelanggan dapat
membayar langsung secara tunai atau melalui sistem kredit
C. SIKLUS KEGIATAN USAHA MANUFAKTUR

Siklus kegiatan usaha manufaktor sangat


kompleks apalagi jika dikaitkan dengan tingkat
kerumitan desain produk sederhana, rumit
yang diproduksi, sifat proses produksinya
order, masa, kelangkaan, atau keunikan
bahan baku yang diperlukan, spesialisasi
tenaga kerja, serta penggunaan berbagai
macam teknologi.
D. SIKLUS AKUNTANSI KOS

Akuntansi kos tidak menambahkan langkah


baru terhadap siklus akuntansi konvensional
yang sudah dikenal maupun membuang
prinsip-prinsip yang terdapat dalam siklus
akuntansi keuangan. Semua siklus
akuntansi akan sejalan dsngan siklus
kegiatan usaha.
Siklus ini menghubungkan aliran produksi dalam
sebuah perusahaan manufaktur dengan siklus
akuntansi kos. Setiap tahapan produksi senantasi
disertai dengan pencatatan dalam sistem
akuntansi kos
Jenis-jenis transaksi ini disusun sedemikian rupa
sehingga sejalan dengan aliran kos produksi dalam
akun-akun buku besar, buku pembantu dan kos
produksi
LATIHAN

1. Jelaskan mengapa literatur-literatur akuntansi kos pada umumnya


hanya membahas secara detail akuntansi kos di perusahaan
manufaktur?
2. Jelaskan bentuk-bentuk aliran kegiatan pada perusahaan jasa,
dagang, dan manufaktur, apa konsekuensinya pada masalah
akuntansi?
3. Jelaskan bagaimana aliran kos dalam buku-buku besar
perusahaan manufaktur?
4. PT Seroja memiliki kapasitas produksi dab penjualan 12.000 unit.
Informasi kos per unit adalah (1) kos produksi per unit: bahan
baku Rp.320, tenaga kerja langsung Rp.100, overhead variabel
Rp.150, overhead tetap Rp.60; (2) kos pemasaran variabel Rp. 30
dan tetap Rp.40. Jika jumlah barang yang diproduksi 12.000 unit
dan terjual 7.500 unit maka hitunglah total kos!
RANGKUMAN

Setiap perusahaan memiliki sifat dan siklus kegiatan yang berbeda-beda. Siklus kegiatan perusahaan
jasa lebih pendek dari siklus kegiatan perusahaan dagang dan siklus kegiatan perusahaan dagang lebih
pendek dari siklus kegiatan perusahaan manufaktur. Semua siklus akuntansi akan sejalan dengan
siklus kegiatan usaha yang dilakukan. Siklus kegiatan usaha manufaktur merekam seluruh siklus
kegiatan usaha dagang dan jasa.

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, produk yang dihasilkan sangat spesifik tergantung
pada spesifikasi yang diinginkan oleh pemesan. Sementara perusahaan yang berproduksi berdasarkan
anggaran, proses produksinya bersifat standar, berlangsung terus-menerus, dan produk-produk yang
dihasilkan sangat homogen, serta volume produksi cenderung tinggi. Terdapat 3 komponen kos
produksi utama, yaitu kos bahan baku langsung, kos tenaga kerja langsung, dan kos overhead
JENIS LAPORAN-LAPORAN, SISTEM KOS, DAN METODE
AKUMULASI KOS

A. LAPORAN-LAPORAN KOS

• Laporan kos pembelian dan pemakaian bahan baku (cost of material purchase and usage)
merupakan tanggung jawab bagian pembelian, diawali dari sediaan awal bahan baku, pembelian
bahan baku, dan diakhiri dengan sediaan akhir bahan baku
• Laporan kos produksi (cost of goods manufactured) merupakan tanggung jawab bagian produksi,
diawali dengan sediaan awal barang dalam proses ditambah jumlah produksi yang dimulai selama
periode dan diakhiri dengan sediaan akhir barang dalam proses.
• Laporan kos barang atau produk terjual (cost of goods sold) merupakan tanggung jawab bagian
penjualan di awal dengan sediaan awal barang jadi, ditambah produk jadi selama periode dan
diakhiri sediaan barang jadi dalam laporan kos produk terjual
Contoh laporan generik pada tabel
B. SISTEM KOS

Melalui sistem kos ini komponen-komponen kos produksi dapat ditentukan apakah diukur dengan
menggunakan nilai aktual atau historis, nilai yang ditentukan sebelumnya atau nilai standar, atau
nilai normal, yaitu kombinasi antara nilai historis untuk kos utama (prime cost) dan nilai
ditentukan di awal untuk kos overhead
Ilustrasi 3.1

Sebuah perusahaan manufaktor memproduksi produk A. Perusahaan sudah


mengembangkan sistem kos standar. Setiap satu satuan produk jadi diperlukan :

(1) bahan baku langsung sebanyak 2kg dengan harga standar Rp. 5000 per kg;

(2) jam tenaga kerja langsung sebanyak ½ jam dengan tarif standar Rp. 10.000
per jam; dan

(3) overhead pabrik ½ jam dengan tarif standar overhead tetap Rp. 2000 per jam
dan overhead variabel Rp. 4000 per jam
Ilustrasi 3.1
Contoh Kasus :

Data aktual selama tahun 20xx adalah sebagai berikut :


Produksi 6000 unit
Bahan baku langsung (dibeli=dipakai) 11.750 kg Rp. 61.100.000
Tenaga kerja langsung (2900 jam) Rp. 29.580.000
Overhead tetap Rp. 6.000.000
Overhead variabel Rp.10.500.000

Pertanyaan : berapa total kos produksi untuk memproduksi 6000 unit produk? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut perlu dilihat sistem kos apa yang dipergunakan? Apakah
sistem kos aktual, sistem kos normal atau sistem kos standar. Ketiga sistem kos ini akan
menghasilkan jumlah total kos produksi yang berbeda. Perbedaan jumlah kos produksi antar
ketiga sistem kos tersebut disebut dengan selisih atau variansi (dibahas dalam Akuntansi
Manajemen).
1. Penggunaan Sistem Kos Aktual

Jika sistem kos yang dipergunakan adalah sistem kos aktual maka jumlah total kos
produksi untuk 6000 unit produk adalah sebagai berikut:
Kos bahan baku langsung Rp 61.100.000
Kos tenaga kerja langsung Rp 29.580.000
Kos overhead letap Rp6.000.000
Kos overhead variabel Rp 10.500.000 Rp 16. 500.000
Total kos produksi Rp107.180.000

2. Penggunaan Sistem Kos Normal

Jika sistem kos yang dipergunakan adalah sistem kos normal maka jumlah total kos
produksi untuk 6000 unit produk adalah sebagai berikut:
Kos bahan baku langsung Rp 61.100.000
Kos tenaga kerja langsung Rp 29.580.000
Kos overhead dibebankan:
= Rp6.000 x 2.900 jam Rp17.400.000
Total kos produksi Rp108.080.000
3. Penggunaan Sistem Kos Standar

Jika sistem kos yang dipergunakan adalah sistem kos standar maka jumlah total kos produksi
untuk 6000 unit produk adalah sebagai berikut:
Kos bahan baku langsung (Rp5.000 ×12.000 kg) Rp 60.000.000
Kos tenaga kerja langsung (Rp10.000 × 3.000 jam) Rp 30.000.000
Kos overhead dibebankan (Rp6.000 x 3.000 jam) Rp18.000.000
Total kos produksi standar Rp108.000.000

4. Metode Akumulasi Kos

Sifat proses produksi secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bersifat terus-
menerus dan bersifat terputus-putus. Produksi semen, minyak goreng, mie cepat saji
(instant), dan sejenisnya adalah contoh dari produk-produk yang diproduksi melalui proses
terus-menerus. Produk-produk ini diproduksi berdasarkan anggaran yang dibuat dengan
tujuan untuk mengisi pasar. Produk-produk, seperti meubelair dengan desain khusus, atau
produk-produk lain yang diminta dengan desain khusus oleh pembeli dihasilkan dari proses
produksi yang bersifat terputus-putus. Artinya, jika tidak ada pesanan maka tidak ada proses
produksi.
Kapan kos produksi diakumulasi?

Jawabannya adalah tergantung pada sifat proses produksi tersebut. Jika


proses produksi berlangsung secara terus-menerus dan bertujuan
memenuhi pasar maka akan lebih tepat menggunakan metode akumulasi
kos proses. Jika proses produksi berlangsung secara terputus-putus,
artinya tergantung pesanan maka akan lebih tepat menggunakan metode
akumulasi kos pesanan, di mana kos di akumulasi per pesanan pada saat
pesanan selesai dikerjakan.
RANGKUMAN

Terdapat tiga jenis laporan kos yang ada pada perusahaan manufaktor. Pertama adalah Laporan
Kos Pembelian dan Pemakaian Bahan Baku, kedua adalah Laporan Kos Produksi, dan ketiga adalah
Laporan Kos Terjual. Masing-masing angka yang dihasilkan dari laporan kos tersebut saling berkaitan
dan selalu dibuat berurutan. Begitu pula nilai akhir dari kos produk terjual merupakan pengurangan dari
nilai penjualan yang menghasilkan berapa besaran gross profit yang dicapai perusahaan dan
ditampilkan pada salah satu laporan keuangan, yakni Laporan Laba Rugi. Dari sudut pandang internal,
ketiga jenis laporan kos tersebut dipertanggungjawabkan oleh bagian yang berbeda

Berdasarkan perspektif akuntansi kos maka ada dua pertanyaan yang harus dijawab. Pertama,
berapa nilai komponen-komponen kos produksi (bahan baku, tenaga kerja, dan overhead) yang
dibebanjan ke produk? Untuk menjawab pertanyaan ini dikenal ada tiga sistem kos, yaitu sistem kos
historis, sistem kos normal, dan sistem kos standar.

Kedua, kapan kos produksi diakumulasi? Untuk menjawab pertanyaan ini dikenal ada dua metode
akumulasi kos produksi, yaitu metode akumulasi kos pesanan (job order costing) dan metode akumulasi
kos proses (process costing)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai