Anda di halaman 1dari 3

Pengertian

1. Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan kelainan gizi yang dapat berakibat fatal pada kesehatan balita.
Kejadian gizi buruk ini apabila tidak diatasi akan menyebabkan dampak yang buruk bagi balita.
Gizi buruk akan menimbulkan dampak hambatan bagi pertumbuhan anak.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk diantaranya adalah status sosial ekonomi,
ketidaktahuan ibu tentang pemberian gizi yang baik untuk anak dan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) (Anwar, 2005). Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnansyah (2006) melalui
uji korelasi, menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara pekerjaan ibu
dengan status gizi balita. Sumber lain mengatakan bahwa rendahnya pendidikan dapat
mempengaruhi ketersediaan pangan dalam keluarga, yang selanjutnya mempengaruhi kuantitas
dan kualitas konsumsi pangan yang merupakan penyebab langsung dari kekurangan gizi pada
anak balita (Kosim, 2008).
2. DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti merupakan
vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae.Albopictus juga dapat menjadi vektor
penular. Nyamuk penular dengue ini terdapat hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di
tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Penyakit DBD
banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah
seseorang ≥140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥ 90 mmHg. Selain sebagai salah satu jenis penyakit
tidak menular, Hipertensi juga menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler lainnya.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dalam Global Status Report On Non-
Communicable Disease, prevalensi tekanan darah tinggi tahun 2014 pada orang dewasa berusia
18 tahun keatas sekitar 22%. Penyakit ini juga bertanggung jawab atas 40% kematian akibat
penyakit jantung dan 51% kematian akibat stroke. Selain secara global, hipertensi juga menjadi
salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak di derita masyarakat Indonesia (57,6%).
Hal ini dibuktikan melalui jumlah kunjungan hipertensi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
yang terus meningkat setiap tahunnya.
Penyebab Masalah
1. Gizi Buruk
Nutrisi dan kesehatan mulut memiliki hubungan dua arah yaitu nutrisi yang tepat penting
dalam menjaga kesehatan mulut, sebaliknya kesehatan mulut juga penting untuk menjaga asupan
nutrisi yang adekuat. Karies gigi yang tidak ditangani dapat menimbulkan rasa nyeri sehingga
menimbulkan bukan saja masalah makan tetapi juga menimbulkan masalah bicara dan tidur pada
anak. Selanjutnya gangguan makan tersebut dapat memberikan dampak jangka panjang pada anak
seperti malnutrisi
Pola makan anak yang buruk juga menjadi salah satu faktor timbulnya karies gigi pada
anak. Konsumsi makanan minuman yang mengandung bahan kariogenik menyebabkan gigi
mudah mengalami karies jika tidak dilakukan upaya perawatan. Bahan kariogenik merupakan
pemanis ( berupa sukrosa, mengandung gula) yang biasanya ditambahkan didalam makanan dan
minuman, bersifat melekat pada gigi seperti (cokelat,biskuit dll). Makanan dan minuman yang
manis, menjadi kesukaan anak pra sekolah. Sehingga karies gigi menjadi salah satu penyakit
populer di anak pra sekolah
2. DBD
Adanya keterkaitan antara keberadaan lesi mulut dengan kondisi sistemik perlu dipahami
oleh masyarakat. Salah satunya adalah perdarahan gingiva merupakan manifestasi oral dari
penyakit sistemik DBD. Pemeriksaan klinis ektra oral dan intra oral yang cermat disertai
pemeriksaan penunjang yang sesuai diperlukan dalam upaya penegakan diagnosis yang tepat.
Identifikasi dini lesi mulut terkait dengan latar belakang sistemik dapat membantu penderita
mendapatkan perawatan lebih awal dan memadai sehingga dapat mengurangi risiko kematian.
3. Hipertensi
Obat-obat antihipertensi seringkali menyebabkan keluhan seperti xerostomia, gingiva
tumbuh berlebihan, pembengkakan kelenjar liur atau nyeri, reaksi obat lichenoid, erythema
multiforme, perubahan sensasi rasa, dan parastesia Dalam penelitian ini, obat yang paling banyak
digunakan oleh pasien adalah amlodipin. Selain efektif untuk menurunkan tekanan darah, obat ini
juga digunakan cukup sekali sehari sehingga lebih disukai dibandingkan obat lain.
Obat antihipertensi ini bekerja pada saraf autonom, yaitu melalui saraf parasimpatik yang
kemudian mempunyai pola perpindahan neurohumoral sama seperti saraf simpatik yang berakibat
intervensi kerja dari kelenjar saliva untuk mengalirkan saliva sehingga saliva menjadi berkurang.
Efek sinergis dari pemakaian kombinasi dua atau tiga macam obat antihipertensi dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya xerostomia.

Alternatif pemecahan masalah

no Masalah Penyebab masalah Alternatif penyelesaian


masalah
1 Gizi Buruk  Pola makan yang buruk  Memberi
 Nafsu makan yang kurang edukasi untuk
 Suka mengkonsumsi makanan menerapkan
kariogenik pola makan
 Kurangnya asupan makanan yang teratur
menunjang Kesehatan gigi  Menghindari
makanan yang
bersifat
kariogenik
 Mengkonsumsi
makanan yang
mengandung
flour,kalsium,vit
D tinggi
 Mengatur pola
diet dan
kebiasaan
menyikat gigi
secara teratur
2 Demam Berdarah  Pendarahan pada gusi,dikarenakan  Memberikan
rusaknya pembuluh darah edukasi tentang
ciri ciri rongga
mulut orang
yang mengalami
gingivitis
3 HIPERTENSI  Gigi yang bekas dicabut tidak  Memberikan
segera di ganti oleh gigi palsu edukasi untuk
 Jarang makan makanan yang memasangan
mengandung serat,sayuran karoten gigi palsu
 Obat hipertensi membuat rongga  Memberi
mulut menghasilkan air liur yang pengertian
sedikit mengakibatkan xerostomia kepada
masyarakat
untuk memakan
makanan
berserat ,sayura
n dan karoten
 Memberi
edukasi cara
mencegah
xerostomia

Anda mungkin juga menyukai