Anda di halaman 1dari 10

LISTRIK ARUS SEARAH

L1 PEMBUKTIAN HUKUM OHM - KIRCHHOFF


SASARAN PEMBELAJARAN
Dengan melakukan Praktikum Listrik: Hukum Ohm - Kirchhoff, mahasiswa memiliki
kemampuan
- mengoperasikan Multimeter untuk mengukur hambatan, arus, dan tegangan
listrik pada arus searah (DC).
- menentukan nilai resistansi berdasar kode warna resistor
- menentukan nilai resistansi total dari sebuah rangkaian resistor seri-pararel
- membuktikan secara eksperimen dan perhitungan berlakunya hukum Ohm
- melakukan analisa rangkaian resistor seri-pararel dengan menerapkan konsep
hukum I dan II Kirchhoff
- membuktikan bahwa hukum I dan II Kirchhoff hasil analisa rangkaian sama
dengan hasil perhitungan manual

RANGKAIAN RESISTOR SERI-


PARAREL
Resistor seri-pararel adalah
susunan resistor-resistor dalam
gabungan formasi seri (gandeng)
dan parereI (tumpuk). Rangkaian ini
disebut juga rangkaian resistor
majemuk dan biasanya membentuk
satu atau lebih loop (lingkaran).
Rangkaian resistor seri-pararel
memerlukan analisa untuk melihat
nilai resistansi total, tegangan tiap komponen serta arus total dan arus cabang.
Secara umum, rangkaian resistor seri-pararel memerlukan perangkat analisa
berupa hukum Ohm dan hukum I dan II Kirchhoff. Di kanan disajikan contoh
analisa rangkaian resistor seri-pararel dalam bentuk penentuan nilai resistansi total.
Rangkaian resistor seri-pararel yang akan digunakan untuk praktikum disajikan
pada Gambar 1. Penentuan nilai
resistansi total dari Gambar 1
memerlukan juga tabel kode warna
resistor yang dapat dilihat pada materi
praktikum kode L-1.
Gambar 1.
Skema rangkaian resistor seri-pararel untuk
praktikum

LABORATORIUM FISIKA DASAR


38 JURUSAN FISIKA – FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PRAKTIKUM FISIKA .
DASAR
HUKUM OHM
Hukum Ohm menyatakan hubungan antara kuat arus
(I), tegangan (V) dan resistansi (R) dalam sebuah
rangkaian listrik. Esensi dari hukum ini adalah, bila
nilai resistansi R cenderung tetap, maka
penambahan atau pengurangan nilai tegangan V
pada rangkaian akan selalu diikuti dengan
penambahan atau pengurangan kuat arus I secara
1
I V proporsional. Secara umum kesebandingan nilai V
R dan I dinyatakan dalam hubungan

HUKUM KIRCHHOFF
Hukum I Kirchhoff menitik-beratkan pada perunutan nilai
kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian. Arus total
yang “keluar” dari sumber tegangan saat masuk ke
percabangan nilainya akan terbagi di tiap cabang dengan
jumlah yang sama dari sebelumnya. Secara umum,
jumlah arus yang masuk ke titik percabangan sebuah
rangkaian listrik harus sama dengan jumlah total arus yang
keluar dari percabangan tersebut.
I masuk  I keluar

Hukum I Kirchhoff disebut juga dengan hukum arus, dan


aturan semacam ini dikenal sebagai aturan titik cabang.
Perhatikan secara seksama rangkaian resistor seri-pararel
Gambar 1, dimana titik percabangan arusnya? Pada
Gambar 1, terdapat tiga terminal terbuka (dalam bentuk
lingkaran-lingkaran kecil) tempat amperemeter
dipasangkan guna mengukur arus listrik. Hasil pengukuran
dan pembacaan arus di tiga terminal inilah cara
pembuktian berlakunya hukum I Kirchhoff.

Hukum Kirchhoff II lebih dominan pada pengukuran beda


potensial listrik, baik potensial sumber maupun potensial
di tiap komponen rangkaian. Dari sini, hukum II Kirchhoff dikenal juga sebagai
hukum tegangan Kirchhoff. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah total penurunan
tegangan disepanjang sembarang loop sebuah rangkain akan selalu nol. Secara
matematis, bermakna juga jumlah aljabar perubahan potensial listrik di tiap titik
komponen rangkaian di sepanjang loop harus sama dengan nol.

E 0
Pengertian ini dikenal juga sebagai aturan loop. Aturan loop memerlukan asumsi
arah penjalaran arus di setiap cabang dalam loop. Jika hasil perhitungan
menunjukkan nilai arus negatif, maka arah arus I yang bersesuaian adalah arah
arus yang berlawanan dari arah arus asumsi. Biasanya diambil arah arus asumsi
searah dengan arah jarum jam pada masing-masing loop.

39
Merujuk rangkaian resistor seri-pararel Gambar 1 yang terdiri dari dua loop,
diketahui ada dua persamaan hukum II Kirchhoff yang bisa disajikan disini. Loop
pertama (diambil sisi kiri), jumlah aljabar perubahan potensial listriknya dituliskan
sebagai berikut
 V  I 1 R1  I 1 R2  I 3 R3  0
Sedangkan pada loop kanan bentuk persamaan hukum II Kirchhoffnya adalah
 I 3 R3  I 2 R4  I 2 R5  0

KODE WARNA “GELANG” RESISTOR


Acuan nilai resistansi sebuah resistor adalah nilai resistansi yang “tersimpan” dalam
bentuk kode atau gelang-gelang warna. Warna-warna pada resistor ini diambil
sebagai warna acuan nilai resistansi pengukuran.

LABORATORIUM FISIKA DASAR


40 JURUSAN FISIKA – FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PRAKTIKUM FISIKA .
DASAR

JUDUL PRAKTIKUM
Kode Prak

Shift : Hari/Tanggal : Jam :


Praktikan 1. 4.
2. 5.
3. 6.

I. TUJUAN PRAKTIKUM

II. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -

41
III. DASAR TEORI

LABORATORIUM FISIKA DASAR


42 JURUSAN FISIKA – FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PRAKTIKUM FISIKA .
DASAR

IV-a. PROSEDUR PERCOBAAN

43
IV-b. PROSEDUR PERCOBAAN: FLOWCHART

LABORATORIUM FISIKA DASAR


44 JURUSAN FISIKA – FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PRAKTIKUM FISIKA .
DASAR

V. PENGAMATAN PERCOBAAN HUKUM OHM DAN KIRCHHOFF (L-1)


Data Laboratorium suhu
(tempat pengamatan)
(bisa diakses dari data cuaca versi kelembaban
WeatherChannel atau BMKG via
Android atau online website) tekanan udara
koordinat

A. TAHANAN TOTAL RANGKAIAN R SERI-PARAREL


Tuliskan warna-warna pada resistor serta (nilai resistansi dan toleransinya) dari Nilai R- Pembacaan
papan rangkaian Gambar 1 kode MMD
warna
R1
R2
R3
R4
R5
Gambar skema rangkaian resistor seri-pararel seperti pada papan rangkaian dan tuliskan rumus R-totalnya.
Hitung nilai R-total ini dengan memasukkan nilai tiap resistor berdasar kode warna. Bandingkan hasil perhitungan
matematis R-total anda dengan hasil pengukuran (pembacaan nilai pada MMD)

RTOTAL =

45
B1. PEMBUKTIAN HUKUM OHM & HUKUM PERTAMA KIRCHHOFF
hubungkan papan rangkaian resistor seri-pararel ke sumber tegangan DC. Ukur besarnya arus di tiap terminal
terbuka pada jalur resistor dengan menggunakan multimeter digital yang difungsikan sebagai amperemeter.
Dengan kertas milimeter blok, buatlah grafik garis linier antara tegangan (sumber) dan kuat arus total (I1) dan
tentukan nilai R-totalnya

VDC (volt) Pembacaan nilai arus listrik PEMBUKTIAN


Sumber MMD I1 (mA) I2 (mA) I3 (mA) Rtot = VDC / I1 I1 = I2 + I3

B2. PEMBUKTIAN & PERHITUNGAN HUKUM KEDUA KIRCHHOFF


hubungkan papan rangkaian resistor seri-pararel ke sumber tegangan DC. Ukur besarnya tegangan titik di tiap
resistor dengan menggunakan multimeter digital yang difungsikan sebagai voltmeter. Pasang power supply DC
pada nilai tegangan tertinggi dari tabel B1. Gambarkan arah loop 1 dan 2 dari rangkaian resistor seri-pararel yang
ada pada papan praktikum

VDC (volt) Pembacaan nilai tegangan listrik PEMBUKTIAN


Sumber MMD VR1 (v) VR2 (v) VR3 (v) VR4 (v) VR5 (v) Loop 1 Loop 2

LABORATORIUM FISIKA DASAR


46 JURUSAN FISIKA – FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PRAKTIKUM FISIKA .
DASAR

VI. LEMBAR PERHITUNGAN & PEMBAHASAN

Manfaatkan lembar balik halaman ini,


bila ruang yang disediakan tidak cukup

47

Anda mungkin juga menyukai