Anda di halaman 1dari 11

Nama : Rafly Azmy Rifaldi

NIM : 1905740
Kelas :PTB B
Mata Kuliah : Building Information Management (BIM)
Tugas : (Resume Tugas 2 SDP dan gambar SDP apa saja yg ada di gedung BC)

Tugas 2 Resume

Sistem Utilitas Bangunan Tinggi


SDP : Sanitasi, Drainase, Plambing  Air bersih, Air bekas, Air kotor, Air Hujan, Dll
SDP adalah suatu sistem atau instalasi yang berhubungan dengan elemen air

Dalam proses Sistem Air bersih : Di bawah ada tangki air tanah / tangki penyimpanan air tawar,
saluran pipa, ruang pompa, tangki atap / tangki air di atap, pipa distribusi air di kamar mandi (ini
terkait dengan kebersihan), Shower, wastafel , toilet, kloset / monoblok. Instalasi air kotor, misal
B. Closet disalurkan atau dialirkan dari septic tank di gedung pencakar langit / switch-on system
/ Mengolah air kotor dan suplai air, dan jalur suplai air dari area shower dari wastafel juga kanal
nantinya. tersedia di.
Pada SDP membahas drainase dalam konteks air hujan. Stormwater kemudian didistribusikan
dari atap melalui pipa ke sumur rembesan atau saluran lingkungan. Air dari area balkon juga
dikirim ke sistem instalasi stormwater

 Komponen SDP
 Air bersih  - Standar perencanaan
- kebutuhan ruang
- diagram sistem
- instalasi
 Air panas
 Air kotor & air bekas
 Air hujan
SNI 03-7065-2005 :
Tata cara perencanaan sistem plambing
Peraturan gubernur prov DKI no. 122 th 2005 tentang pengelolaan air limbah domestik di prov
DKI Jakarta

o Kebutuhan air bersih Kantor (20.000 m2)

Jumlah pegawai:
- 20.000 m2 / 10 m2/org =
2.000 orang Kebutuhan air
bersih / hari :
- 2000 org x 50 ltr/org/hari = 100.000l/hari =
100m3/hari Roof tank :
- Umumnya 15-20% dari volume air bersih : 20% x 100
= 20 m3 GWT (ground water tank) :
 Kebutuhan air bersih = 100 m3/hari
 Cadangan air pemadam kebakaran
(PK): Asumsi: 1x s/d 1,5 x volume air
bersih Air PK = 150 m3
 Kapasitas GWT: 100 +150 = 250
m3 RWT (Raw Water Tank):
Umumnya 30% dari GWT : 30% x 250 = 75 m3
 Apartemen
500 unit 2BR
Jumlah penghuni: 500 unit x 4
org/unit Apartemen : 2000 org
Kebutuhan air bersih / hari:
2000 org x 250 l/org/hari : 500.000 l/hari = 500
m3/hari Roof tank
Umumnya 15-20% dari volume air bersih : 20% x 500 m3 = 100
m# GWT
 Kebutuhan air bersih = 500 m3/hari
 Cadangan air pemadam kebakaran
(PK): Asumsi: 1x s/d 1,5 x volume air
bersih Air PK = 500 m3
- Kapasitas GWT: 500 + 150 = 1000
m3 RWT
Umumnya 30% dari GWT : 30% x 1000 = 75 m3

Diagram Sistem Air Bersih


PAM meter dipompa di bagian atas Tangki air murni (GWT) (tangki atap) Ada tambahan pompa
booster untuk meningkatkan tekanan yang didistribusikan ke setiap peralatan sanitasi (wastafel,
kabinet, wastafel, dll.) Lantai dasar sanitasi Cukup untuk diblokir oleh gravitasi saja
Untuk air tanah, satu-satunya perbedaan adalah yang pertama. Artinya, hanya RWT yang
disaring dan selebihnya seperti di atas.
Meter sumur dalam (meter air tanah) Pemompaan RWT GWT (tangki atap)
Deelp well (air tanah)  meteran  RWT  GWT  dipompakan ke atas (roof tank)
Secara denah :

Apartemen
Shaft plumbing  pintu shaft  pipa vertikal  meteran air bersih  masing-masing saniter
Hotel
Shaft plumbing  pintu shaft  pipa vertikal  masing-masing saniter
Shaft adalah ruang vertikal kosong menerus yg isinya pipa pipa plumbing. Ada pipa vent, air
kotor, air bekas, air bersih, air hujan, drain AC, air panas, meteran air
 Shaft single (tdk bergandengan dgn unit lain)
 Shaft double (kebutuhan shaft lebih kecil)

Arsitek vs air bersih


Perancangan arsitektur
 Raw water tank, ground water tank & ruang hampa (basement/gorund floor)
 Roof tank (atap)
 shaft plumbing (pipa riser & pipa distribusi) (seluruh lantai)
 perencanaan & pemilihan sanitasi air (kloset, wastafel, kran, shower, kitchen sink dll)
(seluruh area basah)
Air Kotor & Air Bekas
 Debit air limbah
 Kebutuhan ruang
 Diagram sistem
 Instalasi
SNI 03-7065-2005 : Tata cara perencanaan sistem plambing
SNI 8153-2015 : sistem plambing pada bangunan gedung
Peraturan gubernur prov DKI Jakarta no.122 th 2005 tentang pengelolaan air limbah domestik di
prov DKI Jakarta

(Air kotor – air bekas)  STP (sewage treatment plant) & IPAL (Instalasi Pengelolaan Air
limbah) Air bekas berlemak  grease tap (penangkap lemak)  STP & IPAL

Debit Air limbah


Apartemen
500 unit 2BR
Jumlah penghuni : 500 unit x 4 org/unit = 2000 org
Penghuni apartemen : 2000 org
Debit air limbah / hari:
2000 org x 200 l/org/hari : 400.000 l/hari
Volume STP
400 m3/hari
Volume Grease Trap
Asumsi 5% x 400 m3 = 20 m3

Sewage Treatment Plant


Extended Aeration
 Material beton bertulang
 Bentuk menyesuaikan
bangunan Biofilter
 Material tangki fiberglass
 Bentuk silinder (pabrikasi)
Diagram Sistem Air Kotor & Bekas
 Air kotor : BAB/BAK  pipa air kotor  Air limbah STP
Pipa horizontal kemiringan 2-3%
 Air bekas (mandi, cuci tangan, cuci pakaian,
wastafel) Pipa horizontal Kemiringan 1-2%
Limbah restoran  GTP  STP
Setelah diproses ke STP lalu dibuang ke saluran lingkungan yang airnya sudah relatif bersih

Arsitek vs air kotor & air bekas


Perancangan arsitektur
 perhitungan debit air limbah
 sewage treatment plant / IPAL
 Grease Trap
 shaft plumbing (pipa air kotor, air bekas & vent)
 perencanaan & pemilihan saniter (kloset, wastafel, kitchen, floor drain, floor clean dll)
Sistem Air Hujan
Zero Run-Off
Zero Delta Q (zero runoff) adalah keharusan agar tiap bangunan tidak boleh mengakibatkan
bertambahnya debit air ke sistem saluran drainase atau sistem aliran sungai
Tujuan :
 Menampung, menyimpan & menambah cadangan air tanah
 Mengurangi limpasan air hujan ke saluran pembuangan & badan air lainnya (sungai, danau
dll)
 Mengurangi timbulnya genangan & banjir
Peraturan sumur resapan. Kolam resapan & bak penampungan
Reguluasi :
 setiap bangunan gedung yg menutup permukaan tanah wajib membuat sumur resapan
 pembangunan pada lahan > 5000 m2 diwajibkan menyiapkan 1 % lahan untuk dibuat kolam
resapan di luar sumur resapan
 setiap pembangunan harus menyediakan bak penampungan air hujan dengan volume 0,05 m3
dari luas lantai dasar bangunan
 gambar rencana teknis sumur resapam atau kolam resapan menjadi salah satu persyaratan
dalam pengajuan IMB & SLF
 SLF dapat diterbitkan apabila kewajiban sumur resapan atau kolam resapan dibangun sesuai
dgn persyaratan yg ditetapkan
Arsitek vs Air hujan
Perancangan arsitektur
 perhitungan luas lahan, luas bangunan & area perkerasan kedap air
 perhitungan volume sumur resapan, kolam resapan & bak penampungan air hujan
 desain sumur resapan, kolam resapan, & bak penampungan air hujan
 penempatan roof drain pada atap & floor drain pada balkon
 penempatan area shaft untuk untuk pipa hujan

Sistem Air Panas

Kebutuhan air panas apartemen (sanitair)


Apartemen luxury 3BR memiliki kamar
mandi Sanitair
 Kamar mandi A: 1 bath tub, 1 shower, 1 lavatory
 Kamar mandi B: 1 shower, 1
lavatory Kebutuhan air panas / hari
 KM A: (1 bath tub x 100 l) + (1 shower x 50 l) + (1 lavatory x 7,5 l) = 157,5 l
 KM B: (1 shower x 50 l) + (1 lavatory x 7,5 l) = 57,5
l Kapasitas tangki air panas
 30% dari total kebutuhan per hari
- 30% x 215 l = 64,5 l
 Dipilih WH 70/80 l, menyesuaikan yg ada di
pasaran Penempatan water heater
 Sistem split
 Dipilih 1 unit water heater, ditempatkan terpusat untuk melayani 2 kamar mandi sekaligus

Arstek vs Air Panas


Perancangan arsitektur
 sistem air panas (central/split)
 kapasitas tangki air panas
 penempatan tangki air panas
 perencanaan & pemilihan sanitair
Gambar SDP pada gedung BC

Anda mungkin juga menyukai