1 LINGKUP PEKERJAAN
2 STANDART ACUAN
d. Tata Udara :
2
3 KRITERIA DESIGN
• Saluran pipa pembuangan air kotor dengan sistem pararel atau radial
disesuaikan dengan bentuk permulaan tanah di lokasi.
b. Tata udara
• Orientasi bangunan
3
• Fleksibilitas serta optimasi zoning dan distribusi udara atau air dingin
4 TAHAPAN ANALISIS
Kebutuhan Air Bersih harus tersedia dan kontinu. Selain itu sistem
penyedian air bersih harus sesuai kebutuhan orang dalam
penggunaannya.
1. Sumber air bersih berasal dari sumur dangkal lalu di pompa dengan
jet pump dengan kapasitas sebagai berikut :
Dalam SK Dirjen PPM & PLP No. 00.06.6.44 tentang Petunjuk Teknis Tata
cara Penyehatan Lingkungan dijelaskan antara lain sebagai berikut:
Air buangan yang berasal dari kloset disebut air kotor dibuang ke
saluran yang langsung menuju Tangki Bio Septik (Bio Septic Tank)
dan selanjutnya air keluarannya (efluent) dibuang langsung ke
saluran drainase.
Air buangan yang berasal dari wastafel (air bekas) dibuang langsung
ke saluran drainase.
Jaringan pipa ini berupa saluran-saluran pembuangan air hujan dari atap
menggunakan talang pipa dimana dimensi saluran dihitung berdasarkan
metoda rasional sebagai berikut :
Q = 0.278 C.I.A
C = koefisien aliran
Koefisien aliran (run off coefficient) untuk berbagai area adalah sebagai
berikut:
6
Contoh perhitungan, jika luas area tadah hujan A = 60m x 24m = 1440 m2
= 0.00144 km2. Jika koefisien aliran diambil C = 0.5, dan curah hujan
maksimum I = 30 mm/m2/jam maka :
Air hujan yang berasal dari atap bangunan dialirkan terlebih dahulu
melalui instalasi pipa tegak (pipa PVC) yang selanjutnya dialirkan terlebih
dahulu menuju sumur-sumur resapan sebelum dibuang ke saluran
drainase lingkungan.
f. Tata udara