Anda di halaman 1dari 13

Asal-usul Tari Zapin Tari Zapin merupakan salah satu jenis tarian rakyat Melayu yang masih eksis

dan sering dipertontonkan sampai sekarang. Asal-usul tarian Zapin bermula pada awal abad ke-16
sebagai tarian hiburan di istana yang dibawa dari Hadramaut, Yaman oleh para pedagang Arab.
Awalnya, kesenian ini dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dari Gujarat dalam perdagangan
rempah. Dalam persinggahannya di negeri Nusantara, terjadi akulturasi sehingga perkembangan
kreasi tari Zapin menjadi identik dengan budaya Melayu. Seiring berjalannya waktu, tarian
tradisional ini tak hanya sebagai hiburan namun juga memiliki sifat edukatif. Hal ini karena tari Zapin
digunakan sebagai media dakwah Islam melalui syair lagu-lagu yang didendangkan. Iringan dan
Properti Tari Zapin Tarian Zapin dikenal dengan iringan musik yang khas sehingga orang dengan
mudah mengingatnya. Musik pengiringnya menggunakan perpaduan berbagai alat musik yaitu
gambus, rebana, gendang, rebab, dan alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas atau
marakas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tari Zapin: Asal-usul, Iringan, Properti, Gerak,
dan Keunikan", Klik untuk baca: https://medan.kompas.com/read/2022/01/29/171624978/tari-zapin-
asal-usul-iringan-properti-gerak-dan-keunikan?page=all.
Penulis : Puspasari Setyaningrum
Editor : Puspasari Setyaningrum

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Alat Musik Gambus : Sejarah, Asal Daerah


dan Cara Memainkannya
BY NURAZIZAH UPDATED: 6 APRIL 2020

Gambus merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik


seperti mandolin yang berasal dari Negara Timur Tengah. Gambus biasanya
terdiri dari 3 buah senar dan paling banyak 12 buah senar. Gambus
dimainkan dengan iringan alat musik gendang. Sebuah orkes dengan alat
musik utamanya berupa gambus disebut dengan orkes gambus atau gambus.
Orkes gambus dapat digunakan untuk mengiringi tari Zapin dan seluruhnya
dibawakan oleh para laki-laki untuk tari pergaulan. Sementara lagu yang
dibawakan memiliki irama dari Timur Tengah dan liriknya berisikan tentang
keagamaan. Alat musik gambus terdiri dari gendang, biola, seruling dan tabla.

Sejarah Alat Musik Gambus 


Pada mulanya musik gambus masuk ke daerah Melayu di Nusantara sekitar
tahun 1800-an. Ketika itu Jazirah Arab masih melakukan transaksi
perdagangan di Nusantara. Selain melakukan kegiatan niaga, para pedagang
juga menyebarkan agama Islam. Selain itu penyebaran agama Islam, budaya
dan kesenian terdapat didalamnya termasuk musik gambus.

Terjadinya akulturasi budaya dan musik gambus beserta instrumennya mulai


beradaptasi dengan kearifan lokal. Kemudian di tiap daerah musik gambus
mulai memiliki ciri khas dan keragamannya masing-masing. Selain itu
instrumen yang digunakan juga ikut bermetamorfosis baik nama maupun
bentuknya.
Di Indonesia, musik gambus berjaya terjadi pada tahun 1940. Perintis orkes
gambus ialah orang Arab-Indonesia bernama Syech Albar (ayah dari Ahmad
Albar), dan orkes gambus yang terkenal yaitu orkes gambus El-Surayya dari
Medan yang dipimpin Ahmad Baqi. Orkes gambus kini banyak dipakai ketika
ada acara pernikahan dan sunatan. Menggunakan lirik bahasa Arab dan
berisi shalawat atau do’a. Biasanya orkes gambus dapat dijumpai di beberapa
daerah Melayu di Indonesia yaitu Aceh, Riau, Pesisir Timur di Sumatera
Utara, Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat.

Di tahun 2018, hiburan aliran musik gambus kembali menyita publik di


Indonesia dengan kehadiran grup Gambus Nissa Sabyan. Dimana grup ini
menjadi viral di media sosial dengan membawa lagu-lagu dengan iringan
musik gambus yang banyak disukai oleh banyak kalangan. Bukan hanya di
Indonesia, di luar negeri grup ini juga menjadi populer.

Asal Daerah Alat Musik Gambus


Sejarahnya alat musik gambus bukanlah asli dari Indonesia walaupun alat
musik gambus telah banyak dipakai di beberapa daerah di Indonesia. Pada
awalanya alat musik gambus di bawa dan diperkenalkan oleh pendatang dari
luar negeri yaitu dari Timur Tengah tepatnya dari Jazirah Arab. Hiburan musik
gambus yang identik dengan pesan religi dapat dengan mudah diterima
oleh masyarakat Indonesia khususnya yang menganut agama Islam.
Alat musik gambus dimainkan dengan beberapa alat lainnya seperti mandolin,
gendang, biola, seruling, tabla, marwas, rebana, dan lainnya. Berikut ini
penjelasannya :

 Alat musik Mandolin, merupakan alat musik yang berasal dari Timur Tengah.
 Alat musik Gendang, telah banyak tersebar di beberapa daerah di Indonesia
dan menjadi alat musik tradisional daerah. gendang dipakai dalam musik
gambus untuk mengatur irama. Di dalam gamelan Jawa gendang merupakan
bagian dari salah satu instrumennya.
 Alat musik Biola, merupakan alat musik yang berasal dari negara Eropa dan
kini telah menjadi instrumen yang banyak dipakai juga di Nusantara. Bisanya
dipakai untuk mengiringi musik modern.
 Alay musik Seruling, merupakan alat musik tradisional yang banyak terdapat
di daerah d Indonesia. Namanya mungkin berbeda di tiap daerah namun
mempunyai bentuk yang sama hanya saja perbedaannya terdapat di cara
mamainkannya serta jenisnya cukup bervariasi.
 Alat musik Tabla, merupakan alat musik yang berasal dari negara India
(merupakan keluarga membranofon). Nama Tabla sendiri berasal dari bahasa
Arab yaitu “tabl” yang berarti ‘drum’. Instrumen yang satu ini dipakai dalam
mengiringi lagu Dangdut.
 Alat musik Marwas, merupakan salah satu alat musik yang kolaborasi dari
Timur Tengah dengan campuran Betawi yang mempunyai unsur religi yang
kental. Hal itu tercermin dari lirik-lirik lagunya. Sedangkan kesenian Marawis
berasal dari negara Timur Tengah yaitu dari Yaman.
Menurut beberapa literatur ada yang mengatakan bahwa musik gambus
berasal dari Turki, sebagian mengklaim bahwa musik gambus dari Mesir.
Namun perdebatan tersebut hanyalah pendapat yang belum terbukti
kebenarannya.

Yang pasti, musik gambus dan instrumennya dibawa oleh pedagang dari Arab
atau negara Timur Tengah ketika sedang berniaga (berdagang) ke Indonesia
yang sekaligus memperkenalkan budaya dan kesenian mereka kala itu.

Cara Memainkan Alat Musik Gambus


Instrumen gambus merupakan kelompok instrumen dawai, yang bentuknya
seperti setengah semangka, tidak memiliki pertanda nada, dilengkapi dengan
dawai atau senar, bentuk badannya lebih kecil dari pada bentuk lehernya.
Musik gambus mengikuti kaidah musik Arab.

Instrumen gambus dimainkan dengan cara yang bermacam-macam. Ada


yang dimainkan dengan cara dipetik, dipukul, ditiup, dan digesek. Alat musik
Gambus sendiri dimainkan dengan cara dipetik, mempunyai bunyi Kordofon,
yakni bunyi yang berasal dari senar atau dawai. Dimainkan dengan instrumen
gendang untuk mangatur irama dan juga instrumen lainnya. Selain Gambus
itu alat musik petik lain yaitu Mandolin.
1. Posisi Memainkan Gambus
Ketika memainkan gambus, umumnya bisa dilakukan dengan 3 posisi yakni
posisi berdiri, duduk bersila dan duduk di kursi.
Berdiri yaitu tangan kanan menopang berat dari gambus dan dikaitkan ke
bawah ekor gambus. Sementara kanan tiri digunakan menekan nada pada
bagian leher gambus.
Duduk bersila yaitu dengan kedua kaki bersila (dilipat), tangan kanan
digunakan untuk memetik senar dengan plektum dan untuk menahan berat
gambus serta posisinya diujung penyangga dari gambus. Sementara tangan
kiri posisi berada di bagian leher gambus untuk menekan nada.

Duduk di kursi yaitu Kedua kaki digunakan untuk menopang berat gambus,
dan tangan kanan untuk memetik senar sedangkan tangan kiri untuk
menekan nada pada bagian leher gambus.

2. Cara Memetik Gambus


Cara untuk memetik gambus bervariasi, karena setiap orang  yang memetik
senar gambus memiliki cara yang berbeda. Beberapa orang lebih banyak
memetik gambus yaitu dengan cara memetik dawainya ke bawah (down
picking). Memiliki perbedaan dengan cara memetik gitar yaitu up down picking.
3. Penjarian (fingering)
Penjarian yaitu untuk menghasilkan/menemukan tangga nada yang tepat
yang ingin dimainkan. Biasanya penjarian dilakukan sesuai dengan lagu yang
ingin dimainkan. Tetapi umumnya, penjarian pada gambus dilakukan dari
tangga nada A minor yang harmonis yakni a-b-c-d-e-f-gis-a.

4. Pelarasan (tunning)

Pelarasan merupakan salah satu yang paling dibutuhkan oleh seorang musisi.
Pada alat musik gambus, dalam hal pelarasan yang paling utama yaitu nada
yang dihasilkan oleh dawai paling bawah hingga paling atas diketahui terlebih
dahulu. Pada alat gambus pelarasan yang digunakan :

 Nada D : Senar 1 (paling bawah)


 Nada A : Senar 2
 Nada E : Senar 3
 Nada B : Senar 4
 Nada E rendah : Senar 5 (paling atas)
Tetapi, senar 5 (senar tunggal yang berada paling atas) sangat jarang dipakai
untuk pengisian lagu-lagu. Hanya memakai 4 senar saja yakni senar 1-4
kecuali senar 5.

Chordophones menghasilkan suara dengan menggunakan senar yang bergetar. Ketika sebuah
string bergetar, resonator mengambil getaran itu dan memperkuatnya sehingga menghasilkan
suara yang lebih menarik. Ada lima tipe dasar berdasarkan hubungan string dengan resonator.

 Busur musik — Mungkin atau mungkin tidak memiliki resonator; senarnya melekat
dan membentang di atas busur kayu.
 Harps — senarnya tidak sejajar dengan papan suara; harpa dipetik atau dipetik.
 Lyres — senarnya melewati palang yang menahannya dari resonator. Lyres mungkin
ditundukkan atau dipetik.
 Lute — instrumen ini memiliki leher; senarnya dibentangkan di resonator dan menjalar
ke leher. Lute dapat ditundukkan atau dipetik.
 Zithers — ini memiliki papan tetapi tanpa leher; string ditarik dari satu ujung papan ke
ujung yang lain. Zithers dapat dipetik atau dipukul.
Chordophones juga memiliki subkategori tergantung pada bagaimana string dimainkan. Contoh
chordophones dimainkan dengan membungkuk adalah double bass , biola, dan biola. Contoh
chordophones yang dimainkan dengan memetik adalah banjo, gitar, harpa, mandolin, dan
ukulele. Piano , dulcimer, dan clavichord adalah contoh chordophones yang dipukul .

Alat musik gambus selain ditampilkan dalam orkes gambus, biasanya digunakan untuk mengeringi Tari
Zapin khas Riau. Dilansir dari Lembaga Adat Melayu Riau, pemain gambus akan memainkan gambus
secara solo lalu penari akan mulai menari saat lagu sampai pada aksen lirik yang kuat. Penari akan terus
menari diiringi lagu-lagu musik gambus dan kemudian akan diakhiri dengan permainan gambus
selodang. Baca juga: Apa Alat Musik daerah Bangka Belitung? Permainan musik gambus dalam budaya
Riau memiliki berbagai fungsi, dari mulai fungsi hiburan, media komunikasi, media ekspresi diri,
mengiringi tarian tradisional, sarana ekonomi, sarana pendidikan dan penyampaian norma, hingga
menjembatani pergaulan sosial. Modern ini gambus tidak hanya dimainkan dalam upacara adat
melainkan dalam berbagai perhelatan seni dalam rangka mempertahankan tradisi serta budaya Riau.
Perkembangan Alat Musik
Gambus di Nusantara

PM

Putri Maulida
13 MEI 2020 20.05 WIB • 2 MENIT


Gambus merupakan salah satu jenis alat musik tradisional nusantara yang dimainkan
dengan cara dipetik. Secara fisik, gambus sekilas menyerupai gitar. Namun, gambus
memiliki bentuk yang mirip dengan buah labu dibagi dua.

Lalu, apa kawan GNFI tahu dari manakah sebenarnya alat musik Gambus dan
bagaimana perkembangannya? Yuk, simak ulasan berikut.

Sebagian dari masyarakat Riau mempercayai bahwa alat musik Gambus ialah hasil
modifikasi atau tiruan alat musik Al’ud yang berasal dari Arab, namun ada juga yang
beranggapan bahwa Gambus ialah alat musik asli dari Riau.

Konon menurut cerita yang beredar di masyarakat, alat musik gambus awalnya
dikenal oleh masyarakat Melayu yang berdiam di wilayah pesisir pantai, bersama
dengan masuknya para pedagang dari daerah Timur Tengah pada abad ke 7 hingga
abad ke 15-an.
Selain datang untuk berdagang, mereka juga berdakwah memperkenalkan ajaran
Islam kepada masyarakat setempat. Di samping itu, para pedagang juga membawa
peralatan musik, diantaranya yaitu Gambus.

Sehingga masuknya para pedagang dari Timur Tengah di daerah Riau, meninggalkan
pengaruh dalam bidang budaya dan kesenian. Dengan begitu, kesenian gambus serta
tari zapin mulai berkembang di masyarakat Melayu Riau khususnya di Pulau
Bengkalis, Pulau Penyengat, dan Siak Sri Indrapura.

Masyarakat Melayu Riau mulanya, memainkan Gambus secara tunggal dalam


mengiringi lagu-lagu yang dinyanyikan sendiri oleh si pemain Gambus dengan syair-
syair Islami sebagai hiburan di dalam rumah dan menyanyikan syair-syair bertema
asmara atau kehidupan sehari-hari sebagai hiburan di atas perahu saat nelayan
sedang memancing maupun menyusuri sungai.

Sebagai hiburan pribadi, Gambus Melayu biasanya bermain secara spontan tanpa
dipersiapkan atau dirancang dahulu sesuai dengan kondisi, situasi, dan perasaan
yang tercipta dari si pemain Gambus.

Penyajian Gambus yang berada di dalam rumah, selain sebagai sarana hiburan secara
individu juga sebagai pendekatan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Namun kini, fungsi alat musik Gambus lebih sering dimainkan untuk mengiringi
tarian Zapin yang diiringi juga dengan beberapa alat musik lainnya, seperti marawis.
Pergeseran nilai spiritual dan kebersamaan dalam masyarakat Melayu di Riau inilah
yang menyebabkan perubahan pandangan masyarakat terhadap kesenian Gambus
dan Zapin.

Musik Gambus semakin berkembang sejak berpindah alih fungsi sebagai pengiring
Zapin di pentas. Sehingga, lagu yang mulanya bernuansa Islami berubah menjadi
lagu-lagu yang lebih sekuler.

Akan tetapi, walaupun musik Gambus dalam tari zapin berkembang, mereka tetap
tidak mengubah aturan awal dalam tradisi yang sudah hidup pada masyarakat
Melayu Riau.

Untuk tari zapin tradisi, pemain musik Gambus biasanya akan membawakan syair
nuansa Islami pada acara khitanan, khatam al-quran, cukur rambut, dan acara malam
berinai calon pengantin wanita. Sedangkan, untuk tari zapin kreasi pemain akan lebih
membawakan syair-syair sekuler pada acara yang sifatnya tidak sakral, seperti acara
menerima tamu, acara resepsi pernikahan, dan acara perayaan lainnya.

Demikian perjalanan dan perkembangan alat musik Gambus dari masa ke masa.
Semoga bisa menambah wawasan Kawan GNFI, ya.*

Fungsi Tari Zapin

Anda mungkin juga menyukai