Anda di halaman 1dari 3

Seni Budaya

Alat Musik Rebab

Kelompok 3

Anggota : 1. Dwi Cahyani Rahmadini


2. Halimah Maulidia
3. Fatima Kalia Salsabillah
4. Fauztin Zuraidah
5. Finca Zetira Nurizati
6. M. Irfan Haqi
7. Fenty Aqilah
8. Fina Zaneta
9. Afiza Indah

Alat Musik Rebab

Rebab merupakan salah satu alat musik yang terbilang tua, paling tidak, Rebab sudah
dikenal sejak abad-9 Masehi. Rebab memiliki asal kata dari Rebab, rebap, rabab,
rebeb, rababah, atau al-rababa yakni bahsa serapan dari bahasa Arab, yang berarti
(busur) atau (gondewa), seiring pekembangannya Rebab sendiri datang keindonesia
melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur
Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh (Asia Timur dan Tenggara).
Rebab merupakan salah satu alat musik tradisional bagi masyarakat Melayu,
termasuk sejumlah daerah di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bintan Kepulauan
Riau. Alat musik tradisional ini awalnya merupakan alat musik yang datang dari luar,
namun pada perkembangannya, permainan alat musik ini memiliki warna tersendiri
yang berbeda dengan permainan musik dari negara asalnya Timur Tengah. Permainan
rebab memiliki ciri khas tersendiri yang disesuaikan dengan adat budaya dan tradisi
masyarakat Melayu. Di dalam buku “Kesenian Tradisional Masyarakat Kepulauan
Riau” yang ditulis oleh Novendra dan Evawarni (2006) disebutkan bahwa, Rebab telah
disinggung oleh Al Farabi (870-950 Masehi) dalam bukunya “Kitab Al Musiqi al
Kabir”. Ada juga yang menyatakan bahwa rebab telah dilukiskan pada dinding Candi
Borobudur pada abad ke-11 Masehi.
Rebab umumnya terbuat dari tembaga. Akan tetapi seiring dengan
perkembangannya, alat musik tradisional rebab telah mengalami perubahan. Bagian-
bagian rebab tidak lagi dibuat dari tembaga, melainkan dari bahan baku alami. Pada
bagian yang memanjang, rebab dibuat dari kayu nangka. Pada bagian tubuh yang
berbentuk hati terbuat dari kayu yang berongga serta ditutup dengan kulit, usus, atau
kemih lembu yang telah dikeringkan. Hal ini berfungsi sebagai resonator atau pengeras
suara.
Alat musik tradisional rebab digunakan untuk pengiring nyantian sinden,
khususnya pada gamelan. Fungsi rebab tidak hanya sebagai pengiring, akan tetapi juga
sebagai penuntun arah lagu. Rebab memiliki bunyi yang khas. Rebab dimainkan
dengan cara digesek. Bunyi lirih rebab sering kali dijadikan sebagai salah satu
instrumen pembuka pada pertunjukan kesenian wayang. Rebab dengan cakupan nada
yang luas serta dapat masuk ke dalam laras apapun. Instrumen rebab dijadikan sebagai
penentu arah tembang serta menuntun alat musik lainnya beralih dari suasana yang
satu menuju suasana yang lain. Tidak heran jika ada yang menyebutkan bahwa rebab
merupakan pemimpin tembang.
Rebab memang memiliki kedudukan yang penting pada sebuah tembang.
Namun, tidak banyak orang yang tertarik memainkan dan mempelajari rebab, apalagi
di kalangan kaum muda.
Sebagai salah satu instrumen pemuka, rebab telah diakui sebagai pemimpin lagu
pada ansambel, terutama pada gaya tabuhan lirih. Pada kebanyakan dari gendhing-
gendhing, instrumen rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan
gendhing, laras, serta pathet yang akan dimainkan. Wilayah dari nada rebab mencakup
luas wilayah gendhing apapun. Maka, alur musik rebab memberikan petunjuk yang
jelas untuk alur lagu gendhing.

Anda mungkin juga menyukai