Anda di halaman 1dari 1

PRO:

Mengutip dari laman Kumparan.com, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah


nomor 2 secara global di dunia. Dimana, Jenis sampah yang dominan menurut
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ialah 48% yang berasal dari
sampah rumah tangga serta menurut data Asosiasi Industri Plastik Indonesia
(INAPLAS) menyatakan sebanyak 3,2 Juta Ton nya merupakan sampah plastik yang
dibuang ke laut. Bahkan sampai menuai sebuah kasus, di kawasan konservasi Taman
Nasional Perairan di Wakatobi ditemukan kematian sebuah paus sperma dalam keadaan
mati dan membusuk dimana di dalam tubuhnya ditemukan sebanyak 5,9 KG sampah
plastik. Dari semua data diatas, sudah jelas bahwa Indonesia merupakan negara yang
sangat darurat akan sampah. Salah satu faktor mengapa indonesia menjadi darurat
sampah ialah dari masyarakatnya yang selalu membuang sampah sembarangan dan
rendahnya kesadaran diri. Rendahnya kesadaran diri masyarakat yang berasumsi bahwa
'buang sampah sembarangan' itu normal membawa indonesia menjadi negara yang gawat
akan sampah. Tentu saja, ini membawa dampak yang negatif bila dijadikan sebagai
kebiasaan dimulai dari Lingkungan menjadi kotor, Banjir, Menjadi sumber penyakit
DLL. Dimulai dari lingkungan rumah,sekolah dan masyarakat tentu akan membawakan
perasaan yang tidak nyaman bila kita menempati daerah yang banyak tumpukan sampah.

KONTRA:
Prilaku pembuangan sampah dan hal yang serupa merupakan budaya yang sudah mendalam
di indonesia. Maka tidak jarang ditemukan sampah-sampah yang berserakan di daerah
perkotaan/metropolitan. Namun, ini bukan berarti sepenuhnya kesalahan dari
masyarakat. Masyarakat banyak membuang sampah sembarangan juga disebabkan karena
fasilitas pembuangan sampah di tempat umum masih kurang, sehingga membuat
masyarakat kesulitan mencari cara untuk membuang sampah yang ia miliki di
lingkungan masyarakat. Akibatnya, bila dalam suatu kondisi masyarakat sedang dalam
suatu aktivitas yang penting, lalu di tempat itu fasilitas yang dimilikinya kurang
memadai maka secara psikologi, tubuh akan merespon untuk menolak berusaha/bergerak
untuk mencari tempat sampah atau kata lainnya 'Malas'. Selain faktor luar,
masyarakat juga tidak bisa disalahkan karena bisa saja pemikiran mereka yang
membuang sampah sembarangan itu didukung karena rasa ketidak-tahuannya akan dampak
yang terjadi, konsekuensinya sampai dengan norma yang berlaku di dalamnya.

PRO2:
Pemikiran/mindset tersebut sudah jelas salah dan egois. Menurut ajaran agama dalam
konteks Tri Hita Karana, dimana bagiannya salah satunya ialah "Palemahan" yang
mengandung makna memiliki hubungan yang harmonis kepada lingkungan akan membawakan
dampak yang harmonis/positif juga. Apabila kesadaran itu mampu tumbuh dalam diri
masyarakat dan oknumnya, tentu saja pemikiran tersebut tidak akan muncul. Kita
tidak bisa selalu menyalahkan keadaan atas kesalahan kita sendiri, itu muncul dari
dalam kesadaran untuk menjaga lingkungan selalu bersih dan sehat dari segala
marabahaya. Dalam konteks PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) pula menyebutkan bahwa
dampak positif apabila kita mampu memiliki pola kehidupan yang bersih dan sehat
akan membawakan hasil yang positif pula, dan itu tertulis langsung di kitab
Ayurveda.

KESIMPULAN:
Kebersihan lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dijaga, dimana
peran masyarakat dalam menjaganya sangat penting untuk diperhatikan. Itu membawa
kesimpulan dimana, sebaiknya masyarakat mulai menumbuhkan rasa kesadaran diri untuk
menjaga lingkungan dan meningkatkan wawasan mengenai penjagaan kebersihan itu
sendiri. Sebagaimana yang sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana dan PHBS dengan
membawakan sikap/prilaku yang dharma.

Anda mungkin juga menyukai