Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : GENTA DWI JATMIKA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043741001

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4102/Hukum dan Masyarakat

Kode/Nama UPBJJ : HKUM4102

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Analisis kasus di atas dalam kaitannya dengan mobilitas sosial, baik
mobilitas vertikal maupun horizontal!

Kemunculan wabah COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang pertama kali dilaporkan di
Wuhan, China, telah mengubah kehidupan masyarakat secara global. Adanya peningkatan kasus yang
signifikan, menyebabkan World Health Organization (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai
pandemi global pada 11 Maret 2020. Virus corona telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia
sejak Desember 2019 hingga hari ini. Pada 13 Desember 2021, WHO melaporkan bahwa lebih dari
269 juta kasus yang dikonfirmasi, termasuk lebih dari 5,3 juta kematian. Pandemi telah membawa
beberapa kekhawatiran terhadap kehidupan manusia dan menimbulkan masalah kesehatan, sosial, dan
ekonomi.

Terkait jumlah kasus yang terus bertambah setiap harinya, pemerintah di seluruh dunia telah
menetapkan berbagai kebijakan untuk mencegah penyebaran dan penularan virus corona. Menyikapi
hal tersebut, beberapa prosedur telah diterapkan, seperti pembatasan aktivitas manusia yang
mengundang berkumpulnya banyak orang, penutupan tempat umum, lockdown, kerja dan sekolah
dari rumah, physical distancing, dan karantina mandiri. Selain itu, beberapa negara melarang orang
asing masuk ke negaranya dan melarang warganya pergi ke luar negeri. Semua kebijakan tersebut
terkait dengan pembatasan mobilitas manusia dan pembatasan interaksi antar manusia. Kebijakan
tersebut diterapkan sejak penyakit COVID-19 menular melalui droplet dan penularan melalui udara
dengan interaksi fisik dengan individu yang terinfeksi. COVID-19 menyebar melalui kontak fisik
baik di dalam maupun di luar batas negara, menekankan pentingnya menegakkan pembatasan
mobilitas manusia baik di dalam maupun di seluruh negara.

Mobilitas manusia mengacu pada pergerakan manusia (pribadi atau sekelompok orang) dari satu
tempat ke tempat lain. Data mobilitas manusia dapat mencerminkan pola pergerakan manusia yang
menunjukkan perilaku manusia saat melakukan aktivitasnya, seperti berjalan, mengemudi, bekerja,
berada di ruang publik tertentu, menggunakan transportasi umum, dan lainnya. Pembatasan mobilitas
manusia merupakan salah satu upaya nonfarmakologis, yang bertujuan untuk mengurangi interaksi
sosial antar manusia dan pada akhirnya menghentikan perkembangbiakan virus. Para peneliti telah
menyelidiki mobilitas manusia sebagai faktor penting yang mempengaruhi penyebaran penyakit.

Di Amerika Serikat, pola mobilitas sangat berkorelasi dengan tingkat peningkatan kasus COVID-19
yang lebih rendah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembatasan mobilitas manusia
merupakan strategi yang efektif untuk mengendalikan penularan virus.

Meski aturan pembatasan mobilitas manusia diberlakukan, masyarakat tetap perlu beraktivitas di luar
atau di area publik. Beberapa orang harus tetap bekerja di luar, seperti bekerja di layanan publik yang
tidak mungkin dilakukan dari rumah. Selain itu, masyarakat juga perlu pergi ke pasar atau pelayanan
publik lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk alasan ini, sistem pemantauan untuk
memantau, mengontrol, dan melacak pergerakan manusia di dalam area tertentu sangat diperlukan.
Data terkait mobilitas manusia sangat penting untuk mendukung pembatasan pergerakan manusia.
Data mobilitas manusia mencakup semua pergerakan dari satu titik ke titik lain yang dilakukan oleh
manusia dalam aktivitasnya sehari-hari. Dewasa ini, dengan perkembangan teknologi yang sangat
pesat memungkinkan untuk mengumpulkan data pergerakan manusia dari berbagai sumber data.
Misalnya, data mobilitas manusia dapat dikumpulkan dari perangkat seluler berkemampuan GPS
(misalnya, smartphone, tab, laptop), aplikasi media sosial, sensor yang diletakkan di pinggir jalan,
dan data sinyal seluler.
Data mobilitas manusia dapat dikumpulkan secara otomatis karena informasi menara seluler dan
sistem penentuan posisi global (GPS) tertanam di perangkat seluler. Namun, dikarenakan alasan
privasi, proses monitoring mobilitas tersebut memerlukan konfirmasi dari pengguna bahwa pengguna
setuju jika pergerakan mereka akan dilacak dan direkam. Proses pelacakan lokasi aktivitas pergerakan
manusia dapat direkam secara real-time menggunakan aplikasi navigasi yang terpasang di ponsel.
Alternatif lain mengenai dataset mobilitas manusia dapat dikumpulkan dari lokasi posting di
kanal media sosial, seperti Instagram, Facebook dan Twitter. Platform media sosial menawarkan
kumpulan data yang lebih mudah diakses karena kebijakan data terbuka dan location-enabled post.
Terkait hal tersebut, beberapa studi epidemiologi memanfaatkan data media sosial untuk menentukan
penyakit menular. Mengenai mobilitas orang selama pandemi ini, platform media sosial telah
menyediakan data berharga untuk membantu meningkatkan pembatasan mobilitas manusia.

Di antara upaya melawan COVID-19, banyak dataset yang berkaitan dengan mobilitas manusia telah
dirilis. Dua perusahaan besar, Google dan Apple, telah mempublikasikan data tentang mobilitas
manusia berdasarkan layanan pemetaan mereka yang diambil dari Google Maps dan Apple Maps.
Google melaporkan bahwa kumpulan data yang disediakan bersifat dinamis dan disediakan dalam
bentuk kumpulan data. Laporan tersebut bersifat anonim dan tidak menunjukkan tempat atau lokasi
dari person tertentu untuk menjaga privasi pengguna. Selanjutnya, dengan memanfaatkan sains data
dan bidang keilmuan lainnya seperti bidang kesehatan, data tersebut dapat diolah menjadi informasi
yang bermanfaat dan lebih berwawasan yang berguna untuk masalah penyakit.

Kumpulan data yang ada dari berbagai sumber dapat menggambarkan tren mobilitas dari waktu ke
waktu menurut geografi di berbagai jenis tempat, seperti ritel dan rekreasi, toko kelontong dan
apotek, taman, pusat transportasi umum, kantor, dan lingkungan perumahan. Data koordinat
geolokasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk memprediksi penyebaran spatiotemporal COVID-19.
Penyelidikan dimensi spasial dan temporal yang terkait dengan mobilitas manusia sangat penting
karena pandangan yang luas dari perubahan mobilitas melintasi ruang dan waktu.

Banyak potensi informasi tersembunyi dari dataset yang dapat disajikan kepada pihak-pihak terkait.
Misalnya, kita dapat memberikan informasi kepada pemerintah mengenai apakah ada keramaian
dalam waktu tertentu di suatu wilayah tertentu atau tidak. Kita juga bisa menentukan apakah virus
corona menginfeksi seseorang setelah melakukan pertemuan atau kontak di tempat tertentu. Pola
pergerakan dari satu titik ke titik lainnya dapat membantu melacak interaksi antar manusia. Dengan
menganalisis pola pergerakan manusia, juga dapat menginformasikan kepada kita mengenai
penularan dan penyebaran virus. Selain itu, dataset tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengambil
kebijakan, pemerintah, atau tenaga medis untuk mengevaluasi kebijakan pembatasan manusia yang
telah diterapkan. Pembuat kebijakan juga dapat membuat keputusan yang tepat dengan menganalisis
pola dari kumpulan data mobilitas manusia. Secara keseluruhan, model pola mobilitas manusia dapat
dijadikan sebagai alat evaluasi untuk melihat dampak kebijakan pembatasan mobilitas terhadap
peningkatan kasus COVID-19.

Sebagai pemikiran terakhir, meskipun saat ini status pandemi telah mulai bergeser menjadi endemi,
teknologi digital dari perangkat seluler tersebut harus terus diadopsi dan dikembangkan ke depannya.
Semoga kombinasi teknologi dan ketersediaan data dapat memberikan manfaat terhadap
kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang.

2. Berikan contoh kasus lainnya tentang dampak Corona, dan menurut


anda bagaimana efektivitas hukum berlaku menghadapi situasi
seperti pada kasus tersebut!

D AM P A K P A N D E M I C O V I D - 1 9 D I B I D AN G S O S I A L D AN H U K U M

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD,
S.H., S.U., mengemukakanm Hukum di Indonesia mempunyai beberapa tahapan dimulai dari segi
pembuatan, pelaksanaan, dan penegakan hukum. Pembuatan hukum saat ini, dalam arti hubungan
antara pemerintah dan DPR untuk membuat produk-produk legislasi masih tetap berjalan seperti biasa
namun dengan pola yang berbeda. rapat dan pembahasan pun melalui media online.

“Dalam situasi seperti ini pemerintah masih bisa membahas RUU (Rancangan Undang-Undang) dan
UU (Undang-Undang), selain itu persidangan di pengadilan pun berjalan seperti biasa dengan
memperhatikan aturan pencegahan Covid-19 namun agak sulit untuk bergerak leluasa dan kreatif
seperti sebelum ada pandemi” ujarnya.

Menurut Mahfud MD dampak yang sangat terasa yaitu tingkat kriminalitas umum di beberapa daerah
mengalami peningkatan signifikan, yang disebabkan oleh situasi pandemi yang melumpuhkan
ekonomi. Hal itu terlihat dari laporan aparat daerah, kriminalitas yang terjadi kebanyakan dengan
motif pencurian.

Saya memprediksi pasca panndemi ini terjadi, akan ada suatu perubahan pada sistem atau konsep
ekonomi baru yang dikenal New Normal Economi, seperti The Great Depression yang terjadi pada
tahun 1930 di Amerika. Konsep ekonomi baru yang lahir karena terjadinya krisis yang besar,

Berbeda dari krisis-krisis ekonomi sebelumnya krisis karena pandemi ini yang terkena dampak besar
adalah usaha mikro. Dibutuhkan insentif lanjutan pada kekuatan utama ekonomi nasional untuk
pemulihan ekonomi di usaha mikro, pariwisata dan pangan. Selain itu dibutuhkan juga penguatan
fiskal sebagai syarat mitigasi dan kebijakan moneter lebih longgar dalam bentuk relaksasi kredit dan
pembiayaan kepada pelaku usaha di sektor ekonomi utama dan mikro.

Yang menjadi pembeda adalah pemerintah Belgia menstimulus dana kepada para pelaku usaha mikro
dengan memberikan uang bulanan dan meminta perusahaan besar untuk menjaga likuiditasnya.
Meskipun sudah ada jaminan tapi permintaan kredit masyarakat disini cukup tinggi, dan saya rasa
PSBB memang yang paling tepat untuk Indonesia, karena jika memberlakukan lockdown pemerintah
akan kewalahan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Melalui hukum diharapkan masyarakat dapat memperoleh kesejahteraan melalui produk hukum yang
ditetapkan oleh pemerintah yang digunaakan pemerintah sebagai dasar untuk melaksanakan suatu
program yang digagas pemerintah sebagai trobosan terhadap dampak covid -19 ini serta untuk
mengatur kehidupan negara dalam menghadapi dampak pandemi virus corona sehingga
kesejahteraaan masyarakat yang awalnya terdampak dengan adanya virus covid -19 bisa dikurangi
.dengan dikeluarnya sejumlah produk hukum pasca terjadinya pandemic covid-19 maka sejumlah
program pemerintah untuk penanganan covid yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat pula
terus diprogram dan dilaksanakan seperti terobosan program BLT (Bantuan Langsung Tunai),
Bantuan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah ),pembebasan biaya Listrik dan subsidi Listrik ,
pelonggaran waktu Kredit untuk masyarakat yang terdampak dan sejumlah bantuan lainnya semua hal
tersebut sebagai langkah pemeritah untuk mensejahterakan masyarakat ,tidak hanya disektor ekonomi
saja , melainkan dibidang bidang lain juga sperti pendidikan, kesehatan dan penanganan bencana .

3. Simpulkan kegunaan hukum dan masyarakat dalam kenyataannya,


terkait dengan dampak Corona seperti kasus yang diberikan pada
soal di atas!

Peran hukum saat masa pandemi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Sesuai dengan
amanat dalam pembukaan UUD 1945 serta bagian batang tubuh pasal 33 UUD 1945 mengenai
kesejahteraan sosial dan kemakmuran rakyat serta Berdasarkan Laporan Pembangunan Dunia Tahun
1997 fungsi Negara ada tiga yaitu fungsi aktivis,minimal dan menengah6 .Serta dalam sistem
pemerintahan terdapat etika pemerintah yaitu pertama residue,caring ,peduli kedua turbulence
serving. Mengingat salah satu etika pemerintah yaitu mengenai peran pemerintah dalam
melaksanakan turbulence serving melalui peenerapkan fungsi protection saat situasi covid - 19
seperti yang sedang terjadi saat ini berdasarkan framework for disaster risk reduction 2015 -2030
sebagai bentuk untuk menciptakan dunia yang lebih aman sesuai pedoman tentang pencegahan
bencana alam beserta persiapan dan mitigasinya .Saat ini fungsi protection oleh pemerintah sangatlah
menjadi hal yang sangat penting melalui bentuk-bentuk fungsi pemerintah yang baik dengan
penerbitan regulasi sebagai bentuk penyikapan terkait fungsi protection dalam menghadapi adanya
pandemi sebagai bentuk perlindungi terhadap kelompok masyarakat yang rentan akan terdampak
kesejahteraan. Pelaksanaan fungsi protection tersebut dapat dilihat dari sederet produk hukum yang
diterbitkan saat masa pandemi ini, berbagai produk hukum yang dikeluarkan pemerintah ini
merupakan bentuk peran hukum dalam mengantisipasi dampak dari pandemi sebagai bentuk
terobosan hukum dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat di era pandemi ini, produk hukum
tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan mulai dari ekonomi, kesehatan, ketengakerjaan,
penanggulangan bencana, dan lain sebagainya.

Melalui hukum diharapkan masyarakat dapat memperoleh kesejahteraan melalui produk hukum yang
ditetapkan oleh pemerintah yang digunaakan pemerintah sebagai dasar untuk melaksanakan suatu
program yang digagas pemerintah sebagai trobosan terhadap dampak covid -19 ini serta untuk
mengatur kehidupan negara dalam menghadapi dampak pandemi virus corona sehingga
kesejahteraaan masyarakat yang awalnya terdampak dengan adanya virus covid -19 bisa dikurangi
.dengan dikeluarnya sejumlah produk hukum pasca terjadinya pandemic covid-19 maka sejumlah
program pemerintah untuk penanganan covid yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat pula
terus diprogram dan dilaksanakan seperti terobosan program BLT (Bantuan Langsung Tunai
),Bantuan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah ),pembebasan biaya Listrik dan subsidi Listrik
,pelonggaran waktu Kredit untuk masyarakat yang terdampak dan sejumlah bantuan lainnya semua
hal tersebut sebagai langkah pemeritah untuk mensejahterakan masyarakat ,tidak hanya disektor
ekonomi saja , melainkan dibidang bidang lain juga sperti pendidikan, kesehatan dan penanganan
bencana .

Anda mungkin juga menyukai