Anda di halaman 1dari 5

Nama kelompok:

1. Citra Aftria D
2. Revina Permatasari
3. Marion Arkan Wibisono

identifikasi Munculnya Ya'juj dan Ma'juj


Pada zaman dahulu, di masa kenabian Ibrahim, hidup
seorang raja yang saleh bernama Zulkarnain. Rakyat sangat
menyukainya karena sang raja amat bijaksana.
Pascakepemimpinan raja Namrud yang kejam, Zulkarnain
hadir sebagai pengganti yang membawa kesejahteraan bagi
rakyatnya. Tak hanya itu, Zulkarnain pun berkiprah besar
dalam mendakwahkan agama tauhid yang dibawa Ibrahim.
Kemudian mendakwahkan keesaan Allah. Mereka pun
menerimanya dengan gembira. Perjalanan berlanjut,
Zulkarnain tiba di kawasan timur dunia di mana matahari
tampak terbit dari sana.

Penduduk Timur tersebut amat miskin dan terbelakang


hingga tak mampu membangun tempat tinggal. Zulkarnain
pun membantu mereka, mengajarkan memiliki tempat yang
dapat melindungi diri mereka dari panas dan hujan. Setelah
mendapat bantuan, mereka pun menerima dakwah
Zulkarnain dengan gembira.
Ia pun melanjutkan kembali perjalanannya. Tibalah
Zulkarnain pada sebuah tempat di antara dua gunung. Di
bukitnya terdapat sebuah kaum yang tak mengerti bahasa.
Zulkarnain yang cerdas pun memerlukan penerjemah untuk
memahami ucapan mereka. Kaum tersebut pun
mengeluhkan kesulitan mereka pada Zulkarnain. Mereka
selalu dilanda kemiskinan karena harta mereka selalu diambil
paksa oleh kaum kejam bernama Ya’juj dan Ma’juj.
Para manusia kejam tersebut berpostur tubuh yang tak biasa,
mereka selalu merusak setiap hal yang dilewati. Kaum Ya’juj
dan Ma’juj tersebut tinggal di antara dua gunung. Mereka
selalu mengganggu kaum di bukit dengan merampas dan
merusak segala sesuatu, baik tanaman maupun ternak.

“Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-


orang yang membuat kerusakan di muka bumi maka
dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu,
supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
pinta penduduk bukit.

Zulkarnain pun berkeinginan membantu mereka. Namun, tak


ada daya upaya kecuali pertolongan Allah. Maka, diajak
berimanlah para penduduk bukit dua gunung tersebut.
Setelah mereka beriman, Zulkarnain pun memikirkan cara
untuk membatasi mereka dengan kaum kejam Ya’juj dan
Ma’juj. “Bawakanlah padaku besi dan tembaga, akan kubuat
dinding di antara kalian dan mereka,” ujar Zulkarnain.
Maka, dikumpulkanlah segala hasil tambang para penduduk
bukit. Zulkarnain kemudian menggali tanah lalu membangun
fondasi yang kokoh dari besi. Setelah itu, besi tersebut
dipanaskan, lalu dilebur dengan cairan tembaga yang
mendidih. Maka, jadilah dinding benteng yang amat kokoh
yang mengurung Ya’juj dan Ma’juj di tempat tinggalnya.

Melihatnya, penduduk bukit bersuka cita, ia pun berterima


kasih pada Zulkarnain. Namun, dengan rendah hati,
Zulkarnain bersyukur kepada Allah. “Dinding ini adalah
rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh dan janji
Tuhanku itu adalah benar,” ujar Zulkarnain.

Sementara itu dari balik gunung, Ya’juj dan Ma’juj berusaha


menembus dinding tersebut. Namun, tak satu pun dari
mereka yang berhasil memanjatnya ataupun melubanginya
hingga kini. Dikisahkan bahwa setiap hari sejak Zulkarnain
membangun dinding ribuan abad silam, pemimpin mereka
selalu mengerahkan rakyatnya untuk memanjat dinding
tersebut. Namun, tak pernah membuahkan hasil meski
dilakukan setiap hari hingga kini.
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dari tempat mereka merupakan
salah satu tanda datangnya hari kiamat. Sebagaimana ucapan
Zulkarnain, jika Allah berkehendak maka amat mudah dinding
tersebut hancur. Dengan upaya perobohan dinding tiap hari
oleh Ya’juj dan Ma’juj, mereka akan berhasil menembusnya
saat menjelang hari akhir. Saat mereka keluar dari sana,
jumlah mereka amat banyak. Mereka turun gunung bagaikan
air bah. Tak ada yang mereka lewati, kecuali akan hancur
lebur. Setiap tanaman dirusak, setiap jiwa akan dibunuh.
Demikian, kekejaman Ya’juj dan Ma’juj.
Kisah tentang Zulkarnain tersebut terdapat dalam Alquran
surah al-Kahfi ayat 83 hingga 101. Adapun penjelasan lebih
lanjut mengenai Ya’juj dan Ma’juj terdapat dalam surah al-
Anbiya ayat 96-97. Dari kisah tersebut terdapat hikmah
mengenai sikap bijaksana dan rendah hati pemimpin.
Namun, pelajaran yang paling utama yakni mengingatkan kita
akan hari kiamat. Dengan mengingatnya, maka bertambah
rajinlah kita dalam beribadah. Ya’juj dan Ma’juj benar adanya
dan masih hidup hingga kini.

Kemunculan mereka merupakan salah satu tanda hari


kiamat. “Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya`juj dan
Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat
yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar
(hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-
orang yang kafir. (Mereka berkata), ‘Aduhai, celakalah kami,
sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini,
bahkan kami adalah orang-orang yang zalim’.” Al-Anbiya`ayat
96-97.

Anda mungkin juga menyukai