PERATURAN BARIS BERBARIS TENTARA NASIONAL INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Peraturan Baris Berbarisyang selanjutnya disingkat PBB
adalah segala bentuk peraturan dan ketentuan- ketentuan tentangketaatan dan kepatuhan terhadap semua kewajiban dalam baris berbaris yang berlaku bagi militer baik dalam tugas kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
2. Baris Berbaris adalah kegiatan latihan fisik bagi
anggota militer guna menanamkan kebiasaan, jiwa korsa, disiplin, loyalitas, kebersamaan dan rasa tanggung jawab.
3. Aba-aba adalah perintah dari seorang komandan atau
pemimpin/bawahan yang ditunjuk atasan kepada pasukan/sekelompok orang untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut dengan tepat dan tertib, apabila bawahan ditunjuk memberikan aba-aba harus diawali dengan kalimat izin atasan. -2-
ABA-ABA
Pasal 2
(1) Pemberian aba-aba atauperintahdalam baris berbaris
dilaksanakan secara berurutan yakni:
a. aba-aba petunjuk; b. aba-aba peringatan; dan c. aba-aba pelaksanaan.
(2) Aba-aba petunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a diatur sebagai berikut:
a. Disampaikan jika diperlukan untuk menegaskan
maksud dari aba-aba peringatan atau pelaksanaan. b. Contoh aba-aba petunjuk antara lain: 1. “KEPADA KOMANDAN KOMPI”. 2. “PELETON I”. 3. “KOMPI A”.
(3) Aba-aba peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b diatur sebagai berikut:
a. Aba-aba peringatan merupakan inti perintah yang
harus jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu- ragu. b. Disampaikan dengan pemberian nada pada suku kata pertama dan terakhir, dengan nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang sesuai dengan besar kecilnya jumlah pasukan. c. Contoh aba-aba peringatan antara lain: 1. “HORMAT SENJATA”. 2. “MAJU”. 3. “HITUNG”.
(4) Aba-aba pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c diatur sebagai berikut:
a. Untuk menegaskan saat atau waktu untuk
melaksanakan aba-aba petunjuk/peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut. b. Aba-aba pelaksanaan diucapkan dengan cara dihentakkan. c. Contoh aba-aba pelaksanaan antara lain: 1. “GERAK’’. 2. “JALAN”. 3. “MULAI”.