Anda di halaman 1dari 2

103.

20-010503

TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


NOMOR 58 TAHUN 2018

TENTANG

PERATURAN BARIS BERBARIS TENTARA NASIONAL INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Peraturan Baris Berbarisyang selanjutnya disingkat PBB


adalah segala bentuk peraturan dan ketentuan-
ketentuan tentangketaatan dan kepatuhan terhadap
semua kewajiban dalam baris berbaris yang berlaku
bagi militer baik dalam tugas kedinasan maupun dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Baris Berbaris adalah kegiatan latihan fisik bagi


anggota militer guna menanamkan kebiasaan, jiwa
korsa, disiplin, loyalitas, kebersamaan dan rasa
tanggung jawab.

3. Aba-aba adalah perintah dari seorang komandan atau


pemimpin/bawahan yang ditunjuk atasan kepada
pasukan/sekelompok orang untuk dilaksanakan pada
waktunya secara serentak atau berturut-turut dengan
tepat dan tertib, apabila bawahan ditunjuk memberikan
aba-aba harus diawali dengan kalimat izin atasan.
-2-

ABA-ABA

Pasal 2

(1) Pemberian aba-aba atauperintahdalam baris berbaris


dilaksanakan secara berurutan yakni:

a. aba-aba petunjuk;
b. aba-aba peringatan; dan
c. aba-aba pelaksanaan.

(2) Aba-aba petunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a diatur sebagai berikut:

a. Disampaikan jika diperlukan untuk menegaskan


maksud dari aba-aba peringatan atau pelaksanaan.
b. Contoh aba-aba petunjuk antara lain:
1. “KEPADA KOMANDAN KOMPI”.
2. “PELETON I”.
3. “KOMPI A”.

(3) Aba-aba peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf b diatur sebagai berikut:

a. Aba-aba peringatan merupakan inti perintah yang


harus jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-
ragu.
b. Disampaikan dengan pemberian nada pada suku
kata pertama dan terakhir, dengan nada suku kata
terakhir diucapkan lebih panjang sesuai dengan
besar kecilnya jumlah pasukan.
c. Contoh aba-aba peringatan antara lain:
1. “HORMAT SENJATA”.
2. “MAJU”.
3. “HITUNG”.

(4) Aba-aba pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) huruf c diatur sebagai berikut:

a. Untuk menegaskan saat atau waktu untuk


melaksanakan aba-aba petunjuk/peringatan
dengan cara serentak atau berturut-turut.
b. Aba-aba pelaksanaan diucapkan dengan cara
dihentakkan.
c. Contoh aba-aba pelaksanaan antara lain:
1. “GERAK’’.
2. “JALAN”.
3. “MULAI”.

Anda mungkin juga menyukai