Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah serta kenikmataNya, yang sebagian kenikmatan itu antara lain kesehatan ,
keselamatan, kenikmatan iman, islam, sehingga saat ini kita bias hadir di tempat ini bersamaan dengan
adanya acara PORSEMA Kabupaten Magelang tahun 2015.
Alhamdulillah sampai saat ini kita selalu diberi keselamatan, tanpa suatu halangan apapun juga. Marilah
kita bersyukur untuk mewujudkan rasa syukur, marilah bersama-sama kita mengucapkan bacaan tahmid
Alhamdulillahirobbal alamin……
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang selalu kita
nantikan syafaatnya sampai yaumul kiyamah.
Selanjutnya
Saya disini sebagai utusan dari MTs Ma’arif NU Roudlotul Mubtadiien untuk mengikuti lomba pidato
Bahasa Indonesia dalam rangka kegiatan PORSEMA Kabupaten Magelang yang membahas sesuatu yang
ada hubunganya dengan peranan pelajar NU dalam pembinaan moral.
Masalah tersebut menjadikan keprihatinan yang sangat mendalam bagi kita semua. Masalah itu
merupakan suatu perkara yang sangat mengkhawatirkan, juga mengkhawatirkan bagi keselamatan
orang lain atau bias disebut tindakan criminal.
Kenyataan seperti itu benar-benar menjadikan semua masyarakat, para orang tua, para bapak, para ibu
merasa prihatin dan khawatir karena yang menjadi korbanya adalah anak-anak muda.
Banyak yang mengatakan bahwa keadaan seperti itu, diperkirakan dimulai dari tempat belajar atau
lembaga pendidikan yang belum dapat memberikan pendidikan moral atau budi pakerti dengan baik,
atau mungkin sudah memberikan contoh-contoh betapa pentingnya pendidikan moral bagi anak-anak
muda, ternyata mereka belum bias memahami atau belum bias menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari didalam dirinya.
Yang menjadi harapan pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah menumbuhkan manusiia seutuhya,
mempunyai budi pekerti atau moral yang baik yang dilandasi rasa takut atau takwa terhadap Allah SWT,
hal tersebut sesuai dengan UU Nomor 2 tahun 2003 pasal 11 bab 3 yang mengatakan bahwa manusia
yang seutuhnya adalah manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
mempunyai budi pakerti yang baik, sehat, pintar, kreatif, mandiri, juga menjadi warga Negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Saya dan teman-teman, para santri diibaratkan kertas-kertas yang putih. Kertas yang putih tadi akan
ditulisi apa atau akan digambari apa, ditulisi atau digambari yang jelek, itu bergantung siapa yang akan
mendidiknya. Oleh sebab itu pendidikan dari orang tua, bapak/ibu guru, lingkungan sekolah dan
pendidikan dari lingkungan masyarakat yang dapat menumbuhkan pendidikan yang baik.
Untuk itu saya mengajak teman-teman, marilah kita bersama-sama ikut menjaga suasana yang
tenteram, tidak hanya di sekolah atau di madrasah, di pondok pesantren, tetapi dimana saja saya
berharap dan insyaAllah harapan tersebut benar-benar akan menjadi kenyataan . Dimana saja kita
berada, kita dapat menjadi harapan bangsa dan dapat menjalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentang arti budi pekerti yang luhur dan benar-benar memegang teguh pada pentingnya moral atau
budi pekerti yang diajarkan bapak / ibu guru, para kyai, apalagi ikut meneladani beberapa keutamaan
para ulama, tentunya kita berakhlak baik.
Masa depan kita, cita-cita kita, dapat rusak karena jeleknya moral kita. Kita menyadari hanya dengan
moral ataupun budipekerti yang tinggi yang dapat menjadi penyebab kita mendapat ilmu yang barokah
dan bermanfaat. Ilmu yang barokah dan bermanfaat yaitu yang dapat menjadi terwujudnya cita-cita dan
masa depan yang cemerlang.
1. Mengikuti perintah yang telah diajarkan oleh bapak dan ibu guru, ustadz ustadzah dan para kyai,
kita harus percaya bahwa beberapa ajaran dari bapak ibu guru, ustadz-ustadzah, dan para kyai
yang menjadi pegangan dan jalan untuk mencapai kemuliaan hidup di dunia dan kemuliaan
hidup di dunia dan kemuliaan hidup di akherat.
2. Berbakti kepada orang tua,. Dengan berbakti kepada orang tua, bisa menumbuhkan rasa cinta
orang tua kepada kita. Dengan demikian orang tua tentunya akan meridhoi segala sesuatunya
kepada kita, sehingga ridho orang tua, ridhonya Allah juga.
3. Rajin belajar dimana saja. Dengan rajin belajar, kita berusaha untuk menambah pelajaran yang
utama. Pelajaran yang utama adalah pelajaran agama.
4. Rajin Ibadah. Dengan rajin ibadah, kita dapat membentengi dari hal-hal yang bersifat buruk.
Dengan membentengi diri InsyaAllah kita semua terhindar dari bujukan ataupun kekuatan setan
yang mengajak berbuat maksiat.
5. Ikut sebagian kegiatan kegiatan –kegiatan yang positif. Kegiatan positif misalnya Kegiatan
Organisasi Remaja Masjid, IPNU, IPPNU dan lain-lain. Hal itu untuk membentengi diri atau agar
kita terhindar dari beberapa pengaruh negative dari pergaulan.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, jika ada kekhilafan atau kesalahan, saya mohon ma’af. Semoga
isi pidato ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita kaum remaja