Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA KERJA ANALISIS GENDER PADA PETANI CENGKEH DAN

NELAYAN IKAN
(Desa Labelete, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara)

Disusun Oleh :
SITI NUR AZIIZAH ADHAYANA
G2H122012

PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Latar Belakang.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Demografi Penduduk Desa Labelete............................................................................3
1. Produksi Cengkeh....................................................................................................5
2. Produksi Ikan...........................................................................................................6
3. Reproduksi...............................................................................................................7
4. Jasa Masyarakat Dan Jasa Rumah Tangga...............................................................7
5. Manajemen Masyarakat...........................................................................................8
B. Perspektif Dalam Melihat Kerangka Analisis Gender Petani Cengkeh Dan Nelayan
Ikan.......................................................................................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1.......................................................................................................................................1
Tabel 2.......................................................................................................................................8
Tabel 3.......................................................................................................................................9

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1....................................................................................................................................5
Gambar 2....................................................................................................................................5
Gambar 3....................................................................................................................................7
Gambar 4....................................................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerangka kerja analisis gender merupakan kerangka analisis dasar yang masih

sederhana dalam hal ini belum mengarah pada analisis, namun masih pada taraf

mengumpulkan data yang kemudian di deskripsikan. Sedangkan analisis gender

merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk mempertimbangkan dampak pada suatu

program pembangunan yang mungkin saja terjadi terhadap laki-laki dan perempuan, serta

terhadap hubungan ekonomi dan sosial di antara mereka. Dalam memperhitungkan

kebutuhan, peran dan prioritas mereka dalam program pembangunan, maka di perlukan

informasi yang akurat baik laki-laki maupun perempuan.

Profil kegiatan yaitu mengumpulkan dan mengambil data mengenai apa sebenarnya

yang dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan berdasarkan pembagian kerja gender.

Profil akses dan kontrol dengan mempertimbangkan akses yang dimiliki perempuan

dan laki-laki terhadap sumber daya produktif, kontrol apa yang mereka miliki terhadap

sumber daya tersebut, dan siapa yang memperoleh keuntungan dari sumber daya tersebut.

Analisis faktor dan kecenderungan mempengaruhi pembagian kerja berdasarkan

gender, hubungan gender, serta akses dan kontrol terhadap sumber daya mana yang

mungkin akan mempengaruhi hasil dari program atau kegiatan.

1
1
2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan apa yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka dapat diambil

beberapa permasalahan untuk :

1. Bagaimana kerangka analisis gender terhadap kegiatan dan sumber daya di Desa

Labelete?

2. Perspektif apa yang dapat digunakan untuk melihat analisis tersebut?

C. Tujuan

Berdasakan latar rumusan masalah diatas maka tujuan dari penuisan ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk melihat kerangka analisis gender terhadap kegiatan dan sumber daya di Desa

Labelete

2. Melihat perspektif yang cocok untuk digunakan dalam analisis ini


2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Demografi Penduduk Desa Labete

Berdasarkan data statistik Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Buton Utara, untuk Desa Leabelete, Kecamatan Kulisusu tercatat keseluruhan 102 jiwa.

Terdapat 47 laki-laki dan 55 perempuan. Angka masyarakat yang tercatat ini sebagian

besar mata pencahariannya adalah sebagai petani dan nelayan. Baik itu petani kelapa,

cengkeh dan juga nelayan ikan. Untuk itu saya melihat aktivitas masyarakat Desa

Labelete, Kecamatan Kulisusu yang beraktivitas sebagai petani cengkeh dan nelayan ikan.

1. Kerangka Analisis Gender Terhadap Kegiatan dan Sumber Daya di Desa Labelete,

Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Buton Utara

Tabel 1

N
Kegiatan
o

3
1 Produksi Cengkeh PD LD AP AL
Membebaskan lahan belukar padat 70 30
Membebaskan lahan belukar jarang 70 30
Menanam bibit pohon Cengkeh 75 35 27 21
Pengumpulan ranting Cengkeh 60 45 35 22
Pengeringan ranting Cengkeh 40 75 10 10
Pengeringan Cengkeh 40 75 10 10
Proses dalam produksi Cengkeh
- Proses Jemur 40 75 10 10
- Proses Cengkeh
Mengemas Cengkeh 30 70 10 12
Penjualan Cengkeh 85 70

3
4

No Kegiatan

2 Produksi Ikan PD LD AP AL
Mempersiapkan Perahu 85 15
Mempersiapkan Jaring 85 15
Mempersiapkan Pancing 60 40
Menjaring Ikan 85 15
Memancing Ikan 60 40
Pengumpulan Ikan 50 50
Proses dalam produksi Ikan
- Proses Penyimpanan 70 20 10
- Proses Pengasapan
Mengemas Ikan Asap 70 10 20
Penjualan Ikan Asap 50 50
2 Reproduksi
Kehamilan 70
Kelahiran 63
Pemberian ASI 100
3 Jasa Masyarakat dan Jasa Rumah Tangga Utama
Pengumpulan bahan bakar 20 50 5 25
Perawatan anak 80 20
Penyiapan makan 70 30
Pemasaran 100
Peternakan 20 65 5 10
Perawatan pekarangan rumah 50 10 30 10
Mencuci 70 30
4 Manajemen Masyarakat dan Politik
Mempersiapkan pesta, adat istiadat 45 5 45 5
5

1. Produksi Cengkeh
Berdasarkan tabel nomor 1 diatas menunjukkan angka prestasi peran laki-laki dan
perempuan dalam ranah rumah tangga pada produksi cengkeh. Data menunjukkan
bahwa proses :
1) Pembebasan lahan belukar padat, dalam hal ini pada saat pembukaan lahan
baru dalam pembudidayaan pohon cengkeh.
2) Pembebasan lahan belukar ringan.
3) Menanam bibit pohon aren.
4) Pengumpulan ranting cengkeh.
5) Pengeringan ranting cengkeh.
6) Pengemasan cengkeh.
Pembebasan lahan belukar padat ini dilakukan rata-rata oleh 70% laki-laki
dewasa dan 30% anak laki-laki. Sama halnya dengan pembebasan lahan belukar
ringan yang bertujuan untuk perawatan pohon cengkeh agar bisa tumbuh dengan baik.
Kemudian dalam proses menanam bibit dan pengumpulan ranting ini dilakukan oleh
rata-rata lebih banyak dilakukan oleh perempuan baik dewasa maupun anak, laki-laki
hanya membantu sebagian kecil agar pekerjaan menjadi lebih cepat. Pada tahap
pengeringan ranting dan cengkehnya ini sebagian besar rata-rata dilakukan oleh laki-
laki dewasa dan anak laki-laki dan dibantu sebagian kecil oleh perempuan dewasa dan
anak perempuan. Selanjutnya untuk pengemasan cengkeh ini lebih banyak dilakukan
dan dikerjakan oleh laki-laki dewasa untuk angkat beban dan perempuan dewasa
untuk menimbang hasil pengemasan cengkeh dan dibantu oleh anak laki-laki dan
perempuan untuk mempercepat proses pengemasan. Tahap akhir untuk penjualan
hanya dilakukan oleh perempuan dewasa dan laki-laki dewasa.

Gambar 1 Gambar 2

Penjemuran Cengkeh Pengemasan Cengkeh


6

2. Produksi Ikan
Berdasarkan tabel nomor 2 diatas menunjukkan angka prestasi peran laki-laki dan
perempuan dalam ranah rumah tangga pada produksi ikan. Data menunjukkan bahwa
proses :
1) Mempersiapkan perahu
2) Mempersiapkan jaring dan pancing
3) Menjaring dan memancing ikan
4) Pengumpulan ikan
5) Proses produksi ikan, hal ini mencangkup penyimpanan ikan ketika sedang di
tengah laut dan kemudian proses pengasapan dengan tujuan mengawetkan
ikan agar tahan lebih lama
6) Pengemasan ikan asap
7) Penjualan ikan asap
Dalam mempersiapkan perahu untuk siap berlayar di laut dilakukan oleh 85%
laki-laki dewasa dan 15% anak laki-laki, karena pekerjaan ini bisa dibilang berat dan
tidak cocok untuk dilakukan perempuan meskipun bisa untuk melakukannya.
Kemudian untuk mempersiapkan jaring dan pancing juga dilakukan oleh 85% laki-
laki dewasa dan juga 15% anak laki-laki. Begitu pula dengan untuk proses menjaring
ikan dan memancing yang sebagian besar dilakukan oleh laki-laki dewasa dan dibantu
sebagian kecil oleh anak laki-laki. Lalu pada proses pengumpulan ikan dari hasil
tangkapan baik hasil dari menjaring maupun memancing akan disimpan bersama-
sama kedalam sebuah wadah berisikan es batu agar ikan tetap segar dan tidak
membusuk. Hal ini bisa disebut dengan nama hibernasi untuk mencegah pembusukan
dengan cara membekukan ikan di tumpukan es batu. Pada proses pengasapan inilah
peran perempuan dewasa dan anak perempuan dibutuhkan karena pada dasarnya
perempuan yang lebih pandai mengolah makanan, hal ini dibantu juga oleh laki-laki
dewasa untuk membersihkan sisik maupun kotoran ikan sebelum di lakukan
pengasapan. Di tahap pengemasan pun juga lebih banyak perempuan dewasa dan anak
perempuan yang mengurusi hal ini dikarenakan perempuan lebih rapi dalam hal
keterampilan untuk pengemasan agar bisa menarik perhatian calon pembeli. Lalu di
tahap terakhir yaitu proses penjualan yang dilakukan lebih banyak dilakukan oleh
perempuan karena lebih terampil dalam hal berdagang.
7

Gambar 3 Gambar 4

Penyimpanan ikan di perahu Pengasapan ikan

3. Reproduksi
Berdasarkan data dalam tatanan rumah tangga kehamilan, kelahiran dan
pemberian ASI dilakukan oleh perempuan dewasa. Namun jika pada usia kehamilan
sudah memasuki masa kelahiran, perempuan dalam rumah tangga produksi cengkeh
maupun ikan memiliki masa untuk beristirahat atau tidak melakukan aktivitas dalam
produksi dan hal ini digantikan dengan anak perempuannya. Sedangkan pada masa
menyusui, perempuan dewasa sudah bisa melakukan aktivitas seperti untuk proses
pengemasan.

4. Jasa Masyarakat dan Jasa Rumah Tangga


Berdasarkan dari hasil tabel diatas bisa kita lihat bahwasannya laki-laki dewasa
dan anak laki-laki melakukan kegiatan dalam proses produksi cengkeh maupun ikan.
Rata-rata dari masyarakat Desa Labelete memiliki hewasn ternak seperti ayam dan
sejenis ungags, ada beberapa yang beternak kambing dan sapi. Yang mengurus ternak
termasuk untuk mencarikan makan dan memberi makan adalah laki-laki. Sedangkan
perempuan dewasa dan anak perempuan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
merawat anak, menyiapkan makan, mencuci, membersihkan rumah dll. Dan penjualan
dilakukan oleh hampir semua perempuan dewasa dan sebagian kecil dilakukan oleh
laki-laki. Sebagai contoh laki-laki yang memberikan nilai jual dan perempuan menjual
di pasar. Namun untuk mencapai pasar tentu laki-laki ikut ambil peran seperti halnya
mengantarkan istri ke pasar untuk melakukan transaksi jual-beli.
8

5. Manajemen Masyarakat
Pada tabel di atas, kita bisa menunjukkan kegiatan masyarakat seperti pesta dan
acara adat isitiadat dilakukan lebih banyak oleh kaum perempuan dewasa dan anak
perempuan. Pembagian kerja berdasarkan gender masih terlihat pada kebiasaan
masyarakat di Desa Labelete dimana perempuan menyiapkan konsumsi sedangkan
laki-laki mengambil peran seperti menyiapkan tenda atau membuat panggung.

Tabel 2
Pengelolaan Sumber Daya Hutan, Laki-Laki Perempuan
Rumah Tangga Petani Cengkeh Akses Kontrol Akses Kontrol
Lahan 70 70 30 30
Modal 70 70 30 30
Peralatan 70 70 30 30
Pemasaran / Penjualan 50 50 50 50
Pelatihan 35 15 35 15

Pada tabel diatas menunjukkan persentasi terhadap akses dan kontrol dalam
pengelolaan sumber daya hutan dan laut. Dalam hal ini kebun cengkeh dalam rumah
tangga petani cengkeh dapat ditarik kesimpulan bahwa semua laki-laki dan
perempuan pada rumah tangga memiliki akses dan kontrol atas semua sumber daya.
Hanya saja persentasi terhadap akses dan kontrol itu memiliki beberapa perbedaan
yang tidak terlalu signifikan. Dapat dilihat pada tabel, perempuan masih belum
mencapai angka maksimal. Sumber daya yang dimaksud adalah kepemilikan lahan
dan modal. Laki-laki memiliki kontrol terhadap sumber ekonomi dan penetapan nilai
harga jual cengkeh. Di sisi lain, pemasaran yang dilakukan oleh perempuan dan
penjualan dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan untuk pelatihan dapat di akses secara
bersama dan seimbang, baik itu dari laki-laki maupun perempuan. Misalnya dengan
adanya pendidikan kritis terhadap pentingnya keseimbangan peran dalam rumah
tangga untuk menghindari terjadinya peran ganda.
9

Tabel 3
Laki-Laki Perempuan
Sumber Daya
Akses Kontrol Akses Kontrol
Pangan, sandang, barang konsumen 100 50 100 50
Pelayanan Kesehatan 100 100  100 100 
Penghasilan 100 80 100  100
Sumber Daya Alam 100 100 100 100
Kepemilikan Aset 100 100 50 50 

Pada tabel diatas menunjukkan pemanfaatan sumber daya dapat diakses penuh
oleh laki-laki dan perempuan. Kontrol perempuan atas pemanfaatan pangan, sandang,
barang dan konsumen memiliki presentasi yang tinggi dibanding dengan laki-laki
karena perempuan sangat dekat dengan hal tersebut. Begitupula akses terhadap
pelayanan kesehatan, penghasilan, sumber daya alam, dan kepemilikan aset. Dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan perempuan atau laki-laki memiliki kontrol atas
dirinya sendiri terhadap kesehatan tubuhnya dana pa yang diperlukan dalam hal
kesehatannya. Sedangkan kontrol terhadap penghasilan perempuan memiliki kontrol
penuh atas penghasilan yang diberikan oleh laki-laki untuk pemanfaatan dalam
kebutuhan rumah tangga. Sama halnya dengan pemanfaatan sumber daya alam,
perempuan dan laki-laki memiliki kontrol atas sumber daya alam tersebut. Akses
kepemilikan aset dimiliki penuh laki-laki karena berdasarkan kepemilikan dalam
bentuk warisan. Namun hal ini tentu sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kondisi
misalnya pengalihan aset kepada pihak perempuan (istri) sehingga dengan hal
tersebut, perempuan dapat mengakses dan memiliki kontrol atas aset tersebut.

B. Perspektif Dalam Melihat Kerangka Analisis Gender Petani Cengkeh Dan Nelayan
Ikan
Berdasarkan kerangka analisis gender diatas maka dapat digunakan Feminisme
Sosialis untuk melihat pembagian kerja berdasarkan gender. Sesuai dengan inti dari
Feminisme Sosialis bahwasannya hidup dalam masyarakat yang kapitalistik bukanlah satu-
satunya penyebab utama keterbelakangan perempuan. Di beberapa negara sosialis,
perempuan juga ikut andil dalam pasaran tenaga kerja dan sebagian besar secara ekonomi
10

mereka sudah bisa mandiri. Namun, perempuan di negara kita ini masih saja tetap berada
dalam genggaman patriarki.
Hal ini selaras dengan kagiatan perempuan pada masyarakat di Desa Labelete,
Kecamatan Kulisusu. Dimana perempuan yang meskipun sudah ikut andil dalam ranah
public dan membantu meningkatkan perekonomian keluarga, peran gender di kaum
perempuan masih saja terjadi. Bisa dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh perempuan
bahwasannya mereka menghabiskan waktunya dalam lingkup keluarga, terlihat di tabel 1.
Maka dari hal ini bisa ditarik benang merah bahawasannya masih ada ketimpangan peran
antara kedua jenis kelamin sangat dipengaruhi oleh budaya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil yang telah dipaparkan, kita bisa mengambil kesimpulan
bahwasannya pembagian kerja terhadap peran laki-laki dan perempuan di masyarakat
petani cengkeh dan nelayan ikan Desa Labelete, Kecamatan Kulisusu menunjukkan bahwa
pembagian kerja yang berbeda dan belum seimbang jika melihat dari hasil tabel diatas.
Yang disitu dimana peran laki-laki lebih mendominasi lingkungan sekitar dibandingkan
dengan perempuan.
Hal ini sama halnya terlihat pada akses tabel kontrol, yang dimana dalam tabel
tersebut menunjukkan angka yang tidak seimbang antara laki-laki dengan perempuan. Hal
ini berdampak pada keterbatasan atau kekuasaan terhadap sumber daya, pelatihan, modal
dan lain sebagainya.
Jika merujuk pada feminisme sosialis dan dijadikan sebagai dasar untuk melihat
pembagian kerja berdasarkan dengan gender. Maka hal ini selaras dengan kegiatan pada
masyarakat di Desa Labelete, Kecamatan Kulisusu. Yang dimana kaum perempuan
meskipun sudah ikut andil dalam ranah publik dan meningkatkan perekonomian keluarga.
Peran gender dalam perempuan masih saja terjadi hingga menimbulkan ketimpangan
gender.

11
DAFTAR PUSTAKA

Didi. 2023 “Perempuan Dalam Kesetaraan Gender Petani Cengkeh Dan Nelayan Ikan” –
Hasil Wawancara Pribadi (18 Mei 2023)
BPS Kabupaten Buton Utara. 2022 “Kecamatan Kulisusu Utara Dalam Angka”
https://www.neutron.co.id/info/feminisme (Diakses pada tanggal 20 Mei 2023)

12

Anda mungkin juga menyukai