Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTIK INDUSTRI

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS


BUMI (PPSDM MIGAS) CEPU
JAWA TENGAH

Diajukan oleh

Dian Agung Satyanagara 121170073

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mengajukan proposal
kegiatan kerja praktik di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah. Proposal kegiatan kerja praktik ini
disusun untuk memenuhi persyaratan pengajuan kegiatan kerja praktik agar saya dapat
melaksanakan kegiatan kerja praktik pada salah satu Unit plant PPSDM MIGAS Cepu,
Jawa Tengah.
Dengan diterimanya proposal pengajuan kegiatan kerja praktik ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan perusahaan dan segenap karyawan Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah
atas perhatian dan kesediannya menerima kami untuk melaksanakan kerja
praktik.
2. Bapak Dr. Adi Ilcham, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia UPN
“Veteran” Yogyakarta.
3. Ibu Ir. R.R. Endang Sulistyowati, M.T., selaku dosen pembimbing Kerja
Praktik atas saran dan bimbingannya.
4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Penulis berharap agar proposal ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi
pihak Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
MIGAS) Cepu, Jawa Tengah dalam menerima kami mahasiswa Program Studi Teknik
Kimia S1, Jurusan Tekik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta yang akan melaksanakan kerja praktik.
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
BAB I. PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Kerja Praktik 2
I.3 Manfaat Kerja Praktik 3
I.4 Peserta Kerja Praktik 4
I.5 Waktu Pelaksanaan 5
I.6 Kegiatan Kerja Praktik 5
I.7 Tugas Khusus 6
I.8 Metode Kerja Praktik Industri 6
I.9 Laporan Kerja Praktik 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8
III.1 Minyak Mentah 8
III.2 Komponen Penyusun Minyak Bumi 8
III.3 Pengolahan Minyak Bumi 12
DAFTAR PUSTAKA 22
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Unit Distilasi Atmosferik 14


Gambar 3.2 Unit Distilasi Vakum 15
Gambar 3.3 Reaksi Polimerisasi 18
Gambar 3.4 Reaksi Alkilasi 19
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tata Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik 5


Tabel 3.1 Komposisi fraksi pada 250ºC – 300ºC (480ºF – 570ºF) 9
Tabel 3.2 Titik didih fraksi minyak bumi mentah 12
Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi semakin pesat dan tingkat persaingan di dunia
usaha khususnya dunia industri semakin tinggi. Sementara itu, sarjana lulusan
Perguruan Tinggi yang merupakan calon tenaga kerja hanya dicetak sebagai
sumber daya siap latih, bukan sumber daya siap pakai. Hal tersebut berakibat
pada masih adanya kesenjangan diantara dunia pendidikan dengan dunia kerja
yang sebenarnya.
Salah satu upaya yang ditempuh oleh Perguruan Tinggi untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan mewajibkan setiap mahasiswa untuk
melaksanakan kerja praktik disuatu instansi, atau perusahaan baik perusahaan
milik negara ataupun swasta.
Kerja praktek dipandang sebagai solusi yang tepat untuk permasalahan
di atas. Dengan diselenggarakannya Kerja Praktek, mahasiswa diharapkan
dapat memproleh dan terjun langsung dalam penerapan pengetahuan dan
teknologi secara nyata di lapangan. Kerja Praktik juga dianggap sebagai ajang
yang tepat untuk mentransfer teknologi kepada mahasiswa dan penanaman
sikap mental disiplin dan bertanggung jawab terhadap lingkungan kerjanya.
Begitu juga yang dilakukan oleh Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta yang memberi kesempatan setiap
mahasiswanya untuk mengenal dunia industry dan mengaplikasikan materi
yang diperoleh dalam perkuliahan di lapangan dengan cara mewajibkan
mahasiswanya untuk melaksanakan Kerja Praktek di industry, terutama di
industry yang banyak menerapkan teknologi di bidang teknik kimia, seperti
industry minyak dan gas. Kewajiban tersebut harus dipenuhi mengingat Kerja
Prakek merupakan syarat tercapainya kelulusan sebagai seorang sarjana Teknik
Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 1


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

Dengan berbagai tekologi yang modern, PPSDM MIGAS menjadi salah


satu tempat yang patut menjadi referensi bagi seorag calon sarjana Teknik
Kimia untuk mempelajari berbagai unit yang ada di dalamnya. Proses-proses
yang banyak terjadi di dalam pengolahan minyak bumi dan gas alam merupakan
proses-proses yang banyak di pelajari di bangku kuliah Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Industri UPN “Veteran” Yogyakarta. Maka dari itu, dengan
adanya kesempatan untuk keja paraktek di PPSDM MIGAS, mahasiswa akan
mendapatkan banyak pengalaman dan pemahaman terutamadalam hal aplikasi
dan perkembangan proses produksi peralatan-peralatan serta dapat memberikan
gambaran dalam proses perancangan pabrik kimia secara utuh. Pemahaman
terseut tidak hanya dalam bisang teknis semata, tetapi juga dari sisi manajemen
perusahaan dan sumber daya manusia termasuk sisi humanitsanya.
I.2 Tujuan Kerja Praktik
1.2.1 Tujuan Umum
a. Memenuhi salah satu kurikulum yang telah ditetapkan pada Program
studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.
b. Menerapkan secara langsung pengetahuan ilmiah yang diperoleh dari
perkuliahan di dalam situasi industri yang sebenarnya.
c. Mengetahui secara langsung permasalahan yang terjadi di dalam
pabrik serta upaya penanganannya.
d. Memperdalam pengetahuan ilmiah yang terkait dengan bidang
industri tempat kerja praktek dilaksanakan.
e. Sebagai bekal dimasa depan dan menambah wawasan serta
pengalaman kerja di lapangan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan ilmu yang selama ini diperoleh dibangku
kuliah dan membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di
lapangan.
b. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dosen Pembimbing Kerja
Praktik dan atau Pembimbing Lapangan.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 2


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

c. Melihat secara langsung cara kerja alat-alat dalam proses produksi dan
membandingkannya dengan teori yang diberikan di perkuliahan.
d. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja

1.3 Manfaat Kerja Praktek


1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengenal cara kerja suatu perusahaan atau industri secara umum
dengan lebih mendalam, khususnya peralatan dan proses produksi
yang dilakukan.
b. Memperoleh pengalaman secara langsung dan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapatkan dalam dunia pendidikan.
c. Memberikan bekal tentang perindustrian, sebelum terjun ke dunia
kerja secara nyata.
1.3.2 Bagi Lembaga Pendidikan
a. Terjalinnya hubungan baik antara Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta dengan PPSDM MIGAS sehingga
memungkinkan kerjasama ketenagakerjaan dan kerjasama lainnya.

b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan


sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.

c. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan khususnya tentang perindustrian


tentang penggunaan alat-alat proses industri mutakhir yang nantinya
dapat memberikan inspirasi untuk menginovasikan teknologi tersebut.

1.3.3 Bagi Perusahaan


a. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang mahasiswa
yang melakukan kerja praktek.
b. Dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan
khususnya Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 3


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

c. Dapat membantu menyiapkan sumber daya manusia yang potensial


untuk perusaahaan atau industry.
d. Laporan kerja praktek dapat dijadikan sebagai bahan masukan
ataupun usulan perbaikan seperlunya dalam pemecahan masalah –
masalah di perusahaan.

1.4 Peserta Kerja Praktik


Peserta kerja praktik adalah mahasiswa Program Studi Teknik Kimia S-
1, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta, dengan rincian sebagai berikut:

Nama : Dian Agung Satyanagara


NIM : 121170073

Semester : XII

Tempat/Tanggal Lahir : Bantul, 9 April 1998

Email : diansatyanagara@gmail.com

No. Handphone/Whatsapp : 0895373383694

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 4


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

1.5 Waktu Pelaksanaan

Sesuai dengan kurikulum Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran”


Yogyakarta, maka kegiatan ini bersifat wajib bagi mahasiswa sebagai salah
satu prasyarat sebelum menempuh tugas akhir, diberi bobot 2 sks dan
dilakukan 1 (satu) bulan. Waktu total pelaksanaan kerja praktik terhitung pada
tanggal 1 April 2023 – 1 Mei 2023. Adapun waktu masih dapat disesuaikan
dengan jadwal yang disediakan oleh PPSDM MIGAS.

1.6 Kegiatan Kerja Praktik

Dalam melaksanakan kerja praktik, mahasiswa diharapkan melakukan


studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di tempat kerja
praktik menjadi suatu kajian yang sesuai dengan bidang keahlian yang ada,
ataupun melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses atau alat untuk
kemudian dikaji. Adapun rencana kegiatan kerja praktik di PPSDM MIGAS
yang saya ajukan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Tata Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik

No Kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV

12 3 4 5 6 7 12 3 4 5 6 7 12 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7

1. Orientasi dan pengenalan


lapangan secara
umum
2. Pengamatan dan analisa
proses produksi

3. Pengamatan dan analisa alat


produksi
4. Penyusunan laporan

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 5


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

1.7 Tugas Khusus


Mengenai tugas khusus menyusul karena ditentukan oleh dosen
pembimbing atau pembimbing dari perusahaan yang bersangkutan tugas
khusus tersebut baru dapat diketahui setelah mendapatkan surat balasan
persetujuan dari PPSDM MIGAS yang menyatakan bahwa mahasiswa
tersebut diatas diterima kerja praktik atau sebagaimana mengikuti keputusan
yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Adapun divisi atau bagian
penempatan dari pelaksanaan kerja praktek yang akan dilakukan, diserahkan
pada kebijaksanaan PPSDM MIGAS.

1.8 Metode Kerja Praktik Industri

Metode yang digunakan dalam mengambil data yang dibutuhkan


untuk keperluan penyelesaian penulisan laporan kerja praktik industri adalah:
1.8.1 Data Primer

Data ini diperoleh dengan cara:

a. Survey

Dengan cara mengambil informasi data-data teknis yang


tersedia di lapangan dan keterangan-keterangan yang diperoleh dari
pihak Manajemen di PPSDM MIGAS.
b. Observasi
Dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan
secara sistematis dengan jelas mengenai kondisi obyek
pengamatan di lapangan.
1.8.2 Data Sekunder

Data sekunder dapat diperoleh dengan metode pustaka yaitu


memperoleh data dengan cara penelusuran literature-literatur, baik
yang terdapat di dalam perusahaan (perpustakaan perusahaan)
maupun yang diperoleh diluar perusahaan yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 6


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

1.9 Laporan Kerja Praktik


Sebagai bentuk tanggung jawab tertulis dari hasil kegiatan yang
meliputi studi literature baik penelusuran yang diperoleh dari luar perusahaan
maupun di dalam perusahaan, pengumpulan dan pengolahan data yang
diperoleh di PPSDM MIGAS, mahasiswa pelaksana kerja praktek wajib
menyusun laporan kerja praktik. Laporan kerja praktik akan disahkan oleh
Dosen Pembimbing Kerja Praktik dan diketahui oleh Pembimbing Kerja
Praktik di PPSDM MIGAS.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 7


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Minyak Mentah

Minyak mentah adalah campuran yang terbentuk secara alami terdiri


dari hidrokarbon belerang, nitrogen, dan logam. Menurut Bawazeeret et al.
(1997), kualitas produk minyak bumi memainkan peran utama terhadap
kepuasan konsumen dan berbicara mengenai kinerja kilang. Untuk
mengidentifikasi minyak mentah dan produk minyak jadi dalam keadaan
tertentu perlu mengukur sifat physicochemical dan membandingkan nilai
yang diukur dengan standar internasional. Minyak mentah dari berbagai
sumber memiliki sifat khas yang berbeda atau kurang identik. Hal yang sama
berlaku pada proses ekstraksi dimana karakteristik komposisi kimia dan
perilaku fisika – kimia juga berbeda meskipun dasarnya hampir sama untuk
setiap jenis minyak mentah. (Yasin, G et al, 2013)

III.2 Komponen Penyusun Minyak Bumi

Minyak bumi mentah (crude oil) memiliki sifat fisika, kimia, serta
kenampakan yang berbeda antar lokasi. Secara fisik warna crude oil dari
jernih hingga hitam. Sedangkan secara kimia crude oil tersusun atas 84% C,
14%H, 1-3%S, dan kurang dari 1% N2, O2, logam dan garam. Komponen
minyak bumi terdiri dari komponen hidrokarbon dan komponen non-
hidrokarbon

a. Komponen hidrokarbon

Parafin merupakan golongan senyawa hidrokarbon yang memiliki struktur


rantai lurus (normal) dan rantai bercabang (isomer). Fraksi ringan parafin
tersusun oleh paraffin rantai lurus yang ditemukan dalam fase gas dan wax
parafin. Sementara parafin bercabang ada pada fraksi berat dengan angka
oktan lebih tinggi dari n-parafin. Aromatik adalah hidrokarbon tak jenuh
dengan bentuk cincin/siklik yang umumnya ditemukan pada crude oil fraksi

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 8


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

berat. Bentuk palin sederhana adalah benzene, sedangkan naftalena


merupakan gabungan dua cincin aromatik. Naftena adalah hidrokarbon jenuh
yang mempunyai rumus umum CnH2n dalam bentuk siklik yang ditemukan
pada semua fraksi crude oil kecuali fraksi sangat ringan. Senyawa naftena
paling banyak ditemukan adalah cincin tunggal naftena C5 dan C6.

Tabel 3.1 Komposisi fraksi pada 250ºC – 300ºC (480ºF – 570ºF)

Sumber: Modul Kuliah Kimia Petroleum, 2016

b. Komponen Non-hidrokarbon

Pada minyak mentah selain memiliki komposisi hidrokarbon yang


dominan, ada komposisi non hidrokarbon yang melengkapi kandungan
senyawa penyusunnya. Komponen non hidrokarbon penyusun minyak
mentah antara lain senyawa sulfur, nitrogen, oksigen dan logam.

1) Senyawa Sulfur

Senyawa yang menyebabkan bau tidak sedap pada pengolahan


minyak bumi, bersifat asam dan menyebabkan kerak logam serta
membutuhkan oksidasi pada pengolahan minyak bumi. Jenis senyawa sulfur
yang ada di minyak mentah meliputi:

a) Hidrogen sulfida

b) Karbon disulfida

c) Merkaptan (R-SH)

d) Dietil sulfida (non korosif)

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 9


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

e) Thiophenes

f) Benzothiophenes

2) Senyawa Nitrogen

Minyak mentah memiliki kandungan nitrogen sangat kecil (0.1 -


0.9%) dan relative stabil pada temperatur cukup tinggi sehingga sulit
terdekomposisi pada proses perengkahan sederhana. Senyawa nitrogen
memberikan sifat basa pada minyak mentah, cenderung ada pada fraksi berat
minyak bumi dan lebih banyak pada minyak mentah muda.

3) Senyawa Oksigen

Kandungan total senyawa oksigen pada minyak mentah sekitar 2%


per berat. Keberadaan oksigen pada minyak bumi menjadi penting karena
beberapa alasan yaitu:

a) Titik didih fraksi naik dengan meningkatnya kandungan oksigen

b) Oksigen berada dalam bentuk asam organik, karboksilat, atau


fenolat pada fraksi ringan maupun sedang

c) Metode ekstraksi atau teknik berdasarkan reaksi saponifikasi


berguna untuk menghilangkan/menurunkan kandungan oksigen

4) Logam

Merupakan residu pembakaran minyak mentah yaitu berupa garam


anorganik larut dalam air (klorida, Na2SO4, K2SO4, MgSO4, CaSO4).
Kelompok utama senyawa anorganik yang ada dalam minyak bumi antara
lain:

a) Zn, Ti, Ca, dan Mg

 Ada dalam bentuk sabun organologam

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 10


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

 Logam dalam minyak mentah terikat dengan asam


organik/karboksilat

 Bersifat aktif permukaan

 Terabsorbsi pada permukaan air

 Fungsi sebagai penstabil emulsi

b) Vanadium dan nikel (termasuk Fe dalam jumlah sangat kecil)

 Sangat stabil

 Berada dalam kompleks nitrogen

 Larut dalam minyak

 Membentuk kompleks porfirin

c) Karbondioksida (CO2) merupakan hasil dekomposisi bikarbonat


dalam crude oil atau pada alat steam dalam proses distilasi

d) Asam naftenat merupakan asam organik yang bersifat korosif pada


T = 450 °F

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 11


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

III.3 Pengolahan Minyak Bumi

Proses pengilangan (refinery process) merupakan pemisahan


minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya dan perlakuan tertentu untuk
menghasilkan produk yang bisa dijual. Secara umum, minyak mentah saat
pertama kali dikilang menghasilkan tiga kelompok dasar produk yaitu gas
dan gasoline, nafta, dan residu seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Titik didih fraksi minyak bumi mentah

Sumber: Modul Kimia Petroleum, 2016


3.3.1 Perlakuan Minyak Mentah
Pada pengolahan minyak bumi dalam kilang, unit distilasi
atmosferis minyak mentah menjadi awalan proses berikutnya. Namun,
minyak mentah umpan masih mengandung kotoran garam dan pasir
sehingga perlu dibersihkan terlebih dahulu karena kehadiran zat-zat ini
dapat mempercepat laju korosi bahan konstruksi Unit pengolahan,
menyebabkan pengendapan kerak serta penyumbatan pada peralatan kilang.
Pengolahan awal yang dilakukan adalah desalting atau pemisahan
garam. Minyak bumi mentah dipompa lalu dicampur dengan air panas
sebanyak 10-15% volume minyak mentah pada temperatur 90-150 oC
dengan tekanan 50-250 psi. Garam-garam akan larut dan mengendap lalu
fasa air dan minyak akan terpisah. Apabila air garam yang tersuspeni dalam
minyak mentah dalam bentuk emulsi, maka emulsi dapat dipecah dengan

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 12


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

menggunakan bahan kimia seperti sabun, asam lemak, sulfonat dan alkohol
rantai panjang. (Hardjono, A., 2001)

3.3.2 Primary Process


Primary process merupakan proses pemisahan minyak mentah
berdasarkan perbedaan sifat fisik komponen‒komponen yang terkandung
dalam minyak mentah. Sifat‒sifat fisik tersebut dapat berupa titik didih, titik
beku, kelarutan dalam suatu pelarut, perbedaan ukuran molekul dan
sebagainya.
1) Distilasi (Distillation)
Distilasi adalah metode pemisahan yang paling populer dan penting
dalam industri perminyakan untuk pemurnian produk akhir. Kolom distilasi
terdiri dari beberapa komponen, yang masing-masing digunakan baik untuk
mentransfer energi panas atau untuk meningkatkan perpindahan massa.
Kolom destilasi berisi kolom vertikal dimana trays atau plates digunakan
untuk meningkatkan pemisahan komponen, reboiler untuk memberikan
panas bagi penguapan yang diperlukan dari bagian bawah kolom, kondensor
untuk mendinginkan dan mengembunkan uap dari bagian atas kolom, dan
drum refluks untuk menahan uap yang terkondensasi sehingga refluks cair
dapat didaur ulang kembali dari bagian atas kolom. (Minh, V.T., dan Ahmad
M.A.R, 2009)
Distilasi adalah proses pemisahan minyak mentah berdasarkan
perbedaan titik didih. Distilasi merupakan prosess utama dalam pengolahan
minyak bumi menjadi produk-produknya. Distilasi terbagi menjadi dua,
yaitu:
 Distilasi atmosferik
Distilasi atmosferik berfungsi memisahkan minyak mentah (crude
\oil) atas fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing
pada keadaan atmosferik. Menurut Jones, (2006), setelah minyak mentah
dibersihkan dari garam, minyak tersebut dipanaskan (200-250oF) untuk
menguapkan sebagian fraksi-fraksi minyak bumi yang akan terpisah

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 13


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

didalam menara distilasi. Fraksi minyak bumi yang tidak teruapkan akan
turun ke kolom bawah menara distilasi. Produk yang dihasilkan oleh kolom
distilasi atmosferik adalah gas ringan, LPG, naphtha, kerosin, minyak gas
ringan yang akan menjadi diesel, minyak gas berat dan residu. Fraksi yang
belum dapat dikonsumsi sebagai bahan bakar, seperti residu atau fraksi
minyak berat, diproses lebih lanjut dengan distilasi vakum (diatas 900oF)
atau perengkahan pada suhu tinggi (thermal cracker).

Gambar 3.1 Unit Distilasi Atmosferik


Sumber: Modul Kimia Petroleum

 Distilasi vakum
Distilasi vakum dilakukan pada kondisi tekanan vakum guna
memisahkan minyak berat yang fraksi-fraksinya tidak dapat dipisahkan
dengan distilasi atmosferik. Hal ini disebabkan karena fraksi minyak berat
hanya dapat dipisahkan pada temperatur tinggi, namun pada temperatur
yang tinggi minyak mentah akan mengalami perengkahan (cracking).
Tujuan dari distilasi vakum adalah memperoleh produk-produk residu rantai
panjang. Oleh sebab itu tekanan pada kolom dibuat vakum agar titik didih
fraksi minyak berat tersebut dapat diturunkan. Produk yang dihasilkan pada
distilasi ini adalah Light Vacuum Gas Oil (LVGO), Medium Vacuum Gas
Oil (MVGO), Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) dan Vacuum Residue.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 14


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

Gambar 3.2 Unit Distilasi Vakum


Sumber: Modul Kimia Petroleum
2) Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan minyak mentah dengan
memanfaatkan sifat kelarutan suatu zat dengan pelarut tertentu. Merupakan
proses tertua dalam penghilangan minyak bumi. Awalnya proses ini
dilakukan untuk meningkatkan kualitas kerosin. Contoh pemisahan secara
ekstraksi adalah pada pengolahan minyak pelumas, pengolahan aspal
(propane deasphalting), pengolahan BTX, dsb.
3) Absorpsi dan Stripping
Absorpsi adalah proses penyerapan gas dalam suatu campuran gas
dan cairan dengan menggunakan pelarut. Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan fraksi gas yang bercampur dengan produk hidrokarbon hasil
distlilasi atau hasil perengkahan. Sedangkan stripping adalah proses
pemisahan gas terlarut dalam suatu campuran gas cair. Stripping
mengunakan larutan benfield, MEA (Monoethyl Alcohol) , DEA (Diethyl
Alcohol) untuk menghilangkan gas CO2 atau H2S dalam suatu minyak atau
produk hasil pengolahan.

4) Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik
leleh. Kristalisasi umumnya digunakan pada proses dewaxing, yaitu

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 15


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

memisahkan lilin atau wax dari minyak mentah. Lilin terlarut dalam minyak
dan mendidih pada selang titik didih minyak pelumas, oleh sebab itu lilin
tidak dapat dipisahkan dengan distilasi. Pada proses dewaxing minyak
didinginkan untuk mengkristalkan lilin, kemudian disaring dan diendapkan
untuk mendapatkan kristal lilin.

3.3.3 Secondary Process


Secondary process merupakan proses pengolahan lanjut setelah
primary process. Produk dari tahap sebelumnya yang tidak lagi dapat
dipisahkan dengan pemisahan fisik di proses ditahap ini. Tahap pengolahan
ini melibatkan proses‒proses konversi (secara kimiawi). Proses‒proses
tersebut adalah dekomposisi molekul, kombinasi molekul dan perubahan
struktur molekul. Proses ini dilakukan untuk mengubah fraksi yang satu ke
fraksi yang diinginkan. Perubahan fraksi dapat dilakukan dengan beberapa
proses.
1) Cracking
Cracking adalah proses penguraian molekul senyawa hidrokarbon
yang besar menjadi hidrokarbon yang memiliki struktur molekul yang kecil.
Salah satu contoh proses cracking yaitu penguraian struktur hidrokarbon pada
fraksi minyak tanah menjadi struktur molekul kecil fraksi bensin ataupun
penguraian fraksi solar menjadi bensin. Menurut Risdiyanta (2012), terdapat
berbagai macam proses cracking yaitu thermal cracking, catalytic cracking
dan hydrocracking. Proses penguraian dari tiga metode tersebut
menggunakan cara‒cara yang berbeda, berikut penjelasannya:
 Thermal Cracking,
Thermal cracking merupakan dekomposisi termal di bawah tekanan
suatu senyawa atau campuran senyawa hidrokarbon rantai panjang menjadi
molekul hidrokarbon yang lebih kecil. Proses penguraian ini menggunakan
suhu yang tinggi serta tekanan yang rendah, suhu yang digunakan dapat
mencapai temperatur 800 oC dan tekanan 700 kPa. Partikel ringan yang
memiliki hidrogen dalam jumlah banyak akan terbentuk pada penguraian

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 16


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

molekul berat yang terkondensasi. Reaksi yang terjadi pada proses ini disebut
dengan homolitik fision dan memproduksi alkena yang menjadi bahan dasar
untuk memproduksi polimer secara ekonomis. Panas yang digunakan dalam
proses ini menggunakan steam cracking yaitu uap yang memiliki suhu yang
tinggi.
 Catalytic Cracking,
Proses ini menggunakan katalis sebagai media yang dapat
mempercepat laju reaksi, proses penguraian molekul besar menjadi molekul
kecil dilakukan dengan suhu tinggi. Jenis katalis yang sering digunakan
adalah silika, alumina, zeolit dan beberapa jenis lainnya seperti clay,
umumnya reaksi dari proses perengkahan katalitik menggunakan mekanisme
perengkahan ion karbonium. Awalnya katalis yang memiliki sifat asam akan
menambahkan proton ke dalam molekul olefin ataupun menarik ion hidrida
dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium.
 Hydrocracking
Merupakan proses kimia katalitik yang digunakan dalam kilang
minyak bumi untuk mengubah hidrokarbon penyusun tingkat tinggi dalam
minyak mentah minyak bumi menjadi produk-produk dengan pendidihan
rendah yang lebih bernilai seperti bensin, minyak tanah, bahan bakar jet dan
minyak diesel. Proses berlangsung di atmosfer yang kaya hidrogen pada suhu
tinggi (260 - 425 ° C) dan tekanan (35 – 200 kg/cm2). Proses ini terdiri dari
menyebabkan umpan bereaksi dengan hidrogen dengan adanya katalis di
bawah kondisi operasi yang ditentukan oleh suhu, tekanan, dan kecepatan
ruang. Sebagian besar sulfur dan nitrogen yang ada dalam umpan
hydrocracking juga terhidrogenasi dan membentuk gas hidrogen sulfida
(H2S) dan amonia (NH3) yang kemudian dibuang. Hasilnya, produk-produk
hydrocracking pada dasarnya bebas dari sulfur dan pengotor nitrogen.
Sebagian besar produk hydrocracking adalah parafin. (Chaturvedi, A. et al,
2018)

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 17


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

2) Polimerisasi
Penggabungan dua atau lebih molekul-molekul kecil untuk
membentuk kelompok molekul kompleks disebut polimerisasi. Proses ini
pada industri petroleum bertujuan untuk mengkonversi gas olefin (etilena,
propilena, dan butilena) menjadi senyawa hidrokarbon dengan bobot
molekul dan angka oktan tinggi Contoh: perubahan n-oktana menjadi
isooktana. Istilah ini berasal dari kata poly yang berarti banyak dan meric
(meros) yang berarti bagian. Dengan demikian polimeric berarti suatu
bagian yang berulang-ulang. Hidrokarbon seperti alkena (olefin) yang
mengalami reaksi penggabungan dirinya sendiri dinyatakan sebagai reaksi
polimerisasi. Sebagai contoh, molekul-molekul ethylene dapat saling
menggabung dan penggabungannya dapat berulang-ulang tergantung pada
produk akhir yang dikehendaki. Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada
Gambar 3.3

Gambar 3.3 Reaksi Polimerisasi

3) Alkilasi
Alkilasi dalam proses industri minyak bumi dalah salah satu proses
untuk meningkatkan angka oktan produk minyak bumi. Alkilasi dapat
diartikan sebagai reaksi penambahan gugus alkil ke suatu senyawa tertentu.
Contoh: perubahan propena + butena menjadi heptana Tetapi di dalam
industri pengolahan minyak bumi istilah tersebut mengacu pada reaksi
antara olefin dan isoparaffin yang rantainya lebih panjang. Reaksi alkilasi
tersebut dapat terjadi tanpa menggunakan katalis, tetapi memerlukan suhu
dan tekanan tinggi, disamping itu peralatan yang digunakan cukup mahal.
Karena alasan tersebut, maka sekarang banyak dikembangkan proses
alkilasi yang menggunakan bantuan katalis. Katalis yang digunakan untuk

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 18


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

proses ini biasanya sulfuric acid dan hydrogen fluoride jika feed-nya berupa
isobutana dengan propena dan butena. Aluminum chloride juga digunakan
sebagai katalis dalam proses alkilasi jika umpannya berupa isobutana dan
ethylene. Reaksi alkilasi dapat dilihat pada Gambar 3.4

Gambar 3.4 Reaksi Alkilasi

Proses alkilasi pada pengolahan minyak bumi biasanya terjadi pada


proses pengolahan bahan bakar motor. Reaksi alkilasi dikatalisasi oleh
cairan dan asam padat seperti H2SO4, AlCl3-HCL, HF, HF-BF3, H2SO4-
HSO3F (Asam Fluoroslfuric), Trifluoromethane sulfonat asam klorida Pt
Alumina, BF3 pada alumina, zeolit dan resin penukar ion. (Jones, D.S.J dan
Peter R.P., 2006)
4) Reforming
Reforming adalah proses untuk memperlakukan sraight-run
gasoline atau naphtha yang mempunyai angka oktan rendah sehingga
menjadi gasoline yang mempunyai angka oktan tinggi dengan maksud
untuk memperbaiki kualitas pembakarannya (ignition performance). Di
dalam memperbaiki kualitas gasoline tidak hanya dari segi angka oktan saja,
tetapi juga menaikkan daya penguapannya (volatility), karena melalui
proses ini normal paraffin dikonversikan menjadi isoparaffin, aromatik dan
olefin, disamping itu juga naphthene dikonversi menjadi aromatik.
Berbagai reaksi akan terjadi dalam proses reforming seperti:
 Isomerisasi, yaitu mengkonversikan normal-parafin menjadi isoparafin.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 19


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

 Siklisasi, yaitu pembentukan senyawa siklis (cincin) dari senyawa alifatik.


Proses reforming dapat dilakukan secara thermal ataupun secara
catalytic yang sering disebut Thermal Reforming dan Reforming Catalytic.
Reforming Catalytic adalah proses dimana light petrolieum distillates yang
berupa nafta di kontakkan dengan katalis yang mengandung platinum pada
suhu tinggi dan tekanan tinggi (50-500 psig) untuk menaikan nilai okta pada
hidrokarbon. Nafta dengan oktan rendah diubah menjadi produk cair
beroktan tinggi yang kaya senyawa aromatik. Senyawa aromatik berupa
BTX (benzene, toluene, xylene) dan C9+ aromatik. Nafta umpan reforming
biasanya mengandung parafin, naften, dan aromatik dengan 6-12 atom
karbon. Kebanyakan umpan nafta harus dihidrolisis (hydrotreating) untuk
menghilangkan logam, olefin, sulfur, dan nitrogen sebelum diumpankan ke
Unit reforming. (Jones, D.S.J dan Peter R.P., 2006)
Thermal Reforming adalah proses dimana mengubah gasoline
dengan angka oktan rendah menjadi berangka oktan tinggi. Pada Thermal
Reforming, umpan berupa nafta atau straight-run gasoline dipanaskan pada
510-595ºC (950-1100F) di dalam furnace dengan tekanan 400-1000psi
(2758-6895 kPa). Setelah melewati furnace, nafta didinginkan dan masuk
ke dalam menara distilasi fraksional dimana produk-produk berat
dipisahkan. Produk Thermal Reforming adalah gas, bensin, dan residual oil
atau tar (Jones, D.S.J dan Peter R.P., 2006)
5) Hydrotreating
Hydrotreating merupakan proses penghilangan kotoran yang
tidak diinginkan dari fraksi minyak bumi dengan mereaksikanya dengan
hidrogen pada suhu yang relatif tinggi. Pengotor berupa sulfur, nitrogen,
olefin dan aromatik. Hydrotreating dirancang dan dijalankan tergantung
pada jenis umpan, panjang siklus yang diinginkan, kualitas produk yang
diharapkan.

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 20


Proposal Kerja Praktik Industri
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah

Hydrotreating memiliki tujuan umum :

 Pretreatment naphta
Sebelum nafta diumpankan ke reforming katalitis, nafta di tratment untuk
menghilangkan sulfur, nitrogen dan logam yang dapat meracuni katalis.

 Memperbaiki minyak tanah dan solar


Menghilangkan sulfur dan menjenuhkan olefin dan aromatik,
memperbaiki nomor cetan serta setabilitas penyimpanan.
 Minyak pelumas
Untuk meningkatkan viskositas, warna, dan stabilitas penyimpanan.
(Jones, D.S.J dan Peter R.P., 2006)
6) Proses Pencampuran (Blending)
Proses blending/pencampuran bertujuan untuk meningkatkan
kualitas produk atau agar produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi
yang telah ditentukan. Proses pencampuran dua produk yang berbeda
spesifikasinya. Contoh proses pencampuran adalah penambahan TEL
(Tetra Ethyl Lead) untuk meningkatkan angka oktan bensin atau
pencampuran HOMC (High Octane Mogas Component) dengan nafta
untuk menghasilkan bahan bakar premium dengan angka oktan yang
tinggi.
7) Proses Petrokimia Bahan
Bahan petrokimia pada umumnya adalah turunan dari olefin dan
aromat. Bahan baku ini dapat diperoleh dari hasil proses pemisahan
minyak mentah. Nilai bahan petrokimia dapat lebih tinggi lagi daripada
produk bahan bakar. Contoh bahan petrokimia adalah polietilen,
polypropylene, PVC, Etilen glikol, polistiren, purified terephthalic acid
(PTA). (Bell, H.S, 1959)

Dian Agung Satyanagara 121170073 Page 21


DAFTAR PUSTAKA
Bawazeer, K., & Zilouchian Ali. 1997. Prediction of Products Quality Parameters
of a Crude Fractionation Section of an Oil Refinery Using Neural Networks.
Florida: Dept.of Electrical Engineering Florida Atlantic University. pp 157-
162.
Bell, H.S. 1959. American Petroleum Refining. D. Van Nostrand Company Inc.
New York. Vol. 30 No. 3. pp 215-216.
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi. (2023). Retrieved from
https://www.esdm.go.id
Hardjono, A. 2001. Teknologi Minyak Bumi. Edisi I, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Jones, D.S.J., & Peter R.P. 2006. Handbook of Petroleum Processing: Springer.
Netherlands.
Minh, V.T., & Ahmad M.A.R. 2009. ”Modeling and Control of Distillation Column
in a Petroleum Process”. Hindawi Publishing Corporation Mathematical
Problems in Engineering, Volume 2009, Article ID 404702. pp 1-14.
PT. Pertamina Persero. (2023). Retrieved from https://www.pertamina.com
Pusat Pengembangan Sumber Daya Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas).
(2023). Retrieved from https://www.pusdiklatmigas.esdm.go.id
Risdiyanta. 2012. “Mengenal Kilang Pengolahan Minyak Bumi (Refinery) Di
Indonesia”. Vol. 05 No. 4. pp 46-54.
Wiyantoko, Bayu. 2016 “Modul Kuliah Kimia Petroleum”. Yogyakarta: Program
D3 Analisis Kimia FMIPA Universitas Islam Indonesia
Yasin, G., Muhammad I.B., Tariq M.A., Syed M.S.R.N., Muhammad A., Khizar A.
and Farah N.T. 2013. ”Quality and chemistry of crude oils”. Journal of
Petroleum Technology and Alternative Fuels, Vol. 4(3), pp.53-63.
Yoeswono, D. (2016). Perengkahan Katalitik Residu Kilang PPSDM Migas dengan
Katalis Zeolit Alam. pp. 6-15

Anda mungkin juga menyukai