Organized
Organized
Diajukan oleh
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dan mengajukan proposal
kegiatan kerja praktik di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah. Proposal kegiatan kerja praktik ini
disusun untuk memenuhi persyaratan pengajuan kegiatan kerja praktik agar saya dapat
melaksanakan kegiatan kerja praktik pada salah satu Unit plant PPSDM MIGAS Cepu,
Jawa Tengah.
Dengan diterimanya proposal pengajuan kegiatan kerja praktik ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan perusahaan dan segenap karyawan Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM MIGAS) Cepu, Jawa Tengah
atas perhatian dan kesediannya menerima kami untuk melaksanakan kerja
praktik.
2. Bapak Dr. Adi Ilcham, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia UPN
“Veteran” Yogyakarta.
3. Ibu Ir. R.R. Endang Sulistyowati, M.T., selaku dosen pembimbing Kerja
Praktik atas saran dan bimbingannya.
4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Penulis berharap agar proposal ini dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi
pihak Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM
MIGAS) Cepu, Jawa Tengah dalam menerima kami mahasiswa Program Studi Teknik
Kimia S1, Jurusan Tekik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta yang akan melaksanakan kerja praktik.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
BAB I. PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan Kerja Praktik 2
I.3 Manfaat Kerja Praktik 3
I.4 Peserta Kerja Praktik 4
I.5 Waktu Pelaksanaan 5
I.6 Kegiatan Kerja Praktik 5
I.7 Tugas Khusus 6
I.8 Metode Kerja Praktik Industri 6
I.9 Laporan Kerja Praktik 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 8
III.1 Minyak Mentah 8
III.2 Komponen Penyusun Minyak Bumi 8
III.3 Pengolahan Minyak Bumi 12
DAFTAR PUSTAKA 22
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
c. Melihat secara langsung cara kerja alat-alat dalam proses produksi dan
membandingkannya dengan teori yang diberikan di perkuliahan.
d. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja
Semester : XII
Email : diansatyanagara@gmail.com
12 3 4 5 6 7 12 3 4 5 6 7 12 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
a. Survey
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak bumi mentah (crude oil) memiliki sifat fisika, kimia, serta
kenampakan yang berbeda antar lokasi. Secara fisik warna crude oil dari
jernih hingga hitam. Sedangkan secara kimia crude oil tersusun atas 84% C,
14%H, 1-3%S, dan kurang dari 1% N2, O2, logam dan garam. Komponen
minyak bumi terdiri dari komponen hidrokarbon dan komponen non-
hidrokarbon
a. Komponen hidrokarbon
b. Komponen Non-hidrokarbon
1) Senyawa Sulfur
a) Hidrogen sulfida
b) Karbon disulfida
c) Merkaptan (R-SH)
e) Thiophenes
f) Benzothiophenes
2) Senyawa Nitrogen
3) Senyawa Oksigen
4) Logam
Sangat stabil
menggunakan bahan kimia seperti sabun, asam lemak, sulfonat dan alkohol
rantai panjang. (Hardjono, A., 2001)
didalam menara distilasi. Fraksi minyak bumi yang tidak teruapkan akan
turun ke kolom bawah menara distilasi. Produk yang dihasilkan oleh kolom
distilasi atmosferik adalah gas ringan, LPG, naphtha, kerosin, minyak gas
ringan yang akan menjadi diesel, minyak gas berat dan residu. Fraksi yang
belum dapat dikonsumsi sebagai bahan bakar, seperti residu atau fraksi
minyak berat, diproses lebih lanjut dengan distilasi vakum (diatas 900oF)
atau perengkahan pada suhu tinggi (thermal cracker).
Distilasi vakum
Distilasi vakum dilakukan pada kondisi tekanan vakum guna
memisahkan minyak berat yang fraksi-fraksinya tidak dapat dipisahkan
dengan distilasi atmosferik. Hal ini disebabkan karena fraksi minyak berat
hanya dapat dipisahkan pada temperatur tinggi, namun pada temperatur
yang tinggi minyak mentah akan mengalami perengkahan (cracking).
Tujuan dari distilasi vakum adalah memperoleh produk-produk residu rantai
panjang. Oleh sebab itu tekanan pada kolom dibuat vakum agar titik didih
fraksi minyak berat tersebut dapat diturunkan. Produk yang dihasilkan pada
distilasi ini adalah Light Vacuum Gas Oil (LVGO), Medium Vacuum Gas
Oil (MVGO), Heavy Vacuum Gas Oil (HVGO) dan Vacuum Residue.
4) Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan titik
leleh. Kristalisasi umumnya digunakan pada proses dewaxing, yaitu
memisahkan lilin atau wax dari minyak mentah. Lilin terlarut dalam minyak
dan mendidih pada selang titik didih minyak pelumas, oleh sebab itu lilin
tidak dapat dipisahkan dengan distilasi. Pada proses dewaxing minyak
didinginkan untuk mengkristalkan lilin, kemudian disaring dan diendapkan
untuk mendapatkan kristal lilin.
molekul berat yang terkondensasi. Reaksi yang terjadi pada proses ini disebut
dengan homolitik fision dan memproduksi alkena yang menjadi bahan dasar
untuk memproduksi polimer secara ekonomis. Panas yang digunakan dalam
proses ini menggunakan steam cracking yaitu uap yang memiliki suhu yang
tinggi.
Catalytic Cracking,
Proses ini menggunakan katalis sebagai media yang dapat
mempercepat laju reaksi, proses penguraian molekul besar menjadi molekul
kecil dilakukan dengan suhu tinggi. Jenis katalis yang sering digunakan
adalah silika, alumina, zeolit dan beberapa jenis lainnya seperti clay,
umumnya reaksi dari proses perengkahan katalitik menggunakan mekanisme
perengkahan ion karbonium. Awalnya katalis yang memiliki sifat asam akan
menambahkan proton ke dalam molekul olefin ataupun menarik ion hidrida
dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium.
Hydrocracking
Merupakan proses kimia katalitik yang digunakan dalam kilang
minyak bumi untuk mengubah hidrokarbon penyusun tingkat tinggi dalam
minyak mentah minyak bumi menjadi produk-produk dengan pendidihan
rendah yang lebih bernilai seperti bensin, minyak tanah, bahan bakar jet dan
minyak diesel. Proses berlangsung di atmosfer yang kaya hidrogen pada suhu
tinggi (260 - 425 ° C) dan tekanan (35 – 200 kg/cm2). Proses ini terdiri dari
menyebabkan umpan bereaksi dengan hidrogen dengan adanya katalis di
bawah kondisi operasi yang ditentukan oleh suhu, tekanan, dan kecepatan
ruang. Sebagian besar sulfur dan nitrogen yang ada dalam umpan
hydrocracking juga terhidrogenasi dan membentuk gas hidrogen sulfida
(H2S) dan amonia (NH3) yang kemudian dibuang. Hasilnya, produk-produk
hydrocracking pada dasarnya bebas dari sulfur dan pengotor nitrogen.
Sebagian besar produk hydrocracking adalah parafin. (Chaturvedi, A. et al,
2018)
2) Polimerisasi
Penggabungan dua atau lebih molekul-molekul kecil untuk
membentuk kelompok molekul kompleks disebut polimerisasi. Proses ini
pada industri petroleum bertujuan untuk mengkonversi gas olefin (etilena,
propilena, dan butilena) menjadi senyawa hidrokarbon dengan bobot
molekul dan angka oktan tinggi Contoh: perubahan n-oktana menjadi
isooktana. Istilah ini berasal dari kata poly yang berarti banyak dan meric
(meros) yang berarti bagian. Dengan demikian polimeric berarti suatu
bagian yang berulang-ulang. Hidrokarbon seperti alkena (olefin) yang
mengalami reaksi penggabungan dirinya sendiri dinyatakan sebagai reaksi
polimerisasi. Sebagai contoh, molekul-molekul ethylene dapat saling
menggabung dan penggabungannya dapat berulang-ulang tergantung pada
produk akhir yang dikehendaki. Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada
Gambar 3.3
3) Alkilasi
Alkilasi dalam proses industri minyak bumi dalah salah satu proses
untuk meningkatkan angka oktan produk minyak bumi. Alkilasi dapat
diartikan sebagai reaksi penambahan gugus alkil ke suatu senyawa tertentu.
Contoh: perubahan propena + butena menjadi heptana Tetapi di dalam
industri pengolahan minyak bumi istilah tersebut mengacu pada reaksi
antara olefin dan isoparaffin yang rantainya lebih panjang. Reaksi alkilasi
tersebut dapat terjadi tanpa menggunakan katalis, tetapi memerlukan suhu
dan tekanan tinggi, disamping itu peralatan yang digunakan cukup mahal.
Karena alasan tersebut, maka sekarang banyak dikembangkan proses
alkilasi yang menggunakan bantuan katalis. Katalis yang digunakan untuk
proses ini biasanya sulfuric acid dan hydrogen fluoride jika feed-nya berupa
isobutana dengan propena dan butena. Aluminum chloride juga digunakan
sebagai katalis dalam proses alkilasi jika umpannya berupa isobutana dan
ethylene. Reaksi alkilasi dapat dilihat pada Gambar 3.4
Pretreatment naphta
Sebelum nafta diumpankan ke reforming katalitis, nafta di tratment untuk
menghilangkan sulfur, nitrogen dan logam yang dapat meracuni katalis.