a. Pengertian Pemasaran
adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
memuaskan keinginan dan jasa, baik kepada konsumen saat ini maupun
konsumen potensial.
(2010) dalam Yuliantari et al., (2020:1), pemasaran adalah proses sosial dan
12
13
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran
adalah segala kegiatan bisnis dan fungsi manajemen yang dirancang untuk
manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
2017:32).
pemasaran adalah seni dan ilmu meraih dan mempertahankan pasar sasaran
dapat menjalankan kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien guna mencapai
tujuan perusahaan.
Sejumlah konsep inti yang terdapat pada pemasaran dapat membantu dalam
memahami hakikat pemasaran. Menurut Kotler & Amstrong (2012) dalam Priansa
dan menetapkan segmen pasar yang akan dilayani sebagai pasar sasaran.
mendapat respon berupa perhatian, pilihan, dan pembelian dari pihak lain
(prospects).
9) Marketing channels
service channels.
11) Competition
d. Bauran Pemasaran
Menurut Priansa (2017:38) bauran pemasaran atau marketing mix adalah alat
Lebih lanjut lagi menurut Kotler & Amstrong (2012) dalam Priansa (2017:38)
barang, yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi
(promotion).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa marketing mix atau bauran
paling memuaskan dalam rangka menciptakan respon keinginan dari pasar dan
a. Pengertian Harga
menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua
Menurut Philip & Kotler (1992 : 122) dalam Laksana (2019:108) terdapat
1) Bertahan hidup
Dengan harga yang rendah, maka pasar akan dikuasai, syaratnya pasar
cukup sensitif terhadap harga, biaya produksi dan distribusi turun jika
Penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh revenue yang cukup agar
a) Loss leader pricing, penetapan harga untuk suatu produk agar pasar
a) Mark up pricing dan cost plus pricing cara penetapan harga yang
diharapkan.
rate of return dari biaya total yang dikeluarkan ditambah laba yang
meliputi :
sebuah produk.
perusahaan.
21
perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga
yang rendah.
7) Product line pricing yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling
c) Cross elasticity nol (elastisitas silang yang nol), yaitu kedua macam
rendah.
e. Persepsi Harga
konsumen sangat penting bagi pemasar agar dapat menghasilkan komunikasi yang
efektif dengan konsumen. Persepsi adalah suatu proses dimana berbagai objek
tertentu yang dilihat konsumen dengan panca indranya dipilih, diorganisir, dan
oleh persepsi konsumen, sehingga pada akhirnya suatu produk dapat dikataan
memiliki harga yang mahal atau pun murah. Persepsi harga dapat mempengaruhi
suatu produk (Peter dan Olson, 2000:228 dalam Dewi & Suprapti, 2018:88).
persepsi harga juga dapat menjadi indikator kualitas dimana suatu produk/jasa
dengan kualitas tinggi akan berani dipatok dengan harga yang tinggi pula. (Pane,
2018:16).
23
suatu pemikiran atau penafsiran konsumen atau pembeli terhadap jumlah uang
yang akan digunakan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa yang didapatkan
ditawarkan.
3) Daya saing harga yaitu harga yang diberikan produsen merupakan harga yang
bersaing dengan produk yang dijual produsen lain pada jenis produk yang
sama.
dengan nama atau simbol yang bersifat membedakan (contohnya logo, cap,
kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau
24
milik kompetitor.
Priansa (2017:242), menyatakan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
Brand atau merek adalah sebuah nama, istilah, simbol, atau desain atau
atau jasa yang dihasilkan oleh produsen (Kotler & Amstrong, 2014 dalam
bahwa merek merupakan suatu bentuk identitas dari suatu produk yang
perusahaan dari produk pesaing dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa
yang berbentuk suatu nama, kata, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari
menjadi salah satu alasan keberhasilan suatu perusahaan dimasa yang akan dating.
Menurut Kotler & Keller (2012) dalam Priansa (2017:244), merek atau brand
3) Memberikan perlindungan hukum untuk fitur atau aspek yang unik dari suatu
produk.
4) Brand name dapat dilindungi melalui merek dagang yang terdaftar, proses
yang berharga.
Menurut Temporal & Lee (2002) dalam Priansa (2017:245), alasan merek
perusahaan.
perhatian yang banyak, umumnya karena merek tersebut dikenal dan bisa
konsumen akan menolak membeli suatu produk jika ragu terhadap hasilnya.
26
Pengalaman yang positif pada suatu merek akan memberikan keyakinan dan
atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori
produk tertentu.
kategori produk (recognition) dan merupakan nama yang paling mudah diingatnya
merek dalam kondisi berbeda, misalnya tercermin oleh pengenalan merek mereka
bertahan di benak konsumen dalam waktu yang lama serta menjadi referensi
Menurut Kotler & Keller (2012) dalam Priansa (2017:255), kesadaran merek
1) Puncak pikiran (top of mid). Penyebutan merek tertentu pada pertama kali
dicerminkan dengan merek lain yang diingat oleh konsumen setelah konsumen
yang artinya konsumen menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk
tanpa bantuan.
bantuan menyebutkan ciri-ciri dari produk tersebut. Hal ini dilakukan untuk
yang paling rendah dalam piramida dimana konsumen tidak menyadari akan
Menurut Kotler & Keller (2012) dalam Porajow et al., (2020:448) untuk
1) Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek
dalam alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk maupun layanan.
Kotler & Keller (2013) dalam Priansa (2017:265) menyatakan bahwa citra
merek adalah respons konsumen terhadap segala penawaran yang ditawarkan oleh
perusahaan atau juga dipahami sebagai kepercayaan dan kesan pelanggan kepada
perusahaan.
Menurut Nguyen & Leblanc (Tjiptono, 2008) dalam Priansa (2017:265), citra
merek adalah semua kesan tentang perusahaan yang terbentuk di dalam benak
produk, tradisi, ideologi, dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan
Citra adalah tingginya nilai perusahaan pada persepsi dan loyalitas pelanggan
yang menggunakan produk / jasa perusahaan. Citra merek yang kuat menjadi aset
yang penting bagi perusahaan dalam persaingan (Aaker, 1997 dalam Priansa,
2017:266).
citra merek merupakan respons konsumen yang bisa berupa kesan dan
yang ditawarkan oleh perusahaan dan menjadi aset yang penting bagi perusahaan
Citra merek dianggap sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri merek
atau perusahaan. Priansa (2017:266), manfaat citra merek yang baik dan kuat
strategi pemasaran yang taktis yaitu dengan membangun citra merek yang
mengalami krisis, karena perusahaan tersebut sudah memiliki citra yang baik.
30
3) Menjadi daya tarik eksekutif handal karena citra merek merupakan aset
perusahaan.
Kotler & Keller (2013) dalam Priansa (2017:268), menyatakan bahwa citra
sosial.
pelanggan.
bagi konsumen bukan hanya satu tindakan saja (misalnya karena produk), namun
terdiri atas berbagai tindakan yang saling berkaitan yang terdiri atas pilihan
Menurut Basu Swastha & Hani Handoko (2000) dalam Priansa (2017:484),
tentang jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, jumlah produk, waktu
merek, saluran pembelian, waktu pembelian, dan jumlah pembelian dan cara
pembayaran.
rangkaian tindakan fisik dan mental saat melakukan pembelian suatu produk
Menurut Kotler & Amstrong (2012) dalam Priansa (2017:479-481) tahapan proses
Perilaku
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan
Pasca-
Masalah Informasi Alternatif Pembelian
Pembelian
Gambar 2.1
Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Sumber : Priansa (2017:479-481)
32
1) Pengenalan masalah
2) Pencarian informasi
3) Evaluasi alternatif
4) Keputusan pembelian
Setelah konsumen menetapkan pilihannya tanpa ada lagi faktor lain yang
mengganggu, maka sebagai hasil akhir dari pencarian dan evaluasi yang telah
akan bersikap negatif dan mungkin akan menolak untuk membeli produk
tersebut.
1) Pilihan produk
2) Pilihan merek
Setiap merek memiliki ciri khas masing-masing, oleh sebab itu setiap
a) Ketertarikan pada merek, berupa ketertarikan pada citra merek yang telah
merek yang baik, kualitas yang bagus dan manfaat yang besar, konsumen
tersebut.
penyalur :
4) Waktu pembelian
membutuhkannya.
c) Alasan pembelian
5) Jumlah pembelian
dibelinya. Oleh karena itu, perusahaan harus mempersiapkan jumlah produk yang
sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari setiap pembeli. Selain merek,
konsumen juga dapat menentukan berapa jumlah produk yang akan dibelinya
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan sudah dianggap mendukung
kajian teori dalam penelitian yang telah dilakukan. Berikut ini adalah hasil
melalui Citra Merek dan Persepsi Harga menunjukkan bahwa terdapat hubungan
positif dan signifikan antara citra merek dengan keputusan pembelian, terdapat
terdapat hubungan positif dan signifikan antara citra merek dan persepsi harga
(Pane, 2018) yang berjudul Analisis Pengaruh Persepsi Harga Jual Produk
dan secara serempak persepsi harga jual produk dan pelayanan berpengaruh
Shop Marelan.
(Deviana et al., 2018) yang berjudul Kualitas Produk dan Citra Merek
terdapat pengaruh kualitas produk dan citra merek baik secara parsial maupun
(Yanti & Sukotjo, 2016) yang berjudul Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi
hasil kesadaran merek, asosiasi merek, dan brand image berpengaruh terhadap
Kesadaran Merek, Citra Merek terhadap Sikap pada Merek dan Keputusan
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi iklan dan citra
merek terhadap sikap pada merek, persepsi iklan mempunyai hubungan positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dan kesaran merek dan citra merek
(Havidz & Mahaputra, 2020) yang berjudul Brand Image and Purchasing
(Sari Dewi et al., 2020) yang berjudul The Effect of Brand Ambassador,
brand awareness, serta brand ambassador dan brand image juga berpengaruh
(Novansa & Ali, 2017) yang berjudul Purchase Decision Model : Analysis of
Brand Image, Brand Awareness, and Price (Cace Study SMECO Indonesia SME
39
Products) menunjukkan hasil faktor citra merek, kesadaran merek, dan harga
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Variabel Teknik
No Judul Hasil
peneliti Penelitian Analisis
1 Yulianingsih, Analisis Variabel Analisis Terdapat
Tini Kartini, Keputusan Independen : Korelasi hubungan positif
dan Dede Pembelian 1. Citra Merek Berganda dan signifikan
Kurniawan melalui 2. Persepsi antara citra
(2020) Citra Merek Harga merek dengan
dan keputusan
Persepsi Variabel pembelian,
Harga Dependen : terdapat terdapat
Keputusan hubungan positif
Pembelian dan signifikan
antara citra
1. C
merek dan
persepsi harga
baik secara
parisal maupun
simultan dengan
keputusan
pembelian.
besifat penting. Suatu penelitian membahas dua variable atau lebih hipotesis yang
44
berfikir.
HIPOTESIS
ANALISIS REGRESI
LINIER BERGANDA
HASIL PENELITIAN
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Sumber : Teori relevan dan penelitian terdahulu
46
Persepsi Harga
(X1)
Brand Image
(X3)
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Sumber : Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu
Keterangan :
Secara simultan
Secara parsial
terhadap keputusan pembelian (Y), dan pengaruh brand awareness (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y), serta pengaruh brand image (X3) terhadap keputusan
pembelian (Y). Oleh karena itu dari gambar 2.3 Paradigma penelitian dapat
ditentukan hipotesis dalam penelitian ini yang nantinya akan dilakukan pengujian
2.5 Hipotesis
masih berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada data fakta empiris
solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Hal ini
a. Hipotesis Pertama
menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua
pembeli.
oleh persepsi konsumen, sehingga pada akhirnya suatu produk dapat dikataan
memiliki harga yang mahal atau pun murah. Persepsi harga dapat mempengaruhi
suatu produk (Peter dan Olson, 2000:228 dalam Dewi & Suprapti, 2018:88).
b. Hipotesis Kedua
Dewi et al., 2020; Yanti & Sukotjo, 2016). Namun pada kasus lain brand
dari penelitian (Hakim & Susilowati, 2013; Inayati & Wahyuni, 2017).
kedua yaitu :
c. Hipotesis Ketiga
Menurut Kotler & Keller (2012) dalam Priansa (2017:265), citra merek
perusahaan atau juga dipahami sebagai kepercayaan dan kesan pelanggan kepada
perusahaan. Citra merek yang baik akan memberikan dampak yang baik bagi
& Mahaputra, 2020; Sari Dewi et al., 2020; Yanti & Sukotjo, 2016; Yulianingsih
et al., 2020). Namun pada kasus lain brand image tidak berpengaruh terhadap
ketiga yaitu :
d. Hipotesis Keempat
pembelian (Havidz & Mahaputra, 2020; Krisnawati, 2016; Novansa & Ali, 2017;
Sari Dewi et al., 2020; Yanti & Sukotjo, 2016; Yulianingsih et al., 2020). Namun
pada kasus lain persepsi harga, brand awareness, dan brand image tidak
keempat yaitu :