TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu hal terpenting yang menjadi dasar bagi
perusahaan dalam menawarkan produk dan jasanya. Melalui pemasaran
perusahaan dapat melakukan pengembangan produk serta melakukan strategi agar
konsumen membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Strategi pemasaran juga
sangat penting bagi perusahaan dalam meraih konsumen baru dan
mempertahankan konsumen yang sudah ada. Produk yang sukses dipasaran
merupakan salah satu contoh penggunaan strategi pemasaran yang baik.
13
14
praktis yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan oleh
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan oleh pasar.
Dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwa bauran pemasaran
adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
menggabungkan strategi dari product, place, price and promotion.
Menurut Zeithalm and Bitner yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2010:48)
menyatakan bahwa konsep bauran pemasaran tradisional (tradisional marketing
mix) terdiri dari 4P, yaitu : produk (product), harga (price), tempat/lokasi (place)
dan promosi (promotion). Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran
pemasaran yang diperluas (expanded marketing mix for service) dengan
penambahan unsur non-tradisional marketing mix, yaitu : orang (people), fasilitas
fisik (physical evidence) dan proses (process), sehingga menjadi tujuh unsur.
Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling berhubungan
dan tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal
sesuai dengan karakteristik segmennya.
Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena
jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap.
Untuk menjangkau pasar sasaran yang telah ditetapkan, maka setiap
perusahaan perlu mengelola kegiatan pemasarannya dengan baik. Bauran
pemasaran yang telah ditetapkan perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan dengan
kondisi dan situasi yang dihadapi perusahaan, jadi harus bersifat dinamis.
Menurut Kotler dan Keller (2012:25) menyatakan bahwa alat-alat
pemasaran terdiri dari empat kelompok yang luas yaitu produk (Product), harga
(Price), tempat (Place), dan promosi (Promotion), yang disebutdengan 4P’s dan
tambahan 3P untuk perusahaan jasa yaitu people, process, dan Physical Evidence.
Berikut ini merupkan pemaparanya :
1. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat,
16
property, organisasi, dan gagasan. Produk ada dua jenis, yaitu intangible
(tidak berwujud) dan tangible (berwujud). Atribut-atribut produk meliputi
jenis, kualitas, disain, fitur, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi,
dan imbalan. Elemen produk berkaitan dengan perencanaan dalam
menghasilkan suatu produk akhir bagi konsumen.
2. Harga (Price)
Harga (price) adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan dan yang lain menghasilkan biaya (cost).
Atribut harga meliputi daftar harga, diskon, potongan harga khusus,
periode pembayaran, dan syarat kredit. Harga berpengaruh langsung
terhadap laba perusahaan.
3. Lokasi (Place)
Lokasi didefinisikan sebagai aktivitas perusahaan agar produk mudah
didapatkan pelanggan sasarannya. Artinya, variabel saluran distribusi atau
place tidak hanya menekankan pada lokasi perusahaan, melainkan juga
mengenai masalah penentuan lokasi dan perusahaan, mudah atau tidaknya
lokasi tersebut dicapai. Lokasi perusahaan yang strategis merupakan kunci
dari kemampuan perusahaan untuk menarik konsumen. Saluran distribusi
meliputi cakupan layanan, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan
transportasi.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mendorong konsumen agar melakukan pembelian produk. Promosi
merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk serta
membujuk pasar sasaran untuk membelinya.
5. Orang (People)
Orang (People), artinya perusahaan jasa dapat membedakan dirinya
dengan cara merekrut dan melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih
handal dalam melayani pelanggannya dibandingkan pesaing.
6. Proses (Process)
17
2.2. Produk
Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan arti
kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua
aspek produk yang dijual kepasar. Para petinggi perusahaan pun semakin
menyadari dan mempercayai adanya keterhubungan langsung antara kualitas
produk terhadap keputusan pembelian konsumen yang pada akhirnya akan
meningkatkan pangsa pasar di pasar sasaran
Menurut Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran
(2009:4) definisi produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi,
informasi, dan ide.
Menurut Tjiptono dalam buku “Strategi Pemasaran” (2008:95) produk
adalah “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,
diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”.
Menurut Buchari Alma (2008:139) mendefinisikan produk sebagai
seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya
masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual
(pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh
pembeli guna memuaskan keinginannya.
18
Jasa itu sangat bervariasi karena dia tergantung pada siapa yang
menyediakan dan dimana jasa itu dilakukan. Jasa sebenarnya sangat
mudah berubah – ubah karena jasa sangat bergantung pada siapa yang
menyajikan, waktu, dan dimana jasa tersebut dinikmati.
4. Mudah lenyap (perishability)
Jasa tidak bisa disimpan. Mudah lenyapnya jasa tidak jadi masalah bila
permintaan tetap karena mudah untuk terlebih dahulu mengatur staf untuk
melakukan jasa itu bila permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa
menghadapi masalah yang rumit. tambah yang diberikan dalam bentuk
yang secara prinsip intangible (kenyamanan, hiburan, kecepatan, dan
kesehatan) bagi pembeli pertamanya. Pengertian jasa menurut Kotler dan
Keller (2009 : 42) adalah:
“Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan sesuatu”.
6. Layanan pelengkap
Pelayanan merupakan setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu
pihak kepada pihak lain yang dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan siapapun.
produk itu dihasilkan. Hal ini berlainan dengan industri barang dimana hasil
atau produknya dapat dipindahkan kemana barang tersebut di perlukan oleh
konsumen.
2. Produksi dan konsumsi terjadi pada tempat dan saat yang sama. Tanpa adanya
konsumen yang membeli produk atau jasa maka tidak akan terjadi proses
produksi.
3. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi menggunakan
standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria tertentu.
4. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu
sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu
sebelumnya.
5. Hasil atau produk wisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan
hanya sedikit yang mempergunakan mesin.
Menurut I Gede Pitana (2009:71), karakteristik produk wisata terdiri dari
lima komponen, yaitu:
1. Produk yang dibeli adalah produk intangible, berupa pengalaman
(experience). Meskipun ada bagian produk yang tangible (seperti
cinderamata), tetapi preparasinya sangat kecil terhadap total nilai pembelian.
2. Nilai pembelian umumnya besar, umumnya jauh lebih besar dibandingkan
dengan pembelian barang-barang umum lainnya.
3. Pembelian tidak bersifat spontan. Perjalanan wisata umumnya direncanakan
jauh dari sebelumnya, termasuk perencanaan aspek finansial, pemilihan jenis
akomodasi, transportasi, dan seterusnya.
4. Untuk menikmati produk yang dibeli, wisatawan harus mengunjungi daerah
wisata secara langsung, berbeda dengan produk lain yang dapat dikirim
kepada pembeli. Produk yang dibeli dalam pariwisata tidak dapat disimpan
untuk dinikmati pada waktu yang berbeda. Bagi sebagian wisatawan, mereka
tidaklah distante minimized, bahkan menganggap perjalanan panjang sebagai
bagian penting dari produk wisata yang dibeli.
26
Daya tarik wisata yaitu semua yang menjadi daya tarik mengapa
wisatawan tertarik datang berkunjung pada suatu tempat wisata. Daya tarik
daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh
wisatawan. Daya tarik tersebut dikelompokan sebagai berikut :
1. Natural attraction : landscape, pemandangan alam, iklim, dan fitur
geografis lainnya dari tujuan wisata
2. Built attractions : bangunan, arsitektur bersejarah dan modern, taman,
kebun, toko-toko khusus dan area ritel bertema.
3. Dan daya tarik lainnya yang menjadi daya tarik wisatawan untuk datang
berkunjung.
2. Fasilitas (Facilities of the destinations)
Fasilitas yaitu semua yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan
selama berada di daerah tempat wisata yang dikunjungi. Komponen dari
fasilitas yaitu sebagai berikut :
1. Restoran, rumah makan dan bentuk tempat makan lainnya
2. Pusat hiburan dan sarana rekreasi lainnya
3. Pusat perbelanjaan, toko cendramata, art gallery dan lainnya
4. Fasilitas lain seperti sarana umum, parkir, dan lain -lain
5. Pelayanan lain seperti pusat informasi, pusat keamanan, dan lain -lain
3. Aksesibilitas (Accessibilities of the destinations)
Aksesibilitas adalah semua yang dapat memberikan kemudahan
kepada wisatawan untuk datang berkunjung pada suatu tempat wisata.
Elemen-elemen dari aksesibilitas yaitu :
1. Infrastruktur, bandara, jalur kereta api, pelabuhan laut, jalan tol.
2. Perlengkapan, meliputi ukuran, kecepatan, jangkauan dari sarana
transportasi umum.
3. Faktor-faktor operasional seperti jalur/rute operasi dan lainnya.
4. Peraturan Pemerintah yang meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan transportasi.
28
hal perencanaan , pembelian, dan penentuan produk serta jasa yang konsumen
garapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2009:6) yaitu cara individu dalam
pengambilan keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia
(waktu, uang, Usaha) guna membeli barang – barang yang berhubungan dengan
konsumsi.
Konsumen merupakan sasaran pemasar yang diharapkan mampu
menciptakan keuntungan bagi perusahaan, dimana konsumen memiliki perilaku
yang berbeda – beda. Tujuan mempelajari perilaku konsumen adalah untuk
mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen sehingga
mempermudah dalam menyusun strategi pemasaran yang baik. Menurut Basu
Swastha (2011:10) perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan
sebagai “Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut”.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:166) perilaku konsumen
adalah “Perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana
barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka”.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah merupakan cara konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian yang dilakukan melalui perencanaan, pemilihan produk, sampai proses
pembelian dengan tujuan agar kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi.
Perilaku konsumen sangat berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan
konsumen dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhannya.
31
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.2
Tahap Pengambilan Keputusan Pembelian
sangat tertarik pada harga rendah yang ditawarkan oleh agen perjalanan.
Kelompok ini mempunyai perencanaan yang singkat. Kelompok kedua adalah
repeat buyers yaitu mereka yang kembali ke destinasi yang sama setiap tahun.
Ketiga adalah meticulaous planner, yaitu mereka yang berusaha mencari info
yang lengkap dan mutakhir, serta secara rinci membuat perbandingan. Mereka
umumnya merencakan perjalanannya dalam waktu yang relatif lama.
fisik dan sosial, situasi politik, aksesibilitas dan perilaku masyarakat lokal
terhadap wisatawan.
Ujang Suwarman (2007:122), bahwa mengetahui “Atribut produk akan
mempermudah konsumen untuk memilih produk yang akan dibelinya.” Dalam
industry pariwisata atribut produk diperlukan untuk menarik wisatawan agar dapat
berkunjung ke obyek wisata. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong
(2007:206), konsumen akan bervariasi dalam menentukan mana diantara atribut
yang relevan bagi mereka dan mereka akan paling memperhatikan atribut yang
berhubungan dengan kebutuhan konsumen.
Atribut produk ini sangat mempengaruhi keputusan pembelian terhadap
suatu produk. Hal ini sesuai denga pernyataan Engel (1994:404) mengemukakan
mengenai pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian yaitu “Atribut
produk merupakan karakteristik atau sifat suatu produk umumnya mengacu pada
karakteristik yang berfungsi sebagai bahan evaluasi selama pengambilan
keputusan pembelian konsumen.”
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pemasar menggunakan atribut
produk pariwisata untuk membujuk pelanggan lebih banyak dan pelanggan yang
potensial untuk menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai pengaruh atribut produk
pariwisata terhadap keputusan pembelian, bahwa atribut produk pariwisata yang
baik dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
(Nama &
Tahun)
1. Adelina Pengaruh atrbut produk Dipengaruhi secara positif
Kartika Sari pariwisata galeri Nu Art antara atribut produk
(2011) Sculpture Park terhadap pariwisata galeri terhadap
keputusan berkunjung keputusan berkunjung
wisatawan domestik di wisatwan di galeri Nu Art
Kota Bandung Sculpture Park di Kota
Bandung
2. Sheila Dwi Pengaruh atribut produk Terdapat pengaruh atribut
Septiani wisata di Kawasan Wisata produk wisata di Kawasab
(2011) Sanur Bali Terhadap Wisata Sanur Bali terhadap
Kepuasan Wisatawan kepuasan wisatawan
Mancanegara mancanegara
3. Dina Pengaruh Atribut Produk Hasil penelitian ini terdapat
Austina terhadap Keputusan pengaruh atribut produk
(2007) Pembelian Balsem terhadap keputusan pembelian
Balpirik produk balsam balpirik
sebesar 64,8%
Sumber: Diadaptasi dari berbagai penelitian
Berdasarkan tabel 2.1 mengenai resume hasil penelitian terdahulu terdapat
persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini. Persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya adalah pada variable
yang diteliti. Penelitian ini meneliti atribut produk wisata terhadap keputusan
pembelian.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya
yaitu berdasarkan objek penelitian yang digunakan. Penulis meneliti mengenai
atribut produk wisata di Kampung Gajah Wonderland Bandung.
47
1. Daya tarik daerah tujuan wisata, meliputi daya tarik alam, daya tarik dari
segi bangunan dan daya tarik lainnya.
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha
pengolahan makanan, sarana rekreasi, sarana umum, dan lain- lain.
3. Akses, kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Meliputi
infrastruktur, jalur/rute, sarana transportasi umum, dan lain-lain.
Perusahaan yang cerdas akan berusaha untuk memahami proses keputusan
pembelian pelanggan secara baik. Menurut Kotler dan Keller (2012:171) adalah :
“Keputusan pembelian merupakan tahap proses keputusan dimana
konsumen secara aktual melakukan pembelian produk”.
Dengan mempelajari keputusan konsumen, perusahaan dapat membuat
strategi yang baik dalam meningkatkan penjualanya. Berdasarkan penjelasan
tersebut di atas, berikut merupakan kerangka pemikiran :
Gambar 2.3
Bagan Kerangka Pemikiran
2.8. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah peelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris. Menurut Sugiyono (2012:63),
menyatakan bahwa:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian. Oleh
karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
faktor-faktor empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban empiria”.
Dari kerangka berfikir di atas maka dapat penulis mengajukan hipotesis
penelitian yaitu sebagai berikut:
“Terdapat pengaruh yang positif antara atribut produk wisata terhadap keputusan
pembelian wisatawan ke Kampung Gajah Wonderland Bandung”.