“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal”, “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci
Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”. (QS Ali Imran [3]: 190-191)
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan”.( Al-Rahman [55]: 33)
( وَ ﻣَﻦْ اَرَ ادَ ُھﻤَﺎ ﻓَﻌَﻠَ ْﯿ ِﮫ ﺑِﺎﻟ ِﻌﻠْﻢ )رواه اﻟﻄﺒﺮاﻧﻰ، ِ وَ ﻣَﻦْ اَرَ ادَ اْﻷ َﺧِ ﺮَ ةِ ﻓَﻌَﻠَ ْﯿ ِﮫ ﺑِﺎﻟ ِﻌﻠْﻢ، ِﻣَﻦْ اَرَ ادَ اﻟﺪﱡ ْﻧﯿَﺎ ﻓَﻌَﻠَ ْﯿ ِﮫ ﺑِﺎﻟ ِﻌﻠْﻢ
Barang siapa yang menghendaki kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki kebahagiaan akhirat
maka harus dengan ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya (dunia dan akhirat) maka harus dengan ilmu (H.R.
Thabrani).
ھﺬب اﻟﻨﻔﺲ ﺑﺎﻟﻌﻠﻮم ﻟﺘﺮﻗﻰ ** وﺗﺮى اﻟﻜﻞ وھﻮ ﻟﻠﻜﻞ ﺑﯿﺖ
إﻧﻤﺎ اﻟﻨﻔﺲ ﻛﺎﻟﺰﺟﺎﺟﺔ واﻟﻌﻘﻞ ** ﺳﺮاج وﺣﻜﻤﺔ ﷲ زﯾﺖ
ﻓﺈذا أﺷﺮﻗﺖ ﻓﺈﻧﻚ ﺣﻲ ** وإذا أظﻠﻤﺖ ﻓﺈﻧﻚ ﻣﯿﺖ
*** *** اﻟﻨﯿﺴﺎﺑﻮري
:ﻗﺎل اﻟﺸﺮﯾﻒ ﺟﻤﺎل اﻟﺪﯾﻦ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ ﷴ ﺑﻦ ﷴ اﻟﺤﺴﯿﻨﻲ اﻟﻨﯿﺴﺎﺑﻮري
ھﺬب اﻟﻨﻔﺲ ﺑﺎﻟﻌﻠﻮم ﻟﺘﺮﻗﻰ ** وﺗﺮى اﻟﻜﻞ وھﻮ ﻟﻠﻜﻞ ﺑﯿﺖ
إﻧﻤﺎ اﻟﻨﻔﺲ ﻛﺎﻟﺰﺟﺎﺟﺔ واﻟﻌﻘﻞ ** ﺳﺮاج وﺣﻜﻤﺔ ﷲ زﯾﺖ
ﻓﺈذا أﺷﺮﻗﺖ ﻓﺈﻧﻚ ﺣﻲ ** وإذا أظﻠﻤﺖ ﻓﺈﻧﻚ ﻣﯿﺖ
Syarif jamaluddin, Abdullah bin Muhammad bin Muhammad Al Husaini An-Naisabury berkata:”Bersihnya Hawa Nafsu dengan Keilmuan,
untuk meningkatkan kualitasnya maka hendaklah perhatikan semua bagiannya, karena setiap bagian(dari nafsu) memiliki tempatnya.
Hanyasanya Nafsu seperti kaca dan akal bagaikan lampu sedangkan hikmah Allah (Petunjuk dari Allah swt.) laksana minyaknya. Apabila
menyala terang lampu itu maka kamu pun akan hidup, dan apabila gelap maka kamu pun akan mati.