Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mikroba adalah organisme yang sangat kecil, sehingga tidak dapat

dilihat dengan mata telanjang. Sesuai namanya, bidang ilmu mikrobiologi

(mikros = kecil/sangat kecil; bios = hidup/kehidupan) mempelajari tentang

bentuk, kehidupan, sifat, dan penyebaran organisma yang termasuk

golongan mikroba (jasad renik). Ilmu yang mempelajari tentang mikroba

disebut mikrobiologi.

Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum kita melakukan

percobaan atau penelitian . Dengan mengenal alat, kita dapat mengetahui

fungsi masing-masing bagian dari alat tersebut serta cara pengoprasian

atau penggunaan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan atau

penelitian yang dilakukan. Dan dengan kita mengetahui akan fungsi dan cara

penggunaan alat-alat yang akan digunakan dapat memperlancar jalannya

suatu percobaan atau  penelitian. Sehingga dengan berbekal pengetahuan

pemahaman akan fungsi dan cara kerja dari alat yang digunakan kita dapat

memperoleh hasil suatu percobaan atau penelitian yang maksimal.

Dalam praktikum mikrobiologi ini, banyak alat-alat yang digunakan di

laboraturium seperti mikroskop cahaya, mikroskop stereo, rotamixer,


mikropapet, cawan petri, rubber bulb, tabung reaksi, labu erlenmeyer,

bunsen, mortal & pestle, beaker glass, gelas ukur, batang L, pinset, skapel,

jarun Ent, jarum Ose, spatula, magnetic stirrer, timbangan elektronik,

hyaimocytometr, oven, autoklaf serta Laminar Air Flow dan sebagainya.

Dengan pengenalan alat-alat laboratorium. Kita dapat mengetahui

berbagai macam alat yang terdapat di Laboratorium. Selain itu kita juga

dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan percobaan

mikrobiologi.

B. MAKSUD PRAKTIKUM

Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui alat-alat

laboratorium farmasi dan masing-masing fungsinya.

C. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal alat-alat

laboratorium farmasi dan masing-masing fungsinya.

D. PRINSIP KERJA

Prinsip kerja dari praktikum ini yaitu dapat memahami prinsip kerja,

kegunaan, dan fungsi dari masing-masing alat, beserta bagaimana cara

mensterilkan dari masing-masing alat.


BAB II

TINJAUN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme

yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang

terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme

diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk

bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat

maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan

digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan

dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian. Alat – alat

yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari

kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara –

cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan

memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).

Laboratorium, seperti layaknya tempat bekerja harus dapat

memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan kepada semua orang yang

bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu,

perlu studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium

kimia yang meliputi adanya prosedur pengoperasian baku yang memerhatikan

kesehatan dan keselamatan kerja ( K3 ) dilaboratorium, adanya ventilasi dan


perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, adanya penataan dan pengelolaan

bahan kimia dan peralatan laboratorium, serta adanya prosedur pengolahan

limbah laboratorium. Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita

harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam

melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita

dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium

dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk

bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu

bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya

bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan

dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik

mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day &

Underwood, 1998).

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu

alat, alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur,

akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga

dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat

pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap,

namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan. Pada

dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip

kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi

mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,

hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai

dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti

thermograph,barograph (Rohman, 1998).

Teknik aseptis memiliki beberapa macam sterilisasi, yaitu sterilisasi

mekanik, sterilisasi fisik dan sterilisasi kimia. Setiap macam tersebut

memiliki prinsip kerja yang berbeda sesuai dengan keadaan media yang akan

disterilisasikan. Apabila dalam melakukan penelitian maupun percobaan tidak

dilakukan teknik tersebut kemungkinan akan terjadi kontaminasi yang

menyebabkan hasil penelitian atau percobaan itu kurang akurat. Oleh karena

itu, teknik aseptis sangat penting dalam kegiatan praktikum ataupun

penelitian (Khusnuryani, 2006).

Berdasarkan konstruksi dan kegunaan, maka mikroskop cahaya dibagi

menjadi biological microscope (mikroskop biologis) dan stereo microscope

(mikroskop stereo). Berdasarkan cahaya yang melewati mikroskop maka

mikroskop cahaya dibagi menjadi mikroskop stereo, mikroskop medan terang,

mikroskop fourensensi, mikroskop fase kontras, mikroskop interferensi,

mikroskop polarisasi, dan mikroskop ultraviolet (Gabriel, 1988).


BAB III

METODE KERJA

A. ALAT

Alat yang digunakan pada praktikum ini, yaitu :

- Mikroskop cahaya - Bunsen

- Mikroskop stereo - Gelas ukur

- Autoklaf elektrik - Batang L

- Inkubator - Tabung durham

- Hot plate dan stirrer - Jarum inokulum/ose (lurus dan bulat)

- Colony counter - Pinset

- LAF (Laminar Air Flow) - pH meter

- Mikropipet - Panci infus

- Oven - Pencadang

- Cawan petri - Cawan porselin

- Pipet ukur - Batang pengaduk

- Pipet tetes - Sendok tanduk

- Tabung reaksi - En kas

- Labu erlenmeyer - Kulkas

- Objek dan dag glass - Kompor gas


- Lumping dan alu - Spoit (1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml)

- Becker glass/gelas piala - Gelas kimia


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. HASIL PENGAMATAN

Table hasil pengamatan dari praktikum ini, yaitu :

No Nama alatdan gambar Fungsi

1. Mikroskop cahaya Untuk melihat benda-benda yang

sangat kecil seperti mikroorganisme,

sel, dan benda-benda lain yang bersifat

mikroskopis. Bayangan benda pada

mikroskop ini bersifat 2 dimensi

2. Mikroskop stereo Untuk melihat objek yang

membutuhkan pembesaran tidak terlalu

besar. Bayangan benda yang diamati

dengan mikroskop ini terlihat 3 dimensi.

3. Autoclave elektrik Untuk mensterilkan berbagai macam

alat dan bahan yang digunakan dalam

mikrobiologi menggunakan uap air panas

bertekanan.

4. Incubator Untuk menginkubasi atau memeram


mikroba pada suhu yang terkontrol

5. Hotplate stirrer Untuk menghomogenkan suatu larutan

dengan pengadukan

6. colony counter Untuk mempermudah perhitungan

koloni yang tumbuh setelah diinkubasi

didalam cawan karena adanya kaca

pembesar.

7. LAF Untuk pengerjaan secara aseptis

karena memiliki pengaturan dan

penyaringan aliran udara.

8. Mikro Pipet Untuk memindahkan cairan yang

bervolume cukup kecil.

9. Oven Untuk mensterilisasi kering alat-alat


dari gelas.

10. Cawan petri Sebagai wadah penyimpanan dan

pembuatan kultur media.

11. Pipetukur Untuk memindahkan larutan dengan

berbagai ukuran volume.

12. Pipettetes Untuk meneteskan cairan yang diambil

sedikit demi sedikit secara tepat dalam

pembuatan medium

13. Tabungreaksi Sebagai Wadah untuk mereaksikan dua

atau lebih larutan/ bahan kimia. Wadah

pengembangan mikroba, misalnya dalam

pengujian jumlah bakteri

14. Labu Erlenmeyer Sebagai larutan, bahan atau cairan


15. Objek dan deg gelas

16. Lumping dan alu Untuk menumbuka tau menghancurkan

materi cuplikan, seperti daging, roti

atau tanah sebelum diproses lebih

lanjut

17. Beker gelas untuk mengukur dan mencampur bahan

yang akan dianalisa di laboratorium

18. Beaker Glass (gelas piala) Untuk mengaduk, mencampur dan

memanaskan cairan tetapi tidak dapat

digunakan untuk mengukur volume

19. Bunsen Untuk menciptakan kondisi yang steril


20. Gelas ukur Untuk mengukur volume 10 hingga 2000

mL. Gelas ukur dapat digunakan untuk

mengukur volume segala benda, baik

benda cair maupun benda padat pada

berbagai ukuran volume.

21. Batang L Untuk menyebarkan cairan di

permukaan agar supaya bakteri yang

tersuspensi dalam cairan tersebut

tersebar merata

22. Tabung durham Untuk menampung/menjebak gas yang

terbentuk akibat metabolism pada

bakteri yang diujikan.

23. Jarum OSE Menginokulasi kultur mikrobia

khususnya mikrobia aerob dengan

metode streak

24. Pinset Untuk mengambil benda dengan

menjepit misalnya saat memindahkan

cakram antibiotik

25. pH meter Untuk mengukur pH (keasaman atau

alkalinitas) dari cairan (meskipun probe

khusus terkadang digunakan untuk

mengukur pH zat semi-padat).


26. Panic infuse Untuk menyaring kandungan simplisia

27. Pencadang Untuk melihat zona halo (zona hambat)

yang diisioleh antibiotic.

28. Cawan Porselin Untuk mereaksikan zat dalam suhu

tinggi

29. Batang Pengaduk Untuk mengaduk larutan kimia didalam

alat gelas hingga larutan tsb homogen.

30. Sendok tandu Untuk mengambil bahan berbentuk

serbuk

31. Enkas Sebagai tempat untuk mengisolasi,

inokulasi dan menginkubasi mikroba

harus benar-benar steril.

32. Kulkas Untuk menyimpan bahan atau alat yang

sudah disterilisasi dengan proses

pendinginan

33. Kompor Untuk memanaskan suatu alat atau


bahan

34. Spoit untuk menyuntikkan atau menghisap

cairan atau gas

B. PEMBAHASAN

Alat-alat sterilisasi meliputi autoklaf, Oven, dan Lampu Spritus

(Bunsen). Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara

panas kering, dimana oven berfungsi mensterilisasi alat-alat gelas yang

tidak bersekala. Perinsip dari oven ini sendiri adalah menghancurkan

lisis mikroba menggunakan udara panas kering.

Autoklaf berfungsi mensterilisasikan alat-alat bersekala

menggunakan uap air panas. Dimana uap air panas akan merusak protein

mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu protein akan

mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba.

Saat penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap

air yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.


Lampu spritus (Bunsen) merupakan alat yang digunakan untuk

pemijaran serta untuk mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga

mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat

melakukan penanaman medium.

Alat-alat yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah

coloni counter dan cawan petri. Coloni counter merupakan alat yang

berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba pada cawan petri

menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan

dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa

koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang

terdapat pada coloni counter dan juga menggunakan tombol check.

Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba

secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel.

Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat

mikroorganisme yang tak dapat dilihat oleh mata. Cara penggunaan

mikroskop adalah dengan membelakangi bagian belakang mikroskop.

Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop cahaya, dan

mikroskop kemera. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk

melihat objek dengan bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan

satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan

lebar, dan memberikan gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari


mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu

diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang

dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar. Kemudian bayangan akan

diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata dan diperbesar oleh

mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin,

maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop

ini memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler

(10x). Mikroskop elektron (Biokuler) berfungsi untuk melihat objek

dengan bantuan elektron atau cahaya lampu. terdiri atas empat lensa

objektif dengan empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat

pengunaan menggunakan pembesaran 100x, ditambahkan minyak emersi di

atas gelas objek. Tujuannya adalah untuk mengurangi sudut bias akibat

banyaknya cahaya yang dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek

yang akan diteliti, tidak akan terllihat. Mikroskop ini digunakan saat

melihat struktur dan melakukan pewarnaan bakteri. Mikroskop kamera

(Triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar (objek). Lensa okuler

yang terdapat dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop

ini dapat mengambil gambar dari preparat. Maka dari itu, mikroskop ini

hanya akan digunakan bila ingin mengambil gambar objek yang akan

diamati. Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada

sedikit perbedaan dalam mengoperasikannya.


Pipet volume adalah alat yang berfungsi ssebagai pengambil

larutan atau sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet

gondok berfungsi sama seperti pipet volum, hanya saja pengambilan

larutan sudah ditentukan. Cara sterilisasinya menggunakan otoklaf.

Lumpang dan Alu berfungsi sebagai tempat menggerus bahan yang

akan diuji, disterilisasi dengan cara dimasukkan alkohol 70%, lalu

dimasukkan api sampai padam. Objek gelas digunakan dalam meneliti

kapang dan cover glass berfungsi melindungi sampel.

Tabung Durham berfungsi untuk menangkap gas O 2 yang dihasilkan

dari hasil fermentasi mikroorganisme biasa digunakan dalam medium cair.

Cara sterilisasinya menggunakan alat otoklaf.

Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari

ose lurus untuk menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang

biasanya berbentuk zig-zag.

Pinset berfungsi untuk menjepit atau mengambil pencadang,

sterilisasinya dapat dilakukan dengan dibakar menggunakan lampu

spiritus. Sedangkan pencadang berfungsi untuk melihat daerah hambatan

atau zona halo yang diisi dengan antibiotik. Ukurannya yaitu diameter luar

= 8 mm, diameter dalam = 6 mm, panjang = 10 mm. Pencadang disterilisasi

dengan dimasukkan ke dalam cawan petri lalu dimasukkan ke dalam oven.


Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan bahan,

menampung larutan, dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu

dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Alat ini dapat disterilisasikan

dengan dibungkus terlebih dahulu dengan kertas saring bagian atasnya

lalu dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu dimasukkan ke dalam

autoklaf.

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium,

memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini

dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan

kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf.

Spoid berfungsi untuk mengambil larutan, zat hasil pengukuran,

atau zat yang mau diuji. Alat ini dapat disterilisasikan dengan

menggunakan otoklaf (uap air bertekanan) dimana sebelum disterilisai

dibungkus terlebih dahulu.

Hot plate stirrer adalah alat yang dilengkapi fasilitas pengaduk

dan pemanas sehingga dapat digunakan untuk membantu pengadukan agar

suspensi tidak mengendap dan pendistribusian mikroba dalam media kaldu

atau media fermentasi, baik pada suhu kamar maupun suhu yang lebih

tinggi. Alatini juga dapat dipakai untuk melarutka ferri tartrat yang

tidak mudah dilarutkan. Dilakukan dengan cara menambah air pada ferri
tartrat lalu meletakkannya diatas hot plate. Setelah dihubungkan dengan

arus listik,alat ini akan menghomogenkan sekaligus memanaskannya.

Lemari pendingin adalah lemari yang dilengkapi sistim penurunan

suhu sehingga dapat digunakan untuk mengendalikan aktivitas dan

pertumbuhan mikroba dalam media kultur.

Pipet hisap adalah pipet yang berkerja dengan cara dihisap

sehingga cairan akan memasuki pipet sebanyak yang diinginkan. Pipet

hisap digunakan untuk memindahkan cairan dalam jumlah relatif lebih

banyak.

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume

cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam

mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya

(adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang

tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed

volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya,

mukropipet memerlukan tip.

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk

ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat

dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena

panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut

ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut
inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk

melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok

digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab

inoculating).
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan kali ini yaitu peralatan dalam praktikum

mikrobiologi ada banyak dan beragam fungsi masing-masing.

B. SARAN

Dengan adanya praktikum seperti ini, mahasiswa dapat mengenal

dan mengetahui cara menggunakan alat-alat laboratorium dalam praktikum

Mikrobiologi dan mengetahui metode aseptis yang dipergunakan dalam

praktikum Mikrobiologi.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. Jr. and A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif. Edisi
Revisi, Terjemahan R. Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta.

Dwidjoseputro, D.2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.

Gabriel, J.F., 1988. Fisika Kedokteran. EGC. Jakarta.

Khusnuryani, Arifah.2006. Pedoman Praktikum Biologi. Yogyakarta:UIN Press.

Rohman, Taifiqur. 1998. Penanganan Bahan Kimia Dengan Alat Gelas Kimia
Serta Penanganan Korban Akibat Kontak Dengan Bahan Kimia. Makalah
Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.
LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

OLEH :

NAMA : WA ODE SITI KARNIA RAMADAN

NIM : F1F1 12 138

KELAS : FARMASI C

KELOMPOK : I (SATU)

ASISTEN : MUHAMMAD IKSAN ARIF, S.Farm., Apt.

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Anda mungkin juga menyukai