9 .B. Verifikasi Lap Akhir SMRT II 22
9 .B. Verifikasi Lap Akhir SMRT II 22
6- L-1
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 7 titik
Pencahayaan 7 titik
Iklim Kerja 4 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan) O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan Higiene - Tempat sampah Bagian Produksi
dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada area yang
*1)
masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Office dan Produsi
HASIL PENGUJIAN
Lingkungan Kerja
- Kebisingan
No. Lokasi Hasil Metode Sumber Bising Jumlah
Pengujian TK
(dBA)
1. Area Cook 79,9 SNI 7231: 2009 Aktivitas Kerja 2
2. Area Pastry 68,8 SNI 7231: 2009 Aktivitas Kerja 2
3. Area Steward 72,4 SNI 7231: 2009 Aktivitas Kerja 1
4. R. Sales & FO 58,9 SNI 7231: 2009 Aktivitas Kerja 6
Aktivitas Kerja +
5. R. Genset 92,4 SNI 7231: 2009 1
Mesin Genset
6. R. Engineering 59,1 SNI 7231: 2009 Aktivitas Kerja 1
7. R. A & G 53,6 SNI 7231: 2009 Aktivitas Kerja 5
- Pencahayaan
No. Lokasi Hasil Metode Sumber Jumlah
Pengujian Penerangan TK
(Lux)
1. Area Pastry 196,3 SNI 7062:2019 Buatan 2
2. Area Cook 140,5 SNI 7062:2019 Buatan 1
3. Area Steward 140,5 SNI 7062:2019 Buatan 1
4. Area Meja Ibu
76,9 SNI 7062:2019 Buatan 1
Marsha
5. R. Genset 154,9 SNI 7062:2019 Buatan 1
6. Area Meja Bapak
127,5 SNI 7062:2019 Buatan 1
Suparmo
7. Area Meja Ibu Noni 148,0 SNI 7062:2019 Buatan 1
8. Area Meja Bapak
118,6 SNI 7062:2019 Buatan 1
Vicky
- Iklim Kerja
No. Lokasi Hasil Metode Sumber Panas Jumlah
Pengujian TK
ISBB (oC)
Kondisi Cuaca /
1. Area Cook 23,9 SNI 7061:2019 7
Aktivitas Kerja
Kondisi Cuaca /
2. R. Accounting/FO 22,6 SNI 7061:2019 6
Aktivitas Kerja
Kondisi Cuaca /
3. R. Sales 21,0 SNI 7061:2019 6
Aktivitas Kerja
Kondisi Cuaca /
4. House Keeping 22,9 SNI 7061:2019 10
Aktivitas Kerja
Kondisi Cuaca /
5. R. General Store 21,4 SNI 7061:2019 1
Aktivitas Kerja
- Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR)
No. Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya Jumlah
TK
1. R. Sales Kimia : Aktivitas Kerja 6
NO2
(Nitrogen ug/m3 28,254
Dioksida)
CO (Karbon
BDS 0,1260
Monoksida)
O3 (Ozon) ug/m3 2,6299
Respirable
Suspended ug/m3 169
Particulates
(PM10)
Fisika :
Suhu Udara o
C 27,2
Kelembaban % 72
Kecepatan
m/dt 0,12
Aliran Udara
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian intensitas kebisingan terhadap 7 lokasi disimpulkan bahwa 1 lokasi
yaitu Ruang Genset di atas nilai ambang batas dan 6 lokasi pengukuran terindikasi
masih di bawah Nilai Ambang Batas Kebisingan yang diatur dalam Permenaker No.
05 Tahun 2018, dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak
boleh lebih dari 85 dBA. Dari hasil tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan
lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 8 lokasi (Area Pastry, Area Cook, Area
Steward, area meja Ibu Marsha, ruang genset, area meja Bapak Suparmo, Ibu Noni,
dan Bapak Vicky) didapatkan 4 lokasi pengujian intensitas pencahayaan masih belum
memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan dalam Permenaker No. 05 Tahun
2018 yaitu area meja Ibu Marsha, Bapak Suparmo, Ibu Noni, dan Bapak Vicky.
Empat (4) lokasi lainnya (Area Pastry, Area Cook, Area Steward dan Ruang Genset)
sudah sesuai standar. Dari hasil tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 5 lokasi (Area Cook, R. Accounting/FO, R. Sales,
House Keeping dan R. General Store) didapatkan semua lokasi (100 %) tidak
terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas (NAB = 31 oC, termasuk kategori ringan).
Dari hasil tersebut supaya dipertahankan.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan
kajian metodologi, NAB yang diacu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian
masih di bawah NAB KUDR. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1
lokasi, semua parameternya (100 %) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB
(Permenaker No. 05 Tahun 2018).
5. Penerapan higiene dan sanitasi serta K3 di perusahaan secara keseluruhan masih perlu
ditingkatkan dan dikelola dengan lebih baik.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji
K3 dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) secara berkala minimal satu tahun sekali.
2. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
d. Menghindari penggunaan cat yang mengkilat (glossy paint) pada mesin atau meja
dan tempat kerja,
h. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi
32˚C).
4. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar.
6. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 7 titik
Pencahayaan 7 titik
Iklim Kerja 4 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan) O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan Higiene - Tempat sampah Bagian Produksi
dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada area yang
*1)
masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Office dan Produsi
HASIL PENGUJIAN
Lingkungan Kerja
Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas Produksi 4
1. Office 45.9 SNI 7231: 2009
Aktivitas Produksi
2. Cutting 47.5 SNI 7231: 2009 168
2.
Cutting 413 200 SNI 7062:2019 Buatan 168
3.
Iron 51 200 SNI 7062:2019 Buatan 43
4.
Farma 425 SNI 7062:2019
200 Buatan 128
5.
Dimention SNI 7062:2019
175 200 Buatan 30
6.
Packing Atas
245 200 SNI 7062:2019 Buatan 36
7.
Packing Bawah
189 200 SNI 7062:2019 Buatan 30
8.
Insert Girls
181 200 SNI 7062:2019 Buatan 21
9.
Insert Boy
103 200 SNI 7062:2019 Buatan 22
- Iklim Kerja
No Lokasi Hasil
Pengujian Jumlah
Metode Sumber Panas
ISBB TK
1. Office (oC)
SNI 7061:2019 Aktifitas/kondisi 4
25.3
2. Cutting cuaca
24.7 SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
168
3. Iron / Proses
Produksi
4. Farma SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
24.5 43
/ Proses
Produksi
5. Dimention SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
24.8 / Proses 128
Produksi
6. Packing Atas
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
24.8 / Proses 30
7. Packing Bawah Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
8. Insert Girls 24.8 / Proses 36
Produksi
9. Insert Boy SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
24.9 / Proses 30
Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
24.2 / Proses 21
Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca
24.2 / Proses 22
Produksi
- Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR)
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office 4 09.12 Kimia :
s/d NO2 (Nitrogen ug/m3 14,16
10.12 Dioksida)
CO (Karbon BDS 531,70
Monoksida)
O3 (Ozon) ug/m3 13,85
Kelembaban Relatif % 73
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
C. Kesimpulan
6. Hasil pengujian intensitas kebisingan terhadap 7 lokasi di area kantor dan area
produksi disimpulkan bahwa semua lokasi pengukuran (100 %) terindikasi masih di
bawah Nilai Ambang Batas Kebisingan yang diatur dalam Permenaker No. 05 Tahun
2018, dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh
lebih dari 85 dBA. Dari hasil tersebut supaya dipertahankan.
7. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi, didapatkan 5 lokasi pengujian
intensitas pencahayaan masih belum memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan
dalam Permenaker No. 05 Tahun 2018 yaitu Meja Pak Dodi, Meja Pak Jamal
(Machining 3), Meja Pak Suryadi (Machining 2), Meja Pak Eko (Marking), dan Meja
Pak Ivan (Model/Pola). Dua (2) lokasi lainnya yaitu Meja Ibu Yeyet (Office) dan
Meja Pak Sudarto (Gudang Finish Good) sudah sesuai standar. Dari hasil tersebut
supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
8. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 4 lokasi (Office, Area Produksi, Machining 2 dan
Adm. Produksi) didapatkan semua lokasi (100 %) tidak terindikasi melebihi Nilai
Ambang Batas (NAB) iklim kerja sesuai Permenaker No. 05 Tahun 2018. Dari hasil
tersebut supaya dipertahankan.
9. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan
kajian metodologi, NAB yang diacu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian
masih di bawah NAB KUDR. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1
lokasi, semua parameternya (100 %) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB
(Permenaker No. 05 Tahun 2018).
10. Penerapan higiene dan sanitasi serta K3 di perusahaan secara keseluruhan masih perlu
ditingkatkan dan dikelola dengan lebih baik.
D. Saran
8. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji
K3 dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) secara berkala minimal satu tahun sekali.
9. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
10. Untuk lokasi yang memiliki intensitas pencahayaan di bawah standar minimal
pencahayaan yang diperkenankan dapat melakukan cara berikut:
l. Menghindari penggunaan cat yang mengkilat (glossy paint) pada mesin atau meja
dan tempat kerja,
p. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi
32˚C).
11. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar.
12. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat
kerja masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak
manajemen dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
13. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 3 titik
Pencahayaan 4 titik
Iklim Kerja 3 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan) O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan Higiene - Tempat sampah Bagian Produksi
dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada area yang
*1)
masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Office dan Produsi
HASIL PENGUJIAN
Lingkungan Kerja
a. Kebisingan
No. Lokasi Hasil Metode Sumber Bising Jumlah
Pengujian TK
(dBA)
1. Office 59,3 SNI 7231: 2009 Aktivitas Kerja 1
3. Machine
c. Iklim Kerja
No. Lokasi Hasil Metode Sumber Panas Jumlah
Pengujian TK
ISBB (oC)
Kondisi Cuaca /
1. Office 22,8 SNI 7061:2019 10
Aktivitas Kerja
Area Produksi Kondisi Cuaca /
2. 27,3 SNI 7061:2019 8
(Spinning) Aktivitas Kerja
Kondisi Cuaca /
3. Gudang 27,8 SNI 7061:2019 14
Aktivitas Kerja
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian intensitas kebisingan terhadap 3 lokasi disimpulkan bahwa 1
lokasi yaitu Area Spinning di atas nilai ambang batas dan 2 lokasi pengukuran
laiinya terindikasi masih di bawah Nilai Ambang Batas Kebisingan yang diatur
dalam Permenaker No. 05 Tahun 2018, dimana intensitas kebisingan untuk waktu
paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari hasil tersebut supaya
dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 4 lokasi, didapatkan 1 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan masih belum memenuhi standar minimal yang
dipersyaratkan dalam Permenaker No. 05 Tahun 2018 yaitu Meja Ibu Susi Adm.
Metal Machine. Tiga (3) lokasi lainnya (Meja Nita Office, Area Spinning, dan
Gudang Barang jadi A7) sudah sesuai standar. Dari hasil tersebut supaya
dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 3 lokasi (Office, Area Spinning dan Gudang)
didapatkan semua lokasi (100 %) tidak terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
(NAB = 31oC, termasuk kategori ringan). Dari hasil tersebut supaya
dipertahankan.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan
kajian metodologi, NAB yang diacu serta definisi kantor meskipun hasil
pengujian masih di bawah NAB KUDR. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang
diukur pada 1 lokasi, semua parameternya (100 %) menunjukkan hasil yang
masih memenuhi NAB (Permenaker No. 05 Tahun 2018).
5. Penerapan higiene dan sanitasi serta K3 di perusahaan secara keseluruhan masih
perlu ditingkatkan dan dikelola dengan lebih baik.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan
kerja dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh
Ahli K3 Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak
Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja
dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) secara berkala minimal satu tahun sekali.
t. Menghindari penggunaan cat yang mengkilat (glossy paint) pada mesin atau meja
dan tempat kerja,
x. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi
32˚C).
5. Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar.
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri.
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada area yang
*1)
masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Office dan Produsi
HASIL PENGUJIAN
Lingkungan Kerja
a. Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas Produksi 4
1. Office 45.9 SNI 7231: 2009
Aktivitas Produksi
2. Cutting 47.5 SNI 7231: 2009 168
5.
Dimention 175 200 SNI 7062:2019 Buatan 30
6.
Packing Atas 245 200 SNI 7062:2019 Buatan 36
7.
Packing Bawah 189 200 SNI 7062:2019 Buatan 30
8.
Insert Girls
181 200 SNI 7062:2019 Buatan 21
9.
Insert Boy 103 200 SNI 7062:2019 Buatan 22
c. Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
1. Office 25.3
SNI 7061:2019 Aktifitas/kondisi 4
cuaca
2. Cutting 24.7
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
168
Proses Produksi
3. Iron 24.5
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
Proses Produksi 43
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
4. Farma 24.8 Proses Produksi 128
Kelembaban Relatif % 73
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
- Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
- Untuk lokasi yang memiliki intensitas pencahayaan dibawah standar minimal pencahayaan
yang diperkenankan dapat melakukan cara berikut:
e. Mengganti lampu dengan yang lebih terang,
f. Penata-rumahtanggaan yang baik cukup membantu tercapainya penerangan yang baik dan
merata di hampipr semua lokasi pengujian,
g. Rutin membersihkan bola lampu agar lampu bekerja secara optimal,
h. Menghindari penggunaan cat yang mengkilat (glossy paint) pada mesin atau meja dan
tempat kerja,
i. Melakukan modifikasi sistem pencahayaan yang sudah ada (bila diperlukan) seperti
mengubah ketinggian lampu berdasarkan objek kerja, mengubah posisi lampu, menambah
atau mengurangi jumlah lampu, mengganti jenis lampu, dan lain-lain,
j. Melakukan modifikasi pekerjaan (bila diperlukan) seperti mengubah posisi kerja untuk
menghindari bayangan, kesilauan, dan pantulan, membawa pekerjaan lebih dekat dengan
mata sehingga objek terlihat jelas, dan lain-lain,
k. Jendela-jendela dan ventilasi untuk masuknya cahaya matahari harus cukup, seluruhnya
sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas bangunan,
l. Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas (tidak melebihi 32˚C).
- Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap dan menyebar.
- Untuk lokasi yang memiliki kebisingan diatas Nilai Ambang Batas (NAB) dapat
melakukan cara berikut:
a. Menghilangkan sumber kebisingan dari tempat kerja,
b. Mengganti alat, bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber kebisingan,
c. Memasang pembatas, peredam suara, menutup sebagian atau seluruh alat,
d. Mengatur atau membatasi pajanan kebisingan atau pengaturan waktu kerja,
e. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai seperti earmuff atau earplug untuk meredam
kebisingan yang diterima oleh telinga karyawan,
f. Melakukan pengendalian lainnya sesuai deng an perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
- Melakukan pengendalian dan pengaturan ikli m kerja untuk lokasi yang berpotensi panas.
Menurut Harianto (2010), terdapat dua cara pengendalian tekanan panas di tempat kerja,
yaitu sebagai berikut:
a. Pengendalian teknik
Merupakan usaha yang paling efektif untuk mengurangi pajanan lingkungan panas yang
berlebihan, dengan cara:
b. Mengurangi produksi panas metabolic dalam tubuh,
c. Otomatisasi dan mekanisasi beban tuga s akan meminimalisasi kebutuhan kerja fisik
para tenaga kerja,
d. Mengurangi penyebaran panas radias i dari permukaan benda-benda yang panas,
dnegan cara memberikan kat dan perisai,
isolasi/penye narik kelembaban dan upaya lain untuk
- Mengurangi kelembaban AC, peralatan pe urangi kelembaban di lingkungan kerja.
mengeliminasi uap panas sehingga dapat meng
- Pengendalian administratif elaksanakan beban kerja yang penuh.
a.Periode aklimatisasi yang cukup sebelum m
jadwal istirahat yang pendek tetapi sering
b.Untuk mempersingkat pajanan dibutuhkan
dan rotasi tenaga kerja yang memadai.
perlu disediakan untuk memberikan efek
c.Ruangan dengan penyejuk udara (AC)
rahat.
pendinginan pada para tenaga kerja waktu isti
d.Penyediaan air minum yang cukup.
rja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
- Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga ke
yang diprogramkan pihak manajemen dapat
masing-masing agar rencana penerapan K3
mal.
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksi
Bandung, Juli 2022
Membuat,
Menverifikasi, 10 Agustus 2022
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 6 titik
Pencahayaan 5 titik
Iklim Kerja 5 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan) O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan Higiene - Tempat sampah Bagian Produksi
dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada bagian
*1)
yang masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Office dan Produksi
HASIL PENGUJIAN
Lingkungan Kerja
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Office 51.7 Aktifitas 2
1. SNI 7231: 2009
Ruang Produksi Mesin
2. 61.3 SNI 7231: 2009 10
Pengolahan
Area Pendinginan 61.1 Mesin 2
3. SNI 7231: 2009
- Pencahayaan
Hasil
No Lokasi Pengujian Standar Sumber Jumlah
Metode
(Lux) Penerangan TK
Gudang Bahan 125 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
1.
77,1
Baku
Ruang Produksi 43 SNI 7062:2019 Alami + TL
2.
106,7 10
Pengolahan
75 55,6 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
3. Area Pendinginan
4.
Area 324 77,2 SNI 7062:2019 Alami + TL
50
Pembungkusan
90 SNI 7062:2019 Alami + TL
20
5. Area Pengirisan 96,5
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
Metode Sumber Panas
No Lokasi ISBB TK
(oC)
SNI 7061:2019 Aktifitas 2
1. Office 26,7
SNI 7061:2019 Mesin
2. Ruang Produksi Pengolahan 26,4 2
SNI 7061:2019 Aktifitas
3. Area Pendinginan 26,9 2
SNI 7061:2019 Mesin
Area Pembungkusan 27,0 50
4.
Kelembaban Relatif % 72
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 6 lokasi disimpulkan bahwa 6 lokasi diindikasikan
dibawah Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana intensitas
kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari hasil
tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 5 lokasi tempat kerja didapatkan 4 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard dan 1 lokasi pengujian
intensitas pencahayaan sudah memenuhi standard. Dari hasil tersebut supaya
dipertahankan dan yang belum sesuai standard agar ditingkatkan lagi.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 5 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur dibawah Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC). Dari hasil tersebut supaya
dipertahankan .
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan sudah cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 belum cukup optimal.
A. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Juli 2022
Menverifikasi, 11 Agustus 2022 Membuat,
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 5 titik
Pencahayaan 5 titik
Iklim Kerja 7 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan) O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan Higiene - Tempat sampah Bagian Dapur
dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Dapur
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada Plant yang
*1)
HASIL PENGUJIAN
- Kebisingan
Hasil
No Lokasi Jumlah
Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
1. Tempat Makan Bag. Luar 56.2
Aktivitas Produksi 1
SNI 7231: 2009
Tempat Makan Aktivitas Produksi 1
Bag. 53.7 SNI 7231: 2009
2.
Dalam
59.8 1
3.
SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi
Kitchen
Gudang 45.7 1
4. SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. 203 300 SNI 7062:2019 Buatan 2
Office
- Iklim Kerja
Metode Sumber Panas Jumlah
Hasil Pengujian
No Lokasi ISBB (oC) TK
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
1
1. Ruang Tengah Dapur 23.3 Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
Proses Produksi
2
2. Office 23.7
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
Proses Produksi 1
3. Area Cuci 23.6
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
4. Area Persiapan Proses Produksi 1
Masak 23.3
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
Proses Produksi 1
5. Area Kompor 22.4
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
Proses Produksi 1
6. Kasir 22.0
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
Proses Produksi 1
7. Ruang Makan 21.6
Suhu Ruangan o
C 26,1
Kelembaban Relatif % 66
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
Kelembaban % 63
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 5 disimpulkan bahwa semua lokasi diindikasikan
dibawah Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana intensitas
kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari hasil
tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 5 lokasi tempat kerja didapatkan 3 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan sudah memenuhi standard dan 2 lokasi pengujian
intensitas pencahayaan belum memenuhi standard.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 7 lokasi semua lokasi yang diukur dibawah Nilai
Ambang Batas (NAB = 28 oC). Dari hasil tersebut supaya dipertahankan .
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan sudah cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 sudah cukup optimal.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3.Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di
tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Juli 2022
Menverivikasi, 15 Agustus 2022 Membuat,
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada bagian
*1)
yang masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Produksi.
HASIL PENGUJIAN
Kebisingan
No Lokasi Hasil
Jumlah
Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
1. Area Toko 55.1 Aktivitas Produksi 10
SNI 7231: 2009
2. Area Kasir Aktivitas Produksi
56.4 SNI 7231: 2009 4
3. Area Mesin Giling
55.5 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 2
4. Area Mesin Oven
67.0 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 2
5. Area Mesin Pengaduk Aktivitas Produksi
59.1 SNI 7231: 2009 2
roti
68.0 SNI 7231: 2009 Aktivitas Perkantoran 2
6. Area Mesin Mixer
Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. Area Oven 77 200 SNI 7062:2019 Buatan 2
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office 10 13.05 Kimia :
s/d NO2 (Nitrogen ug/m3 17,43
14.05 Dioksida)
CO (Karbon BDS 520.39
Monoksida)
O3 (Ozon) ug/m3 5,61
Kelembaban Relatif % 54
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
Kelembaban % 55
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 5 titik
Pencahayaan 5 titik
Iklim Kerja 7 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan)
O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan - Tempat sampah Bagian Produksi
Higiene dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada Plant yang
*1)
HASIL PENGUJIAN
Lingkungan Kerja
Kebisingan
No Lokasi Hasil
Jumlah
Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
1. Office 50,1 Mesin 3
SNI 7231: 2009
2. Securty 64,5 Mesin
SNI 7231: 2009 2
Amplas 64.2 Mesin
3. SNI 7231: 2009 2
Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar
Penerangan TK
(Lux)
1. Office 312 Alami + TL 3
d
2. 167 Alami + TL
Securty b 2
3. 270 Alami + TL
Amplas c 2
4. 487 Alami + TL
Anyam c 2
5. 437 Alami + TL
Steam c 2
Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca / 3
1. Office 26.7
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
2. Securty 26.6 2
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
3. Amplas 28.2 2
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
4. Anyam 28.2 2
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
5. Steam 28.2 2
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
6 Cutting 30.7 2
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
7 Area Jemur 30.7 2
Proses Produksi
Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR)
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office 3 09.15 Kimia :
s/d NO2 (Nitrogen µg/m3
42,66
10.15 Dioksida)
CO (Karbon µg/m3
693,30
Monoksida)
O3 (Oksidan) µg/m 3
14,42
Respirable Suspended µg/m3 142,44
Particulates (PM10)
Fisika :
Suhu Ruangan o
C 28,4
Kelembaban Relatif % 79
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
1 NO2 ppm 0,0258 Proses Produksi 10
CO mg/m3 0,0104
Area Produksi O3 ppm 0,6090
Kadar Debu mg/m3
0,1703
Total
A.Kesimpulan.
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 5 lokasi disimpulkan bahwa semua loka si
diindikasikan masih memenuhi Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tah n
2018, dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebi h
dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 5 lokasi tempat kerja didapatkan 1 loka si
pengujian intensitas pencahayaan masih belum memenuhi standar minimal( R.Satpam)
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan 5 lokasi yang diuk r
belum memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC).
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan
kajian metodologi, NAB yang di acu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian
masih di bawah NAB KUDR
)
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi semuanya (100 %
menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
n
6. Secara keseluruhan penerapan sanitasi di perusahaan ini masih belum baik, Pelaksanaa
g
Sanitasi di industri yang baik merupakan indikator penilian dari citra perusahaan yan
n
bersangkutan. Sanitasi di industri juga terkait dengan standar lingkungan maup g
standar higiene perusahaan kesehatan dan keselamatan kerja di suatu perusahaan yan
ingin mendapatkan sertifikasi dari badan internasional ( ISO 14001 ataupun 18001).
si
7. Kondisi Pengamatan K3 ada beberapa yang belum optimal seperti tanda arah evakua
h
tidak terlihat jelas, latihan tanggap darurat belum pernah dilakukan, APAR jumla
k
belum sesuai, poster K3 tidak ada, Kotak P3K isinya belum lengkap , Tida
menyediakan makan bagi Tenaga kerja .
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang
Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi
waktu paparan tenaga kerja atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di
tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Agustus 2022
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 7 titik
Pencahayaan 8 titik
Iklim Kerja 7 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan)
O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan - Tempat sampah Bagian Produksi
Higiene dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada Plant
*1)
yang masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Produksi
HASIL PENGUJIAN
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Area Cabut Bulu 66.7 Mesin 1
1. SNI 7231: 2009
Mesin
2. Area Bakar Bulu 74.9 SNI 7231: 2009 1
Mesin
3. Area Servis 73.5 SNI 7231: 2009 1
Mesin
4. Area Cuci Jamur 76.8 SNI 7231: 2009 1
Mesin
5. Area Gerinda 88.1 SNI 7231: 2009 1
Mesin
6. Area Pernis Rottan 77.7 SNI 7231: 2009 1
Mesin
7. Ampelas 78.1 SNI 7231: 2009 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar
Penerangan TK
(Lux)
1. Office c Alami + TL 3
136
3. d Alami
Area Bakar Bulu 650 1
4. d Alami
Area Servis 453 1
5. d Alami
Area Cuci Jamur 940 1
6. b Alami
Area Gerinda 1327 1
7. b Alami
Area Pernis Rottan 1271 1
b Alami
Ampelas 292 1
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca / 4
1. Gerinda 29.1
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
2. Office 27.8 3
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
3. Showroom 27.4 1
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
4. Finishing 28.5 7
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
5. Bakar Bulu 27.4 3
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
6. Packing 28.5 3
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
7. Gudang Bahan Mentah 28.5 3
Proses Produksi
- Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR)
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office 3 11.12 Kimia :
s.d NO2 (Nitrogen µg/m3
14,92
12.12 Dioksida)
CO (Karbon µg/m3
654.80
Monoksida)
O3 (Oksidan) µg/m3 20,33
Respirable Suspended µg/m3 127,18
Particulates (PM10)
Suhu Ruangan o
C 28,1
Kelembaban Relatif % 52
A.Kesimpulan.
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 7 lokasi disimpulkan bahwa 1 lokasi (area gerinda)
diindikasikan belum memenuhi Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun
2018, dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih
dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 8 lokasi tempat kerja didapatkan 1 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan masih belum memenuhi standar minimal.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan 4 lokasi yang diukur
belum memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC).
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan kajian
metodologi, NAB yang di acu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian masih di
bawah NAB KUDR
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi semuanya (100 %)
menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan masih perlu penataan
dan pada waktu kunjungan ,pihak perusahaan sedang dalam renovasi gedung.
7. Kondisi Pengamatan K3 ada beberapa yang belum optimal dan sedang dalam
pembenahan.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan
sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan
tenaga kerja atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat
kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Agustus 2022
Menverifikasi, 26 September 2022 Membuat,
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 8 titik
Pencahayaan 5 titik
Iklim Kerja 10 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan) O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan Higiene - Tempat sampah Bagian produksi
dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada bagian
*1)
yang masih beroperasi pada saat pengujian dilakukan yakni Bagian Produksi
HASIL PENGUJIAN
Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas Produksi
1. Office 83.7 SNI 7231: 2009 6
Bagian, Membersihkan Aktivitas Produksi
2. 73.0 SNI 7231: 2009 1
debu
3. Bag. Potong Bulu 81.6 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
4. Bag. Painting 4 77.5 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
Aktivitas Produksi
5. Bag. Painting 2 76.7 SNI 7231: 2009 1
6. Bag. Painting Dasar 65.1 1
SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi
7. Area Kompresor 85.3 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi -
Aktivitas Produksi
8. Bag. Final QC 67.5 SNI 7231: 2009 1
Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. Office 136 200 SNI 7062:2019 Alami + TL 6
Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca / 6
1. Office 22.8
Proses Produksi
Pengemasan 27.7 SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
2. Proses Produksi
1
Kelembaban Relatif % 60
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Jumlah Titik /
No PotensiBahaya Parameter
Jumlah TK
1 Bahaya Fisik Kebisingan 7 titik
Pencahayaan 7 titik
Iklim Kerja 7 titik
2 Bahaya Kimia NO2 (Nitrogen Dioksida) 2 titik
CO (Karbon Monoksida) 2 titik
(Kualitas Udara dalam ruangan) O3 (Oksidan) 2 titik
Debu Respirable 1 titik
Debu Total 1 titik
4 Pengamatan, Penerapan Higiene - Tempat sampah Bagian Produksi
dan Sanitasi - Toilet
- Ruang ganti pakaian
dan locker
5 Pengamatan Penerapan K3 - Sarana prasarana K3 Bagian Produksi
Identifikasi terhadap potensi bahaya dan pengujian lingkungan kerja dilakukan pada Plant yang
*1)
HASIL PENGUJIAN
Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Office 58.5 Mesin 4
1. SNI 7231: 2009
Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca / 4
1. Office 27.3
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
2. Bag. Penghalusan 26.6 4
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
3. Area Packing 28.2 5
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
4. Area Assembling 28.1 4
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
5. Bag. Painting 27.9 2
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
6 Bag. Pengelasan 28.1 5
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
7 Gudang Barang Jadi 28.6 1
Proses Produksi
SNI 16-7061-2004 Kondisi Cuaca /
Gudang Persedian 27.8 1
Proses Produksi
Kelembaban Relatif % 49
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
1 NO2 ppm 0,0154 Proses Produksi 4
Area CO mg/m3 0,0074
Produksi O3 ppm 0,7604
Debu Total mg/m3 0,1021
A.Kesimpulan.
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 7 lokasi disimpulkan bahwa 6 lokasi lokasi
diindikasikan masih memenuhi Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018,
dan 1 lokasi berada diatas NAB ,dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam
sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan 5 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan masih belum memenuhi standar minimal dan 2 lokasi
telah memenuhi standar.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan 4 lokasi yang diukur
belum memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC) dan 3 lokasi telah memenuhi
standar.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan kajian
metodologi, NAB yang di acu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian masih di
bawah NAB KUDR
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi semuanya (100 %)
menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan masih perlu ada perhatian
dari pihak perusahaan.
7. Kondisi Pengamatan K3 ada beberapa yang belum optimal dan perlu penataan dari pihak
perusahaan.
A. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada
Bandung, Agustus 2022
Menverifikasi, 3 Oktober 2022 Membuat,
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Pengujia Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Bising
n TK
(dBA)
SNI 7231: Aktivitas 1
1 Area Parkir 51,6
2009
SNI 7231: Aktivitas 1
2 Pos Security 48,4
2009
SNI 7231: 2
3 Office 57,2 Aktivitas
2009
R. Kepala SNI 7231: 2
4 48,4 Aktivitas
Administrasi 2009
SNI 7231: Aktivitas -
5 R. Meeting 59,6
2009
SNI 7231: 2
6 R. Tamu 49,8 Aktivitas
2009
SNI 7231: -
7 R. Freezer 56,9 Aktivitas
2009
SNI 7231: Aktivitas -
8 Area Depan Freezer 55,4
2009
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar
Penerangan TK
(Lux)
1 Meja Bu Sonia 116 200 Alami + Buatan -
2 Meja Bu Nabila 152 200 Alami + Buatan 1
3 Meja Pak Hendi 104 200 Alami + Buatan 1
4 Meja Bu Dina 111 200 Alami + Buatan 1
5 Meja Bu Tika 113 200 Alami + Buatan 1
6 Area Pencetakan Meja 131 300 Alami + Buatan 1
1
7 Area Pencetakan Meja 300
103 Alami + Buatan -
2
8 Meja Ilham 31 200 Alami + Buatan 2
9 Meja Sofyan 26 200 Alami + Buatan -
10 Meja Lia Adawiyah 32 200 Alami + Buatan -
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumla
No Lokasi ISBB Metode Sumber Panas
h TK
(oC)
1
Area Parkir 26,6 SNI 16-7061- Lingkungan 1
2004 kerja
2
Pos Security 26,8
SNI 16-7061- Lingkungan 1
3
Office 25,6 2004 kerja
SNI 16-7061- Lingkungan 2
4
R. Kepala Administrasi 25,6 2004 kerja
SNI 16-7061- Lingkungan 2
5
R. Meeting 25,7
2004 kerja
6
R. Tamu 26,1 SNI 16-7061- Lingkungan
-
2004 kerja
7
R. Freezer 15,8 SNI 16-7061- Lingkungan
2
26,3 2004 kerja
8
Area Depan Freezer
SNI 16-7061- Lingkungan
- Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) 2004 kerja -
SNI 16-7061- Lingkungan
2004 kerja -
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office 6 09.00 Kimia :
s/d NO2 (Nitrogen µg/m3
10.00 0,0121
Dioksida)
CO (Karbon BDS
Monoksida) 0,3541
O3 (Oksidan) µg/m3 0,9766
Respirable Suspended µg/m3
Particulates (PM10) 656,8
Fisika :
- Kualitas Udara Lingkungan Kerja Suhu Ruangan o 26,5
C
Kelembaban Relatif % 80,4
Pergerakan Udara m/det 0,25
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
1 NO2 bds 0,0159 Proses Produksi 1
CO bds 1,6761
Area O3 bds 0,0098
Produksi I Debu Total mg/m3 0,1598
Suhu Udara o
C 15,8
Kelembaban % 97
Kecepatan m/dt -
Aliran Udara
2. Area Debu Total mg/m3 0,6479 Proses Produksi 1
Genset
3. Area Debu Total mg/m3 1,7429 Proses Produksi 6
Admin
4. Area Debu Respirabel mg/m3 0.4021 Proses Produksi 1
Ruang
Produksi
A. Kesimpulan.
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 8 lokasi disimpulkan bahwa semualokasi diindikasikan
masih memenuhi Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana
intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidakboleh lebih dari 85 dBA dan 1
lokasi nilainya diatas NAB.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 10 lokasi tempat kerja didapatkan 3 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan masih memenuhi standar minimal dan 7 lokasi belum
memenuhi standar. intensitas pencahayaan sebesar 200 Lux untuk jenis pekerjaan
membedakan barang kecil dan 300 Lux untuk pekerjaan adiminstrasi
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada8 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur masih memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC).
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan kajian
metodologi, NAB yang di acu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian masih di
bawah NAB KUDR
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi semuanya (100 %)
menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan masih perlu penataan .
7. Terdapat beberapa kondisi Pengamatan K3 yang masih belum optimal
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih diba wah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakuka n rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehing ga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pel indung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenagakerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampa h yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, September 2021
Menverifikasi, 4 Oktober 2022 Membuat,
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Pengujia Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Bising
n TK
(dBA)
SNI 7231: Aktivitas 1
1 Area Parkir 51,6
2009
SNI 7231: Aktivitas 1
2 Pos Security 48,4
2009
SNI 7231: 2
3 Office 57,2 Aktivitas
2009
R. Kepala SNI 7231: 2
4 48,4 Aktivitas
Administrasi 2009
SNI 7231: Aktivitas -
5 R. Meeting 59,6
2009
SNI 7231: 2
6 R. Tamu 49,8 Aktivitas
2009
SNI 7231: -
7 R. Freezer 56,9 Aktivitas
2009
SNI 7231: Aktivitas -
8 Area Depan Freezer 55,4
2009
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar
Penerangan TK
(Lux)
1 Meja Bu Sonia 116 200 Alami + Buatan -
2 Meja Bu Nabila 152 200 Alami + Buatan 1
3 Meja Pak Hendi 104 200 Alami + Buatan 1
4 Meja Bu Dina 111 200 Alami + Buatan 1
5 Meja Bu Tika 113 200 Alami + Buatan 1
6 Area Pencetakan Meja 131 300 Alami + Buatan 1
1
7 Area Pencetakan Meja 300
103 Alami + Buatan -
2
8 Meja Ilham 31 200 Alami + Buatan 2
9 Meja Sofyan 26 200 Alami + Buatan -
10 Meja Lia Adawiyah 32 200 Alami + Buatan -
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumla
No Lokasi ISBB Metode Sumber Panas
h TK
(oC)
1
Area Parkir 26,6 SNI 16-7061- Lingkungan 1
2004 kerja
2
Pos Security 26,8
SNI 16-7061- Lingkungan 1
3
Office 25,6 2004 kerja
SNI 16-7061- Lingkungan 2
4
R. Kepala Administrasi 25,6 2004 kerja
SNI 16-7061- Lingkungan 2
5
R. Meeting 25,7
2004 kerja
6
R. Tamu 26,1 SNI 16-7061- Lingkungan
-
2004 kerja
7
R. Freezer 15,8 SNI 16-7061- Lingkungan
2
26,3 2004 kerja
8
Area Depan Freezer
SNI 16-7061- Lingkungan
- Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) 2004 kerja -
SNI 16-7061- Lingkungan
2004 kerja -
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office 6 09.00 Kimia :
s/d NO2 (Nitrogen µg/m3
10.00 0,0121
Dioksida)
CO (Karbon BDS
Monoksida) 0,3541
O3 (Oksidan) µg/m3 0,9766
Respirable Suspended µg/m3
Particulates (PM10) 656,8
Fisika :
- Kualitas Udara Lingkungan Kerja Suhu Ruangan o 26,5
C
Kelembaban Relatif % 80,4
Pergerakan Udara m/det 0,25
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
1 NO2 bds 0,0159 Proses Produksi 1
CO bds 1,6761
Area O3 bds 0,0098
Produksi I Debu Total mg/m3 0,1598
Suhu Udara o
C 15,8
Kelembaban % 97
Kecepatan m/dt -
Aliran Udara
2. Area Debu Total mg/m3 0,6479 Proses Produksi 1
Genset
3. Area Debu Total mg/m3 1,7429 Proses Produksi 6
Admin
4. Area Debu Respirabel mg/m3 0.4021 Proses Produksi 1
Ruang
Produksi
A.Kesimpulan.
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 8 lokasi disimpulkan bahwa semualokasi
diindikasikan masih memenuhi Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun
2018, dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidakboleh lebih
dari 85 dBA dan 1 lokasi nilainya diatas NAB.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 10 lokasi tempat kerja didapatkan 3
lokasi pengujian intensitas pencahayaan masih memenuhi standar minimal dan 7 lokasi
belum memenuhi standar. intensitas pencahayaan sebesar 200 Lux untuk jenis
pekerjaan membedakan barang kecil dan 300 Lux untuk pekerjaan adiminstrasi
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada8 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur masih memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC).
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan
kajian metodologi, NAB yang di acu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian
masih di bawah NAB KUDR
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi semuanya (100 %)
menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan masih perlu penataan
.
7. Terdapat beberapa kondisi Pengamatan K3 yang masih belum optimal
A. Saran
1. Untuk monitoring paparan faktor fisik , faktor kimia disarankan dilakukan pengujian
lingkungan kerja dan kesehatan kerja secara berkala minimal satu tahun sekali.
2. Kebisingan yang nilainya diatas NAB tenaga kerja disarankan menggunakan tutup telinga
(Ear Plugg) serta sumber bising diusahan menggunakan kedap suara.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal agar daya lampu ditambah,
sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi, memasang sebagian atap dengan
fiberglas agar tembus cahaya, membuka jendela.
4. Iklim kerja masih dalam standar jika adapun disarankan ventilasi udara atau kipas
anginnya ditambah, membuka jendela/ pintu, disediakan air minum didalam ruangan.
5. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
HASIL PENGUJIAN
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Office 54,3 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 Finishing Box Mobil 1 50,4 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Finishing Box mobil 2 88,1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
4 Multiplek 58,9 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
5 Painting 57,3 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
6 Area Produksi (menggunakan Palu) 93,1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
7 Area Produksi (Mesin Gerinda) 119,2 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
8 Cutting 57,5 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
9 Banding 63,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
10 Area Mesin Cutting 80,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
Pencahayaan
Hasil Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Penerangan TK
( Lux)
1
Office 128 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
2
Admin Office SNI 7062:2019 Alami + TL
68 1
3
Admin Office 3
88 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
4
Finishing Mobil Box
226 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
5
Finishing Mobil Angkot
1948 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
6
Pengecatan
455 SNI 7062:2019 Alami 2
7
Pengelasan
303 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
8 Pemotongan Press 237 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Banding
9 Gudang Barang 411 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
10 Pengecatan 88 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Iklim Kerja
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Panas
TK
ISBB ( oC)
1 Office 26,2 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca
A. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawa h standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelind ung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga ke rja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampa h yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediaka n apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan ma upun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, September 2022
Menverifikasi, 6 Oktober 2022 Membuat,
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Gudang Bahan Baku 50,1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 Area Genset 89,7 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Area Dapur 64,2 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
4 Area CS 67,9 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
5 Area Office 58,9 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
Pencahayaan
Hasil Pengujian Sumber Jumlah
No Lokasi Metode
( Lux) Penerangan TK
1 Gudang Bahan Baku 14 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
2 Area Genset 957 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
3 Area Dapur 122 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
4 Area CS 282 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
5 Area Office 79 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Iklim Kerja
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Panas
TK
ISBB ( oC)
1 Office 24,8 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Ruang Kitchen NO2 BDS 0,0093 Lingkungan 2
CO BDS 6,3241 Ruang Kerja
O3 BDS 0,0025
Debu Respirable mg/m3 0,0160
Suhu Ruangan oC 28,8
Kelembaban Relatif % 54,0
Pergerakan Udara m/dt 0,31
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan sesaat pada 5 lokasi kerja berkisar 50,1 dBA s.d 89,7
dBA dan terdapat 1 lokasi yang nilai intensitas kebisingannya melebihi dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian pencahayaan/penerangan dilakukan di 5 lokasi tempat kerja, standar
minimal pencahayaan ditentukan oleh jenis pekerjaan. Pada 5 lokasi yang diukur
mempunyai standar yang berbeda karena jenis pekerjaannya membutuhkan ketelitian
yang berbeda. Terdapat 2 lokasi yang intensitas pencahayaannya masih kurang dari
nilai minimal yaitu Gudang Bahan Baku dan Office ( lihat lampiran hasil pengijian
Pencahayaan Lokal).
3. Hasil pengujian iklim kerja dilakukan pada 5 lokasi tempat kerja. Jenis pekerjaan
pada 5 lokasi tersebut adalah sedang, NAB iklim kerja untuk jenis pekerjaan sedang
adalah 28,0 oC. Dari kelima lokasia yang diukur semua nilai Iklim kerja masih
dibawah NAB.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O 3 (Oksidan), Debu
Resipirable, dam Kelembaban Relatif semuanya terindikasi masih dibawah NAB.
Untuk Nilai Ambang Batas (NAB), KUDR berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun
2018.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu
Total semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Nilai Ambang Batas (NAB)
Kualitas Udara Lingkungan Kerja berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
6. Penerapan higiene, sanitasi dan K3 pada aspek pengamatan masih perlu ditingkatkan
dan dikelola dengan lebih baik.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Cutting Press 84.8 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 QC Emblem Nurlela 71.3 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Adm. Counting 77.3 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
4 Bag. Iron 71.7 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
5 QC Finishing 70.6 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
6 Iron Finishing 70.4 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
7 Adm QC Finishing 72.1 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
8 Finishing Hangtag 71.8 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
9 Spot Cleaning 86.4 SNI 7231 : 2009 Mesin 2
Pencahayaan
Hasil Pengujian Sumber Jumlah
No Lokasi Metode
( Lux) Penerangan TK
1
Adm Loading 356 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
2
Cutting Press 868 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
3
QC Emblem ibu Nurlela
1267 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
4
Adm Counting
5
227 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Iron Ibu Putri
6
QC Finishing 366 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
7
Iron Finishing 478 SNI 7062:2019 Alami 2
8
Adm QC Finishing
266 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
9
Finishing Hangtag
187 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
591 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
10 Spot Cleaning 1017 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Iklim Kerja
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Panas
ISBB ( oC) TK
1 Office 26.7 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca 1
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan berkisar antara 70,4 dBA – 86,4 dBA. Terdapat 2 lokasi
yang terindikasi melampaui Nilai Ambang Batas yaitu di Cutting Press dan Spot
Cleaning.
2. Hasil pengujian pencahayaan berkisar antara 187 lux – 1267 lux, standar
pencahayaan sesuai dengan jenis pekerjaan ( lihat lampiran hasil pengujian
pencahayaan lokasl). Terdapat 2 lokasi yang pencahayaannya kurang dari standar
minimal yaitu Adm Counting dan Adm QC Finishing.
3. Pengujian iklim kerja didapatkan hasil berkisar 25,7oC – 27,4 oC. Untuk paparan 8
jam dan jenis pekerjaan sedang Nilai Ambang Batas (NAB) adalah 28 oC. Dari 10
lokasi yang diukur ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) masih memenuhi syarat atau
tidak ada yang melebihi Nilai Ambang Batas.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu
Resipirable, dam Kelembaban Relatif semuanya terindikasi masih dibawah NAB.
Untuk Nilai Ambang Batas (NAB), KUDR berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun
2018.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu
Total semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Nilai Ambang Batas (NAB)
Kualitas Udara Lingkungan Kerja berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
6. Penerapan higiene, sanitasi dan K3 pada aspek pengamatan masih perlu ditingkatkan
dan dikelola dengan lebih baik.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang
Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi
waktu paparan tenaga kerja atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen
dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di
tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Office 68.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 Adm Launding 86,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Adm QC 85.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
4 Iron 89.4 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
5 Finishing 86.1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
6 QC 86.6 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
7 Adm Finishing 76.7 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
8 Area Packing 77.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
Pencahayaan
Hasil Pengujian Sumber Jumlah
No Lokasi Metode
( Lux) Penerangan TK
1
Office 180 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
2
Area Teling 493 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
3
Bag. Pasang HTL line 22
254 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
4
Adm QC
5 182 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Iron
6
QC 482 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
7
Adm Finishing 1465 SNI 7062:2019 Alami 2
8
Packing
88 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Iklim Kerja
272 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Hasil Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
Pengujian TK
ISBB ( oC)
1 Office 23.4 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca 1
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Office NO2 µg/m3 35,23 Lingkungan 6
CO µg/m3 722,46 Ruang Kerja
O3 µg/m3 14,86
Debu Respirable µg/m3 112,52
Suhu Ruangan oC 26,6
Kelembaban Relatif % 76
Pergerakan Udara m/dt 0,12
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Ruang Produksi NO2 BDS 0,0054 Lingkungan 6
CO BDS 0,9083 Ruang Kerja
O3 BDS 0,0009
Debu Respirable mg/m3 0,1245
Suhu Ruangan oC 27,5
Kelembaban Relatif % 82
Pergerakan Udara m/dt 0,14
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan berkisar antara 68,0 dBA – 89,4 dBA. Terdapat 4 lokasi
yang terindikasi melampaui Nilai Ambang Batas yaitu di Adm. Launding, Iron,
Finishing, dan QC.
2. Hasil pengujian pencahayaan berkisar antara 88 lux – 1465 lux, standar
pencahayaan sesui dengan jenis pekerjaan ( lihat lampiran hasil pengujian
pencahayaan lokasl). Terdapat 3 lokasi yang pencahayaannya kurang dari standar
minimal yaitu Office, Adm QC, Adm Finishing.
3. Pengujian iklim kerja didapatkan hasil berkisar 23,4 oC – 25,2 oC. Untuk paparan 8
jam dan jenis pekerjaan sedang Nilai Ambang Batas (NAB) adalah 28 oC. Dari 10
lokasi yang diukur ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) masih memenuhi syarat atau
tidak ada yang melebihi Nilai Ambang Batas.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu
Resipirable, dam Kelembaban Relatif semuanya terindikasi masih dibawah NAB.
Untuk Nilai Ambang Batas (NAB), KUDR berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun
2018.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O 3 (Oksidan), Debu
Total semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Nilai Ambang Batas (NAB)
Kualitas Udara Lingkungan Kerja berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
6. Penerapan higiene, sanitasi dan K3 pada aspek pengamatan masih perlu ditingkatkan
dan dikelola dengan lebih baik.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Menyediakan Air Minum Di Tempat Kerja
6. Memasang APAR ( Alat Pemadam Api Ringan)
7. Pihak Perusahaan agar dapat membuat kerja yang
sarana
nyaman. sarung
8. Tenaga Kerja Agar dianjurkan menggunakan
tangan.
9. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga
kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3
yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maks
imal.
10. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampa
h yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyedia
kan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pe
masangan dan Pemeliharaan APAR
11. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan m
aupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehat
an yang ditunjuk oleh Menteri
12. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan
preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m
emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Pengujia Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Bising
n TK
(dBA)
SNI 7231: (off) 3
1 Area Produksi 63,9
2009
SNI 7231: Aktivitas 3
2 Area Pengemasan 1 64,9
2009
SNI 7231: 6
3 Area Pengemasan 2 68,4 Aktivitas
2009
SNI 7231: 4
4 Area Pengemasan 3 68,9 Aktivitas
2009
Area Pengemasan SNI 7231: 2
5 70,3 Aktivitas
Kardus 2009
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar
Penerangan TK
(Lux)
1 Area Produksi Tungku 24 100 Alami + Buatan 1
1
2 Area Produksi Tungku 59 100 Alami + Buatan 1
2
3 Area Produksi Tungku 78 100 Alami + Buatan 1
3
4 Area Pengemasan 70 200 Alami + Buatan 3
Meja 1
5 Area Pengemasan 41 200 Alami + Buatan 6
Meja 2
6 Area Pengemasan 118 200 Alami + Buatan 4
Meja 3
7 Area Pengemasan 24 100 Alami + Buatan 2
Timbang
- Iklim Kerja
No Lokasi Hasil Metode Sumber Panas Jumlah
Pengujian TK
ISBB
(oC)
1 SNI 16-7061- Lingkungan -
Area Luar 26,0
2004 kerja
2 SNI 16-7061- Lingkungan 16
Area Pengemasan 26,7
2004 kerja
3 SNI 16-7061- Lingkungan 3
Area Produksi 27,1
2004 kerja
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Depan 2 10.30 Kimia :
s/d NO2 (Nitrogen µg/m3
11.30 26,99
Dioksida)
CO (Karbon µg/m3
Monoksida) 0,5906
O3 (Oksidan) µg/m3 0,0003
Respirable Suspended µg/m3
Particulates (PM10) 335,3
Fisika :
Suhu Ruangan o
C 27,9
Kelembaban Relatif % 68
Pergerakan Udara m/det 0,15
- Kualitas Udara Lingkungan Kerja
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
1 NO2 bds 0,0101 Proses Produksi 2
CO mg/m3 0,5527
Area O3 bds 0,0025
Depan Debu Total mg/m3 1,6587
Suhu Udara o
C 25,9
Kelembaban % 78,5
Kecepatan m/dt -
Aliran Udara
A. Kesimpulan.
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 5 lokasi disimpulkan bahwa seluruhlokasi diindikasikan
masih memenuhi Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana intensitas
kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidakboleh lebih dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan semua
lokasi pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standar minimal, intensitas
pencahayaan sebesar 200 Lux untuk jenis pekerjaan membedakan barang kecil dan 300 Lux
untuk pekerjaan adiminstrasi
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada3 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur masih memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC).
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan kajian
metodologi, NAB yang di acu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian masih di
bawah NAB KUDR
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 3 lokasi semuanya (100 %)
menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan belum cukup baik
7. Terdapat beberapa kondisi Pengamatan K3 yang masih belum optimal
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibaw ah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat peli ndung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Menyediakan Air Minum Di Tempat Kerja
6. Memasang APAR ( Alat Pemadam Api Ringan)
7. Pihak Perusahaan agar dapat membuat kerja yang
sarana
nyaman. sarung
8. Tenaga Kerja Agar dianjurkan menggunakan
tangan.
9. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga
kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3
yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan
mal.
maksi
h yang terpisah antara organik dan an organik
10. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampa
n apar yang sesuai dengan Permenakertrans
beserta tutup tempat sampah dan menyediaka
masangan dan Pemeliharaan APAR
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pe
kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
11. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan
upun dengan kerjasama dengan perusahaan
secara mandiri oleh dokter perusahaan ma
n yang ditunjuk oleh Menteri
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehata
preventif khususnya tentang Keselamatan dan
12. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan
emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Oktober 2022
Membuat,
Menverifikasi, 2 Nopember 2022
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Pengujia Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Bising
n TK
(dBA)
SNI 7231: (off) 3
1 Area Produksi 63,9
2009
SNI 7231: Aktivitas 3
2 Area Pengemasan 1 64,9
2009
SNI 7231: 6
3 Area Pengemasan 2 68,4 Aktivitas
2009
SNI 7231: 4
4 Area Pengemasan 3 68,9 Aktivitas
2009
Area Pengemasan SNI 7231: 2
5 70,3 Aktivitas
Kardus 2009
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar
Penerangan TK
(Lux)
1 Area Produksi Tungku 24 100 Alami + Buatan 1
1
2 Area Produksi Tungku 59 100 Alami + Buatan 1
2
3 Area Produksi Tungku 78 100 Alami + Buatan 1
3
4 Area Pengemasan 70 200 Alami + Buatan 3
Meja 1
5 Area Pengemasan 41 200 Alami + Buatan 6
Meja 2
6 Area Pengemasan 118 200 Alami + Buatan 4
Meja 3
7 Area Pengemasan 24 100 Alami + Buatan 2
Timbang
- Iklim Kerja
No Lokasi Hasil Metode Sumber Panas Jumlah
Pengujian TK
ISBB
(oC)
1 SNI 16-7061- Lingkungan -
Area Luar 26,0
2004 kerja
2 SNI 16-7061- Lingkungan 16
Area Pengemasan 26,7
2004 kerja
3 SNI 16-7061- Lingkungan 3
Area Produksi 27,1
2004 kerja
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Depan 2 10.30 Kimia :
s/d NO2 (Nitrogen µg/m3
11.30 26,99
Dioksida)
CO (Karbon µg/m3
Monoksida) 0,5906
O3 (Oksidan) µg/m3 0,0003
Respirable Suspended µg/m3
Particulates (PM10) 335,3
Fisika :
Suhu Ruangan o
C 27,9
Kelembaban Relatif % 68
Pergerakan Udara m/det 0,15
- Kualitas Udara Lingkungan Kerja
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
1 NO2 bds 0,0101 Proses Produksi 2
CO mg/m3 0,5527
Area O3 bds 0,0025
Depan Debu Total mg/m3 1,6587
Suhu Udara o
C 25,9
Kelembaban % 78,5
Kecepatan m/dt -
Aliran Udara
A.Kesimpulan.
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 5 lokasi disimpulkan bahwa seluruhlokasi diindikasikan
masih memenuhi Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana intensitas
kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidakboleh lebih dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standar minimal, intensitas pencahayaan
sebesar 200 Lux untuk jenis pekerjaan membedakan barang kecil dan 300 Lux untuk pekerjaan
adiminstrasi
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada3 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang diukur
masih memenuhi Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC).
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi masih memerlukan kajian
metodologi, NAB yang di acu serta definisi kantor meskipun hasil pengujian masih di bawah NAB
KUDR
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 3 lokasi semuanya (100 %)
menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan belum cukup baik
7. Terdapat beberapa kondisi Pengamatan K3 yang masih belum optimal
A. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukanrekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat peli ndung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampa h yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyedia kan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaanan yang ditunjuk oleh Menteri
kesehat preventif khususnya tentang Keselamatan dan
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m
sesuai dengan potensi bahaya yang ada. Bandung, Oktober 2022
Membuat,
Menverifikasi, 3 Nopember 2022
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas 4
1. Adm Administrasi Lt. 3 56 SNI 7231: 2009
Mesin
2. Genset 90 SNI 7231: 2009 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. R. Office 119 300 SNI 7062:2019 Alami + TL 4
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
SNI 7061:2019 Kondisi 3
1. Pendaftaran 26.3
Cuaca/Aktifitas
SNI 7061:2019 Kondisi
2. Genset 27.0 1
Cuaca/Mesin
3. Admin Lt. 3 23.7 SNI 7061:2019 Kondisi 4
Cuaca/Aktifitas
SNI 7061:2019 Kondisi
4. Loundry 25.2 Cuaca/Aktifitas 2
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office R 4 09.07 Kimia :
Pendaftara s.d NO2 (Nitrogen ug/m3 14,60
10.07 Dioksida)
CO (Karbon BDS 411,51
Monoksida)
O3 (Ozon) ug/m3 17,03
Kelembaban Relatif % 77
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 5 lokasi disimpulkan bahwa satu lokasi
diindikasikan dibawah Nilai Ambang Batas belum sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018,
dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85
dBA.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan 4 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard .
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 6 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur dibawah Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC) .
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan sudah cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 masih ada sedikit kurang optimal.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan m aupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Oktober 2022
Menverifikasi, 4 Nopember 2022 Membuat,
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Office 68.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 Adm Launding 86,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Adm QC 85.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
4 Iron 89.4 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
5 Finishing 86.1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
6 QC 86.6 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
7 Adm Finishing 76.7 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
8 Area Packing 77.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
Pencahayaan
Hasil Pengujian Sumber Jumlah
No Lokasi Metode
( Lux) Penerangan TK
1
Office 180 SNI 7062:2019 Alami + TL
1
2
Area Teling 493 SNI 7062:2019 Alami + TL
3
1
Bag. Pasang HTL line 22
254 SNI 7062:2019 Alami + TL
4
Adm QC 1
5 182 SNI 7062:2019 Alami + TL
Iron 2
6
QC 482 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
7
Adm Finishing 1465 SNI 7062:2019 Alami
2
8
Packing
88 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
272 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
Iklim Kerja
Hasil Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
Pengujian TK
ISBB ( oC)
1 Office 23.4 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca 1
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Office NO2 µg/m3 35,23 Lingkungan 6
CO µg/m3 722,46 Ruang Kerja
O3 µg/m3 14,86
Debu Respirable µg/m3 112,52
Suhu Ruangan oC 26,6
Kelembaban Relatif % 76
Pergerakan Udara m/dt 0,12
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Ruang Produksi NO2 BDS 0,0054 Lingkungan 6
CO BDS 0,9083 Ruang Kerja
O3 BDS 0,0009
Debu Respirable mg/m3 0,1245
Suhu Ruangan oC 27,5
Kelembaban Relatif % 82
Pergerakan Udara m/dt 0,14
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan berkisar antara 68,0 dBA – 89,4 dBA. Terdapat 4 lokasi
yang terindikasi melampaui Nilai Ambang Batas yaitu di Adm. Launding, Iron,
Finishing, dan QC.
2. Hasil pengujian pencahayaan berkisar antara 88 lux – 1465 lux, standar pencahayaan
sesui dengan jenis pekerjaan ( lihat lampiran hasil pengujian pencahayaan lokasl).
Terdapat 3 lokasi yang pencahayaannya kurang dari standar minimal yaitu Office, Adm
QC, Adm Finishing.
3. Pengujian iklim kerja didapatkan hasil berkisar 23,4 oC – 25,2 oC. Untuk paparan 8 jam
dan jenis pekerjaan sedang Nilai Ambang Batas (NAB) adalah 28 oC. Dari 10 lokasi
yang diukur ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) masih memenuhi syarat atau tidak ada
yang melebihi Nilai Ambang Batas.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu
Resipirable, dam Kelembaban Relatif semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Untuk
Nilai Ambang Batas (NAB), KUDR berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk parameter
NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu Total
semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Nilai Ambang Batas (NAB) Kualitas Udara
Lingkungan Kerja berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
6. Penerapan higiene, sanitasi dan K3 pada aspek pengamatan masih perlu ditingkatkan dan
dikelola dengan lebih baik.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perlu adanya pengawasan terhadap tenag a kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
6. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
7. Perusahaan harus melakukan pemeriksaa n kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
8. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Oktober 2022
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Office 68.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 Adm Launding 86,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Adm QC 85.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
4 Iron 89.4 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
5 Finishing 86.1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
6 QC 86.6 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
7 Adm Finishing 76.7 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
8 Area Packing 77.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
Pencahayaan
Hasil Pengujian Sumber Jumlah
No Lokasi ( Lux) Metode Penerangan TK
1
Office 180 SNI 7062:2019 Alami + TL
1
2
Area Teling 493 SNI 7062:2019 Alami + TL
3
1
Bag. Pasang HTL line 22
254 SNI 7062:2019 Alami + TL
4
Adm QC
1
182 SNI 7062:2019 Alami + TL
5
Iron 2
6
QC 482 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
7
Adm Finishing 1465 SNI 7062:2019 Alami
2
8
Packing 88 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
272 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
Iklim Kerja
No Lokasi Hasil Metode Sumber Panas Jumlah
Pengujian TK
ISBB ( oC)
1 Office 23.4 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca 1
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Office NO2 µg/m3 35,23 Lingkungan 6
CO µg/m3 722,46 Ruang Kerja
O3 µg/m3 14,86
Debu Respirable µg/m3 112,52
Suhu Ruangan oC 26,6
Kelembaban Relatif % 76
Pergerakan Udara m/dt 0,12
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Ruang Produksi NO2 BDS 0,0054 Lingkungan 6
CO BDS 0,9083 Ruang Kerja
O3 BDS 0,0009
Debu Respirable mg/m3 0,1245
Suhu Ruangan oC 27,5
Kelembaban Relatif % 82
Pergerakan Udara m/dt 0,14
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan berkisar antara 68,0 dBA – 89,4 dBA. Terdapat 4 lokasi
yang terindikasi melampaui Nilai Ambang Batas yaitu di Adm. Launding, Iron,
Finishing, dan QC.
2. Hasil pengujian pencahayaan berkisar antara 88 lux – 1465 lux, standar pencahayaan
sesui dengan jenis pekerjaan ( lihat lampiran hasil pengujian pencahayaan lokasl).
Terdapat 3 lokasi yang pencahayaannya kurang dari standar minimal yaitu Office, Adm
QC, Adm Finishing.
3. Pengujian iklim kerja didapatkan hasil berkisar 23,4 oC – 25,2 oC. Untuk paparan 8 jam
dan jenis pekerjaan sedang Nilai Ambang Batas (NAB) adalah 28 oC. Dari 10 lokasi
yang diukur ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) masih memenuhi syarat atau tidak ada
yang melebihi Nilai Ambang Batas.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu
Resipirable, dam Kelembaban Relatif semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Untuk
Nilai Ambang Batas (NAB), KUDR berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk parameter
NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu Total
semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Nilai Ambang Batas (NAB) Kualitas Udara
Lingkungan Kerja berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
6. Penerapan higiene, sanitasi dan K3 pada aspek pengamatan masih perlu ditingkatkan dan
dikelola dengan lebih baik.
A. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudaha kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampa h yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyedia kan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Office 68.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 Adm Launding 86,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Adm QC 85.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
4 Iron 89.4 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
5 Finishing 86.1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
6 QC 86.6 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
7 Adm Finishing 76.7 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
8 Area Packing 77.0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
Pencahayaan
Hasil Pengujian Sumber Jumlah
No Lokasi ( Lux) Metode Penerangan TK
1
Office 180 SNI 7062:2019 Alami + TL
1
2
Area Teling 493 SNI 7062:2019 Alami + TL
3
1
Bag. Pasang HTL line 22
254 SNI 7062:2019 Alami + TL
4
Adm QC
1
182 SNI 7062:2019 Alami + TL
5
Iron 2
6
QC 482 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
7
Adm Finishing 1465 SNI 7062:2019 Alami
2
8
Packing 88 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
272 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
Iklim Kerja
No Lokasi Hasil Metode Sumber Panas Jumlah
Pengujian TK
ISBB ( oC)
1 Office 23.4 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca 1
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Office NO2 µg/m3 35,23 Lingkungan 6
CO µg/m3 722,46 Ruang Kerja
O3 µg/m3 14,86
Debu Respirable µg/m3 112,52
Suhu Ruangan oC 26,6
Kelembaban Relatif % 76
Pergerakan Udara m/dt 0,12
Sumber Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil
Paparan TK
1 Ruang Produksi NO2 BDS 0,0054 Lingkungan 6
CO BDS 0,9083 Ruang Kerja
O3 BDS 0,0009
Debu Respirable mg/m3 0,1245
Suhu Ruangan oC 27,5
Kelembaban Relatif % 82
Pergerakan Udara m/dt 0,14
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan berkisar antara 68,0 dBA – 89,4 dBA. Terdapat 4 lokasi
yang terindikasi melampaui Nilai Ambang Batas yaitu di Adm. Launding, Iron,
Finishing, dan QC.
2. Hasil pengujian pencahayaan berkisar antara 88 lux – 1465 lux, standar pencahayaan
sesui dengan jenis pekerjaan ( lihat lampiran hasil pengujian pencahayaan lokasl).
Terdapat 3 lokasi yang pencahayaannya kurang dari standar minimal yaitu Office, Adm
QC, Adm Finishing.
3. Pengujian iklim kerja didapatkan hasil berkisar 23,4 oC – 25,2 oC. Untuk paparan 8 jam
dan jenis pekerjaan sedang Nilai Ambang Batas (NAB) adalah 28 oC. Dari 10 lokasi
yang diukur ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola) masih memenuhi syarat atau tidak ada
yang melebihi Nilai Ambang Batas.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu
Resipirable, dam Kelembaban Relatif semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Untuk
Nilai Ambang Batas (NAB), KUDR berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk parameter
NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O3 (Oksidan), Debu Total
semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Nilai Ambang Batas (NAB) Kualitas Udara
Lingkungan Kerja berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
6. Penerapan higiene, sanitasi dan K3 pada aspek pengamatan masih perlu ditingkatkan dan
dikelola dengan lebih baik.
A. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau meggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampa h yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyedia kan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Mesin 2
1. Area Show Room 67.6 SNI 7231: 2009
Mesin
2. R. Spare Part 59.5 SNI 7231: 2009 2
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
Meja Pelayanan 335 300 SNI 7062:2019 Alami + TL 4
1.
Counter Sales
Meja Servis 400 200 SNI 7062:2019 Alami + TL
2. 2
Counter
R. Servis 1 152 200 SNI 7062:2019 Alami + TL
2
3.
Kelembaban Relatif % 61
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 6 lokasi disimpulkan bahwa 6 lokasi diindikasikan
masih dibawah Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana
intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari
hasil tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 5 lokasi tempat kerja didapatkan 2 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan memenuhi standard dan 3 lokasi belum memenuhi
standar.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 6 lokasi tempat kerja , semua lokasi yang diukur
dibawah Nilai Ambang Batas. Dari hasil tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan
lagi.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan belum cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 belum cukup optimal.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja dengan
cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3 Lingkungan
Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3
Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal
satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Iklim kerja yang nilainya diatas NAB dapat diatasi dengan menambah ventilasi udara.
5. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
6. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR,yang harus disediakan pada setiap ruangan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
7. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
8. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
9. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
10. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktifitas 2
1. Adm Pelayanan 1 63.0 SNI 7231: 2009
Aktifitas
2. Adm Pelayanan 2 60.2 SNI 7231: 2009 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
Adm Pelayanan 1 53 300 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
1.
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujia Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
n ISBB TK
(oC)
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca / 2
1. Office 24.0
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
2. Bengkel 24.4 2
Proses Produksi
Show Room 24.2 SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
3. 1
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
4 R. tungku 24.4 1
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
5 R. Spare Part 24.4 1
Proses Produksi
R. Admin 24.3 SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
6 1
Proses Produksi
Kelembaban Relatif % 76
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 5 lokasi disimpulkan bahwa 5 lokasi diindikasikan
masih dibawah Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana
intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 5 lokasi tempat kerja didapatkan 4 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard dan 1 lokasi sudah sesuai
dengan standar.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 6 lokasi tempat kerja , semua lokasi yang diukur masih
dibawah Nilai Ambang Batas. Dari hasil tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan
lagi.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan belum cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 belum cukup optimal.
A. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang Batas
harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk mennghilangkan sumber
kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi waktu paparan tenaga kerja
atau menggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an organik
beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan Permenakertrans
RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan m emperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Bandung, Oktober 2022
Pelayanan K3 y ang diberikan pada perusaha an yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja , kebisingan dan pencahaya an. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Mesin 2
1. Bag. Pengisian 5.5 Kg 67.0 SNI 7231: 2009
Mesin
2. Bag. Pengisian 50 Kg 61.2 SNI 7231: 2009 3
Area Loading
3. 72.2 SNI 7231: 2009 Mesin 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. Admin Gas 5 Kg / 889 300 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
12 Kg
2. Operator Pengisian 694 200 SNI 7062:2019 Alami + TL
3
50 Kg
3. Adm. Office 287 300 SNI 7062:2019 Alami + TL
1
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca / 1
1. Office 24.6
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
2. Pengisian 25.8 5
Proses Produksi
Bongkar Muat 26.1 SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
3. 5
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
4 Area Tangki 26.1 2
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
5 Securty 26.2 4
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
6 Gudang Me 26.3 4
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
7 R. Plastik Wirap 24.6 2
Proses Produksi
Kelembaban Relatif % 64
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
Area
Debu Total mg/m 3
0,3126
Kelembaban % 64
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Mesin 2
1. Bag. Pengisian 5.5 Kg 67.0 SNI 7231: 2009
Mesin
2. Bag. Pengisian 50 Kg 61.2 SNI 7231: 2009 3
Area Loading
3. 72.2 SNI 7231: 2009 Mesin 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. Admin Gas 5 Kg / 889 300 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
12 Kg
2. Operator Pengisian 694 200 SNI 7062:2019 Alami + TL
3
50 Kg
3. Adm. Office 287 300 SNI 7062:2019 Alami + TL
1
- Iklim Kerja
Hasil
Pengujian Jumlah
No Lokasi Metode Sumber Panas
ISBB TK
(oC)
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca / 1
1. Office 24.6
Proses Produksi
Pengisian 25.8 SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
2. 5
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
3. Bongkar Muat 26.1 5
Proses Produksi
Area Tangki 26.1 SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
4 2
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
5 Securty 26.2 4
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
6 Gudang Me 26.3 4
Proses Produksi
SNI 7061:2019 Kondisi Cuaca /
7 R. Plastik Wirap 24.6 2
Proses Produksi
Kelembaban Relatif % 64
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
Area
Debu Total mg/m3 0,3126
Kelembaban % 64
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Area Weaving Mesin NT Aktivitas Produksi 1
1. 92.8 SNI 7231: 2009
6780-H 1-1
Aktivitas Produksi
2. Area Waeving 1 -2 95.6 SNI 7231: 2009 1
Area Waeving 1 -3
3. 96.1 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
Area Waeving 1- 6
4. 95.5 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
Infeksion Aktivitas Produksi
5. 99.7 SNI 7231: 2009 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. R. Office 209 300 SNI 7062:2019 Alami + TL 12
Kelembaban Relatif % 55
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 5 lokasi disimpulkan bahwa semua lokasi
diindikasikan dibawah Nilai Ambang Batas belum sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018,
dimana intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85
dBA. Dari hasil tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard pengujian intensitas
pencahayaan belum memenuhi standard.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 6 lokasi tempat kerja didapatkan 1 lokasi yang diukur
diatas Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC) .
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan ada beberapa yang belum
cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 masih kurang optimal.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang
Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi
waktu paparan tenaga kerja atau meggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pe lindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat s ampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaa
n kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9.Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat
kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada .
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas Perkantoran 16
1. R. Office 46.5 SNI 7231: 2009
Aktivitas Produksi
2. ESL Buffer 46.2 SNI 7231: 2009 1
Panel Ariete Homogenizer
3. 81.5 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
3110
4. Area Recombination 81.5 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
Aktivitas Produksi
5. Choco Slury 80.6 SNI 7231: 2009 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. Office 233 SNI 7062:2019 Buatan 16
d
Kelembaban Relatif % 58
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 7 lokasi disimpulkan bahwa 7 lokasi diindikasikan
dibawah Nilai Ambang Batas sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana intensitas
kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari hasil
tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 6 lokasi tempat kerja didapatkan 6 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard Dari hasil tersebut supaya
dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 6 lokasi tempat kerja didapatkan 3 lokasi yang diukur
diatas Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC).
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan sudah cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 sudah cukup optimal.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang
Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi
waktu paparan tenaga kerja atau meggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tena ga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapanK3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/198 0 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatanpromotif dan preventif khususnya tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditempat kerja dan memperbanyak poster-poster
K3 di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas Produksi 1
1. Office 63.0 SNI 7231: 2009
Aktivitas Produksi
2. Mesin Komet 1 81.0 SNI 7231: 2009 4
Mesin Komet 2
3. 79.2 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 4
Mesin Komet 3
4. 76.7 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 4
Area Packing ( Viva
Aktivitas Produksi
5. Dahlia) 81.0 SNI 7231: 2009 2
- Pencahayaan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Penerangan
TK
(Lux)
1. Area Packing 57 SNI 7062:2019 TL 5
Mawar
2. Area Packing Viva 88 SNI 7062:2019 TL
5
Dahlia
3. Area Vacum 1 79 SNI 7062:2019 TL
2
Kelembaban Relatif % 75
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 6 lokasi disimpulkan bahwa 1 lokasi diindikasikan
diatas Nilai Ambang Batas belum sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana intensitas
kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari hasil
tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard pengujian intensitas
pencahayaan belum memenuhi standard.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 8 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur masih berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC) .
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan ada beberapa yang belum
cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 masih kurang optimal.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang
Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi
waktu paparan tenaga kerja atau meggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen
dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat
kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada.
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
Kebisingan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode
Bising TK
(dBA)
1 Office 54,3 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
2 Finishing Box Mobil 1 50,4 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
3 Finishing Box mobil 2 88,1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
4 Multiplek 58,9 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
5 Painting 57,3 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
6 Area Produksi (menggunakan Palu) 93,1 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
7 Area Produksi (Mesin Gerinda) 119,2 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
8 Cutting 57,5 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
9 Banding 63,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
10 Area Mesin Cutting 80,0 SNI 7231 : 2009 Mesin 1
Pencahayaan
Hasil Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Penerangan TK
( Lux)
1
Office 128 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
2
Admin Office SNI 7062:2019 Alami + TL
68 1
3
Admin Office 3
88 SNI 7062:2019 Alami + TL 1
4
Finishing Mobil Box
226 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
5
Finishing Mobil Angkot
1948 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
6
Pengecatan
455 SNI 7062:2019 Alami 2
7 Pengelasan 303 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
8 Pemotongan Press 237 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Banding
9 Gudang Barang 411 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
10 Pengecatan 88 SNI 7062:2019 Alami + TL 2
Iklim Kerja
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Panas
TK
ISBB ( oC)
1 Office 26,2 SNI 7061 : 2019 Proses + Cuaca
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan sesaat pada 10 lokasi kerja berkisar 50,4 dBA s.d 119,2
dBA dan terdapat 3 lokasi yang nilai intensitas kebisingannya melebihi dari 85 dBA.
2. Hasil pengujian pencahayaan/penerangan dilakukan di 10 lokasi tempat kerja,
standar minimal pencahayaan ditentukan oleh jenis pekerjaan. Pada 10 lokasi yang
diukur mempunyai standar yang berbeda karena jenis pekerjaannya membutuhkan
ketelitian yang berbeda. Terdapat 5 lokasi yang intensitas pencahayaannya masih
kurang dari nilai minimal ( lihat lampiran hasil pengijian Pencahayaan Lokas).
3. Hasil pengujian iklim kerja dilakukan pada 10 lokasi tempat kerja. Jenis pekerjaan
pada 10 lokasi tersebut adalah sedang, NAB iklim kerja untuk jenis pekerjaan sedang
adalah 28,0 oC. Terdapat 3 lokasi yang nilai iklim kerjanya diatas 28,0 oC yaitu
Pengelasan Welding; Press; dan Painting bagian bawah mobil.
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O 3 (Oksidan), Debu
Resipirable, dam Kelembaban Relatif semuanya terindikasi masih dibawah NAB.
Untuk Nilai Ambang Batas (NAB), KUDR berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun
2018.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja diukur selama 1 jam pada 1 lokasi untuk
parameter NO2 (Nitrogen Dioksida), ,CO ( Karbon Monoksida ), O 3 (Oksidan), Debu
Total semuanya terindikasi masih dibawah NAB. Nilai Ambang Batas (NAB)
Kualitas Udara Lingkungan Kerja berdasarkan Permenaker R.I No. 5 tahun 2018.
6. Penerapan higiene, sanitasi dan K3 pada aspek pengamatan masih perlu ditingkatkan
dan dikelola dengan lebih baik.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan
kerja dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh
Ahli K3 Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak
Eksternal (Penguji K3 dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja
dari PJK3 Riksa Uji yang terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai
Ambang Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan
mengurangi waktu paparan tenaga kerja atau meggunakan APD berupa Ear plug
atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela
dan atap yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal
pencahayaanya terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan
yang timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat
kerja masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak
manajemen dapat dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan
an organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai
dengan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga
kerja secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan
perusahaan penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh
Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak
poster-poster K3 di tempat kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada
Bandung, Oktober 2022
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas Produksi 4
1. R. Office 53.6 SNI 7231: 2009
Aktivitas Produksi
2. Area Mesin Happo No.1 83.8 SNI 7231: 2009 1
3. Area Mesin Happo No. 2 86.9 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
4. Area Mesin Happo No. 5 87.4 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 1
Aktivitas Produksi
5. Area Mesin Happo No. 4 86.2 SNI 7231: 2009 1
- Pencahayaan
Hasil
Sumber Jumlah
No Lokasi Pengujian Standar Metode
Penerangan TK
(Lux)
1. Office 39 SNI 7062:2019 Alami + TL 4
d
Jumlah
Hasil
No Lokasi TK Waktu Parameter Satuan
Analisa
Terpapar
1. Area Office 4 08.15 Kimia :
s.d NO2 (Nitrogen ug/m3 9,72
09.15 Dioksida)
CO (Karbon BDS 821,36
Monoksida)
O3 (Ozon) ug/m3 4,24
Kelembaban Relatif % 84
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
Kelembaban % 80
A.Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 7 lokasi disimpulkan bahwa 3 lokasi diindikasikan
berada diatas Nilai Ambang Batas belum sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana
intensitas kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari
hasil tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan 2 lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard pengujian intensitas
pencahayaan belum memenuhi standard.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 8 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur sesuai standard Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC) .
- Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
8. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya
(100 %) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
9. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan ada beberapa yang
belum cukup optimal.
10. Kondisi Pengamatan K3 masih kurang optimal.
B.Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang
Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi
waktu paparan tenaga kerja atau meggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat kerja
sesuai dengan potensi bahaya yang ada
Bandung, Oktober 2022
Pelayanan K3 yang diberikan pada perusahaan yaitu pengujian Lingkungan kerja. Pada
perusahaan yang berada di Jawa Barat khusunya di industry dilakukan pemeriksaan faktor fisika
antara lain iklim kerja, kebisingan dan pencahayaan. Selain itu pemeriksaan faktor kimia antara
lain kadar , NO2, O3, CO dan debu,sebagai berikut :
- Kebisingand
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Bising
TK
(dBA)
Aktivitas Produksi 1
1. Office 63.0 SNI 7231: 2009
Aktivitas Produksi
2. Mesin Komet 1 81.0 SNI 7231: 2009 4
Mesin Komet 2
3. 79.2 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 4
Mesin Komet 3
4. 76.7 SNI 7231: 2009 Aktivitas Produksi 4
Area Packing ( Viva
Aktivitas Produksi
5. Dahlia) 81.0 SNI 7231: 2009 2
- Pencahayaan
Hasil
Jumlah
No Lokasi Pengujian Metode Sumber Penerangan
TK
(Lux)
1. Area Packing 57 SNI 7062:2019 TL 5
Mawar
2. Area Packing Viva 88 SNI 7062:2019 TL
5
Dahlia
3. Area Vacum 1 79 SNI 7062:2019 TL
2
Kelembaban Relatif % 75
Jumlah
No Lokasi Parameter Satuan Hasil Sumber Bahaya
TK
1 NO2 ppm 0,0075 Proses Produksi 5
CO mg/m3 0,6651
O3 ppm 0,0231
Area Debu Total mg/m3 0,5309
Produksi/ Suhu Udara o
C 26,2
Weaving Kelembaban % 75
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian kebisingan terhadap 6 lokasi disimpulkan bahwa 1 lokasi diindikasikan
diatas Nilai Ambang Batas belum sesuai Permenaker No 5 Tahun 2018, dimana intensitas
kebisingan untuk waktu paparan 8 jam sehari tidak boleh lebih dari 85 dBA. Dari hasil
tersebut supaya dipertahankan dan ditingkatkan lagi.
2. Hasil pengujian intensitas pencahayaan pada 7 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi
pengujian intensitas pencahayaan belum memenuhi standard pengujian intensitas
pencahayaan belum memenuhi standard.
3. Hasil Pengujian Iklim Kerja pada 8 lokasi tempat kerja didapatkan semua lokasi yang
diukur masih berada dibawah Nilai Ambang Batas (NAB = 28 oC) .
4. Kualitas Udara Dalam Ruangan (KUDR) diukur pada 1 lokasi (area office) menunjukkan
hasil dibawah NAB.
5. Kualitas Udara Lingkungan Kerja yang diukur pada 1 lokasi (area produksi) semuanya (100
%) menunjukkan hasil yang masih memenuhi NAB.
6. Penerapan Higiene dan sanitasi diperusahaan secara keseluruhan ada beberapa yang belum
cukup optimal.
7. Kondisi Pengamatan K3 masih kurang optimal.
B. Saran
1. Perlu dilakukan pemantauan paparan faktor fisika, faktor kimia, dan kesehatan kerja
dengan cara melakukan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan oleh Ahli K3
Lingkungan Kerja di perusahaan atau bekerjasama dengan pihak Eksternal (Penguji K3
dari Balai K3 Bandung atau Ahli K3 Lingkungan Kerja dari PJK3 Riksa Uji yang
terakreditasi) minimal satu tahun sekali.
2. Tempat kerja dengan intensitas kebisingan yang terindikasi melebihi Nilai Ambang
Batas harus dilakukan pengendalian baik dengan rekayasa Teknik untuk
mennghilangkan sumber kebisingan maupun secara administrasi dengan mengurangi
waktu paparan tenaga kerja atau meggunakan APD berupa Ear plug atau Ear Muff.
3. Pencahayaan yang nilainya masih dibawah standar minimal dapat diatasi dengan
menambahkan daya lampu atau melakukan rekayasa teknis menambah jendela dan atap
yang dapat memasukkan cahaya alami sehingga standar minimal pencahayaanya
terpenuhi.
4. Selalu memperhatikan pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah gangguan yang
timbul dari lingkungan kerja.
5. Perusahaan hendaknya memperhatikan APAR yang sudah kadaluarsa
6. Perlu adanya pengawasan terhadap tenaga kerja dalam menerapkan K3 di tempat kerja
masing-masing agar rencana penerapan K3 yang diprogramkan pihak manajemen dapat
dilaksanakan oleh tenaga kerja dengan maksimal.
7. Perusahaan perlu menyediakan tempat sampah yang terpisah antara organik dan an
organik beserta tutup tempat sampah dan menyediakan apar yang sesuai dengan
Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
8. Perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi tenaga kerja
secara mandiri oleh dokter perusahaan maupun dengan kerjasama dengan perusahaan
penyelenggara layanan pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Menteri
9. Melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif khususnya tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja dan memperbanyak poster-poster K3 di tempat
kerja sesuai dengan potensi bahaya yang ada
Bandung, Nopember 2022