Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ASPEK FARMAKOLOGI OBAT-OBAT UNTUK PENGOBATAN

PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN SERTA GANGGUAN PADA MATA,


TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN

OLEH KELOMPOK 9 :

NAMA : 1. RUBIYANTO SOARES

2. RINTIS NOMLENE

3. SHERLY JAKARIA

KELAS / SEMESTER : E / II

PRODI : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2023
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas kami. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam segala aspek, sehingga tugas ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
tugas ini. Semoga tugas ini memberikan informasi bagi Mahasiswa dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Kupang,
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………….
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………….
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………

2.1 Aspek Farmakologi obat untuk pengobatan penyakit kulit……………………….

2.2 Aspek Farmakologi obat untuk kelamin…………………………………………..

2.3 Aspek Farmakologi obat untuk gangguan pada mata……………………………….


2.4 Aspek Farmakologi obat untuk gangguan pada telinga………………………………
2.5 Aspek Farmakologi obat untuk gangguan pada hidung………………………………
2.6 Aspek Farmakologi obat untuk gangguan pada tenggorokan…………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Obat merupakan salah satu unsur utama dan pertama dalam ilmu farmakologi,
selain itu obat juga tidak bisa terpisahkan dalam unsur pelayanan kesehatan.
Pengertia Obat sendiri adalah suatu bahan atau campuran bahan untuk
dipergunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan
jasmani dan rohani pada manusia atau hewan termasuk untuk memperelok tubuh
atau bagian tubuh manusia.
Adapun pengertian tentang kulit dan kelamin serta gangguan pada mata, telinga,
hidung dan tenggorokan.
Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh, hanya sekitar 2 m2. Kulit merupakan
bagian terluar dari tubuh manusia yan lenur dan lembut. Kulit ini penting dan
merupakan permukaan luar organisme untuk membatasi lingkungan dalam tubuh
dengan lingkungan luar. Kulit merupakan benteng pertahanan pertama dari
berbagai ancaman yang datang dari luar, seperti kuman, virus, dan bakteri. Kulit
adalah lapisan-lapisan jaringan yang terdapat di seluruh bagian permukaan tubuh.
Pada permukaan tubuh kulit terdapat kelenjar keringat dan kulit dan kulit
merupakan salah satu alat indera yaitu indera peraba karena di seluruh permukaan
kulit terdapat saraf peraba (Maharani, 2015).
Mata merupakan salah satu organ indra manusia, yaitu indra penglihatan. Mata
memiliki fungsi yang sangat penting dalam menyerap informasi visual yang
digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Apabila terjadi gangguan pada
mata, hal tersebut dapat mengurangi bahkan menghambat fungsinya. Gangguan
terhadap penglihatan banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan sampai gangguan
berat yang bisa menyebabkan kebutaan.
Telinga adalah salah satu indra yang paling penting bagi manusia. Dengan telinga
manusia mendengar, mampu mendeteksi arah datangnya suara dan mampu
waspada dalam kondisi tidur maupun gelap. Ada beberapa fungsi secara fisiologis
pada manusia yang akan terjadi seiring dengan bertambahnya usia., salah satunya
adalah gangguan pendengaran. Oleh karena itu, orang dengan usia lanjut sangat
membutuhkan fungsi pendengaran yang baik agar bisa berkomunikasi. Sebaliknya,
jika terjadi gangguan komunikasi yang akan berdampak terhadap penurunan
kualitas hidup. Beberapa kerugian yang ditimbulkan adalah terisolasi, depresi, dan
kemungkinan demensia (Corna dkk, 2009).
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Aspek farmakologi obat tentang pengobatan kulit

Kortikosteroid sistemik memiliki peran yang paling luas di antara semua antiinflamasi
dan imunosupresibanyak agen. Penggunaannya di dalam berbagai bidang dari
kedokteran, termasuk dermatologi, banyak menghasilkan perbaikan klinis yang
bermakna. Di sisi lain, pengaruh kortikosteroid terhadap sebagian besar sistem organ,
terutama bila diberikan dalam dosis tinggi jangka panjang, berpotensi menghasilkan efek
samping yang utama, meliputi gangguan neuropsikiatrik, kelainan mata, penyakit
kardiovaskular, dislipidemia, hiperkoagulabilitas, gangguan gastrointestinal,
hiperglikemia, gangguan cairan-elektrolit, kelainan kulit, lipodistrofi, miopati,
osteoporosis, infeksi akibat imunosupresi, supresi tumbuh-kembang anak, serta supresi
sumbu hipotalamus-hipofisis-adre-akhir optimalisasi penggunaan kortikosteroid
berdasarkan sifat farmakologiknya, yakni pemilihan persiapan, rejimwn dosis, interval
serta waktu dan lama pemberian, metode tapering off, potensi interaksi obat, skrining dan
pemantauan efek samping serta reaksi hipersentivitas, juga pemahaman akan fenomena
resistensi, kemungkinan timbul dampak buruk dapat dibatasi, sehingga peranan obat ini
sebagai pilihan terapi bagi klinisi dapat dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai