“KEPATUHAN SOSIAL DAN LEGITIMASI PERUSAHAAN DALAM RANTAI PASOKAN: TEORITIS KERANGKA”
A. Teori Legitimasi
Teori legitimasi berasal dari paradigma ekonomi politik yang
menunjukkan bahwa bidang ekonomi tidak dapat dipelajari secara terpisah dari kerangka politik, sosial dan kelembagaan di mana ekonomi berada (Gray et al. 1996, p. 47). Teori legitimasi, yang berasal dari paradigma ekonomi politik, memberikan gagasan bahwa hubungan antara organisasi dan ekspektasi sosial terkait adalah dinamis dan fakta kehidupan sosial. Menurut teori ini, kelangsungan hidup suatu organisasi dibentuk baik oleh kekuatan pasar dan harapan masyarakat, dan karenanya pemahaman tentang keprihatinan masyarakat yang lebih luas yang diungkapkan dalam harapan masyarakat menjadi prasyarat yang diperlukan untuk kelangsungan hidup suatu organisasi. Teori legitimasi adalah teori yang banyak digunakan untuk menjelaskan motivasi di balik pelaporan sosial korporat. Dalam literatur akuntansi sosial, teori legitimasi menawarkan wawasan untuk menjelaskan tingkat perubahan perilaku pelaporan sosial suatu organisasi.
a. Konsep legitimasi digunakan dalam menjelaskan teori legitimasi
Titik fokus yang dapat diajukan adalah pertanyaan tentang utilitas analitik dari konsep legitimasi yaitu, apakah konsep legitimasi berguna dalam menjelaskan dampak sosial suatu organisasi. Karena hubungan sosial itu dinamis dan dapat dibuat dengan cara yang dapat diprediksi, konsep legitimasi dapat memungkinkan seorang peneliti (yang menangani konsep ini) untuk menjelaskan hubungan sosial suatu organisasi. Konsep legitimasi merujuk pada penerimaan yang disetujui oleh masyarakat, berbeda dengan 'legitimasi' yang bersandar pada tindakan legitimasi organisasi. Ini 'tidak identik dengan keberhasilan ekonomi atau legalitas karena keberhasilan ekonomi hanyalah salah satu segi legitimasi dan legalitas secara teoritis adalah penegak, bukan pencipta, perubahan nilai-nilai sosial' (Deegan 2002). Dengan kata lain, legitimasi adalah fungsi dari manajer organisasi yang tepat dalam posisi yang tepat melakukan hal yang benar seperti yang dirasakan oleh keyakinan individu, keyakinan rekanrekan mereka dan masyarakat. Konsep legitimasi organisasi digunakan untuk menyelidiki apakah strategi tertentu (misalnya, pelaporan kepatuhan sosial atau strategi audit) atau semua strategi secara keseluruhan (seperti struktur ekonomi kapitalis atau pemerintahan demokratis) telah memperoleh atau mempertahankan penerimaan sosial. b. Konsep kontrak social dalam teori legitimasi
Gagasan 'kontrak sosial' (Deegan 2002; Guthrie dan Parker
1989; Shocker dan Sethi 1974) didasarkan pada teori legitimasi. Menurut Guthrie dan Parker (1989), teori legitimasi bergantung pada gagasan bahwa sebuah organisasi beroperasi di masyarakat melalui 'kontrak sosial' sehingga memperoleh penerimaan untuk melakukan berbagai aktivitas yang diinginkan secara sosial sebagai imbalan atas pengesahan penghargaan dan kelangsungan hidupnya. Pada dasarnya, 'kontrak sosial' dianggap kontrak tersirat antara organisasi dan masyarakat, dimana masyarakat memberikan izin organisasi untuk beroperasi sesuai dengan harapan masyarakat tentang perilaku organisasi. Kontrak sosial adalah konstruksi teoretis yang dianggap mewakili banyak harapan eksplisit dan implisit yang dimiliki masyarakat tentang bagaimana sebuah organisasi harus melakukan operasinya (Donaldson 1982). c. Kesenjangan legitimasi, ancaman terhadap legitimasi dan strategi manajemen. Kesenjangan legitimasi didasarkan pada persepsi relasional yang menerima hubungan antara organisasi dan individu dalam kehidupan sosial. Kesenjangan legitimasi dapat muncul karena berbagai alasan. Namun, Sethi (1977) berpendapat bahwa banyaknya alasan munculnya kesenjangan legitimasi dapat diringkas sebagai berasal dari dua sumber utama, yaitu: 1. Harapan masyarakat dapat berubah, yang dapat menyebabkan kesenjangan yang timbul meskipun suatu organisasi mungkin tidak mengubah praktiknya. 2. Kesenjangan legitimasi, menurut Sethi, terjadi ketika informasi yang sebelumnya tidak diketahui diketahui tentang suatu organisasi, mungkin melalui pengungkapan di media berita.
B. Pembenaran Teori Legitimasi Diadopsi untuk Studi Ini.
Tinjauan literatur teoretis menunjukkan bahwa teori legitimasi telah
diadopsi oleh banyak peneliti untuk menjelaskan bagaimana organisasi menanggapi tekanan yang diberikan oleh komunitas atau kelompok pemangku kepentingan tertentu. Teori legitimasi melihat organisasi sebagai bagian dari sistem sosial yang lebih luas di mana mereka dipengaruhi oleh, serta mampu mempengaruhi, harapan pihak lain dalam sistem sosial tersebut. Teori ini memiliki potensi untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa perusahaan multinasional yang mencari produk dari negara berkembang mengadopsi akun, pengungkapan, dan audit kepatuhan sosial dalam manajemen rantai pasokan mereka. Peneliti berpendapat bahwa teori tersebut memberikan wawasan yang lebih kaya tentang apa yang mendorong kinerja kepatuhan sosial dan praktik pengungkapan terkait daripada yang mungkin dilakukan jika ada teori lain yang dipertimbangkan.
C. Kesimpulan
Teori legitimasi yang bersumber dari paradigma ekonomi politik.
Perspektif teoretis menunjukkan bahwa organisasi dapat dilihat untuk memasukkan akun kepatuhan sosial, audit, dan pengungkapan dalam menanggapi tekanan pemangku kepentingan.