Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muradha Tri Dewi Makmur

NIM : A031201118

RMK AKUNTANSI SOSIAL CHAPTER 5


“KEPATUHAN SOSIAL DAN LEGITIMASI PERUSAHAAN DALAM
RANTAI PASOKAN: TEORITIS KERANGKA”

A. Teori Legitimasi

Teori legitimasi berasal dari paradigma ekonomi politik yang


menunjukkan bahwa bidang ekonomi tidak dapat dipelajari secara
terpisah dari kerangka politik, sosial dan kelembagaan di mana
ekonomi berada (Gray et al. 1996, p. 47). Teori legitimasi, yang
berasal dari paradigma ekonomi politik, memberikan gagasan bahwa
hubungan antara organisasi dan ekspektasi sosial terkait adalah
dinamis dan fakta kehidupan sosial. Menurut teori ini,
kelangsungan hidup suatu organisasi dibentuk baik oleh kekuatan
pasar dan harapan masyarakat, dan karenanya pemahaman tentang
keprihatinan masyarakat yang lebih luas yang diungkapkan dalam
harapan masyarakat menjadi prasyarat yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup suatu organisasi. Teori legitimasi
adalah teori yang banyak digunakan untuk menjelaskan
motivasi di balik pelaporan sosial korporat. Dalam literatur akuntansi
sosial, teori legitimasi menawarkan wawasan untuk
menjelaskan tingkat perubahan perilaku pelaporan sosial suatu
organisasi.

a. Konsep legitimasi digunakan dalam menjelaskan teori legitimasi


Titik fokus yang dapat diajukan adalah pertanyaan tentang
utilitas analitik dari konsep legitimasi yaitu, apakah konsep
legitimasi berguna dalam menjelaskan dampak sosial suatu
organisasi. Karena hubungan sosial itu dinamis dan dapat dibuat
dengan cara yang dapat diprediksi, konsep legitimasi dapat
memungkinkan seorang peneliti (yang menangani konsep ini)
untuk menjelaskan hubungan sosial suatu organisasi.
Konsep legitimasi merujuk pada penerimaan yang disetujui
oleh masyarakat, berbeda dengan 'legitimasi' yang bersandar
pada tindakan legitimasi organisasi. Ini 'tidak identik dengan
keberhasilan ekonomi atau legalitas karena keberhasilan ekonomi
hanyalah salah satu segi legitimasi dan legalitas secara teoritis
adalah penegak, bukan pencipta, perubahan nilai-nilai sosial'
(Deegan
2002). Dengan kata lain, legitimasi adalah fungsi dari manajer
organisasi yang tepat dalam posisi yang tepat melakukan hal yang
benar seperti yang dirasakan oleh keyakinan individu, keyakinan
rekanrekan mereka dan masyarakat. Konsep legitimasi organisasi
digunakan untuk menyelidiki apakah strategi tertentu (misalnya,
pelaporan kepatuhan sosial atau strategi audit) atau semua
strategi secara keseluruhan (seperti struktur ekonomi kapitalis atau
pemerintahan demokratis) telah memperoleh atau
mempertahankan penerimaan sosial.
b. Konsep kontrak social dalam teori legitimasi

Gagasan 'kontrak sosial' (Deegan 2002; Guthrie dan Parker


1989; Shocker dan Sethi 1974) didasarkan pada teori legitimasi.
Menurut Guthrie dan Parker (1989), teori legitimasi bergantung
pada gagasan bahwa sebuah organisasi beroperasi di masyarakat
melalui 'kontrak sosial' sehingga memperoleh penerimaan untuk
melakukan berbagai aktivitas yang diinginkan secara sosial
sebagai imbalan atas pengesahan penghargaan dan
kelangsungan hidupnya. Pada dasarnya, 'kontrak sosial' dianggap
kontrak tersirat antara organisasi dan masyarakat, dimana
masyarakat memberikan izin organisasi untuk beroperasi sesuai
dengan harapan masyarakat tentang perilaku organisasi. Kontrak
sosial adalah konstruksi teoretis yang dianggap mewakili banyak
harapan eksplisit dan implisit yang dimiliki masyarakat tentang
bagaimana sebuah organisasi harus melakukan operasinya
(Donaldson 1982).
c. Kesenjangan legitimasi, ancaman terhadap legitimasi dan strategi
manajemen.
Kesenjangan legitimasi didasarkan pada persepsi relasional
yang menerima hubungan antara organisasi dan individu dalam
kehidupan sosial. Kesenjangan legitimasi dapat muncul karena
berbagai alasan. Namun, Sethi (1977) berpendapat bahwa
banyaknya alasan munculnya kesenjangan legitimasi dapat
diringkas sebagai berasal dari dua sumber utama, yaitu:
1. Harapan masyarakat dapat berubah, yang dapat menyebabkan
kesenjangan yang timbul meskipun suatu organisasi mungkin
tidak mengubah praktiknya.
2. Kesenjangan legitimasi, menurut Sethi, terjadi ketika informasi
yang sebelumnya tidak diketahui diketahui tentang suatu
organisasi, mungkin melalui pengungkapan di media berita.

B. Pembenaran Teori Legitimasi Diadopsi untuk Studi Ini.

Tinjauan literatur teoretis menunjukkan bahwa teori legitimasi telah


diadopsi oleh banyak peneliti untuk menjelaskan bagaimana organisasi
menanggapi tekanan yang diberikan oleh komunitas atau kelompok
pemangku kepentingan tertentu. Teori legitimasi melihat organisasi
sebagai bagian dari sistem sosial yang lebih luas di mana mereka
dipengaruhi oleh, serta mampu mempengaruhi, harapan pihak lain
dalam sistem sosial tersebut. Teori ini memiliki potensi untuk
menjelaskan bagaimana dan mengapa perusahaan multinasional yang
mencari produk dari negara berkembang mengadopsi akun,
pengungkapan, dan audit kepatuhan sosial dalam manajemen rantai
pasokan mereka. Peneliti berpendapat bahwa teori tersebut
memberikan wawasan yang lebih kaya tentang apa yang mendorong
kinerja kepatuhan sosial dan praktik pengungkapan terkait daripada
yang mungkin dilakukan jika ada teori lain yang dipertimbangkan.

C. Kesimpulan

Teori legitimasi yang bersumber dari paradigma ekonomi politik.


Perspektif teoretis menunjukkan bahwa organisasi dapat dilihat untuk
memasukkan akun kepatuhan sosial, audit, dan pengungkapan dalam
menanggapi tekanan pemangku kepentingan.

Anda mungkin juga menyukai