Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN

PADA ANAK “R” USIA 9 BULAN


DENGAN GASTROENTERITIS
DIRUANG ANAK RSUD DR. SOEWANDHIE
SURABAYA

Oleh :
RILA RINDI ANTINA
2007101060074

AKADEMI KEBIDANAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2008 - 2009
BAB I
LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung
singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari (Arif. Mansjoer :500)
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja) dengan tinja
berbentuk cair (setengah padat) dapat pula disertai frekuensi defikasi yang
meningkat.
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x sehari.
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lainnya, yaitu diare akut dan kronis
(WHO 1980)

2. ETIOLOGI
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri,
parasit, maupun virus. Penyebab lain yang dapat menyebabkan diare akut
adalah toksin dan obat, nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama,
kemoterapi, impaksi fekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain.

3. PATOGENESIS
Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini
disebabkan masuknya minuman dan makanan yang terkontaminasi tinja
timbah dengan ekresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang
disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi melalui aerosolisasi,
tangan yang terkontaminasi, atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu
terjadinya diare akut adalah faktor penyebab (agent) dan faktor penjamu (host)
Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua :
a. Bakteri noninfasif (enterrotoksinkgenik)
Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus, namun
tidak merusak mukosa.
b. Bakteri enterolnuasif
Bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan dinding usus berrupa nekrosis
dan ulserasi dan bersifat sekkretonik eksudatif. Cairan diare dapat
bercampur lendir dan darah.
Mekanisme yang dilakukan virus masih belum jelas. Kemungkinan
dengan merusak sel epitel mukosa walaupun hanya superfisial sehingga
mengganggu absorbsi air dan elektrolit. Sebaliknya sel – sel kripti akan
berproliferasi dan menyebabkan bertambahnya sekresi cairan ke dalam
lumen usus. Selain itu terjadi pula kerusakan enzim – enzim disakarida
yang menyebabkan intoleransi laktosa yyang akhirnya memperlama diare.

4. MANIFESTASI KLINIS
 Neusea
 Muntah
 Nyeri perut sampai kejang perut
 Demam
 Diare
Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan. Pertama
kole, riform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja. Disentriform
pada diare didapatkan lendir kental dan kadang – kadang darah.

5. DIAGNOSIS
a. Anamnesis
 Sapa yang terkena diare
 Dimana terjadinya kontak dengan mikroorganisme
 Adakah orang lain disekitar yang terkena
 Apa yang dimakan atau diminum sebelum terkena diare
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
 pemeriksaan darah tepi lengkap
 pemeriksaan analisis gas darah, eliktrolit, ureum, kriatinin, dan berat
jenis plasma
 pemeriksaan urin lengkap
 pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dan colok dubur
 pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemik
 pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologihilicobacter jejuni
sangat dianjurkan.

6. PENATALAKSANAAN
Pada orang dewasa, penatalaksaan diare akut adalah akibat infeksi
terdiri atas :
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, terdiri dari oral dan
parenteral
 Jenis cairan
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit.
Diberikan cairan RL, NaCl isotonik ditambah 1 ampul Na bikarbonat
7,5% 5 ml.
 Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan
yang dikeluarkan.
Metode Pierce
Derajat dehidrasi kebutuhan cairan (x kg BB)
Ringan 5%
Sedang 8%
Berat 10%

Metode Daldiyono
Klinis sekor
Rasa haus/muntah 1
TD sistolik 60 – 90 mmHg 1
TD diastolik ˂ 60 mmHg 2
Frekuensi nadi 1
Kesadaran apatis 1
Kesadaran samnolen, sopor, koma 2
Frekuensi nafas ˃ 30 x/menit 1
Fasies kolerika 2
Vox ckolerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer women’s hand 1
Ekstrimitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50 – 60 tahun -1
Umur ˃ 60 tahun -2
 Jalan masuk atau cara pemberian cairan
Secara oral atau IV
 Jadwal pemberian cairan
b. Indentifikasi penyebab diare akut karena infeksi
c. Terapi simsomatik
d. Terapi difinitif
Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah
pencegahan. Hiegiene perorangan, sanitasi lingkungan, dan imunisasi
melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi
BAB II
ASKEP TEORI

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Indentitas
a. Nama : Meliputi nama anak, orang tua,
penanggung jawab lainnya
Anak : Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan
Umur : Untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak serta pedoman
pemberian terapi
Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin
anak
Jumlah saudarah : jumlah anak yang banyak pada
keluarga akan mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih
sayang, terutama jika jarak anak
terlalu dekat, pada sosial ekonomi
yang kurang mengakibatkan
kurangnya kebutuhan primer
(Setyoningsih, 1995 : 10)
Status anak : untuk mengetahui anak kandung atau
adopsi
b. Nama orang tua : untuk mengenal dan memanggil
mereka agar tidak keliru
(Cristina,1993 : 4)
2. Keluhan utama : untuk mengetahui hal – hal yang
mendorong pasien/klien datang
3. Riwayat persalinan : untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya
misal : lahir prematur (dapat
mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak)
4. Riwayat kesehatan : berhubungan dengan riwayat
kesehatan maternal, prenatal,
intranatal, dan post natal yang
berpengaruh bagi kesehatan anak
saat ini.
5. Riwayat imunisasi : mengetahui jenis imunisasi yang
pernah diberikan dan penting dapat
mengurangi mordibilitas
dan mortalitas terhadap neonatal
yang dapat dicegah dengan
imunisasi (Ajar 1, 2002 : 15)
6. Riwayat spikososial : mengetahui hubungan anak dengan
ibu, ayah, dan keluarga yang akan
berpengaruh bagi tumbuh kembang
anak (Setyoningsih, 1995 : 10)
7. Aktivitas sehari – hari:
- Nutrisi : untuk mengetahui status gizi anak karena merupakan
kebutuhan asuhyang terpenting, berpengaruh terhadap tumbang
terutama pertumbuhan anak.
- Personal hygiene :
berpengaruh pada tumbuh kembang anak jika kebersihan kurang
akan memudahkan penyakit – penyakit kulit dan saluran
pencernaan seperti diare, cacingan, dan lainnya.
(Buku Ajar I, 2002 : 16)
- Eliminasi : untuk mengetahui
frekuensi dan eliminasi baik, alvi maupun defekasi serta kelainan –
kelainan yang menyertainya
- Aktivitas : untuk mengetahui
tingkat aktivitas sehari – hari seprti bermain
- Istirahat/tidur : untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dan
keadaan fisik anak.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
TTV : untuk mengetahui perkembangan kesehatan dan
perkembanga anak dan keadaan fisik
ketidaknormalan
Antropometri
BB : merupakan indikator tinggal yang terbaik untuk
keadaan gizi dan tumbuh kembang anak dan
kesehatan. Menyadari keadaan sekitar kesehatan misal
pengelolaan nutrisi dan dasar perhitungan dosis obat
dan makanan yang perlu diberikan.
(Soetjiningsih, 1995 : 39)
LIKA : untuk mengatur pertumbuhan otak
(buku ajar 1, 2002 : 59)
LILA : mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi atau
keadaan tumbang.

2. Pemeriksaan Fisik
Untuk melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian kepala,
tubuh dan anggota tubuh yang lainnya dengan memperhatikan apakah
ada oedema atau kelainan memperoleh kesan klinis tentang tumbang
dengan informasi tentang gejala atau tanda tumbang.
(Soetjiningsih, 1995 : 43)

II. INTERPRESTASI DATA PASAR


Diagnosa : hasil analisa data sehingga dapat diajarkan pedoman dalam
pemberian obat dan terapi serta tindakan yang akan
diberikan.
DS : data yang berasal dari keluarga yang dapat mendukung
dalam menentukan diagnosa.
DO : data yang didapat dari hasil pemeriksaan petugas kesehatan
sehingga dapat digunakan untuk mendukung diagnosa.
Masalah : suatu keadaan dimana pasien mempunyai keluhan yang
membutuhkan pemecahan.
Kebutuhan : suatu informasi yang dibutuhkan oleh pasien untuk
mengatasi masalah yang dihadapi.

III. INDENTITAS DIAGNOSA/MASALA POTENSIAL


Mengindentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin
terjadi berdasarkan diagnosa/masalah yang berkelanjutan.

IV. INDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Mengindentifikasi kebutuhan segera yang diperlukan oleh pasien
untuk menghindari hal – hal yang dapat mengancam jiwa sehingga harus
dengan segera dikonsultasikan, kolaborasi atau rujukan dengan anggota tim
kesehatan atau yang lain.

V. INTERVENSI (PERENCANAAN)
Merupakan langkah yang dilakukan oleh seorang petugas
kesehatan melalui asuhan yang akan diberikan sesuai dengan diagnosa,
masalah, dan kondisi pasien dari hasil pemeriksaan.
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu (keluarga)
R/ Agar ibu mengetahui keadaan anak/bayinya
2. Anjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene anak seperti
memotong kuku, membersihkan anak setelah mencret atau muntah.
R/ Mencegah terjadinya infeksi dan kebersihan terjaga.
3. Anjurkan ibu memberikan makanan sedikit tapi sering.
R/ Mengganti cairan tubuh yang hilang akibat mencret dan
muntah.
4. Anjurkan ibu memberikan susu yang rendah laktosa (LLM).
R/ Mengurangi rasa mual dan mengurangi mencret.
5. Observasi tanda –tanda vital.
R/ Untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien dan
memantau keadaan pasien.
6. Observasi intake dan output.
R/ Mengetahui keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
cairan.
7. Kolaborasi dengan tim medis melalui pemberian cairan infus dan injeksi
yang dibutuhkan.
R/ Pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan adekuat.

VI. IMPLEMENTASI
Tindakan yang dilakukan pelayan kesehatan dalam memberikan
asuhan sesuai dengan intervensi yang sudah disusun sesuai dengan diagnosa
dan kondisi pasien.

VII. EVALUASI
Mengetahui keberhasilan tindakan dan asuhan yang telah
dilakukan.
ASUHAN KEBIDANAN
Pada anak ”R” usia 9 bulan dengan GE Diruang anak
RSUD Dr. Mohammad Soewandhie SURABAYA

Hari/Tanggal : Rabu, 05 – 11 – 2008


Pukul : 08.30 WIB
Tempat : R. Anak RSD Dr. M. Soewandhie Surabaya
Nama Mahasiswa : RILA RINDI ANTINA
NIM : 2007101060074

1. PENGKAJIAN
 Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama pasien
- Nama anak : An ”R”
- Tanggal lahir : 23 Februari 2008
- Jenis kelamin : Laki – Laki
- Status anak : Kandung
- Jumlah saudara : Tidak ada

b. Nama orang tua


- Nama orang tua : Ny ”A”
- Umur : 30 tahun
- Pendidikan : SD
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Agama : Islam
- Alamat : Wonosari no 1A – SBY

- Nama Ayah : Tn “W”


- Umur : 33 tahun
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Swasta
- Agama : Islam
- Alamat : Wonosari

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya mencret 3x konsistensi cair sejak
2 hari yang lalu, muntah 2x sejak 2 hari yang lalu, badannya panas
naik turun sejak 2 hari yang lalu
Selama sakit ibu mengatakan bahwa anaknya makan 3x
sehari sesuai jatah yang diberikan oleh RS dengan menu bubur, ikan
yang dihaluskan, porsi tidak dihabiskan minum ASI 1 – 3x sehari serta
pasien minum susu formula 5 – 7x sehari.

3. Riwayat Persalinan
Hamil Usia Persalinan bayi Jenis
Penolong
ke Kehamilan BB/TB JK AS Persalinan
1 9 bulan Bidan 3200/52 P 8–9 Spontan

4. Riwayat Kesehatan
 Riwayan Kesehatan Maternal
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis serta penyakit Asma dan DM, penyakit
kronis seperti jantung, ginjal.
 Riwayat Kesehatan Prenatal
Ibu mengatakan selama hamil ibu tidak menderita penyakit
komplikasi kehamilan kehamilan seperti seperti anemia, hipertensi,
ekslamsi dan preklamsi.
 Riwayat Kesehatan Intranatal
Ibu mengatakan selama proses persalinan tidak mengalami
kesulitan dalam persalinan seperti letak sungsang, letak tali pusat
dan lainnya.
 Riwayat Postnatal
Ibu mengatakan setelah melahirkan tidak mengalami
perdarahan dan infeksi nifas lainnya serta kesulitan dalam
pemberian ASI.

5. Riwayat Imunisasi
Jenis Umur/Tanggal Imunisasi
Imunisasi I II III IV V
BCG 1 bln
DPT 2 bln 3 bln
POLIO 2 bln 3 bln 4 bln 5 bln
HEPATITIS 26 Feb 08 2 bln 3 bln
CAMPAK 6 bln

6. Aktifitas Sehari – hari


 NUTRISI
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya makan nasi tim
2 – 3 x/hari ditambah sayur dan lauk pauk,
minum asi 8 – 10 x /hari ditambah susu
formula 4 – 5 x /hari perbotol
Selama sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya makan 3x
sehari sesuai jatah yang diberikan oleh RS
dengan menu bubur, ikan yang dihaluskan,
porsi tidak dihabiskan, minum ASI 1 – 3x
sehari serta pasien minum susu formula
5 – 7x sehari
 Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya BAB
1 – 2, dengan konsistensi lembek. BAK
6 – 7x sehari.
Selama sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya BAB
5 – 6x sehari, dengan konsistensi cair,
BAK 6 – 7x sehari.
 Aktivitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya belum bisa
berjalan, masih merangkak dan belum bisa
bicara, sehari – hari hanya bisa bermain
dirumah.
Selama sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya
beraktivitas seperti biasanya akan tetapi
tidak terlalu banyak bermain seperti
biasanya.
 Istirahat
Sebelum sakit : Ibu mengatakan bahawa anaknya selalu
tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 6 – 7
jam perhari.
Selama sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang
± 2 jam dan tidur malam ± 4 – 5 jam,
anaknya sering terbangun pada malam hari.
 Personal higiene
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi 3x sehari
ganti baju 2 – 3x sehari, ganti popok 2 – 3x
sehari.
Selama sakit : Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak bisa
mandi hanya diseka 2x sehari pagi dan
sore, ganti pakaian dan popok tiap kali
BAB.
7. Riwayat Psikososial Spiritual
˗ Hubungan anak dengan orang tua baik
˗ Anak senang jika bersama dengan orang tuanya

 DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Chomposmentis
Tanda – tanda vital
Suhu : 368 oC
Nadi : 112 x/menit
RR : 24 x/menit
Antropologi
BB : 12 kg
TB : 65 cm
LIKA : Tidak terkaji
LILA : Tidak terkaji

b. Pemeriksaan Fisik
˗ Kepala : Rambut tidak rontok, tidak
ada benjolan,
rambut tipis.
˗ Muka : Tidak pucat, tidak oedema.
˗ Mata : Konjungtiva tidak pucat,
sklera tidak
ikterik, simetris, mata cowong.
˗ Hidung : Simetris tidak ada polip, tidak ada
sekret.
˗ Mulut : Gigi bbelum lengkap,
mukosa bibir lembab
˗ Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan
serumen
˗ Leher : Bersih, tidak ada
pembesaran limfa dan
tyroid
˗ Axila : Bersih, tidak ada
pembesaran limfa
˗ Dada : Simetris, tidak ada retraksi
abnormal

˗ Abdomen : Tidak ada kelainan, tidak ada


benjolan
abnormal
˗ Urogenital : Tidak ada oedema, tidak ada
kelainan
˗ Anus : Tidak atresia ani, kotor (ada
bekas BAB,
kemerahan,lecet)
˗ Ekstremitas
Bawah : Tidak ada oedema, turgor kulit menurun
Atas : Tidak ada oedema, turgor kulit menurun
 Auskultasi
˗ Bunnyi Jantung : Pekak
˗ Bunyi Paru : Sonor
 Perkusi
Reflek Patella : ka/ki /+
+

c. Pemeriksaan Penunjang
˗ Pemeriksaan Laboratorium
 Tanggal 3 November 2008
NORMAL
HB : 9,1 gr% L : 12 – 17 gr%
P : 11,5 – 16 gr%
Leococyte : 5.800 4000 – 10.000 /mm
PCV :28,6 L : 40 – 54 %
P : 35 – 45 %
LED/BBS : 13 L : ˂ 7 mm
P : ˂15 mm
Diferential
Eusinophil 1–2%
Basofil 62 0–1%
Staff 3–5%
Segment 50 – 65 %
Lymposite : 32 25 – 40 %

Monosite : 6 2–4%
Trombosite 310.000 mm3 150.000 – 300.000 mm3
 Tanggal 5 November 2008
˗ Widal
˗ Typus O (-)
H (+) 1/80
PA (+)
PB (-)

2. INTERPRESTASI DATA DASAR


 Diagnosa : An “R”, usia 9 bulan dengan Gastroentritis (GE)
 DS : Ibu mmengatakan bahwa anaknya mencret 3x dengan
konsistennsi cair sejak 2 hari yang lalu, muntah 2x sejak 2
hari yang lalu, badannya panas naik turun, sejak 2 hari
yang lalu.
 DO :- k/u baik
- kesadaran chomposmmentis GCS 4–5–6
- TTV : - Suhu : 368 oC
- Nadi : 112 x/menit
- RR : 24 x/menit
Monosite : 6 %
Trombosite : 310.000 mm3
Leukosite :5.800 /mm3
 Masalah
˗ Kebutuhan cairan anak kurang
˗ Gangguan rasa nyaman karena lecet di anus
 Kebutuhan
˗ Terapi tentang kebutuhan cairan
˗ HE tentang kenyamanan pasien

3. INDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


˗ Dehidrasi
4. INDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
˗ Rehidrasi
5. INTERVENSI (PERENCANAAN)
N Tanggal dan Diagnosa/ Tujuan dan
Intervensi Rasional
O waktu masalah Kriteria Hasil

1 Tgl :  Diagnosa : An  Tujuan : 1. Lakukan ˗ Mempermudah


11 – 4 – 08 ”R” usia 9 bln ˗ masalah yang pendekatan dalam
Jam : dengan dialami pasien kepada pemeriksaan
08.30 Wib gastroentritis dapat pasien selanjutnya
 Masalah : berkurang atau dan dapat
˗ Kebutuhan teratasi membantu
cairan anak  KH : memenuhi
kurang ˗ Mencret dan kebutuhan
˗ Gangguan muntah pasien
rasa nyaman berkurang/ber 2. Jelaskan ˗ Agar Ibu
karena lecet henti hasil mengetahui
di anus ˗ Lecet di anus pemeriksaan kebutuhan
berkurang atau pada Ibu dan anaknya
tidak ada keluarga
3. Ajurkan Ibu ˗ Mencegah
personal terjadinya
hyegien anak infeksi dan
seperti kebersihan
memotong pasien terjaga
kuku dan
membersih
kan badan
anak setelah
BAB, BAK,
dan muntah.
4. Anjurkan Ibu ˗ Mengurangi
untuk rasa mual dan
memberi mengurangi
susu rendah diare
laktosa
(LLM)

5. Anjurkan Ibu ˗ Menggantikan


makan cairan tubuh
sedikit tapi yang hilang
sering akibat mencret
dan muntah
6. Observasi ˗ Untuk
tanda – tanda mengetahui
vital perkembangan
kesehatan dan
memantau
keadaan pasien
7. Observasi ˗ Mengetahui
intake dan keseimbangan
output pemasukan
dan
pengeluaran
cairan
8. Kolaborasi ˗ Pasien dapat
mendapat
pengobatan
yang tepat dan
adekuat

6. IMPLEMENTASI (Pelaksanaan)
Tanggal : 05 – 11 – 2008
Pukul : 08.30 Wib
1. Melakukan pendekatan kepada pasien
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
3. Membersihkan anak setelah BAB, BAK, muntah, dan memotong kuku
4. Memberi makan sedikit tapi sering
5. Mengobservasi tanda – tanda vital
N :112 x/menit
S : 368 oC
RR : 24 x/menit

6. Kolaborasi dengan tim medis melalui pemberian cairan infus dan injeksi
yang dibutuhkan oleh pasien
a. Infus RL 20 tetes/menit (infus micro, cairan disesuaikan kebutuhan)
b. Injeksi cefotaxime 2x 250 mg
7. Memberikan susu rendah lemak (SGM LLM)

Tanggal : 06 – 11 – 2008
Pukul : 08.00 Wib
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan pasien
2. Mengobservasi tanda – tanda vital
N :108 x/menit
S : 37 oC
RR : 22 x/menit
3. Kolaborasi dengan tim medis
a. Infus RL 20 tetes/menit (infus micro, cairan disesuaikan kebutuhan)
b. Injeksi cefotaxime 2x 250 mg

Tanggal : 07 – 11 – 2008
Pukul : 04.00 Wib
1. Menjelaskan kepada Ibu tentang keadaan pasien
2. Mengobservasi tanda – tanda vital
N :100 x/menit
S : 36 oC
RR : 22 x/menit
3. Kolaborasi dengan tim medis
 Infus RL 20 tetes/menit (infus micro, cairan disesuaikan kebutuhan)
 Injeksi cefotaxime 2x 250 mg

7. EVALUASI
 Tanggal 05 – 11 – 2008
S : Ibu mengatakan anaknya mencret 3x konsistensi cair, muntah 1x
O : S : 368 oC, N : 112 x/menit, RR : 24 x/menit
A : Anak “R” usia 9 bln dengan GE
P : Masalah belum teratasi, intervensi 1,2,3,4,5,7 dilanjutkan
 Tanggal 06 – 11 – 2008
S : Ibu mengatakan anaknya mencret 3x konsistensi cair, muntah 1x
O : S : 37 oC, N : 108 x/menit, RR : 22 x/menit
A : Anak “R” usia 9 bln dengan GE
P : Masalah belum teratasi, intervensi 1,2,3,4,5,7 dilanjutkan
 Tanggal 07 – 11 – 2008
S : Ibu mengatakan anaknya mencret 3x konsistensi cair, muntah 1x
O : S : 36 oC, N : 100 x/menit, RR : 22 x/menit
A : Anak “R” usia 9 bln dengan GE
P : Masalah belum teratasi sebagian, intervensi 1,2,3,4,5,7 dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai