Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN

Pada NY “H” GII P1ooo1 UK 38 Minggu


Dengan Persalinan Sungsang
di Rumah Bersalin Rahma - Sidoarjo

Oleh :
RILA RINDI ANTINA
2007101060074

AKADEMI KEBIDANAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2008 – 2009
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan Asuhan Kebidanan NY “H”
GII P1ooo1 UK 38 Minggu Dengan Persalinan Sungsang di Rumah Bersalin Rahma
– Sidoarjo.
. Penyusunan laporan ini dapat tersselesaikan berkat dukungan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Atas terselesainya laporan ini saya sampaikan
terima kasih kepada:
1. Bidan Pembimbing Praktek R.B RAHMA, Ibu Siti Rochmaniyah
2. Dosen Pembimbing Praktek
3. Klien yang telah memberikan bantuan selama saya melaksanakan
pengkajian
4. Orang tua, teman, dan semua pihak yang telah membantu sampai
terselesainya laporan ini.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mengharap dan
kritik dan saran yang membangun sebagai bekal penulisan laporan selanjutnya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Sidoarjo, 12 Mei 2009

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
C. Tempat
D. Sistematika
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Mekanisme Persalinan
D. Macam Persalinan Sungsang
E. Prosedur Persalinan Bayi Sungsang
BAB III ASKEP TEORI
BAB IV ASKEP KASUS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Balakang
Persalinan merupakan proses yang alami yang terjadi pada semua wanita
didunia. Persalinan pada umumnya menjadi hal yang paling berharga bagi
semua wanita. Persalinan dengan letak sungsang yaitu suatu kondisi dimana
terjadinya persalinan dengan bokong yang lahir duluan.
Persalinan tetap berlangsung saperti persalinan pada umumnya, hanya
pada persalinan sungsang, kita berusaha mendorong bokong terlebih dahulu.
Pengawasan pada persalinan letak sungsang lebih intensif dari persalinan
fisiologis, karena pada persalinan sungsang resiko gawat janin dan ibu lebih
besar.
B. Tujuan
- Tujuan Umum :
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
persalinan sungsang.
- Tujuan Khusus :
- Melakukan pengkajian terhadap ibu bersalin sungsang.
- Melakukan interpretasi data dasar terhadap ibu bersalin sungsang.
- Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potencial yang terjadi pada
ibu.
- Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu bersalin sungsang.
- Merencanakn asuhan kepada ibu bersalin sungsang.
- Melaksanakn asuhan kepada ibu bersalin dengan letak sungsang.
- Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan.
C. Tempat
Di Rumah Bersalin Rahma Sidoarjo mulai tanggal 19 April sampai
dengan 16 mei 2009.
D. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III ASKEP TEORI
BAB IV ASKEP KASUS
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
PERSALINAN SUNGSANG

A. PENGERTIAN
Persalinan Sungsang adalah persalinan pada bayi dengan presentasi
bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dangan sumbu badan ibu,
kepala berada di fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah
(di daerah PAP atau sympisis). (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
520)
Persalinan sungsang merupakan persalinan dengan keadaan dimana janin
terletak memanjang dengan kepala di fundus steri dan bokong berada di
bagian bawah cavum uteri. (Ilmu Kebidanan, 606)

B. ETIOLOGI
Letak janin dalam uterus tergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu,
jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri
dalam posisi letak sungsang, letak lintang, maupun letak kepala. Pada triwulan
terahir dimana jumlah air ketuban sudah berkurang dan pertumbuhan janin
lebih cepat, bokong dipaksa menempati ruangan yang lebih luas yakni fundus
uteri, sedangkan kepala menempati ruangan yang lebih kecil disegmen bawah
uterus. Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya letak sungsang adalah
multiparitis, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus, plasenta previa dan
panggul sempit

C. MEKANISME PERSALINAN
Bokong masuk kedalam rongga panggul dengan garis pangkal paha
melintang atau miring. Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi
dalam, sehingga dipintu bawah panggul garis pamggul paha menempati
diameter anterior posterior dan frokanter depan berada dibawah sympisis.
Kemudian terjadi fleksi lateral pada badan janin, sehingga frokanter belakang
melewati perinium dan lahirlah bokong diikuti oleh kedua kaki. Setelah
bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di posterior
yang memungkinkan bahu melewati bahu atas panggul dengan garis terbesar
bahu melintang atau miring. Terjadi putar paksi dalam pada bahu sehingga
bahu depan berada dibawah sympisis dan bahu belakang melewati perinium.
Pada saat tersebut kepala masuk kedalam rongga panggul dengan sutura
sagitalis melintang atau miring. Didalam rongga panggul terjadi putaran paksi
dalam kepala, sehingga muka memutar ke posterior dan oksiput kearah
sympisis.dengan subocciput sebagai hipomoklion maka dagu, hidung, mulut,
dahi dan seluruh bagian kepala lahir berturut-turut melewati perinium.

D. MACAM PERSALINAN SUNGSANG


Berdasarakan jalan yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi menjadi 2
yaitu:
1) Persalinan pervaginam
 Spontaneous breech (bracht)
 Partial breech extraction : manual aid, assisten breech delivery
 Total breech extraction
2) Persalinan perabdomianal : seksio secarea.

Pada persalinan secara bracht ada 3 tahap :


 Fase lambat (bokong lahir sampai umbilikus atau scapula anterior)
 Fase cepat (dari umbilikus sampai mulut atau hidung)
 Fase lambat (dari mulut atau hidung sampai seluruh kepala lahir)

E. PROSEDUR PERSALINAN BAYI SUNGSANG


Langkah Klinik
1) Persetujuan tindakan medik
2) Persiapan sebelum tindakan
 Pasien
a) Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
b) Mengosongkan kandung kemih, rektum serta memberikan daerah
perinium dengan antiseptik.
 Instrumen (bahan dan alat)
a) Perangkat untuk persalinan
b) Perangkat untuk resusitasi bayi
c) Uterotonika (Ergometrium maleat, oksitosin)
d) Anastesi lokal (Lidokain 2%)
e) Cunam Piper atau cunam panjang
f) Semprit dan jarum
g) Alat – alat infus
h) Povidon lodin 10%
Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
 Penolong
a) Pakai baju dan alas kaki
b) Cuci tangan hingga siku dengan sabun dibawah air mengalir
c) Keringkan tangan dengan handuk DTT
d) Pakai sarung tangan DTT atau steril
e) Memasang duk (kain penutup)
3) Tindakan Pertolongan Persalinan Partus Sungsang
a) Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput
ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit.
b) Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his
c) Pimpin bereulang kali sampai bokong turun kedasar panggul. Lakukan
episiotomi saat bokong membuka vulva dan perinium sudah tipis.
d) Melahirkan bayi :
1) Cara bracht
 Segera setelah bokong lahir, bokong di cekam secara Bracht
(kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari – jari
yang lain memegang daerah panggul)
 Jangan melakukan intervensi, ikut saja proses keluarnya janin.
 Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada
 Lakukan hiperlordosis pada saat angulus skapula interior, tampak
dibawah sympisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan) di
sesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
 Gerakan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi, dan
kepala.
 Letakkan bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat,
bersihkan jalan nafas bayi oleh assisten, tali pusat dipotong.
 Setelah asuhan bayi baru lahir, berikan pada ibu untuk laktasi
atau kontak dini
2) Cara Klasik
 Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan
sehingga bokong kaki lahir.
 Tali pusat dikendorkan
 Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan dan tarik
ke atas.
o Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas ibu,
untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada dibelakang.
o Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas ibu,
untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada dibelakang.
 Masukkan dua jari tangan kanan atau kiri (sesuai letak bahu
belakang)
 Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik kearah
bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan
bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
3) Cara Muller
 Melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua
kaki dengan cara yang sama seperti klasik, kearah belakang
kontra lateral dari letak bahu depan.
 Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan dengan langkah
yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
4) Cara lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjangkit
dibelakang kepala (nuchal arm)
 Setelah bokong dan kaki bayi lahir memegang bayi dengan kedua
tangan.
 Memutar bayi 180 oC dengan lengan bayi yang terjungkit kearah
penunjuk jari tangan yang nuchal.
 Memutar kembali 180 oC ke arah yang berlawanan kekiri atau ke
kanan. Beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan
secara klasik atau Muller.
5) Ekstraksi Kaki (dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala
kegawatan ibu bayi)
 Tangan kanan masuk secara obstetrik menelusuri bokong,
pangkal paha sampai lutut, kemudian dilakukan abduksi dan
fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,
tangan yang lain mendorong fundus ke bawah. Setelah kaku
fleksi pergelangan kaki dipegang dengan dua jari dan dituntun
keluar dari vagina sampai batas lutut.
 Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua jari
diletakkan dibelakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-
jari lain didepan betis, kaki ditarik cunam ke bawah sampai
pangkal paha lahir.
 Pegangan dipindah ke pangkal paha setinggi mungkin dengan
kedua ibu jari dibelakang paha, sejajar panjang paha dan jari lain
didepan paha.
 Pangkal paha ditarik cunam kebawah sampai trokhanter depan
lahir, kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama
dielevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua
trokhanter lahir berarti bokong lahir.
 Bila kaki belakang terlebih dahulu dilahirkan, maka yang lahir
terlebih dahulu trokhanter belakang dan untuk melahirkan
trokhanter depan maka pangkal paha tertarik terus cunam cunam
kebawah.
 Setelah bokong lahir dilanjutkan cara 2,3,4
6) Tekhnik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan jika presentasi murni bokong sudah turun
didasar panggul, bila kala II tidak maju atau tampak keadaan janin
atau ibu yang mengharuskan bayi dilahirkan.
 Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin,
dimasukkan kejalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian
depan. Dengan jari ini lipat paha atau krista Illiaka dikait dan
ditarik cunam kebawah.
 Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak dibawah
sympisis, maka jari telunjuk penolong yang lain mengkait lipatan
paha ditarik cunam ke bawah sampai bokong lahir.
 Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara b, c, dan d

Cara Melahirkan Kepala Bayi


1. Cara Meuriceu (dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual aid
atau bila dengan bracht kepala belum lahir).
o Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi
seolah – olah menunggang kuda (untuk penolong kidal
meletakkan badan bayi diatas lengan kanan).
o Satu jari masuk dimulut dan 2 jari di maksila.
o Tangan kanan memegang (mengencangkan bahu tekuk bayi)
o Minta assisten menekan fundus uteri.
o Bersamaan dengan adanya his assisten menekan fundus uteri,
penolong persalinan melakukan tarikan kebawah sesuai arah
sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk
menekan dagu atau mulut.
2. Cunam piper (digunakan kala pengeluaran kepala bayi dengan
bracht dan Meuriceu)
3. Tangan dan bayi dibungkus kain steril, diangkat keatas, cunam,
piper dipasang melintang terhadap panggul dan kemudian kepala
ditarik.
4. Managemen kala III
a) Lahirkan placenta secara spontan atau manual apabila ada
indikasi.
b) Luka episiotomi atau robekan perinium dijahit.
c) Beri uterotenika atau medika mentosa yang dilakukan.
d) Awasi kala IV.
e) Lakukan pemeriksaan dan pengawasan nifas.
5. Dekontaminasi
6. Cuci tangan pasca tindakan
7. Perawatan pasca tindakan.
a) Periksa kembali TTV dan catat kondisi pasien dan membuat
laporan tindakan.
b) Memberitahu kepada pasien dan keluarga tindakan sudah
selesai dilaksanakan dan masih memerlukan perawatan.
c) Jelaskan pada petugas tentang perawatan, jadwal pengobatan
dan pemantauan serta gejala – gejala yang harus diwaspadai.
BAB III
ASKEB TEORI

3.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


3.1.1. Pengkajian
A. Data Subjektif
a. Indentitas Pasien
Nama : untuk dapat mengenali atau memanggil pasen dan tiiru
dengan pasien lain.
Umur : mengetahui resiko keehamilan ibu, bila usia kurang dari
20 tahun atau lebih dari 35 tahun dan untuk mengetahui
masa reproduksi ibu
Agama : berhubungan dengan perawatan pasien sesuai
kepercayaan dan pantangan makanan pasien sesuai
agamanya.
Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan
pemahaman pasien dari penjelasan yang diberikan oleh
tenaga kesehatan.
Pekerjaan : mengetahui aktivitas ibu sesuai pekerjaan ibu sehari –
hari, mengetahui taraf hidup sosial ekonomi sehingga
mempermudah dalam membuat nasehat
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga
kemungkinan bila ada pasien yang namanya sama
b. Keluhan Utama atau Alasan Datang
Untuk mengetahui hal – hal apa saja yang dirasakan ibu dan yang
menjadi keluhan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan.
c. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat tersebut dapat mempengaruhi kehamilan atau proses
persalinan dan dapat menyebabkan bertambah beratnya penyakit.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan atau kesehatan ibu selama hamil
karena dapat mempengaruhi proses persalinan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Untuk mengetahui apakah dari keluaga ibu mempunyai
penyakit menular, penyakit menurun atau penyakit kronis, karena
dapat mempengaruhi proses persalinan.
4. Riwayat Perkawinan
Ditanyakan status perkawinan, lama menikah, dan usia saat
menikah untuk membantu mengetahui keadaan kandungan, keadaan
kelamin dan infertilitas.
5. Riwayat Menstruasi
Menanyakan menarche, siklus haid teratur – apa tidak, jumlah
atau warna darah haid, adakah dismenorhoe saat his atau sebelum haid,
adakah flour albus dan HPHT untuk memperkirakan tanggal persalinan
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang LATU
Untuk mengetahui apakah dalam kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu terdapat penyulit atau ada kelainan – kelainan yang
memperburuk keadaan ibu.
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui keadaan kehamilan saat ini meliputi periksa
kehamilan, imunisasi lengkap atau tidak
8. Riwayat KB
Jenis dan lama penggunaan KB pada ibu untuk mengetahui jarak
kehamilan.
9. Pola Aktivitas sehari – hari
Nutrisi : untuk mengetahui asupan gizi ibu hamil,
ibu supaya siap dalam proses persalinan.
Istirahat : mengetahui pola istirahat sehari-hari dan
berapa lama beristirahat.
Personal hyegiene : untuk mengetahui kebersihan alat
reproduksi dan apakah ibu sudah benar –
benar merawat alat kehamilan.
Eliminasi : untuk mengetahui pola BAB dan BAK tiap
hari serta keluhan yang dialami yang
berhubungan dengan proses eliminasi.
Aktivitas : untuk mengetahui aktivitas ibu selama
hamil, jika terlalu berat akan berpengaruh
pada kehamilan.
Seksualitas : untuk mengetahui pola seksualitas ibu
selama hamil, apakah mengalami
gangguan atau tidak.
10. Riwayat Psikososial
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
- Hubungan ibu dengan keluarga
- Pengambil keputusan dalam keluarga
- Ibadah

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Ditujukan untuk pemeriksaan pada ekspresi
wajah.
b. Kesadaran : Chomposmentis/ confusion/ delirium/
samnolenta/ koma
c. TTV
Tekanan Darah : untuk mengetahui tekanan sistole dan distole
(100/60 – 130/90)
Denyut Nadi : frekuensi nadi/menit (80 – 90 x/menit)
Suhu : temperatur (365 - 37 oC)
Respirasi : untuk mengetahui frekuensi nafas
(16 – 24 x/menit)
d. Pemeriksaan Khusus
a) Inspeksi
 Kepala : rambut rontok atau tidak, ketombe atau tidak,
bersih atau kotor
 Muka : apakah dimuka terdapat bengkak atau kebiruan
atau pucat
 Mata : apakah konjungtiva anemis atau tidak, sklera
ikterus atau tidak
 Hidung : ada polip atau tidak, ada sekret atau tidak
 Telinga : simetris atau tidak, ada serumen atau tidak, OMP
atau tidak
 Mulut : stomatitis atau tidak, ginggivitis atau tidak, karies
gigi atau tidak
 Leher : ada pembesaran kelenjar limfe, K. Tiroid, V.
Jugularis atau tidak
 Mamae : keadaan puting susu, pembengkakan buah dada
atau tidak, pengluaran air susu.
 Ketiak : ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
 Abdomen : ada bekas operasi atau tidak
 Genetalia : oedema atau tidak, varises atau tidak
 Ekstremitas
Bawah : adakah varies atau oedema
Atas : keadaan tangan, kuku terutama telapak tangan dan
kuku pucat atau tidak
b) Palpasi
 Leher : ada pembesaran kelenjar limfe, K. Tiroid, V.
Jugularis atau tidak
 Axila : ada bendungan K. Limfe
 Mamae : terdapat benjolan abdomen/tidak, ASI keluar atau
tidak
 Abdomen
Leopold I : mengukur TFU (disesuaikan dgn UK),
mengetahui bagian janin yang teraba difundus
jika bulat, terus melenting (kepala) jika bulat,
lunak tidak melenting (bokong)
Leopold II : menentukan bagian punggung janin dan
menentukan apa yang teraba dibagian kanan
atau kiri ibu.
Leopold III : menentukan apa yang terdapat di bagian bawah
dan apakah bagian terbawah itu sudah masuk
PAP atau belum.
Leopold IV : menentukan seberapa besar bagian terbawah
masuk PAP
 Auskultasi : denyut jantung janin berapa kali dalam 15 detik
dikalikan 4, normalnya 140 – 160 x/menit
 Perkusi : reflek patella untuk mengetahui ibu kekurangan
B1/tidak.
 Pemeriksaan Penunjang
- Berupa pemeriksaan laboratorium, seperti HB ( tingkat
hemoglobin) reduksi (menderita DM atau tidak), protein
urine (pre eklamsi atau tidak)
- Pemeriksaan panggul luar
a) Distantia Spinarum : normal (23 – 26
cm)
b) Distania cristarum : normal (26 – 29
cm)
c) Distania boudelique : normal (18 – 20
cm)
d) Lingkar panggul : normal (80 – 90
cm)

3.1.2. Interprestasi Data Dasar


3.1.2.1 Diagnosa
Primi atau multi, hanya kehamilan, tunggal atau ganda, hidup atau
mati, letak anak, intra uteri atau ekstra uteri, keadaan jalan lahir, ukuran
panggul normal atau tidak, keadaan umum ibu dan janin.
3.1.2.2 Masalah
Hal – hal yang mengganggu kesehatan ibu.
3.1.2.3 Kebutuhan
Hal – hal yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang timbul.
3.1.3. Indentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Analisa masalah dan diagnosa dengan cara mencari hubungan antara
data yang satu dengan data yang lainnya, menentukan masalah apa yang
utama, menentukan penyebab utama.
3.1.4. Indentifikasi Kebutuhan Segera
Hal – hal yang utama yang perlu dilakukan untuk mengantisipasikan
kejadian selanjutnya supaya tidak terjadi komplikasi selanjutnya.
3.1.5. Perencanaan (Intervensi)
 Tujuan
o Agar keadaan umum ibu dan bayinya baik
o Agar bayi lahir dengan selamat
o Agar proses persalinan dapat berjalan lancar
o Agar his berlangsung secara adekuat
o Agar pembukaan tidak ada hambatan
 Kreteria Hasil
o Proses persalinan lancar
o Keadaan umum ibu dan bayinya baik
o Bayi lahir dengan selamat
o His berkembang adekuat
o Pembukaan tidak ada hambatan
o DJJ normal (120 – 160 x/menit)
3.1.6. Pelaksanaan
Melaksanakan asuhan sesuai rencana yang dibuat, rencana harus
dilakukan dengan prosedur tetep yang lazim digunakan.
3.1.7. Evaluasi
S : subjektif, data menurut perspektif klien, melalui anamnesa
O : objektif, data hasil pemeriksaan fisik, diagnostik terhadap klien
A : assement, analisis atau interprestasi berdasarkan data yang terkumpul
P : planing atau perencanaan, merupakan gambaran pendokumentasian
dari tindakan, merupakan evaluasi rencana. Planing termasuk :
o Asuhan mandiri oleh bidan
o Kolaborasi atau konsultasi dengan dokter atau nakes lain
o Penyuluhan.
BAB IV
ASUHAN KEBIDANAN
Pada NY “H” GII P1ooo1 UK 38 Minggu Dengan Persalinan Sungsang
di Rumah Bersalin Rahma - Sidoarjo

Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2009


Jam : 04.30 WIB
Tempat : Rumah Bersalin Rahma - Sidoarjo
Mahasiswa : RILA RINDI ANTINA
Nim : 2007101060074

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Indentitas Pasien
Nama : Ny. ”H”
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Salam

Indentitas Suami
Nama Suami : Tn. ”W”
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMa
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Salam
2. Alasan datang ke klinik
Ibu mengatakan ingin melahirkan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mules dan kencing – kencing sejak pukul 03.00 Wib
4. Riwayat Kesehatan
o Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti diabetes dan
hipertensi, serta penyakit kronis seperti jantung dan ginjal.
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti diabetes dan
hipertensi, serta penyakit kronis seperti jantung dan ginjal.
o Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti diabetes dan
hipertensi, serta penyakit kronis seperti jantung dan ginjal dan
pasien mengatakan mengatakan tidak mempunyai riwayat
kehamilan kembar.
5. Riwayat Perkawinan
Nikah 1x, umur 18 tahun dan suami umur 18 tahun lama 13 tahun
6. Riwayat Kebidanan
a. Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : ± 7 hari
Banyak : ± ganti kotek 3 – 4 x/hari
Bau : amis
Warna : merah
Konsistensi : cair
Flour Albus : ada
Disminorhoe: tidak ada
HPHT : 16 Agustus 2008

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Persalinan Nifas
N
Kehamilan UK Jenis Lakta Masal Ket
o Penolong Tempat BB/TB H/M
kel. si ah
1 I 41–42 Bidan BPS P 3100/49 H ASI Taa 12 th
mggu

2 Hmil ini

c. Riwayat Kehamilan Sekarang


 G1Pooooo
 HPL : 23 Mei 2009
 UK : 38 Minggu
 Keluhan Hamil tua : sering kencing
 Gerakan janin
dirasakan sejak : ± usia kehamilan 16 mggu
 ANC
Berapa Kali : 8x
Tempat : RB. Rahmah
TT : 2x
Terapi : tablet Fe, calk
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan mengikuti KB IUD 10 th
8. Pola Kebutuhan Sehari – hari
 Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x sehari, menu nasi, ikan sayur,
porsi 1 piring, minum 7 – 8 gelas perhari
 Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1x perhari
 Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan aktivitas seperti biasanya
 Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 2 jam, tidur malam 7 – 8 jam perhari
 Personal higiene
Pasien mengatakan mandi 3x sehari, sikat gigi 3x sehari, ganti
pakaian 2x sehari.
 Pola seksual
Pasien mengatakan melakukan hubungan sexual 1x sehari selama
tidak ada keluhan.
9. Riwayat Psikososial Spiritual
 Riwayat ibu dengan keluarga : baik
 Respon keluarga terhadap kehamilan : mendukung kehamilan
 Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
 Ibadah : taat dam beribadah
B. Data objektif
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : baik
b) Kesadaran : chomposmentis
c) TTV : TD : 110/70 mmHg RR : 24 x/menit
N : 88 x/menit S : 363 oC

2. Pemeriksaan Fisik
 Kepala : rambut tidak rontok, tidak ada ketombe, distribusi
rambut merata.
 Muka : tidak oedem, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum
 Mata : apakah konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus
 Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret
 Telinga : simetris, tidak ada serumen
 Mulut : tidak stomatitis, tidak ginggivitis, tidak karies gigi
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, kelenjar
Tiroid, vena Jugularis
 Mamae : keadaan puting susu, pembengkakan buah dada
atau tidak, pengluaran air susu.
 Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
 Abdomen : tidak ada bekas SC, tidak ada strie gravidarum
 Genetalia : tidak oedema, tidak varises
 Ekstremitas
Bawah : tidak oedema, tidak pucat
Atas : tidak oedema, tidak varises
3. Pemeriksaan Khusus
a. Palpasi
 Leher : tidak ada bendungan kelenjar limfe, kelenjar
Tiroid, vena Jugularis
 Axila : tidak terdapat benjolan abnormal
 Mammae : tidak terdapat benjolan abnormal
 Abdomen
Liopold I : TFU : 3 jari dibawah poxesus xifoideus,
bagian fundus teraba bulat, keras, melintang.
Liopold II : pada posisi kanan ibu teraba memanjang,
keras, ada tahanan dan sisi kiri ibu teraba
bagian kecil.
Liopold III : bagian terbawah janin teraba bulat, lunak,
tidak melenting, bagian terbawah sudah masuk
PAP
Liopold IV : bagian terbawah ibu sudah masuk PAP,
konvergen 3/5
 Auskultasi : DJJ (+) 12 – 11 – 12 : 140 x/menit
 Perkusi : Reflek patella ka/ki +/+
 Pemeriksaan dalam (VT) : tgl 9 mei 09, VT : Ø 2 cm, eff 20
%, ket (+) letsu, HII

II. INTERPRESTASI DATA DASAR


Ds : - ibu mengatakan hamil 9 bulan
- ibu mengatakan hamil ke-2
Do : k/u baik
TD : 110/70 mmHg RR : 24 x/menit
N : 88 x S : 363 oC
Dx : Ny “H” GII P10001 UK : 38 minggu, tunggal, hidup, letsu, intra uteri
keadaan ibu baik dengan kala 1 fase laten
Masalah : mules dan nyeri perut
Kebutuhan : - HE tentang penyebab
- memberikan support pada ibu

III. INDENTIFIKASI DIAGNOSA dan MASALAH POTENSIAL


HPP

IV. INDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter

V. RENCANA
Tujuan Dan Kriteria
Diagnosa Intervensi Rasional
Hasil
NY “H” GII P1ooo1 UK Setelah dilakukan 1. jaga privasi ibu 1. menjaga
38 Minggu asuhan kebidanan dengan menutup kenyamanan ibu
Dengan Persalinan diharapkan keadaan badan dengan dan menjaga rasa
Sungsang di Rumah ibu baik dengan selimut dan percaya ibu dan
Bersalin Rahma - kriteria hasil : melakukan keluarga
Sidoarjo - ibu dapat pendekatan pada
mengatasi nyeri ibu dan keluaga
- k/u baik
- TTV dalam batas 2. jelaskan hasil 2. informasi yang
normal pemeriksaan lengkap
mengoptimalkan
asuhan
3. bantu ibu 3. memberikan rasa
mengatasi nyerinya rileks dan nyeri
dengan mengajari berkurang
ibu bernafas
panjang pada saat
his kontraksi
4. anjurkan ibu 4. mencegah
miring kiri tertekannya vena
cava interior
sehingga sirkulasi
darah lancar
5. berikan makan dan 5. ibu mempunyai
minuman pada ibu tenaga untuk
diluar his meneran
6. siapkan partus set 6. kesiapan alat
dan obat-obatan meminimalkan
yang akan masalah
diberikan
7. melakukan 7. mengetahui
observasi sesuai kemajuan
partograf persalinan
8. pimpin persalinan 8. memimpin
setelah pembukaan persalinan yang
dan ada tanda benar akan
gejala kala II mempercepat
proses persalinan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 9 Mei 2009 Jam : 04.30 Wib
No IMPLEMENTASI
1 Menjaga privasi ibu dengan menutup badan ibu dengan selimut dan
melakukan pendekatan menyapa dan senyum kepada ibu
2 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu berada dalam
mas persalinan dan berada dalam fase laten dan memerlukan observasi
3 Membantu ibu mengatasi nyeri dengan mengajari ibu bernapas panjang
sehingga nyeri berkurang dan ibu merasa rileks dan nyaman
4 Menganjurkan ibu miring kiri agar sirkulasi darah lancar dan metabolisme
tubuh lancar
5 Memberikan ibu makan dan minum saat diluar his agar ibu mempunyai
tenaga untuk meneran
6 Mentiapkan partus set, heating set dan obat-obatan sehingga saat diperlukan
tinggal menggunakan
7 Melakukan observasi sesuai partograf agar mengetahui kemajuan persalinan
dan persalinan termasuk patologis karena letak sungsang
8 Memimpin persalinan seyelah pembukaan lengkap dan ada tanda gejala kala
II sehingga komplikasi minimal

Kala I
JAM HIS DJJ T/N/S KETERANGAN
04.30 3X35” 148 x/menit 120
/80/88/365 VT : Ø 2cm, eff
20%, Letsu ket
(+), HII
08.00 5X40” 150 x/menit 120
/80/88/365 VT : Ø 10cm,
eff 100%, Letsu
ket (+), HIII

Kala II
 Saat bokong tampak divulva, pasang handuk atau kain bersih pada perut ibu
untuk mengeringkan bayi.
 Memasang underpead atau kain bersih dibawah bokong ibu lalu lipat 1/3 bagian
 Mendekatkan partus set
 Memasang sarung tangan DTT pada kedua tangan
 Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian terkecil janin
dimasukkan secara obstetrik kedalam jalan lahir. Tangan yang di dalam
mencari kakidepan depan dengan menelusuri bokong, pangkal paha sampai
lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga paha
bawah menjadi fleksi. Tangan yang di dalam mendorong fundus uteri ke
bawah. Seteh kaki bawah fleksi pergelangan kaki boleh di pegang oleh jari
kedua dan jari ketiga dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
 Kedua tangan penolong memegang betis janin yaitu ibu jari diletakkan
dibelakang betis sejajar sumbu panjang betis dan jari – jari lain didepan betis.
Dengan pegangan ini kaki janin ditarik cunam kebawah sampai pangkal paha
yang lahir
 Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu
jari dibelakang paha.
 Pangkal paha ditarik cunam kebawah sampai trochanter depan lahir.
Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dievaluasi keatas
sehingga trochanter belakang lahir. Bila kedua trochanter telah lahir berarti
bokong sudah lahir.
 Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu. Mana yang akan
lahir akan lebih dahulu ialah trochanter belakang dan untuk melahirkan
trochanter depan, maka pangkal paha ditarik terus cunam ke bawah.
 Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin ditarik cunam ke bawah
sampai pusat lahir.
 Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan dengan
persalinan yang sama seperti manual aid.
 Setelah seluruh badan lahir pegang bayi kemudian melakukan penilaian A-S
setelah itu letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah
dari badan.
 Bayi lahir secara ekstraksi kaki tanggal 9 Mei 2009 jam 08.05 Wib jenis
kelamin perempuan BB: 3100 gr PB: 49 cm anus (+), cacat (-).
 Penilaian A-S 1 menit 5 menit
1. warna kulit 1 1
2. frekuensi denyut nadi 1 1
3. reaksi rangsangan 1 1
4. tonos otot - 1
5. pernafasan 1 1
Jumlah 4 5

Kala III
 Memeriksakan fundus uteri untuk mengetahui adanya bayi ke-2
 Memberitahukan pada ibu akan disuntik oksitosin 10 UI
 Menyuntikkan oksitosin 10 UI im 1/3 paha atas bagian luar
 Memindahkan 5 – 10 cm klem dari vulva, tangan kanan melakukan PTT saat
uterus berkontraksi tangan kanan merenggangkan tali pusat, tangan kiri
menekan uterus secara hati –hati ke arah dorsokranial dan lian tanda – tanda
pelepasan placenta minta ibu untuk meneran sedikit, sementara tangan kanan
menarik tali pusat kebawah dan keatas secara pelan – pelan sesuai kurva jalan
lahir sehingga placenta tampak pada vulva kira – kira separuh kemudian
placenta dengan kedua tangan dilakukan putaran searah jarum jam sampai
selaput yang menutupi placenta. Tangan kanan memeriksa placenta tangan kiri
massase fundus uteri. Placenta lahir tanggal 9 Mei 2009 jam 08.10 Wib berat
± 500 gram, panjang ± 40 cm, diameter ± 20 cm, tebal ± 2,5 cm insersi talpus
sentralis dengan warna merah tua plcenta dan selaput lengkap.
 Setelah placenta lahir lengkap memeriksa kontraksi uterus dan laserasi (tidak
ada). Memeriksa kembali kontraksi uterus dan perdarahan pervag.
 Membersihkan sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5% kemudian bilas
dengan air DTT dan mengeringkannya. Merendamkan semua alat dalam
larutan clorin 0,5% dan membuang bahan yang tidak digunakan lagi.
 Membersihkan ibu dari air ketuban, lendir dan darah. Ganti pakaian ibu
dengan yang bersih
 Dekontaminasikan tempat persalinan dengan larutan clorin 0,5% kemudian
cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir sampai bersih keringkan
dengan handuk kering.
 Melengkapi patograf

Kala IV
 Tercantum dalam patograf

VII. EVALUASI
S : ibu merasa lega melahirkan dengan selamat
O : k/u baik
Kesadaran chomposmentis
TD : 120 mmHg RR : 24 x/menit Perdarahan ± 150 cc
N : 80 x/menit S : 363 oC Kandung kemih kosong
TFU : 2 jari dibawah pusat
A : Ny “H” P20002 2 jam post partum fisiologis
P : - berkan HE tentang nutrisi dan istirahat
- berkan HE tentang personal hygiene
- berkan HE tentang ASI eksklusif
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan sungsang adalah persalinan pada bayi dengan presentasi
bokong dimana bayi letakkan sesuai dengan sumbu badan, kepala berada
difundus uteri dengan bokong merupakan bagian terbawah (didaerah PAP atau
sympisis).
Pada triwulan ketiga dimana jumlah air ketuban sudah berkurang dan
pertumbuhan janin lebih cepat, bokong dipaksa menempati ruang kecil
dibawah segmen uteru, akan tetapi persalinan letak sungsang yang terjadi
adalah sebaliknya.

B. Saran
1. Bagi para ibu hamil khususnya harus rajin memeriksakan kesehatannya
pada petugas kesehatan terdekat.
2. Peran serta masyarakat dan keluarga sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan ibu sehingga perlu bentunya suami, keluarga dan desa siaga.
3. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan
merupakan kewajiban dan tugas yang harus dijunjung tinggi sehingga kita
harus lebih proaktif lagi untuk dapa mengurangi angka kematian dan
kesakitan ibu khususnya pada ibu bersalin sungsang.

Anda mungkin juga menyukai