Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN MAKANAN

Nomor : C/... /VII


/SOP /PKMS
SOP Terbit ke
/X /2016
:1
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD Wahyudin
PUSKESMAS NIP : 196608111989011001
MANIIS

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan


yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
filariasis.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas C/... /VII /SK /PKMS /IX /2016
Tentang Kebijakan Layanan Klinis UPTD Puskesmas Maniis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/MENKES/514/2015
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur/ A. Petugas memeriksa pasien dengan langkah-langkah sebagai
Langkah-langkah berikut:
1. Anamnesa
a. Diare akut
b. Faktor Risiko
1) Riwayat makan/minum di tempat yang tidak higienis
2) Konsumsi daging/unggas yang kurang matang dapat
dicurigai untuk Salmonella spp, Campylobacter spp,
toksin Shiga E coli, dan Clostridium perfringens.
3) Konsumsi makanan laut mentah dapat dicurigai untuk
Norwalk-like virus, Vibrio spp, atau hepatitis A.
2. Pemeriksaan fisik
a. Nyeri perut
b. Tanda tanda dehidrasi, lemas, nadi cepat, tekanan darah
turun, keringat dingin.
3. Penegakkan diagnosa
Penegakkan diagnosa berdasarkan dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik yang mengarah kepada diagnosis keracunan
makanan.
4. Penatalaksanaan
a. Karena sebagian besar kasus gastroenteritis akut adalah
self-limiting, pengobatan khusus tidak diperlukan.
b. Pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau larutan
intravena (misalnya, larutan natrium klorida isotonik,
larutan Ringer Laktat). Rehidrasi oral dicapai dengan
pemberian cairan yang mengandung natrium dan
glukosa.
c. Obat absorben (misalnya, kaopectate, aluminium
hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan bila
diare tidak segera berhenti. Diphenoxylate dengan
atropin (Lomotil) tersedia dalam tablet (2,5 mg
diphenoxylate) dan cair (2,5 mg diphenoxylate / 5 mL).
Dosis awal untuk orang dewasa adalah 2 tablet 4 kali
sehari (20 mg / d), digunakan hanya bila diare masif.
B. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan penataklasanaan
selanjutnya di rekam medis.
6. Bagan Alir -
7. Unit Terkait Poli Umum, Petugas Program Filariasis
8. Rekaman Historis
Perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai