Anda di halaman 1dari 151

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DI GRUP WHATSAPP BAHASA

INDONESIA KELAS IX-1 SMP N 3 GADINGREJO


DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMP

(Skripsi)

Oleh

Septi Mustika Rani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2022
i

ABSTRAK

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DI GRUP WHATSAPP BAHASA


INDONESIA KELAS IX-1 SMP N 3 GADINGREJO
DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMP

Oleh
SEPTI MUSTIKA RANI

Masalah dalam penelitian ini ialah tindak tutur direktif guru di grup
whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur direktif langsung dan tidak
langsung guru di grup whatsapp, fungsi komunikatif tindak tutur direktif
guru di grup whatsapp dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa
Indonesia di SMP.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data


penelitian ini berupa guru yang mengajar di grup whatsapp bahasa
Indonesia Kelas IX-1, sedangkan data dalam penelitian ini berupa tindak
tutur direktif di grup whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3
Gadingrejo. Data penelitian ini dikumpulkan dengan teknik observasi dan
rekaman voice note whatsapp. Teknik analisis data yang digunakan ialah
analisis heuristik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindak tutur langsung meminta


sebanyak 8 data, tindak tutur langsung menanya 12 data, tindak tutur
langsung memerintah 9 data, tindak tutur langsung melarang 3 data, tindak
tutur langsung mengizinkan 7 data, dan tindak tutur langsung menasihati 3
data, sedangkan tindak tutur tidak langsung meminta 2 data, tindak tutur
tidak langsung menanya 4 data, tindak tutur tidak langsung memerintah 1
data, dan tindak tutur tidak langsung menasihati 1 data. Hasil penelitian
fungsi komunikatif berupa menanya, meminta, memerintah, melarang,
mengizinkan, dan menasihati. Penelitian ini dapat diimplikasikan ke dalam
Kompetensi Dasar 3.6 menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks
prosedur tentang cara melakukan dan cara membuat sesuatu dari berbagai
sumber yang dibaca dan didengar. Hasil penelitian diimplikasikan sebagai
materi dalam pembelajaran.
Kata kunci : tindak tutur direktif, pembelajaran di grup whatsapp
ii

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DI GRUP WHATSAPP BAHASA


INDONESIA KELAS IX-1 SMP N 3 GADINGREJO
DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SMP

Oleh

Septi Mustika Rani

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar


SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Jurusan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2022
iii

Judul Skripsi : Tindak Tutur Direktif Guru di Grup


Whatsapp Bahasa Indonesia Kelas IX-1
SMP N 3 Gadingrejo dan Implikasinya
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMP
Nama Mahasiswa : Septi Mustika Rani
Nomor Pokok Mahasiswa : 1713041018
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan/ Fakultas Ilmu : Pendidikan Bahasa dan Seni / Keguruan dan
Ilmu Pendidikan

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. Sumarti, M.Hum. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd.


NIP 197003181994032002 NIP 196401061988031001

2. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Bambang Riadi, S.Pd., M.Pd.


NIP 198406302014041002
iv

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Sumarti, M.Hum.

...................
..........

Sekretaris : Dr. Nurlaksana Eko R,


M.Pd.
...................
..........

Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Iing Sunarti, M.Pd.
...................
..........

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.


NIP 19620804 198905 1 001

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 08 April 2022


v

PERNYATAAN

Sebagai civitas akademik Universitas Lampung saya yang bertanda tangan di


bawah ini.
Nama : Septi Mustika Rani
NPM : 1713041018
Judul Skripsi : Tindak Tutur Direktif Guru di Grup Whatsapp Bahasa
Indonesia Kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo dan
Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
di SMP
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Karya tulis ini bukan seduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan, dan


pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain,
kecuali arahan pembimbing.
2. Dalam karya tulis ini terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
3. Saya menyerahkan hak dalam karya tulis ini kepada Universitas Lampung dan
oleh karenanya Universitas Lampung berhak melakukan pengelolaan atas
karya tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku; dan
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, 19 April 2022

Septi Mustika Rani


1713041018
vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Septi Mustika Rani lahir di

Mataram, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten

Pringsewu pada tanggal 26 September 1999. Penulis

sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis

anak dari pasangan Bapak Sugiyono dan Ibu

Kasmiyati. Jenjang pertama pendidikan penulis dimulai dengan pendidikan

taman kanak-kanak di TK Aisyah Mataram 2004-2005. Kemudian,

melanjutkan di SDN 2 Mataram tahun 2005-2011. Setelah itu, penulis

melanjutkan ke SMPN 3 Gadingrejo tahun 2011-2014. Selanjutnya,

pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Gadingrejo 2014-2017.

Pada tahun 2017, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung melalui jalur

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN). Pada tahun 2020

penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumberejo,

Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus dan Pengenalan Lapangan

Persekolahan (PLP) di SMPN 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo,

Kabupaten Pringsewu.
vii

MOTO

ٌّ ‫َ فَٱصْ بِرْ ِإ َّن َو ْع َد ٱهَّلل ِ َح‬


‫ق‬
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar”
( QS Ar-Ruum : 60 )

“Barang siapa yang membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan


memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan”
( HR. Abu Daud)
viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim

Segala puji bagi Allah swt.yang telah memberikan nikmat kepada penulis,

sehingga penulis masih diberikan umur hingga saat ini. Penulis

persembahkan karya ini kepada orang-orang tersayang.

1. Bapak Ibuku tercinta, Bapak Sukarman dan Ibuku Kasmiyati (Almh).

2. Kakakku Tias Windi Alvita.

3. Mamasku Singgih Tedy Kurniawan.

4. Keponakanku tersayang Muhammad Syaakir Zaidan, Muhammad Saahil

Yahsan, dan Labibah Saalimah Adila Yumna.

5. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2017.

6. Almamater Universitas Lampung.


ix

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah Swt atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Tindak Tutur Direktif Guru di

Grup Whatsapp Bahasa Indonesia Kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo dan

Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Skripsi ini dapat terwujud karena penulis banyak menerima

bantuan, motivasi, doa, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Dr. Sumarti, M.Hum. sebagai dosen pembimbing I yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan kesabaran,

keikhlasan, kesediannya memberikan saran dan nasihat bagi penulis

untuk dapat menyelesaikan skripsi.

2. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II

serta Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah membimbing

penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan kesabaran, keikhlasan,

kedesiaannya memberikan saran dan nasihat bagi penulis untuk dapat

menyelesaikan skripsi.
x

3. Dr. Iing Sunarti, M.Pd. sebagai dosen pembahas yang telah

memberikan kritik, saran, dan motivasi yang bermanfaat dalam

perbaikan skripsi.

4. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bambang Riadi, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung.

6. Dr. Farida Aryani, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing selama menempuh studi di Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan,

motivasi, kritik, dan saran selama penulis menjadi mahasiswa

Universitas Lampung.

8. Drs. Soleh Ali Moekti selaku kepala sekolah SMP N 3 Gadingrejo yang

sudah mengizinkan penulis utuk melakukan penelitian.

9. Yerli Agilia Putri, S.Pd. selaku guru SMP N 3 Gadingrejo yang telah

membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian pada skripsi ini.

10. Ibuku Kasmiyati dan Bapakku Sukarman yang telah menyayangi

penulis. Terima kasih atas kasih sayang tulus yang diberikan sehingga

penulis bisa untuk terus semangat. Terima kasih atas segala jasa yang

diberikan untuk anak-anak. Semoga nanti bisa berkumpul di Syurga-

Nya.
xi

11. Kepada kakak-kakakku Tias Windi Alvita dan Singgih Tedy

Kurniawan yang sudah memberikan semangat dan doa ketika penulis

ingin menyerah.

12. Keponakanku Syaakir, Saahil, dan Saalimah yang sudah memberikan

penulis kebahagiaan di dalam hidup dan tempat untuk menghilangkan

rasa lelah.

13. Sahabatku Refie Lutfie Anissa, Aisyah Astuti, Irma Ayu yang selalu

ada ketika aku memerlukan, selalu mendoakan untuk kebaikanku.

14. Teman- teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2017, khususnya kelas B yang telah memberikan

dukungan, keceriaan ketika bersama, dan semangat kepada penulis.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bandarlampung, 20 April 2022


Penulis,

Septi Mustika Rani


xii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...............................................................................................i
LEMBAR JUDUL...................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................iv
RIWAYAT HIDUP..................................................................................vi
MOTO ......................................................................................................vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................viii
SANWACANA ........................................................................................ix
DAFTAR ISI ...........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................xvi

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1
I.2 Rumusan Masalah...............................................................................5
I.3 Tujuan Penelitian................................................................................5
I.4 Manfaat Penelitian..............................................................................6
I.5 Ruang Lingkup Penelitian..................................................................6

II. LANDASAN TEORI


II.1 Pragmatik............................................................................................7
II.2 Peristiwa Tutur...................................................................................8
II.3 Tindak Tutur.......................................................................................8
II.4 Jenis-Jenis Tindak Tutur.....................................................................9
II.5 Tindak Tutur Direktif.........................................................................15
II.5.1 Pengertian Tindak Tutur Direktif................................................15
II.5.2 Fungsi Komunikatif Tindak Tutur Direktif.................................15
1. Meminta................................................................................16
2. Menanya................................................................................16
3. Memerintah...........................................................................17
4. Melarang...............................................................................18
5. Mengizinkan..........................................................................18
xiii

6. Menasihati.............................................................................19
II.6 Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung....................................20
II.7 Whatsapp............................................................................................21
II.8 Konteks...............................................................................................24
II.9 Teks Prosedur.....................................................................................25
II.10............................................................................................................ Pe
mbelajaran Bahasa Indonesia di SMP................................................27

III. METODE PENELITIAN


III.1Desain Penelitian................................................................................30
III.2Sumber Data dan Data Penelitian.......................................................30
III.3Instrumen Penelitian...........................................................................31
III.4Teknik Pengumpulan Data.................................................................32
III.5Teknik Analisis Data..........................................................................35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1............................................................................................................Has
il Penelitian.........................................................................................38
IV.2............................................................................................................Pe
mbahasan............................................................................................39
IV.2.1.......................................................................................................Tin
dak Tutur Direktif..........................................................................40
4.2.1.1 Tindak Tutur Direktif Langsung.............................................40
4.2.1.1.1 Meminta......................................................................40
4.2.1.1.2 Menanya......................................................................42
4.2.1.1.3 Memerintah.................................................................43
4.2.1.1.4 Melarang.....................................................................45
4.2.1.1.5 Mengizinkan................................................................47
4.2.1.1.6 Menasihati...................................................................49
4.2.1.2 Tindak Tutur Direktif Tidak Langsung..................................51
4.2.1.2.1 Meminta......................................................................51
4.2.1.2.2 Menanya......................................................................52
4.2.1.2.3 Memerintah.................................................................54
4.2.1.2.4 Menasihati...................................................................55
IV.2.2.......................................................................................................Fun
gsi komunikatif Tindak Tutur Direktif..........................................56
4.2.2.1 Meminta..................................................................................56
4.2.2.2 Menanya.................................................................................57
4.2.2.3 Memerintah.............................................................................58
4.2.2.4 Melarang.................................................................................59
xiv

4.2.2.5 Mengizinkan...........................................................................60
4.2.2.6 Menasihati..............................................................................61
4.2.3 Implikasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP.......................62

V. SIMPULAN DAN SARAN


4.3 Simpulan ............................................................................................68
4.4 Saran ..................................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................72
LAMPIRAN.............................................................................................75
xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Bagan Analisis Heuristik..................................................35


Gambar 2: Bagan Contoh Analisis Konteks.......................................36
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian Transkip Voice Note..........................76


Lampiran 2. Korpus Data Hasil Penelitian......................................102
Lampiran 3. Screenshoot Pembelajaran Grup Whatsapp...............123
Lampiran 4. Verifikasi Korpus.........................................................130
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..........................137
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian.....................................................142
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa dapat menggunakan bahasa

sebagai suatu alat komunikasi. Komunikasi yang baik dapat menciptakan

proses pembelajaran yang sesuai dengan hasil tujuan yang ingin dicapai.

Oleh karena itu, komunikasi bukan hanya suatu peristiwa belaka yang

terjadi dengan sendirinya, tetapi komunikasi mempunyai fungsi,

mengandung maksud dan tujuan tertentu yang dirancang untuk

menghasilkan efek atau akibat pada lingkungan para pembicara dan

penyimak.

Ketika berkomunikasi penutur memberikan tindak tutur dan peristiwa

tutur. Peristiwa tutur adalah terjadinya interaksi linguistik dalam bentuk

ujaran atau lebih yang mengaitkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan

tutur. Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat psikologis

dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur

dalam menghadapi situasi tertentu (Chaer dan Leonie Agustina, 2010).

Searle (dalam Rohmadi 2004) menerangkan bahwa tindak tutur dapat

dibagi menjadi 3 yaitu ; 1) tindak tutur lukosi (locutionary act), 2) tindak

tutur ilukosi (illocutionary act), dan 3) tindak tutur perlukosi

(perlocutionary act). Nadar (2009) menjelaskan bahwa tindak tutur ilokusi


2

dibagi menjadi lima bagian yaitu; 1) tindak tutur komisif, 2) tindak tutur

direktif, 3) tindak tutur representatif, 4) tindak tutur deklaratif, 5) tindak

tutur ekspresif.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Surat Edaran

Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari

Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Dalam surat edaran

disebutkan bahwa tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR)

adalah memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan

layanan pendidikan selama darurat Covid-19, melindungi warga satuan

pendidikan dari dampak buruk Covid-19, melindungi warga satuan

penyebaran dan penularan Covid-19, mencegah penyebaran dan penularan

Covid-19 di satuan pendidikan, dan memastikan pemenuhan dukungan

psikososial bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua.

Berdasarkan hasil pengamatan selama bulan Januari- Februari

pembelajaran di SMP N 3 Gadingrejo dilakukan secara online. Pada masa

pandemi ini di sekolah SMP N 3 Gadingrejo dilakukan dengan

memanfaatkan media sosial. Salah satu media sosial yang digunakan

dalam pembelajaran adalah aplikasi whatsapp. Whatsapp memiliki fitur

chat, voice note, dan video call. Aplikasi ini dipilih sebagai aplikasi yang

paling mudah dan dimiliki oleh semua siswa. Pada penelitian ini

pembelajaran dilakukan dengan grup whatsapp melalui fitur voice note.


3

Pembelajaran dilakukan dengan cara guru menjelaskan materi

pembelajaran melalui grup whatsapp dengan menggunakan voice note.

Dalam pembelajaran di grup whatsapp guru memilih tuturan yang tepat

dalam bertindak. Langsung maupun tidak langsungnya tuturan yang dipilih

merupakan suatu kemampuan guru dalam mengungkapkan tuturan direktif.

Dalam hal ini guru harus pandai menentukan tuturan yang tepat untuk

mencapai tujuan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi siswa yang

kurang aktif dalam pembelajaran berlangsung sehingga jika guru tidak

selektif menentukan tuturan yang tepat maka berdampak pada tujuan dan

hubungan sosialnya dengan siswanya. Oleh karena itu, guru memilih

tuturan direktif langsung agar siswa mampu memahami apa maksud dari

tuturan gurunya, namun guru juga menggunakan tuturan direktif tidak

langsung agar tetap menjaga hubungan dengan siswanya.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Gadingrejo. SMP N 3

Gadingrejo adalah salah satu sekolah SMP yang ada di Kabupaten

Pringsewu. Peneliti memilih sekolah SMP N 3 Gadingrejo karena siswa di

SMP N 3 Gadingrejo minat belajarnya masih kurang. Dalam pembelajaran

selama pandemi SMP N 3 Gadingrejo memiliki kendala respons siswa

sering tidak aktif ketika pembelajaran. Hal ini berdasarkan informasi dari

guru saat dilakukan wawancara.


4

Sesungguhnya, penelitian tindak tutur direktif sudah banyak dilakukan,

seperti Nainggolan (2019) yang meneliti dialog para tokoh dalam komik

“Le Titeuf a La Foiel Tome 13” dan hasil penelitiannya yang

menunjukkan bahwa tindak tutur direktif para tokoh yang terdapat dalam

komik “Le Titeuf a La Foiel Tome 13” dominan terjadi pada tuturan

fungsi komunikatif tuturan seorang anak kecil dan penelitian Wati (2017)

yang meneliti tindak tutur direktif guru perempuan dan hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa fungsi komunikatif tindak tutur direktif lebih

dominan digunakan guru perempuan dalam pembelajaran di kelas.

Perbedaan penelitian ini mengkaji tindak tutur direktif guru di grup

whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo yang

dominan terjadi pada tuturan guru secara langsung.

Penelitian ini diimplikasikan pada teks prosedur di kelas VII KD 3.6

Menelaah struktur aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan

dan cara membuat sesuatu dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar.

Pada teks prosedur terdapat berbagai kalimat yang menggunakan tindak

tutur direktif seperti imperatif, deklaratif, dan interogatif. Berdasarkan

aspek kebahasaan yang terdapat pada teks prosedur, penelitian ini dapat

diimplikasikan dengan menjadikan berbagai kalimat imperatif, deklaratif,

intergotif pada penelitian ini sebagai contoh untuk menjelaskan aspek

kebahasaan pada teks prosedur. Berbagai kalimat dari penelitian ini yang

memiliki kesamaan fungsi dengan aspek kebahasaan teks prosedur


5

diwujudkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagai materi pemelajaran dalam menyatakan teks prosedur.

Jadi, peneliti mengkaji judul “Realisasi Tindak Tutur Direktif Guru Di

Grup Whatsapp Bahasa Indonesia Kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo dan

Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tindak tutur direktif langsung dan tidak langsung guru di

grup whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo?.

2. Bagaimanakah fungsi komunikatif tindak tutur direktif guru di grup

whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingerejo?.

3. Bagaimanakah implikasi hasil penelitian ini dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di SMP?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan tindak tutur direktif langsung dan tidak langsung

guru di grup whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3

Gadingrejo.

2. Mendeskripsikan fungsi komunikatif tindak tutur guru di grup

whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo.

3. Mendeskripsikan implikasi hasil penelitian ke dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di SMP.


6

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan wawasan kajian

pragmatik, khususnya yang menyangkut fungsi komunikatif tindak

tutur direktif guru di grup whatsapp.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan khususnya masalah

penelitian kualitatif pada pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan masukan untuk pembelajaran berikutnya.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian ini sebagai berikut.

1. Tindak tutur direktif langsung dan tidak langsung guru di grup

whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo.

2. Fungsi komunikatif tindak tutur direktif guru di grup whatsapp bahasa

Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo.

3. Implikasi ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP.


7

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pragmatik

Pragmatik merupakan suatu ilmu tentang penggunaan bahasa serta arti

ungkapan berdasarkan kondisi yang melatarbelakanginya dan menjadi

sebuah cabang linguistik dalam ilmu bahasa. Berhubungan dengan analisis

tentang apa yang dimaksud orang dengan tuturan-tuturannya dari pada

dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan

itu sendiri (Yule, 2006).

Menurut pendapat Mey (dalam Rusminto, 2015) pragmatik merupakan

suatu ilmu yang mempelajari bahasa seperti tampak hubungannya dengan

pemakai bahasa. Wijana (1996) berpendapat pragmatik adalah suatu

cabang studi bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,

dan bagaimana suatu kebahasaan digunakan dalam komunikasi.

George (dalam Rahardi, 2003) menjelaskan bahwa ilmu bahasa pragmatik

sesungguhnya adalah ilmu tentang makna bahasa, dalam kaitannya dengan

keseluruhan perilaku manusia dan tanda-tanda atau lambang bahasa yang

ada di sekitarnya.
8

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, maka disimpulkan bahwa

pragmatik merupakan kajian tentang makna yang terkandung dalam suatu

bahasa yang berkaitan dengan konteks.

2.2 Peristiwa Tutur

Peristiwa tutur adalah kegiatan para peserta saling berkomunikasi dengan

bahasa yang menggunakan cara-cara konvensional guna mencapai suatu

hasil (Yule, 2006). Sementara itu, Chaer dan Agustina (2010)

mengemukakan bahwa peristiwa tutur adalah proses terjadinya atau

berlangsungnya interaksi linguistik dalam bentuk ujaran atau lebih yang

melibatkan dua belah pihak, yaitu penutur dengan lawan tutur, di satu

pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan pada situasi tertentu.

Menurut pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

peristiwa tutur adalah proses terjadinya interaksi antara penutur dengan

lawan tutur pada satu pokok tuturan dalam satu bentuk ujaran atau lebih.

2.3 Tindak Tutur

Tindak tutur adalah suatu unsur pragmatik yang melibatkan pendengar,

pembicara, atau penulis, dan pembaca serta yang dibicarakan. Menurut

Tarigan (2015) tindak tutur adalah setiap ujaran atau ucapan tertentu

mengandung maksud dan tujuan tertentu pula. Chaer (2004) menjelaskan

bahwa tindak tutur adalah gejala individual, yang bersifat psikologis dan

keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam


9

menghadapi situasi tertentu. Selanjutnya Yule (2006) mendefinisikan

bahwa tindak tutur sebagai tindakan-tindakan yang ditampilkan melalui

tuturan.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tindak

tutur merupakan teori yang mengkaji makna bahasa yang didasarkan pada

hubungan tuturan oleh penutur dengan tindakan yang dilakukan oleh mitra

tuturnya dalam berkomunikasi.

2.4 Jenis-Jenis Tindak Tutur

Berkenaan dengan bentuk tuturan, maka Austin (dalam Rusminto,2010)

membagi tindak tutur atas tiga klasifikasi, yaitu 1) tindak tutur lokusi, 2)

tindak tutur ilokusi, dan 3) tindak tutur perlokusi.

2.3.1 Tindak Tutur Lokusi

Tindak tutur lokusi adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur.

Tindak tutur lokusi hanya memusatkan pada ujaran saja tanpa disertai efek

yang ditimbulkan terhadap mitra tuturnya. Tindak tutur lokusi adalah

tindakan proposisi yang berada pada kategori mengatakan sesuatu

(anactsaying somethings). Tindak tutur lokusi merupakan tindak tutur yang

hanya menerangkan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam

bentuk kalimat yang bermakna dan mudah dipahami (Chaer dan Agustina,

2010).

Perhatikan contoh tindak tutur ilokusi berikut.


10

(a) Andi belajar menulis.

(b) Bajumu kotor sekali.

Kedua kalimat diatas diutarakan penulisnya semata-mata untuk

menginformasikan sesuatu tanpa ada tendesi untuk melakukan sesuatu, apa

lagi untuk mempengaruhi mitra tuturnya. Jadi, dapat disimpulkan tindak

lokusi merupakan tindakan yang menyatakan sesuatu dalam arti yang

sebenarnya tanpa disertai efek terhadap mitra tuturnya.

2.3.2 Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang menyatakan sesuatu,

yang mengandung daya untuk melakukann tindakan tertentu dalam

hubungannya dengan mengatakan sesuatu. Menurut Chaer dan Agustina

(2010) tindak ilokusi adalah bagian yang penting dalam memahami tindak

tutur. Searle dalam Nadar (2009) menjelaskan tindak ilokusioner adalah

apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu

dan dapat merupakan tindakan, menyatakan, berjanji, minta maaf,

mengancam, meramalkan, memerintah, meminta, dan sebagainya.

Contoh kalimat tuturan sebagai berikut.

c) Aku tidak bisa datang.

Tuturan pada data (c) Aku tidak bisa datang bila diutarakan oleh

seseorang kepada temannya yang baru saja merayakan ulang tahun, tidak

hanya berfungsi untuk menyatakan sesuatu, tetapi untuk melakukan

sesuatu yakni meminta maaf. Informasi ketidakhadiran penutur dalam hal


11

ini kurang begitu penting karena besar kemungkinan lawan/tutur sudah

mengetahui hal itu.

Secara khusus, Searle dalam Tarigan (2015) menggolongkan lima jenis

tindak tutur ilokusi dengan berbagai kriteria, yaitu tindak tutur asertif,

tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, dan

tindak tutur deklaratif.

a. Asertif (assertive) merupakan tuturan yang memastikan penuturnya atas

kebenaran yang diujarkan, contohnya menyatakan, membual, mengeluh,

mengemukakan pendapat, mengusulkan, melaporkan.

Berikut adalah contoh ilokusi asertif.

(1) Bagaimana jika liburan akhir tahun ini kita ke Jogja.

Tuturan di atas yaitu usulan untuk menginformasikan mitra tutur

bahwa penutur mengusulkan tempat yang penutur ketahui, dan tempat

tersebut merupakan sebuah tempat wisata yang sangat indah.

b. Direktif (directives) ialah ilokusi yang menghasilkan suatu efek yang

berupa tindakan mitra tutur. Tindak tutur yang dimaksudkan oleh

penuturnya agar si pendengar melakukan bentuk tindakan yang disebutkan

di dalam tuturan tersebut, contohnya meminta, memerintah, larangan,

mengizinkan, memohon, menuntut, menanya, memberi nasihat.

Berikut ini adalah contoh ilokusi direktif.

(2) Sebaiknya kamu minum obat dulu.

Tuturan (2) Sebaiknya kamu minum obat dulu,adalah kalimat direktif

menasihati. Dalam tuturan tersebut penutur bermaksud agar mitra


12

tutur memperoleh sesuatu efek yang berupa tindakan untuk meminum

obat karena mitra tutur sedang dalam keadaan sakit.

c. Komisif (commissives) ialah ilokusi yang melibatkan penutur sudah

terikat pada suatu tindakan di masa depan, contohnya menjanjikan,

menawarkan, dan berkaul.

Contoh tindak tutur komisif sebagai berikut.

(3) Kakak mau dibelikan apa jika adik sudah bekerja nanti?

Tuturan (3) Kakak mau dibelikan apa jika adik sudah bekerja nanti?,

berupa komisif penawaran. Pada contoh bentuk tuturan di atas

penutur terjerat suatu tindakan di masa depan berupa penawaran akan

membelikan sesuatu untuk sang kakak.

d. Ekspresif (expressive) ialah tindak ilokusi berfungsi memberikan

pengungkapan sikap psikologis dari penutur terhadap keadaan yang ada di

dalam ilokusi, contohnya mengucapkan selamat, mengancam, memuji,

memberi maaf, mengucapkan bela sungkawa, mengucapkan terima kasih.

Berikut contoh dari ilokusi ekspresif.

(4) Saya turut berduka cita atas meninggalnya kakekmu.

Tuturan (4) Saya turut berduka cita atas meninggalnya kakekmu,

terdapat ilokusi ekspresif yang memberikan pengungkapan sikap

psikologis oleh penutur terhadap keadaan yang ada di dalam ilokusi.

e. Deklaratif (declaration) adalah berhasilnya pelaksanaan ilokusi yang

mengakibatkan adanya kesesuaian isi proposisi dan realitanya. Contohnya,


13

mengundurkan diri, membabtis, memecat, memberi nama, menjatuhkan

hukuman, mengucilkan,mengangkat.

Berikut contoh dari tindak ilokusi deklaratif.

(5) Besok, silakan Anda sudah angkat kaki dari perusahaan ini.

Tuturan (5) Besok, silakan Anda sudah angkat kaki dari perusahaan

ini. Pada tindak ilokusi deklaratif, yaitu ilokusi yang digunakan untuk

kesesuaian antara isi proposisi dan kenyataan. Tuturan ini merupakan

tuturan pemecatan yang disampaikan kepala perusahaan kepada

bawahan.

Leech (dalam Rusminto, 2010) mengklasifikasikan berdasarkan hubungan

fungsi tindak ilokusi dengan tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku

yang sopan dan terhormat menjadi empat jenis,yaitu sebagai berikut.

a. Kompetitif (competitive), dalam kompetitif tujuan ilokusi ini bersaing

dengan tujuan sosial misalnya memerintah, meminta, menuntut,

mengemis.

b. Menyenangkan (convivial) ialah ilokusi yang tujuannya sejalan dengan

tujuan sosial misalnya menawarkan mengajak, mengundang, menyapa,

mengucapkan terimakasih, mengucapkan selamat.

c. Bekerja sama (collaborative) ialah ilokusi yang tujuannnya tidak

menghiraukan tujuan sosial misalnya menyatakan, melapor,

mengumumkan, mengajarkan.

d. Bertentangan (conflictive) ialah ilokusi yang tujuannya bertentangan

dengan tujuan sosial misalnya mengancam, menuduh, menyumpahi,


14

memarahi.

2.3.3 Tindak Tutur Perlokusi

Tindak tutur perlokusi merupakan efek atau dampak yang bisa

menimbulkan kepada tuturan terhadap mitra tutur, sehingga mitra tutur

melakukan tindakan berdasarkan isi tuturan. Searle dalam Nadar (2009)

menyatakan bahwa tindak perlokusi merupakan suau tindakan yang bisa

mempengaruhi lawan tutur misalnya memalukan, mengintimidasi,

membujuk, dan lain-lain. Sementara Chaer dan Agustina, 2010

menyatakan bahwa tindak tutur perlokusi ialah tindak tutur yang

berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan

perilaku non-linguistik dari orang lain itu. Wijana (2011) menjelaskan

bahwa tindak perlokusi ialah tindak tutur yang pengutaraannya

dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur.

Berikut contoh.

(6) Waktu itu saya sibuk.

Tuturan (6) Waktu itu saya sibuk. Tuturan tersebut menjelaskan bahwa

seseorang yang tidak menghadiri undangan rapat kepada orang yang

mengundangnya. Kalimat ini mengartikan tindak ilokusi memohon maaf,

dan tindak perlokusi (efek) harapan agar orang yang mengundang dapat

memakluminya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tindak perlokusi adalah

tindak tutur yang dapat mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan

sesuatu.
15

2.5 Tindak Tutur Direktif

2.5.1 Pengertian Tindak Tutur Direktif

Wijana (2015) mengemukakan bahwa tindak tutur direktif adalah tindak

tutur yang diungkapkan oleh penutur agar lawan tutur melakukan sesuatu.

Tindak tutur direktif merupakan salah satu kategori tindak ilokusi yang

bertujuan untuk menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan

oleh mitra tutur (Searle dalam Rusminto, 2015).

Sementara menurut Tarigan (2015) mengemukakan bahwa tindak tutur

direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menimbukan efek

melalui tindakan penyimak. Kemudian Yule (2006) mendefinisikan tindak

tutur direktif merupakan jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk

menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Senada dengan pendapat

tersebut, Lubis (2015) mengemukakan bahwa tindak tutur direktif juga

biasa digunakan untuk mengatur tingkah laku mitra tutur.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif adalah

salah satu tindak tutur yang berfungsi agar mitra tutur melakukan sesuatu

sesuai kehendak penutur.

2.5.2 Fungsi Komunikatif Tindak Tutur Direktif

Menurut Ibrahim (1993) tersebut mendefinisikan tindak tutur direktif

sebagai ekspresi maksud dari penutur yang digunakan untuk membuat


16

mitra tutur melakukan sesuatu baik berfungsi sebagai alasan untuk

bertindak oleh mitra tutur. Selanjutnya Ibrahim (1993) mengklasifikasikan

tindak tutur direktif meliputi sebagai berikut.

a. Meminta

Tindak tutur direktif yang mengandung fungsi komunikatifmeminta

adalah tindak tutur yang mengekspresikan keinginan penutur sehingga

mitra tutur melakukan sesuatu. Tindak tutur meminta yang dituturkan oleh

penutur dapat ditandai dengan adanya tuturan kata minta, tolong, mohon,

seandainya, semoga, dan partikel–lah.

Berikut ini contoh tuturan direktif fungsi meminta.

(7) Guru :Tolong disapu ruang kelasnya.

Tuturan tersebut merupakan tuturan dengan fungsi meminta yang

dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur menyapu ruang kelas. Peristiwa

tutur ini terjadi pada pagi hari, saat guru dan siswa bertemu di halaman

sekolah. Fungsi meminta pada tuturan tersebut meminta sesuatu kepada

mitra tuturnya berupa sebuah permintaan agar murid tersebut menyapu

ruang kelas. Dapat ditandai dengan adanya tuturan“minta.”

b. Menanya

Tindak tutur direktif menanya mengandung arti bahwa penutur meminta

kepada mitra tutur supaya memberikan jawaban atau sebuah informasi

terhadap pertanyaan yang dituturkan oleh penutur. Tindak tutur menanya

yang dituturkan oleh penutur dapat ditandai dengan tanda (?) dan tuturan
17

kata apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana, ya, dan partikel–

kah.

Berikut contoh fungsi tuturan menanya.

(8) Guru : Sa, apa kabarmu. Sudah lama Ibu tidak melihatmu?

Tuturan tersebut merupakan tuturan dengan fungsi menanya yang

dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur menanyakan kabar. Peristiwa

tutur ini terjadi saat penutur dan mitra tutur bertemu di sekolah. Dapat

ditandai dengan adanya tuturan ‘apa’.

c. Memerintah

Tindak tutur memerintah mengandung arti penutur mengekspresikan

maksudnya sehingga mitra tutur menyikapi keinginan yang diekspresikan

oleh penutur sebagai alasan untuk bertindak. Apa yang diekspresikan oleh

penutur ialah kepercayaan bahwa ujarannya mengandung alasan yang

cukup bagi mitra tutur untuk melakukan tindakan. Tindak tutur

memerintah yang dituturkan oleh penutur dapat ditandai dengan tanda(!)

dan tuturan kata ayo, coba, dan partikel–lah.

Berikut contoh fungsi tuturan memerintah.

(9) Guru : ”Ayo, cepat kerjakan tugas bahasa Indonesia yang Ibu

berikan”

Tuturan tersebut merupakan tuturan dengan fungsi memerintah yang

dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur untuk segera mengerjakan

tugas. Peristiwa tuturini terjadi saat penutur dan mitra tutur melakukan

pembelajaran. Dapat ditandai dengan adanya tuturan ‘ayo’.


18

d. Melarang

Tindakan melarang merupakan suatu tindakan yang menunjukan bahwa

ketika mengucapkan sesuatu, ekspresi penutur memberikan larangan atau

membatasi kepada mitra tutur untuk tidak mengerjakan suatu tindakan.

Tindak tutur melarang yang dituturkan oleh penutur dapat ditandai dengan

penanda verba “jangan”,dan“tidak.”.

Berikut contoh fungsi tuturan melarang.

(10) Guru : “Jangan mencontek !”

Tuturan tersebut merupakan tuturan dengan fungsi melarang yang

dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur agar jangan mencontek.

Peristiwa tutur ini terjadi pada saat siswa sedang mengerjakan ulangan

semester.

e. Mengizinkan

Tindakan mengizinkan adalah suatu tindakan yang mengekspresikan

kepercayaan penutur dan maksud penutur sehingga mitra tutur percaya bahwa

ujaran penutur mengandung alasan yang cukup bagi mitra tutur untuk merasa

bebas melakukan tindakan tertentu. Alasan yang jelas untuk menghasilkan

mengizinkan adalah dengan mengabulkan permintaan izin atau

melonggarkan pembatasan yang sebelumnya dibuat terhadap tindakan

tertentu. Tindak tutur mengizinkan yang dituturkan oleh penutur dapat

ditandai dengan penanda verba“silakan, boleh, dan tidak harus”Berikut

contoh fungsi tuturan mengizinkan.


19

(11) Murid :”Bu bolehkan saya izin ke toilet?”

Guru : “Ya silahkan nak“

Tuturan tersebut merupakan tuturan dengan fungsi mengizinkan yang

dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur agar mengizinkan ke toilet.

Peristiwa tutur ini terjadi ketika mitra tutur izin untuk pergi ke toiket.

f. Menasihati

Tindak menasihati merupakan tindak ketika mengucapkan suatu ekspresi,

penutur memberikan nasihat kepada mitra tutur untuk melakukan suatu

tindakan. Penutur mengekspresikan keyakinan bahwa terdapat alasan bagi

mitra tutur untuk melakukan tindakan dan penutur mengekspresikan

maksud agar mitra tutur mengambil keyakinan penutur sebagai alasan

baginya untuk melakukan suatu tindakan. Apa yang diekspresikan penutur

merupakan keyakinan akan suatu tindakan yang memberikan kebaikan

bagi kepentingan mitra tutur. Tindak tutur menasihati yang dituturkan oleh

penutur dapat ditandai dengan penanda verba “agar, sebaiknya,

seharusnya, supaya, pastikan, walaupun, dan hendaknya.

Berikut contoh fungsi tuturan menasihati.

(12) Guru :”Anak-anakku, dengarkan baik baik, kalau nanti tugasnya

sudah selesai sebaiknya buku tugasnya dipisah ya. Biar ibu gak repot

mengoreksinya”.

Tuturan tersebut merupakan tuturan dengan fungsi menasihati yang

dituturkan oleh penutur kepada mitra tutur agar memisahkan buku tugas.

Peristiwa tutur ini terjadi pada saat buku mitra tutur dikumpulkan.
20

2.6 Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung

Beberapa ahli mengemukakan bahwa tindak tutur dapat berbentuk

langsung dan tidak langsung.

1. Tindak Tutur Langsung

Paker dalam Nadar (2009) mengemukakan bahwa tindak tutur langsung

adalah tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya, misalnya kalimat

berita, kalimat perintah, mengajak, ataupun memohon, kalimat tanya.

Menurut (Djajasudarma 2017) menunjukkan fungsinya dalam keadaan

(tindakan) langsung dan literal (penuturan sesuai kenyataan).

Yule (2006) tindak tutur langsung terjadi apabila adanya hubungan

langsung antara struktur dan fungsinya.

Contoh tindak tutur langsung sebagai berikut.

A :Aku udah selesai nyapu depan lho buk. Aku maen tempat

Ayu ya Buk.(sambil membawa sepeda)

B : Sampahnya udah dibuang?

A : Udah, sapunya juga udah ditaro belakang ko.

B : Ya udah, tapi jangan lama-lama udah sore.

Tindak tutur langsung di atas menunjukkan tindak tutur langsung dengan

alasan / argumentasi adalah tindak tutur yang digunakan secara langsung

untuk mengajukan permintaan kepada mitra tutur yang disertai dengan

pernyataan-pernyataan untuk meyakinkan dan mempengaruhi mitra tutur

agar mengabulkan permintaannya.


21

2. Tindak tutur tidak langsung

Paker dalam Nadar (2009) mengemukakan bahwa tindak tutur tidak

langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya, maka

maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan tergantung

pada konteksnya.

Contoh tindak tutur tidak langsung sebagai berikut.

A : Bu-Bu tas sapinya lucu ya? (sambil memegang-megang tas

bentuk sapi di toko tas dan sepatu)

B : Ya udah ga jadi beli sepatu.

A :Hi kok gitu?

B : Makanya ga usah, uangnya gak cukup.

A : Tapi ini lucu banget lho Bu, temen-temen belum ada yang

punya, nti kalo udah punya uang lagi beliin ya Buk.

B : Iya, udah taro.

Tindak tutur di atas menunjukkan tindak tutur tidak langsung dengan

modus bertanya yaitu tindak tutur untuk mengajukan permintaan dengan

menggunakan kalimat tanya dan adanya perasaan ragu-ragu terhadap

kelayakan permintaan yang diajukan.

2.7 Whatsapp

1). Pengertian Whatsapp

Whatsapp merupakan aplikasi yang dirancang untuk mempermudah


22

komunikasi di tengah perkembangan teknologi. Whatsapp adalah bagian

dari media sosial yang memudahkan penggunanya untuk berbagi

informasi. Jumiatmoko (2016) mengemukakan whatsapp merupakan

aplikasi berbasis internet yang memudahkaan pengguna dalam

berkomunikasi dengan fitur-fitur yang tersedia serta merupakan media

sosial yang paling popular dalam berkomunikasi. Suryadi (2018)

menyatakan whatsapp merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan

saling bertukar informasi baik pesan gambar, teks, video bahkan telepon.

Jadi, whatsapp dapat memberikan keeektifitasan dalam berkomunikasi,

berinteraksi dengan mudah dan cepat terutama dalam menyampaikan

informasi pembelajaran.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan whatsapp adalah aplikasi instan

berbantuan internet dan mampu mempermudah penggunaannya dengan

fitur yang dihadirkan. Penggunaan whatsapp menjadi salah satu alat

komunikasi yang banyak digunakan dikalangan masyarakat karena

penggunaannya yang mudah, terutama penggunaannya dalam

pembelajaran.

2). Fitur pada whatsapp

Whatsapp dilengkapi dengan berbagai fitur dengan keunggulan yang

dimiliki yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan bantuan

internet. Fungsi media whatsapp dapat dimanfaatkan, diantaranya bisa

mengirim pesan, chat grup, voice note (audio), berbagi foto, video, dan
23

dokumen.

Miladiyah (2017) menyatakan whatsapp memiliki fitur-fitur yang

digunakan oleh para penggunanya yaitu:

a. Foto, yang diperoleh dari kamera, file manager dan media galeri.
b. Video, berupa gambar bergerak yang direkam.
c. Audio, pesan yang direkam langsung seperti video, file manager atau
musik
d. Location, berupa pesan keberadaan pengguna.
e. Contact, dapat mengirim kontak yang tersedia dari buku telepon.
f. Avatar, foto profil pengguna.
g. Group chat, pengguna bisa membuat kelompok percakapan.
h. Smile icon, pilihan emocition seperti ekspresi manusia, cuaca, hewan,
alat music, dan lain-lain.
i. Call, panggilan untuk melakukan panggilan suara dengan pengguna
lain.
j. Video call, pengguna dapat melakukan panggilan video dengan
pengguna lain.
k. Block, untuk memblokir nomor milik orang lain.
l. Status, berfungsi untuk pemberitahuan kepada kontak lainnya bahwa
pengguna tersebut bersedia atau tidak dalam melakukan obrolan.

c). Kelebihan dan kekurangan whatsapp


Whatsapp menyediakan keuntungan atau kemudahan dalam

berkomunikasi seperti biaya murah dan mempermudah penggunanya.

Whatsapp sebagai aplikasi yang efektif dan bermanfaat bagi penggunanya.

Keberadaan aplikasi whatsapp dapat memudahakan kegaiatan komunikasi

baik jarak dekat maupun jarak jauh dan menjadi alat komunikasi lisan

maupun tulisan, mampu menyimpan pesan dan sangat praktis (Suryadi,


24

2018).

Selain memberikan kelebihan whatsapp memiliki kekurangan. Menurut

Yensy (2020) menytaakan kekurangan whatsapp yaitu keberadaan lokasi

yang berbeda menjadi pengaruh kekuatan sinyal, banyaknya chat masuk di

whatsapp mengakibatkan memory penuh, chat yang menumpuk sulit

diakses karena harus menscroll.

2.8 Konteks

1). Pengertian konteks

Konteks merupakan latar belakang pengetahuan yang dimiliki dan

disetujui oleh pembicara dan penyimak seta yang menunjang interpretasi

penyimak terhadap apa yang dimaksud oleh pembicara dengan ucapan

tertentu. Durandi (dalam Rusminto 2015) menyatakan bahwa bahasa dan

konteks merupakan dua hal yang saling berkaitan satu sama lain. Schiffrin

(Rusminto 2015) menyatakan bahwa konteks ialah sebuah dunia yang diisi

orang-orang yang memproduksi tuturan-tuturan. Orang-orang yang

memiliki komunitas sosial, kebudayaan, identitas pribadi, pengetahuan,

kepercayaan tujuan, keinginan, dan yang berinteraksi satu dengan yang

lain dalam berbagai macam situasi yang baik yang bersifat sosial maupun

budaya.

2). Unsur-unsur konteks

Hymes dalam Chaer dan Agustin (2010) menyatakan bahwa unsur-unsur

konteks mencakup berbagai komponen yang disebut dengan akronim


25

SPEAKING.

a. Setting, yang meliputi waktu, tempat, atau kondisi fisik lain yang

berada di sekitar tempat terjadinya peristiwa tutur.

b. Participants, meliputi penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam

peristiwa tutur.

c. Ends, yaitu tujuan atau hasil yang dapat dicapai dalam peristiwa tutur

yang sedang terjadi.

d. Act sequence, bentuk dan isi pesan yang akan disampaikan.

e. Key, cara berkenaaan dengan sesuatu yang dikatakan oleh penutur.

f. Instrumentalitie, saluran yang digunakan dan bentuk tuturan yang

dipakai oleh penutur dan mitra tutur.

g. Norms, yaitu norma-norma yang digunakan dalam interaksi yang

sedang berlangsung.

h. Genres, kategori tuturan dalam bentuk sebuah puisi, narasi, pepatah,

doa, surat, artikel, dan lain sebagainya yang dipakai dalam peristiwa

tutur.

2.9 Teks Prosedur

1) Pengertian Teks Prosedur

Teks prosedur adalah sebuah bahan tertulis yang dijadikan dasar untuk

menjelaskan tahap kegiatan dalam menyelesaikan suatu aktivitas. Kosasih

(2014) menjelaskan teks prosedur merupakan teks yang menjelaskan

langkah-langkah secara jelas, lengkap, dan terperinci tentang cara


26

melakukan sesuatu. Teks prosedur menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

Indonesia) adalah teks yang menjelaskan tahap kegiatan untuk

menyelesaikan suatu aktivitas atau metode langkah demi langkah secara

pasti dalam memecahkan masalah.

2) Ciri-Ciri Teks Prosedur

a. Menggunakan pola kalimat perintah.

b. Terdapat panduan langkah-langkah yang harus dilakukan.

c. Menggunakan kata kerja aktif.

d. Menggunakan konjungsi (kata hubung).

e. Terdapat aturan atau batasan dalam hal bahan atau kegiatan yang

dilakukan,

f. Menggunakan kata keterangan rincian waktu, tempat, dan cara yang

akurat.

g. Terdapat isi kegiatan yang dilakukan secara urut.

h. Jenis kalimatnya imperatif, deklaratif, dan interogatif.

3) Struktur Teks Prosedur

Ada empat bagian, yaitu tujuan, alat dan bahan, langkah-langkah, dan

kesimpulan/ penutup.

a. Tujuan
Berisi hal yang ingin dilakukan. Tujuan dari teks prosedur disesuaikan

dengan jenis teksnya. Bisa untuk menggunakan suatu alat, membuat

makanan, minuman, kerajian atau melakukan sesuatu.

b. Alat dan bahan


27

Struktur teks prosedur memuat segala alat dan bahan yang diperlukan.

Bedanya alat dan bahan ialah alat berkaitan dengan benda yang tidak

akan habis atau berkurang ketika dipakai. Sementara itu, bahan

merupakan sesuatu yang akan berkurang ataupun habis ketika dipakai.

c. Langkah-Langkah

Berisi urutan langkah secara rinci dan bertahap. Hal ini bertujuan

untuk membuat suatu kejadian menjadi runtut, sehingga tujuan teks

prosedur bisa tercapai.

d. Simpulan / Penutup

4) Menggunakan Kalimat Saran/ Larangan

Teks prosedur juga menggunakan saran, keharusan, dan larangan agar

tidak menimbulkan bahaya. Penggunaan kata/ frase hubung: sebaiknya,

hindari, jangan, jika tidak.

5) Menggunakan Kata Penghubung, Pelepasan, Kata Acuan

Dalam teks prosedur, konjungsi terdiri atas dua macam, yaitu: Konjungsi

persyaratan dan konjungsi temporal. Langkah dalam panduan dapat

dihubungkan dengan ungkapan seperti kemudian, sekarang, berikutnya,

setelah ini. Pelepasan adalah penghilangan bagian tertentu yang sama dan

sudah disebutkan sebelumnya.

2.10 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang

wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Dalman (2012)


28

menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai empat

keterampilan dalam berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006)

pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia

Indonesia. Dalam kurikulum 2013, terdapat kompetensi isi (KI) dan

kompetensi dasar (KD).

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia nomor 24 tahun 2016 bab II pasal 2, kompetensi inti merupakan

kamampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus

dimiliki seorang peserta didik di setiap kelas. Sedangkan, pada kompetensi

dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang

harus dicapai oleh peserta didik untuk suatu mata pelajaran masing-masing

satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

Pembelajaran bahasa Indonesia merupkan pembelajaran yang berbasis

teks. Pada setiap teks terdapat KD yang harus dicapai selama proses

pembelajaran. Salah satu teks yang terkait dengan tindak tutur direktif

adalah teks prosedur. Teks ini terdapat pada kelas VII. Kompetensi dasar

pada teks ini adalah 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks
29

prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat dari berbagai

sumber yang dibaca dan didengar. Berdasarkan kompetensi dasar yang

terdapat pada teks prosedur, penelitian pada tindak tutur direktif dapat

diimplikasikan untuk pembelajaran teks prosedur.


30

III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Masalah dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak

tutur direktif guru dan siswa di grup whatsapp, Berdasarkan rumusan

tersebut maka desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

kualitatif. Metode ini digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan fungsi komunikatif tindak tutur direktif dan realisainya

pada tindak tutur direktif langsung dan tidak langsung yang digunakan

dalam tindak tutur direktif guru di grup whatsapp kelas XI-1 SMP N 3

Gadingrejo. Metode dekriptif kualitatif betujuan untuk menggambarkan,

melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab lebih rinci

permasalahan yang diteliti yaitu berupa tindak tutur direktif guru dalam

grup whatsapp.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa tindak tutur direktif guru

yang mengajar di grup whatsapp bahasa Indonesia Kelas IX-1 SMP

Negeri 3 Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, tahun pelajaran 2020/ 2021.

Subjek penelitian adalah guru SMP N 3 Gadingrejo, yang juga merupakan

mahasiswa pascasarjana pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di


31

Universitas Lampung. Guru tersebut mengajar di kelas IX SMP N 3

Gadingrejo. Adapun data dalam penelitian ini, berupa tindak tutur direktif

yang digunakan guru di grup whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1 SMP

N 3 Gadingrejo. Peneliti mengobservasi proses pembelajaran dengan

mentranskrip voice note antara guru dan siswa saat proses pembelajaran.

Data diambil sebanyak lima kali pertemuan. Peneliti berhenti mengambil

data saat tidak ditemukan lagi data baru atau data sudah jenuh.

3.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri, smartphone untuk mengikuti pembelajaran jarak

jauh, lembar observasi, dan lembar verifikasi korpus tindak tutur direktif.

Peneliti mengamati proses pembelajaran daring bahasa Indonesia di grup

whatsapp kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo.

Peneliti mencatat hasil observasi di lembar observasi yang telah disediakan

oleh peneliti saat menyimak proses pembelajaran di grup whatsapp. Selain

mencatat secara langsung di dalam lembar observasi, peneliti juga telah

mentranskip voice note pembelajaran daring. Lembar verifikasi korpus

tindak tutur direktif digunakan oleh peneliti untuk mengkonfirmasi tindak

tutur direktif yang dilakukan oleh guru saat melakukan proses

pembelajaran.
32

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara analisis yang dilakukan

peneliti terhadap data yang ada. Penelitian ini menggunakan teknik

observasi dan mentranskrip voice note yang merupakan fitur dari

whatsapp, karena pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau daring.

a. Observasi (pengamatan). Pada penelitian ini, observasi telah dilakukan

oleh peneliti secara online melalui grup whatsapp. Peneliti masuk ke

dalam grup dan mengamati proses pembelajaran serta mencatatnya

dalam lembar observasi, dan tidak ada keterlibatan sama sekali dalam

proses pembelajaran.

b. Fitur Voice Note, voice note adalah alat perekam suara. Pada penelitian

ini voice note menjadi alat perekam proses pembelajaran yang

kemudian ditranskrip oleh peneliti sebagai data hasil penelitian.

c. Peneliti memilih poin-poin yang menggambarkan tindak tutur direktif.

d. Mengklasifikasikan tindak tutur direktif dalam pembelajaran

berdasarkan langsung dan tidak langsung.

e. Menyajikan analisis data yang diperoleh dalam tindak tutur direktif

guru di grup whatsapp kelas.

f. Menyimpulkan tindak tutur direktif guru dan siswa.


33

Maka, tolok ukur analisis fungsi komunikatif tindak tutur direktif

menggunakan kajian teori (Yule, 2006, Wijana, 1996) berikut ini tolok

ukur analisis fungsi komunikatif sebagai berikut.


33

Pedoman Analisis Fungsi Komunikatif Tindak Tutur Direktif Guru di Grup Whatsapp

No Fungsi Deskriptor
Komunikatif Langsung Tidak Langsung
1. Meminta 1. Tindak tutur langsung meminta ditujukan Tindak tutur tidak langsung meminta ditujukan
langsung oleh penutur kepada mitra tutur yang kepada mitra tutur melalui kalimat yang memiliki
tidak memiliki maksud lain selain meminta. makna tersirat. Tindak tutur ini bermaksud
Struktur kalimat meminta berupa kalimat meminta mitra tutur melakukan sesuatu, namun
imperatif. Kalimat imperatif berfungsi permintaan tersebut tidak disampaikan dengan
menekankan agar mitra tutur melakukan menggunakan tuturan langsung. Dengan kata lain,
sesuatu sesuai keinginan penutur. modus dan tujuan dari penutur berbeda. Struktur
kalimatnya deklaratif dan interogatif.

2. Menanya 1. Tindak tutur menanya dimaksudkan oleh Tindak tutur tidak langsung pada tuturan menanya
penutur kepada mitra tutur secara langsyng menggunakan struktur kalimat interogatif dimana
dengan tujuan menanya. Struktur kalimat tindak kalimat pertanyaan tidak langsung menuju pada
tutur direktif menanya berupa struktur apa yang ditanyakan atau modus dan tujuannya
interogatif. Maksud dari kalimat interogatif tidak sama.
adalah penutur memberikan tuturan berupa
kalimat tanya.

3. Memerintah 1. Tuturan langsung memerintah menggunakan Tindak tutur tidak langsung memerintah memiliki
struktur imperatif yang berfungsi untuk struktur interogatif yang disampaikan kepada
memerintah mitra tutur melakukan sesuatu mitra tutur dengan makna tuturan yang tidak sama
sesuai dengan apa yang dituturkan oleh penutur. dengan modus. Sehingga mitra tutur perlu
memahami makna tersirat dari perintah yang
34

disampaikan oleh penutur.


4. Melarang 1. Tuturan mitra tutur pada tindak tutur direktif Tuturan tidak langsung melarang memiliki
melarang memiliki struktur imperatif. Struktur struktur deklaratif interogatif. Struktur deklaratif
imperatif berisi kalimat larangan yang ditujukan interogatif berfungsi menjelaskan sesuatu yang
secara langsung kepada mitra tutur agar mitra dilarang disertai dengan penegasan kalimat
tutur tidak melakukan sesuatu yang tidak interogatif untuk memastikan mitra tutur tidak
diinginkan oleh penutur. melakukan hal yang dilarang oleh penutur.

5. Mengizinkan 1. Tindak tutur mengizinkan langsung memiliki Tindak tutur tidak langsung mengizinkan
struktur imperatif. Kalimat imperatif pada mempunyai struktur interogatif dan deklaratif.
tindak tutur mengizinkan berfungsi untuk Struktur deklaratif berfungsi untuk memberikan
memberikan izin kepada mitra tutur untuk pernyataan tentang suatu kondisi yang diperjelas
melakukan sesuatu. dengan struktur interogatif berfungsi untuk
menanyakan sesuatu yang tujuannya member izin
kepada mitra tutur untuk melakukan sesuatu.

6. Menasihati 1. Tindak tutur menasihati secara langsung 1. Tindak tutur direktiftidak langsung menasihati
menggunakan struktur imperatif yang berfungsi memiliki struktur deklaratif interogatif. Struktur
untuk menasihati. deklaratif berfungsi untuk memberikan informasi
tentang topik yang dibahas, sedangkan struktur
interogatif berfungsi mempertegas maksud dibalik
pernytaaan yang telah diungkapkan oleh penutur
2.
Sumber:(Yule, 2006,Wijana, 1996)
35

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik

analisis heuristik. Analisis heuristik sebuah tuturan langsung dan tidak

langsung diinterpretasikan berdasarkan berbagai dugaan sementara oleh

mitra tutur. Menurut Leech dalam Rusminto (2015) analisis heuristik

adalah analisis yang berawal dari masalah yang dilengkapi dengan

proposisi, informasi latar belakang konteks, kemudian mitra tutur

merumuskan hipotesis tujuan.

1.Masalah
1. Masalah

2. Hipotesi
2. Hipotesis

3.Pemeriksaan
Pemeriksaan

4.a. Pengujian 4. b. Pengujian


berhasil gagal

5. Interpretasi
Default

Gambar 1: Bagan Heuristik


36

Berikut contoh dari analisis konteks.

1.Masalah
(Interpretasi tuturan)
“Apa ada yang sudah
mengerjakan tugas?”

2. Hipotesis

1. Penutur hanya bertanya untuk


memastikan apakah ada siswa yang
sudah mengerjakan tugas.
2. Penutur memerintah agar
siswa yang sudah mengerjakan
tugas menjawab.

3. Pemeriksaan
1. Saat itu pembelajaran sudah dimulai,
2. Guru bertanya tentang tugas.
3. Minggu lalu penutur memberikan
tugas.

4. a.Pengujian 2 Berhasil 4. b. Pengujian 1


gagal

5.Interpretasi Defaul

Gambar 2. Bagan Analisis Konteks

Tuturan “Apa ada yang sudah mengerjakan tugas?” memiliki dua hipotesis

dan kemudia dua hipotesis tersebut diuji berdasarkan fakta berupa data

yang ada di lapangan.setelah diuji ternyata hasil dari kedua hipotesis

tersebut adalah hipotesis 1 gagal sedangkan hipotesis 2 berhasil. Hal ini


37

karena dilihat dari konteks pada tuturan yang melatarinya yaitu ‘saat itu

pembelajaran sudah dimulai’ dan ‘guru bertanya tentang tugas’. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa guru menggunakan tindak tutur

direktif langsung untuk direalisasikan fungsi komunikatif tindak tutur

direktifnya.
38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan mengenai penelitian realisasi

tindak tutur direktif guru di grup whatsapp bahasa Indonesia kelas IX-1

SMP N 3 Gadingrejo dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di SMP.

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan bab ini peneliti mendeskripsikan hasil penelitian yang telah

dilakukan mengenai tindak tutur direktif guru di grup whatsapp bahasa

Indonesia kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo. Pada penelitian ini

dikemukakan data-data yang telah diperoleh peneliti sebagai bukti hasil

penelitian yang dilakukan pada pembelajaran grup whatsapp kelas IX-1

SMP N 3 Gadingrejo.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tindak tutur langsung

meminta sebanyak 8 data, tindak tutur langsung menanya sebanyak 12

data, tindak tutur langsung memerintah sebanyak 9 data, tindak tutur

langsung melarang sebanyak 3 data, tindak tutur langsung mengizinkan

sebanyak 7 data, dan tindak tutur langsung menasihati sebanyak 3 data.

Pada tindak tutur tidak langsung meminta 2 data, tindak tutur tidak

langsung menanya sebanyak 4 data, tindak tutur tidak langsung

memerintah 1 data, dan tindak tutur tidak langsung menasihati 1 data.


39

Pada hasil penelitian dapat diketahui bahwa fungsi komunikatif langsung

berupa menanya, meminta, memerintah, melarang, mengizinkan, dan

menasihati. Fungsi komunikatif tidak langsung berupa meminta, menanya,

memerintah, dan menasihati.

Hasil penelitian dapat diimplikasikan ke dalam pembelajaran bahasa

Indonesia kelas VII pada KD 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan

teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat dari

berbagai sumber yang dibaca dan didengar. Hasil penelitian tindak tutur

direktif guru di grup whatsapp kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo

dimanfaatkan sebagai materi dalam penyampaian aspek kebahasaan teks

prosedur.

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan tindak tutur direktif guru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia di grup whastapp mencakup tindak tutur

langsung dan tidak langsung. Selanjutnya fungsi komunikatif yang

digunakan tindak tutur direktif guru ialah fungsi meminta, menanya,

memerintah, melarang, mengizinkan dan menasihati dan implikasinya

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMP kelas VII pada KD 3.6

Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara

melakukan sesuatu dan cara membuat dari berbagai sumber yang dibaca

dan didengar. Berikut pembahasan hasil penelitian yang disertai dengan

contoh-contoh data secara representatif.


40

4.2.1 Tindak Tutur Direktif Guru di Grup Whatsapp Bahasa


Indoensia Kelas IX-1 SMP Negeri 3 Gadingrejo

Pada penelitian ini realisasi tindak tutur direktif guru dilakukan secara

langsung dan tidak langsung. Realisasi tersebut ditujukan sesuai dengan

maksud dari tindak tutur direktif yang dibuat guru terhadap respon dari

siswa.

4.2.1.1 Tindak Tutur Direktif Langsung Guru di Grup Whatsapp


Bahasa Indonesia Kelas IX-1 SMP Negeri 3 Gadingrejo

a. Tindak Tutur Direktif Meminta


1).Guru : Tolong buka bukunya halaman 89
‘Identifikasi Informasi Teks Tanggapan’ ya
(TTDL/Mt-01/Pe-1)
Siswa : Baik Ibu
Siswa : Baik Bu sudah saya buka bukunya

2). Guru : Silva belum presensi ya?


Siswa : Gak tahu bu, mungkin belum bangun bu
Siswa : Sudah saya WA bu, tapi belum dibalas juga bu
Guru :Yasudah biarkan nanti kalau sampe waktu pelajaran
habis tolong temannya suruh Silva hubungi ibu yaa
(TTDL/Mt-02/Pe-2)

3).Guru : Lanjut yaa, ibu minta sekarang kalian buat


tanggapan atas tulisan Priyo Windiarto
(TTDL/Mt-06/Pe-4)
Siswa : Baik Bu

Tuturan pada contoh data (1) dituturkan guru pada saat

pembelajaran bahasa Indonesia pertemuan kesatu. Pada data

tersebut tindak tutur direktif meminta direalisasikan dengan tindak

tutur langsung, karena struktur imperatif dan fungsinya meminta.

Tuturan terjadi ketika guru sedang memulai pembelajaran yaitu

tentang ‘Memberi Tanggapan Dengan Santun’. Guru menggunakan


41

ungkapan penanda kesantunan “Tolong” yang ditujukan langsung

kepada siswa untuk membuka buku halaman 89 mengenai

Identifikasi Informasi Teks Tanggapan.

Selanjutnya contoh tuturan data (2) pada pertemuan kedua guru

saat itu sedang menanyakan siswa yang belum “Silva belum

presensi ya?” lalu siswa lain menjawab untuk memberitahu bahwa

Silva sudah dikonfirmasi olehnya. Guru memberikan tuturan

langsung meminta kepada teman Silvaagar memberi tahu Silva

untuk segera menghubungi guru dan mengkonfirmasi alasan tidak

melakukan presensi. Tindak tutur direktif meminta yang

direalisasikan dengan tindak tutur langsung karena pada struktur

dan maksud tuturan sama, yaitu struktur imperatif dan maksudnya

guru meminta teman Silva segera menghubungi.

Tuturan data (3) Tuturan tersebut terjadi pada pertemuan keempat.

Saat guru memberikan masukan kepada ketua kelas untuk

memastikan teman-temannya sebelum mengikuti pembelajaran.

Guru melanjutkan pembelajaran dengan menggunakan kata

‘lanjut’. Siswa membaca tulisan Priyo Windiarto sehingga guru

memberikan tindak tutur langsung meminta karena guru meminta

siswa untuk menanggapi tulisan Priyo Windiarto yang sudah

dibaca. Tuturan guru menggunakan imperatif karena langsung

ditujukan untuk siswa menanggapi karya tulisan penulis.


42

b. Tindak Tutur Direktif Menanya


4).Guru : Baik ibu mau tanya kepada Abel teks
tanggapan itu apa menurut Abel? Dijelaskan
menurut pendapat abel sendiri
(TTDL/Mn-01/Pe-1)
Siswa : Bu saya Abel, teks tanggapan adalah teks yang berupa
kritik dan pujian

5).Guru : Siapa yang bisa menyebutkan Struktur Teks


Tanggapan
(TTDL/Mn-07/Pe-3)
Siswa : Saya Bu, yaitu ada konteks, deskripsi, dan penilaian

6).Guru : Nomor absen setelah Ajeng siapa?


Mengkritik evaluasi itu seperti apa?
(TTDL/Mz-05/Pe-3)
Siswa : Alya Bu
Siswa : Saya bu. Mengkritik evaluasi terhadap sesuatu dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas
apresiasi, dan bahasa yang santun. Tidak menyakiti
orang yang dikritik

Contoh tuturan data (4) merupakan tuturan menanya yang termasuk

tuturan langsung karena guru langsung menunjuk siswa yang

bernama Abel untuk menjawab pengertian tentang teks tanggapan.

Pada saat itu guru meminta siswa untuk bersiap-siap diberikan

pertanyaan, akan tetapi guru langsung menunjuk salah satu siswa

untuk menjawab sesuai dengan pendapatnya sendiri. Dari segi

tuturannya struktur dalam tuturan ini menggunakan struktur

interogatif, karena guru bertanya langsung kepada Abel tentang

pengertian teks tanggapan.


43

Berikut tuturan data (5) guru memberikan tuturan dengan

memeriksa apakah siswa yang sudah membaca materi bisa

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru bertanya

kepada siswa mengenai “Struktur Teks Tanggapan” adakah siswa

yang bisa menyebutkan apa saja struktur teks tanggapan. Sehingga

tanpa ditunjuk siswa yang sudah membaca dapat menjawab

pertanyaan. Tuturan tersebut dikatakan tuturan langsung menanya

karena pada kata ‘siapa’ ditujukan langsung kepada siswa. Oleh

karena itu, tuturan tersebut menggunakan struktur interogatif

karena digunakan untuk menanyakan sesuatu dan maksudnya juga

untuk menanyakan sesuatu yaitu siswa yang bisa menyebutkan

struktur teks tanggapan.

Kemudian data (6) merupakan data pada pertemuan ketiga guru

bertanya kepada siswa mengenai nomor absen setelah Ajeng siapa,

dan guru secara langsung mengizinkan siswa yang memiliki nomor

absen setelah Ajeng untuk menjawab pertanyaan yang diberikan

guru. Tuturan tersebut mengandung struktur imperatif dan

interogatif yang ditujukan untuk mengizinkan siswa menjawab

pertanyaan dan digunakan untuk menanya sesuatu.

c. Tindak Tutur Direktif Memerintah.

7).Guru : Ayo anak-anak segera presensi ya


(TTDL/Mr-01/Pe-1)
Siswa : Saya Ajeng hadir Bu.
Siswa : Saya Bella hadir Bu.
44

8).Guru : Coba nomor absen 2 jawab nomor 4 ya


(TTDL/Mr-02/Pe-1)
Siswa : Saya Kayyis bu, absen nomor 4. Bentuk tanggapannya
yang Lukisan Affandi berupa pujian

9). Guru : Coba Ajeng tanggapi karya seni yang sudah


dikirimkan Silva
(TTDL/Mr-09/Pe-5)
Siswa : Baik Bu, menurut tanggapan saya kupu-kupu yang indah
menggambarkan ciptaan Tuhan, dari sebuah telur
menjadi ulat, lalu menjadi kepompong kemudian
berubah menjadi kupu-kupu. Hal ini juga
menggambarkan untuk mendapatkan sesuatu harus
melalui proses yang tidak mudah

Data tuturan (7) Guru memberikan tuturan yang ditandai dengan

kata “Ayo”. Struktur yang diujarkan guru merupakan struktur

imperatif yaitu struktur yang mengandung perintah. Pada tuturan

tersebut guru menggunakan tuturan langsung memerintah yang

berfungsi untuk mengajak siswa melakukan presensi kehadiran.

Data (8). Pada tuturan ini disebut dengan memerintah. Tuturan

terjadi pada pertemuan satu. Saat pembelajaran guru memberikan 3

soal tetapi siswa hanya menjawab 2 soal. Sehingga, menjadikan

guru memberikan tuturan langsung memerintah yang ditujukan

kepada siswa yang mempunyai nomor absen 2 untuk menjawab

soal yang belum terjawab yaitu nomor 4. Struktur yang digunakan

dalam tuturan memerintah yaitu impertaif karena langsung

menunjuk siswa nomor absen 2 untuk menjawab pertanyaan.


45

Contoh dari data tuturan (9) guru memerintah langsung siswa lain

yang bernama Ajeng untuk menanggapi hasil karya yang dibuat

oleh temannya. Tuturan tersebut terjadi pada pertemuan belajar

kelima, dikatakan langsung karena guru langsung menunjuk siswa

dengan nama. Tuturan guru bermaksud untuk memerintah Ajeng

menjawab karena guru menginginkan semua siswa aktif maka dari

itu guru langsung menunjuk siswa. Pada strukturnya menggunakan

imperatif karena langsung ditujukan kepada siswa yang bernama

Ajeng.

.
d. Tindak Tutur Direktif Melarang
Tindak tutur direktif langsung melarang hanya terjadi sebanyak 3 data
dan terjadi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2.
10).Guru : Kalau ditanya jangan diam saja yaa
Kalau yang gak paham itu bertanya, keluhannya apa,
gak paham tentang apa? dijawab
(TTDL/Ml-01/Pe-1)
Siswa : Baik Ibu

11).Guru : Kalau kira-kira tidak bisa kalian


intropeksi diri ya tidak bisa bagian apa gitu,jangan
diam saja
(TTDL/Ml-01/Pe-1)
Siswa : Baik Bu
Siswa : Siap Bu

12). Guru : Yang lainnya juga menjawab yaa. Jangan diam saja.
(TTDL/Ml-03/Pe-2)
Siswa : Baik Bu
46

Tuturan (10) merupakan tindak tutur direktif melarang yang

direalisasikan dengan tindak tutur langsung karena struktur dan

maksudnya sama, yaitu strukturnya imperatif dan maksudnya

melarang. Pada saat pembelajaran guru bertanya kepada siswa yang

tidak menjawab tentang pertanyaan-pertanyaan yang sudah dijawab

oleh siswa lainnya yaitu dengan tuturan “Baik, apakah anak-anak

sudah paham semuanya?” lalu ketika guru bertanya siswa hanya

diam saja tidak menjawab sehingga guru memberikan larangan

langsung kepada siswa untuk tidak diam saja ketika ditanya. Guru

menginginkan jika siswa yang tidak memahami sebaiknya

bertanya.

Contoh tuturan data (11) ialah tuturan guru memberikan tuturan

kembali dengan tuturan melarang langsung. Karena pada

strukturnya imperatif tuturan tersebut guru langsung membicarakan

agar siswa yang tidak aktif untuk intropeksi diri sehingga bisa

merasa termotivasi untuk bersemangat dalam pembelajaran dan

guru juga memberikan larangan ketika ada siswa yang tidak paham

dengan materi sebaiknya bertanya jangan diam saja.

Data ujaran (12) menunjukkan guru menggunakan tindak tutur

langsung dengan maksud melarang. Pada tuturan tersebut siswa

menjawab pertanyaan soal tentang menyimpulkan informasi teks

tanggapan Lukisan Student Hidjo akan tetapi respon dari siswa


47

yang menjawab kurang sehingga guru memberikan tuturan

melarang yang langsung ditujukan kepada siswa yang tidak

menjawab agar siswa yang tidak menjawab berusaha untuk aktif

menjawab ketika guru bertanya. Tuturan guru memiliki struktur

yang imperatif karena mengandung maksud perintah untuk jangan

diam saja, dan menjawab pertanyaan guru.

e. Tindak Tutur Direktif Mengizinkan


13). Guru : Silahkan jika sudah dibuka kalian baca
materinya dan dipahami ya isinya
(TTDL/Mz-01/Pe-1)
Siswa : Baik Bu
Siswa : Baik Bu

14). Guru : Ya, ibu izinkan Aska untuk membeli voucer hp, jika
sudah bergabung lagi ya di grup
(TTDL/Mz-03/Pe-2)
Siswa : Baik bu, terima kasih

15). Guru : Ibu pilih dua anak lagi yaa, Elfina dan Safira.
Silahkan kirim gambarnya
(TTDL/Mz-07/Pe-5)
Siswa : (mengirim gambar)

Contoh data tuturan guru (13) data tuturan merupakan tuturan

mengizinkan. Tuturan tersebut terjadi ketika guru meminta siswa

untuk membuka buku, lalu guru mengizinkan siswa untuk

membaca buku cetak yang sudah dibuka.. Tuturan yang diberikan

guru menunjukkan tindak tutur langsung yang ditandai dengan

adanya kata “Silahkan” sehingga guru memberikan kebebasan


48

kepada siswa untuk membaca buku dan memahami isi buku. Dapat

dikatakan struktur yang terdapat dalam data tersebut menggunakan

struktur imperatif karena menunjukkan siswa untuk membaca

buku.

Berikut data (14) guru memberikan tuturan mengizinkan langsung

kepada siswa yang bernama Azka. Guru mengizinkan siswa

membeli voucer hp dengan syarat jika sudah membeli voucer, Azka

ikut bergabung lagi ke dalam grup whatsapp. Maksud dari tuturan

guru memberikan izin sekaligus memastikan agar siswa tersebut

ikut bergabung lagi. Dilihat dari segi strukturnya menggunakan

struktur imperatif karena mengandung perintah agar siswa

bergabung lagi ke dalam pembelajaran.

Contoh data tuturan guru (15) Guru memilih dua siswa untuk

mempersiapkan hasil tugas yang dikerjakan. Lalu guru memilih

dua siswa yang bernama Elfina dan Safira. Tuturan yang

direalisasikan dengan tindak tutur langsung mengizinkan karena

struktur dan maksud dari tuturannya sama, yaitu struktur imperatif

dan maksudnya mengizinkan siswa untuk mengirimkan tugas. Pada

tuturan tersebut, guru mempersilakan kepada siswa yang bernama

Elfina dan Safira untuk mengirimkan gambar hasil karyanya di

grup whatsapp pembelajaran.


49

f. Tindak Tutur Direktif Menasihati


16). Guru: Baik pembelajaran hari ini ibu cukupkan yaa, semoga
kita selalu diberi kesehatan oleh Allah swt semoga
bermanfaat bagi kalian semua. Jangan lupa baca
materi selanjutnya untuk diskusi kita pekan
depan,Ibu akhiri wassalamualaikum wr.wb
(TTDL/Ms-01/Pe-1)
Siswa : Waalaikumsalam Bu

17). Siswa : Whatsapp saya juga belum dibalas bu


Guru : Semoga yang lainnya tidak seperti itu yaa, selalu
semangat belajar supaya kelak kalian menjadi anak-
anak yan bisa membanggakan orang tua dan negara.
Waktu sudah habis minggu depan lanjut lagi. Ibu
akhiri wassalamualaikum wr.wb
(TTDL/Ms-02/Pe-2)
Siswa : Aamiin bu, waalaikumussalam

18).Guru : Untuk laporan dan jawaban dari pertanyaan yang


ada dibuku halaman 114 sebaiknya dipisah yaa
supaya ibu gampang untuk mengoreksinya.. Nanti
kumpul lagi ke ketua kelas seperti biasanya
(TTDL/Ms-04/Pe-5)
Siswa : Baik bu
Siswa : Baik ibu

Tuturan guru data (16) pada akhir pembelajaran pertemuan pertama

guru menggunakan tuturan langsung menasihati karena tuturan guru

diberikan langsung kepada siswa untuk tetap menjaga kesehatan.

Maksud tuturan guru memberikan struktur deklaratif karena guru

memberitahu agar siswa selalu menjaga kesehatan dan bisa bertemu

kembali pada pekan yang akan datang dalam keadaan yang sehat.

Guru juga mengharapkan materi pembelajaran yang sudah diberikan

dapat dijadikan manfaat untuk siswa.


50

Contoh tuturan (17) data tersebut merupakan tindak tutur direktif

langsung menasihatikarena guru langsung memberikan nasihat kepada

siswa dengan kata “Semoga” dan strukturnya deklaratifkarena

ditujukan langsung kepada siswa. Sehingga guru memberikan

tuturan“Semoga yang lainnya tidak seperti itu yaa” maksud dari

tuturan tersebut guru menasihati siswa supaya tidak mencontoh teman

yang berperilaku kurang baik. Guru memberikan pesan kepada siswa

untuk terus semangat dalam belajar karena ilmu yang didapatkan akan

bermanfaat dimasa depan.

Berikut data contoh tuturan (18). Guru memberikan tugas. Tuturan

tersebut terjadi pada pertemuan kelima ketika di akhir pembelajaran.

Untuk tugas guru sedikit memberi masukan ketika siswa sudah selesai

dalam mengerjakan tugas siswa diharapkan untuk memisahkan

masing-masing laporan dan jawaban sendiri supaya untuk

memudahkan guru dalam mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Tuturan

tersebut dikatakan menasihati langsung karena ditujukan kepada siswa

untuk rapih dalam mengumpulkan tugas. Segi tuturan yang digunakan

adalah struktur deklaratif karena guru memberikan informasi ketika

siswa mengumpulkan tugas.


51

4.2.1.2 Tindak Tutur Direktif Tidak Langsung Guru di Grup


Whatsapp Bahasa Indonesia Kelas IX-1 SMP Negeri 3
Gadingrejo

a. Tindak Tutur Direktif Tidak Langsung Meminta


Data tuturan tidak langsung meminta hanya terjadi sebanyak 2 data

yaitu, pada pertemuan ketiga dan keempat.

1).Guru : Seandainya sudah pada membaca, pasti sudah pada


paham
(TTDTL/Mt-01/Pe-3)
Guru : Sudah anak-anak?
Siswa : Sudah Bu

2). Guru : Pintar sekali anak-anak. Seandainya yang lain pada


aktif untuk menjawab pertanyaan dari ibu pasti
tambah seru nih grupnya
(TTDTL/Mt-02/Pe-4)
Siswa : Iyaa bu

Data tuturan (1) tersebut merupakan tuturan meminta tindak tutur

tidak langsung. Hal ini dapat dilihat dari struktur dan fungsinya tidak

sama, yaitu deklaratif dan meminta. Guru seketika memberikan

tuturan tidak langsung meminta kepada siswa karena pada tuturan

guru terdapat kata “seandainya”. Tuturan guru tidak hanya bermaksud

untuk memberitahukan saja akan tetapi, guru secara tidak langsung

menginginkan agar para siswa dapat membaca materi sebelum

pembelajaran dimulai tanpa diperintah guru supaya ketika guru

bertanya siswa bisa menjawab.

Contoh dari data (2) maksud tuturan guru memberikan pujian kepada

siswa agar siswa merasa bangga dengan jawaban yang sudah

diberikan. Tetapi, dalam tuturan guru juga menyindir siswa lain yang
52

aktif namun tidak memberi jawaban agar siswa lain termotivasi untuk

menjawab. Tuturan guru juga tidak hanya berfungsi untuk

memberitahukan saja, tetapi secara tidak langsung guru meminta agar

seluruh siswa lebih bersemangat dalam belajar. Tuturan data tersebut

menggunakan struktur imperatif dan modus kalimatnya deklaratif,

mengapa demikian karena guru memerintah siswa yang tidak aktif

untuk aktif dan guru memberitahu jika siswa aktif pembelajaran

tambah menyenangkan.

b. Tindak Tutur Direktif Tidak Langsung Menanya


3).Guru : Ini kok yang sering jawab cuma anak-anak
ini aja yaa? Atau tidak ada lagi
siswanya?
(TTDTL/Mn-01/Pe-1)
Siswa : Ada bu
Siswa : Saya ada Bu

4). Guru : Bagaimana cara memuji secara tepat ada


yang bisa menjawab? Ibu lihat cuma pada
membaca grup saja ya
(TTDTL/Mn-02/Pe-3)
Siswa : Silva Bu, yaitu tulus, bukan basa-basi, hormati, hargai,
situasi waktu, dan kenyamanan kata terhadap lawan
bicara

5). Guru : Yang Suci ini, ibu pahami sudah tidak masuk
pembelajaran beberapa kali ya?
(TTDTL/Mn-03/Pe-4)
Siswa : Saya bu, sudah dua kali tidak mengikuti pembelajaran
daring bahasa Indonesia

Pada data (3) tersebut merupakan tuturan menanya yang direalisasikan

dengan tindak tutur tidak langsung. Meskipun struktur dan maksud

tuturannya sama, yaitu interogatif dan maksudnya menanyakan, akan


53

tetapi tuturan tersebut yang dituturkan oleh penutur tidak langsung

ditujukan kepada mitra tutur. Guru memberikan pertanyaan tentang

soal yang ada dibuku. Namun hanya siswa itu-itu saja. Sehingga guru

memberikan tindak tutur tidak langsung menanya kepada siswa yang

tidak menjawab/tidak aktif ketika pembelajaran berlangsung. Tuturan

guru secara tidak langsung ditujukan kepada siswa yang kurang aktif

dengan kata ‘tidak ada lagi siswanya’ agar siswa yang tidak aktif

merasa tersindir dengan ucapan yang dituturkan guru dan menjadikan

siswa untuk menjawab.

Data pada tuturan (4) guru memberikan pertanyaan dengan

menggunakan tindak tutur tidak langsung menanya yang terjadi pada

pertemuan ketiga. Karna banyak siswa yang hanya melihat grup saja

tanpa menjawab pertanyaan guru, maka guru menuturkan tuturan

dengan bertanya “bagaimana cara menguji secara tepat?” Lalu guru

juga memberikan tuturan menyindir siswa “Ibu lihat Cuma pada

membaca grup saja ya”. Tuturan tersebut dijadikan guru untuk

membuat siswa yang hanya melihat grup dapat menjawab pertanyaan.

Struktur dan maksud tuturannya sama yaitu struktur interogatif dan

maksdunya menanyakan akan tetapi tuturan guru tidak langsung

ditujukan kepada mitra tutur agar siswa tidak hanya membuka grup,

tetapi siswa diminta menjawab pertanyaan guru ketika guru bertanya.


54

Contoh dari data tuturan (5) selesai guru memberikan pertanyaan

kepada siswa, guru bertanya kepada salah satu nama yaitu Suci. Guru

mengetahui bahwa Suci tidak mengikuti pembelajaran. Guru

memberikan tuturan langsung menanya. Pada tuturan guru bertanya

dengan menanyakan sudah berapa kali tidak mengikuti pembelajaran

grup whatsapp. Lalu siswa yang bernama Suci menjawab pertanyaan

guru dengan memberikan jawaban bahwa dirinya tidak mengikuti

pembelajaran selama 2 kali. Dalam tuturan ini menggunakan struktur

interogatif karena guru ingin bertanya sekaligus ingin mengetahui

Suci tidak mengikuti pembelajaran selama beberapa kali.

c. Tindak Tutur Direktif Tidak Langsung Memerintah


6). Guru : Ada yang ingin mencoba menanggapi lagi?
(TTDTL/Mr-01/Pe-5)
Siswa : Tidak Bu
Siswa : Tidak Bu

Data contoh tuturan (6) pada tindak tutur direktif tidak langsung

memerintah terjadi hanya 1 kali dipertemuan kelima. Siswa

menjawab pertanyaan menanggapi hasil karya temannya. Lalu guru

bertanya kepada siswa apakah ada lagi siswa yang ingin

menanggapi tugas dari temannya. Dapat dilihat ketika guru

menuturkan ‘ada yang ingin mencoba menanggapi lagi?’

maksudnya guru secara tidak langsung memerintah siswa untuk

menanggapi hasil tugas yang dikerjakan temannya sehingga tidak

hanya satu orang saja yang menanggapi.Tuturan disebut dengan


55

memerintah tidak langsung karena guru menggunakan struktur

imperatif dan modus kalimatnya interogatif yaitu memerintah dan

maksud kalimatnya bertanya.

d. Tindak Tutur Direktif Tidak Langsung Menasihati


7). Guru : Jika tidak ada yang ditanyakan Ibu beri
tugas kalian halaman 106 'Pertanyaan
Telaah' kerjakan dikertas folio, nanti
ketua kelas mengumpulkan ke Ibu di
sekolahan ya. Kalau tidak punya bukunya
harusnya usaha ya? Bagaimana caranya?
(TTDTL/Ms-01/Pe-3)
Siswa : Pinjam teman Bu
Siswa : Pinjam Bu

Tuturan di atas contoh data (7) dalam tindak tutur direktif tidak

langsung menasihati. Pada tuturan tidak langsung menasihati hanya

terjadi 1 kali dalam pertemuan ketiga. Data tersebut ialah

menasihati secara langsung. Tuturan tersebut terjadi karena siswa

tidak bertanya tentang materi pembelajaran. Lalu guru memberikan

tugas kepada siswa dan memerintah siswa jika sudah mengerjakan

tugas diharapkan untuk mengumpulkan ke sekolahan. Tuturan guru

secara tidak langsung menasihati siswa yang tidak mempunyai

buku untuk berusaha meminjam kepada teman. Pada tuturan guru

terdapat struktur interogatif dan deklaratif karena guru memiliki

maksud lain selain menasihati yaitu guru memberi tahu untuk siswa

yang tidak mempunyai buku meminjam teman.


56

4.2.2 Fungsi Komunikatif Tindak Tutur Direktif Guru di Grup


Whatsapp Bahasa Indonesia Kelas IX-1 SMP Negeri 3
Gadingrejo

1. Tindak Tutur Direktif Meminta

Tindak tutur direktif yang mengandung fungsi komunikatif meminta

adalah tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk

mengekspresikan keinginan agar mitra tutur melakukan suatu tindakan

yang sesuai dengan penutur yang dapat ditandai dengan kata minta,

mohon, tolong, semoga, seandainya, dan partikel –lah.

1). Guru : Tolong buka bukunya halaman 89 ‘Identifikasi


Informasi Teks Tanggapan’ ya
(TTDL/Mt-01/Pe-1)
Siswa : Baik Ibu

Pada tuturan (1) merupakan tindak tutur direktif yang mengandung

fungsi komunikatif meminta. Fungsi meminta pada tuturan tersebut

dapat ditandai dengan adanya tuturan pada kata ‘tolong’. Tuturan

tersebut memiliki maksud guru menginginkan agar para siswa

membuka buku pelajaran halaman 89 tentang ‘Identifikasi

Informasi Teks Tanggapan’.

2). Guru: Kemarin kan ibu minta untuk membaca, anak


sudah membaca atau belum?
(TTDL/Mt-03/Pe-3)
Siswa : Sudah Bu

Tuturan (2) termasuk tindak tutur direktif yang mengandung fungsi

komunikatif meminta. Tuturan meminta ditandai dengan kata

‘minta’ karena pada tuturan tersebut guru meminta siswa untuk


57

membaca materi terlebih dahulu ketika pembelajaran belum

dimulai supaya ketika guru bertanya kepada siswa, siswa sudah

paham dengan pertanyaan guru mengenai pembelajaran yang akan

disampaikan.

2. Tindak Tutur Direktif Menanya


Tindak tutur direktif yang mengandung fungsi komunikatif menanya

adalah tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk meminta

kepada mitra tutur agar memberikan penjelasan atau informasi yang

dapat ditandai dengan tanda (?) dan tuturaan kata berupa apa, dimana,

siapa, kapan, mengapa, bagaimana, ya dan partikel –kah.

3).Guru : Baik ibu mau tanya kepada Abel teks tanggapan


itu apa menurut Abel? Dijelaskan menurut
pendapat abel sendiri
(TTDL/Mn-01/Pe-1)
Siswa : Bu saya Abel, teks tanggapan adalah teks yang berupa
kritik dan pujian

Pada data (3) guru menggunakan tindak tutur direkti yang

mengandung fungsi komunikatif menanya. Pada tuturan “Ibu mau

tanya kepada Abel” merupakan tuturan menanya kepada siswa

yang bernama Abel mengenai pendapat tentang teks tanggapan.

tindak tutur menanya dapat diketahui dengan adanya kata ‘tanya’

yang terdapat pada tuturan tersebut.

4).Guru : Kalian sudah membaca materi yang ada pada


buku Lalu siapa yang bisa menjawab pertanyaan
Nomor 1? Bagaimana Rindi bisa, Rindi bisa ya
(TTDL/Mn-02/Pe-1)
58

Siswa : Saya bu, Rindi. Karya apakah yang ditanggapi? Karya


yang ditanggapi adalah Lukisan Affandi “Kebun
Cengkeh”

Data (4) merupakan tuturan tindak tutur direktif guru yang

mengandung fungsi komunikatif menanya. Tuturan guru

memberikan pertanyaan dengan kalimat tanya ‘siapa’ untuk

menjawab pertanyaan nomor 1 yang ada di buku dan guru milih

siswa yang bernama Rindi untuk menjawab pertanyaan nomor 1.

3. Tindak Tutur Direktif Memerintah


Tindak tutur direktif yang mengandung fungsi komunikatif

memerintah adalah tindak tutur yang digunakan penutur untuk

mengekspresikan maksud agar mitra tutur melakukan sesuatu/tindakan

yang sesuai dengan keinginan penutur, yang dapat ditandai dengan

tanda (!) dan tuturan Ayo, Coba dan partikel –lah.

5). Guru : Ayo anak-anak segera presensi ya


(TTDL/Mr-01/Pe-1)
Siswa : Saya Ajeng hadir Bu
Siswa : Saya Bella hadir Bu

Tuturan guru (5) menunjukkan tindak tutur direktif yang

mengandung fungsi komunikatif memerintah yang ditandai dengan

adanya keinginan penutur dengan kata “Ayo”. Pada tuturan

tersebut guru menghendaki agar para siswa segera melakukan

presensi kehadiran karena pembelajaran segera dimulai.


59

6). Guru : Coba Ajeng tanggapi karya seni


yang sudah dikirimkan Silva
(TTDL/Mr-09/Pe-5)
Siswa : Baik Bu, menurut tanggapan saya kupu-kupu yang
indah menggambarkan ciptaan Tuhan, dari sebuah
telur menjadi ulat, lalu menjadi kepompong kemudian
berubah menjadi kupu-kupu. Hal ini juga
menggambarkan untuk mendapatkan sesuatu harus
melalui proses yang tidak mudah.

Contoh (6) menggunakan tuturan tindak tutur direktif yang

mengandung fungsi komunikatif memerintah yang ditandai dengan

adanya kata ‘coba’. Tuturan guru menghendaki agar siswa yang

bernama Ajeng menanggapi hasil karya temannya yang bernama

Silva.

4. Tindak Tutur Direktif Melarang

Tindak tutur direktif yang mengandung fungsi komunikatif melarang

adalah tindak tutur yang digunakan penutur untuk memberikan

batasan atau melarang untuk melakukan suatu tindakan yang ditandai

dengan “jangan”, dan “tidak”. Pada tindak tutur direktif

melaranghanya ditemukan tindak tutur langsung melarang.

7). Guru : Kalau ditanya jangan diam saja yaa.


Kalau yang gak paham itu bertanya,
keluhannya apa, gak paham tentang apa? dijawab
(TTDL/Ml-01/Pe-1)
Siswa : Baik Ibu

Contoh tuturan (7) guru menggunakan tindak tutur direktif yang

mengandung fugsi komunikatif melarang. Pada tuturan guru

menggunakan kata ‘jangan diam saja’ untuk melarang siswa agar


60

menjawab pertanyaan guru dan apabila siswa tidak mengerti

tentang pelajaran diharapkan bertanya.

8). Guru : Yang lainnya juga menjawab yaa.


Jangan diam saja
(TTDL/Ml-03/Pe-2)
Siswa : Baik Bu

Pada tuturan (8) merupakan tindak tutur direktif yang mengandung

fungsi komunikatif melarang yang dapat ditandai dengan adanya

penanda lingual “Jangan”. Tuturan tersebut guru melarang siswa

untuk diam ketika pembelajaran berlangsung, guru menginginkan

siswa untuk bersuara/ aktif dalam pembelajaran.

5. Tindak Tutur Direktif Mengizinkan

Tindak tutur direktif yang mengandung fungsi komunikatif

mengizinkan adalah tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk

memberikan kehendak pada mitra tutur agar melakukan suatu

perbuatan yang ditandai dengan silahkan, boleh, dan tidak harus.Pada

tindak tutur direktif mengizinkan hanya terdapat tindak tutur langsung

yang mengandung fungsi komunikatif mengizinkan.

9). Guru : Silahkan jika sudah dibuka kalian baca materinya


dan dipahami ya isinya
(TTDL/Mz-01/Pe-1)
Siswa : Baik Bu

Contoh data (9) ialah data tindak tutur direktif yang mengandung

fungsi komunikatif menasihati. Data tersebut ditandai dengan

adanya kata ‘silahkan’ yang menunjukkan mengizinkan seseorang


61

untuk melakukan sesuatu. Tuturan guru memiliki maksud

mengizinkan siswa untuk membuka buku cetak dan membaca

materi.

10). Guru: Menerima pujian contoh kalimatnya seperti apa? Ada


yang bisa mencontohkan?
Siswa : Suci yaa bu.
Guru : Yaa silahkan Suci dijawab.
Siswa : Contohnya adalah "Terima kasih yaa, saya senangggg
sekali"
Tuturan pada data (10) mengandung fungsi komunikatif

mengizinkan yang dapat ditandai dengan adanya penanda lingual

“silahkan”. Tuturan tersebut guru telah mengabulkan permintaan

Suci untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.

6. Tindak Tutur Direktif Menasihati

Tindak tutur direktif yang mengandung fungsi menasihati adalah

tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk mengekspresikan

suatu anjuran (petuah, peringatan, teguran, petunjuk) yang dapat

ditandai dengan “agar, sebaiknya, supaya, pastikan, seharusnya,

walaupun, dan hendaknya”.

11). Guru : Baik pembelajaran hari ini ibu cukupkan yaa,


semoga kita selalu diberi kesehatan oleh Allah swt
semoga bermanfaat bagi kalian semua
(TTDL/Ms-01/Pe-1)
Siswa : Waalaikumsalam bu
Siswa : Waalaikumsalam bu

Contoh dari data (11) mengandung tindak tutur direktif dengan

fungsi komunikatif mengizinkan, karena pada tuturan tersebut


62

terdapat kata ‘semoga’ yang digunakan untuk menasihati. Tuturan

guru bermaksud menasihati siswa untuk selalu menjaga kesehatan

agar bisa mengikuti pembelajaran dan mendapatkan manfaat.

18).Guru : Untuk laporan dan jawaban dari pertanyaan yang


ada dibuku halaman 114 sebaiknya dipisah ya
supaya ibu gampang untuk mengoreksinya.
Nanti kumpul lagi ke ketua kelas seperti biasanya.
(TTDL/Ms-04/Pe-5)
Siswa : Baik bu
Siswa : Baik ibu

Berdasakan tuturan (12) di atas mengandung fungsi komunikatif

menasihati yang dapat ditandai dengan adanya penanda lingual

yaitu “sebaiknya”. Tuturan tersebut guru menganjurkan agar siswa

memisahkan buku laporan dan jawaban.

4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian ke dalam Pembelajaran Bahasa


Indonesia di SMP

Hasil penelitian ini berupa tindak tutur direktif langsung dan tindak tutur

direktif tidak langsung. Tindak tutur langsung memiliki fungsi

komunikatif meminta, menanya, memerintah, melarang, mengizinkan dan

menasihati. Tindak tutur direktif tidak langsung memiliki fungsi

komunikatif meminta, menanya, memerintah, dan menasihati. Tindak tutur

direktif di dalamnya berisi kalimat imperatif, deklaratif, dan interogatif.

Kalimat-kalimat tersebut merupakan kalimat yang sering digunakan pada

teks prosedur. Dengan demikian hasil penelitian tindak tutur direktif guru

di grup whatsapp dapat diimplikasikan pada pembelajaran bahasa


63

Indonesia materi teks prosedur. Implikasi yang digunakan pada teks

prosedur adalah dengan menggunakan kalimat imperatif, interogatif, dan

deklaratif yang ada pada penelitian ini untuk dijadikan contoh dalam

menjelaskan kalimat-kalimat tersebut dalam bentuk materi pembelajaran

teks prosedur.

Teks prosedur terdapat pada kelas VII yaitu kompetensi dasar 3.6

menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara

melakukan sesuatu dan cara membuat dari berbagai sumber yang dibaca

dan didengar. Hasil penelitian diimplikasikan dengan menjadikannya

sebagai materi untuk menjelaskan aspek kebahasaan teks prosedur

terutama pada kalimat imperatif, deklaratif, dan interogatif. Pada teks

prosedur terdapat struktur teks yang terdiri dari tujuan, material, langkah-

langkah, dan penegasan ulang. Selain itu, teks prosedur memiliki ciri

kebahasaan antara lain; menggunakan kalimat perintah, terdapat panduan

yang harus dilakukan, menggunakan kata kerja aktif, menggunakan

konjungsi, terdapat aturan dalam hal bahan atau kegiatan, menggunakan

kata keterangan untuk menyatakan rincian waktu tempat serta cara, dan

terdapat isi kegiatan yang dilakukan secara urut.

Kalimat dalam teks prosedur biasanya terdiri dari tiga bagian:

1. Kalimat Imperatif, merupakan kalimat yang mengandung perintah.

Kalimat imperatif ditandai dengan adanya hal yang harus dikerjakan


64

merujuk pada perintah dalam kalimat. Pada jenis kalimat ini, tanda

seru (!) digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pertanyaan.

2. Kalimat Deklaratif, merupakan kalimat yang sifatnya lebih

memberikan informasi, dan sering juga disebut sebagai kalimat

pernyataan. Pada kalimat ini, tanda baca titik (.) digunakan untuk

mengakhiri kalimat.

3. Kalimat Interogatif, merupakan kalimat untuk mencari informasi

dengan memberi pertanyaan. Oleh karena itu, pada akhir kalimat

interogatif diberikan tanda baca tanya (?).

Teks prosedur juga menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang

terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Konjungsi persyaratan, merupakan kata penghubung yang menyatakan

syarat, contoh seperti kata jika, bila, andai, kalau, asalkan.

2. Konjungsi Temporal, merupakan kata penghubung yang menandai

adanya urutan waktu. Contohnya, lalu, kemudian, selanjutnya,

setelahnya.

Hasil penelitian digunakan sebagai contoh untuk memahami ciri-ciri

kebahasaan teks prosedur. Misalnya, kalimat yang digunakan oleh guru

adalah kalimat imperatif, kalimat deklaratif, dan kalimat interogatif.

Kalimat- kalimat ini juga terdapat pada teks prosedur. Contoh kalimat-

kalimat tersebut seperti pada tuturan di bawah ini.


65

Contoh tindak tutur direktif kalimat imperatif :

Guru : Coba nomor absen 2 jawab nomor 4 ya!


Siswa : Saya Kayyis bu, absen nomor 4. Bentuk tanggapannya
yang Lukisan Affandi berupa pujian.

Pada kalimat imperatif di atas terdapat kata ‘coba’. Kata ‘coba’ dapat

digunakan ketika guru menjelaskan contoh kalimat yang maksudnya

memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah ini

dapat digunakan sebagai referensi untuk membuat teks prosedur dengan

menggunakan kata perintah yang sejenis seperti ‘tuangkan, tambahkan,

cicipi, hidupkan, matikan dan sebagainya’.

Contoh tindak tutur direktif kalimat deklaratif :

Guru : Ya Alya pintar, maka dari itu kita mengkritik tidak


boleh sembarangan orang, begitupun juga dengan
waktu dan tempatnya.
Guru : Terakhir Alternatif dari kritik adalah saran. Nah
saran itu sifatnya positif yang bisa dilihat sebagai
bantuan untuk seseorang.

Kalimat deklaratif pada penelitian ini dapat dijadikan contoh untuk

membuat kalimat deklaratif dalam teks prosedur. Misalnya, pada

penelitian kalimat deklaratif “maka dari itu kita mengkritik tidak boleh

sembarangan orang, begitupun juga dengan waktu dan

tempatnya”kalimat ini dapat dijadikan contoh kalimat deklaratif teks

prosedur seperti, ‘jika kita menginginkan cumi dengan kematangan yang

pas, jangan memasaknya terlalu lama’.


66

Contoh tindak tutur direktif kalimat interogatif :

Guru : Siapa yang bisa menyebutkan Struktur Teks


Tanggapan?
Siswa : Saya Bu, yaitu ada konteks, deskripsi, dan penilaian
Guru : Selanjutnya coba perhatikan bagian bahasa teks
tanggapan dipenjelasan yaitu bahasanya seperti apa?
Siswa : Saya Bu, bahasanya harus berupa pujian dan kritik
dengan menggunakan bahasa yang santun.

Sebagaimana kalimat imperatif dan deklaratif, kalimat interogatif pada

penelitian ini juga dapat dijadikan contoh untuk menjelaskan kalimat

interogatif pada teks prosedur. Misalnya, dalam teks prosedur di awal

kalimat seringkali muncul kalimat interogatif seperti, ‘pernahkah kamu

membuat surat izin mengemudi?’

Oleh karena itu, kalimat imperatif, deklaratif, dan interogatif yang terdapat

pada penelitian ini dapat dijadikan sebagai contoh autentik saat

menjelaskan struktur kebahasaan teks prosedur.

Selain itu, pada penelitian ini juga terdapat konjungsi atau kata

penghubung yang digunakan guru saat memberikan tindak tutur direktif

dalam pembelajaran. Kata penghubung yang terdapat pada hasil penelitian

ini dapat diimplikasikan dengan kata penghubung yang digunakan pada

teks prosedur sebagaimana contoh konjungsi pada percakapan di bawah

ini.
67

Contoh tuturan yang terdapat konjungsi:

Guru : Seandainya sudah pada membaca, pasti sudah pada


paham
Guru : Sudah anak-anak?
Siswa : Sudah Bu

Guru : Kalau kira-kira tidak bisa kalian intropeksi diri ya tidak


bisa bagian apa gitu, jangan diam saja
Siswa : Baik Bu
Siswa : Siap Bu

Guru : Jika sudah semua yang absen, Ibu akan melanjutkan


materi berikutnya yaitu "Menelaah Struktur dan
Kebahasaan Teks Tanggapan"
Siswa : Baik bu

Konjungsi yang terdapat pada penelitian ini dapat djadikan sebagai contoh

konjungsi yang terdapat pada teks prosedur. Misalnya, pada teks prosedur

di bawah ini

Cara Membuat Mie Goreng

Pertama, didihkan air. Kemudian, masukkan mie ke dalam air yang

mendidih. Jika mie sudah matang, tiriskan mie lalu campurkan bumbu

pelengkap.

Konjungsi yang terdapat pada penelitian akan memudahkan para siswa

mencari contoh konjungsi yang dapat digunakan dalam membuat teks

prosedur.
68

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai realisasi tindak tutur direktif, fungsi

komunikatif, dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

grup whatsapp kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo, peneliti memiliki

simpulan sebagai berikut.

1. Dari hasil penelitian, tindak tutur langsung dan tidak langsung dapat

diketahui bahwa tindak tutur direktif langsung guru meminta sebanyak

8 data, tindak tutur langsung menanya sebanyak 12 data, tindak tutur

langsung memerintah sebanyak 9 data, tindak tutur langsung melarang

sebanyak 3 data, tindak tutur langsung mengizinkan sebanyak 7 data,

dan tindak tutur langsung menasihati sebanyak 3 data, sedangkan tindak

tutur tidak langsung meminta 2 data, tindak tutur tidak langsung

menanya sebanyak 4 data, tindak tutur tidak langsung memerintah 1

data, dan tindak tutur tidak langsung menasihati 1 data. Dari hasil

penelitian diketahui bahwa dalam pembelajaran grup whatsapp guru

lebih dominan menggunakan tindak tutur langsung untuk

merealisasikan tuturannya. Dalam hal ini guru cenderung memiliki

gaya tutur yang kooperatif atau bersifat kerja sama dan bersedia

membantu. Selain itu, konteks pembelajaran yang cenderung formal

guru memerlukan tuturan yang mudah dipahami oleh siswa. Tindak


69

tutur direktif secara langsung menggunakan struktur imperatif dengan

fungsi meminta, memerintah, melarang, mengizinkan, menasihati, dan

struktur interogatif dengan fungsi menanya. Sementara itu, tindak tutur

direktif secara tidak langsung menggunakan struktur deklaratif dan

interogatif dengan fungsi meminta, memerintah, melarang,

mengizinkan, menasihati, dan struktur interogatif dengan fungsi

menanya.

2. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa fungsi komunikatif yang

lebih dominan digunakan guru dalam pembelajaran di grup whatsapp

adalah menanya dan meminta. Hal ini dalam proses pembelajaran guru

memiliki banyak tindak tutur yang menuntut siswa untuk melakukan

sesuatu yang sesuai dengan tuturannya. Guru menggunakan tindak tutur

direktif menanya secara langsung dapat dilihat ketika suasana saat

pembelajaran siswa tidak merespon maka, guru memberikan tuturan

menanya agar siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Tuturan meminta terjadi ketika guru meminta siswa untuk

mempersiapkan sesuatu yang terkait dengan pembelajaran, seperti

menyiapkan materi untuk mengirimkan tugas ke grup whatsapp. Tindak

tutur memerintah dapat dilihat melalui guru yang menyuruh siswa

untuk melakukan sesuatu secara langsung. Tindak tutur direktif

mengizinkan dilakukan ketika guru mempersilahkan siswa. Tindak tutur

menasihati terjadi saat guru mengingatkan sesuatu kepada siswa tentang


70

hal yang harus dikerjakan. Tuturan melarang terjadi saat siswa tidak

melakukan sesuatu.

3. Penelitian ini diimplikasikan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia

di SMP sebagai RPP di kelas VII yaitu pada materi teks prosedur.

Materi teks prosedur terdapat pada KD 3.6 Menelaah struktur dan

aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan

cara membuat dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar. Hasil

penelitian ini diimplikasikan sebagai contoh dalam materi

pembelajaran untuk menjelaskan struktur kebahasaan teks prosedur.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai realisasi tindak tutur direktif, fungsi

komunikatif, dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di

grup whatsapp kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo, peneliti memiliki saran

sebagai berikut.

1. Bagi guru, penelitian tentang tindak tutur direktif dalam pembelajaran

di grup whatsapp kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo dapat menjadi

bahan acuan untuk menggunakan tindak tutur langsung dalam proses

pembelajaran yang dimaksudkan agar siswa secara langsung dapat

memahami maksud dari tuturan guru.

2. Bagi mahasiswa, hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan

mengenai bahasa guru khususnya dalam kajian tindak tutur direktif

agar dalam berkomunikasi mahasiswa dapat menerapkan dan

memaknai tindak tutur direktif yang disampaikan.


71

3. Bagi peneliti lain, penelitian ini hendaknya dijadikan acuan untuk

meningkatkan dan mendalami pengetahuan tentang tindak tutur

direktif pada pembelajaran di grup whatsapp. Dengan adanya

penelitian ini, peneliti lain dapat terinspirasi untuk mempelajari lebih

mendalam permasalahan tentang tindak tutur direktif.


72

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan


Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 2017. Wacana Dan Pragmatik. Bandung: PT


Refika Aditama.

Hamalik, Oemar. 1994. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembinaan


Ketenangan. Bandung: Trigenda Karya.

Harsiati, Titik dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Ibrahim, Syukur Abd. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha


Nasional.

Lubis, A. Hamid Hasan. 2015. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung:


Angkasa.

Miles, M.B & Huberman A.M. 1984. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nadar, F.X. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik.


Malang: Penerbit Dioma.
73

Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta:


Lingkar Media.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Rusminto, Nurlaksana Eko. 2010. Memahami Bahasa Anak-Anak. Bandar


Lampung: Universitas Lampung.

Rusminto, Nurlaksana Eko. 2015. Analisis Wacana Kajian Teoritis dan


Praktis.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sahidillah.2015. WhatsApp Sebagai Media Literasi Digital Siswa.


Pascasarjana. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Solo:
Universitas Sebelas Maret.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sumarti. 2015. Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dan Respons warna
Afektif Siswa Bandar lampung: Universitas Lampung.

Sofyana & Abdul. 2019. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis


Whatsapp Pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika
Universitas PGRI Madiun. Jurnal: Nasional Pendidikan Teknik
Informatika. Volume 8 Nomor 1, Halm, 81-86.

Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa.

Wati, Iros Niya. 2017. Tindak Tutur Direktif Guru Perempuan Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMA Negeri 1 Seputih
Mataram Kabupaten Lampung Tengah Tahun Ajaran 2016/2017.
Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 18, No 2, Oktober 2017, Hal.100-
112 (Skripsi). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandar
74

Lampung: Universitas Lampung. Diunduh 11 Agustus 2020,


pukul 21.00 WIB.

Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2010. Analisis Wacana


Pragmatik Kajian Teori Dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-Dasar Pragmatik. Surakarta: Yuma


Pustaka.

Yule, G. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


75

LAMPIRAN
76

Lampiran 1. Data Penelitian Berupa Transkip Voice Note Tindak


Tutur Direktif Guru di Grup Whatsapp Bahasa
Indonesia Kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo

Pertemuan I ( 22 Januari 2021)

Guru : Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh, salam

sejahtera bagi kita semua. Tabikpun. Ayo anak-anak segera

presensi ya. Kalau sudah semua nanti baru ibu mulai

pembelajarannya

Siswa : Saya Ajeng hadir Bu

Siswa : Saya Bella hadir Bu

Siswa : Saya Syafa hadir Bu

Siswa : Saya Aska hadir Bu

Siswa : Bu saya Elfina hadir

Siswa : Nuska hadir Bu

( menunggu 10 menit untuk presensi siswa yang hadir di

pembelajaran)

Guru : Sudah semua anak-anak. Lanjut materi pembelajaran yang

akan disampaikan yaitu BAB IV tentang ‘Memberi

Tanggapan Dengan Santun’. Tolong buka bukunya halaman

89 ‘Identifikasi Informasi Teks Tanggapan’ ya

Siswa : Baik Ibu

Siswa : Baik Bu sudah saya buka bukunya

Guru : Silahkan jika sudah dibuka kalian baca materinya dan

dipahami ya isinya
77

Siswa : Baik Bu

Siswa : Baik Bu

Siswa : Baik bu

(setelah menyuruh siswa untuk membaca materi, guru

menunggu selama 5 menit)

Siswa : Bu sudah selesai membacanya

Siswa : Saya juga sudah bu

Siswa : Sudah buu

Guru : Baik ibu mau tanya kepada Abel teks tanggapan itu apa

menurut Abel? Dijelaskan menurut pendapat abel sendiri

Siswa : Bu saya Abel, teks tanggapan adalah teks yang berupa kritik

dan pujian

Guru : Kalian sudah membaca materi yang ada pada buku lalu

siapa yang bisa menjawab pertanyaan nomor 1? Bagaimana

Rindi bisa, Rindi bisa ya

Siswa : Saya bu, Rindi. Karya apakah yang ditanggapi? Karya yang

ditanggapi adalah Lukisan Affandi “Kebun Cengkeh”

Guru : Untuk pertanyaan nomor 2 ada yang bisa menjawab.

Silahkan yang bisa menjawab

Siswa : Kayyis Bu.. Yang menghasilkan karya tersebut adalah

Affandi, seorang pelukis maestro terkenal

Guru : Untuk nomor 3, 4 dan 5 siapa yang bisa menjawab,

langsung jawab saja nanti ibu tambahin nilainya yang bisa


78

Siswa : Elfina Bu, soal nomor 3. Siapa yang menanggapi?Yang

menanggapi adalah seseorang yang mengagumi lukisan

tersebut

Siswa : Saya nomor 5 bu. Cara menanggapi deskripsi dan penilaian

karya Affandi dengan menggunakan bahasa yang santun

Guru : Ini kok yang sering jawab cuma anak-anak ini aja yaa? Atau

tidak ada lagi siswanya?

Siswa : Ada buu

Siswa: Saya ada Bu

Guru : Coba nomor absen 2 jawab nomor 4 ya

Siswa : Saya Kayyis bu, absen nomor 4. Bentuk tanggapannya yang

Lukisan Affandi berupa pujian

Guru : Baik, apakah anak-anak sudah paham semuanya? Kalau

ditanya jangan diam saja yaa. Kalau yang gak paham itu

bertanya, keluhannya apa, gak paham tentang apa? dijawab

Siswa : Baik Ibu

Guru : Kalau kira-kira tidak bisa kalian intropeksi diri ya tidak bisa

bagian apa gitu, jangan diam saja

Siswa : Baik Bu

Siswa : Siap Bu

Siswa : Iyaa Bu

Siswa : Baik Ibu


79

Guru : Baik pembelajaran hari ini ibu cukupkan yaa, semoga kita

selalu diberi kesehatan oleh Allah swt semoga bermanfaat

bagi kalian semua. Jangan lupa baca materi selanjutnya

untuk diskusi kita pekan depan, Ibu akhiri

wassalamualaikum wr.wb

Siswa : Waalaikumsalam Bu

Siswa : Waalaikumsalam bu

Siswa : Waalaikumsalam bu

Siswa : Waalaikumsalam bu

Siswa : Waalaikumussalam bu
80

Pertemuan 2 (29 Januari 2021)

Guru : Assalamualaikum waraahmatullahi wabbarakatuh anak-

anak, presensi dahulu yaa

Siswa : Waalaikumussalam, saya Kayyis hadir bu

Siswa : Saya Ananda hadir bu

Siswa : Waalaikumussalam, saya Novi hadir bu

Siswa : Bella hadir bu

Siswa : Waalaikumussalam, Nuska bu hadir

Guru : Silva belum presensi ya?

Siswa : Gak tahu bu, mungkin belum bangun bu

Siswa : Sudah saya WA bu, tapi belum dibalas juga bu

Guru : Yasudah biarkan nanti kalau sampe waktu pelajaran habis

tolong temannya suruh Silva hubungi ibu yaa

Siswa : Baik Bu

Siswa : Baik bu

Guru : Lanjut materi yaa..sebelumnya kita membahas tentang

“Identifikasi Informasi Teks Tanggapan”. Siapa yang sudah

membaca teks tanggapan yang kedua?

Siswa : Saya bu sudah

Guru : Ayo yang sudah membaca teks tanggapan Lukisan Affandi

dan novel Student Hidjo, kalian menyimpulkan informasi

dari kedua teks tangapan tersebut


81

Guru : Coba aktif dulu ya anak-anak kok gak pada muncul di grup.

Nanti kalian tidak mengerti

Siswa : Baik Bu

Siswa : Bu maaf sebelumnya paket hp saya mau habis. Boleh saya

membeli voucer dulu Bu?

Guru : Ya, ibu izinkan Aska untuk membeli voucer hp, jika sudah

bergabung lagi ya di grup

Siswa : Baik bu, terima kasih

Siswa : Bu saya mau menjawab informasi pertanyaan yang kesatu,

siapa yang menghasilkan karya tersebut? pertama Lukisan

Affandi , seorang pelukis maestro terkenal dan Marco

Kartodikromo, seorang jurnalis sekaligus aktivis gerakan

politik penentang kolonialisme Belanda

Guru : Yang lainnya juga menjawab yaa. Jangan diam saja

Siswa : Baik Bu

Siswa : Siap Ibu

Siswa : Saya Bu..Siapa yang menanggapi Lukisan Affandi adalah

seseorang yang mengagumi lukisan tersebut, sedangkan

yang novel yang menanggapi adalah Nova Christina,

Litbang Kompas

Siswa : Saya juga bu, bentuk tanggapannya Lukisan Affandi berupa

pujian, dan yang novel Student Hidjo berupa kritikan


82

Siswa : Saya yang terakhir Bu yaitu cara menanggapi dengan

deskripsi dan penilaian karya Affandi dengan menggunakan

bahasa yang santun. Sedangkan novel menanggapinya

dengan konteks, konteks pengarang, penilaian terhadap

penerbit

Guru : Bagaimana ada yang belum paham anak-anak materi yang

telah ibu sampaikan?

Siswa : Sudah Bu

Siswa : Sudah Bu InsyaAllah paham

Siswa : Paham bu

Siswa : Sudah Buu

Guru : Yang namanya Silva belum ngabarin ibu yaa

Siswa : Saya tidak tahu bu

Siswa : Whatsapp saya juga belum dibalas bu

Guru : Semoga yang lainnya tidak seperti itu yaa, selalu semangat

belajar supaya kelak kalian menjadi anak-anak yan bisa

membanggakan orang tua dan negara. Waktu sudah habis

minggu depan lanjut lagi. Ibu akhiri wassalamualaikum

wr.wb

Siswa : Aamiin bu, waalaikumussalam

Siswa : Aamiin ibu, waalaikumussalam

Siswa : Baik bu, terima kasih wassalamualaikum


83

Pertemuan 3 ( 9 Februari 2021)

Guru : Assalamualaikum anak-anak kita lanjut pertemuan ketiga

materi teks tanggapan. Seperti biasa kita presensi dahulu

Siswa : Saya Ajeng hadir bu

Siswa : Aska hadir bu

Siswa : Safira Bu

Siswa : Bu Bella hadir

Siswa : Waalaikumussalam, Silva hadir Bu

Guru : Jika sudah semua yang absen, Ibu akan melanjutkan materi

berikutnya yaitu "Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks

Tanggapan"

Siswa : Baik bu

Guru : Kemarin kan ibu minta untuk membaca, anak-anak sudah

membaca materinya atau belum?

Siswa : Sudah Bu

Siswa : Saya sudah bu

Siswa : Belum bu

Guru : Jika ada siswa yang belum membaca materinya tolong

dibaca dulu ya

Siswa : Iya Bu siapp

Siswa : Baik Bu

Siswa : Baik Bu

( 5 menit kemudiaan setelah siswa disuruh membaca materi)


84

Guru : Seandainya sudah pada membaca, pasti sudah pada paham

Guru : Sudah anak-anak?

Siswa : Sudah Bu

Siswa : Iya Bu, sudah paham

Siswa : Sudah Bu

Guru : Siapa yang bisa menyebutkan Struktur Teks Tanggapan?

Siswa : Saya Bu, yaitu ada konteks, deskripsi, dan penilaian

Guru : Selanjutnya coba perhatikan bagian bahasa teks tanggapan

dipenjelasan yaitu bahasanya seperti apa?

Siswa : Saya Bu, bahasanya harus berupa pujian dan kritik dengan

menggunakan bahasa yang santun

Guru : Bagaimana cara memuji secara tepat ada yang bisa

menjawab? Ibu lihat cuma pada membaca grup saja ya

Siswa : Silva Bu, yaitu tulus, bukan basa-basi, hormati, hargai,

situasi waktu, dan kenyamanan kata terhadap lawan bicara

Guru : Wah anak-anak yang sudah menjawab ibu akan beri nilai.

Selain yang tidak menjawab bisa lebih aktif lagi yaa

Siswa : Aamiin Bu

Siswa : Iya Bu

Guru : Situasi khusus itu maksudnya gimana anak-anak? Coba

Elfina dijawab pertanyaan ibu?

Siswa : Situasi khusus maksudnya memuji orang yang baru kenal,

dan bisa menghindari pujian yang biasa dilakukan oleh


85

teman akrab, agar orang yang baru saja dikenal nyaman.

Benar kan Buu

Guru : Menerima pujian contoh kalimatnya seperti apa? Ada yang

bisa mencontohkan?

Siswa : Suci yaa bu

Guru : Yaa silahkan Suci dijawab

Siswa : Contohnya adalah "Terima kasih yaa, saya senang sekali"

Guru : Sudah paham semua ya anak-anak. Karna waktu sebentar

lagi habis.Terakhir bagian mengkritik, alternatif saran, dan

bukan mengkritik

Guru : Nomor absen setelah Ajeng siapa? Mengkritik evaluasi itu

seperti apa?

Siswa : Alya Bu

Siswa : Alya Bu

Siswa : Saya bu. Mengkritik evaluasi terhadap sesuatu dengan

tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas

apresiasi, dan bahasa yang santun. Tidak menyakiti orang

yang dikritik

Guru : Ya Alya pintar, maka dari itu kita mengkritik tidak boleh

sembarangan orang, begitupun juga dengan waktu dan

tempatnya
86

Guru : Terakhir Alternatif dari kritik adalah saran. Nah saran itu

sifatnya positif yang bisa dilihat sebagai bantuan untuk

seseorang

Guru : Ada yang ingin ditanyakan sebelum ibu tutup pembelajaran

hari ini?

Siswa : Tidak bu

Guru : Jika tidak ada yang ditanyakan Ibu beri tugas kalian

halaman 106 'Pertanyaan Telaah' kerjakan dikertas folio,

nanti ketua kelas mengumpulkan ke Ibu di sekolahan ya.

Kalau tidak punya bukunya harusnya usaha ya?Bagaimana

caranya?

Siswa : Pinjam teman Bu

Siswa : Pinjam Bu

Guru : Ibu ingatkan sebagai seorang pelajar yang cerdas kalau

sebelum pembelajaran dimulai harusnya baca materi dulu,

supaya ditanya guru sudah pada bisa menjawab, mengerti

anak-anak?

Siswa : Iya Bu, mengerti

Siswa : InsyaAllah mengerti bu

Guru : Ibu akhiri waalaikumussalam wr.wb. tetap jaga kesehatan

yaa
87

Pertemuan 4 ( 16 Februari 2021 )

Guru : Assalamualaikum warrahmatullahi wabbarakatuh anak-

anakku. Silahkan presensi terlebih dahulu ya

Siswa : Waalaikumsalam Baik Bu

Siswa : Waalaikumussalam saya Safira hadir Bu

Siswa : Saya Nuska hadir Bu

Siswa : Shelly hadir Bu

Siswa : Suci Bu hadir

Guru : Siapa yang belum presensi? Segera presensi ya, setelah itu

kita masuk ke materi selanjutnya

Siswa : Saya sudah Bu

Siswa : Sudah udah Bu

Guru : Baik, jika sudah presensi semua, ibu minta yang belum

membaca materi hari ini silahkan dibaca dulu

Siswa : Baik Bu

( guru memberikan waktu 7 menit)

Guru : Sudah membacanya anak-anak?

Siswa : Sudah Bu

Siswa : Saya sudah Bu

Guru : Siapa yang menulis novel Pulang karya Tereliye?

Siswa : Priyo Windiarto Bu

Guru : Yang Suci ini, ibu pahami sudah tidak masuk pembelajaran

beberapa kali ya?


88

Siswa : Saya bu, sudah dua kali tidak mengikuti pembelajaran

daring bahasa Indonesia

Guru : Ketua kelas pastikan ya teman-teman yang lain ikut

pembelajaran. Biar gak ketinggalan pelajaran

Siswa : Baik Bu. Laksanakan

Guru : Lanjut yaa, ibu minta sekarang kalian buat tanggapan atas

tulisan Priyo Windiarto

Siswa : Baik Bu

Siswa : Siap Bu

Guru : Ayo kerjakan dulu yaa nanti kalau selesai langsung beri

tanggapan aja

Siswa : Baik Bu

( Menunggu 5 menit )

Siswa : Bu saya mau menanggapi novel Pulang. Menurut saya

novel ini menampilkan sinopsis yang menyatakan bahwa

novel ini dimulai dengan ketegangan dan dibuka dengan

adegan pertarungan yang adanya sinposis yang ditampilkan

oleh Prito Windiarto. Pembaca akan mengetahui sedikit

tentang tentang novel ' Pulang '

Siswa : Bu saya Silva. Pada teks tanggapan yang lain bagian

penilaiannya selalu melibatkan kelebihan dan kekurangan

disetiap tanggapan yang dituliskan oleh sang penulis. Prito

Windiarto menuliskan kelebihannya seperti tema yang


89

mengandung unsur kebaruan, kekuatan, sedangkan

kekurangan seperti cuplikan film, kesalahan penggunaan

huruf kapital

Guru : Pintar sekali anak-anak. Seandainya yang lain pada aktif

untuk menjawab pertanyaan dari ibu pasti tambah seru nih

grupnya

Siswa : Iyaa bu

Guru : Yasudah ibu berikan tugas lagi yaa. Berhubung ini daring

tugasnya minggu depan di foto terserah kalian mau karya

tulis, karya seni atau prakarya. Nanti ibu pilih acak untuk

menanggapi karya temannya.Siap ya anak-anak?

Siswa : Siap Bu

Guru : Baik kita akhiri pertemuan hari ini yaa. Ibu tutup.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Siswa : Waalaikumussalam Bu
90

Pertemuan 5( 19 Februari 2021 )

Guru : Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh. Anak-

anak hari ini presensi dulu yaa

Siswa : Waalaikumussalam, saya Safira hadir Bu

Siswa : Waalaikumussalam saya Silva hadir Bu

Siswa : Waalaikumussalam, saya Alena hadir Bu

Guru : Pekan kemarin Ibu sudah memberi tugas. Tugasnya apa?

Ada yang masih ingat gak ya

Siswa : Ingat Bu, disuruh buat karya tulis, seni, atau bisa disebut

juga dengan prakarya

Guru : Wah ada yang ingat yaa. Ibu mau tanya siapa yang belum

paham?

Siswa : Sudah Bu

Siswa : Sudah Bu

Siswa : Insyaallah sudah paham Bu

Siswa : Sudah Bu

Guru : Siap siap ibu panggil yaa. Ibu minta Silva kirim hasil

karyanya di grup sekarang

Siswa : ( Mengirim gambar )

Guru : Coba Ajeng tanggapi karya seni yang sudah dikirimkan

Silva

Siswa : Baik Bu, menurut tanggapan saya kupu-kupu yang indah

menggambarkan ciptaan Tuhan, dari sebuah telur menjadi


91

ulat, lalu menjadi kepompong kemudian berubah menjadi

kupu-kupu. Hal ini juga menggambarkan untuk

mendapatkan sesuatu harus melalui proses yang tidak

mudah

Guru : Ada yang ingin mencoba menanggapi lagi?

Siswa : Tidak Bu

Siswa : Tidak Bu

Guru : Ibu pilih dua anak lagi yaa, Elfina dan Safira. Silahkan

kirim gambarnya

Siswa : (mengirim gambar)

Siswa : (mengirim gambar)

Guru : Nomor urut 2 dan 14 siapa yaa?

Siswa : Saya bu, Suci nomor urut 14. Menurut tanggapan saya

gambar yang di kirim elfina sebuah gas 3 kg yang

berukuran kecil untuk rakyat kecil yang digunakan untuk

memasak sehari-hari di dalam kehidupan, merebus air untuk

minum

Siswa : Saya bu, Alya nomor urut 2. Menurut tanggapan saya karya

tersebut sebuah jabatan bukanlah untuk memukul yang

lemah.Tapi jabatan adalah amanah, dimana dengan jabatan

seseorang bisa menjadi pelindung


92

Guru : Sudah pada paham ya anak-anakku materi selanjutnya

bagian “Kegiatan Literasi”. Ibu minta kalian cari buku

bidang sosial budaya yang disuka dan memang layak dibaca

Siswa : Bu ini berarti basing kan ya bu bukunya

Siswa : Iya bu basing kan bukunya

Siswa : Iya bu, basing ya bu

Guru : Yang penting bidang sosial budaya. Mungkin itu saja yang

bisa ibu sampaikan.Silahkan dikerjakan

Siswa : Siap bu

Siswa : Baik bu

Guru : Untuk laporan dan jawaban dari pertanyaan yang ada

dibuku halaman 114 sebaiknya dipisah yaa supaya ibu

gampang untuk mengoreksinya..Nanti kumpul lagi ke ketua

kelas seperti biasanya

Siswa : Baik bu

Siswa : Baik ibu

Siswa : Baik bu

Guru : Baik ibu akhiri pembelajaran kita hari ini.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Siswa : Waalaikumussalam warahmatullahi wabbarakatuh

Siswa : Waalaikumussalam warahmatullahi wabbarakatuh

Siswa : Waalakumsalam baik bu

Siswa : Waalaikumussalam warahmatullahi wabbarakatuh


93

Siswa : Waalaikumsalam bu

Siswa : Waalaikumussalam bu

Siswa : Waalaikumsalam bu

Siswa : Waalaikumsalam bu
104

Lampiran 2. Korpus Data Tindak Tutur Direktif Guru di Grup Whatsapp Bahasa Indonesia Kelas IX.1 SMP N 3
Gadingrejo

No Data Penelitian Klasifikasi Tuturan Analisis


1. Ayo anak-anak segera Memerintah Pada pertemuan pertama guru memberikan tuturan kepada
presensi ya. siswa dengan membuka salam. Guru memberikan tuturan yang
(TTDL/Mr-01/Pe-1) ditandai dengan penanda kata “Ayo”. Struktur yang diujarkan
guru merupakan struktur imperatif yaitu struktur yang
mengandung perintah. Pada tuturan tersebut guru menggunakan
tuturan langsung memerintah yang berfungsi untuk mengajak
siswa melakukan presensi kehadiran.
2. Tolong buka bukunya Meminta Data ini disebut data tuturan meminta. Jadi, setelah menunggu
halaman 89 ‘Identifikasi beberapa menit untuk siswa melakukan presensi kehadiran,
Informasi Teks Tanggapan’ guru memulai materi pembelajaran yaitu tentang ‘Memberi
ya. Tanggapan Dengan Santun’. Guru menggunakan ungkapan kata
(TTDL/Mt-01/Pe-1) “Tolong” karena tuturan guru ditujukan kepada siswa untuk
membuka buku halaman 89 mengenai Identifikasi Informasi
Teks Tanggapan. Struktur yang terdapat dalam tuturan meminta
yaitu struktur imperatif karena ditujukan langsung kepada
siswa.
3. Silahkan jika sudah dibuka Mengizinkan Data tuturan disamping merupakan tuturan mengizinkan.
kalian baca materinya dan Tuturan tersebut terjadi ketika guru meminta siswa untuk
dipahami ya isinya. membuka buku, lalu guru mengizinkan siswa untuk membaca
(TTDL/Mz-01/Pe-1) buku yang sudah dibuka. Tuturan yang diberikan guru
menunjukkan tindak tutur langsung yang ditandai dengan
adanya kata “Silahkan” sehingga guru memberikan kebebasan
105

kepada siswa untuk membaca buku dan memahami isi buku.


Dapat dikatakan struktur yang terdapat dalam data tersebut
menggunakan struktur imperatif karena menunjukkan siswa
untuk melakukan sesuatu yaitu membaca materi.
4. Baik ibu mau tanya kepada Menanya Tuturan ini disebut tuturan menanya. Tuturan menanya
Abel teks tanggapan itu apa termasuk tuturan langsung karena guru langsung menunjuk
menurut Abel? Dijelaskan siswa yang bernama Abel untuk menjawab pengertian tentang
menurut pendapat abel sendiri. teks tanggapan. Pada saat itu guru meminta siswa untuk
(TTDL/Mn-01/Pe-1) bersiap-siap diberikan pertanyaan, akan tetapi guru langsung
menunjuk salah satu siswa untuk menjawab sesuai dengan
pendapatnya sendiri. Dari segi tuturannya struktur dalam
tuturan ini menggunakan struktur interogatif, karena guru
bertanya langsung kepada Abel.
5. Kalian sudah membaca materi Menanya Saat siswa yang ditunjuk bisa menjawab pertanyaan yang
yang ada pada buku lalu siapa diberikan oleh guru, gurupun mempunyai inisiatif untuk
yang bisa menjawab bertanya lagi kepada siswa apakah siswa sudah semua
membaca materi yang diperintahkan guru. Lalu guru bertanya
pertanyaan nomor 1?
kepada siswa apakah ada yang mau menjawab soal nomor 1
Bagaimana Rindi bisa, Rindi yang ada dibuku? Namun guru merasa siswa kurang aktif
bisa ya. sehingga guru menunjuk sakah satu siswa yang bernama Rindi
(TTDL/Mn-02/Pe-1) untuk menjawab soal nomor 1. Data tuturan tersebut
merupakan tuturan langsung menanya, karena pada strukturnya
interogatif yang ditujukan kepada siswa yang bernama Rindi
bisa menjawab pertanyaan soal nomor 1.
6. Untuk pertanyaan nomor 2 Mengizinkan Data tersebut berupa tindak tutur direktif langsung
ada yang bisa menjawab. mengizinkan, karena pada tuturan terdapat tuturan langsung
Silahkan yang bisa menjawab. guru mengizinkan siswa untuk menjawab pertanyaan nomor 2
(TTDL/Mz-02/Pe-1) yang ada dibuku. Tuturan guru terjadi ketika pertanyaan soal 1
106

berhasil dijawab lalu guru memberikan pertanyaan lagi dengan


soal nomor 2 supaya siswa aktif dalam pembelajaran. Maka
dari itu, struktur yang digunakan guru termasuk imperatif
karena guru sudah mempersilahkan siapapun siswa yang mau
menjawab.
7. Untuk nomor 3, 4 dan 5 siapa Menanya Ketika guru memberikan soal 1, 2 dan berhasil dijawab oleh
yang bisa menjawab, langsung siswa guru yakin bahwa siswa siswa yang lain juga bisa
jawab saja nanti ibu tambahin menjawab pertanyaan. Hal ini termasuk dari tindak tutur
nilainya yang bisa. langsung menanya karena guru memberikan kembali soal yang
(TTDL/Mn-03/Pe-1) belum dijawab yakni soal nomor 3,4 dan 5 dengan
menambahkan tambahan nilai supaya siswa merasa termotivasi
untuk menjawab soal-soal tersebut. Tuturan tersebut
menggunakan struktur interogatif yang ditujukan untuk mencari
informasi siswa yang bisa menjawab pertanyaan soal yang ada
dibuku.
8. Ini kok yang sering jawab Menanya Guru memberikan pertanyaan tentang soal yang ada dibuku dan
cuma anak-anak ini aja yaa? siswa mampu menjawab pertanyaan. Namun, sebagian siswa
Atau tidak ada lagi siswanya?. yang menjawab hanya siswa-siswa itu aja. Sehingga guru
(TTDTL/Mn-01/Pe-1) memberikan tindak tutur tidak langsung menanya kepada siswa
yang tidak menjawab/tidak aktif ketika pembelajaran
berlangsung. Tuturan guru secara tidak langsung ditujukan
kepada siswa yang kurang aktif dengan kata ‘tidak ada lagi
siswanya’ agar siswa yang tidak aktif merasa tersindir dengan
ucapan yang dituturkan guru dan menjadikan siswa untuk
menjawab. Sehingga struktur yang digunakan guru yaitu
struktur interogatif karena ditujukan untuk menanya kepada
siswa yang tidak aktif.
9. Coba nomor absen 2 jawab Memerintah Pada tuturan ini disebut dengan memerintah. Saat pembelajaran
107

nomor 4 ya. guru memberikan 3 soal tetapi siswa hanya menjawab 2 soal.
(TTDL/Mr-02/Pe-1) Sehingga, menjadikan guru memberikan tuturan langsung
memerintah yang ditujukan kepada siswa yang mempunyai
nomor absen 2 untuk menjawab soal yang belum terjawab
yaitu nomor 4. Struktur yang digunakan dalam tuturan
memerintah yaitu imperatif karena langsung menunjuk siswa
nomor absen 2 untuk menjawab pertanyaan.
10. Kalau ditanya jangan diam Melarang Pada saat pembelajaran guru bertanya kepada siswa yang tidak
saja yaa. Kalau yang gak menjawab tentang pertanyaan-pertanyaan yang sudah dijawab
paham itu bertanya, oleh siswa lainnya yaitu dengan tuturan “Baik, apakah anak-
keluhannya apa, gak paham anak sudah paham semuanya?” lalu ketika guru bertanya siswa
tentang apa? dijawab. hanya diam saja tidak menjawab sehingga guru memberikan
(TTDL/Ml-01/Pe-1) larangan langsung kepada siswa untuk tidak diam saja ketika
ditanya. Guru menginginkan jika siswa yang tidak memahami
sebaiknya bertanya. Guru menggunakan struktur imperatif
karna tuturan guru yang mengandung perintah supaya siswa
bertanya ketika pembelajaran tidak dipahami.
11. Kalau kira-kira tidak bisa Melarang Setelah guru memberitahu siswa yang tidak paham dengan apa
kalian intropeksi diri ya tidak yang disampaikan oleh guru lalu sebagian siswa menjawab “Iya
bisa bagian apa gitu, jangan Bu”. Guru memberikan tuturan kembali dengan tuturan
diam saja. melarang langsung. Karena pada strukturnya imperatif tuturan
(TTDL/Ml-02/Pe-1) tersebut guru langsung membicarakan agar siswa yang tidak
aktif untuk intropeksi diri sehingga bisa merasa termotivasi
untuk bersemangat dalam pembelajaran dan guru juga
memberikan larangan ketika siswa tidak paham dengan materi
sebaiknya bertanya jangan diam saja.

12. Baik pembelajaran hari ini ibu Menasihati Pada akhir pembelajaran guru menggunakan tuturan langsung
108

cukupkan ya, semoga kita menasihati karena tuturan guru diberikan langsung kepada
selalu diberi kesehatan oleh siswa untuk tetap menjaga kesehatan. Maksud tuturan guru
Allah swt semoga bermanfaat memberikan struktur deklaratif karena guru memberitahu agar
bagi kalian semua. siswa selalu diberikan kesehatan dan bisa bertemu kembali
(TTDL/Ms-01/Pe-1) pada pekan yang akan datang dalam keadaan yang sehat. Guru
juga mengharapkan materi pembelajaran yang sudah diberikan
dapat dijadikan manfaat untuk siswa sekaligus menutup
pembelajaran dengan salam.
13. Yasudah biarkan nanti kalau Meminta Pada pertemuan kedua guru menyapa siswa dengan salam dan
sampe waktu pelajaran habis siswa langsung melakukan presensi. Setelah siswa melakukan
tolong temannya suruh Silva presensi guru bertanya kepada siswa “Silva belum presensi
ya?” lalu ada siswa yang menjawab untuk memberi tahu bahwa
hubungi ibu yaa.
Silva sudah dikonfirmasi akan tetapi belum dibalas. Guru
(TTDL/Mt-02/Pe-2) memberikan tuturan langsung meminta kepada teman Silvaagar
memberi tahu Silva untuk segera menghubungi guru untuk
mengkonfirmasi alasan tidak melakukan presensi, maksudnya
guru meminta Silva memberikan penjelasan mengapa tidak
hadir ketika melakukan presensi. Struktur yang digunakan yaitu
imperatif karena menyuruh teman Silva untuk menghubungi
Silva agar segera konfirmasi dengan guru.
14. Lanjut materi yaa..sebelumnya Menanya Guru melanjutkan pembelajaran setelah melakukan presensi
kita membahas tentang kehadiran. Guru memberitahu kembali kepada siswa tentang
“Identifikasi Informasi Teks materi yang diberikan minggu lalu yaitu “Identifikasi Informasi
Tanggapan”. Siapa yang Teks Tanggapan”. Guru memberikan tuturan menanya secara
sudah membaca teks langsung kepada siswa apakah siswa sudah membaca teks
tanggapan yang kedua? tanggapan kedua yang ada dibuku. Maksudnya tuturan guru
(TTDL/Mn-04/Pe-2) menginginkan siswa sudah membaca teks tanggapan terlebih
dahulu ketika pembelajaran belum dimulai. Sehingga ketika
109

guru bertanya siswa langsung menjawab akan tetapi, hanya ada


1 siswa yang sudah membaca materi teks tanggapan yang
kedua. Struktur tuturan menggunakan interogatif karna guru
mencari informasi siswa yang sudah membaca teks tanggapan
kedua.
15. Ayo yang sudah membaca Memerintah Setelah guru bertanya kepada siswa, guru yakin tidak hanya
teks satu siswa saja yang sudah membaca. Sehingga guru
anggapan Lukisan memberikan tuturan langsung memerintah dengan kata “Ayo”
Student Hidjo, kalian yang dimaksudkan agar siswa yang sudah membaca teks
menyimpulkan informasi dari tangggapan Lukisan Student Hidjo dapat menyimpulkan hasil
kedua teks tanggapan tersebut. informasi dari bacaan teks tanggapan. Guru menginginkan
(TTDL/Mr-03/Pe-2) siswa untuk menyimpulkan teks tanggapan yang sudah dibaca
sebelumnya. Pada struktur yang terdapat dalam data tersebut
menggunakan struktur imperatif karena memerintah siswa yang
sudah membaca teks tanggapan dapat menyimpulkan informasi
dari hasil bacaan.
16. Coba aktif dulu ya anak-anak Memerintah Selanjutnya ketika guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan
kok gak pada muncul di grup. informasi bacaan ternyata tidak ada siswa yang merespon
Nanti kalian tidak mengerti. pertanyaan dari guru sehingga guru memberikan tuturan
(TTDL/Mr-04/Pe-2) memerintah secara langsung dengan cara memerintah siswa
untuk aktif dalam pembelajaran. Guru menggunakan struktur
imperatif karena memerintah siswa ikut hadir dalam
pembelajaran, tidak hanya diam saja ketika diberi pertanyaan
dan supaya siswa paham saat guru memberikan materi
pembelajaran.
110

17. Ya, ibu izinkan Aska untuk Mengizinkan Saat pembelajaran berlangsung ada salah satu siswa
membeli voucer hp, jika sudah mengatakan dengan santun mengucapkan maaf terlebih dahulu
bergabung lagi ya di grup. untuk meminta izin kepada guru agar bisa membeli voucer hp
(TTDL/Mz-03/Pe-2) karena sudah mau habis. Lalu guru memberikan tuturan
mengizinkan langsung kepada siswa yang bernama Azka. Guru
mengizinkan siswa membeli voucer hp dengan syarat jika
sudah membeli voucer, Azka ikut bergabung lagi ke dalam
grup whatsapp. Maksud dari tuturan guru memberikan izin
sekaligus memastikan agar siswa tersebut ikut bergabung lagi.
Dilihat dari segi strukturnya menggunakan struktur imperatif
karena mengandung perintah agar siswa bergabung lagi ke
dalam pembelajaran.

18. Yang lainnya juga menjawab Melarang Data tuturan guru menggunakan tindak tutur langsung dengan
yaa. Jangan diam saja. maksud melarang. Setelah siswa yang bernama Azka meminta
(TTDL/Ml-03/Pe-2) izin untuk membeli voucer hp lalu ada siswa lain menjawab
pertanyaan soal tentang menyimpulkan informasi teks
tanggapan Lukisan Student Hidjo akan tetapi respon dari siswa
yang menjawab kurang sehingga guru memberikan tuturan
melarang yang langsung ditujukan kepada siswa yang tidak
menjawab. Setelah guru memberikan tuturan melarang siswa
yang lainnya juga ikut menjawab pertanyaan selanjutnya yang
ada dibuku. Tuturan guru memiliki struktur yang imperatif
karena mengandung maksud perintah untuk siswa yang tidak
menjawab ikut menjawab pertanyaan.
19. Bagaimana ada yang belum Menanya Data tuturan termasuk tuturan menanya. Tuturan guru terjadi
paham anak-anak materi yang karena setelah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
111

telah ibu sampaikan?. ada dibuku dan guru memberikan tuturan menanya langsung
(TTDL/Mn-05/Pe-2) kepada siswa dengan kata “Bagaimana”. Tuturan yang
diberikan guru untuk memastikan apakah siswa yang ikut
pembelajaran paham dengan materi yang disampaikan guru.
Sehingga guru memiliki maksud siswa yang tidak paham
bertanya. Struktur dari tuturan guru ialah struktur interogati
karena mencari tau apakah ada siswa yang tidak maksud
dengan materi yang sudah diberikan.
20. Yang namanya Silva belum Menanya Tuturan terjadi ketika siswa ditanya apakah sudah paham
ngabarin ibu yaa. dengan materi yang telah guru sampaikan. Lalu guru melihat
(TTDL/Mn-06/Pe-2) siswa yang bernama Silva tidak juga terlihat sampai waktu
pembelajaran selesai. Oleh sebab itu guru memberikan tuturan
langsung menanya kepada Silva dan berharap Silva membuka
grup pembelajaran lalu menjelaskan mengapa sampai akhir
pembelajaran tidak mengkonfirmasi guru terkait dengan dirinya
tidak ikut pembelajaran. Struktur yang terdapat pada tuturan
guru menggunakan struktur interogatif.
21. Semoga yang lainnya tidak Menasihati Data tersebut merupakan tindak tutur direktif langsung
seperti itu yaa, selalu menasihati karena guru langsung memberikan nasihat kepada
semangat belajar supaya kelak siswa dengan penanda “Semoga” dan strukturnya
kalian menjadi anak-anak deklaratifkarena ditujukan langsung kepada siswa. Sehingga
yang bisa membanggakan guru memberikan tuturan“Semoga yang lainnya tidak seperti itu
orang tua dan negara. yaa” maksud dari tuturan tersebut guru berharap tidak ada lagi
(TTDL/Ms-02/Pe-2) kejadian seperti yang dilakukan oleh temannya yang bernama
Silva dan guru memberikan petuah kepada siswa untuk terus
semangat dalam belajar karena ilmu yang didapatkan akan
bermanfaat dimasa depan.
22. Kemarin kan ibu minta untuk Meminta Turan tersebut terjadi pada pertemuan ketiga guru seperti biasa
112

membaca, anak-anak sudah memberikan salam lalu guru mempersilahkan siswa untuk
membaca materinya atau presensi kehadiran. Setelah semua siswa sudah presensi guru
belum? melanjutkan materi. Pada minggu lalu guru meminta siswa
(TTDL/Mt-03/Pe-3) untuk membaca terlebih dahulu sebelum waktu pembelajaran
dimulai dengan tuturan meyakinkan “Kemarin kan ibu minta”.
Maksudnya jika siswa sudah membaca materi siswa sudah
mengerti isi materi yang akan dipelajari selanjutnya. Struktur
pada data tuturan guru menggunakan struktur imperatif dan
interogatif karena guru menyuruh siswa untuk membaca dan
guru bertanya apakah siswa sudah membaca materi atau belum.
23. Jika ada siswa yang belum Meminta Tuturan tersebut terjadi karena sebagian siswa menjawab sudah
membaca materinya tolong membaca materi, sehingga guru meyakinkan siswa dengan
dibaca dulu ya. tuturan langsung meminta. Tuturan guru mengandung struktur
(TTDL/Mt-04/Pe-3) imperatif karena guru menyuruh siswa untuk membaca materi.
Dapat dilihat tuturan yang diujarkan guru dengan kata “tolong”
meminta dengan meyakinkan agar siswa yang belum membaca
materi segera untuk membaca.
24. Seandainya sudah pada Meminta Setelah menunggu selama 5 menit untuk siswa membaca
membaca, pasti sudah pada materi. Guru seketika memberikan tuturan tidak langsung
paham. meminta kepada siswa karena pada tuturan guru terdapat kata
(TTDTL/Mt-01/Pe-3) “seandainya”. Hal ini diketahui bahwa tuturan guru
menggunakan struktur deklaratif dan maksudnya meminta.
Tuturan guru tidak hanya bermaksud untuk memberitahukan
saja akan tetapi, guru secara tidak langsung menginginkan agar
para siswa dapat membaca materi sebelum pembelajaran
dimulai tanpa diperintah guru supaya ketika guru bertanya
siswa bisa menjawab.
113

25. Siapa yang bisa menyebutkan Menanya Selanjutnya setelah semua siswa membaca materi, guru
Struktur Teks Tanggapan? bertanya langsung apakah siswa sudah selesai membaca. Lalu
(TTDL/Mn-07/Pe-3) guru memberikan tuturan dengan memeriksa apakah siswa
yang sudah membaca materi bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Guru bertanya kepada siswa mengenai
“Struktur Teks Tanggapan” adakah siswa yang bisa
menyebutkan apa saja struktur teks tanggapan. Sehingga tanpa
ditunjuk siswa yang sudah membaca dapat menjawab
pertanyaan. Tuturan tersebut dikatakan tuturan langsung
menanya karena pada kata ‘siapa’ ditujukan langsung kepada
siswa. Oleh karena itu, tuturan tersebut menggunakan struktur
interogatif karena guru ingin mencari tahu siswa yang bisa
menyebutkan struktur teks tanggapan.
26. Selanjutnya coba perhatikan Memerintah Ketika siswa menjawab pertanyaan mengenai struktur teks
bagian bahasa teks tanggapan tanggapan, guru melanjutkan materi pembelajaran. Tuturan
dipenjelasan yaitu bahasanya tersebut mengandung langsung memerintah karena dalam
seperti apa? tuturan guru memerintah siswa untuk melihat materi. Setelah
(TTDL/Mr-05/Pe-3) melihat materi guru memerintah siswa untuk memperhatikan
bagian bahasa teks tanggapan. Tuturan guru memerintah siswa
untuk menjelaskan seperti apa bahasa yang digunakan dalam
teks tanggapan. Dilihat dari segi tuturan guru menggunakan
struktur imperatif karena memerintah siswa untuk
memperhatikan materi sehingga siswa dapat memahami.
27. Bagaimana cara memuji Menanya Guru mencoba lagi apakah siswa bisa menjawab pertanyaan
secara tepat ada yang bisa guru, sehingga guru memberikan pertanyaan terus menerus
menjawab? Ibu lihat cuma untuk memotivasi siswa menjawab/aktif dalam pembelajaran .
pada membaca grup saja ya. Guru memberikan pertanyaan dengan menggunakan tindak
(TTDTL/Mn-02/Pe-3) tutur tidak langsung menanya karna banyak siswa yang hanya
114

melihat grup saja tanpa menjawab pertanyaan guru. Sehingga


guru memberikan tuturan dengan bertanya “bagaimana cara
menguji secara tepat?” Lalu guru juga memberikan tuturan
menyindir siswa “Ibu lihat Cuma pada membaca grup saja ya”.
Tuturan tersebut dijadikan guru untuk membuat siswa yang
hanya melihat grup dapat menjawab pertanyaan. Struktur dan
maksud tuturannya sama yaitu struktur interogatif dan
maksdunya menanyakan akan tetapi tuturan guru tidak
langsung ditujukan kepada mitra tutur.
28. Wah anak-anak yang sudah Memerintah Data tuturan guru termasuk tindak tutur langsung memerintah.
menjawab ibu akan beri nilai. Disebut tuturan langsung karena guru langsung memerintah
Selain yang tidak menjawab siswa yang tidak menjawab untuk aktif ketika pembelajaran
bisa lebih aktif lagi yaa. berlangsung. Tuturan guru dituturkan untuk siswa yang tidak
(TTDL/Mr-06/Pe-3) menjawab dengan iming-iming tambahan nilai yang akan
diberikan oleh guru. Sehingga siswa yang tidak menjawab
termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.Tuturan guru
menggunkan struktur imperatif karena guru memerintah siswa
untuk aktif dalam pembelajaran dengan memberikan sesuatu
yang berupa tambahan nilai.
29. Situasi khusus itu maksudnya Memerintah Sebelumnya guru memberikan motivasi untuk siswa yang
gimana anak-anak? Coba kurang aktif dalam pembelajaran sehingga guru memberikan
Elfina dijawab pertanyaan tambahan nilai untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan.
ibu? Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang “Situasi
(TTDL/Mr-07/Pe-3) khusus maksudnya bagaimana” namun guru memerintah
langsung salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan. Maksud
dari tuturan guru agar siswa yang bernama Elfina menjawab
pertanyaan yang diberikan guru. Dalam segi struktur guru
menggunakan struktur imperatif karena guru memberikan
115

pertanyaan dengan memerintah siswa yang bernama Elfina


untuk menjawab.
30. Menerima pujian contoh Menanya Guru memberikan tuturan menanya. Tuturan guru termasuk
kalimatnya seperti apa? Ada tindak tutur langsung, karena guru bertanya kepada siswa
yang bisa mencontohkan? dengan memberikan pertanyaan agar siswa menjawab. maksud
(TTDL/Mn-08/Pe-3) dari tuturan guru yaitu guru memberikan pertanyaan namun
tidak menunjuk siswa agar siswa mempunyai rasa percaya diri
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Struktur
dalam tuturan guru yaitu interogatif karena guru bertanya
kepada siswa dan guru menginginkan siswa dapat menjawab
pertanyaan.
31. Yaa silahkan Suci dijawab. Mengizinkan Guru memberikan pertanyaan dan siswa menjawab tapi tidak
(TTDL/Mz-04/Pe-3) langsung menjawab, siswa tersebut hanya menyebutkan nama
agar guru mengizinkan siswa untuk menjawab. Kemudian,
siswa meminta izin dan guru memberikan izin kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan sebelumnya. Pada struktur guru
menggunakan imperatif yaitu dengan menyuruh siswa yang
bernama Suci menjawab.
32. Nomor absen setelah Ajeng Mengizinkan Setelah guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa.
siapa?. Mengkritik evaluasi itu Guru memberitahu bahwa pembelajaran akan segera selesai.
seperti apa? Guru memastikan apakah siswa sudah paham dengan materi
(TTDL/Mz-05/Pe-3) yang disampaikan dan guru juga menyampaikan materi terakhir
tentang ‘mengkritik, alternatif saran, dan bukan mengkritik’.
Selanjutnya guru bertanya nomor absen setelah Ajeng siapa,
dan guru secara langsung mengizinkan siswa yang memiliki
nomor absen setelah Ajeng untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan guru. Tuturan tersebut mengandung struktur imperatif
dan interogatif yang ditujukan untuk mengizinkan siswa
116

menjawab serta bertanya mengenai absen berikutnya.


33. Ada yang ingin ditanyakan Menanya Setelah siswa menjawab pertanyaan lalu guru memberikan
sebelum ibu tutup sedikit kesimpulan tentang bagaimana ketika kita mengkritik
pembelajaran hari ini? seseorang tidak boleh sembarangan tempat dan waktunya. Guru
(TTDL/Mn-09/Pe-3) juga memberi tahu sifat dari saran yaitu positif yang bisa dilihat
sebagai bantuan untuk seseorang. Setelah itu, guru bertanya
kepada siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Guru menggunakan struktur interogatif karena guru bertanya
kepada siswa tentang materi yang ingin ditanyakan sebelum
guru menutup pembelajaran.

34. Jika tidak ada yang ditanyakan Menasihati Data tersebut ialah menasihati secara tidak langsung. Tuturan
Ibu beri tugas kalian halaman tersebut terjadi karena siswa tidak bertanya tentang materi
106 'Pertanyaan Telaah' pembelajaran. Lalu guru memberikan tugas kepada siswa dan
kerjakan dikertas folio, nanti memerintah siswa jika sudah mengerjakan tugas diharapkan
ketua kelas mengumpulkan ke untuk mengumpulkan ke sekolahan. Tuturan guru secara tidak
Ibu di sekolahan ya. Kalau langsung menasihati siswa yang tidak mempunyai buku untuk
tidak punya bukunya harusnya berusaha meminjam kepada teman. Pada tuturan guru terdapat
usaha ya? Bagaimana struktur interogatif dan deklaratif karena guru memiliki maksud
caranya? lain selain menasihati yaitu guru memberi tahu untuk siswa
(TTDTL/Ms-01/Pe-3) yang tidak mempunyai buku meminjam teman.

35. Assalamualaikum Mengizinkan Pada pertemuan keempat. Guru membuka pembelajaran dengan
warrahmatullahi mengucapkan salam. Guru memberikan tuturan langsung
wabbarakatuh anak-anakku. mengizinkan siswa untuk segera presensi kehadiran. Maksud
Silahkan presensi terlebih tuturan tersebut guru mengizinkan siswa untuk segera presensi
dahulu ya. terlebih dahulu sebelum guru memulai pembelajaran. Dilihat
(TTDL/Mz-06/Pe-4) dari segi strukturnya ialah imperatif karena menyuruh siswa
117

untuk segera melakukan presensi.


36. Siapa yang belum presensi? Menanya Setelah siswa melakukan presensi kehadiran. Guru bertanya
Segera presensi ya, setelah itu secara langsung kepada siswa dengan tuturan ‘Siapa yang
kita masuk ke materi belum presensi?’ tuturan tersebut menunjukkan bahwa guru
selanjutnya. mengecek kehadiran siswa yang belum presensi dan siswa yang
(TTDL/Mn-10/Pe-4) belum presensi diharapkan segera presensi. Setelah semua
siswa melakukan presensi guru akan memberikan materi
selanjutnya. Tuturan guru termasuk ke dalam struktur
interogatif karena guru mencari tahu siapa siswa yang belum
melakukan presensi.
37. Baik, jika sudah presensi Meminta Setelah siswa menjawab pertanyaan guru tentang presensi
semua, ibu minta yang belum kehadiran. Guru memberikan tuturan dengan meyakinkan
membaca materi hari ini apakah siswa sudah semua melakukan presensi. Guru juga
dibaca dulu. memberikan tuturan meminta langsung kepada siswa bahwa
(TTDL/Mt-05/Pe-4) siswa diminta untuk membaca materi yang akan dipelajari hari
itu juga. Disebut tuturan meminta langsung karena tuturan yang
diberikan guru langsung ditujukan kepada siswa yang sudah
melakukan presensi kehadiran. Pada struktur yang digunakan
ialah struktur imperatif karena guru meminta siswa membaca
materi.
38. Siapa yang menulis novel Menanya Guru memberikan waktu siswa untuk membaca materi. Setelah
Pulang karya Tereliye?. itu guru bertanya kepada siswa apakah sudah selesai membaca.
(TTDL/Mn-11/Pe-4) Tuturan tersebut diberikan guru secara langsung menanya
karena guru percaya bahwa siswa sudah membaca materi dan
guru memberikan tuturan bertanya ‘siapa yang menulis novel
Pulang karya Tereliye?’.Tuturan guru ditujukan kepada siswa
agar siswa bersiap-siap untuk menjawab pertanyaan. Struktur
yang tedapat dalam tuturan adalah struktur interogatif yang
118

dimaksudkan untuk mengetahui bacaan siswa tentang materi


sehingga siswa bisa menjawab pertanyaan.
39. Yang Suci ini, ibu pahami Menanya Selesai guru memberikan pertanyaan kepada siswa, guru
sudah tidak masuk bertanya kepada salah satu nama yaitu Suci. Guru merasa Suci
pembelajaran beberapa kali tidak mengikuti pembelajaran. Guru memberikan tuturan
ya?. langsung menanya. Pada tuturan guru bertanya dengan
(TTDTL/Mn-03/Pe-4) menanyakan sudah berapa kali tidak mengikuti pembelajaran
grup whatsapp. Lalu siswa yang bernama Suci menjawab
pertanyaan guru dengan memberikan jawaban bahwa dirinya
tidak mengikuti pembelajaran selama 2 kali. Pada struktur yang
digunakan ialah struktur interogatif karena guru ingin bertanya
sekaligus ingin mengetahui Suci tidak mengikuti pembelajaran
selama beberapa kali.
40. Lanjut yaa, ibu minta Meminta Tuturan tersebut terjadi setelah guru memberikan masukan
sekarang kalian buat kepada ketua kelas untuk memastikan teman-temannya
tanggapan atas tulisan Priyo sebelum mengikuti pembelajaran. Guru melanjutkan
Windiarto. pembelajaran dengan menggunakan kata ‘lanjut’. Siswa
(TTDL/Mt-06/Pe-4) membaca tulisan Priyo Windiarto sehingga guru memberikan
tindak tutur langsung meminta karena guru meminta siswa
untuk menanggapi tulisan Priyo Windiarto yang sudah dibaca.
Tuturan guru menggunakan imperatif karena langsung
ditujukan untuk siswa menanggapi karya tulisan penulis.
41. Ayo kerjakan dulu yaa nanti Memerintah Tuturan tersebut dituturkan guru saat guru memberikan
kalau selesai langsung beri peringatan kepada ketua kelas untuk lebih teliti dalam
tanggapan aja. memastikan teman-temannya saat mengikuti pembelajaran.
(TTDL/Mr-08/Pe-4) Guru memberikan tuturan memerintah langsung karena guru
memerintah siswa dengan kata ‘Ayo’ yang artinya ingin
membuat siswa semangat untuk segera menjawab. Maksud dari
119

tuturan guru adalah guru memerintah siswa untuk mengerjakan


pertanyaan tanggapan dan ketika sudah selesai menanggapi
siswa dipersilahkan langsung untuk menjawab .Data tuturan
menggunakan struktur imperatif karena guru memerintah siswa
untuk menanggapi tulisan karya penulis dan memerintah siswa
untuk langsung menjawab saja.
42. Pintar sekali anak-anak. Meminta Setelah siswa menjawab pertanyaan untuk menanggapi, ada 2
Seandainya yang lain pada siswa yang langsung menanggapi. Namun, guru menginginkan
aktif untuk menjawab beberapa siswa untuk menjawab. Sehingga guru memberikan
pertanyaan dari ibu pasti tutur meminta tidak langsung karena menggunakan kata
tambah seru nih grupnya. ‘seandainya’ untuk menyindir siswa lain yang tidak menjawab.
(TTDTL/Mt-02/Pe-4) Maksud tuturan guru memberikan pujian kepada siswa agar
siswa merasa bangga dengan jawaban yang sudah diberikan.
Tetapi, dalam tuturan guru juga menyindir siswa lain yang aktif
namun tidak memberi jawaban agar siswa lain termotivasi
untuk menjawab. Tuturan data tersebut menggunakan struktur
imperatif dan modus kalimatnya deklaratif, mengapa demikian
karena guru memerintah siswa yang tidak aktif untuk aktif dan
guru memberitahu jika siswa aktif pembelajaran tambah
menyenangkan.
43. Pekan kemarin Ibu sudah Menanya Pada awal pembelajaran guru seperti biasa memberikan salam,
memberi tugas. Tugasnya selanjutnya siswa melakukan presensi kehadiran. Guru bertanya
apa? Ada yang masih ingat kepada siswa mengenai tugas yang diberikan pada minggu lalu
gak ya. dengan tuturan “Pekan kemarin” maksud tuturan guru adalah
(TTDL/Mn-12/Pe-5) guru memberitahu bahwa minggu lalu guru memberikan tugas,
dan guru bertanya kepada siswa mengenai tugas apa yang
diberikan. Guru juga mengetes daya ingat siswa apakah siswa
ingat dengan tugas yang guru berikan sehingga tuturan tersebut
120

terjadi. Struktur yang ada pada tuturan tersebut interogatif


karena guru bertanya tentang tugas yang diberikan dan mencari
tau adakah siswa mengingat tugas tersebut.
44. Wah ada yang ingat yaa. Ibu Menanya Guru bertanya kepada siswa mengenai tugas yang sudah
mau tanya siapa yang belum diberikan minggu lalu. Ternyata ada siswa yang ingat dan
paham? mengatakan bahwa tugasnya memuat karya tulis, seni, atau bisa
(TTDTL/Mn-04/Pe-5) disebut juga dengan prakarya. Sehingga guru memberikan
tuturan dengan bangga ada siswa yang mengingat tugas dapat
dilihat “Wah ada yang ingat yaa” selain itu guru bertanya
dengan menggunakan tuturan langsung yang ditujukan
langsung kepada siswa yang tidak paham mengenai tugas.
Siswa menjawab sudah paham dengan tugas yang diberikan.
Struktur tuturan adalah interogatif karena guru bertanya adakah
siswa yang belum paham dengan tugas yang diberikan guru
minggu lalu.
45. Siap siap ibu panggil yaa. Ibu Meminta Siswa menjawab paham dengan tugas yang diberikan oleh
minta Silva kirim hasil guru. Lalu tuturan guru menyuruh siswa untuk bersiap-siap
karyanya di grup sekarang. dengan tugas yang sudah dikerjakan. Guru meminta siswa yang
(TTDL/Mt-07/Pe-5) bernama Silva untuk mengirim tugasnya. Maksud tuturan guru
adalah agar siswa yang bernama Silva aktif dalam
pembelajaran dan guru juga ingin tahu apakah Silva sudah
mengerjakan tugas. Siswapun mengirimkan foto yang berisi
tugas karya seni gambar kupu-kupu. Strukturnya imperative
karna menyuruh langsung siswa yang bernama Silva
mengiriman tugas yang dikerjakan.
46. Coba Ajeng tanggapi karya Memerintah Sesudah siswa mengirimkan hasil tugasnya. Guru memerintah
seni yang sudah dikirimkan langsung siswa lain yang bernama Ajeng untuk menanggapi
Silva. hasil karya yangdibuat oleh temannya. Tuturan tersebut
121

(TTDL/Mr-09/Pe-5) dikatakan langsung karena guru langsung menunjuk siswa


dengan nama. Tuturan guru bermaksud untuk memerintah
Ajeng menjawab karena guru menginginkan semua siswa aktif
maka dari itu guru langsung menunjuk siswa. Pada strukturnya
menggunakan imperatif karena langsung ditujukan kepada
siswa yang bernama Ajeng.
47. Ada yang ingin mencoba Memerintah Siswa menjawab pertanyaan menanggapi hasil karya temannya.
menanggapi lagi? Lalu guru bertanya kepada siswa apakah ada lagi siswa yang
(TTDTL/Mr-01/Pe-5) ingin menanggapi tugas dari temannya. Dapat dilihat ketika
guru menuturkan ‘ada yang ingin mencoba menanggapi lagi?’
maksudnya guru secara tidak langsung memerintah siswa untuk
menanggapi hasil tugas yang dikerjakan temannya sehingga
tidak hanya satu orang saja yang menanggapi.Tuturan disebut
dengan memerintah tidak langsung karena guru menggunakan
struktur imperatif dan modus kalimatnya interogatif yaitu
memerintah dan maksud kalimatnya bertanya.
48. Ibu pilih dua anak lagi yaa, Mengizinkan Setelah guru memberikan kesempatan untuk siswa menanggapi
Elfina dan Safira. Silahkan ternyata tidak ada siswa lagi yang menanggapi. Guru memilih
kirim gambarnya. dua siswa untuk mempersiapkan hasil tugas yang dikerjakan.
(TTDL/Mz-07/Pe-5) Sehingga guru memilih dua siswa yang bernama Elfina dan
Safira. Tuturan langsung mengizinkan kepada siswa memiliki
maksud guru mempersilahkan siswa tersebut untuk mengirim
hasil tugas yang sudah dikerjakan. Dari segi data tuturan
menggunakan struktur imperatif karena langsung memerintah
yang ditujukan kepada Elfina dan Safira.
49. Sudah pada paham ya anak- Meminta Tuturan terjadi setelah siswa menjawab hasil karya yang
anakku materi selanjutnya diberikan guru. Guru bertanya kepada siswa mengenai
pembelajaran yang sudah diberikan guru dengan tuturan apakah
122

bagian Kegiatan Literasi. Ibu siswa sudah paham. Guru bertanya karena guru akan
minta kalian cari buku bidang melanjutkan materi. Guru meminta langsung siswa untuk
sosial budaya yang disuka dan mencari buku yang termasuk ke dalam bidang sosial sesuai
dengan yang siswa suka dan memang pantas untuk dibaca.
memang layak dibaca.
Guru menggunakan struktur deklaratif karena tuturan guru
(TTDL/Mt-08/Pe-5) memberitahu siswa untuk mencari buku yang disukai oleh
siswa supaya siswa membaca buku tersebut.
50. Untuk laporan dan jawaban Menasihati Siswa menjawab tugas yang diperintahkan guru yaitu untuk
dari pertanyaan yang ada mencari buku dalam bidang sosial. Guru memberikan tugas.
dibuku halaman 114 Untuk tugas guru sedikit memberi masukan tentang ketika
siswa sudah selesai dalam mengerjakan tugas siswa diharapkan
sebaiknya dipisah yaa supaya
untuk memisahkan masing-masing laporan dan jawaban sendiri
ibu gampang untuk supaya untuk memudahkan guru dalam mengoreksi hasil
mengoreksinya..Nanti pekerjaan siswa. Tuturan tersebut dikatakan menasihati
kumpul lagi ke ketua kelas langsung karena ditujukan kepada siswa untuk rapih dalam
seperti biasanya. mengumpulkan tugas. Segi tuturan yang digunakan adalah
(TTDL/Ms-04/Pe-5) struktur deklaratif karena guru memberikan informasi ketika
siswa mengumpulkan tugas.
123

Lampiran 3. Pembelajaran Daring di Grup Whatsapp Bahasa


Indonesia di Grup WhatsappKelas IX-1
124
125
126
127
128
129
130

Lampiran 4. Verifikasi Korpus


131
132
133
134
135
136
137

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi Waktu : 2 Jam Pelajaran x 40 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu menelaah struktur teks prosedur dengan
benar dan peserta didik diharapkan mampu menelaah aspek kebahasaan
teks prosedur dengan benar.

B. Media Pembelajaran, Alat, dan Sumber Belajar


Media : Power point materi, Video cara membuat sesuatu
Alat : Whiteboard, spidol, laptop, LCD
Sumber Belajar : Buku Bahasa Indonesia Kelas VII, Internet, Hasil
Penelitian

C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Awal
Guru memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai
Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum pembelajaran dimulai
Guru memeriksa kehadiran peserta didik
Guru melakukan pembukaan dengan menanyakan kepada siswa
“pernahkah membuat sesuatu atau memberikan tutorial membuat
sesuatu?”
Kegiatan Inti
Kegiatan Literasi Guru menanyakan kepada siswa tahukah siswa tentang
teks prosedur?
Critical Thinking Guru menyampaikan struktur teks prosedur, ciri
kebahasaan teks prosedur, dan guru memberikan
contoh ciri kebahasaan teks prosedur dari dialog yang
terdapat pada hasil penelitian. Guru menayangkan
video cara membuat SIM yang diunduh dari youtube
Collaboration Peserta didik ditugaskan membuat teks prosedur
dengan menampilkan ciri kebahasaan yang terdapat
pada teks prosedur
Communication Peserta didik memaparkan hasil teks prosedur di depan
kelas
Creativity Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang
hal-hal yang telah dipelajari. Guru memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
Kegiatan Penutup
Melakukan refleksi atau umpan balik untuk memberikan penguatan kepada
peserta didik
138

Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran serta menyampaikan


pesan moral kepada peserta didik.

D. Kesimpulan dan Penilaian


Kesimpulan
 Peserta didik dapat menentukan struktur dan cirri kebahasaan teks
prosedur pada teks yang dibaca/ didengar.
Penilaian
a. Penilaian Sikap : Lembar Observasi
b. Penilaian Pengetahuan : Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Praktik

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

…………………………. ………………………….
139

Materi Dari Hasil Penelitian

Materi Pembelajaran
1. Struktur Teks Prosedur
Teks prosedur memiliki struktur yang terdiri dari:
1). Tujuan
2). Alat dan Bahan
3). Langkah-Langkah
4). Pentup/ Simpulan

2. Ciri Kebahasaan Teks Prosedur


Teks prosedur memiliki berbagai ciri kebahasaan sebagai berikut
1). Teks prosedur menggunakan kalimat perintah
Kalimat perintah ditandai dengan adanya hal yang harus dikerjakan.
Contoh kalimat perintah dalam percakapan pembelajaran:
“Coba nomor absen 2 jawab nomor 4 ya.”
Pada kalimat di atas, kata ‘Coba’ merupakan kata yang berfungsi
memerintah seseorang untuk melakukan menjawab pertanyaan.
Di dalam prosedur teks kalimat perintah adalah kalimat utama dimana
seseorang diperintahkan untuk melakukan sesuatu atau membuat
sesuatu sesuai prosedur yang diperintahkan, misalnya arahkan,
tambah, uji, besarkan, kecilkan,campurkan, dan lain sebagainya.

2). Teks prosedur menggunakan kalimat deklaratif


Kalimat deklaratif bertujuan untuk memberikan informasi kepada
pendengar maupun pembacanya tentang sesuatu yang diketahui oleh
pembaca atau penulisnya.
Contoh kalimat deklaratif dalam percakapan :
“Ya, ibuizinkan Aska untuk membeli voucer hp, jika sudah
bergabung lagi ya di grup.”
140

Kalimat di atas merupakan kalimat pernyataan yang berisi informasi


bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Di dalam prosedur teks,
kalimat deklaratif juga sering digunakan untuk menjelaskan sesuatu.
Contoh: “pastikan helm sudah terkunci dengan benar. Surat kendaraan
seperti SIM dan STNK juga harus dibawa saat berkendara”.
Contoh di atas adalah contoh kalimat deklaratif dalam prosedur teks
tentang cara berkendara yang aman.

3). Teks prosedur menggunakan kalimat interogatif


Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengandung pertanyaan yang
berisi informasi yang perlu dijelaskan.
Contoh kalimat interogatif dalam pembelajaran :
“Bagaimana ada yang belum paham anak-anak materi yang telah ibu
sampaikan?.”
Kalimat di atas berisi pertanyaan tentang apakah para siswa sudah
memahami materi pembelajaran. Prosedur teks juga menggunakan
kalimat interogatif yang biasanya berfungsi untuk menjelaskan topik
apa yang sedang dibicarakan.
Contoh: “bagaimana cara menghidupkan computer? Berikut ini
langkah-langkah menghidupkan computer”.

4). Teks prosedur menggunakan konjungsi


Konjungsi dikenal sebagai kata hubung yang berfungsi sebagai
penghubung antarkata, antarklausa, atau antarkalimat agar kata atau
kalimat memiliki keterkaitan.
Contoh dalam percakapan :
“Ayo kerjakan dulu yaa, nanti kalau selesai langsung beri tanggapan
aja.”
Kata kalau merupakan contoh konjungsi. Contoh lain konjungsi
adalah konjungsi persyaratan yang merupakan kata penghubung yang
menyatakan syarat, contoh seperti kata jika, bila, andai, kalau, asalkan
141

dan konjungsi temporal yang merupakan kata penghubung yang


menandai adanya urutan waktu, contohnya lalu, kemudian,
selanjutnya, setelahnya.

Teks prosedur juga menggunakan konjungsi dalam menghubungkan


antarkalimat, antarkata, dan antarklausa seperti contoh berikut.
“Tambahkan air sebanyak satu gelas. Jika sudah mendidih, masukan
gula dan koreksi rasa”.
Kata jika merupakan contoh konjungsi antarkalimat. Sedangkan kata
dan adalah konjungsi antarklausa.
142

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian


143

Realisasi Tindak Tutur Direktif Guru di Grup Whatsapp Bahasa Indonesia Kelas IX-1 SMP N 3 Gadingrejo
dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Anda mungkin juga menyukai